2.1.2.10. Pengendalian Nyamuk Aedes aegypti
Pengendalian vektor adalah semua kegiatan atau tindakan yang ditujukan untuk menurunkan populasi vektor serendah mungkin, sehingga keberadaannya
tidak lagi berisiko menularkan penyakit tular vektor atau menghindarkan masyarakat dari vektor, sehingga penularan penyakit dapat dicegah dalam hal ini
vektor yang dimaksud adalah nyamuk Kemenkes RI, 2012.
2.1.2.10.1. Pengendalian Secara Kimiawi
Pengendalian secara kimiawi dilakukan dengan memakai bahan yang mampu membunuh atau menghalau serangga. Cara ini dengan menyemprot
insektisida ke sarang-sarang nyamuk, seperti got, semak, dan ruangan rumah. Selain penyemprotan, bisa juga dilakukan penaburan insektisida larvasida
butiran ke tempat jentik nyamuk demam berdarah biasa bersarang. Contoh larvasida adalah temephos dan metophrene yang ditaburkan di tempat
penampungan air Nikmah, 2015.
2.1.2.10.2. Pengendalian Secara Biologi
Pengendalian dengan cara ini dapat dilakukan dengan cara memperbanyak pemangsa atau musuh alami dari serangga yang menjadi vektor atau hospes
perantara. Terdapat beberapa parasit, bakteri, dan virus dapat digunakan sebagai pengendali pertumbuhan nyamuk. Parasit serupa serangga dapat digunakan
sebagai pengendali nyamuk dewasa. Beberapa jenis ikan merupakan pemangsa yang cocok dalam pengendalian vektor stadium larva nyamuk, contoh ikan
pemangsa, ikan kepala timah, cetul, dan Gambussa affiis. Bakteri thuringiensis, cacing nematoda Rommanomermis iyengari. Cacing nematoda ini dapat
menembus badan larva nyamuk yang hidup sebagai parasit sampai larva mati Safar, 2009.
2.1.2.10.3. Pengendalian Secara Mekanik
Pengendalian ini langsung dengan menggunakan alat yang dapat membunuh, menangkap, menghalau, menyisir, dan mengeluarkan serangga dari jaringan-
jaringan tubuh. Misalnya menggunakan baju pelindung, memasang kawat kasa di jendela, memasang kelambu, dan pemasangan perangkap nyamuk, memasang
perangkap telur ovitrap Safar, 2009.
2.1.3. Keberadaan Jentik
Pada survei entomologi DBD terdapat 5 kegiatan pokok, yaitu pengumpulan data terkait, survei telur, survei jentik atau larva, survei nyamuk,
dan survei lain-lain. Survei entomologi DBD mengamati perilaku dari berbagai lingkungan vektor, cara-cara pemberantasan vektor, dan cara-cara menilai hasil
pemberantasan vektor. Namun dalam penelitian ini hanya mengenai keberadaan jentik, jadi menggunakan survei jentik. Survei jentik dapat dilakukan dengan cara:
1. Metode Single Larva Metode ini melihat setiap kontainer yang ditemukan jentik, satu ekor
jentik akan diambil sebagai sampel untuk dilakukan pemeriksaan spesies jentik dan identifikasi lebih lanjut jenis jentik tersebut. Jentik yang diambil ditempatkan
dalam botol kecil vial bottle, kemudian diberi label sesuai dengan nomor tim survei, nomor lembar formulir berdasarkan nomor rumah yang disurvei, serta
nomor kontainer dalam formulir.