Strategi dalam Pembelajaran IPS

2. Berinisiatif mendayagunakan lingkungan sekitar sekolah sebagai sumber belajar 3. Pendayagunaan lingkungan sebagai sumber belajar, misalnya : a. Memanfaatkan batu-batuan, tanah, tumbuh-tumbuhan, keadaan alam, pasar, kondisi sosial, ekonomi, dan budaya kehidupan yang berkembang dimasyarakat. b. Mengupayakan peningkatan pengetahuan guru dan didorong terus untuk menjadi guru yang kreatif dan profesional, terutama dalam pengadaan serta pendayagunaan fasilitas dan sumber belajar secara luas, untuk mengembangkan kemampuan peserta didik secara optimal. c. Upaya ini harus menjadi kepedulian bersama antara kepala sekolah, komite sekolah, dan pengawasan sekolah secara profesional. Dalam penelitian ini penggunaan dan penguasaan terhadap media dan sumber pembelajaran sangat penting untuk menunjang pemahaman peserta didik agar lebih memahami materi pembelajaran dengan baik. Maka guru dituntut untuk bisa dan mampu memilih serta menggunakan media dan sumber belajar yang cocok dengan materi pembelajaran yang akan disampaikan.

c. Penguasaan metode pembelajaran IPS

Metode mengajar adalah cara-cara pelaksanaan daripada proses pembelajaran atau soal bagaimana teknisnya sesuatu bahan pelajaran diberikan kepada murid-murid di sekolah Winano dalam B. Suryosubroto, 2002: 148. Jadi metode pembelajaran merupakan cara guru untuk mengorganisasikan materi pelajaran dan siswa agar terjadi suatu kondisi belajar yang efektif dan efisien. Metode pembelajaran yang dimaksud dalam penelitian ini adalah metode pembelajaran yang harus diatur oleh guru dalam mengajar IPS Terpadu. Pupuh Faturrohman dan M. Sobri Sutikno 2009: 88 menyatakan bahwa metode pembelajaran adalah cara-cara menyajikan materi pelajaran yang dilakukan oleh pendidik agar terjadi proses pembelajaran pada diri siswa dalam upaya untuk mencapai tujuan. Metode dalam rangkaian proses pembelajaran memegang peranan penting. Keberhasilan implementasi strategi pembelajaran sangat tergantung pada cara guru menggunakan metode pembelajaran, karena suatu strategi pembelajaran hanya mungkin dapat diimplementasikan melalui penggunaan metode pembelajaran. Menurut syaiful Bahri Djamarah 2006: 86 Pemilihan metode mengajar yang kurang tepat justru akan mempersulit guru untuk mencapai tujuan pembelajaran. Metode mengajar pada umumnya ditujukan untuk membimbing peserta didik dalam mengajar sesuai dengan bakat dan kemampuan masing-masing. Efektifitas penggunaan metode pembelajaran tergantung pada kesesuaian metode pembelajaran dengan tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, kemampuan guru, kondisi peserta didik, sarana dan prasarana, situasi dan kondisi serta waktu.

d. Penguasaan dalam pembuatan RPP IPS

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP merupakan realisasi dari pengalaman belajar peserta didik yang telah ditentukan pada silabus pembelajaran terpadu. Komponennya terdiri atas: identitas mata pelajaran, Kompetensi Dasar yang hendak dicapai, materi pokok beserta uraiannya, langkah pembelajaran, alat media yang digunakan, penilaian dan tindak lanjut, serta sumber bahan yang digunakan. Pada pembelajaran IPS menyusun desain RPP harus sesuai dengan Standar Isi, keterpaduan terletak pada strategi pembelajaran. Hal ini dikarenaka Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar telah ditentukan dalam Standar Isi. Trianto, 2012; 204. Cyntia 1993 dalam Hamid Darmadi 2010: 117 bahwa proses pembelajaran yang dimulai dengan fase pengembangan persiapan mengajar, ketika kompetensi dan metodologi telah diidentifikasi, akan membantu guru dalam mengorganisasikan materi standar, serta mengantisipasi peserta didik dan masalah-masalah yang mungkin timbul dalam pembelajaran. Sebaliknya tanpa persiapan mengajar, seorang guru akan mengalami hambatan dalam proses pembelajaran yang dilakukannya.

e. Pembuatan Pemetaan Pembelajaran Tematik

Pemetaan pembelajaran tematik dalam penelitian ini adalah pemetaan terhadap kompetensi dasar yang merupakan langkah awal untuk mengembangkan model pembelajaran, dimana dilakukan pemetaan pada semua Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar bidang kajian IPS per kelas yang dapat dipadukan. Kegiatan pemetaan ini dilakukan untuk memperoleh gambaran secara menyeluruh dan utuh. Model pembelajaran terpadu pada hakikatnya merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang memungkinkan peserta didik, baik secara individual atau kelompok aktif dalam mencari, menggali, dan menemukan konsep serta prinsip secara holistik dan otentik. Cara pengemasan pengalaman belajar yang dirancang guru sangat berpengaruh terhadap kebermaknaan pengalaman bagi para peserta didik. Pegalaman belajar lebih menunjukan kaitan unsur-unsur konseptual menjadikan proses pembelajaran lebih efektif. Kaitan konseptual yang dipelajari dengan sisi bidang kajian yang relevan akan membentuk skema konsep, sehingga peserta didik akan memperoleh keutuhan dan kebulatan pengetahuan. Beberapa ketentuan dalam pemetaan Kompetensi Dasar dalam pengembangan model pembelajaran IPS adalah sebagai berikut: 1. Mengidentifikasi beberapa Kompetensi Dasar dalam berbagai Standar Kompetensi yang memiliki potensi untuk dipadukan. 2. Beberapa Kompetensi Dasar yang tidak berpotensi dipadukan, jangan dipaksakan untuk dipadukan dalam pembelajaran. Kompetensi Dasar yang tidak diintegrasikan disajikan secara tersendiri. 3. Kompetensi Dasar dipetakan tidak harus berasal dari semua standar Kompetensi yang ada pada mata pelajaran IPS pada kelas yang sama, melainkan memungkinkan hanya dua atau tiga Kompetensi Dasar saja. 4. Kompetensi Dasar yang sudah dipetakan dalam satu topik tema masih bisa dipetakan dengan topiktema lainnya. Trianto, 2012: 199-200.

B. Penelitian yang Relevan

1. Merrina Haditama 2010, Deskripsi Kesulitan Guru Dalam pembelajaran IPS Terpadu di SMP Negeri dan Swasta pada Kecamatan Tanjung Senang Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2009-2010. Penelitian ini mengenai kesulitan guru tentang pembelajaran IPS Terpadu di SMP pada Kecamatan Tanjung Senang. Beda prinsip dalam penelitian ini adalah jika pada penelitian Merrina Haditama tahun 2010 yang diteliti ada empat variabel yang antara lain adalah penguasaan materi, metode pembelajaran, media pembelajaran, dan perangkat pembelajaran IPS Terpadu. Kemudian dalam penelitian ini terdapat lima variabel yang akan diteliti, yaitu kesulitan dalam penguasaan materi IPS Terpadu, kesulitan dalam penggunaan media dan sumber belajar, kesulitan dalam penggunaan metode pembelajaran, kesulitan dalam pembuatan RPP, dan kesulitan dalam pembuatan pemetaan pembelajaran tematik.

Dokumen yang terkait

AKTIVITAS SISWA DALAM PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN INKUIRI PADA MATA PELAJARAN IPS SMP NEGERI 1 MAGELANG TAHUN AJARAN 2012 2013

0 3 90

STRATEGI GURU DALAM INTERNALISASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA PEMBELAJARAN IPS SEJARAH MELALUI MEDIA FILM DOKUMENTER DI SMP NEGERI 2 BREBES TAHUN AJARAN 2012 2013

1 22 179

PEMBELAJARAN IPS TERPADU DI SMP SE KECAMATAN TENGARAN TAHUN AJARAN 2012 2013

0 2 185

UPAYA GURU DALAM MENGATASI HAMBATAN PEMBELAJARAN IPS TERPADU di SMP NEGERI 1 AMBARAWA (TAHUN AJARAN 2011 2012)

6 82 131

ANALISIS KESULITAN GURU DALAM PENERAPAN PEMBELAJARAN IPS TERPADU PADA KTSP SE-RAYON SMP NEGERI 37 MEDAN TAHUN AJARAN 2015/2016.

0 2 24

IDENTIFIKASI KESULITAN GURU IPA DALAM MELAKSANAKAN PEMBELAJARAN KURIKULUM 2013 DI SMP NEGERI 1 WONOGIRI Identifikasi Kesulitan Guru IPA Dalam Melaksanakan Pembelajaran Kurikulum 2013 Di SMP Negeri 1 Wonogiri Tahun Pelajaran 2014/2015.

0 2 16

IDENTIFIKASI KESULITAN GURU IPA DALAM MELAKSANAKAN PEMBELAJARAN KURIKULUM 2013 DI SMP NEGERI 1 WONOGIRI Identifikasi Kesulitan Guru IPA Dalam Melaksanakan Pembelajaran Kurikulum 2013 Di SMP Negeri 1 Wonogiri Tahun Pelajaran 2014/2015.

0 2 17

KESULITAN GURU MATEMATIKA SMP NEGERI DAN SWASTA KECAMATAN KLIRONG KABUPATEN KEBUMEN DALAM DESKRIPSI KESULITAN GURU MATEMATIKA SMP NEGERI DAN SWASTA KECAMATAN KLIRONG KABUPATEN KEBUMEN DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN KURIKULUM 2004.

0 1 14

KEPEMIMPINAN GURU DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SMP NEGERI 6 BLORA Kepemimpinan Guru Dalam Pembelajaran IPS di SMP Negeri 6 Blora.

0 0 15

”Studi Perbandingan Pembelajaran IPS Geografi pada Guru IPS SMP Negeri dengan Guru IPS SMP Swasta di Kota Tegal Tahun Ajaran 2008/2009.

0 1 92