PEMBELAJARAN IPS TERPADU DI SMP SE KECAMATAN TENGARAN TAHUN AJARAN 2012 2013

(1)

i

PEMBELAJARAN IPS TERPADU DI SMP

SE-KECAMATAN TENGARAN TAHUN AJARAN

2012/2013

SKRIPSI

untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Sejarah

Oleh

Arifiani Nourmalia 3101409030

JURUSAN SEJARAH

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2013


(2)

ii

KECAMATAN TENGARAN TAHUN AJARAN 2012/2013” telah disetujui oleh

Pembimbing untuk diajukan ke sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang pada:

Hari :

Tanggal :

Menyetujui,

Pembimbing I Pembimbing II

Arif Purnomo, S.Pd, S. S., M. Pd Andy Suryadi, S.Pd, M.Pd

NIP. 19730131 199903 1002 NIP. 19791124 200604 1001

Mengetahui: Ketua Jurusan Sejarah

Arif Purnomo, S.Pd, S.S., M.Pd NIP. 19730131 199903 1002


(3)

iii Ilmu Sosial, Universitas Negeri Semarang pada:

Hari :

Tanggal :

Penguji Utama

Dr. Subagyo, M. Pd NIP: 19510808 198003 1 003

Pembimbing I Pembimbing II

Arif Purnomo, S. Pd., S. S., M. Pd Andy Suryadi, S. Pd., M. Pd

NIP: 19730131 199903 1 002 NIP: 19541012 198901 1 001

Mengetahui:

Dekan Fakultas Ilmu Sosial

Dr. Subagyo, M.Pd NIP: 19510808 198003 1003


(4)

iv

saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian atau seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

Semarang, 2013

Arifiani Nourmalia NIM 3101409030


(5)

v MOTTO

Percaya dan yakin bahwa Tuhan selalu bersama kita

Hari ini harus lebih baik dari hari kemarin dan hari esok adalah

harapan

Pendidikan merupakan perlengkapan paling baik untuk hari tua

(Aristoteles)

PERSEMBAHAN

Dengan rasa syukur kepada Allah SWT atas segala karuniaNya, karya kecilku ini kupersembahkan untuk:

Allah SWT

Ibunda dan Ayah tercinta yang selalu mengalirkan doa dan kasihsayangnya yang tulus tanpa batas

Kakakku tersayang yang selalu memberikan semangat dan dukungannya dengan tulus

Dosen dan Guru yang telah memberikan ilmu yang bermanfaat

Teman-teman jurusan sejarah 2009


(6)

vi

limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi

dengan judul “Pembelajaran IPS Terpadu di SMP Se-Kecamatan Tengaran Tahun

Ajaran 2012/2013”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi syarat dalam menempuh studi strata 1 di Universitas Negeri Semarang guna meraih gelar Sarjana Pendidikan Sejarah, Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang.

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis memperoleh banyak bantuan dari berbagai pihak. Penulis mengucapkan terimakasih kepada Rektor Unnes, Prof. Dr. Fathur Rokhman M. Hum, Dekan Fakultas Ilmu Sosial Dr. Subagyo, M. Pd., dan Ketua Jurusan Sejarah Arif Purnomo, S. Pd., S. S., M. Pd. yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menimba ilmu di kampus konservasi Universitas Negeri Semarang.

Secara khusus penulis haturkan terimakasih kepada Dosen Pembimbing 1, Arif Purnomo, S.Pd., S.S., M. Pd. dan Dosen Pembimbing II Andy Suryadi, S. Pd, M.Pd. yang selalu sabar membimbing dengan baik serta memberikan dukungan dan motivasi kepada penulis dalam penulisan skripsi ini. Tiada untaian kata yang sanggup menggambarkan segala bantuan yang telah diberikan tanpa mengurangi sedikitpun rasa hormat dari penulis. Ucapan terimakasih juga penulis sampaikan kepada dosen-dosen jurusan sejarah atas ilmu yang telah ditularkan kepada penulis. Terimakasih juga untuk seluruh staff jurusan sejarah yang telah membantu kelancaran penulisan skripsi ini. Terimakasih juga untuk semua pihak


(7)

vii

Terimakasih yang sebesar-besarnya untuk ibunda tercinta Maemunah dan ayah Suwarno, S. Pd. untuk doa, dorongan, motivasi, dan kasih sayangnya yang diberikan untuk penulis sehingga penulis dapat dengan baik menyelesaikan skripsi ini. Terimakasih kepada kakakku tersayang Arief Hudaya, S. Pd. yang tiada henti memberi semangat dan kasih sayangnya yang tiada terkira.

Terimakasih untuk Ibu Puji yang memberikan tempat untuk singgah selama penelitian untuk skripsi ini dilakukan. Terimakasih untuk semua anak kost fillia dan untuk sahabat-sahabatku Nunuk, Ghonim, Ayu, Retno, Liana, Mukhlis, Sari, Ipit, Vida, Nana, Tika yang seringkali direpoti dan dimintai bantuannya serta selalu memberi semangat kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini. Terimakasih untuk teman-teman pendidikan sejarah 2009, terlalu banyak kisah suka dan duka selama kita duduk di bangku kuliah. Semoga tali silaturahmi kita tidak akan pernah terputus sampai kapanpun. Amin. Terimakasih kepada semua yang terlibat dalam penyusunan skripsi. Akhir kata, penulis berharap penelitian ini dapat bermanfaat serta menambah pengetahuan bagi semua pihak yang berkepentingan dan khasanah ilmu pengetahuan.

Semarang, 2013


(8)

viii

M. Pd. Pembimbing II. Andy Suryadi, S. Pd, M. Pd. Kata Kunci: Pembelajaran, IPS Terpadu

Pendidikan memiliki pengaruh yang besar dalam kaitannya dengan kemajuan bangsa dan negara termasuk untuk mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial itu sendiri yang meliputi sejarah, geografi, dan ekonomi. Suatu sistem pendidikan tidak bisa terlepas dari adanya kebijakan kurikulum yang ditentukan oleh pemerintah. Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial menjadi terpadu dan sudah tidak lagi terpecah-pecah atau terpisah seperti pada kurikulum yang berlaku sebelumnya. Penerapan kurikulum tersebut menimbulkan beberapa permasalahan terhadap pengaplikasian pelaksanaan pembelajaran IPS Terpadu. Oleh karena itu penelitian ini dilakukan untuk mengkaji tentang pembelajaran IPS Terpadu khususnya di SMP Se- Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang. Tujuan dari penelitian ini: (1) mengetahui perencanaan pembelajaran IPS Terpadu di SMP Se-Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang, (2) mengetahui pelaksanaan pembelajaran IPS Terpadu di SMP Se-Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang, (3) mengetahui hambatan yang dihadapi guru IPS Terpadu dalam pembelajaran IPS Terpadu.

Penelitian menggunakan metode penelitian kualitatif dengan desain studi kasus. Informan dalam penelitian ini adalah guru IPS, wakil kepala bidang kurikulum dan juga siswa di SMP Se-Kecamatan Tengaran. Teknik pengumpulan data (1) observasi, (2) wawancara, (3) dokumen. Uji keabsahan data menggunakan triangulasi data dan triangulasi metode. Data penelitian dianalisis dengan analisis interaktif, meliputi reduksi data, sajian data dan penarikan simpulan serta verifikasinya.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perencanaan pembelajaran IPS Terpadu di SMP Se-Kecamatan Tengaran masih belum sempurna melihat bagaimana RPP dan silabus yang digunakan belum terpadu. Pelaksanaan pembelajaran IPS Terpadu di SMP Se-Kecamatan Tengaran belum berjalan tepat sesuai dengan apa yang diharapkan karena guru masih mengajarkan materi IPS secara terpisah dan belum terpadu. Hambatan yang dihadapi guru lebih berkaitan dengan latar belakang pendidikan guru yang pada dasarnya berasal dari satu bidang saja namun harus mengajarkan 3 mata pelajaran sekaligus, hal tersebut mempengaruhi adanya ketidaksempurnaan dalam pembelajaran IPS Terpadu tersebut.

Saran yang diajukan dalam penelitian ini sebaiknya untuk pelaksanaan pembelajaran IPS Terpadu itu sendiri akan lebih baiknya jika sebelum mengubah suatu kebijakan dalam suatu pendidikan maka perbaiki dimulai dari lembaga yang terkecil dulu kemudian ke lembaga yang lebih besar lagi. Kalaupun pembelajaran IPS Terpadu tersebut tetap diterapkan maka untuk pengajarnya juga dari pengajar


(9)

(10)

x

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

PENGESAHAN KELULUSAN ... iii

PERNYATAAN ... iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... v

PRAKATA ... vi

SARI ... viii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR BAGAN ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 5

E. Batasan Istilah ... 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 8

A. Pembelajaran ... 8

B. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) ... 13

C. Ilmu Pengetahuan Sosial Terpadu ... 17

D. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ... 21


(11)

xi

C. Fokus Penelitian ... 30

D. Sumber Data ... 30

E. Teknik Pengumpulan Data ... 31

F. Keabsahan Data ... 33

G. Teknik Analisis Data ... 35

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 37

A. Hasil Penelitian ... 37

1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 37

2. Prosedur Penelitian... 43

3. Deskripsi Pelaksanaan Pembelajaran IPS Terpadu di SMP Se-Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang ... 46

B. Pembahasan ... 88

1. Pemahaman Guru IPS Mengenai Pembelajaran IPS Terpadu ... 88

2. Perencanaan Pembelajaran IPS Terpadu ... 90

3. Pelaksanaan Pembelajaran IPS Terpadu ... 95

4. Hambatan yang Dihadapi Guru IPS Terpadu dalam Pembelajaran IPS Terpadu ... 101

BAB V PENUTUP ... 108

A. Simpulan ... 108


(12)

(13)

xiii

Bagan Halamam

1. Kerangka Berfikir ... 27 2. Komponen- Komponen Analisis Data: Model Interaktif ... 36


(14)

xiv

Lampiran 2 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Lampiran 3 : Silabus

Lampiran 4 : Pedoman Wawancara

Lampiran 5 : Transkrip Wawancara Lampiran 6 : Pedoman Observasi Lampiran 7 : Lembar Observasi Lampiran 8 : Daftar Nama Informan Lampiran 9 : Surat Ijin Penelitian


(15)

1 A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan aspek yang penting dalam mencapai sumber daya manusia yang berkualitas, karena melalui pendidikan maka keterbelakangan dan kebodohan dapat diatasi. Melalui pendidikan dapat dihasilkan manusia yang berkualitas sehingga mampu untuk lebih produktif. Melalui pendidikan itu pula dapat terlahir manusia yang cerdas dan berwawasan luas sehingga mampu memberikan sumbangan yang berkualitas bagi perkembangan bangsa.

Salah satu komponen penting dari sistem pendidikan tersebut adalah kurikulum, karena kurikulum merupakan komponen pendidikan yang dijadikan acuan oleh setiap satuan pendidikan, baik oleh pengelola maupun penyelenggara khususnya oleh guru dan kepala sekolah. Oleh karena itu, sejak Indonesia memiliki kebebasan untuk menyelenggarakan pendidikan bagi anak-anak bangsanya, sejak saat itu pula pemerintah menyusun kurikulum (Mulyasa 2006:4).

Dalam setiap kurikulum memiliki kebijakan yang berbeda. Untuk kurikulum yang berlaku saat ini yaitu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), untuk pembelajaran IPS diterapkan adanya Pembelajaran IPS Terpadu untuk jenjang SMP dimana pelajaran IPS terdiri dari bidang ekonomi, sejarah, sosiologi dan geografi, diajarkan oleh 1 orang guru saja. Peranan guru sangat


(16)

berpengaruh terhadap tercapainya tujuan pembelajaran IPS Terpadu, namun dalam penerapannya guru sedikit mengalami permasalahan karena harus mengintegrasikan mata pelajaran ekonomi, geografi, sejarah dan sosiologi. Dalam Sisdiknas Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 19 ayat (1) bahwa proses pembelajaran pada suatu pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik (Sisdiknas, 2009: 97).

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh peneliti pada Agustus 2012, pembelajaran IPS Terpadu tersebut menimbulkan pro-kontra di berbagai kalangan, terutama di kalangan para guru yang selama ini terbiasa mengajar hanya 1 bidang saja. Guru sejarah misalnya, mereka menyatakan akan menemui kesulitan untuk mengajarkan geografi. Begitu juga guru ekonomi, mereka menyatakan akan menemui kesulitan jika harus mengajarkan sejarah. Namun demikian, tidak sedikit juga guru sejarah atau ekonomi yang menganggap model pembelajaran terpadu tersebut merupakan tantangan dan harus dijawab dengan cara meningkatkan pengetahuan para guru, baik melalui pendidikan formal maupun melalui belajar mandiri.

Berdasarkan observasi dan wawancara yang dilakukan oleh peneliti pada Agustus tahun 2012 di SMP N 1 Tengaran diperoleh suatu permasalahan bahwa salah satu kendala bagi guru IPS Terpadu adalah kurangnya penguasaan


(17)

materi yang dimiliki oleh guru. Hal ini dikarenakan latarbelakang pendidikan guru yang hanya mengambil satu jurusan saja tetapi harus mengajar empat mata pelajaran yang tergabung dalam pembelajaran IPS Terpadu di tingkat satuan pendidikan SMP. Kendala tersebut berpengaruh pada penyampaian materi oleh guru kepada siswa dengan tidak maksimal dan kurang mendalam. Sehingga pembelajaranpun kurang berjalan dengan baik sesuai dengan yang diharapkan. Peneliti tertarik untuk meneliti mengenai pembelajaran IPS Terpadu di SMP se-Kecamatan Tengaran untuk dapat membandingkan bagaimana pembelajaran IPS Terpadu tersebut dilaksanakan di masing-masing SMP di Kecamatan Tengaran dimana setiap sekolah pasti memiliki karakteristik bahkan kendala yang berbeda satu dengan yang lainnya. Di Kecamatan Tengaran, terdapat 5 sekolah lanjutan tingkat pertama yaitu SMP N 1 Tengaran, SMP N 2 Tengaran, SMP N 3 Tengaran, SMP Islam Sudirman dan MTs Aswaja. Di setiap sekolah masing-masing terdiri dari 3 sampai 4 guru IPS bahkan ada yang hanya memiliki 1 guru IPS saja.

Latar belakang pendidikan guru IPS Terpadu yang umumnya berasal dari satu jurusan saja seperti halnya lulusan dari jurusan sejarah, namun dalam penerapannya harus mengajar empat mata pelajaran di SMP yaitu sejarah, geografi, ekonomi dan sosiologi yang tergabung dalam satu mata pelajaran yaitu IPS menjadi tantangan bagi para guru IPS Terpadu. Dalam hal ini tidak menutup kemungkinan akan munculnya kendala-kendala yang dihadapi oleh guru tersebut. Tidak menutup kemungkinan pula guru dalam mengajar IPS Terpadu menjadi kurang maksimal karena guru tidak memiliki latar belakang


(18)

untuk mempelajari mata pelajaran tersebut. Hal itu mengharuskan guru untuk mempelajari lagi mata pelajaran lainnya di luar jurusannya yang tergabung dalam mata pelajaran IPS Terpadu.

Berdasarkan paparan di atas, maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian dengan mengangkat judul“Pembelajaran IPS Terpadu di SMP Se-Kecamatan Tengaran Tahun Ajaran 2012/2013”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latarbelakang yang telah dikemukakan, maka

permasalahan yang diteliti adalah:

1. Bagaimana perencanaan pembelajaran IPS Terpadu di SMP Se- Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang?

2. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran IPS Terpadu di SMP Se- Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang?

3. Apa saja hambatan dan upaya yang dihadapi guru IPS Terpadu dalam pembelajaran IPS Terpadu?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang diajukan oleh peneliti diatas, maka dapat diperoleh tujuan penelitian yaitu:

1. Untuk mengetahui perencanaan pembelajaran IPS Terpadu di SMP Se- Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang

2. Untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran IPS Terpadu di SMP Se- Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang


(19)

3. Untuk mengetahui hambatan dan upaya yang dihadapi guru IPS terpadu dalam pembelajaran IPS terpadu

D. Manfaat Penelitian

Secara teoretis dan praktis penelitian ini diharapkan memiliki manfaat sebagai berikut:

1. Manfaat Teoretis

a) Untuk menambah pengetahuan peneliti tentang pelaksanaan pembelajaran IPS Terpadu di satuan pendidikan tingkat SMP. b) Untuk memberi sumbangan pemikiran bagi dunia pendidikan dan

memberi kontribusi ilmiah terhadap ilmu pendidikan.

2. Manfaat Praktis

a) Bagi siswa, meningkatkan pengetahuan dan menambah wawasan serta pemahaman mengenai pembelajaran IPS Terpadu.

b) Bagi guru, sarana untuk mengembangkan gagasan atau ide dalam pelaksanaan pembelajaran IPS Terpadu.

c) Bagi sekolah, sebagai masukan bagi pihak sekolah untuk mengetahui pentingnya wawasan guru dalam mengajar setiap mata pelajaran terutama dalam mata pelajaran IPS Terpadu.

E. Batasan Istilah

Berikut ini diberikan batasan istilah agar tidak terjadi kesalahpahaman bagi pembaca atau pihak – pihak yang terkait dengan karya ini. Batasan istilah


(20)

yang dimaksud ini yaitu memberikan batasan penjelasan yang berkaitan dengan ruang lingkup penelitian yang dilakukan oleh peneliti, antara lain:

1. Pembelajaran IPS

Pembelajaran merupakan terjemahan dari kata “instruction” yang berarti self instruction dan external instruction (Sugandi, 2004: 9). Pembelajaran secara umum adalah kegiatan yang dilakukan guru sedemikian rupa, sehingga tingkah laku siswa berubah ke arah yang lebih baik. Arti pembelajaran secara khusus yaitu secara behavioristik, pembelajaran adalah usaha guru untuk membentuk tingkah laku yang diinginkan dengan menyediakan lingkungan atau stimulus (Darsono, 2000: 24).

Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan integrasi dari berbagai cabang ilmu-ilmu sosial. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) dapat diartikan pembelajaran terintegrasi terhadap ilmu-ilmu sosial dan humanitas dalam pendidik kompetensi warga negara.

2. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan. KTSP terdiri dari tujuan pendidikan satuan pendidikan, struktur dan muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan, kalender pendidikan, dan silabus (BSNP, 2006: 6).

Pendapat lain menyatakan bahwa Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah kurikulum yang disusun dan dilaksanakan di


(21)

masing-masing satuan pendidikan. KTSP terdiri dari tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan, struktur dan muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan, kelender pendidikan dan silabus (Khaerudin dan Junaedi, 2007:79)

Dalam kaitannya dengan pembelajaran IPS Terpadu yang dibahas dalam penelitian ini berkaitan dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan karena KTSP merupakan kurikulum yang sedang aktif pada saat ini. Setiap sekolah harus mampu mengembangkan pelaksanaan pembelajaran IPS Terpadu sesuai dengan karakteristik masing-masing sekolah.


(22)

8 BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Pembelajaran

Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran (Hamalik,2008: 57). Ada tiga khas yang terkandung dalam sistem pembelajaran, ialah:

1) Rencana, ialah penataan ketenangan, material, dan prosedur, yang merupakan unsur-unsur sistem pembelajaran, dalam suatu rencana khusus.

2) Kesalingtergantungan (interdependence), antara unsur-unsur sistem pembelajaran yang serasi dalam suatu keseluruhan. Tiap unsur bersifat esensial, dan masing-masing memberikan sumbangannya kepada sistem pembelajaran.

3) Tujuan, sistem pembelajaran mempunyai tujuan tertentu yang hendak dicapai. Ciri ini menjadi dasar perbedaan antara sistem yang dibuat oleh manusia dan sistem yang alami (natural). Sistem yang dibuat oleh manusia, seperti: sistem transportasi, sistem komunikasi, sistem pertahanan, semuanya memiliki tujuan. Sistem alami (natural), seperti: sistem ekologi, sistem kehidupan hewan, memiliki unsur-unsur yang saling ketergantungan satu sama lain, disusun sesuai dengan rencana


(23)

tertentu, tetapi tidak memiliki tujuan tertentu. Tujuan sistem menuntun proses merancang sistem. Tujuan utama sistem pembelajaran agar siswa belajar. Tugas seorang perancang sistem ialah mengorganisasi tenaga, material, dan prosedur agar siswa belajar secara efisien dan efektif. Dengan proses mendesain proses pembelajaran si perancang membuat racangan untuk memberikan kemudahan dalam upaya mencapai tujuan sistem pembelajaran tersebut (Hamalik, 2008: 65-66). Sedangkan menurut Darsono (2002: 24) secara umum pengertian pembelajaran adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru sedemikian rupa, sehingga tingkah laku siswa menjadi berubah ke arah yang lebih baik. Dari beberapa pengetahuan, maka pembelajaran memiliki beberapa ciri, yaitu:

1. Pembelajaran dilakukan secara sadar dan direncanakan secara sistematis

2. Pembelajaran dapat menumbuhkan perhatian dan motivasi siswa dalam belajar

3. Pembelajaran dapat menyediakan bahan belajar yang tepat dan menyenangkan siswa

4. Pembelajaran dapat menggunakan alat bantu belajar yang tepat dan menyenangkan bagi siswa

5. Pembelajaran dapat membuat siswa siap menerima pelajaran, baik secara fisik maupun psikologis.


(24)

Menurut Piaget dalam Dimyati dan Mudjiono (2009: 14-16) pembelajaran terdiri dari empat langkah berikut:

(1) Langkah satu: Menentukan topik yang dapat dipelajari oleh anak sendiri. Penentuan topik tersebut dibimbing dengan beberapa pertanyaan, seperti berikut:

(a) Pokok bahasan manakah yang cocok untuk eksperimentasi? (b) Topik manakah yang cocok untuk pemecahan masalah dalam

situasi kelompok?

(c) Topik manakah yang dapat disajikan pada tingkat manipulasi secara fisik sebelum secara verbal?

(2) Langkah dua: Memilih atau mengembangkan aktivitas kelas dengan topik tersebut. Hal ini dibimbing dengan pertanyaan seperti:

(a) Apakah aktivitas itu memberi kesempatan untuk melaksanakan metode eksperimen?

(b) Dapatkah kegiatan itu menimbulkan pertanyaan siswa?

(c) Dapatkah siswa membandingkan berbagai cara bernalar dalam mengikuti kegiatan di kelas?

(d) Apakah masalah tersebut merupakan masalah yang tidak dapat dipecahkan atas dasar pengisyaratan perseptual?

(e) Apakah aktivitas itu dapat menghasilkan aktivitas fisik dan kognitif?


(25)

(f) Dapatkah kegiatan siswa itu memperkaya konstruk yang sudah dipelajari?

(3) Langkah tiga: Mengetahui adanya kesempatan bagi guru untuk mengemukakan pertanyaan yang menunjang proses pemecahan masalah. Bimbingan pertanyaan berupa:

(a) Pertanyaan lanjut yang memancing berpikir seperti “bagaimana

jika”?

(b) Memperbandingkan materi apakah yang cocok untuk

menimbulkan pertanyaan spontan?

(4) Langkah empat: Menilai pelaksanaan tiap kegiatan, memperhatikan keberhasilan, dan melakukan revisi. Bimbingan pertanyaan seperti:

(a) Segi kegiatan apakah yang menghasilkan minat dan

keterlibatan siswa yang besar?

(b) Segi kegiatan manakah yang tak menarik, dan apakah alternatifnya?

(c) Apakah aktivitas itu memberi peluang untuk mengembangkan siasat baru untuk penelitian atau meningkatkan siasat yang sudah dipelajari?

(d) Apakah kegiatan itu dapat dijadikan modal untuk pembelajaran lebih lanjut?

Rogers dalam Dimyati dan Mudjiono (2009: 17) mengemukakan saran tentang langkah-langkah pembelajaran yang perlu dilakukan oleh guru. Saran pembelajaran itu meliputi hal berikut:


(26)

(1) Guru memberi kepercayaan kepada kelas agar kelas memilih belajar secara terstruktur.

(2) Guru dan siswa membuat kontrak belajar.

(3) Guru menggunakan metode inkuiri, atau belajar menemukan

(discovery learning).

(4) Guru menggunakan metode simulasi.

(5) Guru mengadakan latihan kepekaan agar siswa mampu menghayati perasaan dan berpartisipasi dengan kelompok lain.

(6) Guru bertindak sebagai fasilitator belajar.

(7) Sebaiknya guru menggunakan pengajaran berprogram, agar tercipta peluang bagi siswa untuk timbulnya kreativitas.

Dalam suatu pembelajaran dilakukan guna untuk memenuhi adanya suatu tujuan awal yang akan dicapai dalam melakukan suatu pembelajaran. Hamalik (2008: 77) mengemukakan suatu tujuan pembelajaran seyogyanya memenuhi kriteria sebagai berikut:

1) Tujuan itu menyediakan situasi atau kondisi untuk belajar, misalnya: dalam situasi bermain peran;

2) Tujuan mendefinisikan tingkah laku siswa dalam bentuk dapat diukur dan dapat diamati;

3) Tujuan menyatakan tingkat minimal perilaku yang dikehendaki, misalnya pada peta Pulau Jawa, siswa dapat mewarnai dan memberi label pada sekurang-kurangnya tiga gunung utama.


(27)

B. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) a. Pengertian IPS

Kata IPS merupakan kata yang sering didengar dari tingkat Sekolah Dasar sampai di tingkat Universitas. Namun, masyarakat umum hanya mengetahui IPS dari akronimnya saja yakni Ilmu Pengetahuan Sosial. Banyaknya masyarakat menganggap bahwa IPS atau Ilmu Pengetahuan Sosial adalah ilmu yang di dalamnya mempelajari Sejarah, Geografi, Sosiologi dan Ekonomi.

Dengan demikian, pendidikan IPS adalah penyederhanaan adaptasi, seleksi, dan modifikasi dari disiplin akademis ilmu-ilmu sosial yang diorganisasikan dan disajikan secara ilmiah dan pedagogis-psikologis untuk tujuan institusional pendidikan dasar dan menengah dalam kerangka mewujudkan tujuan pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila. Menurut Suprayogi (2011:36) IPS adalah ilmu sosial atau ilmu-ilmu sosial yang disiapkan untuk keperluan pendidikan atau program pendidikan di sekolah dasar dan sekolah menengah.

Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan integrasi dari berbagai cabang ilmu-ilmu sosial seperti: sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum, dan budaya. Ilmu Pengetahuan Sosial dirumuskan atas dasar realitas dan fenomena sosial yang mewujudkan satu pendekatan interdisipliner dari aspek dan cabang-cabang ilmu-ilmu sosial (sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum, dan budaya).


(28)

IPS atau studi sosial itu merupakan bagian dari kurikulum sekolah yang diturunkan dari isi materi cabang-cabang ilmu-ilmu sosial: sosiologi, geografi, ekonomi, politik, antropologi, filsafat, dan psikologi sosial (Puskur, 2006:5).

Adapun karakteristik mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial SMP/MTs menurut Puskur (2006: 6) antara lain sebagai berikut: 1) Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan gabungan dari unsur-unsur

geografi, sejarah, ekonomi, hukum dan politik, kewarganegaraan, sosiologi, bahkan juga bidang humaniora, pendidikan dan agama. 2) Kompetensi Dasar IPS berasal dari struktur keilmuan geografi,

sejarah, ekonomi, hukum dan politik, sosiologi yang dikemas sedemikian rupa sehingga menjadi pokok bahasan atau topik (tema) tertentu.

3) Kompetensi Dasar IPS juga menyangkut berbagai masalah sosial

yang dirumuskan dengan pendekatan interdisipliner dan

multidisipliner.

4) Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar dapat menyangkut peristiwa dan perubahan kehidupan masyarakat dengan prinsip sebab akibat, kewilayahan, adaptasi dan pengelolaan lingkungan, struktur, proses dan masalah sosial serta upaya-upaya perjuangan hidup agar survive seperti pemenuhan kebutuhan, kekuasaan, keadilan dan jaminan keamanan.


(29)

5) Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS menggunakan tiga dimensi dalam mengkaji dan memahami fenomena sosial serta kehidupan manusia secara keseluruhan.

b. Tujuan Pembelajaran IPS

Tidak jauh berbeda dengan bidang yang lainnya, pembelajaran IPS juga bertumpu pada tujuan yang lebih tinggi. Dengan adanya pembelajaran IPS diharapkan peserta didik tidak hanya mengetahui tentang materinya saja melainkan mampu untuk mengaplikasikannya ke kehidupan nyata dalam masyarakat luas. Sehingga peserta didik tidak hanya tahu namun juga memahaminya. Dengan memahami pembelajaran IPS dan mampu menerapkannya ke dalam kehidupan sosial diharapkan peserta didik memiliki kemampuan sosialisasi yang baik dengan lingkungan maupun masysrakat disekitarnya.

Pelajaran IPS bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut:

a. Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya

b. Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial

c. Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan


(30)

d. Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional dan global. (Hardini, 2012: 173-174).

c. Ruang Lingkup Pelajaran IPS

Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) erat kaitannya dengan kehidupan sosial masyarakat baik dalam bidang pemenuhan kebutuhan materi, kejiwaan maupun budaya. Dapat dikatakan bahwa IPS tersebut mempelajari tentang kehidupan manusia dalam konteks sosial maupun pribadi sebagai anggota masyarakat.

Penerapannya dalam dunia pendidikan mengenai IPS itu sendiri disesuaikan dengan jenjang atau tingkatannya. Meskipun apa yang dipelajari dalam IPS adalah sama-sama mengenai kehidupan sosial manusia sebagai masyarakat dan juga manusia sebagai pribadi dari anggota masyarakat tersebut, namun tingkatan yang dipelajari dalam setiap tingkatan tidak sama. Sehingga apa yang dipelajari di SD dan SMP memiliki perbedaan materi. Pada jenjang pendidikan dasar, ruang lingkup pengajaran IPS dibatasi sampai pada gejala dan masalah sosial yang dapat dijangkau pada geografi dan sejarah, terutama gejala dan masalah sosial kehidupan sehari-sehari yang ada di lingkungan peserta didik. sedangkan pada jenjang pendidikan SMP , ruang lingkup kajiannya lebih diperluas dengan melatih daya pikir dan nalar peserta didik.


(31)

1. Manusia, Tempat, dan Lingkungan 2. Waktu, Keberlanjutan dan Perubahan 3. Sistem Sosial dan Budaya

4. Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan (Hardini, 2012: 174)

C. Ilmu Pengetahuan Sosial Terpadu

Ilmu Pengetahuan Sosial atau yang lebih dikenal dengan IPS merupakan bagian yang tidak dapat terpisahkan dari proses pembelajaran di sekolah karena mata pelajaran tersebut membantu para peserta didik untuk mengenali lingkungan sosial di tempat tinggalnya maupun di tempat yang jauh dari mereka. Mata pelajaran IPS ditemukan pada tingkat Sekolah Dasar sampai tingkat perguruan tinggi. Namun, di setiap jenjang pendidikan mempunyai takaran yang berbeda. Di SD maupun SMP untuk mata pelajaran tersebut mempunyai perbedaan. Perbedaan tersebut terlihat dari penggabungan bidang studi Sejarah, Ekonomi, Geografi dan Sosiologi menjadi satu mata pelajaran yang disebut dengan IPS terpadu.

Mata pelajaran IPS Terpadu bertujuan untuk mempermudah peserta didik untuk belajar. Mata pelajaran IPS sebelumnya masing-masing berdiri sendiri sehingga menambah jam belajar peserta didik. Penyatuan mata pelajaran tersebut diharapkan siswa lebih mudah belajar. Dengan demikian IPS Terpadu dapat diartikan dengan

“penelaahan atau kajian tentang masyarakat”. Dalam mengkaji


(32)

sosial, seperti kajian melalui pengajaran sejarah, geografi, ekonomi, untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Joni T.R dalam Trianto (2007: 6) menerangkan bahwa

pembelajaran terpadu merupakan sistem pembelajaran yang

memungkinkan siswa, baik secara individual maupun kelompok, aktif mencari, menggali dan menemukan konsep serta prinsip keilmuan secara holistik, bermakna dan otentik. Senada dengan pendapat tersebut, menurut Hadisubroto dalam Trianto (2007: 6), pembelajaran terpadu adalah pembelajaran yang diawali dari suatu pokok bahasan atau tema tertentu yang dikaitkan dengan pokok bahasan lain, konsep tertentu dikaitkan dengan konsep lain, yang dilakukan secara spontan atau direncanakan, baik dalam satu bidang studi atau lebih dan dengan beragam pengalaman belajar anak maka pembelajaran akan lebih bermakna.

Sedangkan menurut Hamalik (2008: 133) pembelajaran terpadu adalah suatu sistem pembelajaran yang bertitik tolak dari suatu masalah atau proyek, yang dipelajari/dipecahkan oleh siswa baik secara individual maupun secara kelompok dengan metode yang bervariasi dan dengan bimbingan guru guna mengembangkan pribadi siswa secara utuh dan terintegrasi. Pembelajaran IPS Terpadu diharapkan untuk mampu memberikan pengetahuan yang lebih lagi kepada siswa mengenai ilmu-ilmu sosial dengan menggabungkannya


(33)

dan mengintegrasikan ilmu-ilmu yang terkait dalam bidang ilmu sosial menjadi satu kesatuan.

Dalam pembelajaran IPS Terpadu juga memiliki

karakteristiknya sendiri. Menurut Depdikbud (1996: 3), pembelajaran terpadu sebagai suatu proses mempunyai beberapa karakteristik atau ciri-ciri yaitu: holistik, bermakna, otentik, dan aktif.

1) Holistik

Suatu gejala atau fenomena yang menjadi pusat perhatian dalam pembelajaran terpadu diamati dan dikaji dari beberapa bidang kajian sekaligus, tidak dari sudut pandang yang terkotak-kotak.

Pembelajaran terpadu memungkinkan siswa untuk memahami suatu fenomena dari segala sisi. Pada gilirannya nanti, hal ini akan membuat siswa menjadi arif dan bijak di dalam menyikapi atau menghadapi kejadian yang ada di depan mereka.

2) Bermakna

Pengkajian suatu fenomena dari berbagai macam aspek seperti yang dijelaskan di atas, memungkinkan terbentuknya semacam jalinan antar konsep-konsep yang berhubungan disebut skemata. Hal ini akan berdampak pada kebermaknaan dari materi yang dipelajari.

Rujukan yang nyata dari segala konsep yang diperoleh, dan keterkaitannya dengan konsep-konsep lainnya akan menambah kebermaknaan konsep yang dipelajari. Selanjutnya hal ini akan


(34)

mengakibatkan pembelajaran yang fungsional. Siswa mampu menerapkan perolehan belajarnya untuk memecahkan masalah-masalah yang muncul di dalam kehidupannya.

3) Otentik

Pembelajaran terpadu memungkinkan siswa memahami secara langsung prinsip dan konsep yang ingin dipelajarinya melalui kegiatan belajar secara langsung. Mereka memahami dari hasil belajarnya sendiri, bukan sekedar pemberitahuan guru. Informasi dan pengetahuan yang diperoleh sifatnya menjadi lebih otentik. 4) Aktif

Pembelajaran terpadu menekankan keaktifan siswa dalam pembelajaran baik secara fisik, mental, intelektual maupun emosional guna tercapainya hasil belajar yang optimal dengan mempertimbangkan hasrat, minat dan kemampuan siswa sehingga mereka termotivasi untuk terus menerus belajar. Dengan demikian pembelajaran terpadu bukan semata-mata merancang aktivitas-aktivitas dan masing-masing mata pelajaran yang saling terkait. Pembelajaran tepadu bisa saja dikembangkan dari suatu tema yang disepakati bersama melirik aspek-aspek kurikulum yang bisa dipelajari secara bersama melalui pengembangan tema tersebut.


(35)

D. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 1. Pengertian Kurikulum

Istilah kurikulum berasal dari bahasa latin yaitu “curriculae”, artinya jarak yang harus ditempuh oleh seorang pelari. Pada waktu itu pengertian kurikulum ialah jangka waktu pendidikan yang harus ditempuh oleh siswa yang bertujuan untuk memperoleh ijazah (Susilo,

2008: 77). Seiring berjalannya waktu maka kata “kurikulum” memiliki

banyak arti dari para ahli.

Adapun definisi kurikulum versi Indonesia sebagaimana yang tertuang dalam UUSPN No.20 Tahun 2003 pada BAB 1 Pasal 1, pengertian kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu (Susilo, 2008: 82-83).

Pandapat lain menyatakan kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu (Khaerudin dan Junaedi,2007:79). Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kurikulum adalah (1) perangkat mata pelajaran yang diajarkan pada lembaga pendidikan, (2) perangkat mata kuliah mengenai bidang keahlian khusus (Tim penyusun, 2005:617).


(36)

Mulyasa (2006:46) juga mengemukakan pendapatnya tentang pengertian kurikulum yaitu seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, kompetensi dasar, materi standar, dan hasil belajar, serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai kompetensi dasar dan tujuan pendidikan.

Selain itu, Hamalik (2008: 16) juga mengungkapkan tentang pengertian kurikulum adalah sejumlah mata ajaran yang harus ditempuh dan dipelajari oleh siswa untuk memperoleh sejumlah pengetahuan. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar (bab 1, Ps. 1 butir 9).

2. Fungsi Kurikulum

Hendyat Soetopo dan Soemanto dalam Susilo (2008) membagi fungsi kurikulum menjadi 7 bagian yaitu:

a. Fungsi kurikulum dalam rangka mencapai tujuan pendidikan. Maksudnya bahwa kurikulum merupakan suatu alat atau usaha untuk mencapai tujuan-tujuan pendidikan yang diinginkan oleh sekolah yang dianggap cukup tepat dan penting untuk dicapai. Dengan kata lain bila tujuan yang diinginkan tidak tercapai maka orang cenderung untuk meninjau kembali alat yang digunakan untuk mencapai tujuan tersebut.


(37)

b. Fungsi kurikulum bagi anak. Maksudnya kurikulum sebagai organisasi belajar tersusun yang disiapkan untuk siswa sebagai salah satu konsumsi bagi pendidikan mereka. Dengan begitu diharapkan akan mendapat sejumlah pengalaman baru yang kelak kemudian hari dapat dikembangkan seirama dengan perkembangan anak.

c. Fungsi kurikulum bagi guru. Ada tiga macam, yaitu: a). sebagai pedoman kerja dalam menyusun dan mengorganisir pengalamn belajar bagi anak didik. b). sebagai pedoman untuk mengadakan evaluasi terhadap perkembangan anak dalam rangka menyerap sejumlah pengalaman yang diberikan. c). sebagai pedoman dalam mengatur kegiatan pendidikan dan pengajaran.

d. Fungsi kurikulum bagi kepala sekolah dan Pembina sekolah. Dalam arti: a). sebagai pedoman dalam mengadakan fungsi supervise yaitu memperbaiki situasi belajar, b). sebagai pedoman dalam melaksanakan fungsi supervise dalam menciptakan situasi untuk menunjang situasi belajar anak ke arah yang lebih baik, c). sebagai pedoman dalam melaksanakan fungsi supervisi dalam memberikan bantuan kepada guru untuk memperbaiki situasi mengajar, d). sebagai pedoman untuk mengembangkan kurikulum lebih lanjut, dan e). sebagai pedoman untuk mengadakan evaluasi kemajuan belajar mengajar.


(38)

e. Fungsi kurikulum bagi orang tua murid. Maksudnya orang tua dapat turut serta membantu usaha sekolah dalam memajukan putra-putrinya. Bantuan orang tua ini dapat melalui konsultasi langsung dengan sekolah/guru, dana, dan sebagainya.

f. Fungsi kurikulum bagi sekolah pada tingkatan di atasnya. Ada dua jenis berkaitan dengan fungsi ini yaitu pemeliharaan keseimbangan proses pendidikan dan penyiapan tenaga guru.

g. Fungsi kurikulum bagi masyarakat dan pemakai lulusan sekolah. Sekurang-kurangnya ada dua hal yang bisa dilakukan dalam fungsi ini yaitu pemakai lulusan ikut memberikan bantuan guna

memperlancar pelaksanaan program pendidikan yang

membutuhkan kerja sama dengan pihak orang tua/ masyarakat. Dan ikut memberikan kritik/saran yang membangun dalam rangka menyempurnakan program pendidikan di sekolah agar bisa lebih serasi dengan kebutuhan masyarakat dan lapangan kerja.

3. Pengertian KTSP

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan terdiri dari tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan, struktur dan muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan, kalender pendidikan dan silabus (BSNP, 2006: 5).


(39)

Menurut Mulyasa (2009:20) beberapa hal yang perlu dipahami dalam kaitannya dengan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) adalah sebagai berikut: (1) KTSP dikembangkan sesuai dengan kondisi satuan pendidikan, potensi dan karakteristik daerah, serta sosial budaya masyarakat setempat dan peserta didik. (2) Sekolah dan komite sekolah mengembangkan kurikulum tingkat satuan pendidikan dan silabusnya berdasarkan kerangka dasar kurikulum dan standar

kompetensi lulusan, dibawah supervisi dinas pendidikan

kabupaten/kota, dan departemen agama yang bertanggungjawab di bidang pendidikan. (3) Kurikulum tingkat satuan pendidikan untuk setiap program studi di perguruan tinggi dikembangkan dan ditetapkan oleh masing-masing perguruan tinggi dengan mengacu pada Standar Nasional Pendidikan.

4. Karakteristik KTSP

Selain pemahaman mengenai KTSP, juga perlu dipahami mengenai karakteristik KTSP itu sendiri. Menurut Mulyasa (2009) karakteristik KTSP bisa diketahui antara lain dari bagaimana sekolah dan satuan pendidikan dapat mengoptimalkan kinerja, proses pembelajaran, pengelolaan sumber belajar, profesionalisme tenaga kependidikan, serta sistem penilaian. Berdasarkan uraian di atas, dapat dikemukakan beberapa karakteristik KTSP sebagai berikut: pemberian otonomi luas kepada sekolah dan satuan pendidikan, partisipasi masyarakat dan


(40)

orang tua yang tinggi, kepemimpinan yang demokratis dan professional, serta team-kerja yang kompak dan transparan.

E. Kerangka Berfikir

Kerangka berfikir dalam skripsi yang berjudul Pembelajaran IPS Terpadu di SMP se-Kecamatan Tengaran Tahun Ajaran 2012/2013 ini adalah penelitian yang dipusatkan pada pembelajaran IPS Terpadu pada satuan tingkat pendidikan menengah pertama. Sistem pembelajaran yang mengikuti sistem kurikulum yang berlaku saat ini yaitu KTSP yang mengharuskan pembelajaran IPS yang tadinya terpisah-pisah saat ini harus disatukan menjadi IPS Terpadu.

IPS Terpadu yang ada saat ini memaksa para guru IPS Terpadu untuk mampu memberikan pengajaran sebaik mungkin meskipun latar belakang pendidikan guru IPS Terpadu adalah menguasai satu jurusan saja misalnya lulusan dari jurusan Pendidikan Sejarah harus mengajarkan sejarah, ekonomi, geografi dan sosiologi. Hal itu membuat para guru IPS Terpadu untuk mau belajar kembali baik melalui pendidikan formal maupun melalui belajar mandiri.

Pada penelitian ini dipusatkan pada pembelajaran IPS Terpadu di SMP yang menyangkut perencanaan, pelaksanaan, aplikasi dan evaluasi pembelajaran IPS Terpadu di SMP se-Kecamatan Tengaran. Dalam pelaksanaan itu pasti ada hambatan yang dialami oleh guru kaitannya dalam mengajar IPS Terpadu menyangkut penguasaan materi oleh guru IPS Terpadu. Dari adanya hambatan tersebut maka diharapkan dapat


(41)

menemukan pemecahan atau upaya untuk mampu mendapatkan jalan keluar yang tepat.

Persepsi dan apresiasi dari siswa ataupun guru sangat diperlukan dalam proses pembelajaran IPS Terpadu agar dapat tercapai pembelajaran yang efektif dan mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan. Bagan kerangka berfikir pada penelitian ini sebagai berikut.

Bagan 1. Kerangka Berfikir

pelaksanaan Perencanaa

n

Hambatan

Upaya KTSP

IPS


(42)

28 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Dasar Penelitian

Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian kualitatif. Menurut Sugiyono (2010: 15) Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peniliti adalah sebagai instrument kunci, pengambilan sampel sumber data dilakukan secara purposive, dan snowball, teknik pengumpulan dengan triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna daripada generalisasi.

Bogdan dalam Sugiyono (2010: 27) menyatakan bahwa rancangan penelitian kualitatif diibaratkan seperti orang mau piknik, sehingga ia baru tahu tempat yang akan dituju, tetapi tentu belum tahu pasti apa yang ada ditempat itu. Ia akan tahu setelah memasuki obyek, dengan cara membaca berbagai informasi tertulis, gambar-gambar, berfikir dan melihat obyek dan aktivitas orang yang ada disekelilingnya, melakukan wawancara dan sebagainya. Proses penelitian kualitatif juga dapat diibaratkan seperti orang asing yang mau melihat pertunjukan wayang kulit atau kesenian, atau peristiwa lain. Ia belum tahu apa, mengapa, bagaimana wayang kulit


(43)

itu. Ia akan tahu setelah ia melihat, mengamati dan menganalisis dengan serius.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan desain penelitian studi kasus dimana penelitian difokuskan pada satu peristiwa atau fenomena yang dipilih dan ingin dipahami secara mendalam. Studi kasus adalah suatu kajian terhadap peristiwa, kejadian, fenomena atau situasi tertentu dan berhubungan dengan aspek-aspek kehidupan manusia di masa lalu, masa kini atau yang akan datang (Hasan dalam Hardini, 2012: 174)

B. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian merupakan tempat dimana peneliti melakukan penelitiannya untuk mendapatkan informasi dan juga mengetahui peristiwa atau kejadian mengenai suatu fenomena yang menjadi objek penelitian. Dalam penelitian ini, peneliti memilih lokasi penelitiannya di SMP se-Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang baik negeri maupun swasta dikarenakan letak sekolah tersebut berada pada pinggiran Kabupaten Semarang. Oleh karena itu peneliti ingin mengetahui mengenai pembelajaran IPS Terpadu pada sekolah yang berada di pinggiran Kabupaten Semarang. Tengaran itu sendiri dipilih karena Tengaran merupakan bagian dari Kabupaten Semarang yang terletak jauh dari pusat Kota Semarang dimana Kota Semarang tersebut adalah kota yang besar sebagai Ibu Kota dari Jawa Tengah, sehingga membuat peneliti ingin tahu


(44)

bagaimana pelaksanaan pembelajaran IPS Terpadu di Kecamatan Tengaran yang berada di daerah pinggiran dari Kabupaten Semarang.

C. Fokus Penelitian

Fokus merupakan masalah yang diteliti dalam penelitian. Hakikatnya fokus merupakan pembatasan masalah yang menjadi obyek penelitian. Pada penelitian ini yang difokuskan adalah pembelajaran IPS Terpadu. Fokus permasalahan dapat dibagi menjadi beberapa antara lain: perencanaan, pelaksanaan pembelajaran IPS Terpadu serta hambatan dan upaya yang terjadi dalam pembelajaran IPS Terpadu.

D. Sumber Data

Pada penelitian ini menggunakan tiga sumber data yaitu informan, kenyataan yang diamati atau hasil observasi dan dokumen. Deskripsi dari masing-masing sumber sebagai berikut.

1. Informan

Informan yang dimaksud disini adalah seseorang yang akan diwawancarai untuk didapatkan keterangannya tentang penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti. Informan dalam penelitian ini adalah wakasek bidang kurikulum masing-masing sekolah, guru IPS Terpadu, dan siswa di SMP se-Kecematan Tengaran.


(45)

2. Kenyataan yang diamati atau hasil observasi

Kenyataan yang diamati dalam penelitian ini adalah mencakup bagaimana pelaksanaan pembelajaran IPS Terpadu di SMP se-Kecamatan Tengaran pada tahun ajaran 2012/2013.

3. Dokumen

Dokumen yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah meliputi RPP, silabus, serta dapat berupa gambar atau benda peninggalan yang berkaitan dengan penelitian ini. Dalam mengkaji dokumen ini harus

dilakukan dengan teliti melalui kesaksian seseorang yang

mengetahuinya atau dengan mengkaji beragam aspek formalnya.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan beberapa metode yaitu observasi, wawancara mendalam dan dokumen.

1. Observasi

Observasi diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan dengan sistematika atas fenomena-fenomena yang akan diteliti, dapat juga diartikan dengan pengumpulan data dengan pemusatan perhatian secara langsung terhadap subjek dengan menggunakan indra yang dimiliki. Observasi merupakan suatu teknik atau cara pengumpulan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung (Sukmadinata, 2009: 220).Kegiatan penelitian ini


(46)

digunakan untuk mengamati bagaimana pelaksanaan pembelajaran IPS terpadu di SMP se-Kecamatan Tengaran

2. Wawancara

Wawancara merupakan salah satu bentuk teknik pengumpulan data yang dilaksanakan secara lisan dalam pertemuan tatap muka secara individual (Sukmadinata, 2009: 216). Dalam wawancara ini, untuk mendapatkan data selengkap mungkin maka peneliti melakukan wawancara secara mendalam (Depth Interview). Menurut Sugiyono (2006: 320) pelaksanaan wawancara secara depth interview lebih bebas bila dibandingkan dengan wawancara terstruktur. Tujuan dari wawancara ini adalah untuk menemukan permasalahan secara lebih terbuka, dimana pihak yang diajak wawancara diminta pendapatnya serta ide-idenya.

Dalam penelitian ini, wawancara akan dilakukan terhadap wakasek kurikulum masing-masing sekolah, guru IPS Terpadu dan juga siswa di SMP se-Kecamatan Tengaran tahun ajaran 2012/2013. Selain itu, untuk mempermudah dalam proses wawancara, peneliti akan menggunakan alat perekam untuk merekam kegiatan wawancara tersebut yang berfungsi untuk menyimpan hasil rekaman yang dilakukan oleh peneliti terhadap informan. Sehubungan dengan alat perekam tersebut, tidak semua informan bersedia untuk proses wawancara itu direkam, maka peneliti sebelumnya meminta ijin terhadap informan untuk menggunakan alat perekam tersebut


(47)

3. Dokumen

Metode Dokumen adalah teknik pengambilan data yang tidak langsung pada subjek penelitian. Dalam penelitian ini, peneliti akan mengambil atau mengutip dokumen yang berhubungan dengan pelaksanaan pembelajaran IPS Terpadu sehingga data tersebut dapat digunakan untuk mendukung kelengkapan data .

F. Keabsahan Data

Dalam suatu penelitian kualitatif, data yang telah berhasil dikumpulkan dari lapangan tidak hanya untuk kedalaman dan kemantapannya saja melainkan juga harus memperhitungkan kebenaran data tersebut. Untuk menguji keabsahan data dalam penelitian ini digunakan teknik triangulasi. Tujuan dari triangulasi bukan hanya untuk mencari kebenaran tentang beberapa fenomena melainkan lebih pada peningkatan pemahaman peneliti terhadap apa yang ditemukan.

Menurut Patton dalam Sutopo (2006: 92) ada empat macam teknik triangulasi, yaitu (1) triangulasi data (data triangulation), (2) triangulasi peneliti (investigator triangulation), (3) triangulasi metodologis (methodological triangulation), dan (4) triangulasi teoretis (theoretical triangulation).

Dalam penelitian ini menggunakan teknik triangulasi sumber yaitu mengarahkan peneliti agar di dalam mengumpulkan data, ia wajib


(48)

menggunakan beragam sumber data berbeda dari yang tersedia. Artinya, data yang sama atau sejenis, akan lebih mantap kebenarannya bila digali dari beberapa sumber data yang berbeda. Dengan demikian apa yang diperoleh dari sumber yang satu, bisa lebih teruji kebenarannya bilamana dibandingkan dengan data sejenis yang diperoleh dari sumber lain yang berbeda, baik kelompok sumber sejenis atau sumber yang berbeda jenisnya. Dalam metode ini peneliti melakukan wawancara dengan beberapa informan yang berbeda. Misalnya untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan pembelajaran IPS Terpadu di kelas, peneliti tidak hanya melakukan wawancara terhadap guru melainkan juga melakukan wawancara terhadap siswa yang diajar oleh guru tersebut, untuk mendapatkan informasi yang lebih akurat.

Selain menggunakan teknik triangulasi data, dalam penelitian ini juga menggunakan teknik triangulasi metode untuk memperoleh data yang lebih akurat dengan mengumpulkan data sejenis tetapi dengan menggunakan teknik atau metode pengumpulan data yang berbeda. Dalam penelitian ini, peneliti melakukan penelitiannya di lima sekolah yang berbeda dimana setiap sekolah pasti memiliki karakteristik yang berbeda satu dan yang lainnya.

G. Teknik Analisis Data

Dalam kegiatan ilmiah, peneliti berpedoman pada metode yang dapat dipertanggungjawabkan kebenaranya. Dalam penelitian ini akan dibahas hal yang berkaitan dengan penggunaan metode penelitian. Dalam proses


(49)

analisis interaktif, terdapat tiga komponen utama yang menurut Miles & Huberman (2009: 16) adalah reduksi data, sajian data, dan penarikan simpulan/ verifikasi.

1. Reduksi Data

Reduksi data merupakan komponen pertama dalam analisis yang merupakan proses seleksi, pemfokusan, penyerdehanaan, dan abstraksi dari semua jenis informasi yang tertulis lengkap dalam catatan lapangan. Reduksi data adalah bagian dari proses analisis yang mempertegas, memperpendek, membuat fokus, membuang hal-hal yang tidak penting, dan mengatur data sedemikian rupa sehingga narasi sajian data dan simpulan-simpulan dari unit-unit permasalahan yang telah dikaji dalam penelitian dapat dilakukan.

2. Sajian Data

Sajian data merupakan narasi mengenai berbagai hal yang terjadi atau ditemukan di lapangan, sehingga memungkinkan peneliti untuk berbuat sesuatu pada analisis ataupun tindakan lain berdasarkan atas pemahamannya tersebut.

3. Penarikan Simpulan serta Verifikasinya

Pada waktu pengumpulan data sudah berakhir, maka dilakukan pembahasan untuk menarik simpulan dan verifikasinya berdasarkan


(50)

semua hal yang terdapat dalam reduksi maupun sajian datanya. Dalam penelitian kualitatif prosesnya selalu berlangsung dalam bentuk siklus.

Bagan 2. Komponen-komponen Analisis Data: Model Interaktif

(Sumber: Miles & Huberman 2009:20)

Kesimpulan-Kesimpulan/Pen arikan/Verifikasi Reduksi

data Pengumpula

n data Penyajian


(51)

37 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini akan dikemukakan hal-hal yang berkaitan dengan data yang berhasil diperoleh di lapangan, berikut penafsiran data tersebut. Bagian yang akan dibicarakan yaitu gambaran umum sekolah, perencanaan pembelajaran IPS Terpadu, pelaksanaan pembelajaran IPS Terpadu dan hambatan yang dihadapi guru IPS Terpadu di sekolah tersebut.

A. Hasil Penelitian

1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Berdasarkan data yang diperoleh melalui observasi dan studi dokumentasi, maka diperoleh profil mengenai lima Sekolah Menengah Pertama di Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang yang dijadikan lokasi penelitian sebagai berikut:

1) SMP Negeri 1 Tengaran

SMP Negeri 1 Tengaran beralamat di Jalan Masjid Besar Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang.Saat ini SMP Negeri 1 Tengaran berdiri dengan bangunan permanen dan dengan kondisi baik SMP Negeri 1 Tengaran didesain dengan bangunan berlantai 2. Sebelah selatan dari bangunan sekolah terdapat kantor kecamatan dan koramil, di sebelah barat terdapat lapangan


(52)

Tengaran, sebelah timur ada SD Tengaran 1 dan SD Tengaran 3, sebelah utara berjajar rumah penduduk.

Lingkungan di sekitar sekolah sangat berpengaruh dalam proses pembelajaran. Dengan lingkungan yang kondusif, maka kegiatan belajar mengajar dapat berjalan dengan lancar.SMP Negeri 1 Tengaran ini terletak pada posisi yang strategis untuk kegiatan pembelajaran. Letaknya di kompleks perkantoran, dimana bangunan yang mengelilinginya sebagian besar adalah instansi pemerintahan, diantaranya kantor kecamatan Tengaran dan Koramil Tengaran yang berada di Jalan Masjid Besar Tengaran. Sekolah ini berdiri di area lapangan kecamatan. Dengan lokasi yang berjarak sekitar 400 m dari jalan raya maka tidak terdengar suara kepadatan lalu lintas sehingga suasananya tenang, dari segi pemandanganpun sangat indah karena terletak di bawah kaki Gunung Merbabu dan dengan udara sangat sejuk membuat proses KBM berjalan dengan sangat kondusif.

Sistem keamanan sekolah inipun cukup baik dengan adanya penjaga pintu gerbang sekolah yang sudah menjalankan tugasnya dengan baik.Adanya beberapa petugas kebersihan sangat

membantu sehingga tingkat kebersihannya tergolong

baik.Pengaturan sanitasipun cukup baik. Di sekolah inipun memiliki kedisiplinan akan tata tertib dan didukung pula dengan


(53)

interaksi yang baik antarindividu sehingga sangat kental dengan prinsip kekeluargaan.

2) SMP Negeri 2 Tengaran

SMP Negeri 2 Tengaran beralamat di Jalan Raya Semarang-Solo KM 7 di Kecamatan Tengaran, sehingga akses kendaraan

pun lancar, seperti angkutan umum dan kendaraan

bermotor.Lingkungan yang berada di sekitar SMP Negeri 2 Tengaran adalah perumahan, perkampungan dan lingkungan pasar.Lingkungan sekolah dan pemukiman penduduk hanya dibatasi oleh jembatan kecil yang terbuat dari semen yang mengelilingi kawasan sekolah ini.Kondisi lingkungan sekolah sangat bersih dan sejuk mengingat letaknya yang berada di daerah pegunungan dengan tekstur tanah yang berbukit dan subur yaitu di kaki Gunung Merbabu.Meskipun terletak di dekat pasar dan jalan raya, sekolah ini terhindar dari keramaian, kebisingan kendaraan bermotor ataupun pabrik karena sekolah ini berada di daerah pemukiman penduduk dengan kelas yang jauh dari jalan raya. Keadaan sanitasinya sangat baik dan udaranya masih sangat segar walaupun di siang hari. Lingkungan ini sangat mendukung dalam proses kegiatan belajar mengajar.

Selain keadaan lingkungan sekolah yang menyenangkan, tata tertib di SMP N 2 Tengaran juga sudah tertata dengan baik. Hal itu terbukti efektif dalam menjaga suasana yang kondusif


(54)

dalam menunjang keberhasilan proses kegiatan belajar mengajar. Interaksi yang terjalin antara siswa dan guru, siswa dan staff maupun guru dan staff juga terjalin dengan harmonis.

3) SMP Negeri 3 Tengaran

SMP Negeri 3 Tengaran terletak di Desa Sugihan, Kecamatan Tengaran.Lokasi sekolah ini terletak jauh ke dalam dari jalan raya sehingga terbebas dari bising keramaian.Jarak antara jalan raya dan sekolah ini terbilang cukup jauh sekitar 3 km. Jalan menuju sekolah ini juga sangat sejuk.Dalam perjalanan menuju sekolah ini dapat dilihat banyak sawah-sawah di kanan kiri jalan.Selain itu juga ada pemukiman warga desa Sugihan itu sendiri. Untuk bisa menjangkau ke sekolah ini terdapat bus umum yang melalui jalanan yang melewati depan sekolah. Meski sekolah ini jauh dari keramaian jalan raya dan masuk jauh ke dalam desa, namun hal ini tidak menyurutkan semangat siswa-siswa SMP N 3 Tengaran untuk tetap aktif berangkat sekolah.

SMP Negeri 3 Tengaran ini berada pada kawasan yang sangat asri.Di sekeliling sekolah baik samping kanan maupun kiri terlihat sawah luas yang membentang.Suasana lingkungan dalam sekolah juga bersih dan tertib.Banyak pepohonan yang membuat lingkungan sekolah terlihat semakin sejuk.

Komunikasi antar siswa dan guru juga terlihat harmonis. Hal ini dapat dilihat dari sikap siswa yang antusias saat siswa


(55)

bertemu dengan guru di sekolah akan menyapa dan mencium tangan guru saat berpapasan di koridor sekolah dan lingkungan sekolah. Sikap ini dilakukan agar terjalin hubungan kekeluargaan dan menunjukkan sikap menghormati seorang siswa kepada gurusehingga mampu membentuk kepribadian siswa dengan baik.

4) SMP Islam Sudirman

SMP Islam Sudirman 1 Tengaran ini terletak di Jalan Masjid Besar Tengaran N0 39.SMP ini merupakan sekolah swasta

yang dikelola oleh Yayasan Pusat Pendidikan Islam

Sudirman.Sekolah ini terletak sekitar 1 km dari jalan raya yang merupakan jalan utama Semarang-Solo. Di depan sekolah ini terdapat kantor kecamatan dan koramil serta lapangan kecamatan Tengaran. Di samping kanan dan kiri sekolah ini berjajar kawasan pemukiman penduduk sekitar.Tidak jauh dari sekolah ini juga terdapat pasar yang berada tepat di pinggir jalan raya.

Suasana yang tercipta di lingkungan SMP Islam sudirman ini begitu tenang dan sejuk.Kalau cuaca cerah setiap pagi menjelang dapat terlihat adanya gunung Merbabu dari sekitar sekolah ini.Fasilitas yang terdapat di lingkungan sekolah ini juga cukup memadai seperti untuk menunjang kebutuhan siswa dalam pendidikan.Seperti halnya adanya tempat fotocopy dan toko yang menjual perlengkapan alat-alat tulis untuk kebutuhan sekolah siswa.


(56)

Nilai keagamaan juga dijunjung tinggi di SMP Islam Sudirman 1 Tengaran ini.Hal itu sudah pasti karena SMP ini merupakan SMP Islam.Nilai-nilai agama ditanamkan dalam kepribadian guru, karyawan sekolah, maupun siswa. Prosesbelajar mengajar juga terlaksana dengan sangat tertib dan disiplin.

5) MTs Aswaja

MTs Aswaja Tengaran berada di kawasan Jalan Masjid Besar No. 32 Tengaran Kabupaten Semarang.Sekolah ini berada jauh dari keramaian dan terletak di sekitar pemukiman warga dimana di sekeliling sekolah ini adalah kawasan tempat tinggal warga sekitar.Sekolah ini berada sekitar 2 km dari jalan raya sehingga membuat sekolah ini berada jauh dari kebisingan dan hingar bingar keramaian jalanan.Udara yang terhirup di sekolah ini juga begitu sejuk tanpa adanya gangguan dari polusi kendaraan-kendaraan besar.

Sebagai suatu madrasah, sekolah ini juga menjunjung tinggi nilai keagamaan.Hal ini dapat terlihat pada kebiasaan yang dilakukan oleh warga sekolah dengan selalu memberikan waktu untuk sholat berjamaah setiap waktu dzuhur datang.Hal ini dilakukan setiap harinya oleh warga MTs Aswaja. Hal itu dilakukan selain sebagai kewajiban sebagai umat islam, juga dilakukan untuk lebih mendekatkan silaturahmi antara warga sekolah itu sendiri. Karena dengan dilakukannya jamaah setiap


(57)

hari diharapkan dapat mendekatkan silaturahmi yang baik antara warga sekolah.

Kehangatan yang terjalin antara warga sekolah juga sangat baik sartu dengna yang lainnya.Yang muda menghormati yang tua dan sebaliknya, yang tua menghargai yang muda.

2. Prosedur Penelitian

a. Persiapan Penelitian

Persiapan penelitian perlu dilakukan agar penelitian dapat berjalan dengan lancar dan sesuai dengan target yang diharapkan. Sebelum penelitian dilakukan, terlebih dulu dilakukan persiapan baik secara formal maupun non formal. Persiapan non formal merupakan persiapan yang dilakukan oleh diri seorang peneliti meliputi kemampuan akan masalah-masalah yang akan diteliti. Seperti halnya mempersiapakan pedoman yang akan dijadikan sebagai acuan dalam melakukan observasi. Pedoman observasi digunakan untuk pedoman pengamatan dan peneliti mengisi hasil pengamatan itu di kolom hasil pengamatan sesuai dengan apa yang diamati. Selain itu juga mempersiapkan pedoman wawancara untuk guru IPS, Waka Kurikulum maupun kepada siswa, yang berisi tentang pertanyaan-pertanyaan mengenai hal-hal yang diinginkan oleh peneliti.Dalam persiapannya peneliti juga mempersiapkan kamera dan handphone untuk dokumentasi.


(58)

Selain persiapan informal juga dilakukan adanya persiapan formal yaitu persiapan yang berkaitan dengan masalah perijinan.Untuk mendapatkan perijinan,langkah-langkah yang ditempuh adalah dengan melakukan bimbingan dengan dosen pembimbing I dan dosen pembimbing II mengenai judul skripsi yang telah dibuat.Setelah judul skripsi tersebut mendapatkan persetujuan dari kedua dosen pembimbing, langkah selanjutnya adalah dengan membuat proposal rancangan skripsi.Dalam perjalanannya melalui banyak revisi yang harus diperbaiki agar rancangan skripsi tersebut dapat menjadi sempurna.Setelah proposal rancangan skripsi disetujui, maka langkah selanjutnya adalah dengan meminta persetujuan dari Ketua Jurusan Sejarah untuk selanjutnya mengajukan permohonan ijin penelitian kepada Dekan Fakultas Ilmu Sosial UNNES.Selanjutnya melakukan penelitian ke lokasi.

b. Pelaksanaan Penelitian

Dalam pelaksanaan penelitian, ada beberapa langkah yang telah ditempuh. Setelah mendapatkan surat ijin dari pihak UNNES maka langkah selanjutnya adalah mengurus ijin kesediaan tempat penelitian di SMP se Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang. Hal itu dilakukan dengan cara menyerahkan surat ijin penelitian dari Dekan Fakultas Ilmu Sosial UNNES kepada lima SMP di Kecamatan Tengaran. Selanjutnya setelah mendapatkan ijin


(59)

melakukan penelitian di sekolah tersebut, langkah selanjutnya adalah melakukan konsultasi dengan wakil kepala sekolah bidang kurikulum dan guru IPS yang bersangkutan.Kemudian melakukan studi dokumen yang dimaksud untuk memperoleh gambaran mengenai pelaksanaan pembelajaran IPS Terpadu di sekolah yang menjadi objek penelitian.

Mengadakan observasi dan wawancara tentang bagaimana pelaksanaan pembelajaran IPS Terpadu yang sudah dilaksanakan selama ini di sekolah menengah pertama.Observasi dilakukan pada saat kegiatan belajar mengajar sedang berlangsung.

Wawancara dilakukan dengan Bapak Yamrodin selaku wakil kepala bidang kurikulum SMP Negeri 2 Tengaran pada tanggal 29 April 2013.Wawancara terhadap Ibu Dwiyani selaku guru IPS di SMP N 2 Tengaran dilakukan pada tanggal 30 April 2013.Wawancara dengan Bapak Mardi Susilo selaku guru IPS di SMP N 1 Tengaran juga dilakukan pada tanggal 30 April 2013.Wawancara terhadap Ibu Chabibah selaku guru IPS di SMP Islam Sudirman 1 Tengaran dilakukan pada tanggal 1 Mei 2013.Wawancara terhadap Bapak Slamet Riyadi selaku wakil kepala kurikulum di SMP Islam Sudirman 1 Tengaran juga dilakukan pada tanggal 1 Mei 2013.Wawancara dengan Bapak Purwanta selaku guru IPS dan Bapak Rohmad selaku wakil kepala kurikulum di SMP N 3 Tengaran dilakukanpada tanggal 2 Mei


(60)

2013.Wawancara terhadap Bapak Joko Agus Saputro selaku wakil kurikulum di SMP N 1 tengaran dilakukan pada tanggal 3 Mei 2013.Wawancara terhadap Bapak M. Zuhdi Ilzam selaku guru IPS yang sekaligus merangkap sebagai wakil kepala kurikulum di MTs. Aswaja dilakukan pada tanggal 4 Mei 2013. Sedangkan wawancara terhadap siswa dilakukan pada saat jam istirahat yaitu pada tanggal 6 sampai 11 Mei 2013. Masing-masing sekolah diambil 2 orang siswa untuk diwawancarai.

3. Deskripsi Pelaksanaan Pembelajaran IPS Terpadu Di SMP

Se-Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang

a. Pemahaman Guru IPS Mengenai Pembelajaran IPS Terpadu

Dari hasil wawancara secara mendalam dan pengamatan yang dilakukan oleh peneliti dapat diketahui pemahaman guru IPS di lima SMP se-Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang terhadap pembelajaran IPS Terpadu adalah sebagai berikut.

Mardi Susilo, guru IPS Terpadu di SMP Negeri 1 Tengaran menyatakan bahwa:

IPS Terpadu itu termasuk kurikulum baru yang berjalan baru beberapa tahun. Menurut saya mengenai IPS Terpadu itu sendiri sebenarnya bagi anak lebih memberatkan karena anak harus menguasai tiga sub pokok, tiga sub mata pelajaran yang meliputi sejarah, ekonomi dan geografi. Siswa belajar untuk dapat menemukan sendiri berbagai konsep yang dihadapi(wawancara tanggal 30 April 2013).


(61)

Dwiyani, guru IPS Terpadu di SMP Negeri 2 Tengaran menyatakan bahwa:

Kalau menurut saya IPS terpadu itu materinya perpaduan antara geografi, sejarah dan ekonomi.Seperti contohnya, saya mengajarkan ekonomi, ekonomi itu mengenai kebutuhan, alat pemuas kebutuhan, ini saya padukan dengan sejarah tahun lalu.Pada jaman dahulu untuk memuaskan kebutuhan harus melalui barter. Tentang barter sendiri tidak ada di materi ekonomi, adanya di materi sejarah. Tukar menukar barang merupakan materi tentang perkonomian sejarah pada masa lalu.IPS Terpadu berarti kita harus menghubungkan antara sejarah, ekonomi dan geografi.Itu artinya kita harus mencari dan memberikan penjelasan kepada anak.Untuk yang geografinya bagaimana kita padukan dengan ekonomi.Alat pemuas kebutuhan misalkan kita butuh makan, makan tidak mungkin berdiri sendri tanpa kerjasama dengan alam.Alam itu kaitannya dengan geografi (wawancara tanggal 29 April 2013).

Purwanta, guru IPS di SMP Negeri 3 Tengaran menyatakan bahwa:

IPS Terpadu dalam pembelajaran IPS yang dijadikan satu yaitu geografi, ekonomi dan sejarah dengan tambahan sedikit sosiologi.dengan kata lain IPS Terpadu merupakan integrasi dari berbagai cabang disiplin ilmu sosial seperti sejarah, geografi, ekonomi dan sosiologi yang memliki tingkat keterpaduan yang tinggi.Geografi memberikan wawasan berkenaan dengan wilayah-wilayah, ekonomi memberikan wawasan tentang berbagai macam kebutuhan

manusia, sejarah memberikan wawasan mengenai

peristiwa-peristiwa masa lampau, sedangkan sosiologi memberikan wawasan tentang nilai-nilai, kepercayaan, struktur sosial dan sebagainya (wawancara tanggal 2 Mei 2013).

Chabibah, guru IPS Terpadu di SMP Islam Sudirman 1 Tengaran, menyatakan:


(62)

IPS Terpadu menurut saya adalah pembelajaran IPS dimana pembelajarannya sudah dilakukan secara menyatu, saling menyatu dan tidak terlepas atau terpisah antara materi sejarah, ekonomi dan geografi. Jadi dalam penyampaiannya merupakan satu kesatuan yang saling terkait satu sama lain dan saling mempengaruhi. Dalam pengembangan pembelajaran IPS Terpadu itu sendiri dapat mengambil suatu topik dari suatu cabang ilmu tertentu, kemudian dilengkapi, dibahas diperluas dan diperdalam dengan cabang ilmu yang lain (wawancara tanggal 1 Mei 2013).

M. Zuhdi Ilzam, guru IPS Terpadu di MTs. Aswaja, menyatakan:

Menurut saya pribadi IPS Terpadu adalah penggabungan antara ekonomi, geografi dan sejarah dimana ketiga sub bahasan tersebut digabungkan atau diintegrasikan dalam satu mata pelajaran. Secara umum pembelajran IPS Terpadu pada prinsipnya terfokus pada pengembangan kemampuan siswa secara optimal, oleh karena itu peran aktif siswa sangat dibutuhkan dalam proses pembelajaran IPS Terpadu (wawancara pada tanggal 4 Mei 2013).

Petikan wawancara diatas menunjukkan bahwa pemahaman guru IPS terhadap IPS Terpadu hampir memiliki kesamaan. Guru memahami apa itu yang dimaksud dengan pembelajaran IPS Terpadu. Kelima guru dari sekolah yang berbeda yang menjadi tempat penelitian yaitu SMP Negeri 1 Tengaran, SMP Negeri 2 Tengaran, SMP Negeri 3 Tengaran, SMP Islam Sudirman 1 Tengaran dan MTs. Aswaja mengemukakan pendapatnya tentang IPS Terpadu bahwa IPS Terpadu merupakan penggabungan dari beberapa disiplin ilmu-ilmu sosial seperti sejarah, ekonomi dan


(63)

geografi yang diintegrasikan menjadi satu kesatuan yang saling terkait satu sama lain.

b. Perencanaan Pembelajaran IPS Terpadu

Berdasarkan hasil wawancara, perencanaan pembelajaran

meliputi adanya pengembangan program dan persiapan

pembelajaran sebelum nantinya dilaksanakan proses pembelajaran itu sendiri. Sebelum pembelajaran dilaksanakan sudah barang tentu harus dipersiapkan adanya program-program seperti halnya menyiapkan prota (program tahunan), promes (program semester), program mingguan dan program harian.Dari program tersebut kemudian dijabarkan ke dalam silabus dan diperinci ke dalam RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) dimana RPP tersebut dijadikan pegangan guru dalam mengajar. Selain itu juga diperlukan persiapan yang matang untuk melakukan pembelajaran agar pembelajaran dapat berlangsung dengan lancar. Berikut adalah perencanaan pembelajaran IPS Terpadu di lima SMP se Kecamatan Tengaran

1. Pengembangan Program

Dalam pengembangan program yang mencakup program tahunan, program semester hingga silabus dan RPP.Program tahunan merupakan program umum setiap mata pelajaran untuk jangka waktu satu tahun yang dipersiapkan untuk


(64)

dipersiapkan dan dikembangkan oleh setiap guru sebelum memasuki tahun ajaran baru, Karena program tahunan ini akan dijadikan sebagai pedoman bagi pengembangan program-program selanjutnya seperti program-program semester, program-program mingguan, program harian maupun silabus dan RPP. Program tahunan yang disusun oleh setiap guru IPS di SMP se Kecamatan Tengaran meliputi standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pembelajaran hingga alokasi waktu,keterangan-keterangan yang dibutuhkan dalam proses pembelajaran nantinya.

Selain prota juga disusun promes yang merupakan program semester dimana promes ini lebih rinci penjabarannya dari prota karena promes hanya mencakup program untuk satu

semester.Dalam penyusunan promes terdapat adanya

kompetensi dasar, indikator pencapaian kompetensi, alokasi waktu, KKM dan bulan-bulan dalam satu semester hingga keterangan-keterangan yang melengkapi untuk program semester tersebut.Setelah prota dan promes disusun maka akan dijabarkan lagi ke dalam program mingguan dan program harian.

Mardi Susilo, guru IPS di SMP Negeri 1 Tengaran menyatakan tentang perencanaan pembelajaran sebagai berikut.


(65)

Mengenai perencanaan pembelajaraan menyangkut pengembangan program umumnya dilakukan di awal

tahun.Seperti halnya program tahunan, program

semester, program mingguan dan program harian. Penyusunan program-program tersebut digunakan untuk memepermudah penentuan program dalam proses pembelajaran nantinya. Seperti halnya program tahunan yang dijadikan sebagai pedoman utama untuk pembuatan program semester kemudian dijabarkan lagi lebih rinci ke dalam program mingguan dan program harian (wawancara pada tanggal 30 April 2013).

Pernyataan tersebut dikuatkan dengan pernyataan Joko Agus Saputro selaku wakil kepala sekolah bidang kurikulum di SMP Negeri 1 Tengaran sebagai berikut.

Pengembangan program di SMP Negeri 1 Tengaran ini dilaksanakan pada awal tahun.Seperti penyusunan program tahunan, program semester, program mingguan bahkan program harian.Biasanya untuk program-program tersebut pihak MGMP selalu membuatnya, namun untuk penerapan dan pelaksanaan di setiap sekolah termasuk di SMP Negeri 1 Tengaran ini menyesuaikan dengan situasi dan kondisi sekolah. Jadi kalau memang sesuai maka akan diterapkan, kalaupun tidak sesuai akan mengalami sedikit perubahan baik penambahan maupun pengurangan menyesuaikan situasi dan kondisi sekolah (wawancara pada tanggal 3 Mei 2013).

Pengembangan program di SMP Negeri 2 Tengaran, Dwiyani selaku guru IPS di SMP Negeri 2 Tengaran mengemukakan sebagai berikut.

Di SMP Negeri 2 Tengaran ini pengembangan programnya dilakukan setiap awal tahun ajaran.Program tahunan dijadikan sebagai pedoman untuk pembuatan program semester. Setelah itu dari program semester yang telah dibuat akan diperinci lagi ke dalam program mingguan dan lebih rinci lagi ke dalam program harian.


(66)

Untuk program-program tersebut tidak selalu sesuai dengan apa yang sudah dibuat oleh MGMP karena biasanya untuk pengembangan program tersebut menyesuaikan dengan kondisi sekolah (wawancara pada tanggal 30 April 2013).

Pernyataan tersebut diperkuat oleh pernyataan dari Yamrodin selaku wakil kepala bidang kurikulum di SMP Negeri 2 Tengaran sebagai berikut.

Pengembangan program untuk pembelajran IPS Terpadu maupun pembelajaran lainnya di awali dengan melihat kalender pendidikan.Sesudah itu akan diperinci waktunya dalam satu tahun kedepan atau biasanya disebut dengan program tahunan.Kemudian diperinci ke dalam program yang lebih rinci lagi yaitu program semester.Dari waktu yang tersedia tersebut kemudian diwujudkan dalam rincian minggu efektif untuk selanjutnya dirinci lagi ke dalam program harian.Kalau untuk program mingguan dan program harian itu biasanya disusun oleh guru IPS itu masing-masing (wawancara pada tanggal 29 April 2013).

Purwanta, guru IPS di SMP Negeri 3 Tengaran mengemukakan mengenai pengembangan program sebagai berikut.

Dalam pengembangan program itu biasanya sudah dibuat dalam rapat MGMP.Seperti halnya program tahunan yang dibuat pada awal tahun ajaran kemudian dijadikan pedoman untuk pembuatan program semester. Untuk program mingguan dan program harian umumnya diserahkan kepada guru itu sendiri yang akan mengampu mata pelajaran. Biasanya disesuaikan dengan keadaan dan kondisi siswa (wawancara pada tanggal 2 Mei 2013).


(67)

Pernyataan tersebut diperkuat oleh pernyataan Rohmad selaku wakil kepala bidang kurikulum di SMP Negeri 3 Tengaran sebagai berikut.

Di SMP Negeri 3 Tengaran ini pengembangan program dilakukan di awal tahun ajaran dan biasanya sudah di buat dalam rapat MGMP yang diikuti oleh guru mata pelajaran.Program tahunan, program semester, bahkan program mingguan dan program harian.Untuk program

mingguan dan program harian pihak sekolah

menyerahkan sepenuhnya kepada setiap guru mata pelajaran masing-masing.Karena yang lebih mengetahui kondisi siswa dengan baik adalah guru mata pelajaran itu sendiri sehingga guru dapat mengetahui bagaimanana program mingguan dan program harian tersebuat sebaiknya disusun (wawancara pada tanggal 2 Mei 2013).

Pengembangan program di SMP Islam Sudirman 1 Tengaran dikemukakan oleh Chabibah selaku guru IPS di SMP Islam Sudirman 1 Tengaran sebagai berikut.

Untuk pengembangan program itu sendiri tidak selalu sesuai dengan apa yang sudah ditentukan oleh MGMP, karena harus menyesuaikan dengan situasi dan kondisi

sekolah masing-masing. Namun dalam hal ini

perubahannya tidak mengalami perubahan yang sangat banyak, hanya ada sedikit penambahan ataupun pengurangan untuk menyesuaikan dengan kondisi setiap sekolah seperti yang saya katakan tadi. Jadi untuk program-program tersebut seperti program tahunan dan program semester dibuat pada awal tahun ajaran dan untuk program mingguan maupun program harian disusun oleh masing-masing guru itu sendiri (wawancara pada tanggal 1 Mei 2013).

Hal itu diperkuat dengan pernyatan dari wakil kepala kurikulum di SMP Islam Sudirman yaitu Slamet Riyadi yang mengemukakan pendapatnya sebagai berikut.


(68)

Pengembangan program sesuai dengan MGMP namun tetap saja harus disesuaikan dengan kondisi sekolah. Jadi program tahunan maupun program semester tersebut dikembangkan sesuai dengan kondisi sekolah dan untuk program-program yang lebih rinci lagi seperti program mingguan bahkan program harian biasanya bapak ibu guru pengampu mata pelajaran tersebut yang akan mengembangkannya sendiri (wawancara pada tanggal 1 Mei 2013).

Pengembangan program di MTs. Aswaja dikemukakan oleh M. Zuhdi Ilzam selaku guru IPS yang sekaligus merangkap sebagai wakil kepala bidang kurikulum sebagai berikut.

Di MT.s. Aswaja ini pengembangan program

disesuaikan dengan MGMP, kalaupun ada perubahan itu hanya sedikit untuk disesuaikan dengan kondisi sekolah ini.Program-program tersebut dibuat pada awal tahun dan program tahunan dijadikan sebagai pedoman untuk membuat program-program selanjutnya seperti halnya program semester, kemudian guru mengembangkan lagi untuk membuat program mingguan dan program harian. Untuk program mingguan dan program harian itu biasanya juga disesuaikan dengan kondisi siswa itu sendiri, maka dari itu untuk pembuatan programnya dikembangkan sendiri oleh guru mata pelajaran itu sendiri agar lebih bisa memahami bagaimana kondisi siswa tersebut dan pembelajaran juga diharapkan dapat berjalan lancar dan sesuai harapan yang ingin dicapai (wawancara pada tanggal 1 Mei 2013).

2. Persiapan Pembelajaran

Dalam hal persiapan pembelajaran berdasarkan observasi dan pengamatan yang dilakukan oleh peneliti pada tanggal 29 April sampai dengan 11 Mei di lima SMP se Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang, persiapan pembelajaran


(69)

mencakup penyusunan silabus dan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran). Silabus yang digunakan di setiap sekolah umumnya diperoleh dari dinas pendidikan dimana di dalam silabus tersebut berisi mengenai nama sekolah, kelas, mata pelajaran, semester, standar kompetensi, kompetensi pembelajaran, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian, penilain, alokasi waktu dan sumber belajar.

Dari silabus yang sudah ada kemudian dikembangkan ke dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Dari RPP yang ada tersebut biasanya pengembangannya mengalami

beberapa perubahan sesuai sekolah masing-masing

menyesuaikan dengan kondisi sekolah.Apa yang ada di RPP tidak jauh beda dengan apa yang ada di silabus, namun RPP tersebut lebih terperinci lagi atau bisa dikatan RPP merupakan penjabaran yang lebih terperinci dari silabus. RPP memuat nama sekolah, mata pelajaran, kelas/semester, standar kompetensi, kompetensi dasar, alokasi waktu, tujuan pembelajaran, karakter siswa yang diharapakan, materi ajar,

metode pengajaran, hingga langkah-langkah kegiatan

pembelajaran mulai dari kegiatan inti seperti eksplorasi, elaborasi, konfirmasi hingga kegiatan penutup dan ditindak lanjuti juga dengan penilaian hasil belajar.


(70)

Dalam pembuatan RPP untuk pembelajaran IPS Terpadu itu sendiri masih terpisah antara ekonomi, geografi dan sejarah. Meskipun di bagian mata pelajaran diisi dengan nama ilmu pengetahuan sosial namun dalam penjabaran materinya tersebut masih terpisah untuk per mata pelajarannya, belum berbentuk tematik seperti yang seharusnya terpadu.

Persiapan pembelajaran di SMP Negeri 1 Tengaran disampaikan oleh Mardi Susilo sebagai berikut.

Persiapan pembelajaran yang biasanya dilakukan seperti mempersiapkan silabus dan RPP. Selain itu juga harus mempersiapkan materi yang akan disampaikan pada saat pembelajaran nantinya. Dengan persiapan yang matang maka nantinya pembelajaran juga akan berjalan dengan lancar. Seperti pembuatan RPP misalnya, itu selalu saya lakukan di awal tahun dan biasanya saya langsung membuat untuk dua semester sekaligus jadi tidak menyita banyak waktu dalam pelaksanaan pembelajaran nantinya.RPP yangsudah dibuat saat MGMP tidak sepenuhnya dilaksanakan karena terkadang mengalami perubahan yang saya sesuaikan dengan kondisi sekolah dan kondisi siswa (wawancara pada tanggal 30 April 2013).

Hal tersebut diperkuat oleh pernyataan dari wakil kepala bidang kurikulum SMP Negeri 1 Tengaran, Joko Agus Saputro yang menyatakan sebagai berikut.

Perencanaan pembelajaran meliputi pembuatan silabus dan RPP sangat penting dilakukan sebelum guru mulai mengajar. Sehingga dengan demikian proses kegiatan belajar mengajar dapat berjalan dengan baik dan lancar sesuai dengan harapan. RPP itu sendiri biasanya disusun

berdasarkan dari silabus yang ada. Dengan

menggunakan RPP maka kegiatan belajar mengajar akan lebih tersusun dan tertata secara rapi karena semuanya


(71)

sudah dipersiapkan dengan baik (wawancara pada tanggal 3 Mei 2013).

Sedangkan di SMP Negeri 2 Tengaran, persiapan pembelajaran disampaikan oleh Dwiyani selaku guru IPS di SMP Negeri 2 Tengaran sebagai berikut.

Untuk persiapan pembelajaran paling tidak kita menguasai materi.Selain harus menyiapkan silabus dan RPP yang kita jadikan sebagai pegangan saat melaksanakan pembelajaran.RPP tersebut saya buat berdasarkan dari silabus yang ada.RPP disusun menyesuaikan dengan kondisi sekolah dan potensi yang ada di sekolah ini. Selain itu juga mempersiapkan peralatan yang nanti akan digunakan sebagai alat bantu penyampaian ke anak sesuai dengan materi yang ada (wawancara pada tanggal 30 April 2013).

Pernyataan tersebut diperkuat oleh pernyataan dari Yamrodin selaku wakil kepala bidang kurikulum di SMP Negeri 2 Tengaran sebagai berikut.

RPP dan silabus yang digunakan sebagai pegangan guru saat melakukan pembelajaran dikelas merupakan persiapan yang harus ada dan dipersiapkan dengan sebaik mungkin.Untuk silabus dan RPP itu sendiri biasanya sudah diperoleh dari guru saat melakukan rapat MGMP, namun untuk penerapannya RPP tersebut biasanya mengalami perubahan di setiap sekolah karena

menyesuaikan dengan kondisi sekolah itu

sendiri.Harapan dan anjurannya sesuai tapi kita tahu bahwa banyak kendala di lapangan. Idealnya adalah yang bagus, yang maju, tetapi apa daya yang tersedia baik peralatan maupun kemampuan siswa sehingga perlu

penyesuaian. Jadi dalam pembuatan rencana

pembelajaran terkadang yang tersusun adalah A namun yang terlaksana adalah B karena harus menyesuaikan kondisi pada saat itu yang mungkin tidak sesuai dengan apa yang diharapkan sebelumnya. Tapi sejauh ini


(1)

166

Lampiran 10


(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

Dokumen yang terkait

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VII ANTARA PEMBELAJARAN KREATIF DAN PEMBELAJARAN KONVENSIONAL DI SMPN 4 NATAR TAHUN AJARAN 2012-2013

0 4 50

DESKRIPSI KESULITAN GURU DALAM PEMBELAJARAN IPS PADA SMP NEGERI DI KECAMATAN MARTAPURA TAHUN AJARAN 2012-2013

1 19 60

UPAYA GURU DALAM MENGATASI HAMBATAN PEMBELAJARAN IPS TERPADU di SMP NEGERI 1 AMBARAWA (TAHUN AJARAN 2011 2012)

6 82 131

PENGELOLAAN KELAS GURU IPS DI SMP SWASTA SE KECAMATAN BERGAS KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2012 2013

3 44 135

ANALISIS KESULITAN GURU DALAM PENERAPAN PEMBELAJARAN IPS TERPADU PADA KTSP SE-RAYON SMP NEGERI 37 MEDAN TAHUN AJARAN 2015/2016.

0 2 24

ANALISIS KESULITAN GURU IPA TERPADU PADA PENGGUNAN KURIKULUM 2013 DI SMP SE-KECAMATAN PATUMBAK TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015.

0 3 19

PENGELOLAAN KELAS DALAM PEMBELAJARAN IPS TERPADU PADA KURIKULUM 2013 DI SMP NEGERI 1 BATANGAN Pengelolaan Kelas Dalam Pembelajaran IPS Terpadu Pada Kurikulum 2013 Di SMP Negeri 1 Batangan Kelas VII Tahun Ajaran 2015/2016 (Studi Etnografi di SMP Negeri 1

0 3 14

PENGELOLAAN KELAS DALAM PEMBELAJARAN IPS TERPADU PADA KURIKULUM 2013 DI SMP NEGERI 1 BATANGAN Pengelolaan Kelas Dalam Pembelajaran IPS Terpadu Pada Kurikulum 2013 Di SMP Negeri 1 Batangan Kelas VII Tahun Ajaran 2015/2016 (Studi Etnografi di SMP Negeri 1

0 3 15

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN IPS TERPADU (Studi Kasus Pelaksanaan Pembelajaran IPS Terpadu Kelas VIII di SMP Negeri 1 Kebakkramat dan SMP Negeri 3 Kebakkramat Tahun 2013).

0 0 18

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN PJOK BERDASARKAN KURIKULUM 2013 DI SMP N SE-KECAMATAN BANTUL TAHUN AJARAN 2016/2017.

0 2 132