RPP akan membantu membuat disiplin kerja yang baik dan terarah, serta memudahkan guru dalam proses pembelajaran IPS. Indikatornya adalah:
a. Kesulitan, apabila guru mengalami kesulitan dalam menyusun komponen
RPP sesuai dengan standar kurikulum. b.
Kurang sulit, apabila guru kurang mengalami kesulitan dalam menyusun komponen RPP sesuai dengan standar kurikulum.
c. Tidak sulit, apabila guru tidak mengalami kesulitan dalam menyusun
komponen RPP sesuai dengan standar kurikulum.
5. Pembuatan pemetaan pembelajaran tematik
Pembuatan pemetaan pembelajaran tematik dalam penelitian ini adalah tingkat kemampuan guru dalam memetakan ranah standar kompetensi secara tematik,
yakni menggabungkan beberapa materi pelajaran yang cocok untuk diintegrasikan menjadi satu tema pembelajaran IPS Terpadu. Indikatornya adalah:
a. Kesulitan, apabila guru mengalami kesulitan dalam mengidentifikasi
kompetensi dasar yang bisa diintegrasikan, guru kesulitan dalam memilih tema yang cocok untuk dipadukan dalam mengajar, dan guru kesulitan
dalam membuat pemetaan pembelajaran tematik yang terstruktur. b.
Kurang sulit, apabila guru kurang mampu dalam mengidentifikasi kompetensi dasar yang bisa diintegrasikan, guru masih ada kesulitan dalam
memilih tema yang cocok untuk dipadukan dalam mengajar, dan guru belum memahami dalam membuat pemetaan pembelajaran tematik yang
terstruktur.
c. Tidak sulit, apabila guru tidak kesulitan dalam mengidentifikasi
kompetensi dasar yang bisa diintegrasikan, guru tidak kesulitan memilih tema yang cocok untuk dipadukan dalam mengajar, dan guru tidak
kesulitan dalam membuat pemetaan pembelajaran tematik yang terstruktur.
E. Teknik Pengumpulan Data
1. Teknik Observasi
Observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan. Teknik observasi ini dilakukan dengan cara peneliti terjun langsung ke lapangan dan ikut terlibat dalam kegiatan
yang akan diteliti, sehingga peneliti melihat secara langsung hal-hal yang akan diteliti Sugiyono, 2010:314. Dalam penelitian ini, teknik observasi dilakukan
untuk mengamati dan mencatat mengenai lingkungan di sekolah serta sarana dan prasarana yang tersedia sebagai penunjang pembelajaran IPS pada SMP Negeri di
Kecamatan Martapura.
2. Kuesioner
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk
dijawabnya Sugiyono, 2010: 199. Teknik ini digunakan untuk mendapatkan informasi dari responden tentang persepsi guru tentang kesulitan dalam mengajar
mata pelajaran IPS pada SMP Negeri di Kecamatan Martapura mengenai latar belakang pendidikan guru IPS, kemampuan dan kesulitan yang dihadapi guru
SMP dalam mengajar mata pelajaran IPS. meliputi penguasaan materi, pemakaian
media pembelajaran,
pemilihan sumber
belajar, penggunaan
metode pembelajaran, pembuatan RPP, dan pemetaan pembelajaran tematik.
3. Teknik Dokumentasi
Teknik dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger,
agenda, dan sebagainya Suharsimi Arikunto, 2006: 231. Teknik ini digunakan untuk mendapatkan data dalam penelitian berupa catatan atau arsip sekolah untuk
mendapatkan data-data yang diperlukan. Dalam penelitian ini, teknik dokumentasi akan digunakan untuk mendapatkan data terkait dengan proses pembelajaran IPS,
yang berupa data perangkat pembelajaran guru, dan data sarana prasarana terkait pembelajaran IPS.
F. Teknik Analisis Data
Menurut Sugiono 2010:335: “Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang
diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data kedalam kategori, menjabarkan kedalam unit-unit,
melakukan sintesa, menyusun kedalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelejari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah difahami oleh
diri sendiri maupun orang lain”. Untuk menjawab rumusan masalah, data yang terkumpul berupa uraian dianalisis
menggunakan teknik analisis data deskriptif yang menggambarkan, menceritakan, menjelaskan kesulitan guru dalam pembelajaran IPS secara sistematis dan
mendetail sesuai dengan tujuan dan penelitian.
V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah diuraikan mengenai
Deskripsi Kesulitan Guru dalam Pembelajaran IPS pada SMP Negeri di Kecamatan Martapura Tahun Ajaran 2012-2013, maka dapat ditarik kesimpulan
bahwa: 1.
Penguasaan materi masih menjadi kesulitan guru dalam pembelajaran IPS pada SMP Negeri di Kecamatan Martapura. Guru masih mengalami
kesulitan dalam menyampaikan materi diluar disiplin ilmu yang dikuasainya, kesulitan dalam mengembangkan materi IPS, dan kesulitan
dalam menguasai konsep pembelajaran terpadu. 2.
Penggunaan media dan sumber belajar masih menjadi kesulitan guru dalam pembelajaran IPS pada SMP Negeri di Kecamatan Martapura. Guru
kurang mampu dalam menguasai dan menggunakan jenis media pembelajaran untuk pembelajaran diluar disiplin ilmu yang diampunya.
Guru kesulitan dalam memilih media dan sumber belajar yang cocok. 3.
Penggunaan metode pembelajaran tidak menjadi kesulitan guru dalam pembelajaran IPS pada SMP negeri di Kecamatan Martapura. Akan tetapi
guru harus lebih variatif lagi dalam memilih metode pembelajaran.
4. Pembuatan RPP tidak menjadi kesulitan dalam pembelajaran IPS pada
SMP negeri di Kecamatan Martapura. Akan tetapi untuk guru yang mengajar pada kelas VII harus lebih mamahami mengenai kurikulum baru
yang diberlakukan yakni kurikulum 2013. 5.
Pembuatan pemetaan pembelajaran tematik masih menjadi kesulitan dalam pembelajaran IPS pada SMP Negeri di Kecamatan Martapura. Guru
masih kurang memahami dalam pemetaan pembelajaran tematik. B.
Saran
a. Bagi guru, sebaiknya guru-guru yang tercakup dalam mata pelajaran IPS
diberikan pelatihan bidang studi diluar disiplin ilmu yang dikuasainya. Seperti, guru dari disiplin ilmu ekonomi diberikan pelatihan tentang bidang
studi sejarah dan geografi, begitu juga sebaliknya. Guru seharusnya melakukan koordinasi dengan guru dari disiplin ilmu yang lain terkait untuk
merumuskan skenario pembelajaran terpadu secara bersama-sama hal ini dapat dilakukan dengan model team teaching.
b. Bagi sekolah, sebaiknya menghimbau dan membantu pihak guru dalam
mengikuti pelatihan-pelatihan yang dapat menambah pengetahuan dan wawasannya agar dapat lebih menguasai materi pembelajaran IPS.
Kemudian pihak sekolah hendaknya dapat menambah fasilitas sarana dan prasarana belajar seperti pengadaan laboratorium IPS terpadu, serta media
pembelajaran yang dapat menunjang proses belajar mengajar sehingga proses belajar dapat berjalan dengan lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Azhar Arsyad. 2006. Media Pembelajaran. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Daldjoeni. 1981. Dasar-Dasar Ilmu Pengetahuan Sosial. Alumni. Bandung.
Depdiknas RI. 2006. Panduan Pengembangan Pembelajaran IPS Terpadu. Depdiknas. Jakarta.
Etin Solihatin dan Raharjo. 2011. Cooperative Learning Analisis Model Pembelajaran IPS. Bumi Aksara. Jakarta.
Hamid Darmadi. 2010. Kemampuan Dasar Mengajar, Landasan Konsep dan Implementasi. Alfabeta. Bandung.
Khoiru Ahmadi dan Sofan Amri. 2010. Strategi Pembelajaran Sekolah Berstandar Internasional Nasional. Prestasi Pustakaraya. jakarta
Mar’at. 1989. Sikap Manusia Perubahan Serata Pengukurannya. Ghalia Indonesia. Jakarta.
Masnur Muslich. 2007. KTSP Dasar Pembelajaran Berbasis Kompetensi Dan Kontekstual. Bumi Aksara. Malang.
Matthew Miles dan Michael Huberman. 1992. Analisis Data Kualitatif. Universitas Indonesia. Jakarta.
Merrina Haditama. 2010. Deskripsi Kesulitan Guru Tentang Pembelajaran IPS Terpadu di SMP pada Kecamatan Tanjung Senang bandar Lampung
Tahun Pelajaran 2009-2010. Skipsi. Universitas Lampung.
Moh. Nazir. 2009. Metode Penelitian. Ghalia Indonesia. Jakarta Mulyasa. 2010. Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan kemandirian
Guru dan Kepala sekolah. Bumi Aksara. Jakarta.