Wanprestasi dan Akibat Hukumnya

4. menjamin mutu barang danatau jasa yang diproduksi danatau diperdagangkan berdasarkan ketentuan standar mutu barang danatau jasa yang berlaku; 5. memberi kesempatan kepada konsumen untuk menguji, danatau mencoba barang danatau jasa tertentu serta memberi jaminan danatau garansi atas barang yang dibuat danatau yang diperdagangkan; 6. memberi kompensasi, ganti rugi danatau penggantian atas kerugian akibat penggunaan, pemakaian dan pemanfaatan barang danatau jasa yang diperdagangkan; 7. memberi kompensasi, ganti rugi danatau penggantian apabila barang danatau jasa yang diterima atau dimanfaatkan tidak sesuai dengan perjanjian.

C. Wanprestasi dan Akibat Hukumnya

Pelanggaran atas perjanjian disebut wanprestasi, perkataan wanprestasi berasal dari bahasa Belanda yaitu “wanbeheer” yang berarti pengurusan buruk, “wandaad” yang berarti perbuatan buruk, 5 sedangkan menurut Abdulkadir Muhammad Wanprestasi adalah tidak memenuhi sesuatu yang diwajibkan seperti yang telah ditetapkan dalam perikatan. 6 Wanprestasi default atau nonfulfilment atau yang disebut juga dengan istilah breach of contract adalah tidak dilaksanakannya prestasi atau kewajiban sebagaimana mestinya yang dibebankan oleh kontrak terhadap pihak-pihak tertentu seperti yang disebutkan dalam kontrak yang bersangkutan. 7 Tindakan wanprestasi membawa konsekuensi terhadap timbulnya hak pihak yang dirugikan untuk menuntut pihak yang melakukan wanprestasi untuk memberikan ganti rugi, sehingga oleh hukum diharapkan tidak ada satu pihak yang dirugikan karena wanprestasi tersebut. 5 Subekti, 2004, Hukum Perjanjian, Penerbit PT Intermasa, Jakarta, Hlm. 45 6 Abdulkadir Muhammad, 2000, Hukum Perdata Indonesia, Penerbit Pt. Citra Aditya, Bandung, Hlm. 203 7 Munir Fuady, 2001, Hukum Kontrak Dari Sudut Pandang Hukum Bisnis, Penertbit PT. Citra Aditya Bakti, Bandung, Hlm. 87 Tindakan wanprestasi ini dapat terjadi karena: 1 kesengajaan; 2 kelalaian; 3 tanpa kesalahan tanpa kesengajaan dan kelalaian, 8 akan tetapi berbeda dengan hukum pidana atau hukum perbuatan melawan hukum, hukum kontrak tidak begitu membedakan apakah suatu kontrak tidak dilaksanakan karena ada unsur sengaja atau tidak sengaja, dimana akibat hukumnya tetap sama, yakni dengan pemberian ganti kerugian dengan penghitungan- penghitungan tertentu, kecuali tindakan wanprestasi tersebut karena alasan-alasan memaksa force majeure yang umumnya memeang membebaskan pihak yang tidak memenuhi prestasi baik untuk sementara atau untuk selamanya. Wanprestasi kelalaian atau kealpaan seorang debitur dapat berupa empat macam : a. Tidak melakukan apa yang disanggupi akan dilakukannya; b. Melaksanakan apa yang dijanjikannya, tetapi tidak sebagaimana dijanjiakan; c. Melaksanakan apa yang dijanjikannya tetapi terlambat; d. Melakukan sesuatu yang menurut perjanjian tidak boleh dilakukannya. Wanprestasi yang dilakukan oleh salah satu pihak dalam sebuah perjanjian dapat dimintakan pertanggungjawaban oleh pihak yang merasa dirugikan. Dengan demikian, pelakunya bertanggungjawab karena perbuatannya telah melanggar hak-hak dan kepentingan konsumen, menimbulkan kerugian. Akibat hukum yang timbul bagi pihak yang melakukan wanprestasi dapat berupa: 1. Pemenuhan perjanjian secara sempurna; 2. Pemenuhan perjanjian disertai ganti rugi, terdiri atas biaya, rugi, dan bunga; 3. Pembayaran ganti rugi saja; 4. Pembatalan perjanjian, pembatalan perjanjian disertai ganti rugi. 9 8 Ibid, Hlm. 88 9 Ibid, Hlm. 45 Wanprestasi mempunyai akibat-akibat hukum yang begitu penting, maka harus dibuktikan terlebih dahulu apakah ada pelanggaran terhadap kontrak karena wanprestasi tersebut. Ganti rugi atas wanprestasi menurut hukum perdata belanda hanya dapat ditentukan dalam bentuk uang jika objek perjanjian uang, maka kerugian yang diderita kreditur dimintakan pembayaran interest, rente, atau bunga.

D. Tanggung Jawab Hukum

Dokumen yang terkait

Peramalan Jumlah Pelanggan Listrik Menurut Besar Arus yang Dipakai di PT. PLN (Persero) Area Padang Sidempuan Tahun 2014

1 30 66

Peramalan Produksi Listrik PT.PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara Pada Tahun 2013 Berdasarkan Jumlah Penjualan Listrik Di Sumatera Utara

1 41 56

Tanggung Gugat PT. PLN (Persero) Terhadap Kerugian Konsumen Yang Ditimbulkan Akibat Pemadaman Aliran Listrik (Studi PT. PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara)

6 82 136

Perlindungan Hukum Terhadap Konsumen Listrik Pada PT. PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara Cabang Medan

4 66 92

PERLINDUNGAN KONSUMEN TERHADAP PEMADAMAN LISTRIK DALAM RANGKA PEMELIHARAAN JARINGAN OLEH PT. PLN (PERSERO) RAYON KUDUS KOTA (Studi Pada Konsumen Tidak Terinformasi)

2 17 118

Rancangan Pengukuran Kinerja Pelayanan dengan Pendekatan Service Excellent Scorecard (Studi Kasus PT PLN (Persero) Wilayah Lampung Cabang Tanjung Karang)

1 14 102

Tinjauan Yuridis Terhadap Penyelesaian Sengketa Melalui Arbitrase Dalam Perjanjian Pemakaian Arus Listrik Antara Perusahaan Listrik Negara Dengan Pelanggan Akibat Wanprestasi (Studi PT. PLN (Persero) Area Medan)

10 201 93

PT PLN (PERSERO) Jasa Pendidikan Dan Latihan Bogor

0 1 25

Perlindungan Hukum terhadap Konsumen Listrik pada PT. PLN (persero) Cabang Makassar - Repositori UIN Alauddin Makassar

0 0 68

ANALISIS PENGARUH KUALITAS PRODUK LISTRIK PRABAYARTERHADAP KEPUASAN KONSUMEN PT PLN (PERSERO) WS2JB AREA PALEMBANG (Studi Kasus Konsumen PT PLN (Persero) WS2JB Rayon Rivai Palembang) - POLSRI REPOSITORY

0 0 16