Pengertian Tanggung Jawab Hukum Bentuk-bentuk Tanggung Jawab Hukum

Wanprestasi mempunyai akibat-akibat hukum yang begitu penting, maka harus dibuktikan terlebih dahulu apakah ada pelanggaran terhadap kontrak karena wanprestasi tersebut. Ganti rugi atas wanprestasi menurut hukum perdata belanda hanya dapat ditentukan dalam bentuk uang jika objek perjanjian uang, maka kerugian yang diderita kreditur dimintakan pembayaran interest, rente, atau bunga.

D. Tanggung Jawab Hukum

1. Pengertian Tanggung Jawab Hukum

Tanggung Jawab secara kebahasaan adalah keadaan wajib menanggung segala sesuatunya kalau terjadi apa-apa boleh dituntut, dipersalahkan, diperkarakan, dan sebagainya, 10 sedangkan dalam bahasa inggris, kata tanggung jawab digunakan dalam beberapa padanan kata, yaitu liability, responsibility, dan accountability. Tanggung jawab hukum adalah kewajiban menanggung suatu akibat menurut ketentuan hukum yang berlaku. Di sini, ada norma atau peraturan hukum yang mengatur tentang tanggung jawab. Ketika ada perbuatan yang melanggar norma hukum itu, maka pelakunya dapat dimintai pertanggungjawaban sesuai dengan norma hukum yang dilanggarnya. 11

2. Bentuk-bentuk Tanggung Jawab Hukum

Setiap pelaku usaha dibebani tanggung jawab atas perilaku yang tidak baik yang dapat merugikan konsumen. Pengenaan tanggung jawab terhadap pelaku usaha digantungkan pada jenis usaha atau bisnis yang digeluti. Tanggung jawab menurut hukum digantungkan pada adanya persyaratan yuridis sesuai dengan bidang hukumnya. 10 Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, 1991, Kamus Bahasa Indonesia, edisi kedua, cet. 1, Balai Pustaka, Jakarta, Hlm. 1006 11 Wahyu Sasongko, op. cit: Hlm.96 Tanggung jawab dalam hukum pidana berbeda dengan tanggung jawab dalam hukum perdata, umumnya tanggung jawab dalam hukum pidana mencakup unsur-unsur pokok, yaitu: 1 ada pelaku yang mampu bertanggungjawab; 2 ada tindakan atau perbuatan yang salah; dan 3 ada hukuman yang dijatuhkan, sedangkan tanggung jawab dalam hukum perdata digantungkan pada sifat hubungan hukum yang melahirkan hak-hak keperdataan. Tanggung jawab dalam hukum perdata dapat dimintakan berdasarkan pelanggaran kontrak karena wanprestasi atau melalui perbuatan melawan hukum. Untuk meminta pertanggungjawaban melalui hukum perdata mensyaratkan keharusan adanya kesalahan dari pihak pelakunya. 12 Berikut ini adalah beberapa bentuk tanggung jawab hukum, yaitu: a. Tanggung Jawab Berdasarkan Kesalahan Menurut prinsip ini, para pihak yang melakukan kesalahan dalam perjanjian atau melakukan wanprestasi baik yang disengaja atau tidak disengaja harus bertanggungjawab membayar segala kerugian yang timbul akibat kesalahannya itu. 13 Tanggung jawab tersebut dimulai sejak adanya kesepakatan terhadap suatu hal yang diperjanjikan para pihak, sehingga pihak yang melakukan wanprestasi terhadap perjanjian itu akan bertanggungjawab berdasarkan kerugian yang nyata dialami oleh pihak yang lain atau yang dirugikan. b. Tanggung Jawab Secara Langsung Tanggung jawab secara langsung adalah kewajiban menanggung suatu akibat menurut ketentuan hukum yang berlaku, dimana tanggung jawab secara langsung digunakan sebagai solusi alternatif terhadap kebuntuan dalam meminta pertanggungjawabanhukum yang didasarkan pada kesalahan pelaku usaha, sehingga tanggung jawab secara tidak 12 Ibid, Hlm. 20 13 Abdulkadir Muhammad, 2008, Hukum Pengangkutan Niaga, Penerbit PT Citra Aditya Bakti, Bandung, Hlm. 48 langsung sering diartikan sebagai tanggung jawab tanpa kesalahan. Tanggung jawab secara langsung atau tanggung jawab berdasarkan resiko dalam hukum perlindungan konsumen diatur dalam Pasal 19 ayat 1 UUPK yang menyatakan bahwa pelaku usaha bertanggung jawab memberikan ganti rugi atas kerusakan, pencernaan, danatau kerugian konsumen akibat mengkonsumsi barang danatau jasa yang dihasilkan dan diperdagangkan. c. Tanggung Jawab Produk Tanggung jawab produk adalah suatu tanggung jawab secara hukum dari orang atau badan yang menghasilkan suatu produk producer manufactur atau dari orang atau badan yang bergerak dalam suatu proses untuk menghasilkan suatu produk processor, assembler atau dari orang atau badan yang menjual atau mendistribusikan seller, distributor produk tersebut. 14 Mirip dengan pengertian tersebut, Agnes M. Taor mengatakan bahwa tanggung jawab produk adalah tanggung jawab para produsen untuk produk yang telah dibawanya ke dalam peredaran, yang menimbulkan atau menyebabkan kerugian karena cacad yang melekat pada produk tersebut. 15 d. Tanggung Jawab Profesional Pengertian tanggung jawab professional adalah tanggung jawab hukum legal liability dalam hubungan dengan jasa professional yang diberikan kepada klien. 16 Ketentuan hukum yang dapat dijadikan dasar eksistensi tanggung jawab professional adalah ketentuan dalam Pasal 1601 KUH Pdt yang menjelasakn bahwa selain perjanjian untuk menyelenggarakan beberapa jasa yang diatur oleh ketentuan-ketentuan khusus untuk itu 14 H.E. Saefullah, 2000, Tanggung Jawab Produsen product liability dalam Era Perdagangan Bebas, Mandar Maju, Bandung, Hlm. 46 15 Agnes M. Taor, 1988, Penyalahgunaan keadaan dan Tanggung Jawab atas Produk di Indonesia. Yayasan Pusat Pengkajian dan Badan Pembinaan Hukum Nasional, Jakarta, Hlm. 7 16 Shidarta, 2000, Hukum Perlindungan Konsumen, PT Grasindo, Jakarta, Hlm. 67 dan oleh syarat-syarat yang diperjanjikan, dan bila ketentuan-ketentuan yang syarat- syarat ini tidak ada, perjanjian yang diatur menurut kebiasaan, ada dua macam perjanjian, dengan mana pihak kesatu mengikatkan diri untuk mengerjakan suatu pekerjaan bagi pihak lain dengan menerima upah, yakni perjanjian kerja dan perjanjian pemborongan kerja. e. Tanggung Jawab Kontrak Kontrak merupakan perjanjian dalam bentuk tertulis, perjanjian atau kontrak dapat dibuat dengan bebas asalkan didasarkan pada kesepakatan agreement. Sehubungan dengan itu maka perjanjian atau kontrak merupakan indikator adanya hubungan hukum atau transaksi antarpihak, dengan kata lain tidak ada kontrak maka tidak ada hubungan hukum. Tanggung jawab kontrak adalah kewajiban menanggung suatu akibat menurut ketentuan hukum yang berlaku yang didasarkan pada perjanjian atau kontrak yang dibuat para pihak.

E. Ketenagalistrikan

Dokumen yang terkait

Peramalan Jumlah Pelanggan Listrik Menurut Besar Arus yang Dipakai di PT. PLN (Persero) Area Padang Sidempuan Tahun 2014

1 30 66

Peramalan Produksi Listrik PT.PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara Pada Tahun 2013 Berdasarkan Jumlah Penjualan Listrik Di Sumatera Utara

1 41 56

Tanggung Gugat PT. PLN (Persero) Terhadap Kerugian Konsumen Yang Ditimbulkan Akibat Pemadaman Aliran Listrik (Studi PT. PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara)

6 82 136

Perlindungan Hukum Terhadap Konsumen Listrik Pada PT. PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara Cabang Medan

4 66 92

PERLINDUNGAN KONSUMEN TERHADAP PEMADAMAN LISTRIK DALAM RANGKA PEMELIHARAAN JARINGAN OLEH PT. PLN (PERSERO) RAYON KUDUS KOTA (Studi Pada Konsumen Tidak Terinformasi)

2 17 118

Rancangan Pengukuran Kinerja Pelayanan dengan Pendekatan Service Excellent Scorecard (Studi Kasus PT PLN (Persero) Wilayah Lampung Cabang Tanjung Karang)

1 14 102

Tinjauan Yuridis Terhadap Penyelesaian Sengketa Melalui Arbitrase Dalam Perjanjian Pemakaian Arus Listrik Antara Perusahaan Listrik Negara Dengan Pelanggan Akibat Wanprestasi (Studi PT. PLN (Persero) Area Medan)

10 201 93

PT PLN (PERSERO) Jasa Pendidikan Dan Latihan Bogor

0 1 25

Perlindungan Hukum terhadap Konsumen Listrik pada PT. PLN (persero) Cabang Makassar - Repositori UIN Alauddin Makassar

0 0 68

ANALISIS PENGARUH KUALITAS PRODUK LISTRIK PRABAYARTERHADAP KEPUASAN KONSUMEN PT PLN (PERSERO) WS2JB AREA PALEMBANG (Studi Kasus Konsumen PT PLN (Persero) WS2JB Rayon Rivai Palembang) - POLSRI REPOSITORY

0 0 16