Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

5 pada jam pelajaran tanpa keterangan yang sah, serta guru belum melakukan evaluasi pembelajaran secara objektif dan berkelanjutan. Berkaitan dengan kebijakan sertifikasi itu sendiri, menurut pengakuan informan Ibu Agustina, S.Kom menyatakan bahwa adanya sertifikasi guru atau tunjangan kesejahteraan guru tidak banyak menghasilkan dampak pada kinerja guru. Manfaat sertifikasi guru hanya terletak pada penerimaan tunjangannya dan tidak sedikit pula keluhan dari guru-guru dalam mendapatkan sertifikat pendidik dengan memperoleh tunjangan kesejahteraan, di mana tunjangan yang diterima tidak semata-mata dapat diperoleh dengan mudah dan tanpa hambatan. Karena para guru harus disibukkan dengan berbagai persyaratan administrasi sertifikasi, pemberkasan dan pelatihan sehingga meyebabkan jam belajar mengajar di kelas terganggu. Dalam pemberian tunjangan juga tidak jarang diberikan secara tepat waktu, tetapi pencairan dana tunjangan sertifikasi sering dibayarkan terlambat. Sehingga membuat para guru menunggu dan merasa kecewa terkait seringnya keterlamabtan pencairan tunjangan tersebut. Dari berbagai pemaparan yang telah disebutkan sebelumnya terkait kinerja guru, pada awalnya kebijakan pemerintah dalam mengeluarkan program sertifikasi guru diharapkan dapat meningkatkan kualitas kinerja. Hal tersebut dipertegas oleh Muslich 2007:8 yang menyatakan bahwa rasionalnya adalah apabila kompetensi guru bagus yang diikuti dengan penghasilan bagus, maka diharapkan kinerjanya juga bagus. Apabila kinerjanya bagus maka KBM Kegiatan Belajar Mengajar juga bagus, KBM yang bagus diharapkan dapat menghasilkan pendidikan yang bermutu. Sehingga, untuk memotivasi para guru agar menjadi lebih profesional 6 pemerintah sangat serius dalam memberikan apresiasi kepada para guru dengan mengeluarkan kebijakan sertifikasi guru tersebut. Namun, sertifikasi atau tunjangan professional yang mengalir sejak tahun 2007 dengan menggunakan dana APBN Anggaran Pendapatan Belanja Nasional atau APBD Anggaran Pendapatan Belanja Daerah ini, dalam pelaksanaannya masih ditemui berbagai bentuk permasalahan terkait kinerja guru pasca program sertifikasi. Untuk itu, sangat diperlukan adanya evaluasi kinerja guru bersertifikasi guna memperbaiki dan menyempurnakan kebijakan yang diharapkan dapat membawa perubahan menuju ke arah yang diinginkan yaitu perbaikan mutu pendidikan dan mutu kualitas guru. Evaluasi tersebut dipandang penting untuk mengetahui sejauh mana hasil dan dampak kebijakan sertifikasi guru terhadap kinerja guru. Dengan meihat adanya masalah-masalah di atas, maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul “Evaluasi Kinerja Guru Pasca Program Sertifikasi Guru di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri Kota Metro”. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang penelitian tersebut diatas, maka peneliti berusaha merumuskan permasalahan sebagai berikut: 1. Bagaimana hasil Kinerja Guru Pasca Program Sertifikasi Guru di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri Kota Metro? 7

B. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka dalam hal ini yang menjadi tujuan penelitian adalah untuk: 1. Mendapatkan hasil penilaian kinerja guru pasca program sertifikasi guru di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri Kota Metro sebagai upaya peningkatan kinerja guru dalam program tersebut. C. Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian “Evaluasi Kinerja Guru Pasca Program Sertifikasi Guru di Sekolah Menengah K ejuruan Negeri Kota Metro” yaitu: 1. Secara teoritisi, penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dan menambah wawasan dalam pengembangan ilmu pengetahuan bagi Ilmu Administrasi Negara tentang evaluasi kinerja khususnya kinerja pegawai atau guru mengenai kebijakan sertifikasi guru. 2. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi peneliti dan berguna sebagai acuan atau bahan masukan bagi instansi dan pihak-pihak terkait dalam perbaikan dan penyempurnaan kebijakan sertifikasi guna meningkatkan kualitas pendidikan dan kualitas kinerja guru. 3. Sebagai salah satu bahan acuan untuk referensi penelitian lebih lanjut bagi pengembangan ide para peneliti dalam melakukan penelitian dengan tema atau masalah serupa

II. TINJAUAN PUSTAKA A.

Evaluasi Kinerja Guru

1. Kinerja PegawaiGuru

Konsep kinerja pada dasarnya dapat dilihat dari dua segi, yaitu kinerja pegawai per individu dan kinerja organisasi. Pasolong 2010: 175 menyatakan bahwa kinerja pegawai adalah hasil kerja perseorangan dalam suatu organisasi, sedangkan kinerja organisasi adalah totalitas hasil kerja yang dicapai suatu organisasi. Terkait dengan hal tersebut, konsep kinerja yang sesuai dengan penelitian ini adalah kinerja pegawai khususnya guru. Berikut ini adalah berbagai definisi mengenai kinerja yang dikemukakan oleh para ahli dalam Pasolong 2010: 175-176: a. Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia LAN-RI 1999: 3, “kinerja adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan, program, kebijaksanaan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi, dan visi organisasi”. b. Gibson 1990: 40 mengatakan bahwa, “kinerja seseorang ditentukan oleh kemampuan dan motivasinya untuk melaksanakan pekerjaan, dikatakan bahwa pelaksanaan pekerjaan ditentukan oleh interaksi antara kemampuan dan motivasi”. 9 c. Sinambela dkk 2006: 136, “kinerja pegawai sebagai kemampuan pegawai dalam melakukan sesuatu dengan keahlian tertentu”. Berdasarkan pengertian kinerja yang telah diungkapkan di atas, maka peneliti menyimpulkan bahwa kinerja adalah hasil kerja atau tugas seseorang yang berkaitan dengan operasi, aktivitas, program, dan misi organisasi yang dapat diukur kualitas baik atau buruknya dilihat dari tingkat pencapaian yang diperoleh, sesuai dengan tugas dan tanggung jawab yang dibebankan kepadanya.

2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja

Mangkunegara 2009: 16 menjabarkan bahwa terdapat dua faktor yang mempengaruhi kinerja pegawai, yaitu: 1. Faktor Individu Secara psikologis, individu yang normal adalah individu yang memiliki integritas yang tinggi antara fungsi psikis rohani dan fisiknya jasmaniah. Dengan adanya integritas yang tinggi antara fungsi psikis dan fisik maka individu tersebut memiliki konsentrasi diri yang baik. Konsentrasi yang baik ini merupakan modal utama individu manusia untuk mengelola dan mendayagunakan potensi dirinya secara optimal dalam melaksanakan kegiatan atau aktivitas kerja sehari-hari dalam mencapai tujuan organisasi. 2. Faktor Lingkungan Organisasi Faktor lingkungan kerja organisasi sangat menunjang bagi individu dalam mencapai kerja. Faktor lingkungan organisasi yang dimaksud antara lain uraian jabatan yang jelas, otoritas yang memadai, target kerja yang 10 menantang, pola komunikasi yang efektif, hubungan kerja yang harmonis, iklim kerja yang respek dan dinamis, peluang berkarir dan fasilitas kerja yang relatif memadai. Kinerja memiliki arti penting bagi guru karena dengan adanya penilaian kinerja guru yang efektif, seorang guru dapat beprestasi, mengembangkan potensi dan pada akhirnya diberikan penghargaan berupa reward. Ukuran kinerja guru dapat dilihat dari rasa tanggung jawabnya sebagai seorang pendidik dalam menjalankan tugas profesinya dengan berusaha mengembangkan seluruh kompetensi yang dimiliki dan mampu menciptakan situasi yang ada di lingkungan sekolah sesuai dengan norma dan aturan yang berlaku.

3. Standar Kompetensi Guru

Seorang guru yang profesional harus memiliki standar kompetensi yang dapat menjadikan tolok ukur keberhasilan guru dalam mengajar. Menurut Payong 2011: 28-61, standar kompetensi guru sebagaimana yang ditetapkan oleh Undang- Undang No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen diatur melalui Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Permendiknas No. 16 tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi dan Kompetensi Guru adalah: 1. Kompetensi pedagogis, yaitu kemampuan membimbing dan mengelola pembelajaran peserta didik. a. Pemahaman terhadap karakteristik peserta didik b. Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik 11 c. Mengembangkan kurikulumsilabus yang terkait dengan mata pelajaran yang diampu d. Melaksanakan pembelajaran yang mendidik e. Pemanfaatan teknologi pembelajaran f. Membantu peserta didik mengaktualisasikan potensinya g. Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta didik h. Evaluasi hasil belajar i. Memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk kepentingan pembelajaran 2. Kompetensi profesional, yaitu kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkan membimbing peserta didik memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan dalam Standar Nasional Pendidikan. d. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk mengembangkan diri 3. Kompetensi kepribadian, yaitu kemampuan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak mulia. a. Menguasai materi, struktur, dan konsep keilmuan mata pelajaran b. Menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran yang diampu c. Mengembangkan materi pembelajaran yang diampu secara kreatif