Teknik Pengumpulan Data Wawancara Terstruktur

1. Syarat-syarat melakukan dalam melaksanakan tradisi kakiceran a. Apakah ada syarat yang harus dipersiapkan sebelum melaksanakan acara kakiceran? b. Apakah ada syarat umur dalam melaksanakan kakiceran? c. Apakah ada syarat jenis dalam melaksanakan kakiceran? 2. Peran pemuka adat dalam tahap persiapan acara kakiceran? a. Apa tugas pemuka adat dalam tahap persiapan kakiceran? b. Seberapa penting peran pemuka adat dalam tahap persiapan kakiceran atau himpun marga? c. Apakah ada kriteria-kriteria tertentu untuk menjadi pemuka adat? 3. Waktu yang digunakan dalam pelaksanaan kakiceran a. Pada bulan apakah tradisi kakiceran dilaksanakan? b. Pada tanggal berapakah tradisi kakiceran dilaksanakan? c. Kapankah waktu yang digunakan dalam melaksanakan kakiceran siang apa malam? d. Pada pukul berapa acara kakiceran dimulai? e. Apakah bisa tradisi kakiceran dilaksanakan pada waktutanggal yang berbeda? 4. Peserta dalam melaksanakan kakiceran a. Siapakah yang menjadi peserta dalam persiapan melaksanakan kakiceran? b. Berapa orang yang ikut atau terlibat dalam persiapan acara kakiceran? c. Apakah hanya orang lampung saja yang bisa ikut sebagai peserta kakiceran? d. Apakah hanya masyarakat Saibatin Marga Pugung Tampak saja yang bisa ikut andil dalam pelaksanaan kakiceran? 5. Sarana dan prasarana dalam pelaksanaan kakiceran a. Alat-alat apa sajakah yang digunakan dalam pelaksanaan acara kakiceran? b. Dimana tempat acara kakiceran berlangsung? c. Berapakah dana yang digunakan dalam acara kakiceran? d. Berasal dari manakah dana yang digunakan dalam pelaksanaan kakiceran? Sedangkan pada tahap pelaksanaan bentuk pertanyaan yang akan diajukan pada informan adalah sebagai berikut : 1. Tempat pelaksanaan acara kakiceran a. Mengapa acara kakiceran harus dilaksanakan di tiap-tiap pekon? b. Mengapa acara kakiceran dilaksanakan oleh tiap-tiap pekon secara bergantian? c. Apakah ada posisi tempat duduk peserta kakiceran yang telah ditetapkan berdasarkan ketetapan adat? d. Apakah ada tempat khusus yang selalu digunakan dalam melaksanakan acara kakiceran? 2. Waktu yang digunakan dalam pelaksanaan kakiceran a. Apakah acara kakiceran dilaksanakan pada waktu siang atau malam hari? b. Apakah wajib kakiceran dilaksanakan pada tanggal 1 syawal sampai dengan 10 syawal? c. Apakah acara kakiceran wajib dilaksanakan tiap tahunnya? d. Pada pukul berapa acara kakiceran dimulai? e. Membutuhkan berapa jam dalam melaksanakan kakiceran sampai selesai? 3. Peserta yang terlibat dalam pelaksanaan kakiceran a. Siapa sajakah yang menjadi peserta dalam melaksanakan kakiceran? b. Apakah ada kriteria untuk peserta kakiceran? c. Apakah peserta kakiceran hanya masyarakat Marga Pugung Tampak saja? d. Apakah ada ketentuan batas umur untuk peserta kakiceran? e. Siapakah yang menjadi penonton dalam acara kakiceran? 4. Jenis tari yang diperlombakan dalam pelaksanaan kakiceran a. Jenis tari apa sajakah yang diperlombakan dalam kakiceran? b. Adakah kriteria tarian yang dinilai dalam pelaksanaan kakiceran? c. Adakah tarian khusus sebagai ciri khas dari acara kakiceran? d. Bagaimanakah sistem penilai pada acara kakiceran? 5. Partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan kakiceran a. Siapa sajakah yang mengikuti dalam pelaksanaan kakiceran? b. Apakah hanya masyarakat setempat yang bisa melihatmenonton acara kakiceran? c. Adakah masyarakat dari marga atau suku lain yang melihat acara kakiceran? Pada tahap penutup, bentuk pertanyaan yang digunakan adalah sebagai berikut: 1. Waktu dalam tahap penutupan tradisi kakiceran a. Kapankah waktu yang digunakan dalam tahap penutupan pada acara kakiceran? b. Pada pukul berapa acara penutupan dimulai? c. Apakah ada ketetapan waktu yang digunakan dalam tahap penutupan acara kakiceran? 2. Kategori hadiah dalam penutupan acara kakiceran a. Apa sajakah hadiah yang diberikan kepada pemenang lomba tari pada acara penutupan kakiceran? b. Adakah satu jenis hadiah yang menjadi ciri khas dalam acara penutupan kakiceran? c. Digunakan untuk apa hadiah-hadiah tersebut oleh pemenang lomba tari menari? d. Adakah bentuk hadiah lain selain dari trophy dalam acara kakiceran? e. Darimanakah sumber dana untuk membeli hadiah-hadiah tersebut ?

b. Wawancara Tidak Terstruktur

Wawancara tidak terstruktur biasanya dilakukan pada awal penelitian, karena terkadang ketika informan memberikan keterangan kadang muncul jawaban yang tidak terduga yang tidak akan muncul saat wawancara terarah dilakukan dan hal itu bisa menambah informasi yang ingin diperoleh terkait dengan objek yang akan diteliti. Wawancara dilakukan untuk memperoleh informasi yang lengkap dari informan sehubungan dengan masalah yang akan diteliti. Menurut Sutrisno Hadi 1981:50, Teknik wawancara adalah teknik pengumpulan data dengan cara tanya jawab sepihak yang dikerjakan secara sistematis, berdasarkan tujuan penyelidikan, pada umumnya dua atau lebih orang yang hadir dalam proses tanya jawab itu secara fisik masing-masing pihak dapat menggunakan saluran komunikasi secara wajar dan lancar. Dalam penelitian ini, yang akan diwawancara adalah tokoh adat dan tokoh masyarakat Saibatin Marga Pugung Tampak. Berdasarkan definisi di atas, maka peneliti akan melakukan teknik wawancara untuk memperoleh data tentang proses pelaksanaan kekiciran terhadap tokoh adat dan tokoh masyarakat Lampung Saibatin Marga Pugung Tampak di Kecamatan Pesisir Utara sebagai narasumber dengan jumlah narasumber sebanyak 3 tiga orang.

3.3.2 Studi Pustaka

Studi pustaka merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang mengharuskan peneliti untuk memperoleh data yang berasal dari literatur-literatur. Literatur-literatur tersebut tidak hanya berupa buku-buku saja, tetapi juga dapat berasal dari sumber bacaan lain yang dapat menunjang penelitian. Menurut Mestika Zed, apa yang disebut dengan riset kepustakaan atau sering juga disebut studi pustaka, ialah serangkaian kegiatan yang berkenaan dengan metode pengumpulan data pustaka, membaca dan mencatat serta mengolah bahan penelitian Mestika Zed, 2004 : 3.

3.3.3 Observasi

S. Nasution berpendapat bahwa, Observasi sebagai alat pengumpul data harus sistematis, artinya observasi serta pencatatannya dilakukan menurut prosedur dan aturan-aturan tertentu sehingga dapat diulangi kembali oleh peneliti lain. Selain itu hasil observasi itu harus memberi kemungkinan untuk menafsirkannya secara ilmiah S. Nasution, 1996 : 107. Dalam penelitian ini, teknik observasi digunakan untuk memperoleh gambaran umum tentang tempat penelitian.

2.4 Teknik Analisis Data

Dokumen yang terkait

TINJAUAN TENTANG PENTINGNYA KEDUDUKAN ANAK LAKI-LAKI PADA MASYARAKAT ADAT LAMPUNG SAIBATIN MARGA WAY NAPAL DI DESA WAY NAPAL KECAMATAN KRUI SELATAN KABUPATEN LAMPUNG BARAT

2 32 70

DADUWAI DALAM UPACARA PERKAWINAN ULUN LAMPUNG SAIBATIN DI PEKON WAY BELUAH KECAMATAN PESISIR UTARA KABUPATEN LAMPUNG BARAT

0 16 54

DADUWAI DALAM UPACARA PERKAWINAN ULUN LAMPUNG SAIBATIN DI PEKON WAY BELUAH KECAMATAN PESISIR UTARA KABUPATEN LAMPUNG BARAT

1 14 51

TRADISI BULANGEKH DALAM MASA KEHAMILAN PADA MASYARAKAT LAMPUNG SAIBATIN DI PEKON SUMBER AGUNG KECAMATAN NGAMBUR KABUPATEN PESISIR BARAT

9 77 42

TRADISI MAKHAP DALAM PERKAWINAN ADAT PADA MASYARAKAT LAMPUNG SAIBATIN DI PEKON PENGGAWA V ULU KECAMATAN KARYA PENGGAWA KABUPATEN PESISIR BARAT

0 10 69

REPRSENTASI NILAI-NILAI KARAKTERISTIK TRADISI NGEJALANG DALAM KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT LAMPUNG SAIBATIN PEKON NEGERI RATU KECAMATAN NGAMBUR KABUPATEN PESISIR BARAT - Raden Intan Repository

0 1 126

BAB I PENDAHULUAN A. Penegasan judul - MAKNA FILOSOFIS SIGOKH PADA MASYARAKAT ADAT LAMPUNG SAIBATIN (Studi Pada Marga Pugung Penengahan Kecamatan Lemong Kabupaten Pesisir Barat) - Raden Intan Repository

0 0 19

BAB II HAKIKAT SIGOKH PADA MASYARAKAT ADAT LAMPUNG SAIBATIN A. Masyarakat adat Lampung saibatin 1. Konsep masyarakat - MAKNA FILOSOFIS SIGOKH PADA MASYARAKAT ADAT LAMPUNG SAIBATIN (Studi Pada Marga Pugung Penengahan Kecamatan Lemong Kabupaten Pesisir Bara

0 0 32

BAB III GAMBARAN UMUM MARGA PUGUNG PENENGAHAN KECAMATAN LEMONG KABUPATEN PESISIR BARAT A. Marga-marga di pesisir barat - MAKNA FILOSOFIS SIGOKH PADA MASYARAKAT ADAT LAMPUNG SAIBATIN (Studi Pada Marga Pugung Penengahan Kecamatan Lemong Kabupaten Pesisir Ba

0 0 22

BAB IV ANALISIS MAKNA FILOSOFIS SIGOKH PADA MASYARAKAT ADAT LAMPUNG SAIBATIN A. Analisis Simbol Detail Sigokh Pada Masyarakat Adat Lampung Saibatin Di Marga Pugugung Penengahan Kecamatan Lemong Kabupaten Pesisir Barat - MAKNA FILOSOFIS SIGOKH PADA MASYARA

0 0 13