Mengetahui Ketua Jurusan Tim Penguji Pendidikan Etika Dalam Keluarga

Judul Skripsi : PENGARUH PENDIDIKAN ETIKA DALAM KELUARGA DAN DISIPLIN BELAJAR DI SEKOLAH TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS X MA SADAR SRIWIJAYA LAMPUNG TIMUR TP. 20122013 Nama : Chyci Pramitha Nomor Pokok Mahasiswa : 0913031032 Program Studi : Pendidikan Ekonomi Jurusan : Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan MENYETUJUI 1. Komisi Pembimbing Pembimbing I, Pembimbing II, Drs. H. Nurdin, M.Si. Drs. Darwin Bangun, M.Pd. NIP. 19600817 198603 1 003 NIP. 19530730 198203 1 001

2. Mengetahui Ketua Jurusan

Ketua ProgramStudi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, PendidikanEkonomi, Drs. Buchori Asyik, M.Si. Drs. H. Nurdin, M.Si. NIP. 19560108 198503 1 002 NIP. 19600817 198603 1 003 MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua : Drs. H. Nurdin, M.Si. ............................... Sekretaris : Drs. Darwin Bangun, M.Pd. ............................... Penguji Bukan Pembimbing : Drs. Teddy Rusman, M.Si. ...............................

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. Bujang Rahman, M.Si. NIP: 19600315 198503 1003 Tanggal Lulus Ujian Skripsi : 30 April 2013 PERSEMBAHAN Puji syukur kehadirat Allah SWT yg telah memberikan cinta yg tak terhingga, trimakasih atas berjuta kesempatan untuk selalu mensyukuri nikmat mu yang tak terhingga sampai terselesaikannya karya kecil dari usahaku selama ini Ku persembahkan dengan tulus kepada Pak’e tersayang Yang telah berjuang keras selama ini. Terimaksih atas semangat cinta dan perjuangan serta kesabaran yang begitu berharga Mak’e tercinta Atas berjuta kasih dan sayank yang kau berikan semoga ananda mampu mengukir senyum bahagia di wajah penuh kasihmu Keluarga kecil teman hidupku, Hadi dan Adhitya terkasih dan tersayang, untuk kasih sayang dan dukungan serta canda tawa yang mampu membuat semua nya menjadi indah Adek ku Denny dan Yudha, untuk keceriaan selama ini semoga kelak menjadi kebanggaan untuk keluarga Almamater tercinta MOTTO Yang lalu adalah lalu, sekarang adalah sekarang, hidup harus terus pandang kedepan, dan hidup adalah untuk masa yang akan datang. Yan Lis Masa lalu tidak akan pernah berubah tapi masa depan, kita yang menentukan. Chyci Ojo ngenteni tukule jamur, eng mongso ketigo. Bambang Trikoco Masa lalu untuk pembelajaran dan cerminan hidup, agar kesalahan tidak akan pernah terulang. Hadi Wiyono RIWAYAT HIDUP Penulis di lahirkan di Rajabasa Baru Lampung Timur pada tanggal 14 Desember 1991 dengan nama lengkap Chyci Pramitha. Penulis merupakan anak pertama dari tiga bersaudara, Putri dari pasangan Bapak Bambang Trikoco dan Ibu Sarokah. Pendidikan formal yang diselesaikan penulis yaitu: 1. SD Negeri 2 Rajabasa Baru diselesaikan pada tahun 2003 2. SMP Negeri 1 Way Jepara diselesaikan pada tahun 2006 3. SMA Negeri 1 Bandar Sribhawono diselesaikan pada tahun 2009 Pada tahun 2009, penulis diterima sebagai mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi Jurusan IPS Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan FKIP Universitas Lampung melalui jalur SNMPTN Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri. Pada bulan Januari 2012, penulis mengikuti Kuliah Kerja Lapangan KKL di Solo-Surabaya-Bali-Yogyakarta-Bandung Pada bulan Juni, penulis mengikuti Program Kuliah Kerja Nyata KKN dan PPL Program Pengalaman Lapangan di Desa Jayaguna, Kecamatan Marga Tiga, Lampung Timur. SANWACANA Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena berkat nikmat dan hidayah-Nya sehingga skripsi dengan judul “ Pengaruh Pendidikan Etika Dalam Keluarga dan Disiplin Belajar Di Sekolah terhadap Hasil Belajar Ekonomi Siswa Kelas X MA Sadar Sriwijaya Lampung Timur tahun pelajaran 20122013 ” dapat diselesaikan dengan baik. Dalam penyusunan skripsi ini penulis banyak sekali mendapat bantuan, bimbingan, motivasi, doa dan saran dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M. Si., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan yang telah memberikan kemudahan dalam menyelesaikan skripsi. 2. Bapak Dr. M. Thoha B. S. Jaya, M. Si., selaku Pembantu Dekan 1 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung. 3. Bapak Drs. Arwin Ahmad, M.Si., selaku Pembantu Dekan II Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung. 4. Bapak Drs. Hi. Iskandarsyah, M.H., selaku Pembantu Dekan III Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas lampung yang telah memberikan kemudahan dalam menyelesaikan skripsi 5. Bapak Drs. Hi. Buchori Asyik, M.Si., selaku ketua Jurusan IPS Fakultas Keguruan dan Ilmu pendidikan Universitas Lampung. 6. Bapak Drs. Hi. Nurdin, M.Si., selaku ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi sekaligus dan Pembimbing I yang telah membantu, membimbing, memberikan saran dan mencurahkan waktunya dalam membimbing penulis dengan penuh kesabaran. 7. Bapak Drs. Darwin Bangun, M.Pd., selaku Pembimbing Akademik sekaligus Pembimbing II yang telah membantu, membimbing, memberikan saran dan mencurahkan waktunya dalam membimbing penulis dengan penuh kesabaran. 8. Bapak Drs. Teddy Rusman, M.Si., selaku Pembahas yang telah membantu, membimbing, memberikan saran dan mencurahkan waktunya dalam membimbing penulis dengan penuh kesabaran. 9. Bapak Ali Mansyur, S.Pd.I, selaku kepala MA Sadar Sriwijaya Lampung Timur yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melaksanakan penelitian di sekolah tersebut. 10. Bapak dan Ibu dosen FKIP khususnya Program Studi Pendidikan Ekonomi atas ilmu yang diberikan. 11. Keluargaku tersayang, terimakasih atas dukungan moril maupun materinya. 12. Sahabat-sahabat terbaikku , ma‟in, eka, amel, icha, yeni, eri, ida, tia, devi, mela, kalian telah banyak mengajarkanku arti persahabatan, terimakasih untuk semua kenangan indah yang telah kalian berikan padaku. Semoga kecerian dan kesedihan yang telah kita lalui bersama, menjadi doa untuk kita semua. 13. Rekan-rekan mahasiswa Pendidikan Ekonomi angkatan ‟07, ‟08, „09, dan ‟10,‟11, yang tidak dapat disebutkan satu persatu. 14. Sahabat-sahabat asrama putri BARCELLONA, terimakasih atas dukungan dan doanya. 15. Semua pihak yang telah membantu dan mendukung penulis dalam menyelesaikan skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Penulis berharap semoga segala bantuan yang telah diberikan mendapat balasan dari Tuhan Yang Maha Esa. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua orang. Bandar Lampung, April 2013 Penulis Chyci Pramitha DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS LAMPUNG FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL Jl. Soemantri Brojonegoro No. 01 Gedung Meneng Bandar Lampung 35145 Telp. 0721 704624 Faximile 0721 7046 SURAT PERNYATAAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini, adalah: 1. Nama : Chyci pramitha 2. NPM : 0913031032 3. Program Studi : Pendidikan Ekonomi 4. Alamat : Jl. Bumi Manti Gg.M.Said No.104 Kampung Baru Bandar Lampung Dengan ini menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebut dalam daftar pustaka. Bandar Lampung, Mei 2013 Yang Membuat Pernyataan Chyci Pramitha 0913031032

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam mencerdaskan kehidupan bangsa dan setiap individu yang terlibat di dalam pendidikan itu dituntut untuk mampu meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan, maka setiap pelaku pendidikan harus memahami hakikat dan tujuan dari pendidikan nasional yaitu membangun kualitas manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap tuhan Yang Maha Esa dan selalu dapat meningkatkan hubungan dengan-Nya. Pendidikan pada hakikatnya merupakan ikhtiar untuk memajukan kehidupan bangsa yang ditandai oleh peningkatan kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat Indonesia secara keseluruhan. Tujuan pendidikan adalah seperangkat hasil pendidikan yang dicapai oleh peserta didik setelah diselenggarakannya kegiatan pendidikan. Dalam konteks ini, tujuan pendidikan merupakan komponen sistem pendidikan yang menempati kedudukan dan fungsi sentral Hamalik, 2004 : 3. Dengan demikian hasil belajar sangatlah penting untuk mengetahui apakah tujuan pendidikan sudah tercapai secara optimal atau masih berada pada taraf yang rendah. Tujuan pendidikan akan dapat tercapai apabila ada tanggung jawab dari semua pihak, baik murid, orang tua, pemerintah, lembaga pendidikan sekolah serta masyarakat. Oleh karena itu pendidikan bukan hanya tanggung jawab dari salah satu pihak saja melainkan semua pihak harus terlibat. Tinggi rendahnya prestasi belajar siswa menunjukkan tingkat keberhasilan belajar, dapat dipengaruhi oleh faktor, baik dari dalam maupun dari luar diri siswa. Konteks tersebut maka kemajuan peradaban yang dicapai umat manusia dewasa ini tidak terlepas dari peran-peran pendidikannya. Diraihnya kemajuan ilmu dan teknologi yang dicapai merupakan akses produk suatu pendidikan, sekalipun diketahui bahwa kemajuan dunia pendidikan selalu dibawah kemajuan yang dicapai dunia industri yang memakai produk lembaga pendidikan. Membentuk manusia yang berilmu pengetahuan dan memiliki lulusan-lulusan yang berkualitas. Pembelajaran disekolah bertujuan meningkatkan mutu pendidikan yang dapat menghasilkan siswa yang berprestasi dan memiliki kemampuan terbaik dalam belajar. Orang tua memberikan perhatian baik secara fisik maupun psikologis, menyediakan fasilitas belajar siswa dan membiayai pendidikan siswa. Prestasi dari hasil belajar merupakan dambaan bagi setiap orang tua terhadap anaknya. Hasil belajar yang baik tentu akan didapat dengan proses belajar yang baik juga. Belajar merupakan proses dari sesuatu yang belum bisa menjadi bisa, dari perilaku lama ke perilaku yang baru, dari pemahaman yang lama menjadi pemahaman yang baru. Perlunya perhatian orang tua dan bagaimana orang tua memberikan pemahaman dasar pada siswa dapat mempengaruhi proses belajar. Suasana yang nyaman dan kondisif mengkibatkan proses belajar akan menjadi lebih baik. Berdasarkan penelitian pendahuluan yang dilaksanakan pada siswa kelas X MA Sadar Sriwijaya Lampung Timur Tahun Pelajaran 20122013 menunjukkan prestasi belajar ekonomi yang dicapai oleh siswa masih tergolong rendah atau belum optimal seperti yang disajikan pada tabel 1. Tabel 1. Hasil MID Semester Ekonomi Siswa Kelas X Semester Ganjil MA Sadar Sriwijaya Lampung Timur Tahun Pelajaran 20122013 No. Kelas Nilai Jumlah siswa 65 ≥65 1. X.A 28 15 43 2. X.B 31 10 41 Siswa 59 25 84 Persentase 70,24 29,76 100 sumber: guru mata pelajaran ekonomi MA Sadar Sriwijaya Lampung Timur Berdasarkan Tabel 1. terlihat bahwa hasil belajar yang diraih belum optimal dan tergolong rendah, ini terlihat dari persentase siswa yang mencapai nilai ≥65 hanya 29,76 dan sisanya 70,24 belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum KKM, yaitu 65. Hal ini didukung oleh pendapat Djamarah dan Zain 2006: 121, bahwa untuk mengukur tingkat ketuntasan belajar adalah sebagai berikut. 1. Istimewamaksimal apabila seluruh bahan pelajaran yang diajarkan dapat dikuasai oleh siswa 100. 2. Baik sekalioptimal apabila sebagian besar dapat dikuasai siswa yaitu 76 - 99. 3. Baikminimal apabila bahan pelajaran yang dikuasai siswa sebesar 60 - 76. 4. Kurang apabila bahan pelajaran yang dikuasai siswa sebesar 60. Tinggi rendahnya prestasi hasil belajar siswa dipengaruhi oleh berbagai faktor, diantaranya berasal dari dalam diri siswa dan dari luar diri siswa itu sendiri. Faktor yang berasal dari dalam diri siswa diantaranya intelegensi, motivasi, minat, bakat, disiplin, kesehatan, tipe belajar siswa, sedangkan faktor yang berasal luar diri siswa diantaranya berasal dari keluarga, yaitu cara mendidik moral anak, kondisi sosial ekonomi orang tua, hubungan orang tua dengan anak, bimbingan orang tua, dan suasana rumah atau keluarga. Sedangkan yang berasal dari sekolah diantaranya berasal dari faktor guru, alat pembelajaran, kurikulum, dan lain sebagainya M. Dalyono, 2007: 230. Suasana keluarga yang memberi dorongan anak untuk maju. Selain itu, lingkungan sekolah yang tertib, teratur, disiplin, yang kondusif bagi kegiatan kompetisi siswa dalam pembelajaran. Begitu halnya dengan moral peserta didik juga mempengaruhi prestasi belajar, karena akan mempengaruhi cara belajar peserta didik tersebut Furmanm, 1990. http:derintaiyooaijoo.comppengaruh-moral-terhadap-prestasi-siswa.html Diakses pada tanggal 04 januari 2013 Sudut pandang keluarga, orang tua seharusnya tidak sepenuhnya mempercayakan pendidikan anak kepada pihak sekolah, masyarakat dan pemerintah, namun orang tua harus memberikan pedidikan dasar dan perhatian yang maksimal mengenai perkembangan anaknya. Hal ini dikarenakan anak lebih banyak berada dalam lingkungan keluarga. Selain waktu yang relatif singkat berada di sekolah, seorang guru juga harus menangani banyak siswa, sehingga pendidikan yang didapatkan di sekolah kurang optimal tanpa ada sumbangsih dari orang tua siswa itu sendiri. Situasi keluarga sangat berpengaruh pada keberhasilan anak. Pendidikan dasar dari orang tua, cara mendidik anak, bimbingan orang tua, perhatian orang tua, status ekonomi, hubungan antar anggota keluarga dan dukungan orang tua, sangat mempengaruhi hasil belajar anak. Keluarga merupakan tempat atau lingkungan pendidikan yang pertama, karena dalam keluarga inilah anak pertama-tama mendapatkan didikan dan bimbingan. Juga dikatakan pendidikan yang utama karena sebagian besar dari pendidikan dan pemahaman lebih banyak diterima oleh anak dari keluarga atau orang tua. Tugas utama keluarga bagi pendidikan anak adalah sebagai peletak dasar bagi pendidikan etika, moral, pendidikan akhlak dan pandangan hidup keagamaan. Keluarga merupakan guru pertama dari setiap anak, pendidikan etika, moral, watak, budi pekerti, dan pendidikan nilai-nilai kehidupan berasal dari keluarga. Orang tua adalah model bagi seorang anak di dalam mewujudkan nilai-nilai moral di dalam kehidupan keluaga dan di dalam kehidupan sekolah nantinya Nurul Zuariah, 2007:12. Etika adalah studi tentang cara penerapan hal yang baik bagi hidup manusia, yang mencakup dua aspek yaitu disiplin ilmu dan nila-nilai hidup nyata dan hukum tingkah laku manusia Solomon dalam Zuariah, 2007: 17. Bertens dalam Zuariah 2007: 18 mengemukakan bahwa etika sebagai ilmu yang mempelajari adat kebiasaan, termasuk didalamnya moral yang mengandung nilai dan norma yang menjadi pegangan hidup seseorang atau sekelompok orang bagi pengaturan tingkah lakunya. Etika dibahas sebagai kesadaran seseorang untuk membuat pertimbangan moral yang rasional mengenai kewajiban memutuskan pilihan yang terbaik dalam menghadapi masalah nyata. Keluarga merupakan tempat ideal pengembangan pendidikan etika. Didalam keluarga, seorang anak belajar secara praktis melalui berlatih maupun meniru etika dan tingkah laku orang disekitarnya serta meneladani orang tuanya. Menurut Aristoteles dalam Maya http:maya-perjalananhidup.blogspot.com mengatakan bahwa etika berarti ilmu tentang apa yang biasa dilakukan atau ilmu tentang adat kebiasaan. Secara etimologis kata moral sangat erat dengan etika. Etika berasal dari bahasa Yunani ethos jamak: ta etha yang berarti adat kebiasaan. Adapun moral berasal dari bahasa latin mos jamak: mores yang juga mengandung arti adat istiadat Zuariah 2007: 17. Moral adalah pedoman dasar seseorang dalam mengambil tindakan yang harus atau diharapkan untuk dilakukan dalam keadaan tertentu. Moral merupakan inti dati setiap kebudayaan dan kebiasaan, khususnya nilai moral merupakan sarana pengatur dalam kehidupan bersama. Seorang siswa berada dilingkungan sekolah bersama dengan warga sekolah yang lain, dalam hal ini membutuhkan pedidikan moral di keluarga sebagai dasar bagi seorang anak agar dapat melaksanakan perannya sebagai siswa dan warga sekolah yang mampu melaksanakan kehidupan di sekolah dengan baik. Ary H. Gunawan 2000: 50 mengemukakan bahwa “keluarga sebagai salah satu dari tri pusat pendidikan yang bertugas membentuk kebiasaan-kebiasaan yang positif sebagai fondasi yang kuat dalam pendidikan informal anak. Orang tua akan mengajarkan kebiasaan-kebiasaan, karena pembiasaan tersebut, anak- anak akan mengikuti dan menyesuaikan diri bersama keteladanan orang tuanya ”. Pendidikan moral berusaha mengembangkan pola tingkah laku seseorang sesuai dengan kehendak masyarakatnya. Kehendak ini berwujud moralitas yang berisi nilai-nilai kehidupan yang berada dalam masyarakat. Orang yang pertama bertanggung jawab atas kelangsungan hidup dan pendidikan anak adalah orang tua. Kesadaran akan tanggung jawab mendidik dan membina anak sesuai dengan nilai-nilai moral secara terus menerus perlu dikembangkan kepada setiap orang tua. Sedangkan menurut Emile Durkheim dalam Nurul 2007: 24 bahwa “ pendidikan moral dapat diterapkan atau dilakukan dalam tiga lingkungan yaitu pendidikan moral di keluarga, pendidikan moral di sekolah, dan pendidikan moral di masyarakat ”. Berdasarkan hasil penilitian pendahuluan yang dilakukan dengan wawancara dan pengamatan di MA Sadar Sriwijaya Lampung Timur mengenai masalah dari pendidikan moral dalam keluarga yang mempengaruhi hasil belajar siswa, yaitu: 1. Kekosongan pendidikan etika, moral dalam keluarga menyebabkan anak merasa terlantar, dan memukul kehidupan emosional anak serta menjadi penyebab kelainan kelakuan atau prilaku menyimpangseperti bergai jenis kenakalan remaja, tawuran, dan membolos sekolah. 2. Orang tua kurang perduli dengan sikap anak dan tingkah laku anak dalam pergaulan sehari-hari. 3. Perhatian yang kurang dari orang tua mempengaruhi hasil belajar siswa. Kurangnya kontrol, pengawasan dan pemberian pengarahan pada anak yang menyebabkan siswa merasa bebas melakukan hal-hal yang bisa mengganggu kelancaran belajar sehingga siswa tidak dapat mencapai hasil belajar yang maksimal. Keberhasilan belajar sangat membutuhkan adanya nilai-nilai etika yang mampu menumbuhkan suatu kearifan moralitas dasar yang sangat menentukan kelangsungan hidup bermasyarakat. Seorang orang tua harus mendorong tumbuhnya moralitas dasar pada anak agar dapat menghormati nilai-nilai moral itu sendiri. http:derintaiyooaijoo.comppengaruh-moral-terhadap-prestasi-siswa.html Diakses pada tanggal 04 januari 2013 Rendahnya hasil belajar siswa tidak hanya dipengaruhi oleh pendidikan moral di keluarga, akan tetapi dapat juga dipengaruhi oleh disiplin belajar di sekolah. Disiplin belajar dapat dilakukan di sekolah dan di rumah. Disiplin merupakan perasaan taat dan patuh terhadap nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat. Disiplin ini merujuk pada pelatihan yang dilakukan seseorang untuk memenuhi tugas tertentu atau untuk mengadopsi pola tingkah laku tertentu, walaupun orang tersebut lebih senang melakukan hal yang lain. Hal ini penting bagi seorang siswa untuk dapat berhasil dengan baik, maka siswa perlu menaati peraturan-peraturan tata tertib atau prosedur yang telah dicanangkan oleh sekolah. Pelanggaran kedisiplinan dapat berupa terlambat, keluar masuk kelas saat jam pelajaran berlangsung, membolos, merokok, bertengkar, dan pelanggaran lainnya. Siswa merupakan individu yang secara langsung melakukan proses pembelajaran, sehingga siswa harus dapat mengikuti kegiatan pembelajaran dengan aktif, mampu mengungkapkan gagasan-gagasan, serta mampu menyertakan segala aspek yang ada pada dirinya baik kecerdasan, minat, perhatian, motivasi, cara belajar, dan disiplin belajar. Sehingga akan mencapai hasil belajar yang memuaskan. Disiplin belajar merupakan salah satu sikap atau perilaku yang harus dimiliki oleh siswa. Siswa akan memperoleh hasil belajar yang baik apabila siswa mampu mengatur waktu dan kegiatan belajarnya. T u’u 2004: 93 menyatakan bahwa pencapaian hasil belajar yang baik selain karena adanya tingkat kecerdasan yang cukup, baik, dan sangat baik, juga didukungoleh adanya disiplin sekolah yang ketat dan konsisten, disiplin individu dalam belajar, dan juga perilaku yang baik. sebaliknya ada siswa yang hasil belajarnya kurang memuaskan meskipun tingkat kecerdasannya baik atau sangat baik, hal itu terjadi karena siswa kurang tertib dan kurang teratur dalam belajar. Berdasarkan hasil penelitian pendahuluan yang dilakukan dengan wawancara serta pengamatan, dapat dikatakan bahwa disiplin sekolah di MA Sadar Sriwijaya tergolong rendah. Hal ini ditunjukkan dengan banyaknya siswa yang membolos dan melanggar peraturan sekolah, kurang menghargai guru, berkelahi di sekolah serta kurangnya sanksi yang diberikan untuk menunjang disiplin sekolah itu sendiri. Tabel 2. Daftar jumlah siswa kelas X MA Sadar Sriwijaya yang melakukan pelanggaran selama semester ganjil TP 20122013 Jenis pelanggaran Jumlah siswa yang melakukan pelanggaran Bulan ke- 1 2 3 4 5 Berkelahi 7 10 3 1 Terlambat 17 21 19 22 20 Membolos 8 9 15 25 10 Sumber: WaKa kesiswaan MA Sadar Sriwijaya Berdasarkan uraian tentang pencapaian hasil belajar dapat dikatakan bahwa perhatian orang tua yang cukup, kondisi ekonomi yang memadai, tingkat pendidikan orang tua yang tinggi, lingkungan keluarga yang harmonis akan membentuk dan mendidik anak berdisiplin dan belajar yang pada akhirnya anak akan mencapai hasil belajar yang memuaskan. Kenyataan yang ada dilapangan menunjukkan bahwa orang tua sibuk dengan urusannya sendiri, sehingga perhatian mereka terhadap anaknya kurang. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka judul penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut “Pengaruh Pendidikan Etika Dalam Keluarga Dan Disiplin Belajar Di Sekolah Terhadap Hasil Belajar Ekonomi Siswa Kelas X MA Sadar Sriwijaya Lampung Timur Tahun Pelajaran 20122013 ”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka penulis dapat mengidentifikasikan masalah sebagai berikut: 1. Banyaknya perilaku menyimpang yang dilakukan oleh siswa seperti, membolos dan berkelahi di sekolah. 2. Masih banyak prilaku siswa yang kurang menghargai guru. 3. Lingkungan yang belum optimal dalam pelaksanaan tata tertib sekolah. 4. Adanya ketidak disiplinan dikarenakan kurangnya kesadaran orang tua terhadap proses belajar siswa di rumah. 5. Banyaknya siswa yang mengabaikan tanggung jawabnya sebagai pelajar. 6. Masih rendahnya usaha siswa untuk mengerjakan sendiri tugas-tugas yang diberikan oleh guru. 7. Sebagian besar siswa belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum KKM yang ditetapkan

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan dari identifikasi masalah yang telah diuraikan, maka masalah dalam penelitian ini dibatasi pada aspek yaitu pengkajian tentang pengaruh pendidikan etika dalam keluarga X1, disiplin belajar disekolah X2, dan hasil belajar siswa Y.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Apakah ada pengaruh pendidikan etika dalam keluarga terhadap hasil belajar ekonomi siswa kelas X MA Sadar Sriwijaya Lampung Timur tahun pelajaran 20122013? 2. Apakah ada pengaruh disiplin belajar di sekolah terhadap hasil belajar ekonomi siswa kelas X MA Sadar Sriwijaya Lampung Timur tahun pelajaran 20122013? 3. Apakah ada pengaruh pendidikan etika dalam keluarga dan disiplin belajar di sekolah terhadap hasil belajar ekonomi siswa kelas X MA Sadar Sriwijaya Lampung Timur tahun pelajaran 20122013?

E. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk: 1. Untuk mengetahui pengaruh pendidikan etika dalam keluarga terhadap hasil belajar ekonomi siswa kelas X MA Sadar Sriwijaya Lampung Timur tahun pelajaran 20122013. 2. Untuk mengetahui pengaruh disiplin belajar di sekolah terhadap hasil belajar ekonomi siswa kelas X MA Sadar Sriwijaya Lampung Timur tahun pelajaran 20122013. 3. Untuk mengetahui pengaruh pendidikan etika dalam keluarga dan disiplin belajar di sekolah terhadap hasil belajar ekonomi siswa kelas X MA Sadar Sriwijaya Lampung Timur tahun pelajaran 20122013.

F. Kegunaan Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah dan tujuan penelitian tersebut diatas, maka kegunaan penelitian ini adalah: 1. Kegunaan Teoritis a. Menambah wawasan dan pengetahuan penulis mengenai masalah yang diteliti. b. Sebagai latihan dan pengalaman dalam mempraktekkan teori yang diterima dibangku kuliah. 2. Kegunaan Praktis a. Bagi siswa agar dapat lebih aktif dalam proses pembelajaran. b. Bagi sekolah sebagai masukan dalam usaha meningkatkan kualitas peserta didik. c. Bagi guru dan calon guru sebagai sumbangan pemikiran dalam membuat keputusan yang berkaitan dengan kegiatan pembelajaran yang tepat dan efektif sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar. d. Sebagai bahan refrensi untuk perpustakaan dan bagi semua pihak yang bermaksud melakukan penelitian lebih lanjut.

G. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup dalam penelitian ini yaitu: 1. Ruang Lingkup Subjek Penelitian Ruang lingkup subjek penelitian ini adalah siswa kelas X semester ganjil 2. Ruang Lingkup Objek Penelitian Ruang lingkup objek penelitian adalah pendidikan etika dalam keluarga X1, disiplin belajar di sekolah X2, dan hasil belajar ekonomi siswa Y. 3. Ruang lingkup tempat penelitian ini adalah MA Sadar Sriwijaya Lampung Timur 4. Waktu penelitian ini adalah tahun 2012.

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS

A. Tinjauan Pustaka

1. Pendidikan Etika Dalam Keluarga

Setiap manusia membutuhkan pendidikan, pendidikan tidak hanya bisa diperoleh dari lembaga formal tetapi bisa juga melalui keluarga. Orang tua merupakan induk pembelajaran bagi seorang anak karena keluarga adalah tempat pertama dan utama sebagai lingkungan pendidikan anak. Pendidikan moral merupakan proses membiasakan anak berperilaku baik dan sesuai dengan norma yang dianggap benar oleh masyarakat sekitar. Suasana keluarga yang memberi dorongan anak untuk maju. Selain itu, lingkungan sekolah yang tertib, teratur, disiplin, yang kondusif bagi kegiatan kompetisi siswa dalam pembelajaran. Begitu halnya dengan moral peserta didik juga mempengaruhi prestasi belajar, karena akan mempengaruhi cara belajar peserta didik tersebut Furmanm, 1990. http:derintaiyooaijoo.comppengaruh-moral-terhadap-prestasi-siswa.html Diakses pada tanggal 04 januari 2013 Etika adalah pedoman dasar seseorang mengambil tindakan yang harus atau diharapkan untuk dilakukan dalam keadaan tertentu. Etika merupakan inti dari setiap kebudayaan dan kebiasaan, khususnya nilai moral yang merupakan sarana pengatur dalam kehidupan bersama. Seorang siswa berada dilingkungan sekolah bersama dengan warga sekolah lain, dalam hal ini membutuhkan pendidikan etika yang membentuk sebuah moral anak dalam keluarga sebagai dasar bagi seorang anak agar dapat melaksanakan perannya sebagai siswa dan warga sekolah yang mampu melaksanakan kehidupan di sekolah dengan baik. Keberhasilan belajar sangat membutuhkan adanya nilai-nilai etika yang mampu menumbuhkan suatu kearifan moralitas dasar yang berarti mengerti dan paham apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan sebagai seorang anak. Keberhasilan belajar sangat membutuhkan adanya nilai-nilai etika yang mampu menumbuhkan suatu kearifan moralitas dasar yang sangat menentukan kelangsungan hidup bermasyarakat. Seorang orang tua harus mendorong tumbuhnya moralitas dasar pada anak agar dapat menghormati nilai-nilai moral itu sendiri. http:derintaiyooaijoo.comppengaruh-moral-terhadap-prestasi-siswa.html Diakses pada tanggal 04 januari 2013 Hal ini sesuai dengan pendapat Ary H. Gunawan 2000: 50 yang menyatakan bahwa “keluarga sebagai salah satu dari tri pusat pendidikan yang bertugas membentuk kebiasaan-kebiasaan yang positif sebagai fondasi yang kuat dalam pendidikan formal anak sekolah. Orang tua akan mengajarkan kebiasaan- kebiasaan, kerena pembiasaan tersebut anak-anak akan mengikuti dan menyesuaikan diri bersama keteladanan orang tuanya”. Tujuan dari pendidikan etika itu sendiri adalah berusaha mengembangkan pola tingkah laku anak sesuai dengan kehendak masyarakatnya. Kehendak ini berwujud kesopanan, kepedulian, dan moralitas yang ada dalam masyarakat. Pendidikan etika berusaha membentuk kepribadian anak yang baik dan sikap mental yang baik dalam menghadapi lingkungannya. Hal ini dimaksudkan bahwa pendidikan etika juga membentuk kepribadian anak agar mampu beradaptasi dengan lingkungannya, seperti lingkungan sekolah, kelas, dan guru. Pendidikan etika yang dilakukan orang tua adalah dengan membiasakan anak agar berdisiplin waktu, mampu beradaptasi, dan menghargai orang lain. Apabila seorang anak memiliki pendidikan etika yang baik tentu akan mampu melaksanakan kegiatan belajar di sekolah. Hal ini sesuai dengan pendapat Irwanto 2002: 105 yang mengemukakan bahwa “belajar merupakan salah satu bentuk perilaku yang amat penting bagi kelangsungan hidup manusia. Belajar membantu manusia menyesuaikan diri adaptasi dengan lingkungannya”http:umar-blogskumpulan-makalah.com, dengan maksud bahwa belajar adalah perilaku yang membantu manusia beradaptasi dengan lingkungannya. Dapat dikatakan bahwa hasil belajar merupakan hasil adaptasi perilaku seseorang terhadap sesuatu yang sedang dipelajari atau dihadapi. Perilaku anak atau siswa yang mampu beradaptasi yaitu seorang siswa dapat memahami dan mengerti tugas mereka dengan baik sebagai seorang siswa. Perilaku siswa yang mampu berdisiplin waktu, dan beradaptasi dengan baik tentu mengerti bahwa mereka harus mengikuti peraturan yang berlaku, dan harus mengikuti proses belajar di sekolah dengan baik. Hal ini mencerminkan bahwa anak tersebut terbiasa mengikuti peraturan yang berlaku dalam keluarganya. Apabila seorang anak mampu beradaptasi dengan baik maka anak tersebut dapat mengikuti kegiatan belajar di sekolah dan mampu mendapatkan hasil belajar yang baik pula sesuai dengan pendapat Skinner dalam Walgito 2004:105 yang mengemukakan bahwa “ belajar merupakan suatu proses adaptasi perilaku yang bersifat menyempurnakan atau lebih baik dari keadaan sebelumnya”http:umar-blogskumpulan -makalah.com. Pendidikan etika adalah satu upaya membantu peserta didik dalam menuju tahap perkembangan sesuai dengan kesiapan mereka. Pendidikan etika tidaklah hanya menanamkan pilihan-pilihan yang benar, tetapi juga mengklasifikasikan perasaan dan disposisi. Mendidik etika atau moral dapat diartikan sebagai upaya mendidik seseorang untuk memperoleh atau menganut kepercayaan mereka dengan landasan yang logis. Secara etimologis kata etika sangat dekat dengan moral. Etika barasal dari bahasa Yunani ethos jamak: ta etha yang berarti adat kebiasaan. Adapun moral berasal dari bahasa latin mos jamak: mores yang juga mengandung arti adat kebiasaan Zuariah, 2007: 17. Menurut Ngalim Purwanto 2004:141 lingkungan pendidikan yang ada dapat digolongkan menjadi tiga yaitu lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan keluarga. Sedangkan menurut Zuariah 2007: 12, keluarga merupakan guru pertama dari setiap anak, pendidikan etika atau moral, watak, budi pekerti, dan pendidikan nilai-nilai kehidupan berasal dari keluarga. Orang tua adalah model bagi seorang anak di dalam mewujudkan nilai-nilai etika di dalam kehidupan keluarga dan di dalam kehidupan sekolah nantinya. Ary H. Gunawan 2000: 50 mengemukakan bahwa “keluarga sebagai salah satu dari tri pusat pendidikan yang bertugas membentuk kebiasaan-kebiasaan yang positif sebagai fondasi yang kuat dalam pendidikan informal anak. Orang tua memberikan pemahaman sehingga menjadi sebuah kebiasaan, anak-anak akan mengikuti dan menyesuaikan diri bersama keteladanan orang tuanya.” C.Haricahyono 1996:57 mengemukakan bahwa dalam latar pendidikan, pengalaman melibatkan kapasitas berfikir peserta didik, yaitu bagaimana membuat hubungan kedepan dan kebelakang atau relasi antara apa yang akan dilakukan dengan apa yang diterima sebagai konsekuensinya. Budi pekerti mengandung watak moral yang baku dan melibatkan keputusan berdasarkan nilai-nilai hidup. Menurut Nurul Zuariah 2007:17 pengertian budi pekerti mengacu pada pengertian dalam bahasa inggris yang diterjemahkan sebagai moralitas. Etika sangat mempengaruhi tingkah laku dan sikap seorang anak, sikap adalah kesiapan mental atau emosional dalam sebuah tindakan. Menurut Allport dalam Djaali 2008: 114 mengatakan bahwa sikap tidaklah muncul seketika atau dibawa lahir, tetapi disusun dan dibentuk melalui pengalaman serta memberikan pengaruh langsung kepada respon seseorang. Makna sikap yang terpenting apabila diikuti oleh objeknya. Sikap adalah kecenderungan untuk bertindak berkenaan dengan objek tertentu. Misalnya sikap terhadap materi pelajaran yang diberikan oleh guru sikelas. Etika sebagai kesadaran seseorang untuk membuat pertimbangan moral yang rasional mengenai kewajiban memutuskan pilihan terbaik dalam menghadapi masalah nyata. Etika secara teori adalah studi tentang kebaikan dan keburukan perilaku manusia dari segi akal budi. Sedangkan secara praksis atau ajaran adalah pola perilaku yang baik. Etika adalah watak atau tabiat khusus seseorang untuk berbuat sopan dan menghargai pihak lain yang tercermin dalam perilaku dan kehidupannya Zuariah, 2007: 18. Menurut Dewey dalam C heppy 1995:56 menyatakan bahwa “ Pandangan sempit dan moralitas terhadap moral ikut bertanggung jawab atas kegagalan untuk memahami bahwa semua tujuan dan nilai yang dibutuhkan didalam pendidikan tidak lain adal ah moral itu sendiri.” Nurul Zuriah 2007:12 mengemukakan bahwa moral adalah sesuatu yang restrictive, artinya bukan sekedar deskriptif tentang hal yang baik, melainkan juga sesuatu yang mengarahkan kelakuan dan pikiran seseorang untuk berbuat baik. Moral mengimplikasikan adanya disiplin. Pelaksanaan moral yang tidak berdisiplin sama artinya dengan tidak bermoral. Moralitas menuntut keseluruhan dari hidup seseorang karena melaksanakan apa yang baik dan menolak apa yang batil. Sedangkan menurut Purwadarminto dalam Sunarto dan Agung 1999: 168 mengemukakan bahwa etika atau moral adalah ajaran tentang baik buruk perbuatan dan kelakuan, akhlak, kewajiban, dan sebagainya. Menurut S lameto 2003: 60 menyatakan “anak akan menerima pengaruh dari keluarga berupa: cara orang tua mendidik moral anak, relasi antara anggota keluarga, suasana rumah tangga dan keadaan ekonomi keluarga”. Faktor-faktor tersebut apabila dapat dilakukan sesuai dengan peran dan fungsinya masing- masing dengan baik, maka dapat memungkinkan terciptanya situasi dan kondisi yang dapat mendorong anak untuk lebih giat belajar. Pendapat Slameto 2003: 61 sebagai berikut. Orang tua yang kurang atau tidak memperhatikan pendidikan anaknya, misalnya mereka acuh tak acuh terhadap belajar anaknya, tidak memperhatikan sama sekali kepentingan-kepentingan dan kebutuhan anak dalam belajar, tidak mengatur waktu belajarnya, tidak menyediakan dan melengkapi alat belajarnya, tidak memperhatikan apakah anak belajar atau tidak, tidak mau tahu bagaimanakah kemajuan belajar anaknya, kesulitan-kesulitan yang dalami dalam belajar dan lain-lain, dapat menyebabkan anak tidak atau kurang berhasil dalam belajarnya. Orang tua harus berperan aktif dalam mendukung keberhasilan siswa, orang tua disamping menyediakan alat yang dibutuhkan anak untuk belajar yang lebih penting adalah bagaimana memberikan bimbingan, pengerahan agar anak lebih bersemangat untuk belajar. Berdasarkan pendapat para ahli tentang pendidikan etika atau moral dalam keluarga yang telah diuraikan, yang akan menjadi indikator dalam penelitian ini adalah cara orang tua mendidik moral anak, relasi antar anggota keluarga, dan suasana rumah. Untuk lebih jelasnya akan diuraikan sebagai berikut. 1 Cara orang tua mendidik moral anak Cara orang tua mendidik moral anak akan berpengaruh terhadap belajar anak. Hal ini berkaitan dengan peran orang tua dalam memikul tugas dan tanggung jawab sebagai pendidik, guru, dan pemimpin bagi anak-anaknya. Peran dan tugas orang tua salah satunya dapat dilihat dari bagaimana orang tua dalam mendidik anaknya, kebiasaan-kebiasaan baik yang ditanamkan agar menunjang proses belajar anak. 2 Relasi antar anggota keluarga Relasi antar anggota keluarga yang terpenting adalah relasi antara anak dengan orang tuanya dan seluruh anggota keluarga yang lainnya. Wujud relasi itu bisa berupa cara hubungan penuh kasih sayang, pengertian, dan perhatian ataukah diliputi oleh rasa kebencian, sikap acuh tak acuh, dan sikap otoriter antar anggota keluarga. Relasi antar anggota keluarga ini erat hubungannya dengan bagaimana orang tua dalam mendidik anak. 3 Suasana rumah Suasana rumah yang tenang dan tentram merupakan tempat belajar yang baik bagi anak. Suasana tersebut dapat tercipta apabila dalam keluarga tercipta hubungan yang harmonis antar anggota atau antara orang tua dengan anak. Selain itu, keadaan rumah perlu ditata dengan rapi dan bersih sehingga dapat menimbulkan rasa nyaman dan sejuk yang dapat membuat anak merasa suka berada di rumah. Suasana yang demikian dapat menumbuhkan konsentrasi yang baik dalam belajar di rumah. Harapan dan tujuan anak untuk medapat hasil beajar yang baik dan maksimal akan terbantu.

2. Disiplin Belajar Di Sekolah

Dokumen yang terkait

PENGARUH MOTIVASI DAN DISIPLIN BELAJAR DI SEKOLAH TERHADAP HASIL BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS X SEMESTER GANJIL SMK YP 96 BUKIT KEMUNING LAMPUNG UTARATAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 5 74

PENGARUH DISIPLIN BELAJAR, MOTIVASI BERPRESTASI DAN KETERSEDIAAN FASILITAS BELAJAR DI RUMAH TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 AMBARAWA TAHUN PELAJARAN 2011-2012

0 3 79

ABSTRAK PENGARUH LINGKUNGAN SOSIAL DAN DISIPLIN BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS X SMA BINA MULYA BANDAR LAMPUNG TAHUN AJARAN 2012/2013

0 40 74

PENGARUH PENDIDIKAN ETIKA DALAM KELUARGA DAN DISIPLIN BELAJAR DI SEKOLAH TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS X MA SADAR SRIWIJAYA LAMPUNG TIMUR TP. 2012/2013

0 6 82

PENGARUH SIKAP TERHADAP GURU DAN DISIPLIN BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR AKUNTANSI KEUANGAN SISWA KELAS X AKUNTANSI SMK MUHAMADIYAH 1 METRO TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 19 75

PENGARUH DISIPLIN BELAJAR, MOTIVASI BELAJAR, DAN LINGKUNGAN BELAJAR DI SEKOLAH TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS XI SMA NEGERI 5 METRO TAHUN PELAJARAN 2013/2014

1 13 77

PENGARUH PEMANFAATAN MEDIA ICT DAN AKTIVITAS BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS X SMA AL-KAUTSAR BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 10 79

PENGARUH DISIPLIN BELAJAR DAN LINGKUNGAN KELUARGA SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS XI IPS SMA MUHAMMADIYAH 2 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015

0 11 79

PENGARUH FAKTOR LINGKUNGAN BELAJAR DI SEKOLAH TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI KELAS X

2 7 15

PENGARUH DISIPLIN BELAJAR DAN KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS X DI SMK UNGGUL SAKTI KOTA JAMBI

0 1 11