PENGARUH PENDIDIKAN ETIKA DALAM KELUARGA DAN DISIPLIN BELAJAR DI SEKOLAH TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS X MA SADAR SRIWIJAYA LAMPUNG TIMUR TP. 2012/2013

(1)

PENGARUH PENDIDIKAN ETIKA DALAM KELUARGA DAN DISIPLIN BELAJAR DI SEKOLAH TERHADAP

HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS X MA SADAR SRIWIJAYA

LAMPUNG TIMUR TP. 2012/2013

Oleh:

CHYCI PRAMITHA 0913031032

Hasil belajar merupakan hasil yang diperoleh setelah mengikuti kegiatan pembelajaran yang diwujutkan dalam bentuk skor atau angka setelah mengikuti tes dari proses belajar. Untuk mencapai hasil belajar yang optimal, siswa harus menggali potensi yang berasal dari dalam maupun luar diri siswa, seperti pendidikan etika dalam keluarga dan disiplin belajar di sekolah.

Berdasarkan penelitian pendahuluan yang dilakukan di MA Sadar Sriwijaya diketahui bahwa secara keseluruhan hasil belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi tergolong rendah. Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh data dan mengetahui pengaruh positif pendidikan etika dalam keluarga dan disiplin belajar di sekolah terhadap hasil belajar ekonomi siswa kelas X MA Sadar Sriwijaya Lampung Timur tahun pelajaran 2012/2013. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas X MA Sadar Sriwijaya sebanyak dua kelas dengan jumlah seluruh siswa 84 siswa. Teknik pengambilan sampel yaitu simple random sampling dengan meggunakan rumus T. Yamane didapat sebanyak 69 siswa. Metode yang digunakan adalah deskriftif verifikatif dengan menggunakan ex post facto dan survei.

Hasil penelitian menunjukan bahwa, ada pengaruh pendidikan etika dalam keluarga dan disiplin belajar di sekolah terhadap hasil belajar ekonomi siswa kelas X MA Sadar Sriwijaya Lampung Timur tahun pelajaran 2012/2013. Berdasarkan analisis data diperoleh F hitung 11,127 > F tabel 3,98 yang ditunjukkan dengan regresi linier multiple dengan koefisien determinasi (r2) 0,252 yang berarti hasil belajar dipengaruhi oleh pendidikan etika dalam keluarga dan disiplin belajar di sekolah sebesar 25,2% dan sisanya 74,8% dipengaurhi oleh faktor lain.


(2)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Paradigma Pengaruh X1 Dan X2 Terhadap Y ...30

Gambar 2. Kurva Normal Q-Qplot X1 ...67

Gambar 3. Kurva Normal Q-Qplot X2 ...68


(3)

DAFTAR ISI

Halaman HALAMAN JUDUL

ABSTRAK

HALAMAN PERSETUJUAN HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN RIWAYAT HIDUP HALAMAN PERSEMBAHAN HALAMAN MOTTO

SANWACANA DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN I. PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG ... 1

B. IDENTIFIKASI MASALAH ... 10

C. PEMBATASAN MASALAH ... 10

D. PERUMUSAN MASALAH ... 11

E. TUJUAN PENELITIAN ... 11

F. KEGUNAAN PENELITIAN ... 12

G. RUANG LINGKUP PENELITIAN ... 13

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS A. TINJAUAN PUSTAKA ... 14

1. Pendidikan Etika Dalam keluarga ... 14

2. Disiplin Belajar Disekolah ... 20

3. Hasil Belajar ... 25

4. Penelitian Yang Relevan ... 28

B. KERANGKA PIKIR ... 29

C. HIPOTESIS ... 32

III. METODE PENELITIAN A. METODE PENELITIAN ... 33

B. POPULASI DAN SAMPEL ... 34

1. Populasi ... 34

2. Sampel ... 34


(4)

VARIABEL ... 36

E. TEKNIK PENGUMPULAN DATA ... 39

1. Observasi ... 39

2. Dokumentasi ... 39

3. Angket ... 40

F. UJI PERSYARATAN INSTRUMEN ... 40

1. Uji Validitas ... 40

2. Uji Reliabilitas ... 43

G. UJI PERSYARATAN STATISTIK PARAMETRIK ... 46

1. Uji Normalitas ... 46

2. Uji Homogenitas ... 47

H. UJI ASUMSI KLASIK ... 48

1. Uji Kelinieritas Garis Regresi ... 48

2. Uji Multikolinieritas ... 50

3. Uji Autokorelasi ... 50

4. Uji Heteroskedastisitas ... 52

I. UJI HIPOTESIS ... 53

1. Regresi Linier Sederhana ... 53

2. Regresi Linier Multipel ... 55

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. GAMBARAN UMUM SEKOLAH LOKASI PENELITIAN ... 57

1. Sejarah Berdirinya Ma Sadar Sriwijaya ... 57

2. Visi Dan Misi Ma Sadar Sriwijaya ... 58

3. Data Keadaan Guru Dan Karyawan ... 59

B. GAMBARAN UMUM RESPONDEN ... 59

C. DESKRIPSI DATA ... 60

1. Data Pendidikan Etika Dikeluarga (X1)... 61

2. Data Disiplin Belajar Disekolah (X2) ... 62

3. Data Hasil Belajar Ekonomi (Y) ... 64

D. UJI PERSYARATAN STATISTIK PARAMETRIK ... 66

1. Uji Normalitas ... 66

1.1. Uji Normalitas (X1) ... 66

1.2. Uji Normalitas (X2) ... 68

1.3. Uji Normalitas (Y) ... 69

2. Uji Homogenitas ... 70

E. UJI ASUMSI KLASIK ... 72

1. Uji Kelinieritas Garis Regresi ... 72

1.1. Uji Kelinieran (X1) Terhadap (Y) ... 72

1.2. Uji Kelinieran (X2) Terhadap (Y) ... 73

2. Uji Multikolinieritas ... 74

3. Uji Autokerelasi ... 75

4. Uji Heteroskedastisitas ... 76

F. UJI HIPOTESIS ... 78


(5)

G. PEMBAHASAN ... 85 1. Pengaruh Pendidikan Etika Dalam Keluarga Terhadap

Hasil Belajar Ekonomi Siswa ... 85 2. Pengaruh Disiplin Belajar Di Sekolah Terhadap Hasil Belajar

Ekonomi Siswa ... 88 3. Pengaruh Pendidikan Etika Dalam Keluarga Dan Disiplin

Belajar Di Sekolah Terhadap Hasil Belajar Ekonomi Siswa .... 89 V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN ... 91 B. SARAN ... 92 DAFTAR PUSTAKA


(6)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Hasil Mid Semester ... 3

Tabel 2. Daftar pelanggaran siswa ... 9

Tabel 3. Penelitian yang relevan ... 28

Tabel 4. Jumlah Siswa ... 34

Tabel 5. Perhitungan Proporsi Sampel ... 35

Tabel 6. Indikator Dan Sub Indikator Masing-Masing Variabel ... 38

Tabel 7. Hasil analisis uji validitas X1 ... 41

Tabel 8. Hasil analisis uji validitas X1 (kedua) ... 42

Tabel 9. Hasil analisis uji validitas X2 ... 43

Tabel10. Interpretasi Reliabilitas ... 44

Tabel 11. Hasil analisis uji reliabilitas X1 ... 45

Tabel 12. Hasil analisis uji reliabilitas X2 ... 45

Tabel 13. Analisis Varian ... 49

Tabel 14. Daftar nama kepala sekolah yang pernah menjabat ... 57

Tabel 15. Distribusi Frekuensi Variabel X1 ... 61

Tabel 16. Kategori X1 ... 62

Tabel 17. Distribusi Frekuensi X2 ... 63

Tabel 18. Kategori X2 ... 63

Tabel 19. Distribusi Frekuensi Y ... 64

Tabel 20. Kategori Y ... 65

Tabel 21. Hasil Uji Normalitas X1 ... 66

Tabel 22. Hasil Uji Normalitas X2 ... 68

Tabel 23. Hasil Uji Normalitas Y ... 69

Tabel 24. Hasil Uji Homogenitas ... 71

Tabel 25. Hasil Uji Kelinieran X1 Terhadap Y ... 72

Tabel 26. Hasil Uji Kelinieran X2 Terhadap Y ... 73

Tabel 27. Hasil Pengujian Multikolinieritas ... 74

Tabel 28. Hasil Uji Autokorelasi ... 76

Tabel 29. Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 77

Tabel 30. Kesimpulan Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 78

Tabel 31. Hasil Uji Hipotesis Pertama ... 79

Tabel 32. Hasil Uji Hipotesis Kedua ... 81


(7)

HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS X MA SADAR SRIWIJAYA

LAMPUNG TIMUR TP. 2012/2013

Oleh

Chyci Pramitha

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Program Studi Pendidikan Ekonomi

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2013


(8)

PENGARUH PENDIDIKAN ETIKA DALAM KELUARGA DAN DISIPLIN BELAJAR DISEKOLAH TERHADAP

HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS X MA SADAR SRIWIJAYA

LAMPUNG TIMUR TP. 2012/2013

( Skripsi )

Oleh

Chyci Pramitha

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2013


(9)

Judul Skripsi : PENGARUH PENDIDIKAN ETIKA DALAM KELUARGA DAN DISIPLIN BELAJAR DI SEKOLAH TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS X MA SADAR SRIWIJAYA LAMPUNG TIMUR TP. 2012/2013

Nama :

Chyci Pramitha

Nomor Pokok Mahasiswa : 0913031032

Program Studi : Pendidikan Ekonomi

Jurusan : Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI 1. Komisi Pembimbing

Pembimbing I, Pembimbing II,

Drs. H. Nurdin, M.Si. Drs. Darwin Bangun, M.Pd.

NIP. 19600817 198603 1 003 NIP. 19530730 198203 1 001

2. Mengetahui

Ketua Jurusan Ketua ProgramStudi

Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, PendidikanEkonomi,

Drs. Buchori Asyik, M.Si. Drs. H. Nurdin, M.Si. NIP. 19560108 198503 1 002 NIP. 19600817 198603 1 003


(10)

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua : Drs. H. Nurdin, M.Si. ...

Sekretaris : Drs. Darwin Bangun, M.Pd. ...

Penguji

Bukan Pembimbing : Drs. Teddy Rusman, M.Si. ...

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. Bujang Rahman, M.Si. NIP: 19600315 198503 1003


(11)

Puji syukur kehadirat Allah SWT yg telah memberikan cinta yg tak terhingga, trimakasih atas berjuta kesempatan untuk selalu mensyukuri nikmat mu yang tak terhingga sampai terselesaikannya karya kecil dari

usahaku selama ini

Ku persembahkan dengan tulus kepada Pak’e tersayang

Yang telah berjuang keras selama ini. Terimaksih atas semangat cinta dan perjuangan serta kesabaran yang begitu berharga

Mak’e tercinta

Atas berjuta kasih dan sayank yang kau berikan semoga ananda mampu mengukir senyum bahagia di wajah penuh kasihmu

Keluarga kecil teman hidupku,

Hadi dan Adhitya terkasih dan tersayang, untuk kasih sayang dan dukungan serta canda tawa yang mampu membuat semua nya menjadi

indah

Adek ku Denny dan Yudha, untuk keceriaan selama ini semoga kelak menjadi kebanggaan untuk keluarga


(12)

MOTTO

Yang lalu adalah lalu, sekarang adalah sekarang, hidup harus terus pandang kedepan, dan hidup

adalah untuk masa yang akan datang.

( Yan Lis )

Masa lalu tidak akan pernah berubah tapi masa depan, kita yang menentukan.

( Chyci )

Ojo ngenteni tukule jamur, eng mongso ketigo.

( Bambang Trikoco )

Masa lalu untuk pembelajaran dan cerminan hidup, agar kesalahan tidak akan pernah terulang.

( Hadi Wiyono )


(13)

RIWAYAT HIDUP

Penulis di lahirkan di Rajabasa Baru Lampung Timur pada tanggal 14 Desember 1991 dengan nama lengkap Chyci Pramitha. Penulis merupakan anak pertama dari tiga bersaudara, Putri dari pasangan Bapak Bambang Trikoco dan Ibu Sarokah.

Pendidikan formal yang diselesaikan penulis yaitu:

1. SD Negeri 2 Rajabasa Baru diselesaikan pada tahun 2003 2. SMP Negeri 1 Way Jepara diselesaikan pada tahun 2006

3. SMA Negeri 1 Bandar Sribhawono diselesaikan pada tahun 2009

Pada tahun 2009, penulis diterima sebagai mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi Jurusan IPS Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Lampung melalui jalur SNMPTN (Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri). Pada bulan Januari 2012, penulis mengikuti Kuliah Kerja Lapangan (KKL) di Solo-Surabaya-Bali-Yogyakarta-Bandung Pada bulan Juni, penulis mengikuti Program Kuliah Kerja Nyata (KKN) dan PPL (Program Pengalaman Lapangan) di Desa Jayaguna, Kecamatan Marga Tiga, Lampung Timur.


(14)

SANWACANA

Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena berkat nikmat dan hidayah-Nya

sehingga skripsi dengan judul “ Pengaruh Pendidikan Etika Dalam Keluarga dan Disiplin Belajar Di Sekolah terhadap Hasil Belajar Ekonomi Siswa Kelas X MA Sadar Sriwijaya Lampung Timur tahun pelajaran 2012/2013” dapat diselesaikan dengan baik.

Dalam penyusunan skripsi ini penulis banyak sekali mendapat bantuan, bimbingan, motivasi, doa dan saran dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M. Si., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan yang telah memberikan kemudahan dalam

menyelesaikan skripsi.

2. Bapak Dr. M. Thoha B. S. Jaya, M. Si., selaku Pembantu Dekan 1 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

3. Bapak Drs. Arwin Ahmad, M.Si., selaku Pembantu Dekan II Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

4. Bapak Drs. Hi. Iskandarsyah, M.H., selaku Pembantu Dekan III Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas lampung yang telah

memberikan kemudahan dalam menyelesaikan skripsi

5. Bapak Drs. Hi. Buchori Asyik, M.Si., selaku ketua Jurusan IPS Fakultas Keguruan dan Ilmu pendidikan Universitas Lampung.


(15)

membimbing, memberikan saran dan mencurahkan waktunya dalam membimbing penulis dengan penuh kesabaran.

7. Bapak Drs. Darwin Bangun, M.Pd., selaku Pembimbing Akademik sekaligus Pembimbing II yang telah membantu, membimbing, memberikan saran dan mencurahkan waktunya dalam membimbing penulis dengan penuh kesabaran.

8. Bapak Drs. Teddy Rusman, M.Si., selaku Pembahas yang telah membantu, membimbing, memberikan saran dan mencurahkan waktunya dalam membimbing penulis dengan penuh kesabaran.

9. Bapak Ali Mansyur, S.Pd.I, selaku kepala MA Sadar Sriwijaya Lampung Timur yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melaksanakan penelitian di sekolah tersebut.

10. Bapak dan Ibu dosen FKIP khususnya Program Studi Pendidikan Ekonomi atas ilmu yang diberikan.

11. Keluargaku tersayang, terimakasih atas dukungan moril maupun materinya.

12. Sahabat-sahabat terbaikku, ma‟in, eka, amel, icha, yeni, eri, ida, tia, devi, mela, kalian telah banyak mengajarkanku arti persahabatan, terimakasih untuk semua kenangan indah yang telah kalian berikan padaku. Semoga kecerian dan kesedihan yang telah kita lalui bersama, menjadi doa untuk kita semua.


(16)

14. Sahabat-sahabat asrama putri BARCELLONA, terimakasih atas dukungan dan doanya.

15. Semua pihak yang telah membantu dan mendukung penulis dalam menyelesaikan skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Penulis berharap semoga segala bantuan yang telah diberikan mendapat balasan dari Tuhan Yang Maha Esa. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua orang.

Bandar Lampung, April 2013 Penulis


(17)

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL Jl. Soemantri Brojonegoro No. 01 Gedung Meneng Bandar Lampung 35145

Telp. (0721) 704624 Faximile (0721) 7046

SURAT PERNYATAAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini, adalah:

1. Nama : Chyci pramitha 2. NPM : 0913031032

3. Program Studi : Pendidikan Ekonomi

4. Alamat : Jl. Bumi Manti Gg.M.Said No.104 Kampung Baru Bandar Lampung

Dengan ini menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebut dalam daftar pustaka.

Bandar Lampung, Mei 2013 Yang Membuat Pernyataan

Chyci Pramitha 0913031032


(18)

I. PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam mencerdaskan kehidupan bangsa dan setiap individu yang terlibat di dalam pendidikan itu dituntut untuk mampu meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan, maka setiap pelaku pendidikan harus memahami hakikat dan tujuan dari pendidikan nasional yaitu membangun kualitas manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap tuhan Yang Maha Esa dan selalu dapat meningkatkan hubungan dengan-Nya. Pendidikan pada hakikatnya merupakan ikhtiar untuk memajukan kehidupan bangsa yang ditandai oleh peningkatan kualitas hidup dan

kesejahteraan masyarakat Indonesia secara keseluruhan.

Tujuan pendidikan adalah seperangkat hasil pendidikan yang dicapai oleh peserta didik setelah diselenggarakannya kegiatan pendidikan. Dalam konteks ini, tujuan pendidikan merupakan komponen sistem pendidikan yang

menempati kedudukan dan fungsi sentral (Hamalik, 2004 : 3). Dengan demikian hasil belajar sangatlah penting untuk mengetahui apakah tujuan pendidikan sudah tercapai secara optimal atau masih berada pada taraf yang rendah.

Tujuan pendidikan akan dapat tercapai apabila ada tanggung jawab dari semua pihak, baik murid, orang tua, pemerintah, lembaga pendidikan (sekolah) serta masyarakat. Oleh karena itu pendidikan bukan hanya tanggung jawab dari salah satu pihak saja melainkan semua pihak harus terlibat. Tinggi rendahnya


(19)

prestasi belajar siswa menunjukkan tingkat keberhasilan belajar, dapat dipengaruhi oleh faktor, baik dari dalam maupun dari luar diri siswa. Konteks tersebut maka kemajuan peradaban yang dicapai umat manusia dewasa ini tidak terlepas dari peran-peran pendidikannya. Diraihnya kemajuan ilmu dan teknologi yang dicapai merupakan akses produk suatu pendidikan, sekalipun diketahui bahwa kemajuan dunia pendidikan selalu dibawah kemajuan yang dicapai dunia industri yang memakai produk lembaga pendidikan.

Membentuk manusia yang berilmu pengetahuan dan memiliki lulusan-lulusan yang berkualitas. Pembelajaran disekolah bertujuan meningkatkan mutu pendidikan yang dapat menghasilkan siswa yang berprestasi dan memiliki kemampuan terbaik dalam belajar. Orang tua memberikan perhatian baik secara fisik maupun psikologis, menyediakan fasilitas belajar siswa dan membiayai pendidikan siswa.

Prestasi dari hasil belajar merupakan dambaan bagi setiap orang tua terhadap anaknya. Hasil belajar yang baik tentu akan didapat dengan proses belajar yang baik juga. Belajar merupakan proses dari sesuatu yang belum bisa menjadi bisa, dari perilaku lama ke perilaku yang baru, dari pemahaman yang lama menjadi pemahaman yang baru. Perlunya perhatian orang tua dan bagaimana orang tua memberikan pemahaman dasar pada siswa dapat mempengaruhi proses belajar. Suasana yang nyaman dan kondisif mengkibatkan proses belajar akan menjadi lebih baik.


(20)

Berdasarkan penelitian pendahuluan yang dilaksanakan pada siswa kelas X MA Sadar Sriwijaya Lampung Timur Tahun Pelajaran 2012/2013

menunjukkan prestasi belajar ekonomi yang dicapai oleh siswa masih tergolong rendah atau belum optimal seperti yang disajikan pada tabel 1. Tabel 1. Hasil MID Semester Ekonomi Siswa Kelas X Semester Ganjil MA

Sadar Sriwijaya Lampung Timur Tahun Pelajaran 2012/2013

No. Kelas Nilai Jumlah siswa

<65 ≥65

1. X.A 28 15 43

2. X.B 31 10 41

Siswa 59 25 84

Persentase (%) 70,24 29,76 100

sumber: guru mata pelajaran ekonomi MA Sadar Sriwijaya Lampung Timur

Berdasarkan Tabel 1. terlihat bahwa hasil belajar yang diraih belum optimal dan tergolong rendah, ini terlihat dari persentase siswa yang mencapai nilai ≥65 hanya 29,76% dan sisanya 70,24% belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM), yaitu 65. Hal ini didukung oleh pendapat Djamarah dan Zain (2006: 121), bahwa untuk mengukur tingkat ketuntasan belajar adalah sebagai berikut.

1. Istimewa/maksimal apabila seluruh bahan pelajaran yang diajarkan dapat dikuasai oleh siswa 100%.

2. Baik sekali/optimal apabila sebagian besar dapat dikuasai siswa yaitu 76% - 99%.

3. Baik/minimal apabila bahan pelajaran yang dikuasai siswa sebesar 60% - 76%.

4. Kurang apabila bahan pelajaran yang dikuasai siswa sebesar < 60%. Tinggi rendahnya prestasi hasil belajar siswa dipengaruhi oleh berbagai faktor, diantaranya berasal dari dalam diri siswa dan dari luar diri siswa itu sendiri. Faktor yang berasal dari dalam diri siswa diantaranya intelegensi, motivasi, minat, bakat, disiplin, kesehatan, tipe belajar siswa, sedangkan faktor yang berasal luar diri siswa diantaranya berasal dari keluarga, yaitu cara mendidik moral anak, kondisi sosial ekonomi orang tua, hubungan orang tua dengan


(21)

anak, bimbingan orang tua, dan suasana rumah atau keluarga. Sedangkan yang berasal dari sekolah diantaranya berasal dari faktor guru, alat pembelajaran, kurikulum, dan lain sebagainya (M. Dalyono, 2007: 230).

Suasana keluarga yang memberi dorongan anak untuk maju. Selain itu, lingkungan sekolah yang tertib, teratur, disiplin, yang kondusif bagi kegiatan kompetisi siswa dalam pembelajaran. Begitu halnya dengan moral peserta didik juga mempengaruhi prestasi belajar, karena akan mempengaruhi cara belajar peserta didik tersebut (Furmanm, 1990).

http://derintaiyooaijoo.com/p/pengaruh-moral-terhadap-prestasi-siswa.html Diakses pada tanggal 04 januari 2013

Sudut pandang keluarga, orang tua seharusnya tidak sepenuhnya

mempercayakan pendidikan anak kepada pihak sekolah, masyarakat dan pemerintah, namun orang tua harus memberikan pedidikan dasar dan perhatian yang maksimal mengenai perkembangan anaknya. Hal ini dikarenakan anak lebih banyak berada dalam lingkungan keluarga. Selain waktu yang relatif singkat berada di sekolah, seorang guru juga harus menangani banyak siswa, sehingga pendidikan yang didapatkan di sekolah kurang optimal tanpa ada sumbangsih dari orang tua siswa itu sendiri.

Situasi keluarga sangat berpengaruh pada keberhasilan anak. Pendidikan dasar dari orang tua, cara mendidik anak, bimbingan orang tua, perhatian orang tua, status ekonomi, hubungan antar anggota keluarga dan dukungan orang tua, sangat mempengaruhi hasil belajar anak. Keluarga merupakan tempat atau lingkungan pendidikan yang pertama, karena dalam keluarga inilah anak pertama-tama mendapatkan didikan dan bimbingan. Juga dikatakan pendidikan yang utama karena sebagian besar dari pendidikan dan pemahaman lebih


(22)

banyak diterima oleh anak dari keluarga atau orang tua. Tugas utama keluarga bagi pendidikan anak adalah sebagai peletak dasar bagi pendidikan etika, moral, pendidikan akhlak dan pandangan hidup keagamaan.

Keluarga merupakan guru pertama dari setiap anak, pendidikan etika, moral, watak, budi pekerti, dan pendidikan nilai-nilai kehidupan berasal dari keluarga. Orang tua adalah model bagi seorang anak di dalam mewujudkan nilai-nilai moral di dalam kehidupan keluaga dan di dalam kehidupan sekolah nantinya (Nurul Zuariah, 2007:12).

Etika adalah studi tentang cara penerapan hal yang baik bagi hidup manusia, yang mencakup dua aspek yaitu disiplin ilmu dan nila-nilai hidup nyata dan hukum tingkah laku manusia (Solomon dalam Zuariah, 2007: 17). Bertens dalam Zuariah (2007: 18) mengemukakan bahwa etika sebagai ilmu yang mempelajari adat kebiasaan, termasuk didalamnya moral yang mengandung nilai dan norma yang menjadi pegangan hidup seseorang atau sekelompok orang bagi pengaturan tingkah lakunya. Etika dibahas sebagai kesadaran seseorang untuk membuat pertimbangan moral yang rasional mengenai

kewajiban memutuskan pilihan yang terbaik dalam menghadapi masalah nyata. Keluarga merupakan tempat ideal pengembangan pendidikan etika. Didalam keluarga, seorang anak belajar secara praktis melalui berlatih maupun meniru etika dan tingkah laku orang disekitarnya serta meneladani orang tuanya. Menurut Aristoteles dalam Maya (http://maya-perjalananhidup.blogspot.com) mengatakan bahwa etika berarti ilmu tentang apa yang biasa dilakukan atau ilmu tentang adat kebiasaan. Secara etimologis kata moral sangat erat dengan etika. Etika berasal dari bahasa Yunani ethos (jamak: ta etha) yang berarti adat kebiasaan. Adapun moral berasal dari bahasa latin mos (jamak: mores) yang juga mengandung arti adat istiadat Zuariah (2007: 17).

Moral adalah pedoman dasar seseorang dalam mengambil tindakan yang harus atau diharapkan untuk dilakukan dalam keadaan tertentu. Moral merupakan inti dati setiap kebudayaan dan kebiasaan, khususnya nilai moral merupakan sarana pengatur dalam kehidupan bersama. Seorang siswa berada dilingkungan


(23)

sekolah bersama dengan warga sekolah yang lain, dalam hal ini membutuhkan pedidikan moral di keluarga sebagai dasar bagi seorang anak agar dapat melaksanakan perannya sebagai siswa dan warga sekolah yang mampu melaksanakan kehidupan di sekolah dengan baik.

Ary H. Gunawan (2000: 50) mengemukakan bahwa “keluarga sebagai salah satu dari tri pusat pendidikan yang bertugas membentuk kebiasaan-kebiasaan yang positif sebagai fondasi yang kuat dalam pendidikan informal anak. Orang tua akan mengajarkan kebiasaan-kebiasaan, karena pembiasaan tersebut, anak-anak akan mengikuti dan menyesuaikan diri bersama keteladanan orang tuanya”.

Pendidikan moral berusaha mengembangkan pola tingkah laku seseorang sesuai dengan kehendak masyarakatnya. Kehendak ini berwujud moralitas yang berisi nilai-nilai kehidupan yang berada dalam masyarakat. Orang yang pertama bertanggung jawab atas kelangsungan hidup dan pendidikan anak adalah orang tua. Kesadaran akan tanggung jawab mendidik dan membina anak sesuai dengan nilai-nilai moral secara terus menerus perlu dikembangkan kepada setiap orang tua. Sedangkan menurut Emile Durkheim dalam Nurul (2007: 24) bahwa “ pendidikan moral dapat diterapkan atau dilakukan dalam tiga lingkungan yaitu pendidikan moral di keluarga, pendidikan moral di sekolah, dan pendidikan moral di masyarakat”.

Berdasarkan hasil penilitian pendahuluan yang dilakukan dengan wawancara dan pengamatan di MA Sadar Sriwijaya Lampung Timur mengenai masalah dari pendidikan moral dalam keluarga yang mempengaruhi hasil belajar siswa, yaitu:

1. Kekosongan pendidikan etika, moral dalam keluarga menyebabkan anak merasa terlantar, dan memukul kehidupan emosional anak serta menjadi


(24)

penyebab kelainan kelakuan atau prilaku menyimpangseperti bergai jenis kenakalan remaja, tawuran, dan membolos sekolah.

2. Orang tua kurang perduli dengan sikap anak dan tingkah laku anak dalam pergaulan sehari-hari.

3. Perhatian yang kurang dari orang tua mempengaruhi hasil belajar siswa. Kurangnya kontrol, pengawasan dan pemberian pengarahan pada anak yang menyebabkan siswa merasa bebas melakukan hal-hal yang bisa

mengganggu kelancaran belajar sehingga siswa tidak dapat mencapai hasil belajar yang maksimal.

Keberhasilan belajar sangat membutuhkan adanya nilai-nilai etika yang mampu menumbuhkan suatu kearifan moralitas dasar yang sangat menentukan

kelangsungan hidup bermasyarakat. Seorang orang tua harus mendorong tumbuhnya moralitas dasar pada anak agar dapat menghormati nilai-nilai moral itu sendiri.

http://derintaiyooaijoo.com/p/pengaruh-moral-terhadap-prestasi-siswa.html Diakses pada tanggal 04 januari 2013

Rendahnya hasil belajar siswa tidak hanya dipengaruhi oleh pendidikan moral di keluarga, akan tetapi dapat juga dipengaruhi oleh disiplin belajar di sekolah. Disiplin belajar dapat dilakukan di sekolah dan di rumah. Disiplin merupakan perasaan taat dan patuh terhadap nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat. Disiplin ini merujuk pada pelatihan yang dilakukan seseorang untuk memenuhi tugas tertentu atau untuk mengadopsi pola tingkah laku tertentu, walaupun orang tersebut lebih senang melakukan hal yang lain. Hal ini penting bagi seorang siswa untuk dapat berhasil dengan baik, maka siswa perlu menaati


(25)

peraturan-peraturan tata tertib atau prosedur yang telah dicanangkan oleh sekolah. Pelanggaran kedisiplinan dapat berupa terlambat, keluar masuk kelas saat jam pelajaran berlangsung, membolos, merokok, bertengkar, dan

pelanggaran lainnya.

Siswa merupakan individu yang secara langsung melakukan proses

pembelajaran, sehingga siswa harus dapat mengikuti kegiatan pembelajaran dengan aktif, mampu mengungkapkan gagasan-gagasan, serta mampu menyertakan segala aspek yang ada pada dirinya baik kecerdasan, minat, perhatian, motivasi, cara belajar, dan disiplin belajar. Sehingga akan mencapai hasil belajar yang memuaskan. Disiplin belajar merupakan salah satu sikap atau perilaku yang harus dimiliki oleh siswa. Siswa akan memperoleh hasil belajar yang baik apabila siswa mampu mengatur waktu dan kegiatan belajarnya.

Tu’u (2004: 93) menyatakan bahwa pencapaian hasil belajar yang baik selain karena adanya tingkat kecerdasan yang cukup, baik, dan sangat baik, juga didukungoleh adanya disiplin sekolah yang ketat dan konsisten, disiplin

individu dalam belajar, dan juga perilaku yang baik. sebaliknya ada siswa yang hasil belajarnya kurang memuaskan meskipun tingkat kecerdasannya baik atau sangat baik, hal itu terjadi karena siswa kurang tertib dan kurang teratur dalam belajar.

Berdasarkan hasil penelitian pendahuluan yang dilakukan dengan wawancara serta pengamatan, dapat dikatakan bahwa disiplin sekolah di MA Sadar

Sriwijaya tergolong rendah. Hal ini ditunjukkan dengan banyaknya siswa yang membolos dan melanggar peraturan sekolah, kurang menghargai guru,

berkelahi di sekolah serta kurangnya sanksi yang diberikan untuk menunjang disiplin sekolah itu sendiri.


(26)

Tabel 2. Daftar jumlah siswa kelas X MA Sadar Sriwijaya yang melakukan pelanggaran selama semester ganjil TP 2012/2013 Jenis

pelanggaran

Jumlah siswa yang melakukan pelanggaran Bulan ke-

1 2 3 4 5

Berkelahi 7 10 3 0 1

Terlambat 17 21 19 22 20

Membolos 8 9 15 25 10

Sumber: WaKa kesiswaan MA Sadar Sriwijaya

Berdasarkan uraian tentang pencapaian hasil belajar dapat dikatakan bahwa perhatian orang tua yang cukup, kondisi ekonomi yang memadai, tingkat pendidikan orang tua yang tinggi, lingkungan keluarga yang harmonis akan membentuk dan mendidik anak berdisiplin dan belajar yang pada akhirnya anak akan mencapai hasil belajar yang memuaskan. Kenyataan yang ada dilapangan menunjukkan bahwa orang tua sibuk dengan urusannya sendiri, sehingga perhatian mereka terhadap anaknya kurang.

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka judul penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut “Pengaruh Pendidikan Etika Dalam Keluarga Dan Disiplin Belajar Di Sekolah Terhadap Hasil Belajar Ekonomi Siswa Kelas X MA Sadar Sriwijaya Lampung Timur Tahun Pelajaran 2012/2013”.


(27)

B.Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka penulis dapat mengidentifikasikan masalah sebagai berikut:

1. Banyaknya perilaku menyimpang yang dilakukan oleh siswa seperti, membolos dan berkelahi di sekolah.

2. Masih banyak prilaku siswa yang kurang menghargai guru.

3. Lingkungan yang belum optimal dalam pelaksanaan tata tertib sekolah. 4. Adanya ketidak disiplinan dikarenakan kurangnya kesadaran orang tua

terhadap proses belajar siswa di rumah.

5. Banyaknya siswa yang mengabaikan tanggung jawabnya sebagai pelajar. 6. Masih rendahnya usaha siswa untuk mengerjakan sendiri tugas-tugas yang

diberikan oleh guru.

7. Sebagian besar siswa belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yang ditetapkan

C.Pembatasan Masalah

Berdasarkan dari identifikasi masalah yang telah diuraikan, maka masalah dalam penelitian ini dibatasi pada aspek yaitu pengkajian tentang pengaruh pendidikan etika dalam keluarga (X1), disiplin belajar disekolah (X2), dan hasil belajar siswa (Y).


(28)

D.Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah ada pengaruh pendidikan etika dalam keluarga terhadap hasil belajar ekonomi siswa kelas X MA Sadar Sriwijaya Lampung Timur tahun pelajaran 2012/2013?

2. Apakah ada pengaruh disiplin belajar di sekolah terhadap hasil belajar ekonomi siswa kelas X MA Sadar Sriwijaya Lampung Timur tahun pelajaran 2012/2013?

3. Apakah ada pengaruh pendidikan etika dalam keluarga dan disiplin belajar di sekolah terhadap hasil belajar ekonomi siswa kelas X MA Sadar

Sriwijaya Lampung Timur tahun pelajaran 2012/2013?

E.Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk:

1. Untuk mengetahui pengaruh pendidikan etika dalam keluarga terhadap hasil belajar ekonomi siswa kelas X MA Sadar Sriwijaya Lampung Timur tahun pelajaran 2012/2013.

2. Untuk mengetahui pengaruh disiplin belajar di sekolah terhadap hasil belajar ekonomi siswa kelas X MA Sadar Sriwijaya Lampung Timur tahun pelajaran 2012/2013.

3. Untuk mengetahui pengaruh pendidikan etika dalam keluarga dan disiplin belajar di sekolah terhadap hasil belajar ekonomi siswa kelas X MA Sadar Sriwijaya Lampung Timur tahun pelajaran 2012/2013.


(29)

F. Kegunaan Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah dan tujuan penelitian tersebut diatas, maka kegunaan penelitian ini adalah:

1. Kegunaan Teoritis

a. Menambah wawasan dan pengetahuan penulis mengenai masalah yang diteliti.

b. Sebagai latihan dan pengalaman dalam mempraktekkan teori yang diterima dibangku kuliah.

2. Kegunaan Praktis

a. Bagi siswa agar dapat lebih aktif dalam proses pembelajaran. b. Bagi sekolah sebagai masukan dalam usaha meningkatkan kualitas

peserta didik.

c. Bagi guru dan calon guru sebagai sumbangan pemikiran dalam membuat keputusan yang berkaitan dengan kegiatan pembelajaran yang tepat dan efektif sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar.

d. Sebagai bahan refrensi untuk perpustakaan dan bagi semua pihak yang bermaksud melakukan penelitian lebih lanjut.


(30)

G. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup dalam penelitian ini yaitu: 1. Ruang Lingkup Subjek Penelitian

Ruang lingkup subjek penelitian ini adalah siswa kelas X semester ganjil 2. Ruang Lingkup Objek Penelitian

Ruang lingkup objek penelitian adalah pendidikan etika dalam keluarga (X1), disiplin belajar di sekolah (X2), dan hasil belajar ekonomi siswa (Y). 3. Ruang lingkup tempat penelitian ini adalah MA Sadar Sriwijaya Lampung

Timur


(31)

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS

A.Tinjauan Pustaka

1. Pendidikan Etika Dalam Keluarga

Setiap manusia membutuhkan pendidikan, pendidikan tidak hanya bisa diperoleh dari lembaga formal tetapi bisa juga melalui keluarga. Orang tua merupakan induk pembelajaran bagi seorang anak karena keluarga adalah tempat pertama dan utama sebagai lingkungan pendidikan anak. Pendidikan moral merupakan proses membiasakan anak berperilaku baik dan sesuai dengan norma yang dianggap benar oleh masyarakat sekitar.

Suasana keluarga yang memberi dorongan anak untuk maju. Selain itu, lingkungan sekolah yang tertib, teratur, disiplin, yang kondusif bagi kegiatan kompetisi siswa dalam pembelajaran. Begitu halnya dengan moral peserta didik juga mempengaruhi prestasi belajar, karena akan mempengaruhi cara belajar peserta didik tersebut (Furmanm, 1990).

http://derintaiyooaijoo.com/p/pengaruh-moral-terhadap-prestasi-siswa.html Diakses pada tanggal 04 januari 2013

Etika adalah pedoman dasar seseorang mengambil tindakan yang harus atau diharapkan untuk dilakukan dalam keadaan tertentu. Etika merupakan inti dari


(32)

setiap kebudayaan dan kebiasaan, khususnya nilai moral yang merupakan sarana pengatur dalam kehidupan bersama. Seorang siswa berada dilingkungan sekolah bersama dengan warga sekolah lain, dalam hal ini membutuhkan pendidikan etika yang membentuk sebuah moral anak dalam keluarga sebagai dasar bagi seorang anak agar dapat melaksanakan perannya sebagai siswa dan warga sekolah yang mampu melaksanakan kehidupan di sekolah dengan baik. Keberhasilan belajar sangat membutuhkan adanya nilai-nilai etika yang mampu menumbuhkan suatu kearifan moralitas dasar yang berarti mengerti dan paham apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan sebagai seorang anak.

Keberhasilan belajar sangat membutuhkan adanya nilai-nilai etika yang mampu menumbuhkan suatu kearifan moralitas dasar yang sangat menentukan

kelangsungan hidup bermasyarakat. Seorang orang tua harus mendorong tumbuhnya moralitas dasar pada anak agar dapat menghormati nilai-nilai moral itu sendiri.

http://derintaiyooaijoo.com/p/pengaruh-moral-terhadap-prestasi-siswa.html Diakses pada tanggal 04 januari 2013

Hal ini sesuai dengan pendapat Ary H. Gunawan (2000: 50) yang menyatakan bahwa “keluarga sebagai salah satu dari tri pusat pendidikan yang bertugas membentuk kebiasaan-kebiasaan yang positif sebagai fondasi yang kuat dalam pendidikan formal anak (sekolah). Orang tua akan mengajarkan kebiasaan-kebiasaan, kerena pembiasaan tersebut anak-anak akan mengikuti dan menyesuaikan diri bersama keteladanan orang tuanya”.

Tujuan dari pendidikan etika itu sendiri adalah berusaha mengembangkan pola tingkah laku anak sesuai dengan kehendak masyarakatnya. Kehendak ini berwujud kesopanan, kepedulian, dan moralitas yang ada dalam masyarakat. Pendidikan etika berusaha membentuk kepribadian anak yang baik dan sikap


(33)

mental yang baik dalam menghadapi lingkungannya. Hal ini dimaksudkan bahwa pendidikan etika juga membentuk kepribadian anak agar mampu beradaptasi dengan lingkungannya, seperti lingkungan sekolah, kelas, dan guru.

Pendidikan etika yang dilakukan orang tua adalah dengan membiasakan anak agar berdisiplin waktu, mampu beradaptasi, dan menghargai orang lain. Apabila seorang anak memiliki pendidikan etika yang baik tentu akan mampu melaksanakan kegiatan belajar di sekolah. Hal ini sesuai dengan pendapat Irwanto (2002: 105) yang mengemukakan bahwa “belajar merupakan salah satu bentuk perilaku yang amat penting bagi kelangsungan hidup manusia. Belajar membantu manusia menyesuaikan diri (adaptasi) dengan

lingkungannya”(http://umar-blogs/kumpulan-makalah.com), dengan maksud bahwa belajar adalah perilaku yang membantu manusia beradaptasi dengan lingkungannya. Dapat dikatakan bahwa hasil belajar merupakan hasil adaptasi perilaku seseorang terhadap sesuatu yang sedang dipelajari atau dihadapi. Perilaku anak atau siswa yang mampu beradaptasi yaitu seorang siswa dapat memahami dan mengerti tugas mereka dengan baik sebagai seorang siswa. Perilaku siswa yang mampu berdisiplin waktu, dan beradaptasi dengan baik tentu mengerti bahwa mereka harus mengikuti peraturan yang berlaku, dan harus mengikuti proses belajar di sekolah dengan baik. Hal ini mencerminkan bahwa anak tersebut terbiasa mengikuti peraturan yang berlaku dalam

keluarganya. Apabila seorang anak mampu beradaptasi dengan baik maka anak tersebut dapat mengikuti kegiatan belajar di sekolah dan mampu mendapatkan hasil belajar yang baik pula sesuai dengan pendapat Skinner dalam Walgito


(34)

(2004:105) yang mengemukakan bahwa “ belajar merupakan suatu proses adaptasi perilaku yang bersifat menyempurnakan atau lebih baik dari keadaan sebelumnya”(http://umar-blogs/kumpulan -makalah.com).

Pendidikan etika adalah satu upaya membantu peserta didik dalam menuju tahap perkembangan sesuai dengan kesiapan mereka. Pendidikan etika tidaklah hanya menanamkan pilihan-pilihan yang benar, tetapi juga mengklasifikasikan perasaan dan disposisi. Mendidik etika atau moral dapat diartikan sebagai upaya mendidik seseorang untuk memperoleh atau menganut kepercayaan mereka dengan landasan yang logis. Secara etimologis kata etika sangat dekat dengan moral. Etika barasal dari bahasa Yunani ethos (jamak: ta etha) yang berarti adat kebiasaan. Adapun moral berasal dari bahasa latin mos (jamak: mores) yang juga mengandung arti adat kebiasaan (Zuariah, 2007: 17). Menurut Ngalim Purwanto (2004:141) lingkungan pendidikan yang ada dapat digolongkan menjadi tiga yaitu lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan keluarga. Sedangkan menurut Zuariah (2007: 12), keluarga merupakan guru pertama dari setiap anak, pendidikan etika atau moral, watak, budi pekerti, dan pendidikan nilai-nilai kehidupan berasal dari keluarga. Orang tua adalah model bagi seorang anak di dalam mewujudkan nilai-nilai etika di dalam kehidupan keluarga dan di dalam kehidupan sekolah nantinya.

Ary H. Gunawan (2000: 50) mengemukakan bahwa “keluarga sebagai salah satu dari tri pusat pendidikan yang bertugas membentuk kebiasaan-kebiasaan yang positif sebagai fondasi yang kuat dalam pendidikan informal anak. Orang tua memberikan pemahaman sehingga menjadi sebuah kebiasaan, anak-anak akan mengikuti dan menyesuaikan diri bersama keteladanan orang tuanya.” C.Haricahyono (1996:57) mengemukakan bahwa dalam latar pendidikan, pengalaman melibatkan kapasitas berfikir peserta didik, yaitu bagaimana membuat hubungan kedepan dan kebelakang atau relasi antara apa yang akan dilakukan dengan apa yang diterima sebagai konsekuensinya. Budi pekerti


(35)

mengandung watak moral yang baku dan melibatkan keputusan berdasarkan nilai-nilai hidup. Menurut Nurul Zuariah (2007:17) pengertian budi pekerti mengacu pada pengertian dalam bahasa inggris yang diterjemahkan sebagai moralitas.

Etika sangat mempengaruhi tingkah laku dan sikap seorang anak, sikap adalah kesiapan mental atau emosional dalam sebuah tindakan. Menurut Allport dalam Djaali (2008: 114) mengatakan bahwa sikap tidaklah muncul seketika atau dibawa lahir, tetapi disusun dan dibentuk melalui pengalaman serta memberikan pengaruh langsung kepada respon seseorang. Makna sikap yang terpenting apabila diikuti oleh objeknya. Sikap adalah kecenderungan untuk bertindak berkenaan dengan objek tertentu. Misalnya sikap terhadap materi pelajaran yang diberikan oleh guru sikelas.

Etika sebagai kesadaran seseorang untuk membuat pertimbangan moral yang rasional mengenai kewajiban memutuskan pilihan terbaik dalam menghadapi masalah nyata. Etika secara teori adalah studi tentang kebaikan dan keburukan perilaku manusia dari segi akal budi. Sedangkan secara praksis atau ajaran adalah pola perilaku yang baik. Etika adalah watak atau tabiat khusus seseorang untuk berbuat sopan dan menghargai pihak lain yang tercermin dalam perilaku dan kehidupannya (Zuariah, 2007: 18).

Menurut Dewey dalam Cheppy (1995:56) menyatakan bahwa “ Pandangan sempit dan moralitas terhadap moral ikut bertanggung jawab atas kegagalan untuk memahami bahwa semua tujuan dan nilai yang dibutuhkan didalam pendidikan tidak lain adalah moral itu sendiri.”

Nurul Zuriah (2007:12) mengemukakan bahwa moral adalah sesuatu yang restrictive, artinya bukan sekedar deskriptif tentang hal yang baik, melainkan juga sesuatu yang mengarahkan kelakuan dan pikiran seseorang untuk berbuat baik. Moral mengimplikasikan adanya disiplin. Pelaksanaan moral yang tidak berdisiplin sama artinya dengan tidak bermoral. Moralitas menuntut

keseluruhan dari hidup seseorang karena melaksanakan apa yang baik dan menolak apa yang batil. Sedangkan menurut Purwadarminto dalam Sunarto dan Agung (1999: 168) mengemukakan bahwa etika atau moral adalah ajaran tentang baik buruk perbuatan dan kelakuan, akhlak, kewajiban, dan


(36)

Menurut Slameto (2003: 60) menyatakan “anak akan menerima pengaruh dari keluarga berupa: cara orang tua mendidik moral anak, relasi antara anggota keluarga, suasana rumah tangga dan keadaan ekonomi keluarga”. Faktor-faktor tersebut apabila dapat dilakukan sesuai dengan peran dan fungsinya masing-masing dengan baik, maka dapat memungkinkan terciptanya situasi dan kondisi yang dapat mendorong anak untuk lebih giat belajar.

Pendapat Slameto (2003: 61) sebagai berikut.

Orang tua yang kurang atau tidak memperhatikan pendidikan anaknya,

misalnya mereka acuh tak acuh terhadap belajar anaknya, tidak memperhatikan sama sekali kepentingan-kepentingan dan kebutuhan anak dalam belajar, tidak mengatur waktu belajarnya, tidak menyediakan dan melengkapi alat

belajarnya, tidak memperhatikan apakah anak belajar atau tidak, tidak mau tahu bagaimanakah kemajuan belajar anaknya, kesulitan-kesulitan yang dalami dalam belajar dan lain-lain, dapat menyebabkan anak tidak atau kurang

berhasil dalam belajarnya. Orang tua harus berperan aktif dalam mendukung keberhasilan siswa, orang tua disamping menyediakan alat yang dibutuhkan anak untuk belajar yang lebih penting adalah bagaimana memberikan bimbingan, pengerahan agar anak lebih bersemangat untuk belajar.

Berdasarkan pendapat para ahli tentang pendidikan etika atau moral dalam keluarga yang telah diuraikan, yang akan menjadi indikator dalam penelitian ini adalah cara orang tua mendidik moral anak, relasi antar anggota keluarga, dan suasana rumah. Untuk lebih jelasnya akan diuraikan sebagai berikut. 1) Cara orang tua mendidik moral anak

Cara orang tua mendidik moral anak akan berpengaruh terhadap belajar anak. Hal ini berkaitan dengan peran orang tua dalam memikul tugas dan tanggung jawab sebagai pendidik, guru, dan pemimpin bagi anak-anaknya. Peran dan tugas orang tua salah satunya dapat dilihat dari bagaimana orang tua dalam mendidik anaknya, kebiasaan-kebiasaan baik yang ditanamkan agar menunjang proses belajar anak.


(37)

2) Relasi antar anggota keluarga

Relasi antar anggota keluarga yang terpenting adalah relasi antara anak dengan orang tuanya dan seluruh anggota keluarga yang lainnya. Wujud relasi itu bisa berupa cara hubungan penuh kasih sayang, pengertian, dan perhatian ataukah diliputi oleh rasa kebencian, sikap acuh tak acuh, dan sikap otoriter antar anggota keluarga. Relasi antar anggota keluarga ini erat hubungannya dengan bagaimana orang tua dalam mendidik anak.

3) Suasana rumah

Suasana rumah yang tenang dan tentram merupakan tempat belajar yang baik bagi anak. Suasana tersebut dapat tercipta apabila dalam keluarga tercipta hubungan yang harmonis antar anggota atau antara orang tua dengan anak. Selain itu, keadaan rumah perlu ditata dengan rapi dan bersih sehingga dapat menimbulkan rasa nyaman dan sejuk yang dapat membuat anak merasa suka berada di rumah. Suasana yang demikian dapat

menumbuhkan konsentrasi yang baik dalam belajar di rumah. Harapan dan tujuan anak untuk medapat hasil beajar yang baik dan maksimal akan terbantu.

2. Disiplin Belajar Di Sekolah

Disiplin belajar adalah pernyataan sikap dan perbuatan siswa dalam

melaksanakan kewajiban belajar secara sadar dan menaati peraturan yang ada di lingkungan sekolah maupun dirumah serta suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan. Sebagai hasil


(38)

pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan, dan ketertiban. Walgito (2008: 12) mengemukakan disiplin belajar adalah ketaatan dan kepatuhan dalam melaksanakan aktivitas belajar sesuai aturanya untuk mencapai tujuan yang diharapkannya, keterkaitan antara disiplin belajar dengan hasil belajar sangat erat sehingga semakin berdisiplin dalam belajar semakin baik hasil yang dicapai. Sedangkan menurut Rachman dalam Susilowati (2005: 18) menyatakan bahwa disiplin belajar adalah upaya mengendalikan diri dan sikap mental individu atau masyarakat dalam mengembangkan kepatuhan dan ketaatan terhadap peraturan dan tata tertib berdasarkan dorongan dan kesadaran yang muncul dari dalam hatinya. Pada hakekatnya disiplin adalah pernyataan sikap mental individu maupun masyarakat yang mencerminkan ketaatan, kepatuhan yang didukung oleh kesadaran untuk menunaikan tugas dan kewajiban dalam rangka pencapaian tujuan (Eko Siswoyo dan Rachman 2000: 97). Kita mengenal adanya disiplin kerja, disiplin lalu lintas, disiplin belajar dan istilah disiplin yang lain. Masalah yang dibahas dalam penelitian ini hanya difokuskan mengenai disiplin belajar. Disiplin bagi peserta didik adalah hal yang rumit dipelajari karena merupakan hal yang kompleks dan banyak kaitannya, yaitu terkait dengan pengetahuan, sikap dan prilaku. Masalah disiplin yang dibahas oleh peneliti adalah masalah disiplin belajar yang ada di sekolah. Belajar adalah proses usaha yang

dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya (Slameto 2003: 2).

Disiplin belajar di sekolah adalah keseluruhan sikap dan perbuatan siswa yang timbul dari kesadaran dirinya untuk belajar, dengan mentaati dan melaksakan sebagai siswa dalam berbagai kegiatan belajarnya di sekolah, sesuai dengan peraturan yang ada. Menurut Susilowati (2001: 3) menyebutkan agar seorang


(39)

pelajar harus belajar dengan baik dan harus bersikap disiplin, terutama disiplin dalam hal-hal sebagai berikut:

a. Disiplin dalam menepati jadwal.

b. Disiplin dalam mengatasi semua godaan yang akan menunda-nunda waktu belajar.

c. Disiplin terhadap diri sendiri untuk dapat menumbuhkan kemauan dan semangat belalar di sekolah seperti menaati tata tertib belajar si sekolah. d. Disiplin dalam menjaga kondisi fisik agar selalu sehat dan fit dengan cara

makan dengan teratur dan bergizi serta berolahraga secara teratur. 2.1. Unsur-unsur disiplin

Menurut Tulus Tu’u (2004: 33) menyebutkan unsur-unsur disiplin adalah sebagai berikut.

a. Mengikuti dan menaati peraturan, nilai dan hukum yang berlaku. b. Pengikutan dan ketaatan tersebut terutama muncul karena adanya

kesadaran diri bahwa hal itu berguna bagi kebaikan dan keberhasilan dirinya. Dapat juga muncul karena rasa takut tekanan, paksaan dan dorongan dari luar dirinya.

c. Sebagai alat pendidikan untuk mempengaruhi, mengubah, membina, dan membentuk perilaku sesuai dengan nilai-nillai yang ditentukan atau diajarkan.

d. Hukuman yang diberikan bagi yang melanggar ketentuan yang berlaku, dalam rangka mendidik, melatih, mengendalikan dan memperbaiki tingkah laku

e. Peraturan peraturan yang berlaku sebagai pedoman dan ukuran perilaku.

2.2. Pentingnya disiplin

Disiplin deperlukan oleh siapa pun dan dimana pun. Hal itu disebabkan kerena seseorang dimana pun berada, disana selalu ada peraturan atau tata tertib.

Tulus Tu’u (2004: 37) mengatakan “disiplin berperan penting dalam membentuk individu yang berciri keunggulan”, dikarenakan alasan berikut ini.

a. Dengan disiplin yang muncul karena kesadaran diri, siswa berhasil dalam belajarnya. Sebaiknya, siswa yang kerap kali melanggar ketentuan sekolah pada umumnya terlambat optimalisasi potensi dan prestasinya.

b. Tanpa disiplin yang baik, suasana sekolah dan juga kelas menjadi kurang kondusif bagi kegiatan pembelajaran. Secara positif, disiplin


(40)

memberi dukungan untuk lingkungan yang tenang dan tertib bagi proses pembelajaran.

c. Orang tua senantiasa berharap di sekolah anak-anaknya dibiasakan dengan norma-norma, nilai kehidupan dan disiplin. Dengan demikian anak-anak dapat menjadi individu yang tertib, teratur, dan disiplin. d. Disiplin merupakan jalan bagi siswa untuk sukses dalam belajar dan

kelak ketika bekerja. Kesadaran pentingnya norma, aturan, kepatuhan, dan ketaatan merupakan prasyarat kesuksesan seseorang.

2.3. Fungsi disiplin

Disiplin sangat penting dan dibutuhkan oleh setiap siswa. Disiplin menjadi prasyarat bagi pembentukan sikap, prilaku, dan tata kehidupan berdisiplin, yang akan mengantar seorang siswa sukses dan belajar dan kelak ketika bekerja.

Fungsi disiplin menurut Tulus Tu’u (2004: 38) yaitu. a. Menata kehidupan bersama

Fungsi disiplin adalah mengatur tata kehidupan manusia, dalam kelompok tertentu atau dalam masyarakat. Dengan begitu, hubungan antar individu akan terjalin dengan baik dan lancar.

b. Membangun kepribadian

Lingkungan yang berdisiplin baik, sangat berpengaruh terhadap kepribadian seseorang. Seorang siswa yang sedang tumbuh

kepribadiannya, tentu lingkungan yang tertib, teretur, tenang, tentram, sangat berperan dalam membangun kepribadian yang baik.

c. Melatih kepribadian

Sikap, perilaku, dan pola kehidupan yang baik dan berdisiplin tidak terbentuk serta dalam waktu singkat. Namun, terbentuk melalui satu proses yang membutuhkan waktu panjang. Salah satu proses untuk membentuk kepribadian tersebut dilakukan melalui latihan.

d. Pemaksaan

Dari pendapat ini, disiplin dapat terjadi karena dorongan kesadaran diri. Disiplin dengan motif kesadaran diri lebih baik dan kuat. Dengan

melakukan kepatuhan dan ketaatan atas kesadaran diri, bermanfaat bagi kebaikan dan kemajuan diri. Sebaliknya, disiplin juga dapat pula terjadi karena adanya pemaksaan dan tekanan dari luar untuk taat dan patuh sehingga akan tumbuh kebiasaan disiplin dalam kehidupan sehari-hari. e. Hukuman

Tata tertib biasanya berisi hal-hal positif yang harus dilakukan oleh siswa. Ancaman sanksi atau hukuman sangat penting karena dapat memberi dorongan dan kekuatan bagi siswa untuk menaati dan

mematuhinya. Tanpa ancaman hukuman atau sanksi, dorongan ketaatan dan kepatuhan dapat diperlemah. Motivasi untuk hidup mengikuti aturan yang berlaku menjadi lemah.


(41)

f. Menciptakan lingkungan yang kondisif

Disiplin sekolah berfungsi mendukung terlaksananya proses dan kegiatan pendidikan agar berjalan lancar. Hal itu dicapai dengan

merancang peraturan sekolah, yakni peraturan bagi guru-guru, dan bagi siswa, serta peraturan lainnya. Selanjutnya diimplementasikan secara baik, dengan demikian sekolah menjadi lingkungan pendidikan yang aman, tenang, tentram, tertib, dan teratur. Lingkungan seperti ini adalah lingkungan yang kondusif bagi pendidikan.

Disiplin belajar di sekolah adalah keseluruhan sikap dan perbuatan siswa yang timbul dari kesadaran dirinya untuk belajar, dengan mentaati dan

melaksanakan sebagai siswa dalam berbagai kegiatan belajarnya di sekolah, sesuai dengan peraturan yang ada. Didukung adanya kemampuan guru,

fasilitas, sarana dan prasarana sekolah. Siswa sebagai input dalam suatu proses pendidikan perlu selalu aktif mengikuti berbagai kegiatan belajar mengajar di sekolah. Sikap disiplin belajar perlu ditimbulkan pada diri siswa, sehingga hal tersebut dapat membawa pengaruh yang baik dalam usaha pencapian prestasi belajarnya. Ada beberapa macam disiplin belajar yang hendaknya dilakukan oleh para siswa dalam kegiatan belajarnya di sekolah sesuai dengan pendapat Slameto (2003: 27) yang mengatakan sebagai berikut.

Perilaku disiplin belajar siswa di sekolah dapat dibedakan menjadi empat macam yaitu:

a. Disiplin siswa dalam masuksekolah b. Disiplin siswa dalam mengerjakan tugas

c. Disiplin siswa dalam mengikuti pelajaran di sekolah d. Disiplin siswa dalam menaati tata tertib di sekolah


(42)

3. Hasil Belajar

Siswa yang melakukan kegiatan belajar akan selalu ingin mendapatkan dan mengetahui hasil belajarnya selama ini, sehingga setelah belajar individu mempunyai keterampilan, pengetahuan, sikap, dan nilai. Untuk dapat mengetahui hasil dari proses belajar tersebut, dapat dilakukan dengan cara menyelenggarakan evaluasi kepada siswa. Sehingga guru dapat m memberikan penilaian terhadap hasil belajar yang telah dilakukan oleh siswa.

Belajar itu senantiasa merupakan perubahan tingkah laku, atas penampilan, dengan serangkaian kegiatan misalnya dengan cara membaca, mengamati, mendengarkan, dan lain sebagainya, maka belajar hanya dialami oleh siswa sendri. Menurut Slameto (2010 :2) Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sehingga hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

Belajar menjadi suatu kebutuhan setiap manusia, karena dengan belajar seseorang dapat meningkatkan pengetahuan, keterampilan yang baik bagi dirinya maupun dalam kehidupan masyarakat. Sedangkan James O. Wittaker dalam Soemanto ( 2006: 104) belajar dapat didefinisiakn sebagai proses

dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau pengalaman. Kemudian pendapat tersebut sesuai dengan pendapat Darsono (2001: 4) yang menyatakan Belajar adalah suatu aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang mengahasilkan perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan, dan nilai sikap.


(43)

Hasil evaluasi tersebut didokumentasikan dalam buku nilai guru dan wali kelas serta arsip yang ada di bagian administrasi kurikulum sekolah. Selain itu, hasil evaluasi juga disampaikan kepada siswa dan orang tua melalui buku yang disampaikan pada waktu pembagian rapor akhir semester, kenaikan, atau kelulusan. Jadi, prestasi belajar siswa terfokus pada nilai atau angka yang dicapai siswa dalam proses pembelajaran di sekolah. Nilai tersebut terutama dilihat dari sisi kognitif, serta aspek ini yang sering dinilai oleh guru untuk melihat penguasaan pengetahuan sebagai ukuran pencapaian hasil belajar siswa. Dalam belajar terdapat faktor faktor yang mempengaruhi kegiatan pembelajaran disekolah. Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar banyak jenisnya, tetapi dapat digolongkan menjadi dua golongan saja,yaitu faktor interen dan eksteren.

1. Faktor Interen a. faktor jasmaniah

(1) faktor kesehatan (2) cacat tubuh b. faktor psikologis

(1) inteligensi (2) perhatian (3) minat (4) bakat (5) motif (6) kematangan (7) kesiapan c. faktor kelelahan

(1) kelelahan jasmani (2) kelelahan rohani 2. Faktor Eksteren

a. faktor keluarga

(1) cara orang tua mendidik moral anak (2) relasi antaranggota keluarga

(3) suasana rumah


(44)

(5) pengertian orang tua (6) latar belakang kebudayaan b. faktor sekolah

(1) metode mengajar (2) kurikulum

(3) relasi siswa dengan guru (4) relasi siswa dengan siswa (5) disiplin sekolah

(6) alat pelajaran (7) metode belajar (8) tugas rumah c. faktor masyarakat

(1) kegiatan siswa dalam masyarakat (2) media masa

(3) teman bergaul

(4) bentuk kehidupan masyarakat (Slameto 2012 : 54-71)

Hasil belajar merupakan realisasi atau pemekaran dari kecakapan kecakapan potensial atau kapsitas yang dimiliki seseorang (Nana Sukmadinata 2007). Sedangkan menurul Mulyono (2003 : 30) hasil belajar ialah kemampuan yang diperoleh pleh anak setelah melalui kegiatan belajar.

Benjamin. S Bloom dalam Mulyono (2003 : 30) juga menyatakan bahwa ada tiga ranah hasil belajar yaitu : kognitif, afektif, dan pisikomotor.

Menurut A. J. Romiszowisia dalam Mulyono (2003: 38) berpendapat bahwa hasil belajar merupakan keluaran (output) dari suatu sistem pemersoalan

masukan(input). Masukan dari sistem tersebut berupa macam macam informasi dan keluarannya adalah perbuatan atau kinerja. Hasil belajar dapat

dikelompokkan menjadi dua macam yaitu pengetahuan dan keterampilan. Berdasarkan pendapat tersebut, hasil adalah perubahan tingkah laku atau proses dari tidak tahu menjadi tau, dari tidak mengerti menjadi mengerti setelah mengikuti kegiatan belajar. Hasil belajar merupakan hasil dari penguasaan oleh


(45)

siswa dapat dilihat dari prilakunya, baik prilaku dalam bentuk penguasaan, keterampilan belajar, maupun keterampilan motorik.

Hasil belajar secara fungsional berkaitan satu sama lain, tetapi dapat

didiskusikan secara terpisah. Hasil-hasil belajr merupakan pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi,abilitas, dan

keterampilan. Hasil belajar diterima oleh murid apabila memberi kepuasan pada kebutuhannya dan berguna baginya. Hasil belajar juga dilengkapi dengan serangkai jalan pengalaman-pengalaman yang dapat dipersamakan dan dengan pertimbangan yang baik. Hasil belajar lambat laun dipersatukan menjadi kepribadian dengan kecepatan yang berbeda-beda dan hasil belajar yang telah dicapai adalah bersifat kompleks dan dapat berubah-ubah, jadi tidah sederhana dan satis (Oemar Hamalik 2001: 32).

4. Penelitian Yang Relevan

Tabel 3. Hasil Penelitian yang Relevan No

.

Nama Judul penelitian Hasil penelitian 1. Putut Ary

Sadewo

Pengaruh pendidikan dalam keluarga terhadap perilaku menyimpang siswa SMA Negeri 13 Bandar Lampung tahun ajaran 2010/2011

Ada pengaruh yang positif antara pendidikan dalam keluarga terhadap perilaku menyimpang siswa SMA Negeri 13 Bandar Lampung tahun ajaran 2010/2011 dengan hasil perhitungan klasifikasi kontigensi C= 0,63 dengan koofisien kontigensi C maks = 0,83 yang termasuk pada kategori tinggi. 2. Ana

Mariyana

Pengaruh lingkungan masyarakat terhadap pembentukan budi pekerti anak di Kelurahan

Surabaya Kecamatan

Ada pengaruh yang positif antara lingkungan

masyarakat terhadap pembentukan budi pekerti anak di kelurahan Surabaya


(46)

Kedaton Bandar Lampung Tahun 2008

kecamatan Kedaton Bandar Lampung tahun 2008 dengan hasil perhitungan dilihat menggunakan tabel Chi-kuadrat dengan signifikansi 0,05 diperoleh X2hitung > X2tabel = 28,13 >

9,49; dan signifikansi 0,01 diperoleh 28,13 > 12,3.

3. Surya Ningsih

Pengaruh lingkungan dan disiplin belajar disekolah terhadap prestasi belajar ekonomi siswa kelas X semester ganjil SMA Utama 2 Bandar Lampung Tahun Pelajaran

2009/2010

Ada pengaruh lingkungan dan disiplin belajar

disekolah terhadap prestasi belajar ekonomi siswa kelas X semester ganjil SMA Utama 2 Bandar Lampung Tahun pelajaran 2009/2010. Hal ini ditunjukkan dengan Fhitung 43,38%>Ftabel 3,0675, koefisien korelasi R2 0,404 prestasi belajar dipengaruhi oleh lingkungan dan disiplin belajar sebesar 40,4%

4. Eva Marlenah Patrawati

Hubungan antara disiplin belajar dan ketersediaan sarana belajar disekolah denggan prestasi belajar IPS Terpadu siswa kelas VIII semester 1 SMP Negeri 3 Way Tenong Lampung Barat tahun pelajaran 2009/2010

Ada hubungn antara disiplin belajar dan ketersediaan sarana belajar disekolah dengan prestasi belajar IPS Terpadu siswa kelas VIII semester 1 SMP Negeri 3 Way Tenong Lampung Barat tahun pelajaran 2009/2010. Dibuktikan dengan hasil hipotesis ketiga dan diperoleh r hitung > r tabel yaitu 0,721>3,085 termasuk dalam korelasi kuat.

B.Kerangka Pikir

Variabel yang diteliti pada penelitian ini terdapat tiga variabel yaitu pendidikan etika dalam keluarga (X1) dan disiplin belajar disekolah (X2),


(47)

kedua variabel tersebut merupakan variabel bebas, dan variabel terikatnya adalah hasil belajar (Y).

Pendidikan etika dalam keluarga merupakan upaya pembentukan moral, watak dan perilaku anak, serta usaha orang tua untuk membatasi pergaulan anak agar sesuai dengan nili-nilai kehidupan dan norma yang belaku. Keluarga adalah tempat dimana seorang anak pertama kali mendapatkan pendidikan, selain itu keluarga adalah pendidikan pusat bagi anak karena sebagian besar waktu anak adalah berada di lingkungan keluarga.

Suasana keluarga yang memberi dorongan anak untuk maju. Selain itu, lingkungan sekolah yang tertib, teratur, disiplin, yang kondusif bagi kegiatan kompetisi siswa dalam pembelajaran. Begitu halnya dengan moral peserta didik juga mempengaruhi prestasi belajar, karena akan mempengaruhi cara belajar peserta didik tersebut (Furmanm, 1990).

http://derintaiyooaijoo.com/p/pengaruh-moral-terhadap-prestasi-siswa.html Diakses pada tanggal 04 januari 2013

Keberhasilan belajar sangat membutuhkan adanya nilai-nilai etika yang mampu menumbuhkan suatu kearifan moralitas dasar yang sangat menentukan

kelangsungan hidup bermasyarakat. Seorang orang tua harus mendorong tumbuhnya moralitas dasar pada anak agar dapat menghormati nilai-nilai moral itu sendiri.

http://derintaiyooaijoo.com/p/pengaruh-moral-terhadap-prestasi-siswa.html Diakses pada tanggal 04 januari 2013


(48)

Disiplin belajar adalah suatuu kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman sendiri dalam interaksi dengan lingkunga sekitar yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan, keteraturan, dan ketertiban.

Disiplin belajar di sekolah adalah keseluruhan sikap dan perbuatan siswa yang timbul dari kesadaran dirinya untuk belajar, dengan mentaati dan melaksakan sebagai siswa dalam berbagai kegiatan belajarnya di sekolah, sesuai dengan peraturan yang ada. Menurut Susilowati (2001: 3) menyebutkan agar seorang pelajar harus belajar dengan baik dan harus bersikap disiplin, terutama disiplin dalam hal-hal sebagai berikut.

a. Disiplin dalam menepati jadwal.

b. Disiplin dalam mengatasi semua godaan yang akan menunda-nunda waktu belajar.

c. Disiplin terhadap diri sendiri untuk dapat menumbuhkan kemauan dan semangat belalar di sekolah seperti menaati tata tertib belajar si sekolah. d. Disiplin dalam menjaga kondisi fisik agar selalu sehat dan fit dengan cara

makan dengan teratur dan bergizi serta berolahraga secara teratur. Tinggi rendahnya hasil belajar siswa dipengaruhi oleh berbagai faktor, diantaranya berasal dari dalam diri siswa dan dari luar diri siswa. Faktor yang berasal dalam diri siswa diantaranya adalah disiplin, minat, motivasi dan lainnya sedangkan yang berasal dari luar diri siswa adalah dari lingkungan keluarga, yaitu cara orang tua mendidik moral anak, hubungn antar anggota keluarga dan bimbingan yang diberikan orang tua. Sedangkan yang berasal dari lingkungan sekolah adalah faktor guru, kurikulum, alat pelajaran, dan lain sebagainya (M. Dalyono, 2007: 230).


(49)

Berdasarkan uraian tentang variabel penelitian diatas, maka kerangka fikir dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 1. Paradigma pengaruh pendidikan etika dalam keluarga (X1) dan disiplin belajar disekolah (X2) terhadap hasil belajar ekonomi (Y)

C.Hipotesis

Berdasarkan kerangka berfikir tersebut maka hipotesis yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Ada pengaruh pendidikan etika dalam keluarga terhadap hasil belajar ekonomi siswa kelas X MA Sadar Sriwijaya Lampung Timur tahun pelajaran 2012/2013.

2. Ad pengaruh disiplin belajar disekolah terhadap hasil belajar ekonomi siswa kelas X MA Sadar Sriwijaya Lampung Timur tahun pelajaran 2012/2013. 3. Ada pengaruh pendidikan etika dalam keluarga dan disiplin belajar

disekolah terhadap hasil belajar ekonomi siswa kelas X MA Sadar Sriwijaya Lampung Timur tahun pelajaran 2012/2013.

Pendidikan etika dalam keluarga (X1)

Disiplin belajar disekolah (X2)


(50)

III. METODE PENELITIAN

A.Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif verifikatif dengan pendekatan ex post facto dan survey. Metode deskriptif adalah penelitian yang bertujan untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistemmatis, faktual dan akurat, mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang di selidiki (Nazir dalam Sujarwo 2002 : 86). Tujuan penelitian ini merupakan verifikatif yaitu untuk menentukan tingkat pengaruh variabel-variabel dalam suatu populasi.

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini berdasarkan data yang ada di tempat penelitian sehingga menggunakan pendekatan ex post fakto dan survey. Penelitian dengan pendekatan ex post facto merupakan penelitian yang meneliti peristiwa yang telah terjadi dengan merunut ke belakang untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat menimbulkan kejadian tersebut (Sugiyono, 2012: 7). Sedangkan pendekatan survey yaitu penyelidikan yang diadakan untuk memperoleh fakta-fakta dan gejala-gejala yang ada dan mencari keterangan-keterangan secara faktual, baik institusi sosial, ekonomi atau politik dari suatu kelompok atau daerah (Nazir, 2003: 56).


(51)

B.Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Sugiono 2012: 117). Populasi dalam penelitian ini adaalah siswa kelas X MA Sadar Sriwijaya Lampung Timur tahun pelajaran 2012/2013, yang terdiri dari dua kelas dengan jumlah seluruhnya 84 siswa. Untuk perinciaanya dapat dilihat pada tabel 2 sebagai berikut :

Tabel 4. Jumlah Siswa Kelas X MA Sadar Sriwijaya Lampung Timur Tahun Pelajaran 2012/2013

No Kelas Jumlah Laki-laki perempuan

1 Kelas X.A 43 21 22

2 Kelas X.B 41 31 10

Total 84 52 32

Sumber : TU MA Sadar Sriwijaya Tahun Pelajaran 2012/2013

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah karakteristik yang dimiliki populasi tersebut (Sugiono 2012:118). Besarnya sampel dalam penelitian ini ditentukan dengan rumus T.Yamane sebagai berikut:

N n =

N.d2+ 1

Dimana:

n= Jumlah sampel N = Jumlah populasi


(52)

d2 = Presisi yang ditetapkan (dalam Riduwan, 2005:65)

3. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel adalah menggunakan probability sampling

dengan menggunakan simple random sampling. Teknik ini merupakan teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang sama bagi setiap unsur

(anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel (Sugiono,

2012:120). Untuk menentukan besarnya sampel pada setiap kelas dilakukan dengan alokasi proporsional untuk tiap kelas agar sampel yang diambil lebih proporsional . Hal ini dilakukan dengan cara :

Berikut adalah tabel yang menunjukkan hasil alokasi perhitungannya.

Tabel 5. Perhitungan Jumlah Sampel Untuk Masing-Masing Kelas Kelas Perhitungan Pembulatan Persentase (%)

X A

32 , 35 43 84 69

 35 50,1%

X B

67 , 33 41 84

69 34 49,9%

Jumlah 69 100%

C.Variabel Penelitian

Variabel adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2010: 60).


(53)

Variabel yang terdapat dalam penelitian ini adalah 1. Variabel bebas (Independent Variable)

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pendidikan etika dalam keluarga (X1), disiplin belajar di sekolah (X2).

2. Variabel terikat (Dependent Variable).

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar ekonomi (Y).

D.Definisi Konseptual dan Definisi Oprasional Variabel

Definisi oprasional merupakaan suatu konsep sehingga dapat diukur, dicapai dengan melihat pada dimensi tingkah laku atau properti yang ditunjukan oleh konsep dan mengkatagorikan hal tesebut menjadi elemen yang dapat diamati dan dapat diukur (Sujarwo 2002 : 174)

Definisi konseptual dalam penelitian ini terdiri dari dua variabel bebas dan satu variabel terikat.

1. Pendidikan etika dalam keluarga a. Definisi konseptual

Menurut Nurul Zuariah (2007: 18) pendidikan etika dalam keluarga adalah usaha orang tua untuk mengembangkan watak atau tabiat khusus seseorang untuk berbuat sopan dan menghargai orang lain yang tercermin dalam perilaku dan kehidupannya . Satu upaya membantu peserta didik dalam menuju satu tahap perkembangan sesuai kesiapan mereka.


(54)

b. Definisi operasional

Pendidikan moral merupakan pembentukan perilaku anak agar tidak menyimpang dari norma dan peraturan yang dianggap masyarakat sekitar baik oleh orang tua yang meliputi:

1) Cara mendidik moral anak 2) Relasi antar anggota keluarga

3) Suasana rumah (mengacu pada pendapat Slameto, 2003: 60) 2. Disiplin belajar di sekolah

a. Definisi konseptual

Menurut Rachman dalam Susilowati (2005: 18) menyatakan bahwa disiplin sebagai upaya mengendalikan diri dan sikap mental individu atau masyarakat dalam mengembangkan kepatuhan dan ketaatan terhadap peraturan dan tata tertib berdasarkan dorongan dan kesadaran yang muncul dari dalam hatinya.

b. Definisi operasional

Disiplin belajar di sekolah merupakan ketaatan dan kepatuhan terhadap aturan dan nilai-nilai yang dipercaya termasuk melakukan pekerjaan yang dirasakan menjadi tanggung jawab yaitu:

1) Kepatuhan dan ketaatan terhadap peraturan yang berlaku disekolah, seperti peraturan tata tertib, ketepatan jadwal, peraturan kelas,

kesungguhan dalam belajar, ketepatan waktu pengumpulan tugas, dan kedisiplinan tidak mengganggu teman saat belajar (mengacu pada pendapat Susilowati 2001:3).


(55)

3. Hasil belajar

a. Definisi konseptual

Menurut Hamalik (2008 : 84) Hasil adalah tingkah laku yang diharapkan para murid setelah dilakukan proses belajar mengajar.

b. Definisi oprasional

Besarnya angka atau nilai yang didapat siswa pada saat MID semester (mengacu pada penelitian pendahuluan).

Tabel 6. Indikator dan sub indikator masing-masing variabel

No Variabel Indikator Sub indikator Skala pengukur an 1. Pendidik

an etika dalam keluarga 1) Cara mendidik moral anak

2) Relasi antar anggota keluarga 3) Suasana

rumah

1. Pemahaman orang tua tentang pentingnya perhatian terhadap tingkah laku anak. 2. Ketaatan setiap anggota

keluarga terhadap peraturan, norma dan nilai kesopanan yang berlaku dalam keluarga 3. Hubungan sosial dan

toleransi antar anggota keluarga

4. Cara orang tua mendidik anak, seperti perhatian, batasan yang diberikan pada anak dan dorongan dari orang tua berupa moril dalam proses pendidikan

Interval dengan pendekat an rating scale

2. Disiplin belajar di sekolah

1. Kepatuhan dan ketaatan terhadap peraturan yang berlaku di sekolah.

1. Mematuhi peraturan dan tata tertib.

2. Ketepatan waktu pada saat datang dan pulang sekolah.

3. Selalu berada didalam kelas pada saat jam pelajaran.berlangsung. 4. Mendengarkan dengan

Interval dengan pendekat an rating scale


(56)

sungguh-sungguh materi yang diberikan oleh guru.

5. Mengumpulkan tugas dari guru tepat pada waktunya.

6. Tingkat kedisiplinan siswa dengan tidak mencontek pada saat ujian maupun

mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru.

7. Tingkat kedisiplinan siswa dengan tidak mengganggu teman . 3. Hasil

belajar

1. Hasil MID semester ganjil mata pelajaran ekonomi.

1. Tingkat atau besarnya nilai yang diperoleh dari hasil MID semester ganjil mata pelajaran Ekonomi

Interval

E. Teknik Pengumpulan Data 1. Observasi

Observasi dilakukan untuk mandapatkan data tentang keadaan sekolah, kegiatan belajar mengajar dan gejala-gejala atau fenomena yang terjadi pada subyek penelitian. Observasi dilakukan untuk mengetahui keadaan sekolah dan lingkungan belajar di MA Sadar Sriwijaya Lampung Timur.

2. Dokumentasi

Dokumentasi digunakan untuk mendapatkan data yang bersifat sekunder atau data yang sudah tersedia tentang data mengenai keadaan sekolah, jumlah siswa, dan hasil belajar.


(57)

3. Angket

Angket atau kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab (Sugiono 2012 :199). Dalam penelitian ini digunakan angket sebagai alat pengumpulan data untuk mendapatkan data tentang

pendidikan etika di keluarga dan disiplin belajar di sekolah pada siswa kelas X MA Sadar Sriwijaya Lampung Timur. Skala yang digunakan dalam

pengukuran angket adalah skala interval dengan pendekatan rating scale yang digunakan untuk mengukur sikap responden terhadap fenomena yang ada, seperti skala untuk mengukur status ekonomi, kelembagaan, pengetahuan, kemampuan, proses kegiatan dan lain-lain (Sugiono, 2010:141).

F. Uji Persyaratan Instrumen

Untuk mendapatkan data yang lengkap dan terpercaya, maka alat instrumennya harus memenuhi persyaratan yang baik. Suatu instrumen yang baik dan efektif adalah memenuhi syarat Validitas dan Reliabilitas.

1. Uji Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen (Sudjarwo, 2009 :224). Untuk menguji tingkat validitas instrumen digunakan rumus korelasi product moment yaitu:

∑ ∑ ∑

√ ∑ ∑ ∑ ∑


(58)

rxy = koefisien korelasi antara variabel x dan y

N = jumlah responden/sampel

∑ = skor rata-rata dari X dan Y

∑ = jumlah skor item X

∑ = jumlah skor total (item)

Dengan kriteria pengujian jika harga rhitung > rtabel dengan taraf signifikansi 0,05

maka alat tersebut valid, begitu pula sebaliknya jika harga rhitung < rtabel maka

alat ukur tersebut tidak valid.

Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil uji coba angket pada variabel X1

dan X2 kepada 20 responden, kemudian dihitung dengan perangkat lunak

SPSS. Hasil perhitungan kemudian dicocokkan dengan tabel r product moment

dengan α = 0,05 adalah 0,444 maka diketahui hasil perhitungan sebagai berikut:

Tabel 7. Hasil Analisis Uji Validitas Pendidikan Etika Dalam Keluarga (X1)

Item rTabel rHitung Keterangan

Item1 0,444 0,545 Valid

Item2 0,444 0,525 Valid

Item3 0,444 0,611 Valid

Item4 0,444 0,135 Tidak Valid

Item5 0,444 0,611 Valid

Item6 0,444 0,601 Valid

Item7 0,444 0,490 Valid

Item8 0,444 0,804 Valid

Item9 0,444 0,462 Valid

Item10 0,444 0,617 Valid

Item11 0,444 0,591 Valid


(59)

Item13 0,444 0,650 Valid

Item14 0,444 0,781 Valid

Item15 0,444 0,402 Tidak Valid

Item16 0,444 0,220 Tidak Valid

Item17 0,444 0,827 Valid

Item18 0,444 0,736 Valid

Item19 0,444 0,678 Valid

Item20 0,444 0,646 Valid

Sumber: hasil pengolahan data 2012

Kriteria yang digunakan adalah jika rhitung > rtabel maka item tersebut valid dan

sebaliknya (Rusman, 2011:54). Berdasarkan kriteria tersebut, terdapat 3 item yang tidak valid dan dalam penelitian ini item tersebut diganti. Dengan demikian dilakukan uji coba ulang yang hasil perhitungannya adalah sebagai berikut:

Tabel 8. Hasil Analisis Uji Validitas Pendidikan Etika Dalam Keluarga (X1)

Item rTabel rHitung Keterangan

Item1 0,444 0,624 Valid

Item2 0,444 0,613 Valid

Item3 0,444 0,696 Valid

Item4 0,444 0,615 Valid

Item5 0,444 0,719 Valid

Item6 0,444 0,585 Valid

Item7 0,444 0,780 Valid

Item8 0,444 0,775 Valid

Item9 0,444 0,503 Valid

Item10 0,444 0,752 Valid

Item11 0,444 0,692 Valid

Item12 0,444 0,753 Valid

Item13 0,444 0,772 Valid

Item14 0,444 0,828 Valid

Item15 0,444 0,786 Valid

Item16 0,444 0,658 Valid

Item17 0,444 0,845 Valid

Item18 0,444 0,759 Valid

Item19 0,444 0,776 Valid

Item20 0,444 0,813 Valid


(60)

Untuk uji validitas variabel X2 diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 9. Hasil Uji Validitas Angket Disiplin Belajar Di Sekolah (X2)

Item rTabel rHitung Keterangan

Item1 0,444 0,811 Valid

Item2 0,444 0,690 Valid

Item3 0,444 0,814 Valid

Item4 0,444 0,781 Valid

Item5 0,444 0,493 Valid

Item6 0,444 0,748 Valid

Item7 0,444 0,901 Valid

Item8 0,444 0,739 Valid

Item9 0,444 0,764 Valid

Item10 0,444 0,806 Valid

Item11 0,444 0,795 Valid

Item12 0,444 0,487 Valid

Item13 0,444 0,868 Valid

Item14 0,444 0,757 Valid

Item15 0,444 0,794 Valid

Item16 0,444 0,814 Valid

Item17 0,444 0,595 Valid

Item18 0,444 0,659 Valid

Item19 0,444 0,764 Valid

Item20 0,444 0,853 Valid

Sumber: hasil pengolahan data 2012

Kriteria yang digunakan adalah jika rhitung > rtabel, maka item tersebut valid dan

sebaliknya (Rusman, 2011:54). Berdasarkan kriteria tersebut terlihat bahwa seluruh item adalah valid maka angket yang digunakan oleh peneliti berjumlah 20 item.

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik (Sudjarwo, 2009:241). Sebelum angket diujikan kepada responden, angket diujikan terlebih dahulu kepada populasi di luar sampel


(61)

untuk mengetahui tingkat reliabilitasnya dengan menggunakan rumus alpha sebagai berikut.

 

          

2

2 11 1

-1 -n n r t i   Keterangan:

r11 = Nilai Reliabilitas

2

i

 = Jumlah varians skor tiap-tiap item = varians total

= jumlah item

(Suharsimi Arikunto, 2008: 109).

Kriteria pengujiannya adalah jika rhitung > rtabel, maka pengukuran tersebut

reliabel dan sebaliknya apabila rhitung < rtabel , maka pengukuran tersebut tidak

reliabel. Dalam penelitian ini, untuk menentukan besarnya koefisien korelasi, maka digunakan tabel sebagai berikut.

Tabel 10. Tabel Interprestasi Reliabilitas Instrumen Besaran Dalam Nilai r11 Kriteria 0,8 – 1,00

0,6 – 0,79 0,4 – 0,59 0,2 – 0,39 Kurang dari 0,2

Sangat Tinggi Tinggi

Sedang/cukup Rendah

Sangat Rendah


(1)

m Pearson

Correlation .772 ** Sig. (2-tailed) .000

N 20

n Pearson

Correlation .828 ** Sig. (2-tailed) .000

N 20

o Pearson

Correlation .786 ** Sig. (2-tailed) .000

N 20

p Pearson

Correlation .658 ** Sig. (2-tailed) .002

N 20

q Pearson

Correlation .845 ** Sig. (2-tailed) .000

N 20

r Pearson

Correlation .759 ** Sig. (2-tailed) .000

N 20

s Pearson

Correlation .776 ** Sig. (2-tailed) .000

N 20

t Pearson

Correlation .813 ** Sig. (2-tailed) .000

N 20

Skortot al

Pearson

Correlation 1 Sig. (2-tailed)

N 20

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).


(2)

95

Validitas X

2

Correlations

Y

item1 Pearson Correlation .811**

Sig. (2-tailed) .000

N 20

item2 Pearson Correlation .690**

Sig. (2-tailed) .001

N 20

item3 Pearson Correlation .814**

Sig. (2-tailed) .000

N 20

item4 Pearson Correlation .781**

Sig. (2-tailed) .000

N 20

item5 Pearson Correlation .493*

Sig. (2-tailed) .027

N 20

item6 Pearson Correlation .748**

Sig. (2-tailed) .000

N 20

item7 Pearson Correlation .901**

Sig. (2-tailed) .000

N 20

item8 Pearson Correlation .739**

Sig. (2-tailed) .000

N 20

item9 Pearson Correlation .764**

Sig. (2-tailed) .000

N 20

item10 Pearson Correlation .806**

Sig. (2-tailed) .000

N 20

item11 Pearson Correlation .795**

Sig. (2-tailed) .000

N 20

item12 Pearson Correlation .487*

Sig. (2-tailed) .030

N 20

item13 Pearson Correlation .868**

Sig. (2-tailed) .000


(3)

item14 Pearson Correlation -.757**

Sig. (2-tailed) .000

N 20

item15 Pearson Correlation .794**

Sig. (2-tailed) .000

N 20

item16 Pearson Correlation .814**

Sig. (2-tailed) .000

N 20

item17 Pearson Correlation .595**

Sig. (2-tailed) .006

N 20

item18 Pearson Correlation -.659**

Sig. (2-tailed) .002

N 20

item19 Pearson Correlation .764**

Sig. (2-tailed) .000

N 20

item20 Pearson Correlation .853**

Sig. (2-tailed) .000

N 20

Y Pearson Correlation 1

Sig. (2-tailed)

N 20

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).


(4)

97

Reliabilitas X

1

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 20 100.0

Excludeda 0 .0

Total 20 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics Cronbach's

Alpha N of Items

.948 20

Reliabilitas X

2

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 20 100.0

Excludeda 0 .0

Total 20 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics Cronbach's

Alpha N of Items


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Agung dan Sunarto. 1999. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Rhineka Cipta

Ary Sadewo, Putut. 2011. Pengaruh Pendidikan Dalam Keluarga Terhadap

Perilaku Menyimpang Siswa SMA Negeri 13 Bandar Lampung Tahun

Ajaran 2010/2011. Universitas Lampung

Dalyono.1997. Sosiologi Pendidikan. Jakarta: Rhineka Cipta

Danny I. Yatim-Irwanto.2002. Kepribadian Keluarga dan Narkotika.

Jakarta:Arcan

Djaali. 2008. Sosiologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara

Gunawan, Ary H. 2000. Sosiologi Pendidikan. Jakarta: Rhineka Cipta

Haricahyono, Cheppy.1995. Dimensi-Dimensi Pendidikan Moral. Semarang: IKIP

Semarang Press

http://derintaiyooaijoo.com/p/pengaruh-moral-terhadap-prestasi-siswa.html

http://maya-perjalananhidup.blogspot.com/2012/01/peran-keluarga-dalam-pendidikan-etika.html

http://makalahmajannaii.blogspot.com/2012/02/etika.html-

http://umar-blogs/kumpulan-makalah.com/2013/01/pengaruh-etika.html

Mariyana, Ana. 2008. Pengaruh Lingkungan Masyarakat Terhadap Pembentukan

Budi Pekerti Anak di Kelurahan Surabaya Kecamatan Kedaton Bandar

Lampung tahun 2008. Universitas Lampung

Marlenah Patrawati, Eva.2010. Hubungan Antara Disiplin Belajar Dan

Ketersediaan Sarana Belajar Disekolah Denggan Prestasi Belajar IPS

Terpadu Siswa Kelas VIII Semester 1 SMP Negeri 3 Way Tenong

Lampung Barat Tahun Pelajaran 2009/2010. Universitas Lampung

Ningsih, Surya. 2010. Pengaruh Lingkungan Dan Disiplin Belajar Disekolah

Terhadap Prestasi Belajar Ekonomi Siswa Kelas X Semester Ganjil SMA

Utama 2 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2009/2010. Universitas

Lampung


(6)

Rusman, Teddy. 2011. Aplikasi Statistik Penelitian Dengan SPSS. Bandar

Lampung

Slameto. 2003. Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta:

Rhineka Cipta

Sudarmanto, R. Gunawan. 2005. Anlisis Linear Ganda Dengan SPSS. Bandar

Lampung: Graha Ilmu

Sugiyono, 2004. Metode Penelitian Bisnis. Alfa Beta. Bandung

Sugiyono, 2009. Metode Penelitian Bisnis. Alfa Beta. Bandung

Sugiyono, 2008. Metode Penelitian Pendidikan. Alfa Beta. Bandung

Suroso, Adi.2009. Pengaruh Persepsi Siwa Tentang Fasilitas Belajar Disekolah,

Motivasi Belajar, Dan Disiplin Belajar Terhadap Prestasi Belajar

Ekonomi Siswa Kelas X Semester Ganjil SMA Negeri 1 Semendawai Suku

III OKU Timur Tahun Pelajaran 2008/2009 Universitas Lampung.

Tu’u

, Tulus. 2004. Peran Disiplin Pada Perilaku Dan Prestasi Siswa. Jakarta:

Grasindo

Yahya, Dwi.2011. Pengaruh Lingkungan Belajar Disekolah, Kedisiplinan

Belajar, Dan Persepsi Siswa Tentang Perhatian Orang Tua Terhadap

Hasil Belajar IPS Terpadu Siswa Kelas VIII SMP 01 Muhamadiyah

Padang Ratu Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2010/2012. Universitas

Lampung

Zuriah, Nurul. 2007. Pendidikan Moral Dan Budi Pekerti Dalam Perspektif

Perubahan. Jakarta: Sinar Grafika Offset


Dokumen yang terkait

PENGARUH MOTIVASI DAN DISIPLIN BELAJAR DI SEKOLAH TERHADAP HASIL BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS X SEMESTER GANJIL SMK YP 96 BUKIT KEMUNING LAMPUNG UTARATAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 5 74

PENGARUH DISIPLIN BELAJAR, MOTIVASI BERPRESTASI DAN KETERSEDIAAN FASILITAS BELAJAR DI RUMAH TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 AMBARAWA TAHUN PELAJARAN 2011-2012

0 3 79

ABSTRAK PENGARUH LINGKUNGAN SOSIAL DAN DISIPLIN BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS X SMA BINA MULYA BANDAR LAMPUNG TAHUN AJARAN 2012/2013

0 40 74

PENGARUH PENDIDIKAN ETIKA DALAM KELUARGA DAN DISIPLIN BELAJAR DI SEKOLAH TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS X MA SADAR SRIWIJAYA LAMPUNG TIMUR TP. 2012/2013

0 6 82

PENGARUH SIKAP TERHADAP GURU DAN DISIPLIN BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR AKUNTANSI KEUANGAN SISWA KELAS X AKUNTANSI SMK MUHAMADIYAH 1 METRO TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 19 75

PENGARUH DISIPLIN BELAJAR, MOTIVASI BELAJAR, DAN LINGKUNGAN BELAJAR DI SEKOLAH TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS XI SMA NEGERI 5 METRO TAHUN PELAJARAN 2013/2014

1 13 77

PENGARUH PEMANFAATAN MEDIA ICT DAN AKTIVITAS BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS X SMA AL-KAUTSAR BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 10 79

PENGARUH DISIPLIN BELAJAR DAN LINGKUNGAN KELUARGA SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS XI IPS SMA MUHAMMADIYAH 2 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015

0 11 79

PENGARUH FAKTOR LINGKUNGAN BELAJAR DI SEKOLAH TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI KELAS X

2 7 15

PENGARUH DISIPLIN BELAJAR DAN KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS X DI SMK UNGGUL SAKTI KOTA JAMBI

0 1 11