Prospek Pengembangan Nilam Di Desa Tanjung Meriah, Kecamatan Sitellu Tali Urang Jehe, Kabupaten Pakpak Bharat

1
PROSPEK PENGEMBANGAN NILAM
Di DESA TANJUNG MERIAH, KECAMATAN SITELLU TALI URANG
JEHE, KABUPATEN PAKPAK BHARAT

SKRIPSI

OLEH :
CONNY FRANSISCA SAGALA
040304072
SEP – AGRIBISNIS

DEPARTEMEN AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2009

Conny Fransisca Sagala : Prospek Pengembangan Nilam Di Desa Tanjung Meriah, Kecamatan Sitellu Tali
Urang Jehe, Kabupaten Pakpak Bharat, 2009.


2

PROSPEK PENGEMBANGAN NILAM
Di DESA TANJUNG MERIAH, KECAMATAN SITELLU TALI URANG
JEHE, KABUPATEN PAKPAK BHARAT

SKRIPSI

OLEH :
CONNY FRANSISCA SAGALA
040304072
SEP – AGRIBISNIS
Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Dapat
Melaksanakan Penelitian di Fakultas Pertanian
Universitas Sumatera Utara

Disetujui Oleh
Komisi Pembimbing

(Ir. Luhut Sihombing, MP)


(Ir. Lily Fauzia, Msi)

Ketua Komisi Pembimbing

Anggota Komisi Pembimbing

DEPARTEMEN AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2009

Conny Fransisca Sagala : Prospek Pengembangan Nilam Di Desa Tanjung Meriah, Kecamatan Sitellu Tali
Urang Jehe, Kabupaten Pakpak Bharat, 2009.

1
ABSTRAK

CONNY


FRANSISCA

SAGALA

(040304072

/

SEP-

AGRIBISNIS) dengan judul skripsi “PROSPEK PENGEMBANGAN NILAM
Di DESA TANJUNG MERIAH, KECAMATAN SITELLU TALI URANG
JEHE, KABUPATEN PAKPAK BHARAT “ yang dilakukan pada tahun 2009.
Nilam (Pogostemon cablin Benth) yang termasuk dalam keluarga
Labiatea merupakan salah satu tanaman penghasil minyak atsiri yang penting
bagi Indonesia, karena minyak yang dihasilkan merupakan komoditas ekspor
yang cukup mendatangkan devisa negara. Sebagai komoditas ekspor minyak
nilam mempunyai prospek yang baik, karena dibutuhkan secara kontinu dalam
industri kosmetik, parfum, sabun dan lain-lain.

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui teknis usaha tani nilam dan proses
mendapatkan minyak nilam, kelayakan finansial usaha pengolahan minyak
nilam, keterkaitan subsistem agribisnis, dan strategi pengembangan minyak
nilam.
Penentuan daerah dilakukan secara purposive. Sampel adalah
petani. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode Simple Random
Sampling. Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder.
Adapun hasil penelitian ini adalah sebagai berikiut :
1. Adapun teknis usaha tani nilam yang dilakukan di Desa Tanjung Meriah,
Kecamatan Sitellu Tali Urang Jehe Kabupaten PakPak Bharat yaitu :
1. Pembibitan,
2. Penanaman,
3. Jarak Tanam,
4. Pemeliharaan Tanaman (Pemupukan, Penyulaman, penyiangan,
Pemangkasan, pembubunan ),
5. Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman.
Proses untuk untuk mendapatkan minyak nilam dapat dilakukan dengan cara
penyulingan uap dan air.
2. Usaha pengolahan minyak nilam di Desa Tanjung Meriah, Kecamatan Sitellu
Tali Urang Jehe, Kabupaten PakPak Bharat layak untuk di kembangkan secara

Conny Fransisca Sagala : Prospek Pengembangan Nilam Di Desa Tanjung Meriah, Kecamatan Sitellu Tali
Urang Jehe, Kabupaten Pakpak Bharat, 2009.

2
finansial karena memiliki prospek yang dapat memberikan keuntungan bagi
petani nilam.
3. Keterkaitan subsistem agribisnis di Desa Tanjung Meriah meliputi subsistem
pra produksi, subsistem produksi dan subsistem

post produksi. Ketiga

subsistem ini mempengaruhi keberhasilan usaha minyak nilam.
4. Strategi pengembangan minyak nilam di Desa Tanjung Meriah dilakukan
dengan membuat analisa SWOT.
Berdasarkan hasil penelitian maka :
Diharapkan agar petani lebih intensif dalam melakukan teknis usaha tani nilam
agar diperoleh hasil minyak nilam yang maksimal dengan harga yang sesuai
dipasaran.
Disarankan agar penggunaan minyak nilam terus meningkat sejalan dengan
perkembangan industri parfum, sabun, dan kosmetik yang menggunakan

minyak nilam sebagai bahan dasarnya.
Diharapkan prospek minyak nilam di masa yang akan datang masih cukup besar
sejalan dengan semakin tingginya permintaan pasar.
Diperlukannya pengadaan penyuluhan untuk meningkatkan produktivitas
dengan menggunakan bibit unggul dan sarana produksi yang tepat.
Diharapkan pemerintah lebih memperhatikan kehidupan petani dan disarankan
memberikan bantuan sarana produksi.

Conny Fransisca Sagala : Prospek Pengembangan Nilam Di Desa Tanjung Meriah, Kecamatan Sitellu Tali
Urang Jehe, Kabupaten Pakpak Bharat, 2009.

3
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

CONNY FRANSISCA SAGALA, lahir di Medan pada Tanggal
04 April 1986 anak dari F. Sagala dan O.Br.Sipahutar. Penulis merupakan anak
ke empat dari lima bersaudara.

Pendididikan formal yang pernah di tempuh penulis adalah
sebagai berikut :


1. Tahun 1992 masuk Sekolah Dasar Sei Petani Medan tamat pada tahun
1998.
2. Tahun 1998 masuk Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Negri 34 Medan
tamat tahun 2001.
3. Tahun 2001 masuk Sekolah Menengah Umum Swasta YAPIM
(Yayasan Perguruan Indonesia Membangun ) Medan tamat pada tahun
2004.
4. Tahun 2004 diterima di Departemen Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas
Pertanian Universitas Sumatera Utara.
5. Juni 2008 melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di Desa Dalig
Raya, Kecamatan Raya, Kabupaten Simalungun.
6. Maret 2009 melaksanakan Penelitian Skripsi di Desa Tanjung Meriah,
Kecamatan Sitellu Tali Urang Jehe, Kabupaten Pakpak Bharat.

Conny Fransisca Sagala : Prospek Pengembangan Nilam Di Desa Tanjung Meriah, Kecamatan Sitellu Tali
Urang Jehe, Kabupaten Pakpak Bharat, 2009.

4
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
rahmatNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Adapun skripsi ini
berjudul ‘’Prospek Pengembngan Nilam Di Desa Tanjung Meriah Kecamatan
Sitellu Tali Urang Jehe Kabupaten Pakpak Bharat.’’
Skripsi ini merupakan karya tulis ilmiah yang sekaligus merupakan
salah satu syarat dalam menyelesaikan studi di Fakultas Pertanian, Universitas
Sumatera Utara, Medan.
Rampungan penyusunan dan penulisan skripsi ini tidak terlepas dari
kerjasama penulis dengan berbagai pihak yang telah membantu pelaksanaan
penelitian ini, dari tahap awal hingga tahap akhir penulisa skripsi ini.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesarbesarnya kepada :
1. Bapak Ir. Luhut Sihombing, MP selaku Ketua Komisi Pembimbing
yang telah mengajari dan membantu saya dalam menyelesaikan skripsi
ini.
2. Ibu Ir. Lily Fauzia, M.Si selaku Anggota Komisi Pembimbing yang
telah membantu saya dalam penyempurnaan skripsi.
3. Bapak Ir. Luhut Sihombing selaku Ketua Departemen SEP, FP-USU
dan Ibu Dr. Ir. Salmiah, MS selaku seketaris Departemen SEP, FPUSU yang telah memberikan kemudahan dalam hal kuliah.
4. Seluruh staff pengajar di Departemen SEP, FP-USU yang telah
memberikan bimbingan selama perkuliahan


Conny Fransisca Sagala : Prospek Pengembangan Nilam Di Desa Tanjung Meriah, Kecamatan Sitellu Tali
Urang Jehe, Kabupaten Pakpak Bharat, 2009.

5
5. Seluruh staff

pegawai di Departemen SEP, FP-USU yang telah

memberikan kelancaran dalam hal administrasi.
6. Bapak Karimon Solin selaku Kepala Desa Tanjung Meriah Kecamatan
Sitellu Tali Urang Jehe Kabupaten Pakpak Bharat yang telah
membantu penulis dalam melakukan penelitian di daerahnya.
7. Penghargaan dan ucapan terima kasih saya sampaikan kepada seluruh
responden yang menjadi sampel dalam penelitian ini yang banyak
membantu penulis dalam memberikan data dan informasi yang saya
butuhkan
Rekan-rekan mahasiswa stambuk 2004 Departemen SEP, FP-USU atas
kebersamaan dan canda tawa kalian yang membuat penulis menjadi lebih
bersemangat terutama buat sahabat-sahabat terdekat saya ( Rina, Suci, Riduan,

Harmon, Anwar).
Terima Kasih khususnya buat" Jumpa Malem" yang telah membantu dan
mensupport penulis dalam penyelesaian skripsi ini.
Segala hormat dan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
Ayahanda dan Ibunda atas doa, kasih sayang, pengorbanan moril dan material,
dorongan serta nasehat

yang tidak terhingga kepada penulis dapat

menyelesaikan studinya.
Akhir kata penulis mengucaokan terima kasih dan smoga skripsi ini
memberikan manfaat bagi kita semua. Good Bless Us.
Medan, Juli 2009
Penulis

Conny Fransisca Sagala : Prospek Pengembangan Nilam Di Desa Tanjung Meriah, Kecamatan Sitellu Tali
Urang Jehe, Kabupaten Pakpak Bharat, 2009.

6


DAFTAR ISI
Hal

ABSTRAK

……………………………………………………………… i

DAFTAR RIWAYAT HIDUP …………………………………………….. ii
KATA PENGANTAR …………………………………………………… .. iii
DAFTAR ISI ……………………………………………………………….. iv

DAFTAR TABEL …………………………………………………………… v
DAFTAR GAMBAR ………………………………………………………... vi
DAFTAR LAMPIRAN ……………………………………………………….vii
BAB I.PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang …………………………………………………...
I.2 Identifikasi Masalah ……………………………………………...
I.3 Tujuan Penelitian …………………………………………………
I.4 Kegunaan Penelitian ……………………………………………...

1
7
8
8

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA
PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN ……………………………. 9
II.1 Tinjauan Pustaka …………………………………………………. 9
II.2 Landasan Teori ……………………………………………………15
II.3 Kerangka Pemikiran ………………………………………………22
II.4 Hipotesis Penelitian ………………………………………………23
BAB III. METODE PENELITIAN
III.1 Metode Penentuan Daerah ……………………………………... 24
III.2 Metode Penentuan Petani Sampel ……………………………… 24
III.3 Metode Pengumpulan Data …………………………………… 25
III.4 Metode Analisi Data …………………………………………… 25
III.5 Definisi dan Batasan Operasional ……………………………… 28
BAB IV. DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN DAN KARAKTERISITK
PENELITIAN PETANI SAMPEL
1V.1 Deskripsi Daerah Penelitian ……………………………………31
Conny Fransisca Sagala : Prospek Pengembangan Nilam Di Desa Tanjung Meriah, Kecamatan Sitellu Tali
Urang Jehe, Kabupaten Pakpak Bharat, 2009.

7
IV.1.1 Luas Daerah dan Letak Geografis Desa ………………… 31
IV.1.2 Tata Guna Lahan …………………………………………32
IV.1.3 Keadaan Penduduk ……………………………………… 32
IV.2 Karakteristik Petani Sampel …………………………………… 34
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
V.1 Teknis Usaha Tani Nilam dan Proses Mendapatkan Minyak Nilam
………………………………………………………………….. 38
V.1.1 Pembibitan …………………………………………………39
V.1.2 Penanaman …………………………………………………39
V.1.3 Jarak Tanam ……………………………………………… 40
V.1.4 Pemeliharaan Tanaman …………………………………… 41
V.1.5 Pengendalian Hama dan Penyakit …………………………44
V.1.6 Panen dan Pasca Panen …………………………………….45
V.1.7 Pengolahan Minyak Nilam ………………………………...46
VI. KESIMPULAN DAN SARAN
VI.1 Kesimpulan
VI.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

Conny Fransisca Sagala : Prospek Pengembangan Nilam Di Desa Tanjung Meriah, Kecamatan Sitellu Tali
Urang Jehe, Kabupaten Pakpak Bharat, 2009.

8

DAFTAR TABEL

No

Judul

Hal

1. Luas Lahan dan Produksi Tanaman Nilam Menurut
Kecamatan di Kabupaten Pakpak Bharat Tahun 2006 ...............

6

2. Luas Lahan dan Produksi Tanaman Nilam Menurut Desa di
Kecamatan Sitellu Tali Urang Jehe Tahun 2006 ......................
3. Matrik SWOT ..........................................................................

7
18,28

4. Keadaan Tata Guna Lahan Desa Tanjung Meriah Kecamatan
Sitellu Tali Urang Jehe Kabupaten Pakpak Bharat Tahun
2006 .........................................................................................

32

5. Komposisi Penduduk Menurut Mata Pencaharian Desa
Tanjung Meriah Kecamatan Sitellu Tali Urang Jehe
Kabupaten Pakpak Bharat Tahun 2006 .....................................

33

6. Sarana dan Prasarana Ekonomi Desa Tanjung Meriah
Kecamatan Sitellu Tali Urang Jehe Kabupaten Pakpak
Bharat
Tahun 2006 ..............................................................................
7. Karakteristik Petani Sampel

34

Desa Tanjung Meriah

Kecamatan Sitellu Tali Urang Jehe Kabupaten Pakpak
Bharat Tahun 2006 ...................................................................

35

8. Rata-Rata Biaya Produksi Usaha Nilam....................................

51

Conny Fransisca Sagala : Prospek Pengembangan Nilam Di Desa Tanjung Meriah, Kecamatan Sitellu Tali
Urang Jehe, Kabupaten Pakpak Bharat, 2009.

9
9. Rata-Rata Penerimaan Usaha Minyak Nilam ............................

52

10. Rata-Rata R/C Usaha Minyak Nilam ......................................

53

11. Rata-Rata ROI Usaha Minyak Nilam ........................................

54

12. Analisa SWOT .........................................................................

60

Conny Fransisca Sagala : Prospek Pengembangan Nilam Di Desa Tanjung Meriah, Kecamatan Sitellu Tali
Urang Jehe, Kabupaten Pakpak Bharat, 2009.

10

DAFTAR GAMBAR

No

Judul

Hal

1. Gambar Komoditi Nilam

10

2. Gambar Skema Kerangka Pemikiran

22

3. Gambar Daun Nilam

38

4. Gambar Daun Kering Nilam

38

5. Gambar Minyak Nilam

38

6. Gambar Penyulingan Tradisional

47

7. Gambar Penyulingan Modern

47

8. Gambar Diagram Alir Proses Penyulingan Minyak Nilam

49

Conny Fransisca Sagala : Prospek Pengembangan Nilam Di Desa Tanjung Meriah, Kecamatan Sitellu Tali
Urang Jehe, Kabupaten Pakpak Bharat, 2009.

11

DAFTAR LAMPIRAN

No

Judul

Hal

1. Karakteristik Petani sampel di daerah Penelitian
2. Biaya Pengguna Pupuk Per Petani Sampel di Daerah Penelitian
3. Biaya Sarana Produksi Usaha Tani Nilam Per Petani dan Per Hektar di
Daerah Penelitian
4. Distribusi dan Biaya Tenaga Kerja Usaha Tani Nilam Per Hektar di
Daerah Penelitian
5. Biaya penyusutan Peralata Usaha Tani NIlam Per Petani dan Per Hektar
di Daerah Penelitian
6. Total biaya Usaha Tani Nilam dan Per Petani dan Per Hektar di Daerah
Penelitian
7. Penerimaan Per Petani di Daerah Penelitian
8. Penerimaan Per Hektar di Daerah Penelitian
9. Pendapatan Bersih Usaha Tani Nilam Per Petani dan Per Hektar di
Daerah Penelitian
10. Total Biaya Produksi, Penerimaan, Pendapatan, R/C Ratio dan Nilai
ROI Per Petani di Daerah Penelitian

Conny Fransisca Sagala : Prospek Pengembangan Nilam Di Desa Tanjung Meriah, Kecamatan Sitellu Tali
Urang Jehe, Kabupaten Pakpak Bharat, 2009.

12
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Peranan agribisnis dalam suatu negara agraris seperti Indonesia adalah
besar sekali. Hal ini disebabkan karena cakupan aspek agribisnis adalah
meliputi kaitan dari mulai proses produksi, pengolahan, sampai pada pemasaran
termasuk di dalamnya kegiatan lain yang menunjang kegiatan proses produksi.
(Soekartawi,1999)
Yang dimaksud dengan faktor produksi adalah semua korbanan yang
diberikan pada tanaman agar tanaman tersebut mampu tumbuh dan
menghasilkan dengan baik. Faktor produksi ini memang sangat menentukan
besar kecilnya produksi yang diperoleh. (Soekartawi,1999)
Pengolahan hasil pertanian merupakan komponen kedua dalam kegiatan
agribisnis setelah komponen produksi pertanian. Banyak pula petani yang tidak
melaksanakan pengolahan hasil yang disebabkan oleh berbagai sebab, padahal
disadari bahwa kegiatan pengolahan ini dianggap penting karena dapat
meningkatkan nilai tambah. (Soekartawi,1999)
Pemasaran merupakan suatu kegiatan usaha untuk menyampaikan
barang dan jasa dari produsen kepada konsumen. Aspek pemasaran memang
disadari bahwa aspek ini adalah penting. Bila mekanisme pemasaran berjalan
baik, maka semua pihak yang terlibat akan diuntungkan. (Soekartawi,1999)
Volume jualan yang menguntungkan merupakan tujuan dari konsep
pemasaran, artinya laba diperoleh melalui pemuasan konsumen. Dengan laba
ini, perusahaan dapat tumbuh dan berkembang, dapat

menggunakan

Conny Fransisca Sagala : Prospek Pengembangan Nilam Di Desa Tanjung Meriah, Kecamatan Sitellu Tali
Urang Jehe, Kabupaten Pakpak Bharat, 2009.

13
kemampuan yang lebih besar kepada konsumen, serta dapat mamperkuat
kondisi perekonomian secara keseluruhan. (Basu dan Irawan,1997)
Bagi Indonesia, agribisnis berkembang dan berprospek cerah karena
kondisi daerah yang menguntungkan, antara lain :
a. Lokasinya digaris khatulistiwa yang menyebabkan adanya sinar
matahari yang cukup bagi perkembangan sektor pertanian. Suhu tidak
terlalu panas dan karena agroklimat yang relatif baik, maka kondisi
lahan juga relatif subur,
b. Lokasi Indonesia berada di luar zone angin taifun seperti yang banyak
menimpa Filipina, Taiwan dan Jepang,
c. Keadan saran dan prasarana seperti daerah aliran sungai, tersedianya
bendungan irigasi , jalan di pedesaan yang relatif baik, mendukung
berkembangnya agribisnis dan
d. Adanya kemauan politik pemerintah yang masih menempatkan sektor
pertanian menjadi sektor yang mendapatkan prioritas.
(Soekartawi,1999)
Hambatan dalam pengembangan agribisnis di indonesia terletak pada
berbagai aspek antara lain :
a. Pola produksi pada beberapa komoditi pertanian tertentu terletak di
lokasi yang terpencar-pencar , sehingga menyulitkan pembinaan dan
menyulitkan tercapainya efisiensi pada skala usaha tertentu,
b. Sarana dan prasarana, khususnya yang di luar Jawa terasa

belum

memadai, sehingga menyulitkan untuk mencapi efisiensi usaha
pertanian,
Conny Fransisca Sagala : Prospek Pengembangan Nilam Di Desa Tanjung Meriah, Kecamatan Sitellu Tali
Urang Jehe, Kabupaten Pakpak Bharat, 2009.

14
c. Akibat dari kurang memadainya sarana dan prasarana tersebut, maka
biaya transportasi menjadi lebih tinggi. Hal ini terjadi bukan saja dalam
satu pulau tetapi juga antar pulau. Hal ini memang merupakan
konsekuensi logis dari suatu negara yang terdiri dari banyak pulau,
d. Sering dijumpai adanya pemusatan agroindustri yang terpusat di kotakota besar, sehingga nilai bahan baku pertanian menjadi lebih mahal
untuk mencapai lokasi agrobisnis tersebut dan,
e. Sistem kelembagan, terutama di pedesaan terasa masih lemah sehingga
kondisi

seperti

ini kurang mendukung berkembangnya kegiatan

agribisnis. (Silitonga,1995)
Minyak asiri atau dikenal orang dengan nama minyak eteris atau minyak
terbang (essential oil,volatile) dihasilkan oleh tanaman tertentu. Minyak
tersebut mudah menguap pada suhu kamar tanpa mengalami dekomposisi,
mempunyai rasa getir, berbau wangi sesuai dengan bau tanaman penghasilnya.
Minyak tersebut pada umumnya larut dalam pelarut organik dan tidak larut
dalam air. Pada tanaman, minyak asiri mempunyai 3 fungsi yaitu : membantu
proses penyerbukan dengan menarik beberapa jenis serangga atau hewan,
mencegah kerusakan tanaman. oleh serangga, dan sebagai cadangan bagi
tanaman.(Sudaryani dan Sugiharti,1998)
Upaya pengembangan produksi minyak asiri memang masih harus dipacu
sebab komoditas ini memiliki peluang yang cukup potensial, tidak hanya
dipasar luar negeri. Pemasaran minyak asiri Indonesia pada masa yang akan
datang akan mampu memberikan peran yang nyata dalam pembangunan
nasional, seandainya ditangani secara seksama. (Lutony dan Rahmayati,2002)
Conny Fransisca Sagala : Prospek Pengembangan Nilam Di Desa Tanjung Meriah, Kecamatan Sitellu Tali
Urang Jehe, Kabupaten Pakpak Bharat, 2009.

15
Prioritas pengembangan minyak asiri di Indonesia masih mengorientasikan
pemasaran produksinya sebagai komoditas ekspor. Sebagian kecil produksi
minyak asiri memang sudah ada yang digunakan langsung untuk memenuhi
kebutuhan industri didalam negeri, terutama sebagai bahan ramuan obat-obatan.
(Lutony dan Rahmayati,2002)
Pengolahan minyak asiri di Indonesia memang masih pada tingkat hulu,
hanya menggunakan cara tradisional. Keadaan seperti ini jelas mengakibatkan
posisi Indonesia kalah bersaing dengan negara produsen lain yang dapat
memberi

jaminan

terhadap

jumlah

produksi

dengan

mutu

yang

konsisten.(Lutony dan Rahmayati,2002)
Tanaman yang menghasilkan minyak asiri diperkirakan berjumlah 150200 spesies tanaman, antara lain yang masuk dalam famili Pinaceae, Labrate
,Compositae, Lauraceae, Myrtaceae, dan Umbelliferaceae. Minyak ini dapat
bersumber dari setiap bagian tanaman yaitu daun, bunga, buah, biji, batang,
kulit, dan akar. Untuk tanaman nilam, minyak asirinya banyak diambil dari
daunnya. (Sudaryani dan Sugiharti,1998)
Tanaman nilam (Pogostemon cablin) dengan hasil minyak nilam
(patchouli oil) merupakan penghasil devisa terbesar dari ekspor minyak asiri.
Produksi minyak nilam Indonesia pertahunnya mencapai rata-rata diatas USD
20 juta (dolar amerika) (Mangun,2006).
Minyak nilam juga dapat menanggulangi gangguan depresi, gelisah,
stres, tegang karena kelelahan, kebingungan, lesu dan tidak bergairah, serta
meredakan kemarahan. Untuk mengatasi gangguan-gangguan tersebut, minyak
nilam akan lebih berkhasiat bila dicampur dengan minyak cengkih, cendana,
Conny Fransisca Sagala : Prospek Pengembangan Nilam Di Desa Tanjung Meriah, Kecamatan Sitellu Tali
Urang Jehe, Kabupaten Pakpak Bharat, 2009.

16
lavender, atau mawar. Bahkan, minyak ini bisa digunakan merawat pakaian,
terutama terbuat dari wol dan sutra. Beberapa tetes minyak nilam dapat
mencegah datangnya nyengat, semut, dan serangga lain yang sering
menyambangi lemari atau laci. (Mangun,2006)
Keunggulan minyak nilam Indonesia sudah dikenal sekaligus diakui
oleh berbagai negara yang menjadi konsumen (importir) minyak tersebut.
Baunya lebih harum dan lebih tahan lama bila dibandingkan dengan minyak
nilam produksi negara lain. Hal ini menyebabkan minyak nilam Indonesia
disegani di pasaran Internasional. (Lutony dan Rahmayati,2002).
Merosotnya volume minyak nilam dan perananya, disebabkan oleh
kurang intensifnya petani produsen terhadap pembudidayaan nilam, pengolahan
hasil, dan sebagainya. Alasan tersebut di dukung oleh suatu kenyataan, bahwa
perkembangan luas tanaman nilam diliputi suasana ketidakpastian, dan tidak
pernah meunjukkan trend kenaikan. Ketidakpastian pembudidayaan nilam itu
jelas berpengaruh terhadap produksi minyak nilam yang dihasilkan.
(Santoso,1990)
Lemahnya harga komoditi nilam di pasaran dunia dapat menurunkan
luas areal dan produksi nilam, sedangkan kenaikan harga nilam akan memicu
banyak petani untuk menanam nilam. Selain faktor harga, menurunya luas areal
dan produksi nilam bisa dipacu oleh naiknya harga komoditi lain seperti kopi
dan coklat (Puteh,2004)
Konkretnya, dengan mengusahakan dan mengolah nilam dapat dipetik
dua keuntungan, yaitu : Bagi pemerintah, mampu menunjang program
peningkatan non migas, sehingga menambah devisa negara, dan bagi petani
Conny Fransisca Sagala : Prospek Pengembangan Nilam Di Desa Tanjung Meriah, Kecamatan Sitellu Tali
Urang Jehe, Kabupaten Pakpak Bharat, 2009.

17
mampu meningkatkan pendapatannya, karena harga minyak nilam relative lebih
tinggi dibandingkan tanaman lainnya. (Santoso,1990)
Salah satu wilayah di Sumatera Utara yang membudidayakan nilam
adalah Kabupaten Pakpak Bharat. Nilam merupakan salah satu komoditi
unggulan wilayah Pakpak Bharat dan sedang dikembangkan saat ini.
Di Kabupaten Pakpak Bharat areal budidaya tanaman nilam saat ini
dikonsentrasikan terutama di Kecamatan Sitellu Tali Urang Jehe dan Salak.
Kondisi geografis Pakpak Bharat sangat cocok untuk mengusahakan nilam.
Selain kondisi geografis yang sangat mendukung, pemerintah daerah
memberikan

perhatian

lebih

dalam

pengembangan

nilam.

Program

pengembangan budidaya nilam di daerah Pakpak Bharat sangat memerlukan
perhatian serius dari pemerintah dan dari masyarakat itu sendiri.
Tabel berikut akan menunjukkan data mengenai luas lahan dan produksi
nilam di Kabupaten Pakpak Bharat.
Tabel 1 : Luas Lahan dan Produksi Tanaman Nilam Menurut Kecamatan
di Kabupaten Pakpak Bharat Tahun 2006
No
1
2
3
4
5
6
7
8

KECAMATAN
Salak
STTU Jehe
Pagindar
STTU Julu
Pangetteng-eteng Sengkut
Kerajaan
Tinada
Siempat Rube
Total

LUAS/AREA
(Ha)
25,10
104
3
7
5
10
1
5
160,1

PRRODUKSI
(Ton)
1,1
2,64
0,60
0,7
0,50
1,50
0,30
1,20
8,54

Sumber: BPS Propinsi Sumatera Utara, Pakpak Bharat Dalam Angka 2007

Conny Fransisca Sagala : Prospek Pengembangan Nilam Di Desa Tanjung Meriah, Kecamatan Sitellu Tali
Urang Jehe, Kabupaten Pakpak Bharat, 2009.

18
Dari tabel diatas bahwa Kecamatan Sitellu Tali Urang Jehe dan Salak
merupakan kecamatan yang sangat berpotensi dalam mengusahakan dan
memproduksi tanaman nilam dengan luas lahan 104 ha dan produksi 2,64 ton di
Kabupaten Pakpak Bharat.
Di Kecamatan Sitellu Tali Urang Jehe terdiri dari beberapa desa, dimana
Desa Tanjung Meriah merupakan salah satu desa yang membudidayakan
tanaman nilam. Dikarenakan perkembangan produksi nilam di Desa Tanjung
Meriah memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap pendapatan keluarga
petani.
Tabel 2 : Luas Tanam dan Produksi Tanaman Nilam Menurut Desa di
Kecamatan Sitellu Tali Urang Jehe Tahun 2006
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

Nama Desa
Luas area (Ha) Produksi (Ton)
Kaban tengah
19
0,4
Bandar Baru
16
0,3
Tanjung Meriah
23
0,6
Tanjung Mulia
6
0,15
Simberuna
25
0,5
Perolihen
3
0,2
Maholida
4
0,13
Perjaga
1
0,1
Malum
4
0,25
Mbinalun
3
0,2
Jumlah
104
2,64
Sumber: Dinas Pertanian Pakpak Bharat, STTU Jehe Dalam Angka 2007
Dari tabel diatas bahwa Desa Tanjung Meriah merupakan penghasil
nilam terbesar di Kecamatan Sitellu Tali Urang Jehe dan Salak dengan luas
lahan 23 ha dan produksi 0,6 ton dibandingkan dengan desa lain yang berada di
kecamatan Sitellu Tali Urang Jehe.

Conny Fransisca Sagala : Prospek Pengembangan Nilam Di Desa Tanjung Meriah, Kecamatan Sitellu Tali
Urang Jehe, Kabupaten Pakpak Bharat, 2009.

19
Identifikasi Masalah
Adapun identifikasi masalah dari penelitian ini adalah :
1. Bagaiman teknis usaha tani nilam dan proses mendapatkan minyak
nilam didaerah penelitian ?
2. Bagaiman kelayakan finansial usaha pengolahan minyak nilam ?
3. Bagaiman keterkaitan subsistem dalam agribisnis minyak nilam ?
4. Bagaimana strategi pengembangan minyak nilam ?

Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui teknis usaha tani nilam dan proses mendapatkan
minyak nilam didaerah penelitian.
2. Untuk mengetahui kelayakan finansial usaha pengolahan minyak
nilam.
3. Untuk mengetahui keterkaitan subsistem dalam agribisnis minyak
nilam.
4. Untuk mengetahui strategi pengembangan minyak nilam.
5.
Kegunaan Penelitian
Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah :
1

Sebagai bahan masukan bagi petani untuk mengetahui sejauh mana
prospek pengembangan nilam.

2

Sebagai bahan pertimbangan bagi para pengambil keputusan dan
kebijaksanaan dalam rangka mengembangkan nilam.

Conny Fransisca Sagala : Prospek Pengembangan Nilam Di Desa Tanjung Meriah, Kecamatan Sitellu Tali
Urang Jehe, Kabupaten Pakpak Bharat, 2009.

20
TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN DAN
KERANGKA PEMIKIRAN

Tinjauan Agronomi Tanaman nilam
Tanaman nilam (Pogostemon cablin) dipercayai berasal dari Filipina
dan banyak terdapat di hutan-hutan kepulauan Filipina. Ia dibawa masuk dan
ditanam di Semenanjung Malaysia pada awal tahun 1800. walau bagaimanapun
pada awal 1900 dengan kemasukan tanaman getah yang lebih menguntungkan,
tanaman nilam tidak lagi diminati oleh pekebun kecil di Malaysia. Sekarang
nilam diusahakan secara komersial di Indonesia (Aceh), China dan Brazil.
Nilam merupakan tanaman herba renik, mempunyai banyak cabang dan tumbuh
sehingga 1,0 m tinggi. Daunnya berbentuk ovate, 8 – 10 cm panjang dan 5 – 8
cm lebar, tebal dan bergerigi. Ia berwarna hijau tua keungu-unguan dan
mengeluarkan aroma yang unik bila diremas. Batang dan cabangnya berwarna
ungu, berbentuk empat segi dan diselaputi bulu yang halus. Nilam didapati
tidak berbunga di Malaysia. (http//Herba.mht)
Nilam yang oleh kalangan ilmiah diberi nama Pagostemon sp., telah
dikenal sejak lama di Indonesia. Daerah asalnya tidak diketahui secara pasti.
Ada yang mendakwanya berasal dari India dan ada pula yang menduga dari
Srilangka bahkan Filipina. Yang jelas, semenjak tahun 1653 tanaman ini telah
digunakan orang untuk keperluan mandi karena aromanya yang khas dan
harum. (Lutony dan Rahmayati,2002)

Conny Fransisca Sagala : Prospek Pengembangan Nilam Di Desa Tanjung Meriah, Kecamatan Sitellu Tali
Urang Jehe, Kabupaten Pakpak Bharat, 2009.

21
Nilam termasuk tanaman yang mudah tumbuh seperti herba lainnya.
Tanaman ini memerlukan suhu yang panas dan lembab. Selain itu, nilam juga
memerlukan curah hujan yang merata dalam jumlah yang cukup. (Mangun,
2006).
Sistematika nilam sesuai dengan taksonominya diklasifikasikan sebagai
berikut :
Divisio

: Magnoloophyta

Kelas

: Magnoliopsida

Ordo

: Lamiales

Familia

: Lamiaceae

Genus

: Pogostemon

Species

: Pogostemon cablin

(http://id.Wikipedia.org/wiki/Nilam)

Gambar 1. Komoditi Nilam
Tanaman nilam tidak selalu berbunga, tergantung pada jenisnya. Nilam
yang berbunga, bunganya berwarna putih dan tersusun di tangkai. Jenis nilam
yang berbunga ini menjadi indikator bahwa nilam tersebut tidak layak
Conny Fransisca Sagala : Prospek Pengembangan Nilam Di Desa Tanjung Meriah, Kecamatan Sitellu Tali
Urang Jehe, Kabupaten Pakpak Bharat, 2009.

22
dikembangkan, karena kadar minyaknya rendah dan komposisi minyaknya juga
jelek. (Santoso,1990)
Daun nilam merupakan daun tunggal yang berbentuk bulat telur atau
lonjong, melebar ditengah, meruncing ke ujung dan tepinya bergerigi. Tulang
daunnya bercabang-cabang ke segala penjuru. Bila daun nilam diremas-remas
akan berbau harum. Oleh karena itu, masyarakat desa sering menggunakannya
untuk mandi atau mencuci pakaian sebagai pengganti sabun dan sekaligus untuk
memberi bau wangi. Daun nilam merupakan bagian dari tanaman nilam yang
paling berharga, karena minyak nilam yang baik berasal dari daunnya.
(Santoso,1990)
Daun nilam dapat dipergunakan untuk berbagai keperluan, misalnya
-

Daun nilam dapat dipergunakan sebagai pewangi (aroma)
masakan atau kue. Caranya, melalui proses oksidasi, kemudian
dihidrolisis oleh isogeunolasetat, sehingga daun nilam menjadi
tepung berwarna putih yang dapat dipakai sebagai penyedap
(aroma) masakan.

-

Daun nilam dapat dipergunakan untuk pelembab kulit, dengan
cara menggosok-gosok daun nilam yang segar keseluruh bagian
tubuh, menghilangkan bau badan dan gatal-gatal akibat gigitan
nyamuk atau semut. (Santoso, 1990)

Tanaman nilam memerlukan suhu ideal antara 22 – 28oC atau antara 22
– 28 kapasitas uap air (g/m3) dengan kelembaban diatas 75%. Untuk mencapai
pertumbuhan maksimal, tanaman nilam memerlukan ketersediaan air pada saat
awal penanaman hingga proses pertumbuhan berlangsung. Selain itu,
Conny Fransisca Sagala : Prospek Pengembangan Nilam Di Desa Tanjung Meriah, Kecamatan Sitellu Tali
Urang Jehe, Kabupaten Pakpak Bharat, 2009.

23
diperlukan juga sinar matahari yang cukup pada umur lebih dari 3 bulan sampai
menjelang masa panen. (Mangun,2006)
Tanaman nilam merupakan tumbuhan daerah tropik. Tanaman ini
termasuk famili labiatae dan merupakan tumbuhan semak dengan ketinggian
sekitar 0,3 – 1,3 meter. Di dalam bebas tumbuhnya menggeliat-geliat tidak
teratur dan cenderung mengarah ke datangnya sinar matahari, namun di kebun
pertanaman nilam tumbuhnya dapat tegak ke atas atau merumpun pendek bila
diberi penegak bambu (Santoso, 1990)
Pada dasarnya, terdapat beberapa jenis tanaman nilam yang telah
tumbuh dan berkembang di indonesia. Namun, nilam Aceh lebih dikenal dan
telah ditanami secara meluas. Secara garis besar, jenis nilam ada 3 yaitu :
1. Nilam Aceh (Pogostemon cablin Benth atau Pogostemon patchouli)
Nilam Aceh merupakan tanaman standar ekspor yang direkomendasikan
karena memiliki aroma khas dan rendemen minyak daun keringnya tinggi,
nilam jenis ini tidak berbunga, daun berbulu halus yaitu 2,5-5 % dibandingkan
dengan jenis lain.
Nilam Aceh dikenal pertama kali dan ditanami secara meluas hampir
diseluruh wilayah Aceh. Saat ini, hampir diseluruh wilayah Indonesia
menembangkan nilam Aceh secara khusus.
2.Nilam Jawa (Pogostemon heyneatus Benth)
Nilam Jawa disebut juga nilam hutan. Nilam ini berasal dari India dan
masuk ke Indonesia serta tumbuh meliar di beberapa hutan di wilayah Pulau
Jawa. Jenis tanaman ini hanya memiliki kandungan minyak sekitar 0,5-1,5 %.

Conny Fransisca Sagala : Prospek Pengembangan Nilam Di Desa Tanjung Meriah, Kecamatan Sitellu Tali
Urang Jehe, Kabupaten Pakpak Bharat, 2009.

24
Jenis daun dan rantingnya tidak memiliki bulu-bulu halus dan ujung daunnya
agak meruncing.
3. Nilam Sabun (Pogostemon hortensis Backer)
Jenis tanaman ini hanya memiliki kandungan minyak sekitar 0,5-1,5 %.
Selain itu, komposisi kandungan minyak yang dimiliki dan dihasilkannya tidak
baik sehingga minyak dari jenis nilam ini tidak memperoleh pasaran dalam
bisnis minyak nilam. Oleh sebab itu, nilam Jawa dan nilam Sabun tidak
direkomendasikan sebagai tanaman komersial karena keduanya berbeda
dengan nilam Aceh dan komposisi kandungan minyaknya tidak baik.
(Mangun, 2006)
Tumbuhan nilam berupa semak yang bisa mencapai satu meter.
Tumbuhan ini menyukai suasana teduh, hangat dan lembab. Mudah layu jika
terkena sinar matahari langsung atau kekurangan air. Bunganya menyebarkan
bau wangi yang kuat. Bijinya kecil Perbanyakan biasanya dilakukan secara
vegetatif. (http://id.wikipedia.org/wiki/Nilam)
Selain bermanfaat bagi berbagai ragam kebutuhan industri, masa panen
tanaman nilam relatif singkat dan mempunyai jangka waktu hidup yang lama.
Proses pemeliharaan dan pengendalian tanaman nilam relatif mudah dan potensi
pasarnya sudah jelas. Pola perdagangan minyak nilam tidak terkena kota ekspor
dan sampai saat ini belum ditemukan bahan sintetis atau bahan pengganti yang
dapat menyamai manfaat minyak nilam ini. Bila dikaitkan dengan status
perencanaan pengelolaan budi daya tanaman nilam dengan segala ruang lingkup
usaha yang menyertainya, dapat disimpulkan bahwa program budi daya
tanaman ini prospektif dan menguntungkan. (Mangun,2006)
Conny Fransisca Sagala : Prospek Pengembangan Nilam Di Desa Tanjung Meriah, Kecamatan Sitellu Tali
Urang Jehe, Kabupaten Pakpak Bharat, 2009.

25
Tinjauan Ekonomi Tanaman Nilam
Harga yang tidak stabil sangat mempengaruhi perkembangan minyak
nilam Indonesia. Hal ini menyebabkan petani kurang bergairah untuk menanam
nilam bila harganya sedang merosot, dan akhirnya banyak yang berpindah
menanam tanaman –tanaman lain yang harganya relatif lebih stabil.
(Sudaryani dan Sugiharti,1998)
Minyak nilam memiliki potensi strategis dipasar dunia sebagai bahan
pengikat aroma wangi pada parfum dan kosmetika. Dunia membutuhkan 1.2001.400 ton minyak nilam setiap tahun dan volume itu cenderung terus
meningkat, sementara produksi yang tersedia baru mencapai 1.000 ton per
tahun. (http://arsip.pontianakpost.com)
Harga minyak nilam di pasar lokal berkisar Rp 200.000-Rp 250.000 per
kg. Importir minyak nilam terbesar saat ini adalah Amerika Serikat (lebih dari
200 ton per tahun), disusul lima negara Eropa, masing-masing Inggris (45-60
ton/thn), Perancis, Swiss (40-50 ton/thn, Jerman (35-40 ton/thn) dan Belanda
(30 ton/thn) (http://arsip.pontianakpost.com)
Ekspor nilam Indonesia berfluktuasi dengan laju peningkatan ekspor 6%
per tahun sebesar 700 ton sampai 2000 ton minyak nilam per tahun, dengan US
$ 14 juta hingga US $ 50 juta. Sementara harga minyak nilam dipasaran Rp
135.000 sampai dengan Rp 145.000 per kg. (http://ikm.depperin.go.id)
Harga yang tinggi menunjukkan minyak nilam punya nilai ekonomis
yang tinggi pula. Karena itu, minyak ini sangat potensial dibudidayakan di
Indonesia untuk kemudian menjadi komoditas ekspor. Apalagi, tanaman nilam

Conny Fransisca Sagala : Prospek Pengembangan Nilam Di Desa Tanjung Meriah, Kecamatan Sitellu Tali
Urang Jehe, Kabupaten Pakpak Bharat, 2009.

26
yang dapat menghasilkan minyak nilam menjadi salah satu kekayaan alam
Indonesia. (http://ikm.depperin.go.id)
Oleh karena itu, usaha untuk meningkatkan produksi minyak nilam
dengan cara pengembangan tanaman nilam terbuka lebar. Hal ini ditunjang juga
oleh semakin banyaknya permintaan konsumen akan minyak nilam, karena
semakin berkembangnya industri kosmetik dan parfum (wangi-wangi) baik
diluar maupun didalam negeri. (Sudaryani dan Sugiharti,1998)

Landasan Teori
Pengembangan sektor pertanian tidak terlepas dari sasaran umum dan
perioritas pembangunan, berdasarkan hal tersebut maka strategi pembangunan
yang dikembangkan mengarah pada modernisasi pertanian melalui modelmodel keterkaitan usaha. Maksudnya adalah kerjasama diantara sektor prtanian
yang dapat dijabarkan dalam bentuk agroindustri dan agribisnis. (Soekartawi,
1990)
Agribisnis menangani produk pertanian yang diproses industri sebelum
memasuki pasar sebagai produk industrial. Proses industrialnya berupa
“conditioning”(pemolesan) maupun “processing” (pengolahan). Dari produk
primernya atau bahan bakunya, produk akhirnya merupakan produk yang
ditingkatkan mutunya melalui proses”conditioning” ialah pembersihan,
pemilahan, pengemasan, atau produk “processing” yang berubah sama sekali
dari produk primernya. Produk akhir demikianlah yang dihadapkan kepada
konsumen. (Sadjad,2001)

Conny Fransisca Sagala : Prospek Pengembangan Nilam Di Desa Tanjung Meriah, Kecamatan Sitellu Tali
Urang Jehe, Kabupaten Pakpak Bharat, 2009.

27
Agribisnis merupakan sektor perekonomian yang menghasilkan dan
mendistribusikan masukan bagi pengusaha tani dan memasarkan, memroses,
seerta mendistribusikan produk usaha tani kepada pemakai akhir. (Downey dan
Erickson,1987)
Sistem untuk pemasaran, pemrosesan dan pendistribusian produk usaha
tani kepada konsumen juga bercakupan luas dan rumit. Meskipun lebih
setengah juta perusahaan terlibat dalam pemrosesan produk usaha tani, namun
volume bisnis sektor ini dikuasai oleh sejumlah kecil perusahaan besar pada
sektor industri teretentu. (Downey dan Erickson,1987)
Beberapa hal yang ikut membantu kemungkinan perbaikan prospek
suatu produk antara lain sebagai berikut :
1. Kemampuan produsen untuk memenuhi permintaan pasar.
2. Jenis komoditi yang sesuai dengan trend yang berlaku sekarang.
3. Kemampuan memenuhi mutu sesuai yang diinginkan pasar.
4. Kemampuan menyediakan komoditi sesuai permintaan.
5. Ketepatan dalam pengiriman.
6. Tingkat harga yang sesuai.
(Nazaruddin,1993)
Produk yang bermutu itu dapat dicapai dengan memproduksi tanaman
yang elitis, maupun dengan memasarkan produknya dalam penampilan yang
memenuhi selera konsumen. (Sadjad,2001)
R/C merupakan analisis perbandingan antara penerimaan dengan biaya.
Secara matematika dapat dituliskan sebagai berikut :

Conny Fransisca Sagala : Prospek Pengembangan Nilam Di Desa Tanjung Meriah, Kecamatan Sitellu Tali
Urang Jehe, Kabupaten Pakpak Bharat, 2009.

28
a = R/C
R = Py.Y
C = FC+VC
a = (Py.Y)/(FC+VC)
keterangan :
R = Penerimaan
C = Biaya
Py = Harga Output
Y = Output
FC = Biaya Tetap
VC = Biaya Variabel
(Soekartawi,1999)
ROI merupakan analisa untuk mengetahui tingkat keuntungan usaha
sehubungan dengan modal yang digunakan. Besar kecilnya ROI ditentukan oleh
tingkat perputaran modal dan keuntungan bersih yang dicapai.
ROI =

LabaBersih
x 100%
Investasi

Semakin besar keuntungan yang diterima maka akan semakin besar
tingkat pengembalian modal dan sebaliknya. Kelayakan usaha diketahui
dengan membandingkan ROI dengan tingkat suku bunga pinjaman. Suatu
usaha dikatakan layak apabila ROI lebih besar dari tingkat suku bunga
pinjaman dan tidak layak apabila ROI lebih kecil dari tingkat suku bunga
pinjaman. (Downey dan Erickson,1992)
Tahap selanjutnya adalah memanfaatkan semua informasi tersebut
dalam model-model kuantitatif perumusan strategi. Model ini digunakan
Conny Fransisca Sagala : Prospek Pengembangan Nilam Di Desa Tanjung Meriah, Kecamatan Sitellu Tali
Urang Jehe, Kabupaten Pakpak Bharat, 2009.

29
adalah

matrik

SWOT

(Strength,

Weakness,

Opportunity,

Threats)

(Rangkuti,1997)
Matrik ini menggambarkan dengan jelas peluang dan ancaman eksternal
yang dihadapi dalam perusahan dan disesuaikan dengan kekuatan dan
kelemahan yang dimilikinya. Matrik ini menghasilkan empat sel alternative
strategis, yaitu :
a. Strategi SO ( Strength - Opportunity )
Strategi

berdasarkan

jalan

pikiran

perusahaan,

yaitu

dengan

memanfaatkan seluruh kekuatan untuk memenfaatkan peluang sebesarbesarnya.
b. Strategi ST ( Strength - Treaths )
Strategi dlam menggunakan kekuatan yang dimiliki perusahaan untuk
mengatasi ancaman.
c. Strategi WO ( Weakness - Opportunity )
Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada
dengan cara meminimalkan kelemahan yang ada.
D. Strategi WT (Weakness - Treaths )
Strategi ini didasarakan pada kegiatan yang bersifat defensif dan
berusaha meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman.

Conny Fransisca Sagala : Prospek Pengembangan Nilam Di Desa Tanjung Meriah, Kecamatan Sitellu Tali
Urang Jehe, Kabupaten Pakpak Bharat, 2009.

30
Tabel 3. Matrik Swot
INTERNAL

STRENGTHS (S)

WEAKNESS (W)

Tentukan 5-10 faktor-faktor Tentukan
EKSTERNAL
OPPRTUNIES (O)
Tentukan

5-10

peluang eksternal.

fakor kekuatan internal
STRATEGI (SO)
faktor Ciptakan

strategi

faktor-faktor

kelemahan internal.
STRATEGI (WO)
yang Ciptakan strategi yang

menggunaan kekuatan untuk meminimalkan
memanfaatkan peluang.

kelemahan

untuk

memanfaatkan peluang.
TREATHS (T)
Tentukan

5-10

ancaman eksternal.

STRATEGI (ST)
faktor Ciptakan

STRATEGI (WT)

strategi

menggunakan

yang Ciptakan strategi yang

kekuatan meminimalkan

untuk mengatasi ancaman.

kelemahan

untuk

menghindari ancaman.
(Rangkuti,1997)

Keterangan :
Opportunities ( O ) : Tentukan 5 – 10 faktor peluang eksternal
Treaths ( T )

: Tentukan 5 – 10 faktor ancaman eksternal

Strength ( S )

: Tentukan 5 – 10 faktor-faktor kekuatan internal

Weakness ( W )

: Tentukan 5 – 10 faktor-faktor kelemahan internal

Dalam lingkup bisnis memang harus diakui tidak seluruh komoditi
pertanian memang mempunyai prospek yang cerah. Akan tetapi, harus diingat
bahwa cerah tidaknya prospek suatu komoditi dapat berubah menurut
perputaran waktu suatu komoditi yang dianggap tidak memiliki prospek pada
Conny Fransisca Sagala : Prospek Pengembangan Nilam Di Desa Tanjung Meriah, Kecamatan Sitellu Tali
Urang Jehe, Kabupaten Pakpak Bharat, 2009.

31
saat ini bisa saja menjadi primadona dimasa yang akan datang. (Nazaruddin,
1993)
Oleh karena itu, diperlukan upaya dan kemauan masyarakat pertanian
Indonesia untuk mengembangkan pertanian komersial dalam lingkup agribisnis.
Bukan saja untuk memenuhi kebutuhan konsumsi domestik, melainkan juga
untuk memenuhi permintaan ekspor. (Sa’id dan Harizt, 2001)

Kerangka Pemikiran
Petani sangat berperan dalam menjalankan usahataninya, dimana petani
memegang dua peranan penting yaitu sebagai jurutani (cultivator) dan sekaligus
seorang pengelola (manajer). Sebagai jurutani, petani memelihara tanaman guna
mendapatkan hasil-hasilnya yang bermanfaat sedangkan sebagai pengelola,
petani bertindak dalam pengambilan keputusan.
Dalam pengelolaan usahatani, petani selalu berusaha menggunakan
faktor-faktor produksi yang dimilikinya (lahan, modal, tenaga kerja) yang dapat
mempengaruhi keberhasilan suatu usahatani. Luas lahan akan mempengaruhi
skala usaha dan skala usaha ini, Akhirnya akan mempengaruhi efisien atau
tidaknya suatu usaha pertanian. Makin luas lahan yang dipakai sebagai usaha
pertanian,

maka akan semakin

besar

potensi petani tersebut

untuk

mengembangkan usahataninya.
Setiap usahatani memerlukan tenaga kerja. Tenaga kerja adalah
kekuatan fisik dan otak manusia dan ditujukan kapada usaha produksi.
Pengaruh tenaga kerja terhadap produksi berbeda untuk setiap tanaman. Tenaga

Conny Fransisca Sagala : Prospek Pengembangan Nilam Di Desa Tanjung Meriah, Kecamatan Sitellu Tali
Urang Jehe, Kabupaten Pakpak Bharat, 2009.

32
kerja tersebut dikerahkan untuk melakukan proses produksi mulai dari
pengolahan lahan, penanaman, pemeliharaan sampai pemanenan.
Modal juga sangat berperan besar dalam pembiayaan usahatani terutama
dalam pengadaan sarana produksi. Tanpa modal suatu usahatani tidak akan
dapat berjalan dengan lancar dan terlaksana dengan baik.
Pemanfaatan lahan, modal dan tenaga kerja secara efisien dan efektif
akan menghasilkan keuntungan yang maksimal. Jika semua faktor produksi
tersedia di daerah penelitian maka usaha tani nilam dapat memiliki prospek dan
kemungkinan besar tidak diragukan lagi prospek komoditi tersebut baik untuk
dikembangkan.
Produksi dalam bidang pertanian atau lainnya dapat bervariasi. Hal ini
terjadi antara lain disebabkan perbedaan kualitas yang baik dapat diperoleh dari
usahatani yang baik. Demikian pula sebaliknya, kualitas produksi menjadi
kurang baik bila usahatani tersebut terlaksana kurang baik. Oleh karena itu,
petani harus bisa menjalankan usahataninya dengan teknis budidaya secara
intensif agar dapat diproduksi dengan sebaik mungkin sehingga diperoleh hasil
yang optimal.
Untuk melihat usaha pengolahan minyak nilam berprospek atau tidak
dapat diketahui dengan menganalisanya melalui analisis R/C.
Dengan kriteria sebagai berikut :
-

Bilamana nilai R/C < 1 maka usaha pengolahan minyak nilam
tidak memiliki nilai prospek karena mengalami kerugian.

-

Bilamana nilai R/C = 1 maka usaha pengolahan minyak nilam
tidak mengalami kerugian dan keuntungan, sebaiknya usaha

Conny Fransisca Sagala : Prospek Pengembangan Nilam Di Desa Tanjung Meriah, Kecamatan Sitellu Tali
Urang Jehe, Kabupaten Pakpak Bharat, 2009.

33
pengolahan minyak nilam tersebut tidak dilanjutkan karena
tidak berprospek.
-

Bilamana ilai R/C > 1 maka usaha pengolahan minyak nilam
me miliki prospek karena mengalami keuntungan.

Untuk mengetahui tingkat keuntungan usaha sehubungan dengan modal
yang digunakan, dapat diketahui dengan menganalisanya melalui ROI.
Dengan kriteria :
-

Jika ROI > tingkat suku bunga bank yang berlaku, maka usaha
ini efisien untuk dilaksanakan.

-

Jika ROI < tingkat suku bunga bank yang berlaku, maka usaha
ini tidak efisien untuk dilaksankan.

Dalam hal ini, analisis SWOT berperan untuk menunjukkan dengan
jelas peluang dan ancaman yang dihadapi petani dan disesuaikan dengan
kekuatan dan kelemahan yang dimiliki petani terhadap prospek pengembangan
minyak nilam.
Disamping itu, subsistem produksi, pengolahan dan pemasaran secara
bersama-sama akan menentukan tingkat harga hasil pertanian yang secara
langsung akan menentukan besar kecilnya jumlah permintaan dipasar. Jika
dikaitkan dengan tingkat keuntungaan yang diperoleh akan menentukan
keuntungan ekonomis yang diperoleh oleh suatu usahatani, dengan demikian
dapat dilihat apakah usaha pengolahan minyak nilam tersebut memiliki
kelayakan atau tidak.

Conny Fransisca Sagala : Prospek Pengembangan Nilam Di Desa Tanjung Meriah, Kecamatan Sitellu Tali
Urang Jehe, Kabupaten Pakpak Bharat, 2009.

34
Secara skematis kerangka pemikiran tersebut dapat digambarkan
sebagai berikut :

Petani
Nilam

Usahatani
Nilam

Faktor-faktor produksi :
- Luas lahan
- Modal
- Tenaga kerja

Produksi
- Teknis budidaya

Pemasaran

Keterangan -:

Kelayakan

Finansial

Prospek

Gambar 2. Skema kerangka pemikiran
Keterangan
: menyatakan hubungan

Conny Fransisca Sagala : Prospek Pengembangan Nilam Di Desa Tanjung Meriah, Kecamatan Sitellu Tali
Urang Jehe, Kabupaten Pakpak Bharat, 2009.

35
Hipotesis penelitian
Berdasarkan dengan landasan teori, maka adapun hipotesi penelitian ini adalah :
1. Usaha pengolahan minyak nilam layak untuk diusahakan secara
finansial.
2. Keterkaitan subsistem dalam agribisnis minyak nilam cukup erat
kaitannya.
3. Strategi pengembangan usaha minyak nilam baik untuk di kembangkan.

Conny Fransisca Sagala : Prospek Pengembangan Nilam Di Desa Tanjung Meriah, Kecamatan Sitellu Tali
Urang Jehe, Kabupaten Pakpak Bharat, 2009.

36
METODOLOGI PENELITIAN

Metode Penentuan Daerah Penelitian
Penelitian ini dilakukan di desa Tanjung Meriah, Kecamatan Sitellu Tali
Urang Jehe, Kabupaten Pakpak Bharat Sumatera Utara. Penentuan daerah
penelitian dilakukan secara purposive (sengaja) dengan pertimbangan bahwa di
desa tersebut banyak anggota masyarakat yang menekuni usahatani nilam.

Metode Pengambilan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah petani nilam yang menetap dan
mengusahakan tanaman nilam yaitu sebanyak 91 KK. Dan metode yang
digunakan dalam pengambilan sampel dilakukan secara Simple Random
Sampling dengan jumlah petani sampel sebanyak 48 petani yang dianggap
sudah mewakili keseluruhan populasi. Dan untuk mencari sampel pada tiap-tiap
populasi digunakan rumus sebagai berikut :
n = N/(1+ N(e)2)
Keterangan :
n = jumlah sampel
N = jumlah populasi
e =batas ketelitian yang diinginkan dalam persen
(Sevilla,1993)

Conny Fransisca Sagala : Prospek Pengembangan Nilam Di Desa Tanjung Meriah, Kecamatan Sitellu Tali
Urang Jehe, Kabupaten Pakpak Bharat, 2009.

37
Dengan mempergunakan formula tersebut diperoleh jumlah sampel sebagai
berikut :
n = 91/(1+91(10%)2)
n = 91/(1+91(0,01)2)
n = 91/(1+0,91)
n = 91/1,91
n = 47,64
n = 48 petani

Metode Pengumpulan Data
Metode yang diperoleh dari penelitian ini adalah data prrimer dan data
sekunder. Data primer diperoleh melalui wawancara langsung dengan petani
atau responden dengan menggunakan daftar pertanyaan (kuesioner) yang telah
dipersiapkan terlebih dahulu. Sedangkan data sekunder diperoleh dari lembaga
atau instansi yang terkait dengan penelitian ini.

Metode Analisis Data
Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
Masalah diselesaikan dengan menggunakan metode analisis deskriptif
yaitu analisis dengan mengutamakan pengamatan (observasi) terhadap gejala
peristiwa dan kondisi aktual di masa sekarang yaitu dengan menganalisa teknis
usahatani dan proses untuk mendapatkan minyak nilam didaerah penelitian.
(Soemanto,1994)

Conny Fransisca Sagala : Prospek Pengembangan Nilam Di Desa Tanjung Meriah, Kecamatan Sitellu Tali
Urang Jehe, Kabupaten Pakpak Bharat, 2009.

38
Hipotesis (1) dianalisis dengan menggunakan metode analisis R/C
(Return Cost Ratio) dan metode analisis ROI (Return On Investment). Kedua
metode ini digunakan untuk dapat mengetahui secara finansial apakah usaha
pengolahan minyak nilam di daerah penelitian layak atau tidak layak untuk
diusahakan.
R/C (Return Cost Ratio) merupa

Dokumen yang terkait

Petani Nilam (Studi Deskriptif Terhadap Pengetahuan Petani Dalam Budidaya Tanaman Nilam Di Kecamatan Sitellu Tali Urang Jehe Kabupaten Pakpak Bharat)

6 74 101

Sistem Usahatani dan Pemasaran Gambir di Kabupaten Pakpak Bharat(Studi Kasus : Desa Tanjung Mulia, Kecamatan Sitellu TAli Urang Jehe, Kabupaten Pakpak Bharat)

5 53 131

Analisis Potensi Pengolahan Minyak Nilam Di Kabupaten Pakpak Bharat (Studi Kasus di Kecamatan Sitellu Tali Urang Jehe dan Kecamatan Kerajaan)

0 42 84

Peran Serta Masyarakat Dalam Penanggulangan Bencana dengan Studi Kasus: Kelompok Masyarakat Peduli Bencana Desa Tanjung Mulia Kecamatan Sitelu Tali Urang Jehe Kabupaten Pakpak Bharat

5 48 101

EFEKTIVITAS PELAKSANAAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PEDESAAN (PN-PM) UNTUK PEMBANGUNAN DESA MBINALUN KEC. SITELLU TALI URANG JEHE KAB. PAKPAK BHARAT.

0 2 21

Peran Serta Masyarakat Dalam Penanggulangan Bencana dengan Studi Kasus: Kelompok Masyarakat Peduli Bencana Desa Tanjung Mulia Kecamatan Sitelu Tali Urang Jehe Kabupaten Pakpak Bharat

0 0 4

Peran Serta Masyarakat Dalam Penanggulangan Bencana dengan Studi Kasus: Kelompok Masyarakat Peduli Bencana Desa Tanjung Mulia Kecamatan Sitelu Tali Urang Jehe Kabupaten Pakpak Bharat

0 0 19

Peran Serta Masyarakat Dalam Penanggulangan Bencana dengan Studi Kasus: Kelompok Masyarakat Peduli Bencana Desa Tanjung Mulia Kecamatan Sitelu Tali Urang Jehe Kabupaten Pakpak Bharat

0 0 2

BAB II GAMBARAN UMUM - Petani Nilam (Studi Deskriptif Terhadap Pengetahuan Petani Dalam Budidaya Tanaman Nilam Di Kecamatan Sitellu Tali Urang Jehe Kabupaten Pakpak Bharat)

0 1 13

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah - Petani Nilam (Studi Deskriptif Terhadap Pengetahuan Petani Dalam Budidaya Tanaman Nilam Di Kecamatan Sitellu Tali Urang Jehe Kabupaten Pakpak Bharat)

0 0 21