Petani Nilam (Studi Deskriptif Terhadap Pengetahuan Petani Dalam Budidaya Tanaman Nilam Di Kecamatan Sitellu Tali Urang Jehe Kabupaten Pakpak Bharat)

(1)

Petani Nilam

(Studi Deskriptif Tentang Pengetahuan Petani Dalam Budidaya Tanaman Nilam Di Kecamatan Sitellu Tali Urang Jehe Pakpak Bharat)

SKRIPSI

Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat

Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sosial

Dalam Bidang Antropologi Sosial

Oleh:

RINA BERUTU 100905001

DEPARTEMEN ANTROPOLOGI SOSIAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

2015

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK


(2)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS LIMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

PERNYATAAN ORIGINALITAS

Petani Nilam

(Studi Deskriptif Terhadap Pengetahuan Petani Dalam Budidaya Tanaman Nilam Di Kecamatan Sitellu Tali Urang Jehe Kabupaten Pakpak Bharat)

SKRIPSI

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan disuatu perguruan tinggi, dan sepanjang sepengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebut dalam daftar pustaka.

Apabila dikemudian hari terbukti lain atau tidak seperti yang saya nyatakan disini, saya bersedia diproses secara hukum dan siap meninggalkan gelar kesarjanaan saya.

Medan, 8 juni 2015


(3)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

HALAMAN PERSETUJUAN

Skripsi ini disetujui untuk dipertahankan oleh: Nama : Rina Berutu

Nim : 100905001 Judul : Petani Nilam

(Studi Deskriptif Tentang Pengetahuan Petani Dalam Budidaya Tanaman Nilam Di kecamatan Sitellu Tali Urang Jehe Kabupaten Pakpak Bharat)

Pembimbing Skripsi, Ketua Departemen

(Drs. Lister Berutu, MA)

NIP. 196007171987031005 NIP. 19621220 198903 1 005 (Dr. Fikarwin Zuska)

Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara

NIP. 196805251992031002 (Prof. Dr. Badaruddin, MSi )


(4)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena karunia-Nya lah sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Adapun judul skripsi ini adalah : Pengetahuan Petani Dalam Budidaya Tanaman Nilam di Kecamatan Sitellu Tali Urang Jehe Kabupaten Pakpak Bharat. Skripsi ini disusun untuk memenuhi syarat guna mendapatkan gelar sarjana dari Departemen Antropologi, Fakultas Ilmu Sosial dan ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara.

Skripsi ini berisi kajian yang berdasarkan hasil wawancara dan observasi dengan masyarakat di Desa Tanjung Meriah Kabupaten Pakpak Bharat. Skripsi ini membahas mengenai pengetahuan petani dalam membudidayakan tanaman nilam di Pakpak Bharat.

Bagi sebagian masyarakat Pakpak, dengan membudidayakan nilam ekonomi mereka bisa terbantu. Sebagai contoh yang diungkapkan oleh pak Sanggup. Menurut beliau rumah yang ditempati merupakan hasil nilam, anak-anak bisa suksek juga karena nilam, dan bahkan tanah luas kerbau banyak hasil dari nilam. Tetapi menurut pak Sanggup tidak selamanya nilam memiliki harga yang tinggi. Untuk itu biasanya pak Sanggup memiliki trik dalam hal penjualan dengan cara meyimpan minyak nilam pada saat harga sedang turun, dan ketika sudah mahal minyak-minyak tersebut akan dikeluarkan. Pada skripsi ini, penulis juga membuat daftar pustaka dan lampiran-lampiran seperti surat penelitian, surat balasan dari Kepala Desa Tanjung Meriah, dan peta Desa Tanjung Meriah.

Dalam penulisan skripsi ini, banyak hambatan yang dihadapi penulis dikarenakan keterbatasan pengetahuan, pengalaman dalam menulis dan masalah pribadi yang datang setiap hari. Namun, berkat pertolongan dari Allah SWT alhamdulilah semuanya bisa dilalui. Dalam penulisan skripsi ini penulis banyak mendapat bantuan, kritikan dan masukkan dari berbagai


(5)

pihak. Oleh karen aitu penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak yang telah membantu.

Medan, Penulis,


(6)

RIWAYAT HIDUP

Rina Berutu lahir di Mbobi 05 nopember 1992. Anak ke 3 (tiga) dari 5 (lima) bersaudara dari pasangan Mawardi Berutu dan Lince Kesogihen.

Menyelesaikan pendidikan dasar di SD Negeri 0307727 Sipede pada tahun 2004, Sekolah Menengah Pertama di SMP Negeri 1 Sibande pada tahun 2007, Sekolah Menengah Atas di SMA Negeri 1 Sigunung pada tahun 2010. Kemudian tahun 2010 melanjutkan pendidikan ke jenjang Perguruan Tinggi dengan jurusan Antropologi Sosial di Universitas Sumatera Utara.

Berbagai kegiatan yang dilakukan selama masa studi sebagai berikut:

1. Peserta inisiasi dalam kegiatan penyambutan Mahasiswa baru Departemen Antropologi Sosial tahun 2010 FISIP USU, dengan thema “Menjalin Kebersamaan dalam Keanekaragaman untuk Mewujudkan Kekerabatan” yang dilaksanakan di Parapat pada tanggal 01-03 Oktober 2010. 2. Melakukan PKL I dan diikuti seluruh mahasiswa yang mengikuti matakuliah ini ke Lau

Simomo, Kecamatan Kabanjahe pada tahun 2011

3. Panitia Inisiasi dalam kegiatan Penyambutan Mahasiswa Baru (PMB) Departemen Antropologi Sosial, FISIP USU pada tahun 2012.

4. Mengikuti pelatihan “Training of Fasilitator” Angkatan ke II oleh Departemen Antropologi, FISIP USU yang dilaksanakan di Wisma Syariah Harikita pada tanggal 24-25 April 2012. 5. Melakukan PKL II/ magang di Rumah Sakit Jiwa Provinsi Sumatera Utara pada tahun 2014.


(7)

UCAPAN TERIMA KASIH

Puji dan syukur saya sampaikan kepada Allah SWT, karena atas izin dan kasih sayangnya sehingga saya dapat menyelesaikan penelitian dan penulisan skripsi dengan judul persepsi masyarakat Desa Parbutaran terhadap pendidikan formal. Penelitian ini dilakukan sebagai salah satu syarat untuk mencapai Sarjana S1 Antropologi Sosial di Departemen Antropologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara.

Pada kesempatan ini, saya ingin menyampaikan terima kasih yang tak terhingga kepada keluarga saya yang senantiasa mengasihi, mendidik, dan memotivasi saya. Terutama kepada kedua orang tua saya dan tunangan saya yang sangat tercinta yang juga sebagai motivator

terbesar penyelesaian skripsi ini yaitu bapak Mawardi Berutu, ibu Lince Kesogihen dan Habib Angkat, atas kasih sayang yang selama ini diberikan kepada penulis. Terima kasih atas kerja keras bapak sehingga penulis bisa merasakan duduk dibangku perkuliahan dan mendapatkan gelar S1 dan juga kepada kakak dan adik-adik penulis.

Ucapan terima kasih sebesar-besarnya juga penulis sampaikan kepada informan peneliti yaitu bapak kepala Desa Tanjung meriah dan kepada semua petani nilam yang membantu. Terkhusus kepada pak Sanggup dan istri yang telah banyak membantu penulis. Penulis ucapkan banyak terima kasih.

Saya juga menyampaikan rasa terima kasih sebesar-besarnya kepada Bapak Drs Lister Berutu selaku dosen pembimbing skripsi. Kepada beliau saya ucapkan ribuan terima kasih atas kesabaran beliau dalam membimbing penulis menyelesaikan skripsi ini menghadapi saya. Terima kasih kepada beliau yang telah meluangkan waktu selama ini dan memberikan kritikan yang membangun dan masukan dalam penulisan dan bersedia memberi ilmu pengetahuannya.


(8)

Pada kesempatan ini saya juga mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam meyelesaikan skripsi ini, antara lain kepada Bapak Prof. Dr. Badaruddin, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara, Bapak Dr. Fikarwin Zuska, selaku Ketua Departemen Antropologi Sosial Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

Saya juga tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada Bapak Hamdani selaku dosen PA saya dan selaku dosen penguji I saya. Terima kasih pak, atas saran dan kebaikan bapak selama ini. Terima kasih juga saya ucapkan kepada Bapak Drs. Lister Berutu, MA selaku dosen penguji II atas kebaikan dan saran yang telah diberikan kepada saya. Terima kasih kepada seluruh staf pengajar Departemen Antropologi FISIP USU yang telah memberikan begitu banyak ilmu, wawasan serta pengetahuan baru bagi saya selama masa perkuliahan. Demikian juga kepada staf administrasi Departemen Antropologi Kak Nurhayati dan Kak Sofiana.

Terima kasih untuk kepada teman-teman mahasiswa/i Antropologi FISIP USU angkatan 2010 atas pengalaman-pengalaman tak terlupakan selama masa perkuliahan, terutama para sahabat. Terima kasih untuk Shelly Andiyani dan Lamtiur Sihotang untuk masukkan-masukkannya selama saya mengerjakan skripsi. Terima kasih untuk para sahabat Zulham Rusdi, Desy Iriana, Andi Sasongko, Tati Samarinda.

Terima kasih untuk Lina H.S Manalu, Elisa Noviyanti, Eki Gunawan, Debora Ginting, Muhammad Nasir, Reza, Harry Afandi, Mega Natalia, Helpi Yohana, Obrin Yuniarti. Terima kasih kawan kos yaitu kak Kone, Helena dan kak Prety yang selalu memberi semangat ketika penulis sedang terpuruk.


(9)

Dalam menulis skripsi ini telah dicurahkan segala kemampuan, tenaga, pikiran dan juga waktu dalam penyelesaiannya. Namun demikian, disadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan. Untuk itu, dengan segala kerendahan hati diharapkan saran dan kritikan yang membangun dari para pembaca. Besar harapan penulis ini bermanfaat bagi semua pembacanya.

Medan, 8 juni 2015 Penulis,


(10)

DAFTAR ISI

HalamanPersetujuan………. ……… I

Halaman Pengesahan……… II

Pernyataan Originan……… III

Abstrak ………. IV

Ucapan Terima Kasih ………. V

Riwayat Hidup……….. VI

Kata Pengantar………. VII

Daftar Isi……… VIII

Daftar Tabel ………. IX

Daftar Foto……… X

BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ……… 1

1.2 Tinjauan Pustaka………. 7

1.3 Rumusan Masalah ………. 13

1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian……… 14

1.5 Metode Penelitian ………... 14

1.6 Teknik Pengumpulan Data……….. 15

1.6.1 Observasi Partisipasi……… 15

1.6.2 Wawancara……….. 16

1.6.3 Informan Peneliti……… 16


(11)

BAB II. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

2.1 Sejarah Desa Tanjung Meriah……… 22

2.2 Sistem Pemerintahan ………. 23

2.3 Lokasi dan Lingkungan Alam……… 27

2.4 Pola Pemukiman………. 28

2.5 Jumlah Penduduk……… 29

2.5.1 Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Umur………. 29

2.5.2 Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan……… 30

2.6 Sarana dan Prasarana……… 31

2.61Sarana Pendidikan……….. 31

2.6.2 Sarana Ibadah……… 31

2.6.3 Sarana Kesehatan ………. 32

2.6.4 Sarana Transportasi dan Komunikasi…… 32

2.7 Hubungan Sosial dan Organisasi Sosial……… 34

BAB III. SISTEM EKONOMI MASYARAKAT DESA TANJUNG MERIAH 3.1Bercocok Tanaman Pangan……….. 36

3.1.1 Bercocok Tanam Padi………. 37

3.1.2 Bercocok Tanam Jagung ……… 40

3.1.3 Bercocok TanamUbi……… 41

3.2 Perkebunan………... 41

3.2.1 Berkebun Kopi……….. 41


(12)

3.2.3 Berkebun Kayu Manis……….. 45

3.2.4Berkebun Karet……….. 46

3.3 Berkebun Buah-buahan………. 47

3.4 Peternakan……….. 48

3.4.1Ternak Ayam……… 48

3.4.2 Ternak Kerbau………... 49

3.5 Wirausaha……… 50

3.6 PNS………. 51

BAB IV. PENGETAHUAN DALAM BUDIDAYA NILAM 4.1PengetahuanPetani Tentang Sumber Daya Alam…….. 53

4.1.1 Pengetahuan Tentang Tanah……… 53

4.1.2 Pengetahuan Tentang Air……… 54

4.1.3 Pengetahuan Tantang Udara……… 55

4.1.4 Pengetahuan Tentang Hujan……… 55

4.2 Pengetahuan Dalam Pemilihan Lahan dan Pembukaan Lahan………. 57

4.3 Pengetahuan Tentang Bibit, Penanaman dan Jarak Tanaman……… 57

4.3.1 Pembibitan……….. 58

4.3.2 Penanaman……….. 59

4.4 Pengetahuan Dalam Perawatan Tanaman………….. 60

4.4.1 Pembersihan Lahan……… 61


(13)

4.4.3Pemangkasan……… 61

4.5Pengetahuan Tentang Hama dan Penyakit………….. 62

4.5.1 Jenis-jenis Hama……… 62

4.5.2Cara Mengatasi Hama dan Penyakit……… 63

4.6 Panen 4.6.1Peralatan Panen……… 63

4.6.2 Penjemuran ………. 65

4.7 Penyulingan dan Foto Peralatan Penyulingan………. 65

4.8 Pengetahuan Tentang Pemasaran Nilam……… 72

4.9 Kendala-Kendala yang dialamai Petani Nilam…….. 72

BAB V. PENUTUP 5.1 Kesimpulan………. 75

5.2 Saran……… 77

DAFTAR PUSTAKA……….. 78


(14)

ABSTRAK

Rina Berutu, 2015. Judul Skripsi: Petani Nilam . Skripsi ini terdiri dari 5 bab, halaman, tabel, dan 9gambar.

Penelitian ini adalah mengenai petani nilam. Penelitian ini dilakukan di Desa Tanjung Meriah

Kecamatan Sitellu Tali Urang Jehe Kabupaten Pakpak Bharat. Sebagian besar masyarakat Desa Tanjung

Meriah hanya menamatkan sekolah sampai jenjang SMP.

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan tipe

penelitian bersifat deskrptif. Penulisan dilakukan secara holistik, berdasarkan teknik pengumpulan data

yang digunakan ialah melalui observasi dan wawancara kepada masyarakat yang terkait dengan masalah

penelitian.

Permasalahan yang dibahas adalah bagaimana pengetahuan yang petani gunakan dalam produksi

nilam yang mencakup pengolahan lahan, pembibitan, penanaman, pemeliharaan, panen serta penyulingan.

Hasilnya adalah petani nilam di Pakpak memiliki pengetahuan sendiri dalam membudidayakan

nilam.

Kesimpulannya adalah bagi masyarakat petani nilam, sebenarnya mereka sangat terbantu dengan membudidayakan nilam, karena dalam proses produksi tidak susah dan bisa dilakukan oleh siapapun.


(15)

ABSTRAK

Rina Berutu, 2015. Judul Skripsi: Petani Nilam . Skripsi ini terdiri dari 5 bab, halaman, tabel, dan 9gambar.

Penelitian ini adalah mengenai petani nilam. Penelitian ini dilakukan di Desa Tanjung Meriah

Kecamatan Sitellu Tali Urang Jehe Kabupaten Pakpak Bharat. Sebagian besar masyarakat Desa Tanjung

Meriah hanya menamatkan sekolah sampai jenjang SMP.

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan tipe

penelitian bersifat deskrptif. Penulisan dilakukan secara holistik, berdasarkan teknik pengumpulan data

yang digunakan ialah melalui observasi dan wawancara kepada masyarakat yang terkait dengan masalah

penelitian.

Permasalahan yang dibahas adalah bagaimana pengetahuan yang petani gunakan dalam produksi

nilam yang mencakup pengolahan lahan, pembibitan, penanaman, pemeliharaan, panen serta penyulingan.

Hasilnya adalah petani nilam di Pakpak memiliki pengetahuan sendiri dalam membudidayakan

nilam.

Kesimpulannya adalah bagi masyarakat petani nilam, sebenarnya mereka sangat terbantu dengan membudidayakan nilam, karena dalam proses produksi tidak susah dan bisa dilakukan oleh siapapun.


(16)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Tulisan ini mengkaji pengetahuan petani dalam budidaya tanaman nilam di Desa Tanjung Meriah Kecamatan Sitelu Tali Urang Jehe Kabupaten Pakpak Bharat. Pengehtuan petani dalam membudidayakan nilam yang dikaji ini dilihat dari aktifitas-aktifitas petani dalam mengolah nilam. Pengetahuan diperlukan dalam proses pembukaan lahan, pembibitan, penanaman, perawatan, panen, bahkan pengetahuan dalam proses penyulingan daun nilam yang diolah menjadi minyak.

Di Indonesia, pemahaman terhadap sistem pengatahuan dan teknologi lokal mulai dibicarakan dalam berbagai seminar, lokakarya, dan diskusi di kalangan ahli ilmu-ilmu sosial dan alam, khususnya antropologi dan sosiologi, biologi, hukum adat, pertanian, kehutanan, kesehatan, dan farmasi. Sejak sepuluh tahun terahir ini, berbagai penelitian dilakukan secara interdisipliner, baik oleh kalangan universitas, LIPI, maupun aktifitas LSM, untuk mengkaji sejauh mana sistem pengetahuan dan teknologi lokal dapat mengelola sumber daya alam dan social relevan guna dikembangkan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan hidup masyarakat. (Adimiharja, 1999: 6).

Menurut Ezra M. Choesin1

1

Indonesian journal of social and cultural anthropology

“seiring perkembangan jaman dan pelaksanaan program-program pembangunan masyarakat, pemerintah maupun pihak-pihak lain secara aktif memperkenalkan pengetahuan “Barat” atau “ilmiah” kepada kelompok-kelompok


(17)

masyarakat yang belum pernah mengenalnya. Hal ini telah melahirkan kekhawatiran bahwa pengetahuan baru tersebut akan menghapus dan menggantikan pengetahuan masyarakat lokal, yang selama ini telah menjadi acuan mereka dalam menghadapi berbagai situasi kehidupan.

Kebanyakan masyarakat yang tinggal di Desa memilih untuk memenuhi hidup dengan bertani. Begitu juga dengan masyarakat Pakpak yang tinggal di Desa Tanjung Meriah Kecamatan Sitellu Tali Urang Jehe. Sebagian masyarakat di daerah ini memenuhi kebutuhan hidupnya dengan bertani. Karena desa ini memiliki potensi yang tinggi di sektor pertanian. Bermacam-macam jenis tanaman yang di tanam oleh petani di Desa tersebut, namun yang paling sering di temui seperti tanaman gambir, kopi, padi dan nilam.

Seperti yang dituliskan oleh Junita Sianturi di Sopo Panisionan dalam blog seputar Pakpak pada hari kamis, tanggal 05 juli 2012. “Pakpak Bharat adalah salah satu Kabupaten yang memiliki potensi yang sangat tinggi di sektor pertanian. Beragam hasil pertanian ada di daerah tersebut, mulai tanaman pangan, hortikultura, tanaman keras sampai perkebunan. Namun dari beragam komoditas tersebut hanya ada beberapa jenis tanaman yang menjadi andalan dari kabupaten tersebut, yaitu tanaman nilam dan gambir. Kedua tanaman ini untuk ke depan mampu menggenjot pendapatan asli daerah (PAD) Pakpak Bharat terutama pendapatan petaninya”. Walaupun kedua tanaman ini mampu menggenjot pendapatan masyarakat, penulis lebih tertarik untuk meneliti nilam. Karena menurut peniliti nilam lebih unik dari tanaman gambir.


(18)

Secara umum nilam merupakan tanaman yang diolah oleh petani melalui penyulingan yang hasilnya berupa minyak. Nilam merupakan bahan baku yang penting untuk industri wewangian, kosmetika. Minyak nilam memiliki sifat-sifat sebagai berikut: (1) sukar tercuci, (2)sukar menguap dibandingkan degan minyak atsiri lainya, (3) dapat dicampur dengan minyak eteris lainya. Karena sifat-sifatnya inilah nilam dipakai sebagai fiksatif (unsur pengikat) untuk industri wewangian. (Santoso, Budi : 23).

Pada umumnya nilam bagi orang Pakpak disebut dengan dilam2

Sampai perang Dunia ke II, daerah yang dikenal sebagai penghasil utama nilam di Indonesia adalah Aceh. Di daerah ini, nilam telah banyak dibudidayakan sejak awal abad xx. Walaupun daunya saat itu belum dapat diolah sendiri, tapi tanaman ini telah menjadi barang dagangan yang menarik. Barulah pada 1920 penyulingan minyak nilam dilakukan sendiri oleh petani sendiri. Namun kualitas nilam yang dihasilkan masih rendah, karena sering didapati tercampur minyak nabati dari tanaman lainya. Di samping itu penanamanya yang masih dalam bentuk berpindah-pindah dan tradisional, menyebabkan tanaman ini dituduh sebagai penguras unsur hara tanah. Penanaman yang

berpindah-. Tanaman ini mereka kenal sejak kecil yang diperkenalkan oleh orang tua mereka. Biasanya tanaman ini dijadikan sebagai tanaman sampingan selain padi dan kopi. Cara penanaman nilam di daerah ini berbeda-beda, tergantung kondisi tanah yang akan dijadikan tempat nilam ditanam. Menurut salah satu informan penulis yaitu pak Isman Bancin, cara penanam nilam di hutan dan di dekat perkampungan itu berbeda karena di hutan tanahnya masih subur, sedangkan diperkampungan kurang subur atau sudah tandus.

2


(19)

pindah ini disebkan masih adanya anggapan yang keliru bahwa produksi nilam akan menurun apabila ditanam lebih dari satu kali pada areal yang sama. Padahal menurut beberapa hasil penelitian di Aceh menunjukkan bahwa tanaman nilam dapat memberi hasil yang memuaskan apabila ditanam di areal yang sama selama tiga tahun berturut-turut dengan memperhatikan sistem rotasi, pemupukan, dan pengapuran. (Sudaryani, Titik dan endang sugiharti, 1999: 2) Kini budidaya bercocok tanam nilam sudah menyebar ke beberapa wilayah di Indonesia termasuk juga menyebar di Pakpak. Sehingga pada saat ini sebagian masyarakat Pakpak membudidayakan tanaman tersebut.

Seiring dengan perkembangan zaman, suku Pakpak banyak mengalami perkembangan. Sebagai contoh pada tahun 2009 minyak nilam di Kabupaten Pakpak Bharat mencapai harga tertinggi pada kisaran Rp 850.000 per kilogram (kg). Berdasarkan data stastistik Pakpak Bharat 2009 produksi minyak nilam Kabupaten Pakpak Bharat : adalah 8,14 ton, dengan luas areal 195 ha (Pakpak Bharat dalam Prospek tanaman nilam kian hari semakin memberikan nilai ekonomi yang tinggi.

Dengan perubahan zaman juga mengakibatkan pengetahuan semakin berubah, yang didukung oleh canggihnya alat media cetak dan alat elektonik yang membantu masyarakat untuk mengakses sebuah informasi dan pengetahuan yang baru dengan mudah dan cepat. Tidak hanya di kota saja bahkan masyarakat desa juga sudah bisa menggunakan alat elektronik untuk mencari pengetahuan baru yang bisa menambah wawasan, sehingga dengan pengetahuan yang mereka dapatkan dari alat elektonik maupun media massa maka lambat laun mereka akan melupakan cara lama yang mereka miliki sejak kecil.


(20)

Alat yang biasa digunakan oleh petani untuk mencari sebuah informasi yaitu hanpone yang bisa membuka internet, biasanya mereka mencari tahu tentang cara penanaman yang simpel yang lebih mudah tapi menghasilkan minyak yang banyak dan bagus dan pupuk yang cocok digunakan untuk tanah yang tandus dan yang lainya, juga cara mengatasi hama ulat yang sering memakan daun nilam. Hal ini dituturkan oleh salah satu informan penulis bernama Isman Bancin (34tahun). Ia menyatakan bahwa dengan kehadiran alat kmunikasi berupa hanpone yang kebetulan bisa membuka internet membuatnya semakin mudah mendapatkan informasi yang dia inginkan sehingga dapat menyempurnakan pengetahuan yang dimiliki.

Pengetahuan yang dimiliki oleh petani untuk mengolah nilam memang bermacam-macam, namun tujuanya hanya satu yaitu demi mendapatkan hasil yang sempurna dan mendapatkan minyak yang banyak. Seperti yang diutarakan oleh pak Isman, menurut dia di Pakpak daun nilam dipetik dari batangnya kemudian tangkainya dibuang, sedangkan di tanah Karo nilam dicincang tanpa membuang batangnya. Dengan melihat hal tersebut jelas terlihat bahwa kebudayaan suatu masyarakat itu memang berbeda-beda.

Menjadi seorang petani, ada dua hal yang bisa membuat petani kalah dalam melakukan suatu tindakan yaitu, petani memiliki lahan namun tidak memiliki pengetahuan, dan yang kedua petani memiliki pengetahuan namun tidak memiliki lahan, hal inilah yang sering dialami oleh petani. Dalam sejarah peradapan manusia selalu termuat upaya manusia yang tidak ada habis-habisnya untuk meraih kebebasan dan kemerdekaanya. Sejak awal, manusia petani senatiasa kalah. Kekalahan yang pertama datang dari alam. Ini sesuatu yang sangat ironis bila mengingat pada awalnya kultur


(21)

bercocok tanam lahir berkat anugrah kekayaan alam. Tetapi ini dapat dipahami apabila karena ketergantungan petani pada alam sebenarnya menciptakan ancaman di dalam dirinya sendiri. Sementara kekalahan kedua yang menimpa petani adalah dengan terbentuknya masyarakat dan lembaga beserta system kekuasaan dan politik yang ada di dalamnya” (Suetomo, 1997: 4).

Dari paparan latar belakang tersebt, maka penulis melakukan penelitian di Desa Tanjung Meriah Kecamatan Sitellu Tali Urang Jehe. Alasan pmilihan lokasi penelitian di desa tersebut dilatarbelakangi beberapa alasan sebagai berikut: pertama lokasi yang penulis pilih tidah jauh dari tempat tinggal penulis. Kedua di desa ini masih banyak yang membudidayakan nilam. Ketiga penulis ingin tahu pengetahuan petani dalam membudidayakan nilam di desa tersebut.


(22)

1.2 Tinjauan Pustaka

Kebudayaan adalah suatu sistem pengetahuan yang diperoleh manusia melaui proses belajar, yang mereka gunakan untuk menginterpretasikan dunia sekeliling mereka, dan sekaligus untuk menyusun strategi perilaku dalam menghadapi dunia sekeliling mereka. Asumsinya adalah bahwa setiap masyarakat mempunyai satu sistem yang unik dalam mempersepsikan dan mengorganisasikan fenomena material, seperti benda-benda, kejadian, perilaku dan emosi. Karena itu, objek kajiannya bukanlah fenomena material tersebut, tetapi tentang cara fenomena material tersebut diorganisasikan dalam pikiran (mind) manusia (Spradley dalam Amiruddin: 1997).

Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketaui oleh manusia dalam suatu kebudayaan mengenai lingkungan alam maupun lingkungan sosial menurut asas-asas susunan tertentu (Ariyono, 1985: 376) dalam buku (Yety Rohwulaningsu 1993:1). Selanjutnya (Yeti Rohwulaningsu) mengatakan, “adapun pengetahuan bermula dari pengalaman-pengalaman individu atau kelompok idividu dalam berinteraksi terhadap lingkungannya dalam arti luas yang kemudian diabstraksikan menjadi konsep-konsep dan dan pendirian-pendirian atau pedoman dalam tingkah lakunya. Dengan demikia pengetauan sangat besar peranananya dalam kehidupan manusia termasuk petani, sehingga tanpa pengetahuan kemungkinan manusia tidak dapat melangsungkan kehidupanya”. Pengetahuan dimaksud pada petani disini adalah pengetahuan yang sudah melekat pada diri mereka yang mereka anggap berharga, sama halnya dengan pengertian nilai budaya yang sudah terkonsep dalam alam pikiran sebagian masyarakat yang mereka anggap berharga, bernilai, dan penting dalam hidup mereka sehingga dapat berfungsi sebagai pedoman mereka.


(23)

Pertanian adalah suatu mata pencaharian dan suatu cara kehidupan, bukan suatu cara kehidupan, dapat dikatakan bahwa petani-petani mengerjakan pertanian untuk penanaman modal kembali dan usaha, dengan sudut pandang tanah sebagai modal dan komoditi. Seorang melihat petani sebagai seorang yang mengendalikan secara efektif sebidang tanah yang dia sendiri sudah lama terikat oleh ikatan-ikatan tradisi dan perasaan. Tanah dan dirinya bagian dari satu hal, suatu kerangka hubungan yang telah berdiri lama. (Redfield, 1982: 29-51).

Tanaman nilam sering juga disebut pogostemon patchouli pellet atau dilem wangi (jawa), merupakan tanan yang belum begitu dikenal secara meluas oleh masyarakat. Nilam banyak ditanam orang untuk diambil minyaknya. Minyak nilam merupakan salah satu dari beberapa jenis minyak atsiri. Minyak ini banyak digunakan dalam industry kosmetika dan banyak dicari konsumen di luar negeri (Sudaryani, Titik dan Endang Sugiharti, 1999: 1).

Kearifan tradisi yang tercermin dalam sistem pengetahuan dan teknologi lokal di masyarakat dari berbagai daerah masih mempertimbangkan nilai-nilai adat, seperti bagaimana masyarakat melakukan prinsip-prinsip konservasi, manajemen dan eksploitasi sumber daya alam, ekonomi dan sosial. Hal ini tampak jelas pada perilaku mereka yang memiliki rasa hormat begitu tinggi terhadap lingkungan alam yang menjadi bagian tidak terpisahkan dari kehidupanya. Dalam melakukan eksploitasi sumber daya alam, sistem pengetahuan dan daya adaptasi penggunaan teknologi akan selalu di sesuaikan dengan kondisi lingkungan alam serta sistem distribusi dan pengalokasian hasil eksploitasi tersebut. (Adimihardja, 2000: 7).


(24)

Kearifan dan sistem pengetahuan serta teknologi tradisional yang masih perlu digali dan dikaji. Karena banyak diantaranya yang mempunyai implikasi positif bagi program-program pembangunan yang berwawasan lingkungan. Dengan mengetahui persepsi mereka mengenai lingkunganya akan memberikan masukan-masukan bagi upaya pemeliharaan, pelestarian serta meningkatkan kualitas lingkungan hidup para petani di daerah pedesaan dengan tetap berpijak pada kearifan tradisional yang telah mereka miliki secara turun-temurun.

Konsep kearifan lokal atau kearifan tradisional atau sistem pengetahuan lokal (indigenous knowledge system) adalah pengetahuan yang khas milik suatu masyarakat atau budaya tertentu yang telah berkembang lama sebagai hasil dari proses hubungan timbal-balik antara masyarakat dengan lingkungannya (Marzali, dalam Mumfangati, dkk., 2004). Jadi, konsep sistem kearifan lokal berakar dari sistem pengetahuan dan pengelolaan lokal atau tradisional. Karena hubungan yang dekat dengan lingkungan dan sumber daya alam, masyarakat lokal, tradisional, atau asli, melalui “uji coba” telah mengembangkan pemahaman terhadap sistem ekologi dimana mereka tinggal yang telah dianggap mempertahankan sumber daya alam, serta meninggalkan kegiatan-kegiatan yang dianggap merusak lingkungan (Mitchell, 2003)3

Perubahan adalah keniscayaan dalam kehidupan manusia. Perubahan-perubahan yang terjadi bukan saja berhubungan dengan lingkungan fisik, tetapi juga dengan budaya manusia. Hubungan erat antara manusia dan lingkungan kehidupan fisiknya itulah yang melahirkan budaya manusia. Budaya lahir karena kemampuan manusia mensiasati lingkungan hidupnya agar tetap layak untuk ditinggali waktu demi waktu. Kebudayaan

3


(25)

dipandang sebagai manifestasi kehidupan setiap orang atau kelompok orang yang selalu mengubah alam. Kebudayaan merupakan usaha manusia, perjuangan setiap orang atau kelompok dalam menentukan hari depannya. Kebudayaan merupakan aktivitas yang dapat diarahkan dan direncanakan. Oleh sebab itu dituntut adanya kemampuan, kreativitas, dan penemuan-penemuan baru. Manusia tidak hanya membiarkan diri dalam kehidupan lama melainkan dituntut mencari jalan baru dalam mencapai kehidupan yang lebih manusiawi. Dasar dan arah yang dituju dalam perencanaan kebudayaan adalah manusia sendiri sehingga humanisasi menjadi kerangka dasar dalam strategi kebudayaan4

Perwujutan bentuk kearifan tradisi yang merupakan pencerminan dari sistem pengetahuan dan teknologi lokal di berbagai daerah di Indonesia, dapat dilihat pada petani nilam di Pakpak. Masyarakat Pakpak memiliki sejumlah nilai budaya, pengetahuan, aturan, kepercayaan, tabu, sanksi, upacara dan sejumlah perilaku budaya yang arif dalam pengelolaan lingkungan. Usman pelly (1987: 269) dalam bukunya Mariana Makmur dkk menyatakan bahwa masyarakat Pakpak sangat menghargai alam dengan adanya tabu-tabu yang selalu dipatuhi. Lebih lanjut Zuraida dkk, (1992) juga dalam buku Mariani dkk, menyatakan bahwa orang Pakpak memiliki aturan-aturan dalam menjaga konservasi alam. Kearifan

.

5

4

dalam konservasi alam tersebut terjadi dalam berhubungan dengan alam. Ada yang disadari dan ada pula yang tidak disadari oleh masyarakat Pakpak yang tekandung dalam sejumlah nilai, aturan, tabu dan upacara terutama kegiatan yang berhubungan langsung dengan alam seperti dalam sistem ladang berpindah, mencari damar, berburu dan meramu dan pengolahan hutan kemeyan.

5

Kearifan tradisional pakpak dalam berhubungan dengan alam memiliki sejumlah nilai budaya, pengetahuan, aturan, kepercayaan, tabu, sanksi, upacara dan sejumlah perilaku budaya yang arif.


(26)

Selain itu berhubungan dengan kepercayaan tradisional di setiap lebuh dan kuta ditemukan atau dikenal adanya area-area yang pantang untuk diganggu unsur biotic dan abiotik yang ada didalamnya karena dianggap mempunyai kekuatan gaib, antara lain: rabang, gua, daerah pinggiran sungai, dan jenis-jenis pohon dan binatang tetentu yang dianggap memiliki mana6

6

Mana merupakan tempat penunggu mahluk halus tempat ini bisa berupa pohon besar, goa, bahkan di tengah hutan yang belum pernah disentuh.

. Jenis tumbuhan tersebut misalnya pohon ara, simbernaik (sejenis pohon penyubur tanah). Jenis binatang yang jarang di ganggu misalnya: monyat, kera, dan harimau. Pada awalnya tempat-tempat tersebut dijadikan sebagai tempat persembahan terhadap kekuatan gaib, namun saat ini walaupun umumnya mereka telah menganut agama-agama besar seperti Islam dan Kristen, tetap dianggab keramat dan mempunyi kekuatan sehingga kalau diganggu dapat berakibat terhadap keselamatan baik secara langsung maupun tidak langsung (Berutu, 1994). Masalah-masalah yang berkaitan dengan lingkungan hidup dewasa ini semakin banyak dibicarakan. Masalah ini muncul bersamaan dengan timbulnya kesadaran masyarakat akan pentingnya memelihara lingkungan hidup demi kelangsungan hidup manusia dan untuk terpeliharanya kelestarian lingkungan itu sendiri. Orang semakin menyadari betapa kerusakan lingkungan telah membawa kerugian yang sangat besar bagi manusia.

Menurut Bintarto (1979 : 22), lingkungan hidup manusia terdiri atas lingkungan hidup fiscal (sungai, udara, air, rumah dan lainya), lingkungan biologis (organism hidup, antara lain: hewan, tumbuh-tumbuhan dan manusia), lingkungan social (sikap kemasyarakatan, sikap kerohanian dan sebagainya). Dengan katalain, manusia adalah bagian bagian dari lingkungan itu sendiri. Ia tidak dapat lepas dari lingkunganya, baik lingkungan alam maupun lingkungan social.


(27)

Manusia sebagai bagian dari lingkungannya, mempunyai hubungan timbal-balik yang selaras dengan lingkunganya; dengan kata lain, ada keseimbangan dan interaksi. Dalam interaksinya yang terus-menerus itu, manusia mendapatkan pengalaman tentang lingkungan hidupnya. Gambaran tentang lingkungan hidupnya itu disebut citra lingyang dapat diharapkan manusia dari lingkunganya, baik secara alamiah maupun sebagai hasil dari tindakanya, serta tentang apa yang boleh dilakukan dan apa yang tidak boleh dilakukan.

Dari semua makhluk hidup, manusialah yang mampu beradaptasi dengan lingkunganya, baik lingkungan fisik maupun lingkungan biotic. Dalam beradaptasi itu ia selalu berupaya untuk memanfaatkan sumber-sumber alam yang ada untuk menunjang hidupnya, iteraksi manusia terhadap lingkunganya maupun ekosistemnya tersebut dapat melibatkan terganggunya keseimbangan ekologis. Dengan semakin pesatnya kemajun teknologi dan ilmu pengetahuan, manusia dapat dikatakan telah menguasai alam dan dapat mempengaruhi lingkungan hidupnya. Namun yang terjadi kemudian manfaat teknologi mulai disangsikan dan dianggab merusak tata lingkungan yang membawa bencana. Sesungguhnya kesadara akan pentingya memelihara keseimbangan lingkungan hidup bukanlah suatu hal yang baru bagi masyarakat kita. Jauh sebelum Undang-Undang Nomor 4 itu lahir, para leluhur kita telah memiliki kearifan dalam pemeliharaan lingkungan hidup. Dengan caranya sendiri, sesuai dengan cara berpikir dan tradisi-tradisi yang berlangsung pada zamanya, telah mampu menciptakan cara-cara dan media untuk melestarikan lingkungan.

Untuk menjaga kearifan dan pemeliharaan lingkungan hidup masyarakat Pakpak menggunakan pengetahuan tradisional. Menurut Zainul Daulay “Pengetahuan


(28)

tradisional7

Pakpak Bharat khususnya Kecamatan Sitelu Tali Urang Jehe, merupakan salah satu kecamatan yang secara umum berprofesi sebagai petani untuk memenuhi kebutuhan hidup. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka masalah yang akan diangkat dalam penelitian ini adalah “pengetahuan petani Pakpak khususnya adalah pengetahuan masyarakat asli dan lokal yang membadankan gaya hidup tradisional yang relevan untuk konservai dan penggunaan keanekaragaman hayati yang berkelanjutan”. Namun pengetahuan tradisional tidak selalu bisa dijadikan sebagai pedoman untuk seterusnya, karena semakin lama masyarakat semakin pintar dan pengetahuan semkin maju.

Melalui proses sosialisasi atau pendidikan, pengetahuan yang dimiliki oleh petani akan di wariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya, sehingga masyarakat yang menepati lingkungan tertentu akan tahu apa yang harus dilakukan. Walalupun nantinya ada orang luar atau yang ingin masuk ke lingkungan tersebut, mereka tahu tindakan apa yang akan mereka lakukan. Karena orang luar kadang bisa masuk dan membawa suatu perubahan yang tidak sesui dengan apa yang diketahui oleh masyarakat setempat.

Seperti yang dikatakan oleh (Michael R. Dove) tentang Manusia dan Alang-Alang di Indonesia, disini Michael menuliskan bahwa orang luar dan masyarakat setempat yang mempunyai pengetahuan yang berbeda tentang alang-alang. Masyarakat setempat berpendapat bahwa tanaman alang-alang bermanfaat bagi mereka, sementarata orang luar yang datang ketempat mereka menganggap bahwa tanaman tersebut hanya sebagai tanaman perusak tanah.

1.3 Rumusan Masalah

7


(29)

untuk kec. Sitelu Tali Urang Jehe tenteng nilam” dengan rincian pertanyaan sebagai berikut:

1. Bagaimana pengetahuan petani nilam dalam proses produksi yang mencakup: pembukaan lahan, pembibitan, penanaman, pemeliharaan dan proses penyulingan. 2. Bagaimana proses distribusi hasil panen yang mencakup: panen dan budaya kerja

dengan pembeli.

1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana petani menggunakan pengetahuannya dalam hal produksi yang mencakup pengolahan lahan, pembibitan, penanaman, pemeliharaan, panen, serta sampai kepada masa penyulingan dan juga bagaimana pengetahuan mereka tentang distribusi dalam pasar nilam.

Secara praktis, penelitian ini diharapkan akan bermanfaat untuk membuka wawasan pemikriran masyarakat keseluruhan serta pemerintah agar melihat betapa bermanfaatnya dan mudahnya mendapatkan rezeki dengan mengembangkan budidaya nilam. dapat melihat dan menyikapi dengan wawasan pemikiran yang jelas dan terang dan tidak ada ketimpangan. Secara teoritis, penelitian ini juga diharapkan dapat menambah wawasan keilmuan khususnya bidang kearifan lokal.

1.5 Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualititif yang bersifat deskriptif yaitu salah satu jenis metode penelitian yang berusaha menggambarkan dan menginterpretasi (menafsirkan) objek sesuai dengan apa adanya (Best, 1982 : 119).


(30)

Dalam metode penelitian ini peneliti akan mencari tahu tentang pengetahuan yang digunakan oleh petani nilam dalam membudidayakan nilam di Pakpak Bharat. Peneliti akan mendeskrifsikan tentang pengetahuan-pengetahuan yang digunakan dalam pembudidayaan tersebut. Dalam penelitian kualitatif, data-data yang di dapatkan di lapangan (field research) bisa berupa kata-kata, gambar maupun tindakan. Data yang berupa kata-kata diperoleh melalui wawancara, data gambar diperoleh melalui file fotografi dan data berupa tindakan diperoleh melalui observasi partisipasi.

1.6 Tekhnik Pengumpulan Data 1.6.1 Observasi partisipasi

Peneliti melakukan observasi partisipasi (participant observation) yang artinya metode pengumpulan data yang digunakan untuk menghimpun data penelitian melalui pengamatan dan penginderaan dimana observer atau peneliti benar-benar melihat dalam keseharian informan (Bungin, 2007).

Observasi partisipasi yang peneliti lakukan adalah ikut berkumpul dengan beberapa informan yang kategori ibu-ibu. Ketika informan sedang melakukan aktifitas seperti menanam, merawat dan panen, maka peneliti akan ikut bergabung melakukan aktifitas yang mereka lakukan. Sedangkan observasi yang peneliti lakukan dengan para bapak, peneliti hanya melihat-lihat aktifitas dengan cara mencoba datang ke lahan tersebut dan berbincang-bincang tentang kegiatan yang dilakukan oleh bapak-bapak tersebut. Sama halnya dengan observasi yang peneliti lakukan dengan para ibu, dengan para informan yang masih muda juga peneliti mengobservasi dengan cara ikut berkumpul dengan mereka.


(31)

1.6.2 Wawancara

Wawancara Mendalam (indepth-interview) merupakan metode pengumpulan data yang sering digunakan dalam peneliltian kualitatif. Wawancara mendalam secara umum adalah proses memperolah keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan inporman atau orang yang diwawancarai, dengan atau tanpa menggunakan pedoman wawancara, pewawancara dan informan terlibat dalam kehidupan social yang relative lama. Dengan demikian, kekhasan wawancara mendalam adalah keterlibatannya dalam kehidupan informan. Dengan metode ini, peneliti akan menggunakan pedoman wawancara serta instrument wawancara seperti recorder, kamera, buku tulis, pulpen dan alat-alat yang berhubungan untuk penelitian ini.

1.6.3 Informan Peneliti

Sebelum melakukan wawancara mendalam, peneliti akan mencari terlebih dahulu beberapa informan pangkal untuk mendapatkan informasi umum mengenai petani nilam yang ada di desa Sitelu Tali Urang Jehe. Adapun informan pangkal tersebut adalah Kepala Desa Tanjung Meriah.

Setelah informasi didapat peneliti, maka peneliti menetapkan siapa yang akan dijadikan informan kunci. Informan kunci adalah petani nilam yang sudah lama menguasai tentang nilam sejumlah 10 orang. Jumlah tersebut dinggab cukup karena telah dapat menjawab permasalahan penelitian.


(32)

Untuk mendapatkan data pelengkap, peneliti juga menambahkan wawancara dengan informan biasa, yaitu masyarakat yang tinggal di daerah yang memiliki usaha nilam dan individu yang berminat membudidayakan nilam sebanyak 8 orang.

1.7 PENGALAMAN PENELITIAN

Untuk melanjutkan tahap berikutnya yaitu bab 2 dan seterusnya memerlukan data lapangan yang diperoleh melalui informan pangkal, informan kunci dan informan biasa yang langsung dilakukan di lokasi penelitian yaitu di Desa Tanjung Meriah dan harus ikut turun ke ladang petani nilam. Informan pangkal yang juga petani nilam yang deitemui dapat menunjukkan informan kunci yang mengetahui dan memahami pokok permasalahan yang sedang diteliti. Setiap petani nilam mempunyai kemungkinan sebagai informan biasa, asalkan ia memiliki waktu dan kesempatan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh peneliti. Informan biasa ini untuk melengkapi data yang sifatnya umum.

Awal mula di minggu pertama peneliti melakukan wawancara adalah dengan salah seorang keluarga peneliti sendiri. Setelah informan bersedia diwawancarai, peneliti pun tidak mebuang-buang waktu untuk langsung mewawancarainya. Diawal wawancara kami pun tertawa-tawa kecil karena tidak biasa melakukan tanya jawab seperti itu. Butuh waktu sekitar 5 menit untuk menetralkan suasana. Akhirnya peneliti pun mulai mewawancarainya dan informan pun mulai terbiasa dengan pertanyaan-pertanyaan peneliti. Setelah selesai mewawancarainya tidak lupa saya mengucapkan banyak terima kasih kepada informan tersebut.

Tidak kalah sulitnya dengan awal mula peneliti melakukan wawancara pertama, wawancara selanjutnya kepada informan-informan yang telah peneliti tentukan pun


(33)

lumayan sulit. Ketika peneliti datang untuk mewawancarai informan yang lain ada sedikit rasa malu peneliti karena peneliti tidak terlalu sering datang ke rumah beliau sehingga kedatangan peneliti sedikit terlihat aneh. Peneliti pun mulai meminta kesediaan beliau untuk peneliti wawancarai dan dengan sedikit senyuman beliau bersedia. Terpancar dari raut muka beliau sebuah kebingungan dan pastilah timbul pertanyaan-pertanyaan didalam kepala beliau sebenarnya untuk apa peneliti mewawancarainya. Untuk menjawab kebingungan beliau peneliti pun coba menjelaskan maksud wawancara peneliti yaitu untuk skripsi. Akan tetapi walaupun sudah peneliti jelaskan beliau tetap saja bertanya kepada peneliti.

Dan untuk kesekian kalinya peneliti harus menjelaskan kepada beliau maksud wawancara peneliti. Akhirnya beliau mengerti walaupun tergurat di wajah beliau sedikit kekecewaan karena mungkin dalam pikirannya, beliau mengharapkan wawancara ini gunanya mendata warga miskin yang akan dipakai pemerintah untuk memberikan bantuan, seperti BLT (bantuan langsung tunai) yang biasanya beliau terima dari pemerintah.

Ketika pertama kali peneliti bertanya kepada beliau pemahaman tentang pengetahuan dalam membudidayakan nilam beliau masih bingung, mungkin karena pertanyaan peneliti kurang tepat. Kemudian peneliti langsung bertanya bagaimana cara menanam nilam dari awal hingga panen serta cara perawatan, barulah beliau bisa menjawab. Setelah beberapa pertanyaan dijawab oleh beliau peneliti merasa puas dengan jawabanya. Beberapa hari penelitian telah berlangsung, namun data yang penulis dapat belum memuaskan, sehingga di minggu berikutnya penulis harus melakukan wawancara langsung di ladang petani.


(34)

Penelitian berikutnya dilakukan dengan informan yang berbeda. Penelitian yang dilakukan itu berlangsung di minggu ke dua. Kebetulan penulis sudah menentukan beberapa informan yang benar-benar tahu tentang nilam dan memiliki lahan nilam. Di hari ini penulis bertemu dengan pak Sanggup. Kebetulan pak sanggup merupakan informan kunci yang sudah tahu maksud dan tujuan peneliti. Pada saat itu penulis bersama dengan adek penulis sendiri datang pada jam 8 pagi, supaya kami bisa ikut langsung ke ladang informan tersebut. pada saat itu kami menemukan pak Sanggup sedang minum kopi di teras rumah. Begitu bertemu kami pun langsung member salam dan kami dipersilahkan masuk kerumah. Sebelum berangkat keladang kami sempat ditunjukkan beberapa botol nilam yang disimpan di tempat khusus oleh pak Sanggup. Penulis pun langsung mengambil kamera dan menyimpan fhoto minyak nilam simpanan pak Sanggup. Selain minyak nilam, pak Sanggup juga menunjukkan daun nilam yang sudah siap untuk di suling. Beberapa menit telah kami habiskan berbincang-bincang tentang minyak dan daun nilam dan semua yang disampaikan oleh pak Sanggup pada saat itu telah terekam dalam memori hanpone penulis. Wawanvara tentang daun kering dan nilam pun selesai dan kami berankat keladang. Adek peneliti yang selalu setia menemani peneliti pun ikut membuat suasana diperjalanan menuju ladang semakin asik. Jarak ladang dari perkampungan lumayan jauh. Lebih kurang 30 menit kami menempuh perjalanan akhirnya kami sampai juga di tengah ladang atau tembak nilam pak Sanggup. Tanpa menyia-nyiakan waktu penulispun langsung mengmbil fhoto lahan yang baru di buka dan siap untuk ditanam, nilam yang baru ditanam, mulai bercabang sampai nilam yang sudah siap di panen. Sangat banyak sekali data yang penulis dapatkan pada saat itu. Tanpa terasa penulis sudah menghabiskan waktu yang banyak di ladang tersebut pada hari itu. Karena kelelahan kami pun pamit pulang karena


(35)

hari berikutnya penulis sudah berjanji akan kembali lagi ke ladang pak Sanggup tersebut. Sehingga data terlengkapi.

Di minggu berikutnya penulis masih melakukan wawancara dengan para petani, namun dengan informan yang berbeda-beda. Seperti biasa dengan langsung ikut ke ladang diharapkan setiap aktifitas tidak terlewatkan. Dengan demikian pula pedoman saya dalam menanyakan suatu objek permasalahan adalah apa yang ada di hadapan dengan petanyaan-pertanyaan apa itu, mengapa begitu, untuk apa itu, kenapa harus seperti itu, siapa dan mengapa ada disitu. Yang paling penting adalah hubungan dan komunikasi langsung dengan petani nilam secara baik dan sopan, dengan demikian saya dapat diterima pada setiap waktu.

Kebetulan tempat tinggal penulis tidak begitu jauh dengan Desa Tanjung Meriah, jadi penulis tidak perlu menyewa tempat tinggal. akan tetapi harus mengorbankan waktu adik penulis karena harus mengantar jemput ke lokasi penelitian. Walaupun kadang penulis diantar dengan muka cemberut tapi tetap dijalani.

Pada minggu ketiga, penulis masih aktif melakukan pencarian data langsung di lokasi ladang petani. Hal ini setiap harinya penulis lakukan rata-rata dari pukul 09-15 WIB berada di ladang petani. Selain melakukan pencarian data di ladang, penulis juga mencari data di tempat penyulingan minyak nilam. penyulingan dilakukan di tempat yang berbeda, karena para petani tidak memiliki tempat penyulingan “kukusen” masing-masing. Jadi ketika nilam sudah dikeringkan biasanya mereka menyewa truk untuk mengangkat nilam dari ladang.

Pada minggu ke empat penulis tidak begitu aktif lagi di ladang, karena data-data yang telah terkumpul harus di teliti duu, jika masih kurang biasanya penulis mendatangi


(36)

petani di malam hari. Karena pada saat itu lah mereka sudah bisa bersantai dan mereka juga tidak merasa terganggu. Pada minggu terahir juga dilakukan pencarian data skunder untuk melengkapi data skunder yang telah di dapat sebelumnya. Pencarian data ini dilakukan kepada kepala Desa dan masyarakat yang tingal di daerah tersebut.


(37)

BAB II

GAMBARAN UMUM

2.1 Sejarah Desa Tanjung Meriah

Menurut data yang peneliti peroleh dari bapak Gandrung Berutu selaku kepala desa di Tanjung Meriah, desa ini merupakan desa tertua Di Kecamatan Sitellu Tali Urang Jehe. Desa-desa yang ada disekitar Desa-desa ini seperti Desa Maholida, Desa Simbrruna dan sebagian Desa Kaban Tengah pada awalnya merupakan bagian dari Desa Tanjung Meriah. Namun dengan terbitnya/berlakunya UU Nomor 32 tahun 2004 tentang pemerintahan Daerah dan ditindaklanjuti dengan peraturan Pemerintah Nomor 72 tahun 2005 tentang Desa, dan peraturan Daerah Kabupaten Pakpak Bharat Nomor 08 tahun 2005 tentang pembentukan kecamatan dan peraturan daerah Kabupaten Pakpak Bharat Nomor 05 tahun 2006 tentang pembentukan, pemekaran dan penggabungan Desa Desa Tanjung Meriah memiliki wilayah seluas 15.23 km terdiri dari:

- Dusun Sibande I seluas : 2,23 km - Dusun Sibande II seluas : 2,60 km - Dusun Genting seluas : 6,05 km - Dusun Uruk Gantung seluas : 4,35 km


(38)

2.2 Sistem Pemerintahan

Tanjung Meriah adalah salah satu Desa yang dikepalai oleh seorang Kepala desa. Dalam menjalankan tugasnya Lurah dibantu oleh perangkat-perangkat pemerintahan kelurahan dan kepala-kepala lingkungan. Untuk lebih jelasnya dapat kita lihat kedudukan, tugas, dan fungsi kepala kelurahan dan perangkat kelurahan sebagai berikut:

A. Kedudukan Kepala Desa

Kepala Desa berkedudukan sebagai alat pemerintah yang berada langsung di bawah Camat.

B. Tugas Kepala Desa

Tugas kepala Desa adalah sebagai penyelenggara dan penanggung jawab utama dibidang pemerintahan dan kemasyrakatan.

C. Fungsi Kepala Desa:

1. Menggerakkan partisipasi masyarakat 2. Melaksanakan tugas dari pemerintah

3. Melaksanakan koordinasi terhadap jalannya pemerintahan Desa

4. Melaksanakan tugas yang menjadi tanggung jawabnya dibidang pembangunan dan kemasyarakatan

5. Melaksanakan tugas-tugas dalam rangka pembinaan dan ketertiban


(39)

Sekretaris Desa berkedudukan sebagai staf yang membantu kelancaran pelaksanaan tugas Kepala Desa.

E. Tugas Sekretaris Desa

Sekretaris Desa adalah menyelenggarakan pembinaan pemerintahan Desa dan memberikan pelayanan staf kepada kepada Kepala Desa.

F. Fungsi Sekretaris Desa

1. Melaksanakan urusan surat-menyurat, kearsipan dan pelaporan.

2. Melaksanakan urusan keuangan, urusan pemerintahan, urusan pembangunan dan urusan kemasyarakatan.

3. Melaksanakan tugas dan fungsi kepala Desa apabila kepala Desa berhalangan.

G. LPM (Lembaga Pemberdayaan Masyarakat)

Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) adalah perubahan nama dan Lembaga Ketahanan Masyarakat Desa (LKMD) sesuai dengan keputusan temu LKMD tingkat nasional tanggal 21 Juli 2001. Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) adalah Lembaga Kemasyarakatan yang tumbuh dari, oleh, dan untuk masyarakat, merupakan wahana partisipasi dan aspirasi masyarakat dalam perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian pembangunan yang bertumpu pada masyarakat. Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) berkedudukan di Desa / Kelurahan.


(40)

1. Menyusun rencana pembangunan yang berpartisipatif 2. Menggerakkan swadaya gotong royong masyarakat 3. Melaksanakan pengedalian pembangunan

I. Fungsi LPM

1. Penanaman dan pemupukan rasa persatuan dan kesatuan masyarakat desa / kelurahan 2. Pengkoordinasian perencanaan pembangunan

3. Sebagai wadah partisipasi masyarakat dalam perencanaan pelaksanaan dan pengendalian pembangunan

4. Menggali serta memanfaatkan potensi dan menggerakkan swadaya gotong royong masyarakat untuk pembangunan

5. Sebagai media komunikasi antara masyarakat dengan pemerintah dan antar masyarakat itu sendiri

6. Memberdayakan dan menggerakkan potensi pemuda dalam pembangunan

7. Mendorong mendirikan dan memberdayakan peran wanita dalam mewujudkan kesejahteraan keluarga

8. Membangun kerjasama antar lembaga yang ada di masyarakat dalam rangka meningkatkan pembangunan ekonomi kerakyatan untuk meningkatkan taraf hidup

J. Tokoh Masyarakat

Tokoh masyarakat yang berkedudukan di Desa. Tokoh masyarakat adalah orang yang memang disegani dan memang mempunyai karakter yang baik.


(41)

K. Tokoh masyarakat mempunyai tugas mengayomi warganya.

L. Fungsi Tokoh Masyarakat

1. Sebagai panutan yang mampu merekatkan hubungan antar sesama masyarakat di suatu wilayah atau hubungan dengan masyarakat di luar wilayah tersebut.

2. Menuangkan pikiran, tenaga dan meluangkan waktunya masyarakatnya.

M. Kedudukan Kepala Dusun

Kepala Dusun berkedudukan sebagai perangkat pembantu Kepala Desa dan unsur pelaksana penyelenggaraan Pemerintah Desa di wilayah Dusun.

N. Tugas Kepala Dusun

Kepala Dusun mempunyai tugas membantu Kepala Desa dalam menyelenggarakan pemerintahan, pembangunan, kemasyarakatan diwilayah kerjanya sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku.

O. Fungsi Kepala Dusun

1. Melaksanakan kegiatan pemerintahan, pembangunan ,kemasyarakatan,ketentraman dan ketertiban diwilayah kerjanya.

2. Membantu Kepala Desa dalam kegiatan penyuluhan,pembinaan dan kerukunan diwilayah kerjanya .


(42)

STRUKTUR PEMERINTAHAN

Sumber: Kantor Kepala Desa Tanjung Meriah

Gambar 1: Struktur Pemerintahan

2.3 Lokasi Lingkungan Alam

Desa Tanjung Meriah merupakan Desa tertua di Kecamatan Sitellu Tali Urang Jehe, terletak di ketinggian 400-700 meter diatas permukaan air dengan suhu rata-rata berkisar 28-30 derajat celcius dengan curah hujan sedang dan luas wilayah 15.23 km2.

Desa Tanjung Meriah mempunyai batas wilayah sebagai berikut: - Sebelah timur : Desa Maholida


(43)

- Sebelah barat : Desa Kaban Tengah - Sebelah utara : Kecamatan Sidikalang - Sebelah selatan : Desa Kaban Tengah

Jarak Desa Tanjung Meriah dengan ibu kota Kabupaten Pakpak Bharat 28 km. Desa Tanjung Meriah dibagi menjadi 4 dusun sebagai berikut:

- Sibande 1 - Sibande 2 - Genting

- Uruk Gantung.

Dari Desa Tanjung Meriah menuju Medan kita dapat menggunakan alat transportasi mini bus yaitu Himpak (Himpunan Masyarakat Pakpak). Dulu sebelum Dairi dan Pakpak terpecah, ada tiga jenis angkutan umum yang tujuanya sama-sama ke Medan yaitu Datera dan Pas, tetapi setelah terpecah Datera dan Pas tidak bisa lagi masuk di Kecamatan ini. Jarak tempuh dari kota Medan ke Desa Tanjung Meriah normalnya lebih kurang 5 jam.

2.4 Pola Pemukiman

Pola pemukiman di Tanjung Meriah cukup padat. Banyak rumah warga yang jaraknya hanya 1 meter dengan rumah warga lainya bahkan ada juga tanpa pemisah, dan ada juga jarak antar rumah agak jauh.

Bila ditinjau dari bangunan, banyak rumah warga yang tergolong semi permanen, permanen dan masih ada juga yang menggunakan papan. Bangunan rumah di Desa Tanjung Meriah bisa menggambarkan tingkat ekonomi seseorang. Sekitar 15 tahun yang lalu masih ada beberapa


(44)

rumah yang beratapkan bambu dan anyaman bambu sebagai lantai dan ada juga yang menggunakan papan. Namun seiring berkembangnya jaman dan meningkatnya ekonomi masyarakat yang mengubah semuanya.

2.5 Jumlah Penduduk

Menurut data yag diperoleh dari kantor Kepala Desa Tanjung Meriah jumlah penduduk Tanjung Meriah berjumlah 1559 jiwa, laki-laki berjumlah 808 orang dan perempuan berjumlah 751 orang dengan jumlah kepala keluara berjumlah 329 kk. Dalam kehidupan perekonomian masyarakat Desa Tanjung Meriah hampir 85% dari hasil pertanian. Keseluruhan penduduk merupakan Warga Negara Indonesia. Untuk lebih jelas tentang jumlah penduduk Tanjung Meriah, dibawah ini akan dipaparkan tentang jumlah penduduk berdasarkan tingkat umur, tingkat pendidikan dan pekerjaan.

2.5.1 Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Umur

Penduduk Desa Tanjung Meriah terbagi lagi dalam beberapa kelompok umur, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada table berikut ini:

TABEL 1

JUMLAH PENDUDUK BERDASARKAN TINGKAT UMUR

No Tingkat Umur Jumlah Persentase

1 0 – 5 Tahun 175 orang 11,57 %

2 6 – 17 Tahun 422 orang 27,91 %

3 18 – 45 Tahun 319 orang 21,09 %


(45)

5 61 – keatas 267 orang 17,65 %

6 Jumlah 1512 100 %

Sumber: Kantor Kepala Desa Tanjung Meriah

2.5.2 Jumlah Penduduk Berdasarkan Pekerjaan

Pekerjaan masyarakat Tanjung Meriah beragam, hal ini dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

TABEL 2

JUMLAH PENDUDUK BERDASARKAN PEKERJAAN

No Pekerjaan Jumlah Persentase

1 PNS/TNI/Polri 57 orang 3,6 %

2 Wiraswasta/pedagang 51 orang 3,25 %

3 Petani 809 orang 51,56 %

4 Lain-lain 652 orang 41,55 %

6 Jumlah 1569 100 %

Sumber: Kantor Kepala Desa Tanjung Meriah

Dari tabel tersebut terlihat bahwa lebih banyak masyarakat berpropesi sebagai petani dibandingkan propesi lainnya.


(46)

2.6 Sarana dan Prasarana 2.6.1 Sarana Pendidikan

Sarana pendidikan di Desa Tanjung Meriah sudah lumayan karena sudah tersedia SD 2 unit, MIN 1 unit, MTS 1 unit, MAS 1 unit yang letaknya tidak jauh dari pemukiman penduduk. Menurut kepala desabaru-baru ini juga disediakan TK di masing-masing Dusun. Di desa ini sarana pendidikan yang khusus hanya untuk muslim, karena di desa ini lebih banyak muslim dibandingkan dengan non muslim.

2.6.2 Sarana Ibadah

Bagi pemeluk agama di Desa Tanjung meriah memiliki kendala untuk menjalankan ibadah. Terutama untuk pemeluk agama non muslim, karena di desa ini tidak dibangun Gereja sehingga non muslim harus beribadah ke Desa yang lain. Sementara untuk muslim tersedia 3 unit mesjid sebagai tempat beribadah.

Mesjid sebagai sarana beribadah bagi umat muslim, mereka pergunakan terutama untuk melaksanakan sholat lima waktu. Pada hari jum’at mesjid juga digunakan sebagai sholat jum’at bagi para laki-laki. Ketika sholat maghrif tiba sangat banyak masyarakat muslim menuju mesjid untuk melaksanakan sholat maghrif. Namun berbeda dengan sholat isha, yang terlihat dimesjid hanya sebagian masyarakat yang ada di mesjid, mungkin sebagian melaksanakan sholat isha dirumah. Pada hari minggu, umat Kristen tampak sibuk mempersiapkan diri untuk pergi beribadah ke gereja diluar Desa Tanjung Meriah.


(47)

2.6.3 Sarana Kesehatan

Untuk sarana kesehatan terdapat 1 Puskesmas dan 1 Poskesdes yang dikelola oleh beberapa Bidan. Puskesmas di Desa Tanjung Meriah buka dari hari senin-sabtu, sedangkan Poskeskes buka setiap hari apabila dokternya tidak pergi keluar kota. Pada saat masyarakat sakit, mereka akan pergi ke puskesmas namun jika puskesmas tidak sanggup biasanya masyarakat lansung pergi ke RSUD di Sidikalang. Jika masyarakat tidak puas dengan pelayananya ada juga yang langsun pergi berobat ke kota Medan.

Selain Puskesmas ada juga 2 posyandu yang dilakukan satu kali dalam satu bulan. Aktifitas yang dilakukan selama posyandu seperti penimbangan bayi, penyuntikan imunisasi, pemberian obat dan pemberian vitamin pada balita. Posyandu biasanya dilakukan dirumah Kepala Dusun.

2.6.4 Sarana Transportasi dan komunikasi

Selain mini bus tidak ada lagi angkutan umum di desa ini karena masyarakat Desa Tanjung Meriah lebih memilih menggunakan kendaraan pribadi miliknya dengan alasan lebih hemat dan cepat kecuali apabila mereka ingin ke Medan atau luar provinsi baru mereka menggunakan transportasi umum. Jalan di Desa ini lumayan bagus dan bersih. Sumber informasi yang utama di Tanjung Meriah adalah TV yang dapat menghibur dengan segala macam acara dan berita yang ditawarkan di tengah melepas penat setelah bekerja seharian. Hampir setiap rumah warga terdapat TV. Siaran yang paling sering ditonton adalah RCTI dan MNCTV karena banyak sinetron yang digemari para orang tua dan anak-anaknya. Siaran yang menjadi favorit warga Tanjung meriah adalah Tukang Bubur Naik Haji, Anak-anak Manusia dan Raden Kian Santang. Alasan mereka lebih menyukai siaran tersebut karena di anggap peran yang dimainkan pemain sinetron tersebut seperti kehidupan sehari-hari, enak ditonton, lucu, dan tidak seperti sinetron


(48)

yang lainnya yang bercerita tentang percintaan remaja. Tidak banyak warga yang suka menonton berita kalau pun itu ada hanya beberapa orang saja. Mereka malas menonton berita karena terlalu sering pemberitaan tentang pejabat yang korupsi.

Selain TV masyarakat Tanjung Meriah masih ada juga yang memakai radio untuk mendengarkan lagu ketika mereka sedang masak pagi ataupun sedang santai. Lagu yang sering didengarkan adalah lagu dangdut dan biasanya penikmatnya adalah orang tua. Tidak jarang orang tua dan anak mereka agak berselisih paham ketika akan memutar lagu karena si anak yang cenderung memilih aliran musik pop.

Sumber informasi lain yang digunakan di Desa Tanjung Meriah adalah koran. Walaupun ada pengantar koran tapi tidak banyak masyarakat Tanjung Meriah yang berlangganan koran biasanya hanya warung makan atau warung tuak yang berlangganan koran itu pun karena pembeli yang mengusulkannya karena sambil minum tuak biasanya mereka menghabiskan waktu dengan mengobrol dan ada juga yang membaca. Biasanya mereka suka membaca berita kriminal dari pada berita tentang permasalahan di negeri ini. Tidak banyak warga yang suka membaca koran karena memang budaya membaca di desa ini sangat kurang.

Masyarakat Desa Tanjun Meriah juga tidak terlepas dari penggunaan HP baik orang tua maupun anak SD. Penggunaan Hp di desa ini sudah menjadi hal yang sangat biasa karena anak SD pun sudah memiliki Hp pribadi walaupun pemakaiannya tidak terlalu sering. Para anak SD biasanya menggunakan HP ketika ingin bertanya PR kepada temannya selebihnya mereka jarang memakainya. Jaringan di desa tidak terlalu bagus karena posisi tower yang agak jauh, hanya kartu tertentu yang memiliki sinyalnya cukup bagus yaitu AS dan Simpati.


(49)

2.7. Hubungan Sosial dan Organisasi Sosial

Hubungan sosial penduduk di Desa Tanjung Meriah ini cukup baik. Terkadang terjadi juga perselisihan antara warga yang satu dengan warga yang lainnya, akan tetapi tidak butuh waktu lama untuk kembali berdamai. Apabila ada pertengkaran yang sudah sangat parah yaitu sudah mengancam nyawa maka biasanya masalah itu akan di musyawarahkan dengan Kepala Desa dan Kepala Lorong kemudian membuat perjanjian dengan menggunakan materai, sehingga suatu saat apabila ada pihak yang masih mengancam maka akan dibawa ke kantor Polisi.

Ibu-ibu di Desa Tanjung Meriah ini sering berkumpul dengan para tetangga yang lain sambil menghabiskan waktu luang. Biasanya kegiatan ini mereka lakukan setelah mereka selesai membereskan pekerjaan rumah yaitu disiang dan sore hari. Biasanya topic cerita adalah tentang orang lain. Bahasa yang dipakai adalah bahasa Pakpak, Indonesia, dan Batak.

Para bapak biasanya berkumpul di warung yang ada. Ada yang memesan teh, kopi, sambil berbincang-bincang. Dari aktifitas ibu-ibu dan bapak-bapak inilah yang terkadang tanpa mereka sadari menjadi penyebab timbulnya perselisihan. Cerita yang awalnya dianggap biasa kemudian bisa menjadi bumerang untuknya dilain waktu. Sehingga ada sebagian orang yang jarang berkumpul-kumpul karena mereka merasa nantinya akan menimbulkan dosa karena membicarakan orang lain.

Organisasi sosial di Desa ini cukup beragam. Ada perkumpulan marga, perwiritan, partangiangan. Akan tetapi tidak semua penduduk aktif dalam organisasi sosial, biasanya warga yang tidak aktif tidak dikenakan sangsi tetapi akan jadi bahan pembicaraan orang.


(50)

BAB III

SISTEM EKONOMI MASYARAKAT

DESA TANJUNG MERIAH

Sistem ekonomi atau mata pencaharian adalah cara yang dilakukan oleh sekelompok orang sebagai kegiatan sehari-hari guna usaha pemenuhan kebutuhan kehidupan, dan menjadi pokok penghidupan baginya. Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya setiap masyarakat memiliki mata pencaharian utama, sehingga terdapat kelompok suku bangsa yang memiliki mata pencaharian yang khas di bandingkan dengan suku bangsa lainya; seperti suku bangsa Minang Kabau yang tersebar di berbagai pelosok tanah air banyak berusaha di bidang perdagangan. Suku bangsa Bugis dan Madura banyak yang ahli dalam hal pelayaran tradisional. Begitu pula suku-suku bangsa lainya ada yang khas dalam bidang pertanian atau ada yang bergerak dibidang industri8

Sebagian besar masyarakat Desa Tanjung Meriah bermata pencaharian sebagai petani. Dari jaman sebelum pemekaran hingga saat ini masih saja sebagian besar masyarakat tersebut masih bermata pencaharian yang sama. Walaupun sebelumnya sudah ada yang berpropesi sebagai PNS namun tidak sebanyak sekarang. Secara umum mata pencaharian di desa tersebut

.

Dari tulisan diatas jelas terlihat bahwa di setiap suku tertentu memiliki cara tersendiri dalam memenuhi kebutuhan hidupnya masing-masing. Indonesia yang memilik banyak suku tentunya memiliki banyak bentuk mata pencaharian juga, namun yang akan di bahas pada bab ini adalah “Sistem Ekonomi Masyarakat Desa Tanjung Meriah”.

8


(51)

adalah bercocok tanam padi, kopi dan karet. Lokasi yang digunakan untuk bertani sebagian ada diperkampungan dan ada juga yang jauh dari perkampunga yaitu dihutan. Menurut masyarakat tanah yang ada diperkampungan dan di hutan itu berbeda, perbedaanya yaitu tanah yang didekat perkampungan sudah tandus sedangkan dihutan masih subur. Sebagai contoh Pak Sanggup selaku informan penulis menanam nilam sangat jauh dari perkampungan. Walaupun diperkampungan sebenarnya pak Sanggup mempunyai lahan yang lumayan luas akan tetapi beliau memilih lahan yang ada dihutan.

Selain bertani masyarakat Desa Tanjung Meriah juga berpropesi sebagai PNS dan wirausaha. Sedikitnya lapangan kerja di Desa Tanjung Meriah membuat penduduk yang berpendidikan rendah memilih pergi merantau sebagai pembantu rumah tangga dan baby sister. Biasanya para perempuan lebih memilih merantau ke Kota Medan dan para laki-laki memilih merantau ke luar kota Medan. Namun dengan adanya pemekaran hal tersebut semakin berkurang. Sejak adanya bantuan ke sekolah-sekolah dan beasiswa yang melanjut ke pergurun tinggi, para orang tua pun semangat membimbing anak-anak mereka agar anak-anak bisa sekolah dengan baik. Dengan begitu semua anak-anak masyarakat bisa melanjutkan pendidikan keperguruan tingi sesuai prestasi yang dimiliki masing-masing. Dengan adanya bantuan tersebut juga mengurangi beban mereka yang memiliki penghasilan yang secukupnya.

3.1. Bercocok Tanaman Pangan

Bercocok tanam merupakan salah satu unsur sistem mata pencaharian hidup karena bercocok tanam dilakukan untuk memenuhi kebutuhan pangan dan dalam perkembanganya tidak hanya memenuhi kebutuhan pangan saja melainkan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari guna melangsungkan hidup.


(52)

Pengetahuan dalam bercocok tanam bisa diperoleh berdasarkan pengamatan yang penulis lakukan di Desa Tanjung Meriah. Pada umumnya masyarakat yang tingal di desa ini membudidayakan tanaman padi, kopi dan karet seperti yang dijelaskan berikut ini:

3.1.1 Padi

Pada umumnya padi merupakan tanaman yang dibudidayakan oleh sebagian besar penduduk Indonesia yang tinggal di pedesaan. Nasi juga merupakan makanan pokok bagi sebagian besar penduduk yang ada di muka bumi ini. Biasanya padi lebih sering ditemukan di pedesaan. Karena dipedesaan masih banyak lahan kosong yang dijadikan tempat menanam padi. Berdasarkan cara bertanamnya padi ditanam di dua tempat yakni ditanam di sawah dan padi darat atau padi kering. Seperti masyarakat yang tingal di Desa Tanjung Meriah, masyarakat yang tinggal di desa ini juga membudidayakan padi dengan cara tersebut. Namun yang paling banyak peneliti temukan adalah padi darat atau padi dengan lahan kering.

Padi sawah merupakan padi yang ditanam dilahan yang menggunakan air. Sedangkan padi darat atau padi kering yaitu tanaman padi yang dalam pertumbuhanya tidak menggunakan air dalam arti tidak memerlukan genangan air yakni air sawah. Yang diperlukan hanyalah air hujan. Di desa ini terdapat dua jenis padi darat, yakni: padi darat yang ditanam pada tanah hutan yang baru dibuka atau disebut padi ladang. Yang kedua padi yang ditanam pada tanah tegal yang sudah digunakan berkali-kali. (HR. Sugeng, 2001:5). Padi ini biasanya sering dijumpai didekat perkampungan.

Petani yang masih memiliki tenaga yang kuat memilih bercocok tanam ditengah hutan yang belum pernah digunakan. Menurut para petani lahan tersebut bisa memberikan hasil yang


(53)

memuaskan apabila dijaga dari serangan hama yakni dari hama binatang buas yang sering mengganggu tanaman. Mardang page9

Padi yang telah selesai diardang atau ditanam harus dibersihkan sebanyak 2 kali. Pembersihan pertama setelah padi berumur lebih kurang 3 minggu, kemudian selanjutnya setelah padi berumur 6 minggu. Setelah selesai dibersihkan kemudian tinggal merawat dan menjaga agar tidak terserang hama, baik itu hama dari penyakit maupun binatang buas yang bisa merusak tanaman tersebut. Padi yang ditanam diladang biasanya tidak menggunakan pupuk, karena tanah yang ada diladang atau hutan masih subur. Setelah menunggu selama lebih kurang 4 bulan maka padi darat tersebut sudah bisa dipanen.

adalah sebutan musim penanaman padi di desa tersebut. Sebellum melkukan penanaman, petani harus menyiapkan lahan terlebih dahulu. Lahan yang sudah disiapkan kemudian bisa ditanami bibit. Bibit yang akan ditanam diladang harus menggunakan bibit yang berkwalitas. Biasanya bibit harus betul-betul sudah tua dan bebas dari hama. Sebelum ditanam bibit biasanya diberikan obat dulu, misanya diberikan beberapa tetes obat pembasmi semut yang akan memakan bibit. Dengan demikian maka bibit akan aman dan isa tumbuh dengan baik. Mardang biasanya dilakukan dengan cara bergotong royong dan hal ini masih berlaku sampai sekarang.

Cara penanaman padi ladang ini biasanya menggunakan tugal yang akan membuat lubang sebagai tempat bibit ditanam. dalamya lubang kurang lebih 4 cm, dengan jarak 25 x 25 cm dan tiap lobang diisi 5-6 biji padi. Lobang yang sudah berisi bibit kemudian ditutup dengan sedikit tanah agar bibit bisa tumbuh. Seseorang yang sedang mardang biasanya menyediakan makanan yakni nasi dan lauk disertai dengan ikan selimut. Ikan selimut bagi orang Pakpak adalah ikan asin yang dicelup kedalam tepung yang sudah diracik lalu digoreng.

9


(54)

Panen atau merani10 bagi orang Pakpak dilakukan dengan cara memetik dengan menggunakan potik atau pisau kecil, bisa juga menggunakan bambu yang dibuat berbentuk pisau. Setelah selesai dipetik dikumpulkan lalu bulir-bulir padi akan dipijak-pijak atau ierik11

• Mempunyai akar serabut sama halnya dengan tumbuhan paku.

agar bulir terpisah dari tangkai. Setelah selesai dipisah kemudian padi dibersihkan dengan dua cara yakni: ditampi dan diangin-anginkan. Padi yang sudah bersih kemudian dijemur selama 2-3 hari selama 3-4 jam dalam sehari. Kemudian padi bisa ditumbuk atau digiling agar bisa menjadi beras. Pada umumnya padi dibedakan menjadi dua jenis, sebagai berikut: Padi beras, yaitu tanaman padi yang dijadikan beras. Beras dapat dimasak sebagai makanan pokok. Kemudian padi ketan, yakni padi yang dijadikan beras namun tidak digunakan sebagai makanan pokok, tetapi diolah menjadi bermacam-macam makanan ringan.

Ciri-ciri tanaman padi :

• Batangnya berukuran sangat pendek. • Daunnya berbentuk lanset.

• Warnanya hijau muda sampai hijau tua. • Berurat daun sejajar.

• Mempunyai buah dalam bentuk bulir. • Dan Berukuran 3mm-15 mm.

10

Merani sama artinya dengan panen. 11


(55)

3.1.2 Jagung

Tanaman jagung merupakan salah satu sumber mata pencaharian sebagian penduduk Desa Tanjung Meriah. Jagung adalah salah satu tumbuhan penghasil karbohidrat sebagai makanan pokok manusia yang paling penting selain padi dan gandum. Menyebut jagung, secara langsung orang akan membayangkan bulir-bulir kuning yang menempel pada tongkol kokoh yang keras, dari pohon yang mirip tebu atau ilalang besar. Menurut bentuknya jagung dibagi menjadi 7 macam, yaitu:

1. Indentata (Dent, "gigi-kuda") 2. Indurata (Flint, "mutiara") 3. Saccharata (Sweet, "manis") 4. Everta (Popcorn, "berondong") 5. Amylacea (Flour corn, "tepung") 6. Glutinosa (Sticky corn, "ketan")

7. Tunicata (Podcorn, merupakan kultivar yang paling primitif dan anggota subspesies yang berbeda dari jagung budidaya lainnya)

Sementara itu dari asal-usulnya, jagung dibedakan menjadi:

1. Galur murni, merupakan hasil seleksi terbaik dari galur-galur terpilih

2. Komposit, dibuat dari campuran beberapa populasi jagung unggul yang diseleksi untuk keseragaman dan sifat-sifat unggul

3. Dintetik, dibuat dari gabungan beberapa galur jagung yang memiliki keunggulan umum (daya gabung umum) dan seragam


(56)

4. Hibrida, merupakan keturunan langsung (F1) dari persilangan dua, tiga, atau empat galur yang diketahui menghasilkan efek heterosis.

3.1.3 Ubi

Ubi kayu juga salah satu jenis mata pencaharian penduduk yang tinggal di desa ini. Ubi kayu

sebagai makanan ini memiliki daun yang menjari, batangnya berbuku-buku, setiap buku batang terdapat

mata tunas. Semua bagian tanaman ubi kayu mengandung glukosida. Kandungan glukosida tertinggi

terdapat pada pucuk muda. Semua bagian ubi kayu bisa dimanfaatkan. Seperti daun ubi yang dijadikan

sebagai sayur, buah sebagai makanan dan berbagai jenis cemilan.

Ubi kayu yang ditanam oleh penduduk di desa ini biasanya ditanam dekat dari perkampungan.

Ubi kayu yang sering digunakan sebagai santapan siang hari dan juga sebagai makanan ternak ayam.

Tanah yang paling sesuai untuk ubi kayu adalah tanah yang berstruktur remah, gembur, tidak terlalu liat

dan tidak terlalu poros, serta kaya bahan organik. Tanah dengan struktur remah mempunyai tata udara

yang baik, unsur hara lebih mudah tersedia, dan mudah diolah.

3.2. Perkebunan

3.2.1 Kopi

Bagi petani, kopi bukan hanya sekedar minuman segar dan berkhasiat, tetapi juga mempunyai arti ekonomi yang cukup penting. Sejak puluhan tahun yang lalu kopi telah menjadi sumber nafkah bagi banyak petani. tanpa pemeliharaan yang berarti pun, tanaman kopi memberikan hasil yang cukup lumaya untuk menambah penghasilan. Apalagi jika pemeliharaan


(57)

dan penelolaanya cukup baik, pasti usaha ini mendapatkan keuntungan yang berlipat ganda. (Najiyati dan Danarti. 1997:1).

Kopi yang sering dijumpai di Desa Tanjung Meriah adalah kopi rabusta. Kopi ini bersifat unggul dan cepat berkembang. Kopi yang ditanam di daerah ini biasanya ditanam bersamaan dengan buah-buahan seperti durian, jengkol, pete, manggis dan beberapa jenis tanaman lainya.

Menurut petani penanaman dilakukan diawal musim hujan. Dengan demikian pada musim kemarau berikutnya kopi sudah cukup kuat menahan kekeringan. Bibit kopi bisa dibuat sendiri ataupun dengan cara membeli dari penjual bibit. Namun di desa ini sangat jarang sekali masyarakat membeli bibit. Mereka biasanya memilih bibit yang bagus lalu disemai ditempat yang sudah dipersiapkan. Setelah tumbuh tanaman ini dipindahkan ke lahan yang sudah siap ditanam.

Lahan yang biasa digunakan di desa ini adalah lahan yang baru dibuka dan lahan bekas penanaman padi ataupun tanaman lainya. Namun pada saat penelitian berlangsung, peneliti hanya menemukan penanaman yang dilakukan dilahan yang sudah pernah digunakan. Lahan tersebut merupakan bekas penanaman padi dan lokasi dekat dari perkampungan. Sebagian petani yang memiliki kebun kopi membeli lahan yang sudah berisikan kopi dan berbagai jenis tanaman lainya, dan sebagian masyarakat mennam sendiri. Jadi mereka hanya melanjutkan perawatan kopi tersebut. seperti yang dituturkan salah satu informan penulis beriku ini:

Yang saya tahu menanam kopi itu dilahan yang sudah pernah digunakan, nah lahan tersebut saya kasih lobang dengan menggunakan cangkul. Kemudian lobang-lobang tersebut ditanami bibit yang sudah saya persiapkan. Jadi penanaman dilahan yang baru dibuka belum pernah saya lakukan. Karena menurut saya penanaman yang dilakukan dilahan yang baru dibuka membutuhkan waktu yang lumayan panjang. Jadi


(58)

saya memilih menanam di lahan yang sudah pernah ditanami tanaman lain. Sahala 38 tahun.

Selain dari cara penanaman tersebut, sebagian masyarakat menanam dengan cara yang dilakukan oleh bapak Rosma. Menurut beliau kopi itu ditanam bersamaan dengan penanaman padi. Saat padi sudah mulai tumbuh, saat itulah bibit kopi ditanamai dengan cara menanam mengunakan tugal. Cara ini bukan hanya sekali dilakukan, bahkan penanaman karet atau getah juga dilakukan dengan cara tersebut.

Kopi merupakan tanaman yang berumur panjang yang memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

 Memiliki batang

 daun

 Cabang

 Akar

 Berbunga

 Buah berbentuk biji

Perawatan dilakukan di desa ini biasanya dengan membuan cabang-cabang atau petani disini menyebut dengan sebutan kitunasi. Pembuangan cabang dilakukan setiap bulan pada saat panen berlangsung. Menurut mereka untuk mempermudah pekerjaan maka panen dan pembuangan cabang dilakukan secara bersamaan. Selain pembuangan cabang petani juga membersihkan lahan dengan cara mencabut rumput liar yang ada dibawah pohon kopi tersebut. pembersihan dilakukan dengan dua cara, pertama dengan menyemprot menggunakan pestisida dan yang kedua membersihkan dengan menggunakan cangkul atau disebut dengan menggisgis


(59)

dalam bahasa Pakpak. Setelah dibersihkan lingkaran pohon kopi dicangkul yang diatasnya akan dibuat sebagai tempat pupuk agar kopi tersebut bisa bertumbuh dengan subur. Pupuk yang biasa mereka gunakan adalah kompos, kotoran hewan dan kulit kopi yang akan ditabutkan diatas tanah yang sudah dicangkul. Perawatan yang baik akan mendapatkan hasil panen yang memuaskan.

Panen biasanya dilakukan setiap bulan dengan cara memilih buah yang sudah masak. Kita bisa tahu kopi itu sudah masak dari kulit kopi yang berubah menjadi merah. Setelah buah kopi tekumpul lalu digiling dengan menggunakan mesin gilingan kopi mentah. Selesai digiling kemudian kopi dijemur selama 4 hari sekitar 4-5 jam dalam sehari. Keesokan harinya kopi bisa digiling kembali dengan menggunakan gilingan kopi masak agar kulit dan biji terpisah dan bisa biji kopi tersebut sudah bisa dijual.

3.2.2. Gambir

Tanaman gambir merupakan tumbuhan menjalar sebangsa kopi-kopian (keluarga Rubiaceae). Tanaman perdu, tinggi 1-3 m. Batang tegak, bulat, percabangan simpodial, warna cokelat pucat. Daun tunggal, berhadapan ,bentuk lonjong, tepi bergerigi, pangkal bulat, ujung meruncing, panjang 8 - 13 cm, lebar 4-7 cm, warna hijau. Bunga majemuk, bentuk lonceng, di ketiak daun, panjang kurang 5 cm, mahkota 5 helai berbentuk lonjong, warna ungu. Buahnya berbentuk polong semu berpenampang hingga 2 cm dan penuh dengan biji-bijian halus yang berukuran ± 1-2 mm. Pada bagian luarnya terdapat sayap yang memungkinkan biji gambir tersebar karena angin. Di dalam inti biji terdapat calon akar (radicula), calon batang (cauliculus) dan daun lembaga (cotyledone). Tanaman gambir dapat tumbuh pada jenis tanah, mulai dari tingkat kesuburan rendah hingga kesuburan tinggi. Di Sumatera kebayakan tanaman gambir


(60)

tumbuh atau dibudidayakan pada jenis tanah Ultisol dengan derajat keasaman tanah berkisar antara pH 4,5 hingga 5,5. topografi lahan yang sesuai mulai pada daerah datar hingga bergelombang dengan tingkat kemiringan 25%. Ketinggian tempat tumbuh tanaman gambir mempunyai spectrum yang cukup luas mulai dari ketinggian 50 hingga 1.100 m diatas permukaan laut. Ketinggian tempat yang paling sesuai adalah antara 200 sampai 800 m diatas permukaan laut. Tanaman gambir membutuhkan sebaran hujan yang merata sepanjang tahun yaitu dengan rata-rata curah hujan lebih dari 200 mm/bulan atau total curah hujan pertahun berkisar antara 3000 - 3500 mm. Pertumbuhan tanaman gambir akan lebih baik pada daerah yang memiliki ruang terbuka (100 %) atau dengan naungan maksimum sekitar 10%. Bila diusahakan pada lokasi yang lebih banyak naungan akan mengurangi rendemen getah12

• Campuran obat luka bakar.

.

Gambir yang sudah dikeringkan bisa bermanfaat atau bisa dijadikan sebagai obat herbal. Adapun manfaat gambir bagi masyarakat adalah sebagai berikut:

• Campuran obat sakit kepala. • Campuran obat diare dan disentri. • Obat kumur dan sariawan.

• Obat kulit.

• Dimakan bersamaan dengan sirih.

3.2.3 Kayu Manis

Kayu manis merupakan jenis tanaman berumur panjang yang menghasilkan kulit. Tanaman ini merupakan jenis tanaman rempah yang memiliki manfaat yang sama dengan

12


(61)

rempah lainya yaitu lada, cengkih, pala dan lainya. Menurut salah satu masyarakat yang tinggal di desa tersebut mengtakan bahwa kulit manis ini bisa dikatatakan dimiliki setiap petani. Walaupun tidak semua, tapi sebagian besar membudidayakanya. Tanaman ini menurut mereka bisa membantu pada saat mereka belum panen padi ataupun kopi. Tidak ada petani yang menanam kayu manis secara khusus di desa ini. tanaman ini ditanama bersamaan dengan kopi, karet dan lainya.

Tanaman ini dianggab sangat membantu oleh masyarakat setempat. Perawatan tanaman tidaklah sulit. Mereka biasanya menanam kulit manis bersamaan dengan tanaman lainya. Tanaman ini tidak memerlukan pupuk, hanya satu perawatan yang perlu mereka lakukan yaitu dengan memangkas cabang-cabang agar pohon cepat bertumbuh. Tanaman ini juga bisa ditanam di lereng untuk mencegah erosi, karena kulit manis memiliki akar yang banyak dan kuat.

Kulit manis sangat bagus ditanam didaerah yang lembab. Dipegunungan adalah tempat yang cocok untuk membudidayakannya. Panen biasanya dilakukan sebaikknya setelah berumur 10 tahun. Hal inilah membuat petani tidak mau membudidayakan kayu manis secara khusus. Karena waktu panen membutuhkan waktu yang lama. Tanaman ini ditanam hanya sebagai tanaman sampingan saja.

3.2.4. Karet

Sebagian besar masyarakat desa tanjung meriah menanam karet. Tanaman karet adalah tanaman tahunan yang dapat tumbuh sampai umur 30 tahun. Habitus tanaman ini merupakan pohon dengan tinggi tanaman dapat mencapai 15 – 20 meter. Modal utama dalam pengusahaan tanaman ini adalah batang setinggi 2,5 sampai 3 meter dimana terdapat pembuluh latek.


(62)

Tanaman karet memiliki sifat gugur daun sebagai respon tanaman terhadap kondisi lingkungan yang kurang menguntungkan (kekurangan air/kemarau). Tanaman karet juga memiliki sistem perakaran yang ekstensif/menyebar cukup luas sehingga tanaman karet dapat tumbuh pada kondisi lahan yang kurang menguntungkan. Akar ini juga digunakan untuk menyeleksi klon-klon yang dapat digunakan sebagai batang bawah pada perbanyakan tanaman karet13

Bagi masyarakat Indonesia, mengonsumsi buah merupakan kejadian sehari-hari. Tidak jarang dijumpai di pedesaan buah yang dipanen dibagi-bagikan ketetanga karena hasilnya berlimpah. Hal ini menandakan buah di Indonesia tidak memperoleh tempat istimewa pada konsumen. Bahkan bisa dijumpai di pasar, harga buahnya termasuk sangat murah. (Muchlisah Fauziah dan Nazaruddin, 1993:1).

.

Memperoleh getah yang banyak merupakan tujuan semua petani karet, agar bisa menghasilkan uang yang banyak. Menggaris sebagai bahasa daerah yang artinya menyadap. Menyadap biasanya dilakukan pagi hari antar jam 6 sampai jam 8 pagi sebelum terik matahari panas yang akan mengurangi kecepatan keluarnya getah yang disadap. Di desa ini menyadap biasanya dilakukan oleh laki-laki, karena pekerjaan ini menurut warga adalah pekerjaan laki-laki. Akan tetapi untuk mengutip hasil sadapan biasanya bisa dikerjakan oleh perempuan.

Karet yang ditanam di desa ini biasanya ditanam bersamaan dengan tanaman kopi, durian dan tanaman lainya. Getah karet akan ditumpuk sampai berbulan-bulan kemudian dijual kepada toke yang biasanya datang langsung ke rumah petani.

3.3. Berkebun Buah-Buahan

13


(63)

Membudidayakan berbagai jenis buah-buahan juga tujuanya demi memenuhi kebutuhan hidup. Dengan begitu masyarakat yang tinggal di desa ini juga memanfaatkan pengetahuan dengan cara membudidayakan berbagai jenis buah-buahan. Buah-buahan biasanya dijual dipajak dan dipinggir jalan lintas. Jenis-jenis buah-buahan yang paling banyak dibudidayakan di desa ini diantaranya adalah, nenas, durian, manggis, papaya, mangga dan jeruk.

Dari semua jenis buah-buahan yang dibudidayakan oleh petani, durian merupakan salah satu tanaman yang bisa membantu masyarakat saat musim durian tiba. Nama ini diambil dari ciri khas kulit buahnya yang keras dan berlekuk-lekuk tajam sehingga menyerupai duri. Duri bermanfaat sebagai pelindung saat durian sudah matang dan jatuh ke tanah.

Spesipik durian yang bagus diproduksi di desa ini adalah durian yang memiliki pohon besar dan tinggi, daging tebal dan manis. Durian ini biasanya dijuluki dengan nama

3.4. Peternakan

3.4.1. Ayam

Ayam kampung biasa dibudidayakan oleh peternak di Indonesia dengan cara diumbar, atau ayam dibiarkan berkeliaran dan mencari makan sendiri. Walaupun cara ini akan memberikan kerugian bagi si peternak. Namun cara ini masih berlaku di Desa Tanjung Meriah. Ayam yang dipelihara oleh masyarakat dibiarkan begitu saja.

Ayam-ayam yang dipelihara dibuatkan kandang sesuai banyaknya jumlah ayam yang dipelihara. Ayam-ayam ini akan pulang sendiri ke kandang masing-masing setelah dilepas


(64)

seharian. Setiap hari setelah jam 7 pagi ayam-ayam akan diberi makan selepas makan ayam dibiarkan bebas.

Suku Pakpak yang terkenal dengan adat istiadatnya akan membutuhkan ayam setiap ada acara. Baik itu acara pernikahan atau pu acara kematian akan memerlukan ayam. Ayam akan dijadikan sebagai balasan adat oleh kerabat yang sedang melangsungkan acara. Begitu juga dalam pembuatan makanan khas Pakpak. Pelleng adalah makanan khas yang harus disajikan bersamaan dengan ayam kampung tersebut.

3.4.2. Kerbau

Kerbau yang dipelihara oleh sebagian masyarakat di desa ini bukan lah milik sendiri, melainkan dipeliharakan oleh orang yang mampu saja. Orang yang memelihara akan di kasih biaya setiap bulanya. Jika kerbau sudah beranak maka anak kerbau tersebut akan dibagi dua dengan pemiliknya.

Kerbau disini dipelihara dengan cara membuat tali dihidung kerbau dan tali tersebut akan diikatkan ke kayu atau pohon. Jampalen dalam bahasa pakpak adalah tempat kerbau dipelihara. Di desa ini kerbau tidak memiliki kandang. Kerbau-kerbau akan dibiarkan di jampalen.

Masyarakat yang kurang mampu yang tiggal di desa ini belum tentu bisa memakan daging kerbau dalam sebulan. Hal ini bisa dilihat dari onan yang hanya ada dalam sekali seminggu ini tidak ada yang menjual daging kerbau sama sekali. Jadi kerbau-kerbau yang dipelihara di desa ini akan dijual pada saat acara penyambutan bulan puasa, penyambutan lebaran dan tahun baru jua acara-acara penting. Namun tidak semua orang yang melangsungkan acara bisa memotong kerbau.


(65)

3.5. Wirausaha

Hingga tahun 2010 ini negara kita tercinta Indonesia masih dilanda penyakit kemiskinan. Terutama masyarakat yang ada di desa-desa. Banyaknya pemuda yang menganggur, anak-anak yang terlantar dan tidak melanjutkan sekolah merupakan sebagian ciri bahwa suatu negara dikatakan miskin.

Yang menjadi persoalan adalah, kenapa negara kita terus dilanda kemiskinan. Sedangkan kekayaan alam yang kita punya melimpah ruah. Ternyata, titik temunya adalah pada kemauan dan kemampuan anak bangsa itu sendiri. Kemauan harus ada dan kemampuan bisa dilatih dan ditingkatkan secara continue.

Telah dikutip di atas, bahwa kebanyakan masyarakat miskin adalah masyarakat yang ada di desa. Hal itu, bisa diminimalisir bahkan dihilangkan keberadaannya dengan cara masyarakat desa mau dan mampu mengolah potensi desa tersebut.

Potensi merupakan kemampuan yang dimiliki untuk dapat mensejahterakan manusia. Berarti Potensi Desa yaitu kemampuan (segala sesuatu yang ada di desa) yang bisa dimanfaatkan untuk mensejahterakan masyarakat desa itu sendiri. Bila kita bisa memaksimalkan potensi yang ada di desa, maka kita (masyarakat desa) secara berangsur-angsur akan mulai hidup makmur dan sejahtera.

Berikut ini usaha kecil-kecilan yan ada di Desa Tanjun Meriah yang bisa mencukupi kebutuhan sehari-hari, diantaranya:

 Lapo Kopi


(1)

FOTO LAMPIRAN

Foto: Rina Berutu (Pembukaan Lahan)


(2)

Foto: Rina Berutu (Bibit Siap Ditanam)


(3)

Foto: Rina Berutu (Usia Nilam 2 bulan)


(4)

Foto: Rina Berutu (Lahan siap dipanen)


(5)

(6)

Dokumen yang terkait

Sistem Usahatani dan Pemasaran Gambir di Kabupaten Pakpak Bharat(Studi Kasus : Desa Tanjung Mulia, Kecamatan Sitellu TAli Urang Jehe, Kabupaten Pakpak Bharat)

5 53 131

Tingkat Adopsi Petani Terhadap Teknologi Budidaya Nilam Dan Hubungannya Dengan Karakteristik Sosial Ekonomi Petani (Kasus: Desa Tanjung Meriah Kecamatan STTU Jehe Kabupaten Pakpak Bharat)

6 80 91

Analisis Potensi Pengolahan Minyak Nilam Di Kabupaten Pakpak Bharat (Studi Kasus di Kecamatan Sitellu Tali Urang Jehe dan Kecamatan Kerajaan)

0 42 84

Prospek Pengembangan Nilam Di Desa Tanjung Meriah, Kecamatan Sitellu Tali Urang Jehe, Kabupaten Pakpak Bharat

5 80 81

Peran Serta Masyarakat Dalam Penanggulangan Bencana dengan Studi Kasus: Kelompok Masyarakat Peduli Bencana Desa Tanjung Mulia Kecamatan Sitelu Tali Urang Jehe Kabupaten Pakpak Bharat

5 48 101

EFEKTIVITAS PELAKSANAAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PEDESAAN (PN-PM) UNTUK PEMBANGUNAN DESA MBINALUN KEC. SITELLU TALI URANG JEHE KAB. PAKPAK BHARAT.

0 2 21

Peran Serta Masyarakat Dalam Penanggulangan Bencana dengan Studi Kasus: Kelompok Masyarakat Peduli Bencana Desa Tanjung Mulia Kecamatan Sitelu Tali Urang Jehe Kabupaten Pakpak Bharat

0 0 4

Peran Serta Masyarakat Dalam Penanggulangan Bencana dengan Studi Kasus: Kelompok Masyarakat Peduli Bencana Desa Tanjung Mulia Kecamatan Sitelu Tali Urang Jehe Kabupaten Pakpak Bharat

0 0 19

BAB II GAMBARAN UMUM - Petani Nilam (Studi Deskriptif Terhadap Pengetahuan Petani Dalam Budidaya Tanaman Nilam Di Kecamatan Sitellu Tali Urang Jehe Kabupaten Pakpak Bharat)

0 1 13

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah - Petani Nilam (Studi Deskriptif Terhadap Pengetahuan Petani Dalam Budidaya Tanaman Nilam Di Kecamatan Sitellu Tali Urang Jehe Kabupaten Pakpak Bharat)

0 0 21