Hubungan Luas Produksi dengan Biaya Produksi

III. METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode deskriptif menurut Muhammad Ali 2007 adalah metode yang digunakan untuk memecahkan masalah yang sedang dihadapi pada masa sekarang, yang dilakukan dengan langkah - langkah pengumpulan, klasifikasi. Dan laporan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran tentang sesuatu keadaan secara obyektif dalam mendiskripsikan situasi. 1 Penelitian Pustaka Penelitian dilakukan dengan cara mengadakan penelitian literature, brosur, tulisan karya ilmiah dan buku-buku yang berkaitan dengan penulisan ini. 2 Penelitian Lapangan Penelitian lapangan dilakukan dengan cara: 1. Observasi, yaitu melakukan penelitian dan pengamatan langsung mengenai kegiatan dan keadaan perusahaan. 2. Wawancara, yaitu melakukan penelitian dengan melakukan Tanya jawab langsung dengan pihak perusahaan yang terkait langsung.

B. Alat Analisis

1 Analisis Kuantitatif Menurut Duwi Prayitno 2010:7:8 data kuantitatif adalah data yang dinyatakan dalam bentuk angka, penulis menggunakan data interval yaitu data bukan dari hasil kategorasi dan dapat dilakukan perhitungan artimatika. Alat analisis kuantitatif yang digunakan dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut : a. Analisis Cost Profit Volume Relationship Analisis yang digunakan adalah dengan menggunakan Analisis Cost Profit Volume Relationship. Untuk mengetahui berapa yang harus diproduksi sehingga perusahaan mencapai luas yang produksi optimal. Karena keuntungan adalah selisih antara Total Revenue TR dan Total Cost TC. Untuk menentukan fungsi Total PendapatanTotal Revenue TR dapat dibuat persamaan sebagai berikut: TR : Y : a + bX + cX 2 Keterangan : Y : Total Revenue a : Konstanta b dan c : Koefisien Regresi X : Kapasitas Produksi Air Fungsi biaya dapat dicari dengan menggunakan pendekatan garis lengkung, dengan menggunakan model persamaan sebagai berikut: TC : Y : a + bX + cX 2 Keterangan : Y : Total Cost a : Konstanta b dan c : Koefisien Regresi X : Kapasitas Produksi Air Produksi optimal adalah suatu keadaan perusahaan yang memperoleh keuntungan maksimal, yang akan tercapai pada saat turunan pertama Total Revenue TR 1 dikurangi turunan pertama Total Cost TC 1 sama dengan nol atau TR 1 - TC 1 = 0, atau dengan kata lain Marginal Revenue MR = Marginal Cost MC

b. Analisis Break Event Point

Untuk mengetahui tingkat break event yang terjadi pada saat TR – TC = 0 atau TR = TC = 0 dapat dicari dengan menggunakan rumus sebagai berikut: TR = TC = 0 Keterangan: TR = Total Penerimaan TC = Total Biaya 2 Analisis Kualitatif Analisis yang digunakan untuk menyelesaikan permasalahan adalah dengan teori-teori dan konsep mengenai manajemen produksi khususnya mengenai luas produksi optimal

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil berdasarkan hasil perhitungan dan analisis data serta kondisi yang ada di PDAM Wayrilau Kota Bandarlampung adalah: 1. Untuk mencapai luas produksi optimal dengan mempergunakan persamaan MR = MC, maka PDAM Wayrilau Kota Bandralampung setiap bulannya harus berproduksi sebesar 2.234.979 meter kubik air minum, yang akan memberikan keuntungan sebesar Rp. 5.618.000 per bulan atau Rp. 67.416.000 per tahun. 2. Berdasarkan analisis data pada PDAM Wayrilau Kota Bandarlampung Tahun 2011 dapat disimpulkan bahwa air minum pada Tahun 2011 belum mencapai luas produksi optimal, karena perusahaan berproduksi di bawah luas produksi optimal yaitu sebesar 20.863.000 meter kubik. Kapasitas mesin yang dimiliki PDAM Wayrilau Kota Bandarlampung untuk Tahun 2011 adalah sebesar 990 liter per detik. Dengan produksi rata-rata 24 jam per hari maka kapasitas mesin dalam satu tahun adalah sebesar 31.220.640.000 liter atau 31.220.640 m 3 air minum dengan asumsi 1 tahun adalah 365 hari. 3. Kegiatan produksi PDAM Wayrilau Kota Bandarlampung belum memperhatikan segi perencanaan yang tepat mengenai jumlah barang yang akan diproduksi, karena selama ini dalam menentukan kebijaksaan produksi