Perkembangan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirtauli Pematang Siantar 1978-2001

(1)

PERKEMBANGAN PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) TIRTAULI PEMATANG SIANTAR 1978-2001

Skripsi Sarjana

Dikerjakan O

L E H

Nama : Yefri A N Kaban NIM : 040706021

DEPARTEMEN SEJARAH FAKULTAS SASTRA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

Lembar Pengesahan Pembimbing Skripsi

PERKEMBANGAN PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) TIRTAULI PEMATANG SIANTAR 1978-2001

Skripsi Sarjana

Oleh

Nama : Yefri A N Kaban NIM : 040706021

Pembimbing

Drs. Wara Siuhaji, M. Hum. NIP. 195707161985031003

Skripsi ini diajukan kepada panitia ujian fakultas sastra USU Medan, untuk melengkapi salah satu syarat ujian Sarjana Sastra dalam bidang Ilmu Sejarah

DEPARTEMEN SEJARAH FAKULTAS SASTRA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(3)

Lembar Persetujuan Ujian Skripsi

PERKEMBANGAN PERUSAHAAN DAERAH AIR MIUM (PDAM) TIRTAULI PEMATANG SIANTAR 1978-2001

Yang diajukan oleh : Nama : Yefri A N Kaban Nim : 060706021

Telah di setujui untuk diujikan dalam ujian skripsi oleh : Pembimbing

Drs. Wara Sinuhaji, M. Hum Tanggal : ... NIP. 195707161985031003

Ketua Departemen Sejarah

Dra. Fitriaty Harahap, SU. Tanggal : ... NIP. 195 406 031 983 032 001

DEPARTEMEN SEJARAH FAKULTAS SASTRA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(4)

Lembar pengesahan skripsi oleh Dekan dan Panitia ujian.

Di terima oleh

Panitia ujian Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara, untuk melengkapi salah satu syarat ujian Sarjana Sastra dalam Ilmu Sejarah pada Fakultas Sastra USU Medan.

Pada : Hari : Tanggal :

Fakultas Sastra USU Dekan

Dr. Syahron Lubis, M.A. NIP. 19511013197603100

Panitia Ujian

No Nama Tanda tangan 1 ... ( ...) 2 ... ( ... ) 3 ... ( ... ) 4 ... ( ... ) 5 ... ( ... )


(5)

UCAPAN TERIMA KASIH

Segala puji dan syukur panjatkan kehadirat Tuhan Yesus Kristus atas berkat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi untuk dapat menyelesaikan studi di Departemen Sejarah Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara, Medan. Skripsi ini disusun untuk melengkapi dan memenuhi tugas dan syarat untuk meraih gelar Sarjana di Universitas Sumatera Utara yang merupakan kewajiban bagi setiap mahasiswa/i yang akan menyelesaikan perkuliahannya.

Adapun judul skripsi yang penulis kemukakan adalah “ Perkembangan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirtauli Pematang Siantar 1978-2001”. Namun, penulis menyadari masih banyak kekurangan dari segi isi penulisan skripsi ini.

Melalui kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih dan perhargaan yang setinggi - tingginya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini

1. Bapak saya yang tersayang Karel Kaban dan ibu saya yang sangat saya cintai Korlena Ginting yang telah mencurahkan seluruh jiwa dan raganya dalam mendidik, membesarkan dan merawat ananda dari lahir sampai saat ini tanpa pernah merasa lelah, walaupun sering saya membuat bapak ibu sedih dan kecewa. Hanya berupa skripsi inilah yang dapat saya berikan kepada bapak dan ibu dalam waktu sementara ini.

2. Bapak Drs. Wara Siuhaji, M.Hum selaku dosen pembimbing dalam penulisan skripsi ini yang telah begitu banyak memberikan dorongan, semangat, dan telah meluangkan waktu untuk membimbing peulis. Budi baik yang bapak berikan


(6)

akan selalu penulis ingat, tidak mungkin penulis dapat membalas semua balas budi baik bapak, hanya Tuhan lah yang dapat membalasnya. Amin.

3. Ibu Dra. Fitriaty Harahap S.U, selaku Pimpinan Departemen Ilmu Sejarah yang telah banyak memberikan bantuan serta pelajaran yang berharga kepada penulis selama dalam perkuliahan.

4. Bapak Pimpinan Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara yang memberikan segala bantuannya selama mengikuti perkuliahan.

5. Seluruh Dosen, Staf Pengajar, Staf Administrasi, Pendidikan Departemen Ilmu Sejarah yang telah banyak membantu penulis mulai masa perkuliahan hingga dalam peyelesaian skripsi ini.

6. Untuk ketiga saudaraku Reindro Kaban, Tommy Kaban, Elisa Kaban yang telah memberikan dorongan dan semangat yang besar kepada penulis higga terselesaikanya skripsi ini.

7. Terimakasih khusus dan spesial penulis ucapkan kepada seseorang yang selalu sabar mendampingi saya dan memberi motivasi didalam penyelesaian skripsi ini, “Kitink” alias Nomika Sinaga SH. Terima kasih tink atas semua yang aku dapatkan darimu, berkat Tuhan selalu bersama kita.Amin.

8. Untuk kedua temanku Hery Purba dan Wardika, yang kuanggap menjadi saudaraku. Terima kasih banyak atas apa yang sudah kalian berikan kepadaku. 10. Serta untuk semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan


(7)

Besar harapan penulis, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu hukum, khususnya ilmu hukum pidana, bagi penulis sendiri dan bagi para pembaca.

Medan, September 2010


(8)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui latar belakang berdirinya PDAM Tirtauli sebagai perusahaan air minum milik Pemerintah Daerah Tingkat II Kotamadya Pematang Siantar pada tahun 1978 serta perkembangan perusahaan ini dalam melayani kebutuhan masyakarakat akan air bersih, serta kontribusi yang diberikan bagi peningkatan pendapatan dan pembagunan daerah Kotamadya Pematang Siantar sejak tahun 1978 -2001.

Skripsi ini diberi judul “ Perkembangan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirtauli Pematang Siantar 1978-2001 ”. Dalam pengumpulan data, penulis menggunakan metode studi kepustakaan ( liberary research ) dan studi lapangan ( field research ). Penulisan ini memaparkan kembali bagaimana keadaan awal serta proses pembangunan PDAM Tirtauli sebagai perusahaan yang mengelola air bersih dan proses perubahan statusnya menjadi perusahaan milik daerah pada tahun 1978 hingga bentuk pelayanan PDAM Tirtauli terhadap masyarakat dan seberapa besar kontribusi yang diberikan bagi Pemerintah Daerah Tingkat II Kotamadya Pematang Siantar.

Hasil penelitian yang penulis lakukan menunjukkan bahwa awalnya Perusahaan air minum ini mulai dirintis pada tahun 1916 oleh Perkebunan Siantar Estate. Pada tahun 1920 perusahaan air minum ini diambil alih oleh pemerintah kolonial Belanda sehingga diberi nama”Gemente Water Leiding”. Mengingat kebutuhan dan perkembangan kota, pada tahun 1978 pemerintah Kotamadya Tinngkat II Pematang Siantar membuat kebijakan untuk merubah status Perusahaan Air Minum yang sebelumnya dikelola oleh Dinas Air Minum menjadi Perusahaan Daerah Air Minum ( PDAM) Tirtauli Pematang Siantar yang masih berlaku sampai saat ini. Sebagai perusahaan milik daerah, PDAM Tirtauli dituntut untuk dapat memberikan pelayanan air bersih yang terbaik, ini dibuktikan dengan terfasilitasinya kebutuhan air bersih masyakarakat di wilayah Kotamadya Pematang Siantar hingga ke pelosok Kab.Simalungun. Untuk kontribusi dari segi ekonomi, PDAM Tirtauli ternyata belum maksimal dalam melakukan peningkatan pendapatan daerah Kotamdya Pematang Siantar.


(9)

DAFTAR ISI

UCAPAN TERIMA KASIH

ABSTRAK ... iii

DAFTAR ISI... iv

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 4

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 5

1.4 Tinjauan Pusataka ... 7

1.5 Metode Penelitian... 9

BAB II PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM TIRTAULI SEBELUM TAHUN 1978 2.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 12

2.2 Sejarah Berdirinya PDAM Tirtauli ... 15

2.3 Peralihan Fungsi dan Tugas Pengelolaan Air Minum Daerah dari Dinas Air Minum Menjadi Perusahaan Daerah ... 16

2.4 Status Hukum ... 19

2.5 Keuangan dan Adminitrasi ... 21

BAB III PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM ( PDAM ) TIRTAULI SELAMA TAHUN 1978 – 1990 3.1. Struktur Organisasi ... 24

3.2. Pengembangan Mutu Tenaga Kerja ... 36

3.3. Perkembangan dan Sistem Penyaluran Air ... 46

BAB IV KONTRIBUSI PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) TIRTAULI PEMATANG SIANTAR BAGI MASYARAKAT DAN PEREKONOMIAN DAERAH 4.1 Bagi Masyarakat Pematang Siantar... 55

4.2 Bagi Perekonomian Daerah ... 58

BAB V KESIMPULAN dan SARAN 5.1. Kesimpulan ... 61

5.2. Saran ... 62 DAFTAR PUSTAKA


(10)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui latar belakang berdirinya PDAM Tirtauli sebagai perusahaan air minum milik Pemerintah Daerah Tingkat II Kotamadya Pematang Siantar pada tahun 1978 serta perkembangan perusahaan ini dalam melayani kebutuhan masyakarakat akan air bersih, serta kontribusi yang diberikan bagi peningkatan pendapatan dan pembagunan daerah Kotamadya Pematang Siantar sejak tahun 1978 -2001.

Skripsi ini diberi judul “ Perkembangan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirtauli Pematang Siantar 1978-2001 ”. Dalam pengumpulan data, penulis menggunakan metode studi kepustakaan ( liberary research ) dan studi lapangan ( field research ). Penulisan ini memaparkan kembali bagaimana keadaan awal serta proses pembangunan PDAM Tirtauli sebagai perusahaan yang mengelola air bersih dan proses perubahan statusnya menjadi perusahaan milik daerah pada tahun 1978 hingga bentuk pelayanan PDAM Tirtauli terhadap masyarakat dan seberapa besar kontribusi yang diberikan bagi Pemerintah Daerah Tingkat II Kotamadya Pematang Siantar.

Hasil penelitian yang penulis lakukan menunjukkan bahwa awalnya Perusahaan air minum ini mulai dirintis pada tahun 1916 oleh Perkebunan Siantar Estate. Pada tahun 1920 perusahaan air minum ini diambil alih oleh pemerintah kolonial Belanda sehingga diberi nama”Gemente Water Leiding”. Mengingat kebutuhan dan perkembangan kota, pada tahun 1978 pemerintah Kotamadya Tinngkat II Pematang Siantar membuat kebijakan untuk merubah status Perusahaan Air Minum yang sebelumnya dikelola oleh Dinas Air Minum menjadi Perusahaan Daerah Air Minum ( PDAM) Tirtauli Pematang Siantar yang masih berlaku sampai saat ini. Sebagai perusahaan milik daerah, PDAM Tirtauli dituntut untuk dapat memberikan pelayanan air bersih yang terbaik, ini dibuktikan dengan terfasilitasinya kebutuhan air bersih masyakarakat di wilayah Kotamadya Pematang Siantar hingga ke pelosok Kab.Simalungun. Untuk kontribusi dari segi ekonomi, PDAM Tirtauli ternyata belum maksimal dalam melakukan peningkatan pendapatan daerah Kotamdya Pematang Siantar.


(11)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Memasuki awal abad ke – 20, mulai muncul sebuah trend baru mengenai penulisan karya – karya historiografi yang berhubungan dengan perkembangan perusahaan atau badan usaha di Indonesia. Perusahaan adalah sebuah organisasi usaha yang dipimpin oleh seorang pemimpin yang mengorganisir anggotanya untuk dapat memberikan pelayanan kepada masyarakat. Perusahaan dapat juga diartikan sebagai suatu organisasi kegiatan yang dilaksanakan untuk menghasilkan barang-barang dan jasa bagi keperluan masyarakat1

Perusahaan air minum adalah salah satu perusahaan yang mendistribusikan pelayanan air kepada masyarakat. Air merupakan sumber daya alam yang diperlukan untuk hajat hidup orang banyak serta merupakan kebutuhan yang sangat mendasar bagi semua mahluk hidup, baik manusia, hewan maupun tumbuhan. Selain itu air merupakan kebutuhan vital dalam kehidupan dan lingkungan terutama bagi manusia yang memerlukan air untuk keperluan minum, mandi, cuci, dan lain-lain.

.

2

1

Menurut Jhon A Shubin didalam sebuah buku yang ditulis oleh Wasis bahwa A Firm is an ownershiporganization which combines the factors of production on in plant for the purpose of producing goods or services and selling them at a profit. Artinya, sebuah perusahaan merupakan suatu bentuk organisasi kepemilikan yang menggabungkan faktor-faktor produksi di dalam suatu tempat dengan maksud memprodusir barang atau jasa dan menjualnya dengan laba. Wasis, Pengantar Ekonomi Perusahaan, Bandung : Alumni, 1986, hal. 5.

2

Perlu diketahui, bahwa 60 % dari berat tubuh manusia mengandung air yang berfungsi untuk melakukan proses detoksifikasi ( menghilangkan racun ) dari dalam tubuh manusia, pengantar makanan dalam bentuk zat gizi keseluruhan sel tubuh, serta menjaga kelembapan jaringan tubuh. Oleh sebab itu, sumber daya air harus dilindungi agar tetap dapat dimanfaatkan dengan baik oleh manusia dan mahluk hidup lainnya. Pemanfaatan air untuk berbagai kepentingan harus dilakukan secara bijaksana dengan


(12)

Dengan memperhatikan pengertian perusahaan diatas maka dapat didefenisikan bahwa sejarah perusahaan adalah segala perkembangan, peristiwa dan kejadian – kejadian yang berhubungan dan dialami oleh suatu organisasi usaha di masa lalu, baik yang bersifat teknis dan non teknis. Salah satu perusahaan yang dapat dijadikan sebagai objek penelitian sejarah adalah Perusahaan Air Minum, karena merupakan sebuah organisasi usaha yang dapat mendistribusikan kebutuhan air disuatu lingkungan sosial, masyarakat tertentu.

Di daerah perkotaan khususnya, masyarakat sangat memerlukan tersedianya air minum untuk kebutuhan manusiawi dan juga untuk kebutuhan lainnya. Dalam hubungannya dengan pembangunan, bentuk fisik perkotaan harus dikaitkan dengan pembangunan dibidang air minum, sehingga dengan demikian pembangunan yang diadakan dapat memberikan manfaat ganda yang saling berkaitan yaitu pembangunan kota yang disertai dengan fasilitas-fasilitas infrastrukur air minum. Selain dari pada itu, pembangunan lingkungan perkotaan juga sangat membutuhkan penyediaan air bersih yang cukup untuk pertamanan, bahaya kebakaran, kebersihan dan lain sebagainya.

Begitu juga dengan masyarakat Kotamadya Pematang Siantar yang memiliki jumlah penduduknya semakin bertambah setiap tahunnya, serta tingginya aktivitas masyarakat Kota Pematang Siantar didalam bidang perekonomian, sosial, pendidikan, transportasi, industri dan lain sebagainya sangatlah membutuhkan akan adanya sarana air bersih. Hal ini merupakan tanggungjawab besar bagi pemerintah daerah setempat untuk mampu menangani segala kebutuhan masyarakat sehingga terwujudnya pembangunan didalam satu daerah kearah yang lebih maju..

memperhitungkan kebutuhan generasi sekarang maupun yang akan datang. Lihat Kompas, edisi Kamis 12 November 2009, hal. 25


(13)

Kotamadya Pematang Siantar merupakan salah satu daerah swatantra (otonomi) yang memiliki sebuah perusahaan daerah yang bergerak didalam bidang pelayanan air bersih yang diberi nama PDAM Tirtauli. PDAM Tirtauli sebagai Perusahaan Daerah Tingkat II Kotamadya Pematang Siantar berdiri pada tahun 1978 dimana perusahaan ini memiliki fungsi secara umum untuk mengutamakan keuntungan demi terciptanya suatu pembangunan daerah dalam bidang perekonomian serta juga memiliki fungsi secara khusus sebagai fungsi sosial terhadap kedudukannya di daerah.3

Skop temporal yang penulis pilih adalah tahun 1978-2001. Tahun 1978 merupakan berdirinya perusahaan ini yang awalnya dikelola oleh Dinas Air Minum sehingga berubah statusnya menjadi nama Perusahaan Daerah Air Minum Tirtauli (PDAM Tirtauli) atas bantuan pemerintah daerah. Penulis membatasi skop temporal sampai pada tahun 2001 karena pada tahun 2001 PDAM Tirtauli mengalami peningkatan yang sangat tinggi didalam usahanya mengelola sumber air bersih dan kedudukannya sebagai sebuah perusahaan daerah untuk memberikan jasa pelayanan, namun belum

Berdirinya perusahaan ini serta perkembangannya sebagai salah satu Perusahaan Daerah Tingkat II Kotamadya Pematang Siantar yang menyediakan sarana air bersih terhadap masyarakat Kota Pematang Siantar menjadi menarik minat penulis untuk menuliskannya dalam skripsi. Judul skripsi yang ditulis adalah Perkembangan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirtauli Pematang Siantar (1978-2001).

3

Kotamadya Pematang Siantar menjadi daerah swatantra (otonomi). Dimana prinsip pada sentralisasi dalam pemerintahan menghendaki agar daerah swatantra yang dibentuk itu dapat mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri dengan sebaik-baiknya. Sehingga untuk mewujudkan hal itu maka diperlukan adanya sumber-sumber keuangan yang memberikan cukup didalam kemampuan dan kekuatan kepada daerah swatantra tersebut. Dengan adanya kebijkan tersebut sehingga Pemerintah Kotamadya Pematang Siantar mengambil langkah untuk mendirikan sebuah perusahaan daerah yang mengutamakan kemanfaatan umum yang bermaksud untuk kepentingan umum dan mengubah penghasilan daerah dengan mempertinggi produksi. Lihat, Pasal 13 Undang-Undang Dasar 1945.


(14)

mampu memberikan keuntungannya sebagai pendapatan pokok daerah yang ditentukan sebagaimana layaknya perusahaan daerah.

1.2 Rumusan Masalah

Pokok permasalahan yang penulis bahas dalam penulisan skripsi ini adalah tentang perkembangan Perusahaan Daerah Air Minum Tirtauli sebagai Perusahaan Daerah Tingkat II Kotamadya Pematang Siantar, yang mulai dirintis pada tahun 1978-2001. Penulis merumuskan permasalahan dalam penulisan ini agar lebih terarah dan tidak bertentangan dengan judul, yaitu Perkembangan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirtauli Pematang Siantar (1978-2001). Adapun rumusan permasalahan

tersebut sebagai berikut:

1. Bagaimana keadaan awal serta proses pembangunan PDAM Tirtauli sebagai perusahaan yang mengelola air bersih dan proses perubahan statusnya menjadi perusahaan milik daerah pada tahun 1978?

2. Bagaimana pelayanan PDAM Tirtauli pada tahun 1978-2001?

3. Bagaimana kontribusi PDAM Tirtauli bagi masyarakat dan juga perekonomian daerah Pematang Siantar.

1.3 Tujuan dan Manfaat penulisan

Secara umum penelitian yang dilakukan seorang peneliti bertujuan untuk memperoleh gambaran yang lengkap terhadap permasalahan yang diteliti. Oleh karena itu penelitian yang akan dilakukan ini juga mempunyai tujuan. Adapun tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini di antaranya adalah untuk:


(15)

1. Mengetahui keadaan awal serta proses pembangunan PDAM Tirtauli sebagai perusahaan yang mengelola air bersih dan proses perubahan statusnya menjadi perusahaan milik daerah pada tahun 1978.

2. Mengetahui bagaimana pelayanan air minum di Kotamadya Pematang Siantar tahun 1978-2001.

3. Mengetahui sejauh mana kontribusi PDAM Tirtauli bagi masyarakat dan juga perekonomian Pematang Siantar.

Tujuan dari penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi PDAM Tirtauli, pemerintah dan juga masyarakat. Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian tersebut adalah:

1. Bagi PDAM Tirtauli, diharapkan dengan adanya penelitian ini akan lebih mampu untuk meningkatkan kualitas dan kuantitasnya di tengah-tengah masyarakat, karena dengan adanya penelitian ini kiranya perusahaan akan dapat belajar dari sejarah untuk membenahi dirinya menuju perubahan-perubahan yang lebih baik di masa-masa yang akan datang.

2. Bagi pemerintah, kiranya penelitian ini dapat memberikan masukan bagi pemerintah Kotamadya pematang Siantar untuk memperhatikan serta memajukan PDAM Tirtauli yang merupakan satu-satunya perusahaan milik daerah. Hal ini tentunya akan membawa pengaruh besar bagi perkembangan perekonomian daerah Kotamadya Pematang Siantar, dimana hasil PDAM Tirtauli ini nantinya akan memberikan peningkatan pendapatan bagi APBD daerah Tingkat II Kotamadya Pematang Siantar.


(16)

3. Bagi masyarakat di Kotamadya Pematang Siantar penelitian ini akan memberikan wawasan dan menyadari tentang arti pentingnya keberadaan PDAM Tirtauli di tengah-tengah mereka. Dengan demikian akan tumbuh rasa hayat untuk memiliki pada diri masyarakat untuk ikut serta menjaga dan merawat fasilitas-fasilitas umum yang disediakan oleh PDAM untuk kepentingan bersama masyarakat itu sendiri.

1.4

Tinjauan Pustaka

Dengan pertumbuhan penduduk Indonesia yang semakin pesat, sumber daya air dibelahan bumi nusantara telah menjadi salah satu kekayaan alam dan dilindungi oleh negara. Rafael Candel Villa dan S. Gopinathan dalam buku mereka yang berjudul Air dan Kehidupan menjelaskan banyak hal tentang air. Air yang sudah kita kenal sejak lama memberikan banyak manfaat dan arti penting bagi kelangsungan hidup mahluk diseluruh belahan dunia. Di antaranya didalam buku ini dijelaskan betapa susahnya hidup kita apabila tidak ada air, sebagai contoh yang diambil oleh penulis adalah keadaan air yang ada di benua Afrika. Sampai-sampai kekeringan yang berkepanjangan pernah terjadi didaerah tersebut mengakibatkan berhentinya siklus hidup baik pada tumbuhan, hewan, maupun manusia sendirinya.4

4

Rafael Candel Villa dan S.Gopinathan, Air dan Kehidupan, terjemahan Soetjokro, Jakarta : Balai pustaka, 1995, hal. 10.

Permasalahan - permasalahan mengenai soal – soal yang disebabkan oleh mutu dan jumlah persediaan air menjadi masalah penting bagi kelangsungan hidup tempat tinggal manusia. Jika masalahnya tidak terpecahkan, masyarakat harus berpindah tempat, daerah yang dahulunya dianggap subur ditinggalkan orang karena ketidaktersediaannya air didaerah tersebut. Kedua penulis ini, melakukan


(17)

pengamatan kepada sumber-sumber air serta pemecahan masalahnya yang terjadi di dunia.

Robert J. Kodoatie, dkk. menghimpun sebuah buku berjudul Pengelolahan Sumber Daya Air Dalam Otonomi Daerah. Dalam buku ini dijelaskan bahwa sumber daya air mempunyai peran cukup besar dalam menunjang kegiatan bidang pertanian, air bersih perkotaan dan pedesaan, industri, perikanan, tambak, pariwisata, tenaga listrik dan pengendalian banjir serta erosi. Dalam buku ini dijelaskan bahwa sumber daya air mempunyai peran cukup besar dalam menunjang kegiatan bidang pertanian, air bersih perkotaan dan pedesaan, industri, perikanan, tambak pariwisata, tenaga listrik dan pengendalian banjir serta erosi5

Toto Tua Panggabean dalam bukunya yang berjudul Perusahaan Daerah Air Minum Tirto Nciho Sidikalang Dairi menjelaskan mengenai perkembangan yang terjadi pada salah satu Perusahaan Air Minum. Wilayah yang menjadi pengkajian dalam

Keberadaan sumber daya air mempunyai manfaat yang tidak terhingga dalam menunjang berbagai bidang. Disamping itu kebutuhan air pada masa sekarang dan masa akan datang akan terus meningkat, yaitu akibat peningkatan populasi terutama dikota-kota besar, sementara ketersediaan air relatip tetap bahkan ada kecendrungan menurun. Dalam menciptakan pembangunan yang berkelanjutan, maka konsep dasar yang berkaitan dengan sumber daya air perlu dipahami bagaimana kebutuhan air dapat terpenuhi secara memadai untuk segala bidang termasuk kelangsungan hidup masyarakat dengan pertimbangan aspek daya dukung konservasi sumber daya air. Pengelolaan sumber daya air harus tetap memperhatikan fungsi air, yaitu fungsi ekonomi, ekologi, dan sosial.

5

Robert J. Kodoatie, dkk., Pengelolaan Sumber Daya Air dalam Otonomi Daerah, Yogyakarta : Andi, 2002, hal. 12, 17-18.


(18)

buku ini di daerah tingkat II Kabupaten Dairi yang merupakan bagian wilayah pembangunan II Dataran Tinggi bagian barat. Perusahaan air minum di Sumatera Utara saat ini, sebagai salah satu perusahaan daerah telah mengalami perkembangan terutama sekali di daerah – daerah kotamadya. Di luar kotamadya, keadaannya belum memuaskan disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain dana yang terbatas, kurangnya rehabilitasi dan sebagainya. Namun demikian sebagai salah satu kesatuan Perusahaan Daerah Air Minum telah banyak mendapat kemajuan. Kemajuan yang diperoleh tidak hanya meliputi penambahan kapasitas penyediaan air minum, akan tetapi juga perbaikan mengenai syarat – syarat kesehatan, dan lain sebagainya.6

Perkembangan dan perubahan yang terjadi merupakan bagian dari sejarah, dimana sejarah menurut Louis Gottschalk merupakan ilmu yang bertugas untuk menerangkan sesuatu yang telah terjadi dimasa lampau.

Perkembangan Perusahaan Air Minum juga berpengaruh terhadap perkembangan sosial ekonomi masyarakatnya dan merupakan sebuah gambaran sejarah gejala sosial ekonomi. Hal ini disebabkan karena dampak yang ditimbulkan oleh perusahaan dapat mempengaruhi perkembangan perekonomian di daerah tersebut, dimana sejarah sosial ekonomi berhubungan dengan keadaan dimana manusia – manusia itu hidup, kemungkinan – kemungkinan perkembangan materi dan batas – batasnya tidak bisa diikuti manusia.

1.5 Metode Penelitian

7

6

Todo Tua Panggabean, Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Nciho Sidikalang Dairi, Medan : PT Sofmedia, 2001, hal. 27

7

Louis Gottschalk, Mengerti Sejarah, terjemahan Nugroho Notosusanto, Jakarta : Universitas Indonesia Press, 1985, hal. 27.


(19)

kita akan dapatkan peristiwa masa lampau dan ceritanya, sedangkan ilmu bertugas untuk menyelidiki kebenaran peristiwa masa lampau dan cara menyusun cerita sehingga membentuk suatu pengertian yang lengkap. Dengan kata lain, sejarah dapat diartikan cerita perubahan-perubahan, peristiwa atau kejadian-kejadian masa lampau yang telah diberi tafsir atau alasan dan dikaitkan sehinga membentuk suatu pengertian yang lengkap. Metode yang digunakan dalam rencana penelitian ini adalah metode sejarah. Dimana metode sejarah merupakan sekumpulan prinsip untuk memberi bantuan secara efektif dalam usaha mengumpulkan bahan – bahan bagi peniliti, meneliti secara kritis, dan kemudian menyajikan hasilnya dalam bentuk karya historiografi.

Adapun metode sejarah tersebut terdiri dari 4 tahapan, yakni:

1. Heuristik : yaitu mengumpulkan data – data dan sumber – sumber baik tertulis maupun lisan melalui studi kepustakaan dan studi lapangan ( field research ). Studi kepustakaan yaitu berusaha mengumpulkan data melalui berbagai buku, arsip, dokumen, majalah, artikel, dan media elektronik yang dianggap mempunyai kaitan dan dapat membantu penulis untuk memahami permasalahan. Studi lapangan yaitu dengan cara mengadakan wawancara terhadap tokoh – tokoh yang dianggap mampu memberikan masukan yang cukup sebagai sumber penelitian. 2. Kritik Sumber : yaitu cara seorang penulis mendapatkan petunjuk atas nilai

kebenaran dan keaslian data maupun sumber yang diperoleh. Adapun nilai – nilai tersebut menjadi suatu tolak ukur dalam melakukan suatu kritik, baik itu secara internal maupun secara eksternal. Kritik internal, yakni menelaah tentang kebenaran ini atau fakta dari sumber – sumber objek penelitian. Kritik eksternal, yakni dengan cara pengujian guna untuk menentukan keaslian sumber.


(20)

3. Interpretasi : yaitu tahap penafsiran atau menganalisa data – data yang diperoleh sehingga melahirkan suatu analisa baru yang sifatnya lebih objektif dan ilmiah dari objek yang akan diteliti. Objek kajian yang cukup jauh kebelakang membuat intepretasi menjadi sangat vital dan dibutuhkan keakuratan serta anilisis yang tajam agar mendapat fakta sejarah yang objektif. Dengan kata lain, tahapan ini dilakukan dengan menyimpulkan kesaksian atau data – data informasi yang dapat dipercaya dari bahan – bahan yang ada.

4. Historiografi : merupakan tahap akhir dalam penulisan, atau dapat juga dikatakan dengan penulisan akhir dari suatu penulisan yang telah diinterpretasikan melalui sebuah tulisan yang diperoleh dari fakta – fakta, dan dituliskan dengan sistematis dan kronologis. Dalam penulisan sejarah aspek kronologis menjadi sangat penting untuk menghasilkan karya sejarah yang ilmiah dan objektif.

BAB II

PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM ( PDAM ) TIRTAULI SEBELUM TAHUN 1978

2.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Perusahaan Daerah Air Minum ( PDAM ) Tirtauli teletak pada wilayah kota madya Pematang Siantar. Lebih tepatnya kota ini terletak di tengah-tengah Kabupaten


(21)

3. Interpretasi : yaitu tahap penafsiran atau menganalisa data – data yang diperoleh sehingga melahirkan suatu analisa baru yang sifatnya lebih objektif dan ilmiah dari objek yang akan diteliti. Objek kajian yang cukup jauh kebelakang membuat intepretasi menjadi sangat vital dan dibutuhkan keakuratan serta anilisis yang tajam agar mendapat fakta sejarah yang objektif. Dengan kata lain, tahapan ini dilakukan dengan menyimpulkan kesaksian atau data – data informasi yang dapat dipercaya dari bahan – bahan yang ada.

4. Historiografi : merupakan tahap akhir dalam penulisan, atau dapat juga dikatakan dengan penulisan akhir dari suatu penulisan yang telah diinterpretasikan melalui sebuah tulisan yang diperoleh dari fakta – fakta, dan dituliskan dengan sistematis dan kronologis. Dalam penulisan sejarah aspek kronologis menjadi sangat penting untuk menghasilkan karya sejarah yang ilmiah dan objektif.

BAB II

PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM ( PDAM ) TIRTAULI SEBELUM TAHUN 1978

2.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Perusahaan Daerah Air Minum ( PDAM ) Tirtauli teletak pada wilayah kota madya Pematang Siantar. Lebih tepatnya kota ini terletak di tengah-tengah Kabupaten


(22)

Simalungun dengan keadaan topografi berbukit-bukit rendah dan berada pada ketingian ± 400 m di atas permukaan laut. Daerah ini terletak pada posisi 3º.01’- 2º.54’.40” LU dan 99º.05’- 99º.02’ BT, dengan suhu rata-rata 24,7ºC dan curah hujan 2808 mm/tahun. Kota Madya Pematang Siantar di kelilingi oleh daerah pertanian yang luas dan subur seperti persawahan, perkebunan karet, kelapa sawit dan teh. Daerah Tingkat II Pematang Siantar mempunyai satu buah sungai besar yaitu Bah Bolon dan mempunyai 12 sungai kecil yaitu Bah Sorma, Bah Kapul, Bah Bane, Bah Kadang, Bah Kahean, Bah Sigulang-gulang, Bah Sibarambang, Bah Silulu, Bah Sibatu-batu, Bah Kora, Bah Kaitan, dan Bah Silobang. Sungai-sungai ini sebagian dimanfaatkan oleh sebagian penduduk untuk mengairi sawah, tambak ikan, alat drainage alamiah dan menjadi batas alam wilayah kecamatan dan kelurahan.

Pematang Siantar pada tahun 1957 masih berstatus sebagai Kota Praja meskipun sudah memiliki kepala pemerintahan sendiri dan sudah terpisah dari Kabupaten Simalungun. Pada awalnya Kota Pematang memiliki luas 1248 Ha, namun setelah terjadi perluasan wilayah maka Kota Pematang Siantar memiliki luas wilayah seluas 7997,06 Ha, dan di bagi menjadi 10 kampung yaitu : Kampung Aek Nauli, Kampung Kristen Timur, Kampung Kristen Barat, Kampung Timbanggalung Baru, Kampung Timbanggalung Lama, Kampung Melayu, Kampung Kota, Kampung Tomuan, dan Kampung Suka Damai.

Untuk pelaksanaan administrasi pemerintahan dalam daerah hukum kota praja, pada tahun 1959 Pemerintah Daerah membagi daerah kota praja ini dalam dua kecamatan yaitu :


(23)

a. Kampung Kota

b. Kampung Kristen Timur c. Kampung Kristen Barat d. Kampung Tomuan e. Kampung Suka Damai 2. Daerah Kecamatan Siantar Barat

a. Kampung Melayu

b. Kampung Timbanggalung Lama c. Kampung Timbanggalung Baru d. Kampong Bantan

e. Kampung Aek Nauli

Berdasarkan Peraturan Pemerintah No.35 Tahun 1981, Kota Madya Pematang Siantar dikembangkan menjadi empat wilayah kecamatan yang peresmiannya dilaksanakan pada tanggal 17 Maret 1982 oleh E.W.P Tambunan, dimana pada saat itu beliau menjabat sebagai Gubernur Sumatera Utara. Keempat kecamatan tersebut adalah 8

1. Kecamatan Siantar Barat ibukotanya Timbanggalung

2. Kecamatan Siantar Timur ibukotanya Tomuan 3. Kecamatan Siantar Utara ibukotanya Sukadame 4. Kecamatan Siantar Selatan Ibukotanya Kristen

Dengan keluarnya Peraturan Pemerintah No.15 Tahun 1986 tanggal 10 Maret 1986 tentang masuknya sembilan desa dari wilayah Kabupaten Simalungun ke wilayah Kota Madya Pematang Siantar. Akibatnya Kota Madya Pematang Siantar berkembang

8

Kota Madya Pematang Siantar Dalam Angka Tahun 1990. Dinas Arsip dan Perpustakaan Kota Madya Pematang Siantar, hal 9.


(24)

menjadi enam kecamatan.9

1. Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Karang Sari, Rambung Merah, dan Marihat Baris.

Dua kecamatan tambahan tersebut adalah Kecamatan Siantar Martoba dengan pusat pemerintahannya berada di Kelurahan Martoba, sedangkan satu kecamatan lagi yaitu Kecamatan Siantar Marihat dangan pusat pemerintahannya berkedudukan di kelurahan Marihat.

Secara administratif, batas-batas Kota Madya Pematang Siantar adalah sebagai berikut :

2. Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Marihat Baris, Silampuyang, dan Desa Bah Sampuran.

3. Sebelah Utara berbatasan dengan Bah Kapul dan Desa Sinaksak.

4. Sebelah Barat berbatasan dengan Talun Kondot, Nagori Simpang Pane, dan Siborna.

2.2 Sejarah Berdirinya PDAM Tirtauli

PDAM Tirtauli merupakan salah satu perusahaan penyedia air minum yang sangat penting bagi masyarakat kota Pematang Siantar. Perusahaan ini mulai dirintis pada tahun 1916 dan dikelola oleh perkebunan Siantar Estate, tepatnya di lokasi Lapangan Simarito yang terletak di Jalan Merdeka kota Pematang Siantar. Awalnya, air minum dibangun untuk memenuhi kebutuhan air pada Perkebunan Siantar Estate tersebut dengan cara membangun bak pengumpul pada umbul ( mata air ) Simarito dengan kapasitas atau debet air sebanyak 15 liter/detik. Selanjutnya pada tahun 1920 Pemerintah Belanda mengambil alih sumber air Simarito dari perkebunan Siantar Estate dan kemudian diberi

9


(25)

nama Gemente Water Leiding Bedrijf ( Perusahaan Air Kota ) dengan perjanjian tetap memberikan air pada perkebunan tersebut.

Mengingat perkembangan daerah dan penduduk kota yang semakin meningkat, untuk memenuhi kebutuhan air, maka pada tahun 1940 dibangun sumur bor yang terletak di jalan sabang merauke dengan kapasitas/debet air 4,1 liter/detik. Tiga belas tahun berikutnya pada tahun 1953 dibangun lagi Bron Capetering pada Umbul Naga Huta I yang berkapasitas 5,8 liter/detik. Dan pada tahun 1954 ditempat yang sama dibangun tambahan Bron Capetering, untuk mengumpul sarana yang terbuang. Bron Capetering Naga Huta I yang kemudian dibangun umbul Naga Huta II dengan kapasitas/debet air 27,4 liter/detik. Lima tahun berikutnya tahun 1959 membangun Bron Capetering pada umbul Pancur lima dengan kapasitas/debet air 13,6 liter/detik, untuk memenuhi perkembangan daerah dan tingginya tingkat kebutuhan masyarakat akan air. Setelah 12 tahun berikutnya ( tahun 1971) dibangun lagi Umbul Naga Huta III yang berlokasi + 500 meter dari Umbul Naga Huta I dan II. Umbul Naga Huta II ini dapat memproduksi air dengan kapasitas 35 liter/detik, dan pada tahun 1974 ditambah lagi pembangunan Umbul Naga Huta IV dengan kapasitas 14,4 liter/detik. Pada tahun 1976 dibangun 3 (tiga) sumber air di Umbul Mual Goit yang masing-masing dibangun berdekatan dalam satu lokasi di Mual Goit dengan kapasitas 226,6 liter/detik. Status pengolahan air minum sampai waktu itu dilaksanakan oleh Dinas Air Minum Pemerintah Daerah Kotamadya Dati II Pematang Siantar dan pada tahun 1978 dirubah statusya menjadi Perusahaan Daerah yang diberi nama Perusahaan Daerah Air Minum Tirtauli ( PDAM Tirtauli) Kotamadya Pematang Siantar.10

10

Pemerintah Kota Pematang Siantar, Perusahan Daerah Air Minum (PDAM) Tirtauli Kodya Dati II Pematang Siantar, Pematang Siantar, 1996, hal.7.


(26)

2.3. Peralihan Fungsi dan Tugas Pengelolaan Air Minum Daerah dari Dinas Air Minum Menjadi Perusahaan Daerah Air Minum

Kota madya Pematang Siantar merupakan kota pemerintahan daerah tingkat II yang dipilih pada masa pemerintahan Belanda untuk menangani penyedian air baik secara teknis maupun administratif. Selain Pematang Siantar, ada pula beberapa daerah lain yang juga dipilih untuk menangani air bersih yang diantaranya adalah Medan, Tebing Tinggi, Tanjung balai, Tanjung Pura. Semua ini telah mendapatkan kedaulatan diserahkan kepemilikannya kepada pemerintah daerah setempat.

Sesuai dengan program nasional di dalam pelayanan air bersih untuk daerah perkotaan dengan target 75 % dari jumlah penduduk maka berdasarkan petunjuk Menteri Dalam Negeri yang menyatakan perlu adanya kesamaan status pengelolaan air minum di daerah diseluruh Indonesia yang ditetapkan dengan keluarnya Intruksi Menteri Dalam Negeri Nomor : 26 Tahun 1975 tentang penyesuaian / mengalihkan bentuk Perusahaan Air Minum dari Dinas Daerah menjadi Perusahaan Daerah. Sehingga dengan adanya instruksi tersebut, dikeluarkannya Peraturan Daerah Tingkat II Pematangsiantar No:9 Tahun 1976, lembaran Daerah Tingkat II Pematangsiantar No:18 Tahun 1976 seri:B.No:13. Sesuai dengan Surat Keputusan Wali Kotamadya Pematang Siantar No. 97 / 10 / BP / WK kepada Daerah Tingkat II Pematangsiantar yang dulunya Dinas Air Minum Kotamadya Pematang Siantar maka berubah nama bentuk status menjadi: Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirtauli Kotamadya Daerah Tingkat II Pematangsiantar. Dimana kebijakan ini berdasarkan dengan adanya Undang-Undang


(27)

Republik Indonesia No.5 Tahun !962 tentang Perusahaan Daerah serta bentuk pengelolaannya telah diatur dalam undang-undang tersebut.

Pada tanggal 1 April 1978, merupakan tahun berdirinya PDAM Tirtauli sebagai Badan Usaha Milik Daerah yang ditetapkan oleh Sanggup Ketaren yang mana pada saat itu beliau menjabat sebagai Walikotamadya Pematang Siantar. Perusahaan Daerah ini memiliki tujuan untuk turut serta melaksanakan Pembangunan Daerah khususnya disamping Pembangunan Nasional pada umumnya dalam rangka meningkatkan kesejahteraan dan memenuhi kebutuhan masyarakat dalam bidang air minum. Dan anggaran perusahaan daerah ini tidak lagi termasuk didalamnya dengan pengertiaan Perusahaan Daerah ini telah mempunyai anggaran tersendiri, sehingga setiap tahunnya harus menyusun anggaran tersendiri.

Ada beberapa langkah – langkah yang diambil oleh pimpinan daerah pada saat itu untuk mendukung berdirinya Perusahaan Daerah ini, antara lain :

1. Modal Perusahaan ini telah diserahkan berupa uang tunai sebesar Rp. 2.000.000,- ( Dua Juta Rupiah ) disamping menyerahkan seluruh Inventaris baik bergerak maupun tidak bergerak yang bernilai sebesar Rp. 240.000.000,- ( Dua Ratus Empat Puluh Juta Rupiah ) sesuai dengan keputusan DPRD Kotamadya Daerah Tingkat II Pematang Siantar Tanggal 20 Maret 1978 No. 18 / DPRD / 1978. 2. Untuk kelengkapan bagi personil telah diangkat :

a. Untuk Badan Pengawas dengan susunan keanggotaan sebagai berikut ; 1. Ketua merangkap Anggota :

2. Walikotamadya Kepala Daerah Tk II Pematang Siantar. 3. Wakil Ketua merangkap anggota :


(28)

4. Simpang Tarigan BA.

5. Anggota – anggota : S.Lumban Tobing Ir.B.D. Sinulingga Dr. A. L. Munthe b. Untuk Direksi Perusahaan telah diangkat :

1. I. M. Sibarani. BA, sebagai Direktur 2. Drs. B. Surbakti sebagai Wakil Direktur

c. Bagi pegawai – pegawai / karyawan Perusahaan Daerah diatur sebagai berikut :

1. Pegawai Negeri yang selama ini bekerja pada Dinas Air Minum untuk sementara diperbantukan pada Perusahaan Daerah Air Minum ini dalam arti, status pegawai yang bersangkutan adalah tetap sebagai pegawai Pemerintah Daerah Tingkat II Pematang Siantar.

2. Pegawai – pegawai dengan status pekerja harian lepas yang selama ini bekerja pada Dinas Air Minum sebahagian diberhentikan sebagai tenaga harian lepas Pemerintah Daerah Tingkat II Pematang Siantar dan selanjutnya pegawai – pegawai tersebut ditampung oleh Perusahaan Daerah sesuai dengan kebutuhannya dan sebagian lagi dipekerjakan oleh Pemerintah Daerah Tingkat II Pematang Siantar.

2.4 Status Hukum

Dalam rangka pelaksanaan otonomi daerah yang nyata dan bertanggungjawab, maka Pemerintah Pusat telah menyerahkan kepada Pemerintah Daerah Tingkat II


(29)

Kotamadya Pematanng Siantar untuk beberapa urusan pemerintah pusat yang termasuk didalamnya penyediaan dan pelayanan air minum. Sejalan dengan penyerahan urusan ini, maka pemerintah pusat mengeluarkan Intruksi Menteri Dalam Negeri Nomor : 26 Tahun 1975 yang menyatakan agar dilakukan penyesuaian atau pengalihan bentuk Perusahaan Air Minum dari Dinas Daerah menjadi Perusahaan Daerah.

Bentuk Perusahaan Daerah sebagaimana dimaksudkan dalam Intruksi Menteri Dalam Negeri tersebut diatas adalah sesuai dengan ketentuan Undang - Undang Nomor 5 Tahun 1962 tentang Perusahaan Daerah. Untuk memperoleh kepastian hukum, maka pendirian Perusahaan Daerah Air Minum Tingkat II Kotamadya Pematang Siantar, ditetapkanlah dengan menggunakan Peraturan Daerah. PDAM Tirtauli dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kotamadya Pematang Siantar Nomor 9 Tahun 1976, dan ditetapkan melalui Surat Keputusan Wali Kotamadya Pematang Siantar No. 97/10/BP/WK Tahun 1978.

Didalam Undang – Undang Nomor 5 Tahun 1962 pasal 2 dan 3 yang berbunyikan semua perusahaan yang didirikan berdasarkan undang – undang ini yang modalnya untuk seluruhnya atau untuk sebagian merupakan kekayaan daerah yang dipisahkan kecuali jika ditentukan lain dengan atau berdasarkan undang – undang. Dan didalam Undang – Undang Nomor 5 Tahun 1962 serta pelaksanaannya, maka terhadap Badan Hukum yang dimaksud dalam Undang – Undang ini, berlaku segala macam hukum Indonesia yang tidak bertentangan dengan Sosialisme Indonesia. Sehingga Perusahaan Daerah ini merupakan satu kesatuan yang bersifat :

1. Memberi Jasa


(30)

3. Memupuk Pendapatan

Modal dari perusahaan ini terdiri dari kekayaan satu daerah yang dipisahkan modal perusahaan tidak terdiri dari atas saham – saham Didalam Undang – Undang Nomor 5 Tahun 1962. Untuk setiap cabang –cabang produksi perusahaan ini yang penting bagi daerah dan yang menguasai hajat hidup orang banyak didaerah yang bersangkutan diusahakan oleh Perusahaan tersebut yang modalnya untuk seluruhnya merupakan kekayaan daerah yang dipisahkan modal perusahaan tidak terdiri atas saham – saham.

2.5 Keuangan dan Administrasi

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, bahwa sejarah pengelolaan proyek air minum di Kotamadya Pematang Siantar ini dilakukan oleh Dinas Air Minum maka untuk segala kebijaksanaan yang menyangkut masalah keuangan Dinas dilakukan oleh Walikota sendiri dengan menugaskan Bendaharawan Pemerintah Daerah.11

1. Anggaran Dinas Air Minum

Dinas ini tidak memiliki kebijaksanaan dalam pengelolaan keuangan seperti pada Perusahaan Daerah Air Minum. Masalah yang berhubungan dengan keuangan dan administrasi tersebut mencakup persoalan sebagai berikut :

2. Penerimaan 3. Pengeluaran

4. Posisi keuangan dan hasil usaha 5. Sistem tarif

11

Wawancara dengan, Basri Kalimantan, SE, Pada tanggal 29 April 2010 di Kantor PDAM Tirtauli


(31)

6. Tunggakan

Setelah PDAM Tirtauli ditetapkan menjadi suatu perusahaan Daerah Air Minum pada tahun 1978 perusahaan ini memiliki modal awal yang telah diserahkan berupa uang tunai sebesar Rp. 2.000.000,- ( Dua Juta Rupiah ) disamping memiliki Inventaris baik yang bergerak maupun tidak bergerak yang bernilai sebesar Rp. 240.000.000,- ( Dua Ratus Empat Puluh Juta Rupiah ). Kebijakan ini disesuaikan dengan keputusan DPRD Kotamadya Daerah Tingkat II Pematang Siantar Tanggal 20 Maret 1978 No. 18 / DPRD / 1978. Adapun sumber penerimaan Perusahaan Daerah Air Minum Tirtauli berasal dari :

1. Penjualan air minum kepada pelanggan dengan menggunakan tarif penjualan yang ditetapkan oleh Pemerintah Daerah.

2. Ongkos pemasangan / penyambungan langganan baru

3. Serta usaha – usaha yang tidak melanggar pada ketetapan – ketetapan umum Peraturan Daerah tersebut.

Setelah mendapatkan penerimaan tersebut didapatlah keuntungan ( laba bersih ) yang dialokasikan untuk12

1. Kas Daerah 25%

:

2. Dana Pembangunan Daerah 30%

3. Cadangan Umum 25%

4. Sosial dan Pendidikan 10%

5. Jasa Produksi 7%

6. Dana Pensiun dan Sokongan 3%

12

“Bahwa penggunaan Laba Bersih didapatkan setelah terlebih dahulu dikurangi dengan Penyusutan, Cadangan Modal dan pengurangan lain yang wajar dalam Perusahaan sesuai dengan ketetapan yang telah dibuat”. Lihat, Peraturan Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II No:9 Tahun 1976 tentang Pendirian Perusahaan Daerah, pasal 20 ayat 2.


(32)

PDAM Tirtauli Kotamadya Pematang Siantar harus mampu meningkatkan perkembangan yang sangat berarti bagi kelangsungan perusahaan itu sendiri didalam mewujudkan tujuannnya untuk turut serta melaksanakan Pembangunan Daerah khususnya disamping Pembangunan Ekonomi Nasional umumnya. Hal ini dapat didukung dengan dengan adanya Peraturan Pemerintah melalui Intruksi Menteri Dalam Negeri yang menyatakan bahwa “Di Indonesia Pemerintah Daerah yang bertanggungjawab atas perusahaan air minum, diijinkan untuk mengambil 55% dari keuntungan bersih yang diperoleh Perusahaan Daerah Air Minum itu sendiri. Agar supaya Perusahaan Daerah Air Minum lebih mampu mengembangkan usahanya dan dalam rangka mencapai target Dasawarsa Air Bersih 1981 – 1990 ialah berupa pencapaian target 75% pelayanan masyarakat di kota dan 60% di desa yang merupakan target nasional kita, yang berarti menjadi tanggungjawab kita semua dan mengingat pula bahwa kemampuan Keuangan Negara yang terbatas, maka dapat dipertimbangkan kembali agar Perusahaan Daerah Air Minum dibebaskan dari keawjiban penyetoran 55% dari laba bersihnya kepada Pemerintah Daerah sampai jangka waktu dimana Perusahaan Daerah Air Minum sudah mampu melayani kebutuhan air minum untuk kurang lebih 75% penduduk kota. Berhubungan dengan itu dan dalam kenyataannya Perusahaan Daerah Air Minum masih memerlukan pengerahan dana, baik yang berasal dari Perusahaan Daerah itu sendiri maupun bantuan dana dari instansi Pemerintah Pusat ataupun Daerah. Dan oleh karena itu dana dari perusahaan itu sendiri seyogianya dapat digunakan seluruhnya oleh proyek Perusahaan Daerah Air Minum, baik untuk


(33)

meningkatkan jaringan distribusi maupun untuk peningkatan pelayanan pada masyarakat”.13

Organisasi didalam sebuah perusahaan dapat diartikan sebagai pembagian kerja diantara para karyawan dimana pada masing – masing bagian pekerjaan tersebut harus dikoordinasikan agar mencapai sasaran khusus sesuai dengan yang diinginkan oleh sebuah perusahaan. Setiap perusahaan yang ingin berhasil harus tahu akan bidang – bidang yang memberi kemungkinan terbesar untuk berhasil mencapai tujuannya. Perusahaan harus menentukan sasarannya, harus meneliti apakah sasaran itu bermanfaat dan dapat dicapai selanjutnya membuat organisasi untuk mencapainya. Adapun sasaran pokok suatu organisasi perusahaan adalah mampu mempertahankan hidup, dapat

Untuk mendukung perusahaan, masalah keuangan didalam Perusahaan Daerah ini perlu ditopang dengan adanya peningkatan administratif perusahaan yang professional ditambah lagi dengan peningkataan tenaga kerja yang dilakukan dengan berbagai pelatihan – pelatihan kerja yang pada akhirnya Perusahaan Daerah Air Minum Tirtauli akan memiliki tenaga – tenaga administratif yang handal dan memiliki keuangan sendiri yang mandiri melalui pembinaan personalianya.

BAB III

PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM ( PDAM ) TIRTA ULI PEMATANG SIANTAR TAHUN 1978 – 2001

3.1 Struktur Organisasi

13

Departemen Dalam Negeri RI, Intruksi Menteri Dalam Negeri Nomor : 690 / 7027 / SJ tentang Pembebasan PDAM dari kewajiban menyetorkan 55% laba bersih pada Pemerintah Daerah, Jakarta : Depdagri, 1985, hal 27


(34)

meningkatkan jaringan distribusi maupun untuk peningkatan pelayanan pada masyarakat”.13

Organisasi didalam sebuah perusahaan dapat diartikan sebagai pembagian kerja diantara para karyawan dimana pada masing – masing bagian pekerjaan tersebut harus dikoordinasikan agar mencapai sasaran khusus sesuai dengan yang diinginkan oleh sebuah perusahaan. Setiap perusahaan yang ingin berhasil harus tahu akan bidang – bidang yang memberi kemungkinan terbesar untuk berhasil mencapai tujuannya. Perusahaan harus menentukan sasarannya, harus meneliti apakah sasaran itu bermanfaat dan dapat dicapai selanjutnya membuat organisasi untuk mencapainya. Adapun sasaran pokok suatu organisasi perusahaan adalah mampu mempertahankan hidup, dapat

Untuk mendukung perusahaan, masalah keuangan didalam Perusahaan Daerah ini perlu ditopang dengan adanya peningkatan administratif perusahaan yang professional ditambah lagi dengan peningkataan tenaga kerja yang dilakukan dengan berbagai pelatihan – pelatihan kerja yang pada akhirnya Perusahaan Daerah Air Minum Tirtauli akan memiliki tenaga – tenaga administratif yang handal dan memiliki keuangan sendiri yang mandiri melalui pembinaan personalianya.

BAB III

PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM ( PDAM ) TIRTA ULI PEMATANG SIANTAR TAHUN 1978 – 2001

3.1 Struktur Organisasi

13

Departemen Dalam Negeri RI, Intruksi Menteri Dalam Negeri Nomor : 690 / 7027 / SJ tentang Pembebasan PDAM dari kewajiban menyetorkan 55% laba bersih pada Pemerintah Daerah, Jakarta : Depdagri, 1985, hal 27


(35)

berkembang dan menghasilkan laba. Untuk mencapai sasaran ini suatu perusahaan harus merumuskan sasaran tambahan, terutama dalam bidang pembaharuan dan efisiensi. Hal ini dibutuhkan karena suatu organisasi merupakan sebuah system terbuka maka sasaran perusahaan perlu merumuskan cara perusahaan menjamin suplai tenaga manusia yang tak habis- habisnya serta sumber – sumber bahan untuk operasinya.14

Lahirnya PDAM Tirtauli ini dapat dikatakan sebagai bentuk perusahaan yang bertujuan sebagai pengabdian dalam melayani masyarakat, sebagaimana dikatakan oleh M. Manullang, didalam bukunya Dasar – Dasar Management ( Bagian Perencanan Organisasi ) “Tujuan pengabdian sebagai nilai – nilai ekonomis yang harus diberikan langsung atau tidak langsung. Tujuan – tujuan pengabdian tersebut terbagi atas dua yaitu tujuan pengabdian dilapangan organisasi dan tujuan dilapangan operatif. Tujuan dilapangan organisasi dirumuskannya sebagai berikut sebagai nilai –nilai yang harus disumbangkan kepada umum oleh organisasi sebagai suatu kesatuan. Tujuan dilapangan operatif dianggap pula sebagai tujuan pengabdian karena pelaksanaannya langsung mengakibatkan kelahiran nilai yang berguna untuk umum”.

Oleh karena itulah, setelah sah secara hukum menjadi sebuah perusahaan air milik daerah, kinerja perusahaan pun mulai dioptimalkan. Pengoptimalan kinerja ini dilakukan melalui pembentukan organisasi yang bertujuan untuk memberikan penegasan maupun pembagian dalam wilayah kerja agar masing – masing bagian dapat dipertanggungjawabkan kinerjanya sebagai karyawan di perusahaan tersebut.

15

14

M. C. Barnes dkk., Organisasi Perusahaan (Teori dan Praktek ), terjemahan Bambang Kusryanto, Jakarta : Pustaka Binaman Presindo, 1998, hal. 13, 75 – 76.

15

M. Manullang, Dasar – Dasar Management ( Bagian Perencanan Organisasi ), Medan : Penerbit B. A. P. P. I. T. Cabang Sumatera Utara, 1962, hal. 38.


(36)

Struktur organisasi PDAM Tirtauli Pematang Siantar didasarkan pada Peraturan Daerah Nomor : 9 Tahun 1976 tentang susunan organisasi dan pedoman tata kerja Perusahaan Daerah Air Minum ( PDAM ) Tirtauli kotamadya daerah tingkat II Pematang Siantar. Didalam peraturan ini dijelaskan bahwa yang dimaksud dalam struktur organisasi dan pedoman tata kerja ialah :

1. Organisasi adalah alat untuk mencapai tujuan atas dasar kerja yang sama yang mempunyai bentuk atau susunan yang secara jelas dan formal merupakan bidang tugas – tugas tiap unsur serta menegaskan hubungan antara yang satu dengan yang lain dalam rangkaian hirarkis.

2. Tata kerja adalah ketentuan tertulis tentang pembagian tugas kewajiban dan tanggung jawab serta pengaturan hubungan kerja sama dari masing – masing jabatan dalam suatu organisasi dengan maksud untuk melaksanakan tugas pokok

3. Tugas pokok adalah sasaran yang oleh organisasi hendak dicapai sebagai landasan dalam melaksansakan kegiatan – kegiatan selanjutnya.

Struktur organisasi dan uraian tugas dari Perusahaan Daerah Air Minum ( PDAM ) Tirtauli kotamadya daerah tingkat II Pematang Siantar, terdiri dari

a. Badan Pengawas b. Direksi

c. Satuan Pengawas Intern d. Penelitian dan pengembangan e. Bagian – bagian


(37)

dan Direksi terdiri dari : a) Direktur Utama

b) Direktur Bidang Umum c) Direktur Bidang Teknik Dimana tugas dari :

a) Direktur Utama : sebagaimana dimaksud didalam pasal yang terdapat dalam Peraturan Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Pematang Siantar Nomor 9 Tahun 1976, Lembaran Daerah 1976 No 18 seri B 13, tentang Pendirian Perusahaan Daerah Air Minum ( PDAM ) Tirtauli.

1. Dalam menjalankan tugasnya Direktur utama bertanggungJawab kepada Walikotamadya kepala Daerah Tingkat II pematang Siantar.

2. Direktur Utama wajib mengadakan rapat pada waktu – waktu tertentu untuk membahas secara menyeluruh penyelenggaraan tugas.

b) Direktur Bidang Umum mempunyai tugas :

1. Mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan dibidang adminitrasi, keuangan, bagian Hubungan Langganan, bagian Umum, bagian Personalia. 2. Mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan pengadaan dan

pengelolaan perlengkapan.

3. Merencanakan dan mengendalikan sumber – sumber pendapatan serta pembelanjaan dan kekayaan perusahaan daerah.

4. Mengendalikan uang pendapatan hasil pengihan rekening, penggunaan air dari langganan.


(38)

5. Melaksanakan tugas – tugas lain yang diberikan oleh Direktur Utama.

c) Direktur Bidang Teknik mempunyai tugas :

1. Mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan – kegiatan dibidang perencanaan Teknik, Produksi, Transmisi / Distribusi dan peralatan Teknik. 2. Mengkoordinasikan dan mengendalikan pemeliharaan instalasi produksi,

sumber mata air dan sumber mata air tanah.

3. Mengkoordinasikan kegiatan – kegiatan pengujian peralatan teknik bahan – bahan kimia.

d) Satuan Pengawas Intern

Satuan Pengawas Intern dikepalai oleh seorang Kepala Satuan Pengawas Intern

yang kedudukannya sama dengan Kepala Bagian dan dalam melaksanakan tugasnya bertanggungjawab langsung kepada Direktur Utama. Serta membawahi Pengawas Bidang Umum dan Pengawas Bidang Teknik.

a. Pengawas Bidang Umum mempunyai tugas :

1) Melakukan pengawasan audit Intern atas adminitrasi umum/ keuangan.

2) mengadakan pengawasan atas anggaran pendapatan, biaya dan pembangunan perusahaan

3) Mengadakan pengawasan terhadap tatakerja di Bidang Umum.

4) Mengadakan koordinasi dengan pengawasan Bidang Teknik dalam melaksanakan pengawasan.

b. Pengawas Bidang Teknik mempunyai tugas :


(39)

2) Mengadakan pengawasan terhadap tatakerja di Bidang Teknik.

3) Mengadakan koordinasi dengan pengawas Bidang Umum dalam melaksanakan pengawasan.

e) Penelitian dan Pengembangan ( Litbang )

Direktur Utama dibantu oleh Kepala Penelitian dan Pengembangan ( Litbang ) yang diangkat dan diberhentikan oleh Direktur Utama. Dan mempunyai tugas sebagai berikut :

1) Mengadakan penelitian dan pengembangan perusahaan.

2) Meneliti kemungkinan-kemungkinan untuk ikut dalam Pengembangan Teknologi Perusahaan.

3) Melaksanakan penelitian terhadap rencana pembangunan daerah dalam rangka mengikut sertakan peranan perusahaan didalamnya.

4) Melakukan survei dan mengadakan analisa pemasaran secara umum untuk membantu penelitian dan promosi serta perkembangan perusahaan.

5) Menerbitkan laporan – laporan dari penerbitan – penerbitan lainnya mengenai aktivitas perusahaan, dalam rangka aktivitas penelitian dan pengembangan. 6) Memberikan saran – saran dan pertimbangan kepada Direksi sesuai dengan

hirarki tentang langkah – langkah atau tindakan yang perlu diambil bidang tugasnya.

7) Melaksanakan tugas – tugas lain yang diberikan oleh Direksi. Penelitian dan Pengembangan ( Litbang ) membawahi


(40)

1) Penelitian dan Pengembangan Bidang Umum 2) Penelitian dan Pengembangan Bidang Teknik.

Adapun Bagian – Bagian terdiri dari :

1) Bagian Keuangan

Bagian Keuangan dipimpin oleh seorang Kepala Bagian yang menjalankan tugasnya bertanggungjawab kepada Direktur Bidang Bagian Umum. Tugas Bagian Keuangan antara lain :

a. Mengadakan kegiatan – kegiatan dibidang keuangan. b. Mengatur program pendapatan dan pengeluaran keuangan.

c. Merencanakan dan mengendalikan sumber – sumber pendapatan serta perbelanjaan dan kekayaan perusahaan.

d. Melaksanakan tugas – tugas lain yang diberikan oleh atasan.

Bagian Keuangan membawahi Seksi – Seksi yang dikepalai oleh Kepala Seksi yang bertanggungjawab kepada Kepala Bagian Keuangan antara lain :

1. Seksi Anggaran 2. Seksi Kas 3. Seksi Penagihan 4. Seksi Akuntansi


(41)

Bagian Publik Relation dipimpin oleh seorang Kepala Bagian yang dalam menjalankan tugasnya bertanggungjawab kepada Direktur Bidang Umum. Tugas bagian Publik Relation antara lain :

a. Membantu Pimpinan menjelaskan pandangan atau pendapat masyarakat berdasarkan informasi tentang perilaku, tanggapan serta sikap masyarakat terhadap perusahaan demikian pula sebaliknya.

b. Melaksanakan kegiatan promosi, periklanan, publikasi, penerangan / penyuluhan kepada masyarakat tentang penggunaan pelayanan air bersih secara langsung maupun tidak langsung. Adanya gangguan aliran air minum serta pameran untuk menunjang perkembangan perusahaan.

c. Menyelenggarakan permohonan penyambungan, pemasaran, pelayanan pelanggan, rekening, pembacaan meter, pemutusan dan penyambungan kembali, memproses adanya pembuatan pelanggan / bukan pelanggan yang melanggar ketentuan yang berlaku, menyelesaikan keberatan atau keluhan masyarakat pelanggan serta pengolahan tariff dan lain – lain.

d. Mengatur, mengawasi pengelolaan perawatan, pemasangan T.A & H.U. serta mengevaluasi fungsi T.A & H.U serta pengembangannya.

e. Melaksanakan tugas – tugas yang diberikan oleh atasan.

Bagian Publik Relation membawahi Seksi – Seksi yang dikepalai oleh Kepala Seksi yang bertanggungjawab kepada Kepala Bagian Publik Relation antara lain :

1. Seksi Pembaca Meter 2. Seksi Pembuat Rekening


(42)

4. Seksi SIB dan Buka Tutup Instalasi 5. Seksi T.A. & H.U

3) Bagian Personalia

Bagian Personalia dipimpin oleh seorang Kepala Bagian yang dalam melaksanakan tugasnya bertnggung jawab kepada Direktur Bidang Umum. Tugas Bagian personalia antara lain :

a. Mengkoordinasikan tugas – tugas yang berhubungan deengan kepegawaian, serta kesejahteraan, pendidikan dan keamanan.

b. Memberikan saran –saran dan pertimbangan kepada Direksi sesuai dengan peraturan langkah – langkah atas tindakan – tindakan yang perlu diambil dalam bidang tugasnya.

c. Melaksanakan tugas – tugas lain yang diberikan oleh Direksi.

Bagian Personalia membawahi Seksi – Seksi yang dikepalai oleh Kepala Seksi yang bertanggungjawab kepada Kepala Bagian Personalia antara lain :

1. Seksi Kepegawaian.

2. Seksi Kesejahteraan / Pendidikan 3. Seksi Keamanan.

4) Bagian Umum

Bagian Umum dipimpin oleh seorang Kepala Bagian yang dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab kepada Direktur Bidang Umum. Tugas Bagian Umum antara lain :


(43)

a. Mengendalikan dan menyelenggarakan kegiatan – kegiatan dibidang kesekretariatan.

b. Menyelenggarakan kegiatan – kegiatan dibidang kerumah tanggaan, perlatan kantor dan perundang – undangan.

c. Mengurus perbekalan material dan peralatan teknik.

d. Mengadakan pembelian barang – barang yang diperlukan perusahaan.

Bagian Umum membawahi Seksi – Seksi yang dikepalai oleh Kepala Seksi yang bertanggungjawab kepada Kepala Bagian Umum antara lain :

1. Seksi Tata Usaha

2. Seksi Pengadaan Barang 3. Seksi Rumah Tangga 4. Seksi Gudang

5) Bagian Perencanaan Teknik

Bagian Perencanaan Teknik dipimpin oleh seorang Kepala Bagian yang dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab kepada Direktur Bidang Teknik. Tugas Bagian Perencanaan Teknik antara lain :

a. Mengadakan persediaan cadangan air minum guna keperluan distribusi.

b. Merencenakan pengadaan teknik bangunan air minum serta mengendalikan kualitas dan kuantitas termasuk menjamin rencana kebutuhan.

c. Mengadakan penyediaan sarana air minum untuk program – program penyambungan dan pengawasan pendistribusian.


(44)

d. Memberikan saran – saran dan perhitungan kepada distribusi bidang teknik.

Bagian Perencanaan Teknik membawahi Seksi – Seksi yang dikepalai oleh Kepala Seksi yang bertanggungjawab kepada Kepala Bagian Perencanaan Teknik antara lain :

1. Seksi Survei dan Pengukuran 2. Seksi Konstruksi Tanah 3. Seksi Pengawasan

6) Bagian Produksi.

Bagian Produksi dipimpin oleh seorang Kepala Bagian yang dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab kepada Direktur Bidang teknik. Tugas Bagian Produksi antara lain :

a. Menyelenggarakan pengendalian atas kualitas dan kuantitas produksi air, termasuk penyusunan rencana kebutuhan material produksi.

b. Mengatur, menyelenggarakan fungsi – fungsi mekanik mesin ketenagaan, kualitas serta laboratorium.

c. Melaksanakan tugas – tugas lain yang diberikan oleh atasan.

Bagian Produksi membawahi Seksi – Seksi yang dikepalai oleh Kepala Seksi dan bertanggungjawab kepada Kepala Bagian Produksi antara lain :

1. Seksi Pengadaan Air 2. Seksi Laboratorium


(45)

7) Bagian Transmisi / Distribusi

Bagian Transmisi / Distribusi dipimpin oleh seorang Kepala Bagian yang dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab kepada Direktur Bidang Teknik. Tugas Bagian Transmisi / Distribusi antara lain :

a. Mengawasi pemasangan dan pemeliharaan pipa – pipa distribusi dalam rangka pembagian secara merata dan terus menerus serata melayani pelanggan.

b. Mengatur, menyelenggarakan fungsi pipa / jaringan, pipa, pompa tekan dan pelayanan gangguan.

c. Melaksanakan tugas – tugas lain yang diberikan oleh atasan.

Bagian Transmisi / Distribusi membawahi Seksi – Seksi yang dikepalai oleh Kepala Seksi yang bertanggungjawab kepada Kepala BagianTransmisi / Distribusi antara lain :

1. Seksi Transmisi / Distribusi

2. Seksi Perawatan Instalasi dan Pemasangan SIB 3. Seksi Pemutusan dan Penutupan Kembali 8) Bagian Peralatan Terknik

Bagian Peralatan Teknik dipimpin oleh seorang Kepala Bagian yang dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab kepada Direktur Bidang Teknik. Tugas Bagian Peralatan Teknik antara lain :

a. Mengurus perbekalan material dan peralatan teknik.

b. Mengetes, meneliti dan menilai perlatan teknik sesuai dengan kebutuhan perusahaan.


(46)

Bagian Peralatan Teknik membawahi Seksi – Seksi yang dikepalai oleh Kepala Seksi yang bertanggungjawab kepada Kepala Bagian Peralatan Teknik antara lain :

1. Seksi Perawatan Meter 2. Seksi Bengkel Umum

Pada tahun 1996 PDAM Tirtauli membuka cabangnya di wilayah Kabupaten Simalungun Pematang Siantar di Perumnas Batu VI. Sehingga adanya penambahan dari struktur organisasi PDAM Tirtauli. Adapun wilayah cakupan dari Cabang PDAM Tirtauli di Kabupaten simalungun meliputi beberapa desa, yang antara lainya sebagai berikut:

1. Desa Rambung Merah 2. Desa Laras

3. Desa Dolok Marlawan 4. Desa Dolok Hataran 5. Desa Karang Sari

Dimana Cabang PDAM Tirtauli adalah pembantu Direksi dalam melaksanakan Tugas. Cabang I dipimpin oleh seorang Kepala Cabang dan dalam melaksanakan tugasnya bertanggungjawab Kepada Direksi. Cabang I pada dasarnya membawahi Bidang, antara lain :

1. Bidang Administrasi Umum 2. Bidang Administrasi Keuangan 3. Bidang Teknik


(47)

Dalam pasal 1 Undang – Undang No. 14 Tahun 1960 tengtang ketentuan – ketentuan pokok mengenai ketenagakerjaan disebutkan bahwa tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan baik diluar maupun didalam hubungan kerja dengan alat produksinya yaitu tenaganya sendiri, baik fisik maupun pikiran.16

Pada awalnya istilah tenaga kerja dikenal dengan nama buruh. Istilah ini sudah dipergunakan sejak lama bahkan mulai dari zaman penjajahan Belanda. Pada Zaman belanda yang dimaksud dengan buruh adalah pekerja kasar seperti kuli, tukang, mandor yang melakukan pekerjaan kasar dan orang – orang yang melakukan pekerjaan ini disebut

Blue Collar. Sedangkan yang melakukan pekerjaan dikantor pemerintahan maupun di

swasta disebut pegawai atau White Collar, setelah mereka tidak ada lagi perbedaan antara buruh halus dan buruh kasar. Semua orang yang bekerja disektor swasta baik pada orang maupun badan hukum disebut buruh. Dalam perkembangannya, istilah buruh diupayakan untuk diganti dengan istilah pekerja, sebagaimana yang diusulkan oleh Departemen Tenaga Kerja ( Depnaker ) pada waktu kongres FBSI II tahun 1985. Alasan pemerintah berupaya mengubah istilah buruh disebabkan karena istilah ini kurang sesuai dengan kepribadian bangsa, buruh lebih sering menunjukkan pada golongan yang selalu ditekan dan berada di bawah pihak lain yakni majikan. Buruh sekarang ini tidak lagi sama dengan buruh masa lalu yang hanya bekerja pada sektor non formal seperti kuli, tukang dan sejenisnya, tetapi juga sektor formal seperti Bank, Hotel, dan lain – lain. Karena itu istilah buruh lebih tepat jika disebut dengan istilah tenaga kerja atau pekerja.17

16

. Undang – Undang No.14 Tahun 1969 Pasal 1 Tentang Ketentuan Pokok Ketenaga Kerjaan. 17

Ibid., hal. 21 - 22

Didalam Undang – Undang Nomor 5 Tahun 1962 dan Peraturan Daerah Kotamadya Pematang Siantar Nomor 9 Tahun 1976 pada Bab XIII pasal 21 Pendirian PDAM Tirtauli Pematang


(48)

Siantar, dimana kedudukan hukum pegawai, gaji pensiunan dari Direksi, pegawai / pekerja perusahaan, diatur dan ditetapkan dengan Peraturan Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Pematang Siantar secara tersendiri yang disesuaikan dengan kemampuan Perusahaan dan berpedoman kepada ketentuan undang – undang atau peraturan Kepegawaian yang ada seperti PGPS 1968 dan PP No. 23 Tahun 1967 tentang Peraturan Gaji Perusahaan Negara. Mengenai tunjangan lainnya, cukup diatur oleh Direksi yang berlaku setelah mendapat persetujuan dari Badan Pengawas.

Sebuah pembangunan dalam pengembangan dari suatu perusahaan mengandung arti yang lebih besar dari hanya sekedar terpenuhinya dana yang cukup, sistem – sistem tehnik atau adsminitratif yang memadai, atau merekrut angkatan kerja dengan mengeluarkan sejumlah peraturan sebagaimana pada umunya sering dipraktekkan oleh kebanyakan Perusahaan Air Minum. Hal ini berarti bahwa perlu diadakan sebuah kegiatan yang dapat mengembangkan mutu tenaga kerja agar terciptanya kinerja yang lebih efektif. Pengembangan tenaga kerja ini didasarkan pada kenyataan bahwa seorang pegawai akan membutuhkan serangkaian pengetahuan, keahlian dan kemampuan yang berkembang supaya bekerja dengan baik dan sukses. Sehingga degan adanya pengembangan yang dilakukan akan memperbaiki dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia baik pengetahuan, kemampuan, sikap dan sifat-sifat kepribadian. Suatu perusahaan menyadari pengembangan karyawan merupakan hal yang terpenting bagi kelangsungan suatu perusahaan atau orgnisasi perusahaan yang ingin maju akan merubah karyawannya mempunyai mutu serta kinerja yang baik agar membuat mereka lebih produktip dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab mereka.18

18

. Handoko, Maajemen Personalia Dan Sumber Daya Manusia, Yogyakarta : BPEE 2000, hal 23.


(49)

Untuk menjamin pemanfaatan secara maksimal dan profesional dari sarana – sarana yang dimiliki oleh Perusahaan Air Minum perlu ditindaklanjuti dengan pemanfaatan unsur organisatornya sebagai pengelola yang langsung bertanggung jawab terhadap pengurus dan pemeliharaan sarana yang dimiliki pihak perusahaan. Untuk memantapkan organisasi pengelola tersebut sangat diperlukan kemampuan dan ketrampilan dari tenaga kerja yang ada yaitu tenaga administratif, tenaga lapangan dan tenaga penunjang lainnya sebagai unsur – unsur yang harus dimiliki. Skill tenaga kerja merupakan salah satu unsur mutlak dalam mencapai efisiensi pelaksanaan tugas seorang tenaga kerja. Karena itu penting sekali menetapkan terlebih dahulu bentuk skill.19

1. kekurangan atau rendahnya mutu skill

Adapun langkah – langkah yang telah dicapai oleh PDAM Tirtauli untuk menunjang dan meningkatkan kualitas dari perusahaan adalah dengan cara pengembangan mutu tenaga kerja melalui pendidikan formal, forum komunikasi, job

training dan lain sebagainya. Dari sudut kemampuan bekerja, maka skill dapat

merupakan salah satu permasalahan bagi kelancaran jalannya sebuah Badan Usaha / kerja, apabila didalam terdapat :

2. tidak terdapat keaktifan atau tidak berkembangnya skill 3. tidak terpeliharanya atau diterimanya skill

4. Tidak adanya dorongan atau unsur negatip lainnya seperti keadaan sosial ekonomi, menuju pada tekad kearah peningkatan skill.20

Untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan staf dan pegawai PDAM Tirtauli diselenggarakan beberapa pelatihan kerja. Pelatihan kerja dilaksanakan dengan

19

Achmad Ichsan, Tata Admistrasi Kekaryawanan, Jakarta : Penerbit Djambatan, 1969, Hal. 180. 20


(50)

memperhatikan kebutuhan pasar kerja dan dunia usaha, baik didalam maupun diluar hubungan kerja diselenggarakan berdasarkan program pelatihan yang mengacu pada standar kualifikasi ketermpilan atau keahlian dan dilakukan secara berjenjang. Setiap pekerja berhak untuk meningkatkan ketrampilan atau keahlian kerja sesuai dengan bidang tugasnya. Tenaga kerja yang telah melaksanakan pelatihan kerja ini nantiya akan berhak memperoleh pengakuan kualifikasi keterampilan dari pihak penyelenggara melalui sertifikasi keterampilan. Sehingga bentuk kegiatan ini sangatlah didukung yang dilihat berdasarkan kondisi yang ada di Perusahaan ini, bahwasanya sangat minim sekali Sumber Daya Manusia ( SDM ) yang dimiliki oleh stiap pegawai – pegawai PDAM Tirtauli. Dimana pegawai – pegawai tersebut 75 % hanyalah tamatan SLTA / STM ataupun yang sederajatnya.21

URAIAN

Pegawai PDAM Tirtauli sampai sekarang berjumlah 643 dimana pegawai tetap sebanyak 413 dan pegawai honor sebanyak 230 ( lihat tabel I ).

Tabel IIa :

Banyaknya Jumlah Pegawai PDAM Tirtauli Tahun 2001

STATUS PEGAWAI

JUMLAH

TETAP HONOR

DIREKSI 3 3

BAGIAN KEUANGAN 34 8 42

BAGIAN PUBLIK RELATION 62 39 101

BAGIAN UMUM 40 14 54

BAGIAN SPI 7 1 8

BAGIAN LITBANG 11 5 16

BAGIAN PERSONALIA 35 9 44

BAGIAN PRODUKSI 23 16 39

BAGIAN TRANSMISI / DISTRIBUSI 82 79 161

BAGIAN PERENCANA 26 6 32

BAGIAN PERALATAN 35 48 83

BAGIAN CABANG 54 5 59

J U M L A H 413 230 643 sumber : Laporan Jumlah Daftar Pegawai, Bagian Personalia PDAM Tirtauli 2001

21

Wawancara dengan Kepala Seksi Kepegawaian Ibu Marlina Hutauruk, Tanggal 12 April 2010 dikantor PDAM Tirtauli Kotamadya Pematang Siantar.


(51)

Dalam menunjang peningkatan kapasitas sumber daya manusia di tubuh PDAM Tirtauli, dilakukan kebijakan untuk melibatkan setiap pegawai staf dari perusahaan ini untuk mengikuti pelatihan, penataran maupun pendidikan kerja yang dilaksanakan. Pelatihan yang diikuti oleh pegawai PDAM Tirtauli dimulai sejak tahun 1999-2001. Berdasarkan data yang diperoleh, pada tahun 1999 pelatihan yang diikuti meliputi Pelatihan Nasional Peraturan Protokol Badan Usaha, Lokakarya Perpajakan, Pendidikan Sosialisasi Dan Sertifikasi Ahli Pengadaan Nasional. Pada tahun 2000 pendidikan dan pelatihan yang diikuti untuk meningkatkan kapasitas staf PDAM Tirtauli terdiri dari Pendidikan Pelatihan Dasar Satuan Pengaman, Pelatihan Manajemen Resiko Dan Pelatihan Komputer. Memasuki tahun 2001 PDAM Tirtauli mendelegasikan beberapa stafnya untuk megikuti kegiatan Sosialisasi Dan Workshop Dibidang Perpajakan, Bintek Dan Ujian Sertifikasi Ahli Pengadaan Nasional, Serta Bimbigan Teknis Dibidang Pengisian LHKPN Bagi Direksi, Komisi Serta Dewan Pengawas BUMD dan serta bentuk Bintek Insentif lainnya. Disamping kegiatan pendidikan dan pelatihan, PDAM tirtauli juga memberikan beasiswa pendidikan bagi staf yang berprestasi. Adapun staf dari PDAM Tirtauli yang telah mengikuti pelatihan, penataran maupun pendidikan kerja berjumlahkan 83 orang. Untuk rincian nama dan tempat pelaksanaan kegiatan pelatihan dapat dilihat pada tabel IIb di halaman lampiran.

Pelaksanaan pelatihan ini kesemuanya dilaksanakan dengan baik oleh tiap – tiap staf pegawai sehingga mereka mendapat nilai yang baik pula. Didalam buku Achmad Ichsan, bahwa pelatihan secara umum dari segi pengusahaan dapat ditinjau dari berbagai jurusan seperti :


(52)

1. Sebagai follow up adanya seleksi tenaga kerja, seleksi adalah tindakan pertama untuk memilih calon tenaga kerja yang cocok dengan tugas yang akan diserahkan padanya. Tindakan ini merupakan bagian daripada tindakan pembinaan karyawan yang mental dan fisiknya cakap.

2. Sebagai proses pendidikan untuk mencapai suatu taraf kecakapan atau kemampuan dalam bidang kerjanya, karena setiap orang mempunyai cara – cara sendiri untuk belajar. Agar pendidikan berjalan secara efektif perlu adanya rencana secara sistematis. Oleh karena itu untuk pendidikan para karyawan perlu diperhatikan para pelajarnya ( tenaga kerjanya ), jabatan atau tugas mana yang perlu dididik, para pelatih atau guru serta metode atau cara yang digunakan untuk mendidik / melatihnya.

3. Sebagai alat itu untuk mencapai suatu hasil kerja yang lebih besar, karena penggunaan tenaga yang terdidik / terlatih akan menimbulkan efesiensi kerja yang lebih besar pula.22

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa pendidikan dan latihan yang diberikan sebelum para tenaga kerja diserahi tugasnya perlu diadakan kegiatan dalam rangka pembinaan tenaga kerja agar dapat menghasilkan tenaga kerja yang handal dan berkualitas. Pendidikan dan latihan kerja yang diberikan PDAM Tirtauli ini merupakan program kerja yang harus lebih ditingkatkan di masa – masa mendatang, karena hal ini juga dapat dijadikan sebagai penanaman modal utama pada faktor tenaga kerja.

3.3Sistem Penyaluran dan Distribusi Air 3.3.1. Sistem Penyaluran Air

22


(53)

PDAM Tirtauli sebagai salah satu perusahan daerah yang bergerak dibidang mendistribusikan air bersih di Kotamadya Pematang Siantar memiliki sistem penyaluran air dengan menggunakan:

a. Sistem Gravitasi Bumi ( Mata Air )

Dimana sistem ini sangat memungkinkan untuk area pelayanan yang memiliki elevasi lokasi sumber suplai air diatas area pelayanan, sedemikian rupa sehingga dapat dikondisikan tekanan yang cukup memadai didalam jaringan pipa.

Bumi merupakan satu - satunya planet yang ditemukan berbagai jenis kehidupan. Faktor pendukung adanya kehidupan tersebut yaitu karena di permukaan bumi tersedia air. Sekitar 70% permukaan bumi tertutup oleh perairan, seandainya semua air diratakan permukaannya, maka akan didapatkan air yang kedalamannya hingga 300 meter. Perairan dipermukaan bumi terdiri dari berbagai macam air, secara garis besar berupa air laut dan air tawar. Sekitar 98% air dipermukaan bumi merupakan air laut, dan 2% diantaranya berupa air tawar. Dari semua air tawar 87% diantaranya membentuk es yang membeku di kutub. Selebihnya air dibawah tanah, didalam tanah dan di udara sebagai uap air serta ditubuh mahluk hidup. Air tanah adalah air yang terdapat dalam lapisan tanah atau batuan dibawah permukaan tanah. Air tanah merupakan air yang terdapat di pori – pori tanah, sehingga kandungan air akan dipengaruhi oleh porositas tanah.

Air di bumi yang paling banyak digunakan adalah air tanah. Banyak segi positip yang diperoleh dengan menggunakan air tanah selain airnya relatif bersih, kemungkinan tercemar relatif kecil dan suhunya relatip rendah. Dan sebagian besar penduduk Indonesia, baik dipedesaan maupun diperkotaan menggunakan air minum dari air sumur atau air bawah tanah. Mata air adalah air tanah yang mengalir kepermukaan tanah secara


(54)

alami karena adanya gaya gravitasi bumi atau gaya tekanan tanah. Menurut Soetrisno (2004) penggunaan mata air sebagai sumber air bersih dapat dilakukan jika mata air tersebut dihasilkan dari aliran air bawah tanah tekanan hidrostatik sebagai akibat dari gaya gravitasi, sedangkan jika mata air merupakan hasil rekahan yang luas sampai jauh kedalam kerak bumi dari akibat gaya non gravitasi akan berupa mata air panas dan cocok digunakan untuk pariwisata. Mata air jika digunakan untuk air bersih juga harus memenuhi persyaratan kuantitas dan kualitas harus berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan No.416 Tahun 1990, dimana kualitas air berdasarkan kualitas fisik ( bau, warna, kekeruhan, rasa, suhu) dan kuantitas air berdasarkan kecukupan debit minimum terhadap rencana kebutuhan air bagi masyarakat perkotaan dan pedesaan.23

b. Sistem Pompa

Pada sistem ini, pompa langsung mendesak air langsung ke dalam pipa distribusi. Menurut Sutrisno, Pompa merupakan alat utuk menaikkan tekanan atau energi potensi air serta pompa dapat menambah tekanan pada aliran sehingga air dapat mengalir sesuai dengan yang diharapkan, mengalirkan air berarti memberikan debit di dalam atau mempercepat aliran dalam pipa. Pompa mengalirkan air kesatu arah dengan menaikkan tinggi tekanan didaerah rendah menuju yang lebih tinggi.24

Tingkat pelayanan suatu sumber mata air dapat dilihat seberapa luas daerah pelayanannya. Luas daerah pelayanan tersebut didapat dengan melakukan pengukuran potensi energi potensial dan trase jaringan air menggunakan alat waterpas / Theodolit dan GPS ( Global Positioning Sistem ) untuk mengetahui dan mendapatkan beda tinggi gravitasi permukaan air dengan daerah yag akan dilayaninya. Dengan mengetahui

23

. Sutomo, Penggunaan Mata Air Sebagai Sumber Air Bersih, Penerbit Andi : Yogyakarta, 2001, hal 25.

24


(55)

perbedaan elevansinya, maka dapat diperkirakan sejauh mana sumber mata air tersebut dapat mecukupi kebutuhan masyarakat. PDAM Tirtauli sampai saat ini belum memiliki alat tersebut dan masih meminta bantuan untuk meminjam alat tersebut kepada PDAM Tirtanadi Medan.25

No

Dalam mendukung proses pendistribusian air bersih kepada masyarakat Kota Pematang Siantar, PDAM Tirtauli memiliki 11 pompa sumur, antara lain yang berlokasi di Simarito, Sibulak, Jl.Patuan Anggi, Jl.Raya, Jl.Kertas, Jl.Sabang Merauke, Jl.Simarimbun Dolok, Jl.Bah Rahu. PDAM Tirtauli juga memiliki 3 pompa sumur untuk memenuhi beberapa wilayah Kabupaten Simalungun yang menjadi wilayah cakupanya yang berlokasi di Jl.Asahan, Jl.Akasia Raya, Jl.Bambu ( lihat tabel IIIa da IIIb)

Tabel IIIa:

Pompa Sumur PDAM Tirtauli Kotamadya Pematang Siantar

LOKASI TAHUN

PEMBUATAN

KAPASITAS / DETIK

1 SIMARITO 1916 32.00

2 SIBULAK – BULAK 1997 7.00

3 JL. PT. ANGGI 1953 15.00

4 JL.RAYA 1959 20.00

5 JL. KERTAS 1986 15.00

6 JL. S. MERAUKE 1940 11.00

7 JL. SIMARIMBUN DOLOK 1972 16.00

8 JL. BAH RAHU 1996 5.00

Sumber: PDAM Tirtauli Kotamadya Pematang Siantar, 2001

25

Wawancara dengan Rusdin Ginting, pada tanggal 12 Mei 2010 dikantor PDAM Tirtauli Pematang Siantar


(56)

Tabel IIIb:

Pompa Sumur Air PDAM Tirtaliho Kabupaten Simalungun Diambil alih oleh PDAM Tirtauli Kotamadya Pematang siantar didaerah Kabupaten Simalungun Perumnas pada Tahun 1997

No LOKASI TAHUN

PEMBUATAN

KAPASITAS / DETIK

1 JL. ASAHAN 1983 15.00

2 JL. AKASIA RAYA 1983 5.00

3 JL BAMBU 1997 2.50

*Sumber : PDAM Tirtauli Cabang I Kotamadya Pematang Siantar, 1998

Tingginya kebutuhan terhadap air bersih di Kota Pematang Siantar, terutama oleh rumah tangga, perdagangan dan industri, menyebabkan perlunya dilakukan pengawasan rutin pada masing-masing sumber mata air. Untuk menjaga kualitas air yang ada di ”sumber air baku (umbul)” dan ”sumur pompa,” PDAM Tirtauli melakukan pengawasan dan perawatan secara efektif terhadap umbul-umbul maupun sumur pompa yang ada. Setiap Minggu sampel air diperiksa di Laboratorium PDAM Tirtauli dengan meneliti dan mengukur tingkat kebersihan, kesehatan, serta PH air. Setiap 2 (dua) kali setahun air diperiksa pada Laboratorium Departemen Kesehatan di Medan dengan mengambil sampel air pada masing-masing umbul dan sumur pompa.26

26

Wawancara dengan Pantas Situmeang, tanggal 13 Mei 2010 dikantor PDAM Tirtauli Pematang Siantar

Sebelum didistribusikan kemasyarakat, air bersih yang diproduksikan tersebut dimasukkan terlebih dahulu ke Water Reservoir ( waduk air). Dimana Water Reservoir ini berfungsi sebagai penyimpanan air pada jam pemakaian air minum dan dialirkan pada jam puncak pelayanan, serta berfungsi juga sebagai Balancing Tekanan ( pemerataan tekanan ). Perusahaan ini memiliki 2 Water Reservoir, yaitu :


(1)

Minum Daerah yang mengelola pelayanan & penyediaan air bersih bagi masyarakat setempat. Pendirian dan Pengelolaan atas Perusahaan Air Minum tersebut diatur dalam Undang- Undang No. 5 Tahun 1962 dan Peraturan Daerah No.9 Tahun 1976 Tentang Pendirian & Pengelolaan Perusahaan Daerah Air Minum Kotamadya Tingkat II Pematang Siantar.

Sejak berdirinya PDAM Tirtauli tahun 1976 sampai dengan Tahun 2001, perusahaan ini telah mengalami peningkatan lebih dari 70% dalam melakukan pelayanan untuk mendistribusikan air bersih terhadap masyarakat Kotamadya Pematang Siantar yang mencapai 192.975 jiwa dengan jumlah penduduk pada saat itu sebanyak 243.166 jiwa. Pada tahun 1997 Perusahaan ini juga mengalami perluasan wilayah cakupan pelayanan air bersih dari Kotamadya Pematang Siantar ke beberapa wilayah Kabupaten Simalungun, dengan luas wilayah meliputi beberapa desa : Desa Rambung Merah,Desa Laras, Desa Dolok Marlawan, Desa Dolok Hataran, Desa Karang Sari. Disamping mengalami peningkatan PDAM Tirtauli mengalami tingginya persentase tingkat kehilangan air sebesar 29,28% pada tahun 200, dimana jumlah produksi yang dihasilkan sebanyak 18.841.246 M³ dengan penjualan air bersih berjumlah 13.325.187 M³.

PDAM Tirtauli sebagaimana Perusahaan Daerah yang menyediakan sarana air bersih bagi masyarakat Kotamadya Pematang Siantar belum sepenuhnya mampu melakukan pelayanan & penyediaan air bersih selama 24 jam dikarenakan tingginya tingkat kehilangan air sebagaimana disebutkan diatas.Disamping adanya fungsi sosial diatas, PDAM Tirtauli pun diharapkan mampu membangun perekonomian Daerah Kotamadya Pematang Siantar, namun pada kenyataannya, hingga tahun 2001 PDAM Tirtauli masih mengalami kerugian yang mana pendapatan Perusahaan ini hanya mampu


(2)

menutupi biaya operasional perusahan, gaji karyawan serta pembayaran hutang kepada Departemen Keuangan.

5.2 Saran

Optimalisasi pengelolaan PDAM dewasa ini merupakan langkah strategis untuk meningkatkan kemampuan memenuhi kebutuhan penduduk akan pelayanan air minum sesuai dengan Rencana Pembangunan Jangka Panjang ( RPJP ). Oleh karena itu PDAM Tirtauli dituntut untuk senantiasa mampu mencapai tingkat efisiensi dan efektifitas yang tinggi sebagai layaknya perusahaan. Untuk mewujudkan dalam meningkatkan efisiensi dan efektifitas penggelolaan PDAM ini secara terus menerus harus diusahakan sehingga dapat mewujudkan dukungan nyata untuk mencapai sasaran nasional dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang ( RPJP ) di bidang Air Minum, maka PDAM perlu dikelola secara professional berdasarkan prinsip-prinsip ekonomi perusahaan yang mandiri, yang mampu menanggulangi problem – problem peningkatan penyediaan air. Maka penulis menyarankan :

1. PDAM Tirtauli sebagai perusahaan daerah yang menyediakan sarana air bersih untuk masyarakat kotamadya pematang siantar, harus mampu melakukan Investasi dalam peningkatan kapasitas Sumber Daya Manusia yang merata terhadap pegawai – pegawai yang masih aktip bekerja agar nantinya tidak terjadi kesenjangan sosial diantara sesama pegawai di perusahaan tersebut. Ketika kegiatan ini dapat dilaksanakan, maka perusahaan akan merasakan adanya peningkatan yang diinginkan.


(3)

2. Melakukan perubahan penyesuaian tarif dasar air dalam rangka memenuhi upaya peningkatan pelayanan dengan tetap mempertimbangkan kemampuan masyarakat, serta mengupayakan adanya penambahan pelanggan seiring dengan penambahan sumber air yang baru.

3. untuk lebih meningkatkan kinerja pada bagian teknik, PDAM Tirtauli harus mampu menyiapkan program yang profesional didalam menekan tingkat kebocoran atau tingkat kehilangan air dengan mengupayakan adanya:

a. Pergantian pipa – pipa, perlengkapan atau accessories yang sudah tua b. Melakukan pengujian dan peneraan meter air yang telah berumur 4 tahun

lebih. Serta adanya pergantian meter air yang sudah tidak layak pakai ( sudah tua ).

c. Mengantisipasi atas pengambilan air ilegal yang dilakukan oleh masyarakat setempat.

4. Sistem pembukuan dan administrasi harus dilaksanakan dengan benar. Pada bagian ini penulis tidak banyak mempelajari aspek ini secara mendalam dan menyeluruh, tetapi penulis tidak mempunyai alasan untuk meragukannya. Sehingga untuk kedepannya adanya sistem pembukuan dan administrasi dibuat kedalam sebuah program database agar data – data perusahaan dapat tersimpan dengan baik.

5. Dalam pelayanan sarana air bersih terhadap masyarakat, hendaknya mampu mempertahankan jumlah tekanan air yang cukup didalam sistem distribusi selama 24 jam. Sehingga masyarakat setempat dapat air bersih dalam kehidupan sehari-harinya pada saat jam-jam yang sangat vital.


(4)

6. PDAM Tirtauli harus mampu berkoordinasi dengan instansi-instansi pemerintah tertentu untuk tetap melakukan penyuluhan-penyuluhan tentang pentingnya sarana air bersih terhadap masyarakat setempat sehingga masyarakat Kotamadya Pematang Siantar merasa terlibat didalam tahap pembangunanan sarana air bersih yang lebih meningkat lagi serta tertanamnya dalam diri masyarakat rasa memiliki dan untuk lebih bertanggung jawab terhadap sarana air bersih yang ada.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Buku :

Arsyarad, Sitalana Dan Ernan Rustiady, Penyelamatan Tanah, Air Dan Linggkungan, Penerbit Crestpent Pressdan Yayasan Obor Indonesia, Jakarta 2008.

Barnes, M. C., dkk, Organisasi Perusahaan : Teori dan Praktek, ( Terjemahan Bambang Kusryanto ), Jakarta : Pustaka Binaman Pressindo, 1998.

Departemen Dalam Negeri RI, Intruksi Menteri Dalam Negeri Nomor : 690 / 7027 / SJ, Tentang Pembebasan PDAM Dari Kewajiban Menyetorkan 55% Laba Bersih Pada Pemerintah Daerah, Jakarta : Depdagri, 1985.

Gottschalk, Louis. Mengerti Sejarah, terjemahan Nugroho Notosusanto, Jakarta : Universitas Indonesia Press, 1985

Ichsan, Achmad, Tata Admistrasi Kekaryawanan, Jakarta : Penerbit Djambatan, 1969.

Kodiatie, Robert J., dkk., Pengelolaan Sumber Daya Air Dalam Otonomi Daerah, Yogyakarta : Andi, 2002

Kuntowijoyo, Pengantar Ilmu Sejarah, Yogyakarta : Benteng, 1995

Manullang, M. Dasar – Dasar Management ( Bagian Perencanan Organisasi ), Medan : Penerbit B. A. P. P. I. T. Cabang Sumatera Utara, 1962

Sutrisno, Merawat dan Meperbaiki Pompa, Penerbit Kawan Pustaka, Semarang, 1986 Sutomo, Penggunaan Mata Air Sebagai Sumber Air Bersih, Yogyakarta:Andi, 2001. Suripin, Sistem Drainase Perkotaan Yang Berkelanjutan, Yogyakarta: Andi, 2004.

Tirtosudiro, Achmad. Strategi Pengembangan Sumber Daya Manusia Dalam Menghadapi Globalisasi , Pusat Penerbitan Universitas, LPPM Bandung

1996.

Tjiptoheryanto, Priyono dan Laila Nagib, Pengembangan Sumber Daya Manusia Diantara Peluang dan Tantangan, Jakarta : LIPI Press, 2008.

Tua, Todo Panggabeaan, Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Nciho Sidikalang Dairi, Medan : PT Sofmedia, 2001

Villa, Rafael Candel dan S. Gopinathan, Air dan Kehidupan, (Terjemahan Soetjokro), Jakarta : Balai Pustaka, 1995


(6)

Wajong J., Administrasi Keuangan Daerah, Cetakan ke III, Jakarta, Penerbit Balai Buku Ichtiar, 1998.

Wasis, Pengantar Ekonomi Perusahaan, Bandung : Alumni, 1992

Arsip :

Kompas, edisi Kamis 12 November 2009,

Peraturan Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Kotamadya No:9 Tahun 1976 Tentang Pendirian Perusahaan Daerah

Undang – Undang No.14 Tahun 1969, Tentang Ketentuan Pokok Ketenaga Kerjaan Kota Madya Pematang Siantar Dalam Angka Tahun 1990. Dinas Arsip dan Perpustakaan

Kota Madya Pematang Siantar

Undang-Undang No.7 Tahun 2004 Tentang Sumber Daya Air

Undang-Undang Republik Indonesia No.5 Tahun 1962, Tentang Pendirian Perusahaan Daerah