Alat Analisis ANALISIS KESINAMBUNGAN FISKAL (FISCAL SUSTAINABILITY) DI INDONESIA (PERIODE 1998 – 2011)

c. Rasio Efisiensi Penggunaan Anggaran Kinerja Pengeluaran Rumus yang digunakan dalam pengukuran rasio efisiensi penggunaan anggaran adalah sebagai berikut: Rumus 1 = TBD TSA jaDaerah TotalBelan nggaran TotalSisaA : Rumus 2 = TBD TPL jaDaerah TotalBelan nya luaranLain TotalPenge : 2. Pengujian Sampel Berpasangan Paired Sample T Test Dalam pengamatan penelitian ini selanjutnya uji beda dua sampel berpasangan. Uji ini digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan rata-rata antara dua kelompok sampel yang berpasangan berhubungan. Maksudnya disini adalah sebuah sampel tetapi mengalami dua perlakuan yang berbeda. Data yang digunakan biasanya berskala interval atau rasio. Perumusan hipotesisnya adalah sebagai berikut: H : µ 1 = µ 2 = 0 tidak ada perbedaansama Ha : µ 1 = µ 2 ≠ 0 ada perbedaantidak sama

D. Definisi Operasional

1. Tingkat Desentralisasi Fiskal Adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kewenangan dan tanggung jawab yang diberika pemerintah pusat kepada pemerintah daerah dalam menggali dan mengelola pendapatan. Variabel yang digunakan ialah Pendapatan Asli Daerah PAD, Total Penerimaan Daerah TPD, Bagi Hasil Pajak Bukan Pajak BHPBP dan Sumbangan Daerah SB. 2. Tingkat Kemandirian Pembiayaan Adalah suatu ukuran yang meunjukkan seberapa jauh penerimaan yang berasal dari daerah dalam memenuhi kebutuhan daerahnya. Variabel yang digunakan ialah Pendapatan Asli Daerah PAD, Total Pengeluaran Daerah TKD, Pengeluaran Rutin KR dan Bagi Hasil Pajak Bukan Pajak BHPBP. 3. Rasio Efisiensi Penggunaa Anggaran Adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat efisiensi dari setiap penggunaan uang daerah dalam membangun daerahnya. Variabel yang digunakan ialah Total Sisa Anggaran TSA, Total Pengeluaran Lainnya TPL dan Total Belanja Daerah TBD. E. Gambaran Umum Provinsi Lampung 1. Kondisi Geografis Secara geografis Provinsi Lampung terletak pada kedudukan antara 103 o 40 sampai 105 o 50 Bujur Timur dan 6 o 45 sampai 3 o 45 Lintang Selatan dengan luas wilayah 35.288,35 km 2 termasuk pulau-pulau yang terletak pada bagian sebelah paling ujung tenggara pulau Sumatera. Provinsi Lampung secara geografis terletak di ujung selatan Pulau Sumatera. Letaknya sangat strategis karena Provinsi ini menjadi sentral penghubung antara Pulau Jawa dengan Sumatera. Di sebelah selatan, Provinsi dengan ibu kota Bandar Lampung ini berbatasan dengan Selat Sunda, kawasan yang harus dilalui oleh siapa pun yang hendak pergi dari Sumatera menuju Jawa atau sebaliknya. Di daerah utara, Provinsi Lampung berbatasan dengan Provinsi Sumatera Selatan, di sebelah timur berhadapan dengan Laut Jawa, dan di sebelah barat berhimpitan dengan Samudra Indonesia. Sumber: Lampung Dalam Angka 2010 Gambar 2. Peta Provinsi Lampung menurut KabupatenKota Memiliki luas 35.288,35 km 2 , provinsi ini terdiri atas daerah pesisir, pulau kecil, dan laut. Luas seluruh daratannya mencapai 3.528. 835 ha, sementara garis pantainya sepanjang 1.105 km. Kawasan bagian barat merupakan daerah pegunungan yang menjadi bagian dari rangkaian Bukit Barisan. Tercatat ada tiga buah gunung disana dengan tinggi lebih dari 2.000 m dari permukaan laut dpl, yaitu Gunung Pesagi, Gunung Tanggamus, dan Gunung Tangkit Tebak. Provinsi ini juga memiliki 70 pulau, terdiri atas 18 pulau berpenghuni dan 52 pulau lainnya tidak bertuan Indonesia Tanah Airku 33 Provinsi Pemerintahan Kabinet Indonesia Bersatu, 2007, p. 133. Secara administratif sejak tahun 1999 Provinsi Lampung terdiri dari 8 Kabupaten, 2 Kota, 8 Kecamatan, dan 2.024 Desa Lampung Dalam Angka, 2007. Tabel 8. Luas Ibukota, KabupatenKota di Provinsi Lampung, 2009 No. KabupatenKota Ibukota Luas ha Kecamatan Desa 1. Kab. Lampung Selatan Kalianda 200,701 17 251 2. Kab. Lampung Tengah Gunung Sugih 478,982 28 301 3. Kab. Lampung Utara Kotabumi 272,563 23 247 4. Kab. Lampung Barat Liwa 495,040 17 201 5. Kab. Lampung Timur Sukadana 433,789 24 257 6. Kab. Tanggamus Kota Agung 272,161 20 278 7. Kab. Tulang Bawang Menggala 438,584 15 151 8. Kab. Way Kanan Blambangan Umpu 392,163 14 210 9. Kab. Pesawaran Gedong Tataan 117,377 7 133 10. Kab. Pringsewu Pringsewu 62,500 8 101 11. Kab. Mesuji Mesuji 218,400 7 75 12. Kab. Tulang Bawang Barat Panaragan 120,100 8 79 13. Kota Bandar Lampung Bandar Lampung 19,296 13 98 14. Kota Metro Metro 6,179 5 22 Sumber : BPS Provinsi Lampung, 2010

2. Penduduk

Penduduk merupakan modal pembangunan yang berharga. Baik secara jumlah maupun kualitas, penduduk sangat berpotensi memengaruhi pertumbuhan ekonomi. Jika potensi yang dimiliki penduduk dikelola dengan benar akan meningkatkan dan memacu pertumbuhan ekonomi, namun sebaliknya penduduk dapat menjadi penghambat bagi pelaksanaan pembangunan. Jumlah penduduk yang besar dapat menjadi potensi selain sebagai pelaku ekonomi produksi namun dapat juga sebagai pasar jika memiliki daya beli yang sesuai. Potensi ini dapat menjadi penghambat jika jumlah penduduk yang besar