Hakikat LC sebagai alat bayar dalam pedagangan internasional

16 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab ini berisi tinjauan terhadap kepustakaan yang ada, sepanjang yang berkaitan dengan usaha untuk menjawab rumusan masalah Penelitian Hukum ini. Uraian akan menyangkut hakikat LC sebagai alat bayar dalam perdagangan internasional, pengaturan atau dasar hukum dari LC, serta pihak-pihak dalam LC. Selanjutnya akan dikemukakan pula mengenai mekanisme penerbitan LC, hubungan hukum diantara para pihak, kewajiban dan tanggung jawab bank sebagai penerbit LC. Adapun tujuan dari kajian pustaka ini adalah menjawab rumusan permasalahan skripsi ini, sebagaimana telah dikemukakan dalam Bab I tentang rumusan permasalahan. Tinjauan kepustakaan ini juga akan dipergunakan untuk melakukan analisa terhadap hasil penelitian yang akan dilakukan nanti di Bab III. Sama halnya dengan maksud kedua di atas, analisa yang didasarkan kepada pustaka dalam bab ini, tujuannya adalah untuk menjawab rumusan masalah skripsi ini.

2.1 Hakikat LC sebagai alat bayar dalam pedagangan internasional

LC adalah suatu surat yang dikeluarkan oleh suatu bank atas permintaan importir untuk exportir di luar negeri yang menjadi relasi importir, surat ini yang memberi hak kepada exportir untuk menarik wesel-wesel atas nama importir yang bersangkutan untuk sejumlah uang yang disebutkan dalam surat itu 1 . Yang 1 Amir M.S, Letter of Credit dalam Bisnis Export Import, Jakarta: PPM, 2005, hal. 1 17 kemudian, bank yang bersangkutan menjamin untuk mengexport atau membayar wesel selama syarat-syaratnya terpenuhi 2 . Definisi lain mengenai LC dapat kita lihat dalam UCP Pasal 2 UCP 500, yang memberi definisi LC sebagai berikut: LC adalah janji membayar dari bank penerbit kepada penerima yang pembayarannya hanya dapat dilakukan oleh bank penerbit, jika penerima telah menyerahkan kepada bank penerbit dokumen-dokumen yang sesuai dengan persyaratan LC”. Beberapa hal penting dari definisi di atas yaitu: a Bank yang memberikan jaminan pembayaran adalah bank yang menerbitkan kredit dokumenter LC tersebut bank penerbit atau Issuing Bank . b Dokumen-dokumen yang disyaratkan dapat berupa dokumen perdagangan ataupun dokumen yang diterbitkan oleh instansi-instansi pemerintah, asuransi maupun pengangkutan. c Karena Kredit Dokumenter LC merupakan Jaminan bersyarat, maka pembayaran sudah tentu dilakukan atas nama pembeli importir, dan pembayaran itu dilaksanakan bila dokumen-dokumen yang disyaratkan telah diserahkan. d Karena dokumen-dokumen tersebut mewakili barang, maka penyerahan dokumen itu berarti memberikan hak kepada pembeli importir atas pemilikan barang-barang yang dikapalkan tersebut. e Karena Kredit Dokumenter LC merupakan jaminan bank, maka segera setelah pengapalan barang, penjual exportir akan meminta pembayaran dari Bank, bukan mengandalkan kemampuan dan kesediaan pembeli importir untuk membayar. Namun sekalipun demikian, berhubung jaminan tersebut adalah 2 Sembiring,Sentosa 2001, Hukum Dagang. Bandung : PT Citra Aditya Bakti. 18 jaminan bersyarat, maka penjual exportir hanya berhak meminta pembayaran apabila dia sudah memenuhi semua syarat yang telah ditetapkan dalam Kredit Dokumenter tersebut, guna kelancaran pembayaran atas letter of credit kredit berdokumen. Dengan demikian inti dari pengertian LC menurut UCP adalah LC merupakan “janji pembayaran”. Dimana Bank Penerbit melakukan pembayaran kepada penerima, baik langsung ataupun melalui bank lain atas instruksi pemohon yang berjanji membayar kembali kepada Bank Penerbit. PBI No. 5 Tahun 2003 Pasal 3 angka 1 menyatakan bahwa bank menerbitkan LC dalam rangka pembayaran transaksi import atas dasar permintaan importir yang diajukan kepada bank 3 dengan mengisi formulir permohonan penerbitan LC. Dari dua peryataan ini dapat dikatakan bahwa, LC merupakan janji membayar dari bank penerbit issuing bank kepada eksportir beneficiary senilai LC sepanjang exportir memenuhi persyaratan LC. Persyaratan yang dimaksud adalah persyaratan berupa pemenuhan dokumen-dokumen yang diyatakan dalam LC, baik secara fisik maupun isi dokumen 4 . LC ini diterbitkan untuk beberapa alasan, pertama memudahkan pelunasan pembayaran transaksi export, kedua untuk mengamankan dana yang disediakan importir untuk membayar barang import, ketiga menjamin kelengkapan dokumen 3 Bank umum sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang Nomor 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 yang telah memperoleh izin dari Bank Indonesia untuk dapat melakukan kegiatan usaha perbankan dalam valuta asing dan atau melakukan transaksi perbankan dengan pihak-pihak di luar negeri. 4 Ginting,Ramlan 2007 Transaksi Bisnis dan Perbankan Internasional. Jakarta : Salemba Empat, hal. 12 19 pengapalan. LC disini berguna sebagai alat untuk membiayai transaksi perdagangan internasional, dan bukan sebagai garansi guarantee atau surat berharga yang dapat dipindahtangankan negotiable instrument. LC berfungsi untuk melindungi kedua belah pihak dalam transaksi perdagangan, dimana LC meletakkan bank sebagai penjamin atas pembayaran yang akan dilakukan oleh importir. Seperti apa yang telah diutarakan diatas, bahwa LC lebih sering digunakan untuk membiayai kontrak perdagangan secara internasional. Mengapa demikian, karena perdagangan ekspor impor mengandung resiko yang tinggi, maksudnya adalah pertama eksportir dan importir berjauhan secara geografis, berbeda bahasa, kebiasaan dan hukum yang mengatur tentang transaksi ekspor impor, dan seringkali para pihak berada pada keadaan yang belum saling mengenal dengan baik, sehingga exportir berpendapat LC adalah alat bayar yang paling aman dalam perdagangan export-import. Hal ini disebabkan, karena di dalam LC terdapat janji membayar dari Issuing Bank , sehingga akan memberikan rasa aman ke pada exportir ketika exportir mengirimkan barang kepada importir, dan begitu pula sebaliknya pembeli akan merasa aman dalam melaksanakan pembayaransekalipun barang belum diterima, karena pembayaran hanya akan dilakukan oleh Issuing Bank apabila dokumen yang mewakili barang yang dibeli sesuai dengan persyaratan LC. Bank yang ditentukan untuk membuka LC itu dapat ditunjuk dalam perjanjian jual beli, atau dapat juga ditentukan penjual yang berhak menunjuknya, 20 tetapi dapat juga pembeli yang diberi kewajiban untuk menentukan bank mana yang akan membuka LC tersebut. LC sendiri merupakan dokumen kontrak. Namun, kedudukan LC 5 sebagai suatu kontrak dan kontrak jual beli sifatnya adalah terpisah atau independen. Sifat independen LC tampak pada peryataan yang menyatakan bahwa, bank penerbit issuing bank tidak meminta atau mensyaratkan diperlihatkannya kontrak penjualan dari pemohon buyer atau pembeli. Dan bank hanya memeriksa apakah dokumen-dokumen yang dipersyaratkan LC telah terpenuhi. Pasal 3 UCP 500 menegaskan sifat independen ini: Bahwa hanya redaksi kalimat-kalimat dalam LC yang mengikat bank. LC merupakan transaksi yang terpisah dari kontrak-kontrak penjualan atau kontrak-kontrak lain atas mana LC tersebut didasarkan. Sepanjang hubungan dengan ekportir importir maka tanggung jawab dan tugas bank hanya terikat pada bunyi kalimat LC itu sendiri dan karena itu bank tidak dapat mempertimbangkan ketetapan-ketetapan yang berlawanan dan berbeda dengan kalimat-kalimat LC tersebut. Hal yang sama juga berlaku dalam hal adanya perubahan dalam LC. Bank akan bertindak semata-mata berdasarkan dan sesuai dengan kalimat-kalimat LC yang berlaku baik dalam saat penerimaan atau pemeriksaaan dokumen-dokumen. CFG Sunaryati Hartono juga mangatakan bahwa “secara harafiah LC dapat diterjemahkan sebagai surat hutang atau surat piutang atau surat tagihan, tetapi sebenarnya LC lebih merupakan suatu janji akan dilakukannya pembayaran, apabila dan setelah terpenuhi syarat- syarat tertentu”. 5 Uniform Customs and Practice For Dokumentary Credit 500 pasal 3. 21

2.2 Pengaturan atau dasar hukum dari LC

Dokumen yang terkait

Keanekaragaman Makrofauna Tanah Daerah Pertanian Apel Semi Organik dan Pertanian Apel Non Organik Kecamatan Bumiaji Kota Batu sebagai Bahan Ajar Biologi SMA

26 317 36

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERN DALAM PROSES PEMBERIAN KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) (StudiKasusPada PT. Bank Rakyat Indonesia Unit Oro-Oro Dowo Malang)

160 705 25

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

Siapakah "Fulanan" Dalam Surah Al-Furqan Ayat 28?

5 75 2

Pencerahan dan Pemberdayaan (Enlightening & Empowering)

0 64 2

KEABSAHAN STATUS PERNIKAHAN SUAMI ATAU ISTRI YANG MURTAD (Studi Komparatif Ulama Klasik dan Kontemporer)

5 102 24