16 untuk bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti dan
kompetitif. Dari penjelasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa pembejaran
matematika merupakan proses interaksi antara guru dan siswa dalam memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep
dan mengaplikasikan konsep secara luwes, akurat, efisien, dan tepat dalam pemecahan masalah sehingga dapat melakukan kehiatan belajar
secara efektif dan efisien
2. Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar
Menurut teori metakognisi bahwa siswa yang belajar mestinya akan memiliki kemampuan tertentu untuk mengatur dan mengontrol apa yang
dipelajarinya Uno, 2008 dalam Ibrahim 2012:33. Secara rinci kemampuan itu meliputi empat jenis, yaitu kemampuan pemecahan
masalah, kemampuan pengambilan keputusan, kemampuan berpikir kritis, dan kemampuan berpikir kreatif. Apabila keempat kemampuan
dapat dikembangkan pada siswa di sekolah melalui proses pembelajaran, dapat diperkirakan bahwa kualitas hasil belajar siswa paling tidak
memenuhi tuntutan masyarakat bangsa ini.
Pembelajaran suatu mata pelajaran akan bermakna bagi siswa apalagi guru mengetahui tentang objek yang akan diajarkannya sehingga
dapat mengajarkan materi terseburt dengan penuh dinamika dan inovasi dalam proses pembelajarannya. Demikian halnya dengan pembelajaran
matematika di sekolah Dasar, guru SD perlu memahami bagaimana
17 karakteristik matematika. Karso 2007: 2.16-2.17 menjelaskan bahwa
karakteristik pembelajaran matematika di Sekolah Dasar, diantaranya yaitu:
a. Pembelajaran matematika berjenjang bertahap
Materi pembelajaran diajarkan secara berjenjang atau bertahap, yaitu dari hal konkrit ke abstrak, hal yang sederhana ke kompleks, atau
konsep mudah ke konsep yang lebih sukar. b.
Pembelajaran matematika mengikuti model spiral Setiap mempelajari konsep baru perlu memperhatikan konsep atau
bahan yang telah dipelajari. Bahan yang baru selalu dikaitkan dengan bahan yang telah dipelajari. Pengulangan konsep dalam
bahan ajar dengan cara memperluas dan memperdalam adalah perlu dalam pembelajaran matematika. Metode spiralbukanlah mengjarkan
konsep hanya dengan pengulangan atau perluasan saja tetapi harus ada peningkatan. Spiralnya harus spiral angka bukan spiral data.
c. Pembelajaran matematika menekankan pola pikir deduktif
Matematika adalah deduktif, matematika tersusun secara deduktif akromatik. Namun demikian harus dapat dipilihkan pendekatan yang
cocok dengan kondisi siswa. d.
Pembelajaran matematika menganut kebenaran konsistensi Kebenaran-kebenaran dalam matematika pada dasarnya merupakan
konsistensi, tidak bertentangan antara kebenaran suatuu konsep dengan
18 yang lainnya. Suatu pernyataan dianggap benar bila didasarkan atas
pernyataan-pernyataan yang terdahulu yang telah diterima kebenarannya. Dari penjelasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa pembelajaran
Matematika di SD merupakan ilmu yang sangat penting untuk diberikan kepada siswa untuk masa depannya agar mampu memaksimalkan potensi
yang ada dalam diri dan haus diberikan guru dengan memperhatikan kondisi lingkungan dan karakteristik setiap siswa.
3. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Matematika Kelas II SD