36 sebab itu, konsep-konsep matematika dikenalkan kepada siswa secara
terpisah atau terisolasi satu sama lain namun saling memiliki kerkaitan satu sama lain. Melalui keterkaitan ini, satu pembelajaran
matematika diharapkan bisa mengenalkan dan membangun lebih dari satu konsep matematika secara bersamaan. Menurut Gravemeijer
dalam Daitin Tarigan, 2006: 6, keterkaitan topik merupakan pembelajaran suatu bahan matematika terkait dengan berbagai topik
matematika secara integrasi.
3. Contoh pembelajaran oleh ahli Realistic Mathematicss Education
RME
Mengapa seorang siswa tidak pandai dalam mengalikan bilangan? Ada beberapa alternatif. Pertama, tidak memahami definisi dan makna
perkalian. Hal ini berkaitan dengan perkalian sebagai sebuah konsep perhitungan. Kedua, tidak hafal secara tepat perkalian bilangan 1 angka 1
s.d 9. Hal ini berkenaan dengan kemampuan dan keterampilan mengalikan bilangan multiple facts secara siap pakai. Kedua
kemungkinan ini berkaitan dengan kesempatan siswa memahami makna perkalian yang dipelajari di sekolah dan mengaitkan dengan, konteks,
situasi, dan kondisi di lingkungan sekitarnya. Selain itu dibutuhkan kemampuan siswa untuk memantapkan pemahaman tersebut di dalam
ingatannya. Aspek kedua ini berkaitan dengan pengertian siswa akan pentingnya menguasai perkalian bilangan 1 angka untuk membantu
mempelajari materi perkalian lainnya dan untuk kehidupan sehari-hari.
37 Menurut Tarigan 2006:10, membangun pemahaman pembagian
yang selama ini sering dilakukan adalah dengan menyuruh anak menghafal, berdiri di muka kelas. Bagi mereka yang tidak hafal, mereka
disuruh berdiri di sudut kelas sampai pelajaran usai. Pembelajaran seperti ini disamping tidak menyenangkan, anak juga tidak mengetahui makna
yang sebernarnya dalam perkalian itu sendiri. Dengan pendekatan Realistic Mathematicss Education diharapkan suasana kelas menjadi lebih
menyenangkan dan matematika bukan lagi mata pelajaran yang menakutkan.
Dalam membelajarkan perkalian kita dapat menggunakan pensil berwarna sebagai media pembelajaran. Alat ini sangat sederhana dan
banyak ditemukan di sekitar anak. Langkah pembelajaran sebagai berikut. Siswa diminta mencari 10 sampai 20 buah pensil berwarna kemudian
membawanya ke sekolah.
Kegiatan ini boleh dilakukan berpasangan, kelompok atau individu.
Kemudiaan kita memulai pelajaran, anak dipersilahkan mengamati
bend yang ada di sekitar, misalnya kursi, meja. Tanyakan berapa meja atau kursi yang ada di dalam kelas, kemudian tanyakan berapa jumlah
kaki meja dan kursi yang ada di kelas tersebut. Kegiatan ini membantu anak memahami konsep dasar perkalian sebagai penjumlahan
berulang.
Selanjutnya anak disuruh mengeluarkan pensil berwarna yang sudah mereka bawa, kemudian diarahkan untuk menyusun pensil berwarna
38 dua-dua ke bawah sebanyak 5 susunan. Tanyakan ada berapa susun
atau berapa kali duaan yang terbentuk kemudian hitung berapa jumlahnya.
Lakukan ini berulang-ulang dengan merubah banyak pensil berwarna
yang disusun misalnya tiga-tiga ke bawah dengan susunan, kemudian ditanya berapa jumlahnya.
Setelah dilakukan percobaan berulang-ulang siswa dapat memahami
konsep perkalian dasar, anak diminta menulis konsep perkalian sesuai dengan yang mereka inginkan.
Dengan cara seperti ini anak menemukan sendiri konsep dasar perkalian, dan yang lebih penting dari itu pelajaran matematika menjadi
bermakna dan menyenangkan, ini merupakan modal dasar bagi para pendidik khusunya guru.
4. Kelebihan dan Kekurangan Realistic Mathematicss Education Aan