mereka, ketakutan, kehilangan kemandirian, ketidaknyamanan akibat perlukaan tubuh, nyeri, kehilangan bagian tubuh atau
ketakutan terhadap kematian. Reaksi pada anak yang muncul sebagai
respon terhadap
hospitalisasi dipengaruhi
oleh perkembangan
umur, pengalaman
sakit sebelumnya,
terdap55atnya support system
atau dukungan dari lingkungan sekitar, mekanisme koping dan keseriusan diagnosa penyakit
Wong, 2008. Menurut Supartini 2004, saat anak mengalami stres di
rumah sakit, orangtuapun dapat merasakan hal yang sama. Stres yang dirasakan orangtua, akan membuat mereka tidak mampu
melakukan perawatan dengan baik sehingga anak akan semakin merasa stres. Selanjutnya Supartini menambahkan penelitian yang
dilakukan oleh beberapa ahli mengenai stres akibat hospitalisasi, yakni stres akibat hospitalisasi pada anak dan orangtua
menimbulkan trauma. Pengalaman traumatik ini, berpengaruh terhadap kerjasama orangtua dan anak selama menjalani
perawatan di rumah sakit.
2.3. Hubungan
Family Centered Care
terhadap efek hospitalisasi pada anak
Kehidupan anak dipengaruhi oleh keluarga. Apabila dukungan keluarga baik maka pertumbuhan dan perkembangan
anak juga baik sebaliknya apabila dukungan keluarga terhadap anak kurang baik maka akan mengganggu perkembangan
psikologis anak Alimul, 2005. Klien yang menjalani perawatan di rumah sakit mengalami
kecemasan pada semua tingkat usia terutama pada anak–anak terutama usia prasekolah. Pada anak usia prasekolah pengalaman
takut terhadap suatu hal lebih besar dibandingkan dengan usia yang lain. Anak usia prasekolah sudah dapat berespon dengan baik
terhadap perpisahan, tetapi karena daya khayalan mereka yang tinggi, maka mereka menganggap bahwa sakit yang mereka alami
sebagai bentuk hukuman terhadap suatu kesalahan yang mereka buat sehingga mereka merasakan ketakutan yang besar. Selain itu,
kecemasan juga dipengaruhi oleh faktor eksternal misalnya perawat, lingkungan rumah sakit dan dukungan dari keluarga
selama perawatan anak. Dukungan keluarga memiliki peranan penting karena dukungan yang diberikan dapat menunjang
kesembuhan klien, sebaliknya apabila dukungan yang diberikan tidak maksimal dikarenakan kecemasan keluarga terhadap
perawatan anak dapat membuat anak turut merasakan kecemasan tersebut karena tampak pada perilaku perawatan yang diberikan
keluarga kepada anak. Penerapan perawatan anak di rumah sakit harus
memperhatikan pelayanan secara holistik untuk menunjang
kesembuhan. Perawatan yang holistik meliputi dukungan sosial keluarga, lingkungan rumah sakit yang kondusif dan pelayanan dari
perawat yang teraupetik. Menurut Canam dalam Wong 2008, tugas yang dijalankan
keluarga secara adaptif dalam perawatan anak di rumah sakit sangat mempengaruhi dalam mencapai tujuan perawatan anak.
Tugas adaptif tersebut dapat diterapkan dalam kondisi sebagai berikut :
a. Menerima kondisi anak
Saat anak menjalani hospitalisasi, orangtua berusaha mencari tahu mengenai penyakit anak dan orangtua membantu
anak atau dirinya sendiri untuk menemukan mekanisme koping yang konstruktif.
b. Mengelola kondisi anak
Orangtua terbuka untuk menjalin hubungan kerjasama dengan perawat untuk mendapatkan informasi mengenai kondisi
anak sehingga dapat memahami kondisi anak dengan baik. Oleh karena itu perawat perlu mensosialisasikan sistem pelayanan
kesehatan yang tersedia kepada orangtua. c.
Memenuhi kebutuhan perkembangan anak Orangtua memenuhi kebutuhan perkembangan anak selama
di rumah sakit dengan cara memberikan pengasuhan seperti ketika anak di rumah dan memperlakukannya seperti anak yang lain.
Peran perawat adalah menjelaskan kepada orangtua untuk memberikan pengasuhan kepada anak sesuai dengan tahap
tumbuh dan kembang anak. d.
Memenuhi kebutuhan perkembangan keluarga Anak yang menjalani hospitalisasi tentu membutuhkan
perhatian lebih dari orangtua terutama pada fase akut. Oleh karena itu, untuk tetap dapat memenuhi kebutuhan perkembangan
keluarga maka orangtua harus mempertahankan hubungan diantara anggota keluarga dengan mengidentifikasi kebutuhan
keluarga termasuk anak dengan hospitalisasi kemudian mengatur prioritas kebutuhan yang harus dipenuhi dan mencari sistem
dukungan sosial yang adekuat. e.
Menghadapi stresor dengan positif Orangtua harus menyelesaikan setiap masalah yang ada
sehingga dapat mencegah stres pada keluarga dengan mengembangkan mekanisme koping yang positif. Oleh karena itu,
perawat mengkaji masalah dan mekanisme koping keluarga kemudian membantu keluarga untuk menetapkan prioritas masalah
yang akan diselesaikan dengan mengembangkan mekanisme koping yang ada sehingga reaksi stres yang muncul bisa dicegah
dan tidak mempengaruhi perawatan yang dilakukan oleh orangtua kepada anak.
Anak yang mengalami efek hospitalisasi, juga menimbulkan kecemasan pada orangtua sehingga kondisi cemas pada anakpun
semakin meningkat. Oleh karena itu, asuhan keperawatan yang diterapkan tidak hanya ditujukan kepada anak yang menjalani
hospitalisasi, tetapi meliputi orangtua anak tersebut. Prinsip utama dalam memberikan asuhan keperawatan yang teraupetik adalah
menggunakan konsep Family Centered Care
untuk mencegah atau menurunkan dampak perpisahan antara orangtua dan anak
Supartini, 2004.
2.4. Kerangka Konseptual