PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT SENTENCE UNTUK MENNGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS IVA SD NEGERI 2 TULUNG BALAK

(1)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARANCONCEPT SENTENCEUNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA

PADA PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS IVA SD NEGERI 2 TULUNG BALAK

Oleh : JONI SAPUTRA

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya aktivitas dan hasil belajar siswa kelas IV A SD Negeri 2 Tulung Balak pada pembelajaran tematik. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa melalui penerapan model pembelajaran concept sentence.

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan sebanyak 3 siklus dengan tahap:1) perencanaan, 2) pelaksanaan, 3) pengamatan, dan 4) refleksi. Pengumpulan data menggunakan instrumen berupa: instrumen aktivitas dan hasil belajar siswa yang mencakup tiga aspek yaitu kognitif, afektif, dan psikomotor serta instrumen penilaian kinerja guru (IPKG).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan model pembelajaran concept sentencedapat meningkatkan aktivitas belajar siswa yang berdampak pada peningkatan hasil belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata nilai aktivitas siswa pada siklus I

(71,38) dengan kategori ”Cukup”, siklus II (78,09) dengan kategori ”Aktif”, dan siklus III (82,73) dengan kategori ”Aktif”. Meningkatnya aktivitas juga berdampak pada meningkatnya hasil belajar siswa. Hal tersebut dapat dilihat dari ketuntasan klasikal aspek kognitif siklus I (57,89%) dengan kategori “Sedang”, siklus II (68,42%) dengan kategori “Tinggi”, dan siklus III (89,47%) dengan kategori “Sangat Tinggi”. Selain itu, ketuntasan klasikal aspek afektif pada siklus I (47,36%) dengan kategori “Sedang”,

siklus II (63,15%) dengan kategori “Tinggi”, dan siklus III (78,94%) dengan kategori “Tinggi”. Ketuntasan klasikal aspek psikomotor siklus I (52,63%) dengan kategori

“Sedang”,siklus II (73,68%) dengan kategori “Tinggi”, dan siklus III (84,21%) dengan kategori “Sangat Tinggi”.


(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

Peneliti bernama Joni Saputra lahir di desa Nambahrejo, Kecamatan Kotagajah Kabupaten Lampung Tengah pada tanggal 17 Juni 1992, sebagai anak kedua dari dua bersaudara pasangan Bapak Tukirin dan Ibu Sunarti.

Pendidikan peneliti dimulai dari Taman Kanak-kanak (TK) PGRI Nambahrejo, Lampung Tengah lulus tahun 1998 dan dilanjutkan ke SD Negeri 1 Nambahrejo tahun 1998 lulus tahun 2004. Peneliti melanjutkan ke Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama di SMP Negeri 1 Punggur, Kabupaten Lampung Tengah lulus tahun 2007. Kemudian peneliti melanjutkan pendidikan di SMA Negeri 1 Kotagajah, Kabupaten Lampung Tengah dan lulus tahun 2010. Selanjutnya pada tahun 2010 peneliti melanjutkan pendidikan ke Universitas Lampung Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Program Studi S1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD).


(7)

“Seberapa besar kesuksesan anda bisa diukur dari seberapa kuat keinginan

anda, setinggi apa mimpi-mimpi anda, dan bagaimana anda memperlakukan kekecewaan dalam hidup anda”

(Robert Kiyosaki)

“Lakukan yang terbaik yang kamu bisa untuk orang-orang yang menyayangimu, maka kamu tidak akan mengecewakan mereka”


(8)

i

Bismillahirrokhmanirrokhim

Kupersembahkan karya ini sebagai rasa syukurku kepada Allah SWT

dan ucapan terima kasih kepada:

Bapak Tukirin dan Ibu Sunarti

Orang tua yang telah mendidik dan membesarkanku dengan sepenuh

hati dan perjuangan serta senantiasa memberikan doa dan motivasi

dengan tulus dalam menyelesaikan studi ini.

Agus Purwanto

Kakakku yang selalu memberikan motivasi dan dukungan serta

pengertian kepadaku walau tak pernah terucap dengan kata-kata.

Teman-teman Seperjuangan


(9)

ii Puji syukur ke hadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Penerapan Model PembelajaranConcept Sentenceuntuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran Tematik Kelas IV A SD Negeri 2 Tulung Balak” sebagai salah satu syarat untuk meraih gelar sarjana pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

Penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari bimbingan, dorongan, petunjuk, serta bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, peneliti mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Hi. Sugeng P. Hariyanto, M. S., selaku Rektor Universitas Lampung yang telah banyak berjasa dalam kemajuan Universitas Lampung dan membawa nama Universitas Lampung terus menjadi yang terbaik di lingkup nasional.

2. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M. Si., selaku Dekan FKIP Universitas Lampung yang telah memberikan semangat kemajuan serta dorongan untuk memajukan program studi PGSD dan membantu peneliti dalam menyelesaikan surat-surat sebagai syarat skripsi.

3. Bapak Drs. Baharuddin Risyak, M. Pd., selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung yang telah memberikan sumbangsih untuk kemajuan program studi PGSD dan juga membantu peneliti dalam menyelesaikan surat-surat sebagai syarat skripsi.


(10)

iii kepada peneliti dan ide-ide kreatif untuk memajukan kampus tercinta PGSD serta memberikan kritik dan saran yang membangun untuk kesempurnaan skripsi ini. 5. Ibu Dra. Asmaul Khair, M. Pd., selaku Ketua UPP PGSD Metro yang telah

memberikan banyak ilmu kepada peneliti selama masa kuliah dan memberikan bantuan untuk kelancaran penyusunan skripsi ini.

6. Ibu Dra. Sulistiasih, M. Pd., selaku Dosen Pembimbing 1 sekaligus Pembimbing Akademik yang selalu memberikan semangat dan dorongan serta bimbingan untuk menyelesaikan skripsi ini.

7. Ibu Dra. Siti Rachmah Sofiani selaku Dosen Pembimbing 2 yang telah bersedia memberikan bimbingan, kritik, dan saran dalam proses penyelesaian sktipsi ini. 8. Bapak Lapiyo Tri Sumarno, S. Pd., selaku Kepala SD Negeri 2 Tulung Balak yang

telah memberikan kesempatan kepada peneliti untuk melaksanakan penelitian di SD Negeri 2 Tulung Balak.

9. Bapak Hi Suwarno, A. Ma. Pd., selaku Guru Kelas serta siswa-siswi kelas IV A SD Negeri 2 Tulung Balak yang telah bersedia untuk bekerja sama dan membantu dalam pelaksanaan penelitian.

10. Seluruh Staf pengajar PGSD FKIP Universitas Lampung yang telah memberikan ilmu pengetahuan kepada peneliti selama melaksanakan kuliah.

11. Seluruh-sahabatku Feri, Habibie, Fajar, Rio, Sandi, Saras, Ami, Faridha, Nuraini, Risty, Meylisa, Rita, Melda, Devy, Lady, Roby, Joko, Mahmud, Yusuf yang selalu ada di sampingku dan bersama-sama berjuang serta memberikan dorongan yang sangat luar biasa.

12. Seluruh rekan-rekan mahasiswa PGSD angkatan 2010 yang telah bersama-sama berusaha dari awal hingga akhir.


(11)

iv Metro, 30 Septemberi 2014 Peneliti,

Joni Saputra NPM 1013053061


(12)

v Halaman

DAFTAR TABEL... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN... ix

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Identifikasi Masalah ... 5

C. Batasan Masalah ... 6

D. Rumusan Masalah ... 6

E. Tujuan Penelitian ... 6

F. Manfaat Penelitian ... 7

BAB II. KAJIAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran ... 8

1. Pengertian Model Pembelajaran ... 8

2. ModelConcept Sentence... 9

a. Pengertian ModelConcept Sentece ... 9

b. Kelebihan dan Kekurangan ModelConcept Sentence ... 10

c. Langkah-langkah ModelConcept Sentence ... 11

B. Belajar dan Pembelajaran ... 12

1. Pengertian Belajar... 12

2. Pengertian Pembelajaran... 13

3. Aktivitas Belajar ... 14

4. Hasil Belajar ... 15

C. Kinerja guru ... 17

D. Pembelajaran Tematik ... 17

1. Pengertian Pembelajaran Tematik ... 17

2. Tujuan Pembelajaran Tematik ... 18

3. Karakteristik Pembelajaran Tematik ... 19

4. Keunggulan dan Kelemahan Pembelajaran Tematik ... 20

5. PendekatanScientific(Pendekatan Ilmiah)... 20

6. Penilaian Autentik... 22

E. Penelitian yang Relevan ... 23

F. Kerangka Pikir ... 24

G. Hipotesis Tindakan ... 24

BAB III. METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian... 25


(13)

vi

C. Teknik Pengumpulan Data ... 27

D. Alat Pengumpul Data ... 27

E. Teknik Analisis Data... 28

1. Analisis Kualitatif... 28

2. Analisis Kuantitatif... 33

F. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas ... 35

1. Siklus I... 35

2. Siklus II ... 39

3. Siklus III ... 43

G. Indikator Keberhasilan ... 47

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Profil SD N 2 Tulung Balak ... 48

B. Deskripsi Awal ... 50

C. Hasil Penelitian... 51

1. Siklus I... 51

2. Siklus II ... 64

3. Siklus III ... 75

D. Rekapitulasi hasil penelitian ... 86

1. Aktivitas Belajar Siswa ... 86

2. Hasil Belajar ... 87

a. Aspek Kognitif ... 87

b. Aspek Afektif ... 89

c. Aspek Psikomotor ... 91

3. Kinerja Guru ... 92

E. Pembahasan ... 94

1. Aktivitas Belajar Siswa ... 94

2. Hasil Belajar ... 94

a. Aspek Kognitif ... 95

b. Aspek Afektif ... 96

c. Aspek Psikomotor ... 97

3. Kinerja Guru ... 98

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 99

B. Saran ... 100

DAFTAR PUSTAKA ... 102


(14)

vii

Tabel Halaman

3.1 Rentang nilai aktivitas siswa ... 29

3.2 Rentang nilai kinerja guru ... 30

3.3 Rentang nilai sikap siswa ... 30

3.4 Kriteria tingkat keberhasilan belajar siswa pada aspek sikap dalam (%)... 31

3.5 Rentang nilai keterampilan siswa... 32

3.6 Kriteria tingkat keberhasilan belajar siswa pada aspek keterampilan dalam (%) ... 33

3.7 Rentang nilai kognitif siswa ... 34

3.8 Tingkat keberhasilan belajar siswa pada aspek kognitif dalam (%) ... 35

4.1 Daftar guru/pegawai SD N 2 Tulung Balak ... 50

4.2 Hasil aktivitas siswa siklus I ... 58

4.3 Hasil aspek kognitif siklus I ... 59

4.4 Hasil afektif siswa siklus I... 60

4.5 Hasil psikomotor siswa siklus I... 61

4.6 Hasil kinerja guru siklus I ... 62

4.7 Hasil aktivitas siswa pada siklus II... 70

4.8 Hasil aspek kognitif siklus II ... 71

4.9 Hasil afektif siswa siklus II ... 72

4.10 Hasil psikomotor siswa siklus II ... 73

4.11 Hasil kinerja guru siklus II ... 73

4.12 Hasil aktivitas siswa siklus III... 81

4.13 Hasil kognitif siswa siklus III ... 82

4.14 Hasil siswa siklus III ... 83

4.15 Hasil psikomotor siswa siklus III ... 84

4.16 Hasil kinerja guru siklus III... 84

4.17 Rekapitulasi aktivitas belajar siswa... 86

4.18 Rekapitulasi ketuntasan klasikal hasil belajar siswa aspek kognitif ... 88

4.19 Rekapitulasi ketuntasan klasikal hasil belajar siswa aspek sikap ... 89

4.20 Rekapitulasi ketuntasan klasikal hasil belajar siswa aspek keterampilan... 91


(15)

viii

Gambar Halaman

2.1 Kerangka pikir penelitian ... 24

3.1 Siklus penelitian tindakan kelas (PTK) ... 26

4.1 Rekapitulasi aktivitas belajar siswa... 87

4.2 Rekapitulasi ketuntasan klaskal hasil belajar siswa aspek kognitif ... 89

4.3 Rekapitulasi ketuntasan klasikal hasil belajar siswa aspek afektif ... 90

4.4 Rekapitulasi ketuntasan klasikal hasil belajar siswa aspek psikomotor... 92


(16)

ix

Lampiran Halaman

1. Surat-surat ... 105

2. Perangkat pembelajaran siklus ... 112

3. Aktivitas siswa siklus ... 130

4. Hasil belajar siswa siklus ... 139

5. Kinerja guru siklus ... 158


(17)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah salah satu sarana untuk membantu manusia menjadi insan yang lebih baik. Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Sejalan dengan arahan undang-undang tersebut, telah pula ditetapkan visi pendidikan tahun 2025 yaitu menciptakan insan Indonesia yang cerdas dan kompetitif. Cerdas yang dimaksud di sini adalah cerdas komprehensif, yaitu cerdas spiritual dan cerdas sosial/emosional dalam ranah sikap, cerdas intelektual dalam ranah pengetahuan, serta cerdas kinestetis dalam ranah keterampilan. Wahyudin (2007: 1.1) menyatakan bahwa pendidikan adalah humanisasi, yaitu upaya memanusiakan manusia atau upaya membantu manusia agar mampu mewujudkan diri sesuai dengan martabat kemanusiaannya.

Untuk mewujudkan visi pendidikan tahun 2025, maka Kemendikbud merealisasikannya dalam perubahan kurikulum, yaitu merubah KTSP menjadi kurikulum 2013. Kurikulum adalah instrumen pendidikan untuk mencapai tujuan


(18)

pendidikan. Sesuai dengan Permendikbud no. 67 tahun 2013, yang menyatakan bahwa tujuan kurikulum adalah untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif/berkarakter serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia.

Menurut Menteri Pendidikan Nasional Muhammad Nuh (Kemendikbud, 2013: iii), pencapaian kompetensi terpadu seperti rumusan di atas, menuntut pendekatan pembelajaran tematik terpadu, yaitu mempelajari semua mata pelajaran secara terpadu melalui tema-tema kehidupan yang dijumpai peserta didik sehari-hari. Peserta didik diajak mengikuti proses pembelajaran transdisipliner di mana kompetensi yang diajarkan dikaitkan dengan konteks peserta didik dan lingkungannya. Materi-materi mata pelajaran-mata pelajaran dikaitkan satu sama lain sebagai satu kesatuan membentuk pembelajaran multi-disipliner dan inter-disipliner untuk menghindari tumpang tindih dan ketidakselarasan antarmateri mata pelajaran. Tujuannya adalah tercapainya efisiensi materi yang harus dipelajari dan efektivitas penyerapannya oleh peserta didik. Pengimplementasian kurikulum 2013 baru dimulai pada tahun ajaran baru 2013/2014, yaitu pada bulan Juni 2013 lalu. Pelaksaaan kurikulum 2013 baru dilaksanakan di kelas 1 dan 4 untuk sekolah dasar (SD). Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru kelas IVA SD Negeri 2 Tulung Balak pada hari Sabtu, 1 Februari 2014, diperoleh keterangan bahwa pelaksanaan kurikulum 2013 di kelas IVA tersebut masih terdapat beberapa kendala dan masalah. Masalah pertama adalah guru mengalami kesulitan dalam mengembangkan bahan ajar. Bahan ajar yang disediakan masih terlalu sempit dan menuntut guru untuk mencari dan mengembangkannya. Dilihat dari segi kesiapan, banyak guru atau tenaga pendidik yang belum siap mengikuti kurikulum 2013.

Masalah selanjutnya adalah pembelajaran dan penilaian autentik pada pembelajaran tematik yang masih sulit diterapkan dan dipahami oleh guru, sehingga masih mencakup aspek kognitif saja. Di samping itu pembelajaran yang berlangsung masih berpusat pada guru (teacher centered), terlebih lagi


(19)

guru masih menggunakan komunikasi satu arah (metode ceramah), sebenarnya guru sudah mencoba menggunakan diskusi kelompok tetapi belum berjalan dengan maksimal.

Selain itu, guru kesulitan dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran yang menuntut pendekatan scientific karena kurangnya referensi tentang berbagai model yang dapat digunakan dalam pendekatanscientific. Hal tersebut berakibat pada aktivitas siswa yang belum sepenuhnya sesuai dengan tujuan kurikulum 2013. Padahal kurikulum 2013 tersebut sangat berpengaruh pada hasil belajar siswa.

Siswa kelas IVA berjumlah 18 siswa, yang terdiri dari 13 siswa laki-laki dan 5 siswa perempuan. Dari 18 siswa tersebut hanya terdapat 6 siswa yang telah mencapai nilai minimal 66 atau mancapai kategori baik minimal (B-). Maka ketuntasan secara klasikal di kelas IVA hanya mencapai 33,3%. Hal ini masih di bawah kriteria ketuntasan klasikal sebesar ≥ 75% (Mulyasa, 2013: 131). Bila dibandingkan dengan kelas IVB dengan jumlah 19 siswa, terdapat 8 siswa yang mancapai ketuntasan. Artinya kelas IVB mencapai ketuntasan secara klasikal sebesar 42,11%.

Berdasarkan hal di atas, kelas IVA lebih perlu adanya perbaikan pembelajaran. Tak berhenti di situ, masalah lain yang dihadapi adalah kurang aktifnya siswa dalam mengikuti aktivitas belajar di dalam kelas. Terakhir meskipun siswa sudah duduk dalam kelompok namun siswa kurang mengoptimalkan peran teman dalam kelompoknya untuk berdiskusi.

Rusman (2012: 111) menyatakan bahwa keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran sangat bergantung dari pemanfaatan potensi yang dimiliki siswa itu sendiri. Oleh karena itu, keaktifan siswa dalam menjalani pembelajaran merupakan salah satu kunci keberhasilan pencapaian tujuan pembelajaran.


(20)

Model sangat penting dipilih sesuai dengan konsep yang akan dipelajari siswa. Dalam pelaksanaanya, model dapat mempermudah siswa menyerap materi ajar dan juga dapat membantu guru memudahkan penyajian materi kepada siswa. Penggunaan model juga diharapkan dapat mengembangkan ketiga aspek perkembangan siswa yang tidak hanya kognitifnya saja, tetapi afektif dan psikomotornya.

Berdasarkan pernyataan tersebut, maka sebaiknya model yang lebih banyak digunakan pada pembelajaran adalah model yang mampu membuat siswa berperan aktif dan mampu mengajak siswa ke arah proses pemahaman konsep secara keseluruhan melalui pengalaman langsung yang sesuai dengan pendekatan scientific yang dianjurkan dalam kurikulum 2013. Salah satu model pembelajaran yang diharapkan mampu mengaktifkan siswa adalah model concept sentence.

Pembelajaran concept sentence merupakan pembelajaran yang lebih mengarah pada interaksi antara guru dengan siswa dan interaksi antara siswa dengan siswa. Menurut Huda (2013: 317), ada beberapa kelebihan menggunakan model concept sentence,di antaranya meningkatkan semangat belajar siswa dan mendorong serta mengembangkan proses berpikir kreatif. Model concept sentence merupakan salah satu model pembelajaran cooperative yang menuntut siswa untuk kreatif dalam menyampaikan gagasan-gagasan atau ide-ide dari masing-masing individu. Ciri umum pembelajaran concep sentence adalah penyajian dengan kata-kata kunci, dan tujuan dari model pembelajaran tersebut adalah untuk meningkatkan kemampuan siswa selama belajar.

Model concept sentence merupakan salah satu alternatif yang dimungkinkan dapat mendukung tercapainya tujuan pembelajaran serta meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada pembelajaran tematik


(21)

dengan penilaian autentik. Model belajar ini merupakan model pembelajaran kognitif yang menuntut guru untuk lebih kreatif menciptakan situasi yang dapat membuat peserta didik belajar aktif menemukan ide dan gagasan melalui kata kunci. Dengan belajar menggunakan model concept sentence siswa berusaha sendiri untuk mencari pemecahan masalah serta pengetahuan yang menyertainya, menghasilkan pengetahuan yang benar-benar bermakna.

Berkaitan dengan uraian di atas, maka peneliti merasa perlu untuk melakukan penelitian tentang: “Penerapan Model Pembelajaran Concept Sentence untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran Tematik Kelas IVA SD Negeri 2Tulung Balak”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, dapat disimpulkan bahwa identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Pembelajaran masih mencakup pada aspek kognitif saja.

2. Pembelajaran masih berpusat pada guru (teacher centered), pembelajaran yang berlangsung masih didominasi oleh guru.

3. Pembelajaran masih didomonasi oleh komunikasi satu arah yaitu metode ceramah, belum menggunakan model pembelajaran yang variatif salah satunya modelconcept sentence.

4. Guru belum siap mengikuti kurikulum 2013.

5. Guru masih kesulitan dalam mengembangkan bahan ajar yang telah disediakan oleh Kemendikbud, yaitu buku guru dan siswa.

6. Guru belum begitu memahami sistem penilaian autentik dalam pembelajaran tematik.

7. Kurang aktifnya siswa dalam mengikuti aktivitas belajar di dalam kelas. 8. Meskipun siswa sudah duduk dalam kelompok namun siswa kurang


(22)

mengoptimalkan peran teman dalam kelompoknya untuk berdiskusi.

9. Rendahnya hasil belajar siswa pada pembelajaran tematik, hal ini bisa dibuktikan dari ketuntasan klasikal yang hanya mencapai 33,3% dari keseluruhan jumlah siswa dalam satu kelas IVA.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah perlu adanya pembatasan masalah penelitian yaitu:

1. Penerapan modelconcept sentencepada pembelajaran tematik kelas IV A. 2. Rendahnya aktivitas belajar siswa pada saat proses pembelajaran

berlangsung.

3. Rendahnya hasil belajar siswa pada pembelajaran tematik.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut.

1. Bagaimanakah penerapan model concept sentence dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran tematik kelas IVA SD Negeri 2 Tulung Balak?

2. Bagaimanakah penerapan model concept sentence dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran tematik kelas IVA SD Negeri 2 Tulung Balak?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini adalah:

1. Meningkatnya aktivitas belajar melalui pembelajaran tematik dengan menggunakan model concept sentence pada siswa kelas IVA SD Negeri 2 Tulung Balak.


(23)

2. Meningkatnya hasil belajar melalui pembelajaran tematik dengan menggunakan model concept sentencesiswa kelas IVA SD Negeri 2 Tulung Balak.

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan di kelas IVA SD Negeri 2 Tulung Balak ini diharapkan memiliki beberapa manfaat, antara lain bagi: 1. Siswa

Dapat meningkatkan partisipasi dalam pembelajaran dan hasil belajar melalui model concept sentece pada pembelajaran tematik siswa kelas IVA SD Negeri 2 Tulung Balak.

2. Guru

Dapat memperluas wawasan dan pengetahuan guru dalam menggunakan model concept sentence yang tepat digunakan dalam pembelajaran tematik sehingga dapat meningkatkan dan mengembangkan kemampuan profesional guru.

3. Sekolah

Dapat memberikan sumbangan yang berguna dalam upaya meningkatkan mutu pembelajaran di SD Negeri 2 Tulung Balak sehingga menghasilkanoutputyang optimal.

4. Peneliti

Dapat menambah pengetahuan dan pengalaman dalam pembelajaran dengan menggunakan modelconcept sentence.


(24)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Model Pembelajaran

1. Pengertian Model Pembelajaran

Model pembelajaran merupakan istilah yang tidak asing dalam kegiatan pembelajaran. Istilah-istilah tersebut dalam kegiatan pembelajaran digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Pemilihan dan penggunaan cara-cara tersebut disesuaikan dengan kondisi siswa dan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai

Joyce dan Weil (Rusman: 2012) berpendapat bahwa model pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum (rencana pembelajaran jangka panjang), merancang bahan pembelajaran, dan membimbing pembelajaran di kelas atau yang lain. Senada dengan pendapat di atas, Sani (2013: 89) berpendapat bahwa model pembelajaran merupakan kerangka konseptual berupa pola prosedur sistematik yang dikembangkan berdasarkan teori dan digunakan dalam mengorganisasikan pembelajaran untuk mencapai tujuan belajar.

Menurut Arends dalam Suprijono (2013: 46) model pembelajaran mengacu pada pendekatan yang akan digunakan, termasuk di dalamnya tujuan-tujuan pembelajaran, tahap-tahap dalam kegiatan pembelajaran, lingkungan pembelajaran, dan pengelolaan kelas. Suprijono (2013: 46)


(25)

menyatakan bahwa model pembelajaran adalah pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas maupun tutorial.

Berdasarkan pandangan para pakar di atas, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran dapat didefinisikan sebagai kerangka konseptual yang melukiskan prosedur sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar. Penggunaan dan pemilihan model pembelajaran yang tepat adalah salah satu faktor pencapaian tujuan pembelajaran. Model pembelajaran juga dapat digunakan sebagai jalan yang mempermudah siswa dalam menerima informasi sesuai dengan tujuan pembelajaran. Model pembelajaran meliputi pemilihan strategi dan pembuatan struktur metode, keterampilan, dan aktivitas peserta didik.

2. ModelConcept Sentence

a. Pengertian ModelConcept Sentence

Model concept sentence merupakan salah satu model pembelajaran yang dapat diterapkan di SD. Model ini menuntut siswa untuk berpikir kreatif. Huda (2013: 315) berpendapat bahwaconcept sentencemerupakan strategi pembelajaran yang dilakukan dengan memberikan kartu-kartu yang berisi beberapa kata kunci kepada siswa, kemudian kata-kata kunci tersebut disusun menjadi beberapa kalimat dan dikembangkan menjadi paragraf.

Menurut Suprijono, (2013: 132) concept sentence merupakan model pembelajaran yang diawali dengan menyampaikan kompetensi, sajian materi, pembentukan kelompok heterogen, penyajian kata kunci sesuai materi bahan ajar, dan penugasan kelompok, prosedur selanjutnya dalam pembelajaran ini adalah mempersentasikan hasil belajar secara bergantian di depan kelas.


(26)

Berdasarkan uraian para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa model concept sentence merupakan suatu pembelajaran bahwa siswa yang berperan untuk membuat kalimat dari pembelajarannya dengan menggunakan kata kunci yang telah disajikan.

b. Kelebihan dan Kekurangan ModelConcept Sentence

Seperti halnya model pembelajaran yang lain, model concept sentence pun mempunyai beberapa kelebihan dan kelemahan sehingga perlu adanya pemahaman dalam melaksanakan model tersebut.

1) Kelebihan ModelConcept Sentence.

Huda (2013: 317) menyatakan bahwa terdapat beberapa kelebihan pembelajaran concept sentence. Kelebihan concept sentence tersebut meliputi: (1) meningkatkan semangat belajar siswa, (2) membantu terciptanya suasana belajar yang kondusif, (3) memunculkan kegembiraan dalam belajar, (4) mendorong dan mengembangkan proses berpikir kreatif, (5) mendorong siswa untuk memandang sesuatu dalam pandangan yang berbeda, (6) memunculkan kesadaran untuk berubah menjadi lebih baik, (7) memperkuat kesadaran diri, (8) lebih memahami kata kunci dari materi pokok pelajaran, (9) siswa yang lebih pandai mengajari siswa yang kurang pandai.

2) Kelemahan ModelConcept Sentence.

Huda (2013: 317) juga memaparkan kelemahan dari concept sentence. Kelemahan model pembelajaran ini yaitu:

a) Hanya untuk mata pelajaran tertentu.

b) Kecenderungan siswa-siswa yang pasif untuk mengambil jawaban dari temannya.

Berdasarkan penjelasan tersebut peneliti dapat mengambil kesimpulan bahwa model concept sentence tidak hanya memiliki banyak kelebihan, tetapi juga beberapa kelemahan. Oleh karena itu, perlu adanya


(27)

pemahaman yang mendalam mengenai model ini supaya dalam penerapannya dapat terlaksana dengan efektif.

c. Langkah-langkah ModelConcept Sentence

Saat proses pembelajaran, diperlukan adanya langkah-langkah yang tepat agar pembelajaran dapat berjalan secara optimal. Langkah-langkah pembelajaran yang tepat juga sangat menentukan keberhasilan suatu model pembelajaran. Huda (2013: 316) mengemukakan langkah-langkah modelconcept sentencesebagai berikut.

1. Guru menyampaikan kompetensi yang akan dicapai.

2. Guru menyampaikan materi terkait dengan pembelajaran secukupnya.

3. Guru membentuk kelompok yang anggotanya kurang lebih 4 orang secara heterogen.

4. Guru menyajikan beberapa kata kunci sesuai dengan materi yang disajikan.

5. Setiap kelompok diminta untuk membuat beberapa kalimat dengan menggunakan minimal 4 kata kunci setiap kalimat.

6. Hasil diskusi kelompok didiskusikan kembali secara pleno yang dipandu oleh guru.

7. Siswa dibantu oleh guru memberikan kesimpulan.

Menurut Suprijono, (2013: 132), tahap-tahap penerapan belajar penemuan adalah sebagai berikut.

1. Menyampaikan tujuan: guru menyampaikan tujuan kompetensi yang ingin dicapai.

2. Menyajikan informasi: guru menyajikan materi secukupnya.

3. Pembentukan kelompok: guru membentuk kelompok yang anggotanya sekitar 4 orang secara heterogen.

4. Penyajian informasi kedua: guru menyajikan beberapa kata kunci sesuai materi yang disajikan.

5. Tiap kelompok diarahkan membuat beberapa kalimat dengan menggunakan beberapa kata kunci yang telah diberikan.

6. Hasil diskusi kelompok didiskusikan kembali secara pleno yang dipandu oleh guru.

7. Kesimpulan: guru menyimpulkan hasil pembelajaran.

Berdasarkan hal di atas, keduanya sama-sama memaparkan adanya beberapa langkah dalam melaksanakan modelconcept sentence yang terfokus pada kata-kata kunci yang disusun menjadi kalimat


(28)

maupun paragraf dari pembelajaran tersebut. Dengan ini, peneliti menggunakan langkah-langkah pembelajaranconcept sentencemenurut Huda.

B. Belajar dan Pembelajaran 1. Pengertian Belajar

Belajar adalah sebuah proses yang pasti dialami oleh setiap manusia sejalan dengan tumbuh kembangnya. Perubahan seseorang yang asalnya tidak tahu menjadi tahu merupakan hasil dari proses belajar. Skinner (Nashar, 2004: 49) menyatakan bahwa belajar adalah suatu proses adaptasi (penyesuaian tingkah laku) yang berlangsung secara progresif.

Hamalik (2005: 154) mengemukakan bahwa belajar adalah perubahan tingkah laku yang relatif mantap berkat latihan dan pengalaman. Susanto (2013: 4) menyatakan bahwa belajar adalah suatu aktivitas yang dilakukan seseorang dengan sengaja dalam keadaan sadar untuk memperoleh suatu konsep, pemahaman, atau pengetahuan baru sehingga memungkinkan seseorang terjadinya perubahan perilaku yang relatif tetap baik dalam berpikir, merasa, maupun dalam bertindak.

Bruner (Winataputra, 2008: 3.13) pada dasarnya belajar merupakan proses kognitif yang terjadi dalam diri seseorang. Ada tiga proses kognitif yang terjadi dalam belajar, yaitu; (1) proses perolehan informasi baru, (2) proses mentransformasikan informasi yang telah diterima, dan (3) menguji relevansi dan ketepatan pengetahuan.

Berdasarkan pengertian tentang belajar yang telah dikemukakan oleh para tokoh di atas, peneliti menyimpulkan bahwa belajar adalah segala kegiatan yang dilakukan setiap manusia yang sejalan dengan tumbuh


(29)

kembangnya dalam rangka memperbaiki diri dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak bisa menjadi bisa.

2. Pengertian Pembelajaran

Pembelajaran merupakan proses belajar yang dilakukan oleh siswa dan mengajar yang dilakukan oleh guru yang terjadi bersama-sama pada suatu tempat tertentu. Winataputra (2008: 1.18) menyatakan bahwa pembelajaran merupakan kegiatan yang dilakukan untuk menginisiasi, memfasilitasi, dan meningkatkan intensitas dan kualitas belajar pada diri peserta didik. Istilah pembelajaran menurut Susanto (2013: 19) adalah penyederhanaan dari kata belajar dan mengajar (BM), proses belajar mengajar (PBM), atau kegiatan belajar mengajar (KBM).

Prastowo (2013: 65) berpendapat bahwa, pembelajaran adalah suatu kegiatan untuk membuat siswa belajar dengan melibatkan beberapa unsur, baik ekstrinsik maupun instrinsik yang melekat dalam diri siswa dan guru, termasuk lingkungan, guna tercapainya tujuan belajar-mengajar yang telah ditentukan. Pembelajaran adalah kegiatan mengajar yang berpusat pada siswa sebagai subjek belajar. Jadi, guru hanya berperan sebagai fasilitator, bukan diktator dan sumber belajar satu-satunya.

Menurut Gagne, Briggs, dan Wager (Winataputra, 2008: 1.19), pembelajaran adalah serangkaian kegiatan yang dirancang untuk memungkinkan terjadinya proses belajar pada siswa. Instruction is a set of events that affect learners in such a way that learning is facilitated.

Berdasarkan pandangan para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah proses interaksi umpan balik dari guru kepada siswa (proses pembelajaran) guna mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan sebelumnya.


(30)

3. Aktivitas Belajar

Aktivitas belajar merupakan suatu serangkaian kegiatan yang dilakukan seseorang untuk mencapai apa yang diinginkan. Hanafiah dan Suhana (2010: 23) menjelaskan bahwa proses aktivitas pembelajaran harus melibatkan seluruh aspek psikofisis peserta didik, baik jasmani maupun rohani sehingga akselerasi perubahan perilakunya dapat terjadi secara cepat, tepat, mudah, dan benar, baik berkaitan dengan aspek kognitif, afektif, maupun psikomotor.

Dierich (Hanafiah dan Suhana, 2010: 24) menyatakan, aktivitas belajar dibagi ke dalam delapan kelompok, yaitu sebagai berikut.

1) Kegiatan-kegiatan visual, yaitu membaca, melihat gambar-gambar, mengamati eksperimen, demonstrasi, pameran, dan mengamati orang lain bekerja atau bermain.

2) Kegiatan-kegiatan lisan (oral), yaitu mengemukakan suatu fakta atau prinsip, menghubungkan suatu kejadian, mengajukan pertanyaan, memberi saran, mengemukakan pendapat, berwawancara, diskusi dan interupsi.

3) Kegiatan-kegiatan mendengarkan, yaitu mendengarkan penyajian bahan, medengarkan percakapan atau diskusi kelompok, mendengarkan suatu permainan, atau mendengarkan radio.

4) Kegiatan-kegiatan menulis, yaitu menulis cerita, menulis laporan, memeriksa karangan, bahan-bahan copy, membuat outline atau rangkuman, dan mengerjakan tes, serta mengisi angket.

5) Kegiatan-kegiatan menggambar, yaitu menggambar, membuat grafik,chat, diagram, peta, dan pola.

6) Kegiatan-kegiatan metrik, yaitu melakukan percobaan, memilih alat-alat, melaksanakan pameran, membuat model, menyelenggarakan permainan, serta menari dan berkebun.

7) Kegiatan-kegiatan mental, yaitu merenungkan, mengingat, memecahkan masalah, menganalisis faktor-faktor, melihat hubungan-hubungan, dan membuat keputusan.

8) Kegiatan-kegiatan emosional, yaitu minat, membedakan, berani, tenang, dan lain-lain.

Aktivitas siswa sendiri harus sudah dilibatkan mulai dari perumusan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai serta kegiatan yang harus dilakukan dalam mencapai tujuan pembelajaran tersebut. Kunandar (2011: 234), indikator aktivitas belajar siswa dibagi menjadi empat yaitu partisipasi, minat perhatian, dan persentasi. Aktivitas siswa adalah keterlibatan siswa dalam


(31)

bentuk sikap, pikiran, perhatian, dan aktivitas dalam kegiatan pembelajaran guna menunjang keberhasilan proses pembelajaran dalam memperoleh manfaat dari kegiatan tersebut.

Berdasarkan definisi dari para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa aktivitas belajar merupakan rangkaian kegiatan yang dilakukan seseorang atau siswa untuk mendapatkan apa yang diinginkan baik pengetahuan maupun perubahan perilaku yang sudah ditetapkan sebelumnya.

4. Hasil Belajar

Kegiatan akhir dalam pembelajaran adalah proses evaluasi yang bertujuan untuk mengetahui sejauh mana perubahan perilaku yang dialami oleh siswa atau bisa disebut juga dengan istilah hasil belajar. Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan. Hasil belajar merupakan output yang dihasilkan setelah siswa mengikuti kegiatan pembelajaran.

Susanto (2013: 5) hasil belajar, yaitu perubahan-perubahan yang terjadi pada diri siswa, baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotor sebagai hasil dari kegiatan belajar. Secara sederhana, yang dimaksud dengan hasil belajar siswa adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar. Kunandar (2013: 62) menyatakan bahwa hasil belajar adalah kompetensi atau kemampuan tertentu baik kognitif, afektif maupun psikomotorik yang dicapai atau dikuasai peserta didik setelah mengikuti proses pembelajaran.

Kemendikbud (2013: 6-12) menyatakan bahwa penilaian di SD dilakukan dalam berbagai teknik untuk semua kompetensi dasar yang dikategorikan dalam tiga aspek, yaitu sikap, pengetahuan, dan keterampilan.


(32)

a. Sikap

1) Contoh muatan KI-1 (sikap spiritual) antara lain: ketaatan beribadah, berperilaku syukur, berdoa sebelum dan sesudah melakukan kegiatan, toleransi dalam beribadah.

2) Contoh muatan KI-2 (sikap sosial) antara lain: jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, percaya diri. Bisa ditambahkan lagi sikap-sikap yang lain sesuai kompetensi dalam pembelajaran, misal : kerja sama, ketelitian, ketekunan, dll.

b. Pengetahuan

Aspek Pengetahuan dapat dinilai dengan cara berikut. 1) Tes tulis

Tes tulis adalah tes yang soal dan jawabannya tertulis berupa pilihan ganda, isian, benar-salah, menjodohkan, dan uraian.

2) Tes lisan

Tes lisan berupa pertanyaan- pertanyaan yang diberikan guru secara ucap (oral) sehingga peserta didik merespon pertanyaan tersebut secara ucap juga, sehingga menimbulkan keberanian. Jawaban dapat berupa kata, frase, kalimat maupun faragraf yang diucapkan.

3) Penugasan

Penugasan adalah penilaian yang dilakukan oleh pendidik yang dapat berupa pekerjaan rumah baik secara individu ataupun kelompok sesuai dengan karakteristik tugasnya.

c. Keterampilan

Aspek keterampilan dapat dinilai dengan cara kinerja atau Performance, projek, portofolio.


(33)

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan suatu perubahan yang terjadi pada siswa setelah melalui proses belajar. Hasil belajar mengarah pada tiga ranah, yakni kognitif, afektif, dan psikomotor.

C. Kinerja Guru

Salah satu faktor pendukung tercapainya tujuan pembelajaran adalah kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran dan mengelola kelas. Menurut Riduwan (2010: 90) mengemukakan bahwa kinerja guru adalah tingkat professional guru dalam proses belajar mengajar selama periode tertentu yang diwujudkan melalui kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi professional, dan kompetensi sosial.

Rusman (2012: 50) kinerja guru merupakan wujud perilaku guru dalam proses pembelajaran, yang dimulai dari merencanakan pembelajaran, melaksankan kegiatan pembelajaran, dan menilai hasil belajar. Santoso (2012: 29) mengemukakan bahwa kinerja guru merupakan prestasi, hasil, atau kemampuan yang dicapai atau diperlihatkan oleh guru dalam melaksanakan tugas pendidikan dan pengajaran.

Berdasarkan beberapa uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa kinerja guru merupakan segala tingkah laku guru di dalam kelas pada saat pembelajaran sedang berlangsung.

D. Pembelajaran Tematik

1. Pengertian Pembelajaran Tematik

Menurut Suryosubroto (2009: 133) pembelajaran tematik dapat diartikan suatu kegiatan pembelajaran dengan mengintegrasikan materi beberapa mata pelajaran dalam satu tema/topik bahasan. Pengintegrasian


(34)

tersebut dilakukan dalam 2 (dua) hal, yaitu integrasi sikap, kemampuan/keterampilan dan pengetahuan dalam proses pembelajaran serta pengintegrasian berbagai konsep dasar yang berkaitan.

Menurut Trianto (2010: 70), pembelajaran tematik adalah pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman belajar yang bermakna kepada siswa. Tema yang diberikan merupakan pokok pikiran atau gagasan pokok yang menjadi topik pembelajaran. Sutirjo dan Sri Istuti Mamik (Suryosubroto, 2009: 133) menyatakan bahwa pembelajaran tematik merupakan satu usaha untuk mengintegrasikan pengetahuan, keterampilan, nilai atau sikap pembelajar, serta pemikiran yang kreatif dengan menggunakan tema.

Bertolak dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran tematik adalah pembelajaran yang dalam pelaksanaannya menggabungkan beberapa materi mata pelajaran dalam suatu kegiatan pembelajaran dengan tema sebagai pengaitnya.

2. Tujuan Pembelajaran Tematik

Setiap pembelajaran pasti memiliki tujuan dalam pelaksanaannya, begitu pula dengan pembelajaran tematik. Kemendikbud (2013: 193) tujuan tematik adalah sebagai berikut.

a. Mudah memusatkan perhatian pada satu tema atau topik tertentu. b. Mempelajari pengetahuan dan mengembangkan berbagai kompetensi

mata pelajaran dalam tema yang sama.

c. Memiliki pemahaman terhadap materi pelajaran lebih mendalam dan berkesan.

d. Mengembangkan kompetensi berbahasa lebih baik dengan mengaitkan berbagai mata pelajaran lain dengan pengalaman pribadi peserta didik. e. Lebih bergairah belajar karena mereka dapat berkomunikasi dalam situasi nyata, seperti: bercerita, bertanya, menulis sekaligus mempelajari pelajaran yang lain.


(35)

f. Lebih merasakan manfaat dan makna belajar karena materi yang disajikan dalam konteks tema yang jelas.

g. Guru dapat menghemat waktu, karena mata pelajaran yang disajikan secara terpadu dapat dipersiapkan sekaligus dan diberikan dalam 2 atau 3 pertemuan bahkan lebih dan atau pengayaan.

h. Budi pekerti dan moral peserta didik dapat ditumbuh-kembangkan dengan mengangkat sejumlah nilai budi pekerti sesuai dengan situasi dan kondisi.

Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran tematik memiliki tujuan yang baik guna meningkatkan baik dari segi kualitas maupun kuantitas proses pembelajaran. Pembelajaran tematik juga lebih memberikan bentuk belajar atau proses pembelajaran yang lebih bermakna.

3. Karakteristik Pembelajaran Tematik

Seperti pada umumnya pembelajaran yang lain, pembelajaran tematik juga memiliki karakteristik.

Menurut Depdiknas (dalam Trianto, 2010: 91) pembelajaran tematik memiliki beberapa ciri khas, antara lain: 1) pengalaman dan kegiatan belajar sangat relevan dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan anak usia sekolah dasar; 2) kegiatan-kegiatan yang dipilih dalam pelaksanaan pembelajaran tematik bertolak dari minat dan kebutuhan siswa; 3) kegiatan belajar akan lebih bermakna dan berkesan bagi siswa sehingga hasil belajar dapat bertahan lebih lama; 4) membantu mengembangkan keterampilan berpikir siswa; 5) menyajikan kegiatan belajar yang bersifat pragmatis sesuai dengan permasalahan yang sering ditemui siswa dalam lingkungannya; dan 6) mengembangkan keterampilan sosial siswa, seperti kerja sama, toleransi, komunikasi, dan tanggap terhadap gagasan orang lain.

Selain itu, menurut Rusman (2012: 258-259) sebagai suatu model pembelajaran di SD, pembelajaran tematik memiliki karakteristik-karakteristik sebagai berikut: 1) berpusat pada siswa, 2) memberikan pengalaman langsung, 3) pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas, 4) menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran, 5) bersifat fleksibel, 6) hasil pembelajaran sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa, 7) menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan menyenangkan.


(36)

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran tematik memiliki berbagai karakteristik atau ciri-ciri yang beragam. Pembelajaran tematik menitikberatkan pada pengintegrasian konsep dari berbagai mata pelajaran dan penyesuaian materi terhadap kebutuhan dan minat siswa.

4. Keunggulan dan Kelemahan Pembelajaran Tematik

Menurut Suryosubroto (2009: 136-137) pelaksanaan pembelajaran tematik memiliki beberapa keunggulan, yaitu:

a. Menyenangkan karena bertolak dari minat dan kebutuhan siswa. b. Pengalaman dan kegiatan belajar relevan dengan tingkat

perkembangan dan kebutuhan siswa.

c. Hasil belajar akan bertahan lebih lama karena lebih berkesan dan bermakna.

d. Menumbuhkan keterampilan sosial, seperti bekerja sama, bertoleransi, komunikasi, dan tanggap terhadap gagasan orang lain. Sementara itu, Indrawati (dalam Trianto, 2010: 90) mengemukakan selain kelebihan atau keunggulan yang dimiliki, pembelajaran tematik juga memiliki keterbatasan, terutama dalam pelaksanaannya, yaitu pada perencanaan dan pelaksanaan evaluasi yang lebih banyak menuntun guru untuk melakukan evaluasi proses, dan tidak hanya evaluasi dampak pembelajaran yang langsung saja.

5. PendekatanScientific(Pendekatan Ilmiah)

Perubahan cara pandang terhadap siswa sebagai objek menjadi subjek dalam proses pembelajaran menjadi titik tolak banyak ditemukannya berbagai pendekatan pembelajaran yang inovatif. Guru dituntut dapat memilih metode pembelajaran yang dapat memacu semangat setiap siswa untuk secara aktif ikut terlibat dalam pengalaman belajarnya.


(37)

Kurikulum 2013 menekankan pada dimensi pedagogik modern dalam pembelajaran, yaitu menggunakan pendekatan scientific (ilmiah). Penjelasan Prof Sudarwan (Kemendikbud, 2013: 201) tentang pendekatan scientific bahwa pendekatan ini bercirikan penonjolan dimensi pengamatan, penalaran, penemuan, pengabsahan, dan penjelasan tentang suatu kebenaran. Dengan demikian, proses pembelajaran harus dilaksanakan dengan dipandu nilai-nilai, prinsip-prinsip, atau kriteria ilmiah.

Kondisi pembelajaran pada saat ini diharapkan diarahkan agar peserta didik mampu merumuskan masalah (dengan banyak menanya), bukan hanya menyelesaikan masalah dengan menjawab saja. Pembelajaran diharapkan diarahkan untuk melatih berpikir analitis (peserta didik diajarkan bagaimana mengambil keputusan) bukan berpikir mekanistis (rutin dengan hanya mendengarkan dan menghapal semata).

Oleh karena itu, kondisi pembelajaran yang diharapkan tercipta diarahkan untuk mendorong peserta didik dalam mencari tahu dari berbagai sumber observasi, bukan diberi tahu. Hal ini dimaksudkan untuk memberikan pemahaman kepada peserta didik dalam mengenal dan memahami berbagai materi menggunakan pendekatan ilmiah, bahwa informasi bisa berasal dari mana saja, kapan saja, tidak bergantung pada informasi searah dari guru (Kemendikbud, 2013: 201).

Pendekatan ilmiah (scientific approach) dalam pembelajaran sebagaimana dimaksud meliputi mengamati, menanya, mencoba, mengolah, menyajikan, menyimpulkan, dan mencipta untuk semua mata pelajaran.

Berdasarkan penjelasan di atas dapat peneliti simpulkan bahwa pendekatanscientificadalah pendekatan ilmiah yaitu siswa dituntut lebih aktif dalam proses pembelajaran. Pendekatan ini lebih menekankan pada


(38)

pembelajaran secara ilmiah meliputi mengamati, menanya, mencoba, mengolah, menyajikan, menyimpulkan, dan mencipta untuk semua mata pelajaran.

6. Penilaian Autentik

Penilaian merupakan salah satu komponen penting dalam pembelajaran. Menurut Komalasari (2011: 145) penilaian merupakan kegiatan mengumpulkan informasi sebagai bukti untuk dijadikan dasar menetapkan terjadinya perubahan dan derajat perubahan yang telah dicapai sebagai hasil belajar peserta didik. Sedangkan menurut Nurgiyantoro (2011: 23) penilaian merupakan suatu proses sistematis dalam pengumpulan, analisis, dan penafsiran informasi untuk menentukan seberapa jauh seorang peserta didik dapat mencapai tujuan pendidikan.

Menurut Kunandar (2013: 35-36) penilaian autentik adalah kegiatan menilai peserta didik yang menekankan pada apa yang seharusnya dinilai, baik proses maupun hasil dengan berbagai instrumen penilaian yang disesuaikan dengan tuntutan kompetensi yang ada di Standar Kompetensi (SK) atau Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD).

Dalam pembelajaran autentik (Modul Implementasi Kurikulum 2013 dari Kemendikbud, 2013: 88) peserta didik diminta mengumpulkan informasi dengan pendekatan scientific, memahami aneka fenomena atau gejala dan hubungannya satu sama lain secara mendalam, serta mengaitkan apa yang dipelajari dengan dunia nyata luar sekolah. Kemendikbud (2013: 8-12) menyebutkan teknik-teknik yang dilakukan di SD, yaitu:

Berdasarkan berbagai pengertian di atas, peneliti menyimpulkan bahwa penilaian autentik adalah penilaian yang dilakukan ketika proses


(39)

pembelajaran dan hasil sekaligus. Penilaian autentik merupakan penilaian yang dilakukan selama maupun sesudah proses pembelajaran.

E. Penelitian yang Relevan

Sukmawati (http://library.um.ac.id/ptk/index.php?mod=detail&id=42697), hasil penelitiannya menunjukkan bahwa terjadi peningkatan hasil belajar menulis karangan narasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai rata-rata setiap siklusnya meningkat yaitu siklus I sebesar 61,38 kemudian meningkat menjadi 67,13 pada siklus II dan kembali meningkat menjadi 73,63 pada siklus III. Dari data tersebut menunjukkan bahwa terjadi peningkatan hasil belajar menulis karangan narasi setelah menggunakan modelconcept sentence.

Noviana 2013, penelitian menggunakan model concept sentence berbantuanflash carduntuk meningkatkan keterampilan menulis diskripsi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aktivitas siswa dan keterampilan menulis deskripsi meningkat dari siklus I ke siklus II. Aktivitas siswa pada siklus I mendapat persentase sebesar 74,8% dengan kriteria baik, dan meningkat pada siklus II sebanyak 10,2% dengan persentase 85% kriteria sangat baik. Sedangkan hasil keterampilan menulis klasikal meningkat dari tes awal yaitu 40% ke siklus I dengan persentase 71%, kemudian meningkat ke siklus II dengan persentase 85%. Dari data tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa menggunakan model concept sentece berbantuflash carddapat meningkatkan keterampilan menulis diskripsi siswa.

Berdasarkan ke dua penelitian yang telah dilakukan di atas, terdapat persamaan dengan penelitian dengan yang akan dilakukan oleh peneliti yaitu sama-sama menggunakan model pembelajaran concept sentence untuk meningkatkan hasil belajar aspek keterampilan menulis. Selain persamaan juga terdapat perbedaan yaitu tidak hanya pada aspek keterampilan saja, tetapi juga pada aspek sikap dan pengetahuan. Kemudian penelitian ini juga menggunakan pembelajaran tematik kurikulum 2013 dengan pendekatan saintifik dan penilaian autentik.


(40)

F. Kerangka Pikir

Adapun kerangka pikir dari penelitian ini berupa input (kondisi awal), tindakan, dan output (kondisi akhir). Kondisi awal yang menjadi sebab dilakukannya penelitian ini adalah rendahnya aktivitas dan hasil belajar siswa. Oleh karena itu, peneliti melakukan perbaikan pembelajaran menggunakan pendekatan saintifik dengan model concept sentence untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.

Secara sederhana kerangka pikir dalam penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut.

Gambar 2.1 Kerangka pikir penelitian

G. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan uraian kajian pustaka di atas, dapat dirumuskan hipotesis penelitian tindakan kelas yaitu: “Apabila dalam pembelajaran tematik menggunakan model pembelajaran concept sentence dengan langkah-langkah yang tepat maka dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas IVA SD Negeri 2Tulung Balak”.

Input (Kondisi awal)

Tindakan

Output (kondisi akhir)

1. Aktivitas belajar siswa meningkat. 2. Hasil belajar siswa meningkat. Pembelajaran tematik melalui pendekatan saintifik dengan modelconcept sentece.

1. Kurikulum 2013.


(41)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti bukan hanya memecahkan persoalan di kelasnya saja, tetapi juga berupaya meningkatkan motivasi dan pemahaman konsep siswa, serta berupaya meningkatkan kepemilikan profesionalisme guru melaluirefleksi,colaboratif,danpartisipatif. Menurut Arikunto, S., dkk. (2006: 3) PTK adalah suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersamaan. Tindakan tersebut diberikan oleh guru atau dengan arahan dari guru yang dilakukan oleh siswa.

Prosedur penelitian yang digunakan berbentuk siklus, bahwa siklus ini tidak hanya berlangsung satu kali, tetapi beberapa kali hingga tujuan pembelajaran di kelas tercapai. Menurut Arikunto, S., dkk. (2006: 16) secara garis besar terdapat empat tahapan yang dilalui, yaitu: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) pengamatan, dan (4) refleksi. Adapun siklus penelitian tindakan kelas sebagai berikut.


(42)

Gambar 3.1: Tahapan PTK (Sumber: Arikunto, S., 2006: 16)

B. Setting Penelitian 1. Subjek Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan secara kolaboratif partisipatif antara peneliti dengan guru. Subjek penelitian tindakan kelas adalah siswa dan guru kelas IVA SD Negeri 2 Tulung Balak dengan jumlah 19 siswa yang terdiri dari 14 siswa laki-laki dan 5 siswa perempuan.

2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di kelas IVA SD Negeri 2 Tulung Balak, Kecamatan Batanghari Nuban, Lampung Timur.

Perencanaan

Refleksi Siklus I Pelaksanaan

Pengamatan

Perencanaan

Pelaksanaan Refleksi Siklus II

Pengamatan

dst Perencanaan

Siklus III

Pengamatan

Pelaksanaan Refleksi


(43)

3. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran 2013/ 2014 selama kurang lebih 5 bulan. Kegiatan penelitian dimulai dari perencanaan sampai penyusunan skripsi hasil penelitian (bulan Februari sampai Juni 2014).

C. Teknik Pengumpulan Data

Pada tahap ini, peneliti mengumpulkan keseluruhan data yang diperoleh berdasarkan instrumen penelitian yaitu dengan teknik tes dan nontes.

1. Teknik tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan atau alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok (Arikunto, S., 2006: 150). Teknik tes ini akan menghasilkan data yang bersifat kuantitatif berupa nilai-nilai siswa untuk mengetahui hasil belajar siswa dalam pembelajaran tematik dengan menggunakan modelconcept sentence. 2. Teknik nontes digunakan untuk memperoleh data yang bersifat kualitatif,

dalam teknik ini data diambil dengan menggunakan lembar observasi. Lembar observasi digunakan untuk mengetahui sejauh mana pengembangan aktivitas siswa dan kinerjanya terhadap pembelajaran tematik dengan model concept sentence.

D. Alat Pengumpulan Data

Menurut Arikunto (2007: 101) instrumen pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah olehnya. Alat pengumpul data dalam penelitian ini adalah lembar observasi, dan soal tes.


(44)

1. Lembar observasi, yaitu digunakan untuk mengetahui apakah dengan menggunakan model concept sentence, aktivitas dan hasil belajar siswa kelas IVA SD Negeri 2 Tulung Balak pada pembelajaran tematik akan lebih baik, serta bagaimana pengaruhnya terhadap perkembangan belajarnya.

2. Soal tes, digunakan untuk mengumpulkan data yang berupa nilai-nilai siswa guna mengetahui peningkatan hasil belajar pada pembelajaran tematik dengan modelconcept sentence, di kelas IVA SD Negeri 2 Tulung Balak di semester genap.

E. Teknik Analisis Data

Penelitian ini akan dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif kualitatif dan analisis kuantitatif.

1. Analisis Kualitatif

Analisis kualitatif digunakan untuk menganalisis data yang menunjukkan dinamika proses yaitu aktivitas belajar siswa dan kinerja guru selama pembelajaran berlangsung. Data diperoleh dengan mengadakan pengamatan terhadap aktivitas siswa dan kinerja guru dengan menggunakan lembar observasi.

a. Aktivitas belajar siswa

Aspek aktivitas belajar siswa yang diteliti pada penelitian ini yaitu partisipasi, minat, perhatian, dan persentasi.

Rumus analisis aktivitas belajar siswa

Keterangan

NA = Nilai akitivitas

JS = Jumlah skor yang diperoleh siswa


(45)

SM = Total skor maksimum dari aspek yang diamati (Sumber: Aqib dkk., 2010: 41)

Setelah diperoleh persentase hasil aktivitas siswa, kemudian dikategorikan sesuai dengan kualifikasi hasil observasi.

Tabel 3.1 Rentang nilai aktivitas siswa

No Rentang Nilai dalam % Kategori

1 N≥ 75 Aktif

2 50 < N≥ 75 Cukup Aktif 3 25 < N≥ 50 Kurang Aktif

4 N≤ 25 Pasif

(Sumber: Poerwanti, 2008: 7.8) b. Kinerja guru

Penelitian ini tiddak hanya terpaku pada siswa saja tetapi juga pada guru. Aspek yang diamati adalah kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.

Rumus analisis kenerja guru selama proses pembelajaran

Keterangan: NK = Nilai kerja

TS = Total skor yang diperoleh

SM = Total skor maksimum ideal dari aspek yang diamati (Sumber: Aqib dkk., 2010: 41)

Setelah diperoleh persentase kinerja guru dalam melaksanakan pembelajaran, kemudian dikategorikan sesuai dengan kualifikasi hasil observasi.


(46)

Tabel 3.2 Rentang nilai kinerja guru

No Tingkat Kesberhasilan Keterangan

1 ≥80% Sangat baik

2 60-79% Baik

3 40-59% Cukup baik

4 20-39% Kurang

5 < 20% Sangat kurang (Sumber: Aqib dkk., 2010: 41)

c. Hasil belajar aspek afektif

Aspek yang diamati pada aspek afektif yaitu sikap disiplin dan sikap kerja sama siswa pada saat pembelajaran.

Nilai afektif siswa diperoleh dengan rumus:

= × 100

Setelah diperoleh nilai sikap siswa, kemudian dikategorikan sesuai dengan kualifikasi hasil observasi seperti pada tabel berikut.

Tabel 3.3 Rentang nilai sikap siswa KonversiNilaiAkhir

Predikat Sikap Keterangan Skala 100 Skala 4

86-100 4 A

SB

Tuntas

81-85 3,66

A-76-80 3,33 B+

B

71-75 3 B

66-70 2,66

B-61-65 2,33 C+

C Belum Tuntas

56-60 2 C

51-55 1,66

C-46-50 1,33 D+

K

0-45 1 D

Keterangan: SB : Sangat baik B : Baik

C : Cukup K : Kurang


(47)

Setelah diperoleh nilai sikap setiap siswa maka dihitung nilai rata-rata sikap siswa dengan rata-rata hitungsebagaiberikut.

Keterangan :

X = Nilai rata-rata

X = Jumlah nilai semua siswa N = Jumlah siswa

(Sumber: Aqib dkk, 2010: 40)

Selanjutnya dicari nilai ketuntasan sikap siswa secara klasikal dengan rumus berikut.

P = x 100%

(Sumber: Aqib dkk, 2010: 205)

Tabel 3.4 Kriteria tingkat keberhasilan belajar siswa pada aspek sikap dalam (%)

No Tingkat Keberhasilan Kategori

1 ≥80% Sangat tinggi

2 60-79% Tinggi

3 40-59% Sedang

4 20-39% Rendah

5 < 20% Sangat rendah (Sumber: Aqib dkk, 2010:41)

d. Hasil belajar aspek psikomotor

Aspek yang diteliti pada aspek psikomotor yaitu ketrampilan menulis siswa dengan indikator penggunaan huruf besar, penggunaan tanda baca titik dan koma, dan pemilihan kata.

X = X


(48)

NK = × 100

Nilai psikomotor siswa diperoleh dengan rumus:

Keterangan:

NK = Nilai keterampilan menulis R = Skor yang diperoleh

SM = Skor maksimum 100 = Bilangan tetap

(Sumber: Kemendikbud, 2013: 18).

Setelah diperoleh nilai keterampilan siswa, kemudian dikategorikan sesuai dengan kualifikasi hasil observasi seperti pada tabel berikut.

Tabel 3.5 Rentang nilai keterampilan siswa KonversiNilaiAkhir

Predikat Keterampilan Keterangan Skala 100 Skala 4

86-100 4 A

SB

Tuntas 81-85 3,66

A-76-80 3,33 B+

B

71-75 3 B

66-70 2,66

B-61-65 2,33 C+

C Belum

Tuntas

56-60 2 C

51-55 1,66

C-46-50 1,33 D+

K

0-45 1 D

Keterangan: SB : Sangat baik B : Baik

C : Cukup K : Kurang

(Sumber: Kemendikbud, 2013: 8)

Selanjutnya dicari nilai ketuntasan keterampilan siswa secara klasikal dengan rumus berikut.


(49)

P = x 100%

(Sumber: Aqib dkk, 2010: 205)

Tabel 3.6 Kriteria tingkat keberhasilan belajar siswa pada aspek keterampilan dalam (%)

No Tingkat Keberhasilan Kategori

1 ≥80% Sangat tinggi

2 60-79% Tinggi

3 40-59% Sedang

4 20-39% Rendah

5 < 20% Sangat rendah (Sumber: Aqib dkk, 2010:41)

2. Analisis Kuantitatif

Analisis kuantitatif digunakan untuk mendeskripsikan hasil belajar siswa pada pembelajaran tematik dengan model pembelajaran concept sentence.

a. Menghitung ketuntasan belajar siswa secara individual

Keterangan:

S = Nilai akhir yang dicari

R = Skor yang diperoleh dari jawaban yang benar pada tes N = Skor maksimum dari tes

100 = Total skor maksimum pada tes (Sumber: Purwanto, 2008: 112)

Setelah diperoleh nilai keterampilan siswa, kemudian dikategorikan sesuai dengan kualifikasi hasil observasi seperti pada tabel berikut.


(50)

Tabel 3.7 Rentang nilai kognitif siswa Konversi Nilai Akhir

Predikat Pengetahuan Keterangan Skala 100 Skala 4

86-100 4 A

SB

Tuntas 81-85 3,66

A-76-80 3,33 B+

B

71-75 3 B

66-70 2,66

B-61-65 2,33 C+

C Belum

Tuntas

56-60 2 C

51-55 1,66 C-46-50 1,33 D+

K

0-45 1 D

Keterangan:

SB : Sangat baik B : Baik

C : Cukup K : Kurang

(Sumber: Kemendikbud, 2013: 8) Menghitung nilai rata-rata seluruh siswa

Keterangan :

X = Nilai rata-rata

X = Jumlah nilai semua siswa N = Jumlah siswa

(Sumber: Aqib dkk., 2010: 40)

Selanjutnya dicari nilai ketuntasan keterampilan siswa secara klasikal dengan rumus berikut.

P = x 100%

(Sumber: Aqib dkk, 2010: 205)

X = X


(51)

Tabel 3.8 Kriteria tingkat keberhasilan belajar siswa pada aspek kognitif dalam (%)

No Tingkat Keberhasilan Kategori

1 ≥80% Sangat tinggi

2 60-79% Tinggi

3 40-59% Sedang

4 20-39% Rendah

5 < 20% Sangat rendah (Sumber: Aqib dkk, 2010:41)

Hasil analisis di atas digunakan untuk melakukan perencanaan lanjut dalam siklus selanjutnya sebagai bahan refleksi dalam memperbaiki rancangan pembelajaran.

F. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas

Prosedur penelitian yang ditempuh adalah pengkajian berdaur siklus yang terdiri dari empat tahap, yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Penelitian tindakan kelas dalam pembelajaran tematik menggunakan metode concept sentenceterdiri dari 3 siklus, yaitu siklus I, siklus II dan siklus III.

1. Siklus I

a. Perencanaan

Pada tahap ini, peneliti membuat perencanaan penelitian yang matang untuk mencapai pembelajaran yang diinginkan. Peneliti mempersiapkan proses pembelajaran tematik melalui penerapan model concept sentence. Langkah-langkah perencanaannya adalah sebagai berikut.

a. Menganalisis pemetaan kompetensi pada Tema 7 “Cita-citaku” Subtema1 “Aku dan Cita-citaku”. Mata pelajaran yang dipadukan yaitu Bahasa Indonesia, IPA, IPS, PPKn, dan SBdP.


(52)

b. Menyusun rencana pembelajaran secara kolaboratif antara peneliti dengan guru sesuai dengan pembelajaran yang akan diajarkan.

c. Menyiapkan perangkat pembelajaran yang akan digunakan selama proses pembelajaran.

d. Menyiapkan materi pembelajaran, Lembar Kerja Siswa (LKS) dan media yang sesuai dengan materi dan metode pembelajaran yang akan digunakan.

e. Menyiapkan instrumen penelitian yang terdiri dari lembar observasi untuk mengamati aktivitas siswa dan kinerja guru.

f. Menyusun alat evaluasi hasil belajar siswa berupa kata kunci dan pedoman penyekoran.

b. Pelaksanaan

Pada tahap ini merupakan implementasi atau penerapan dari perencanaan yang telah disusun, yaitu sebagai berikut.

a. Kegiatan Awal

1) Pengondisian kelas (menata tempat duduk untuk pembelajaran, menertibkan siswa, berdoa, dan mengecek kehadiran siswa).

2) Guru mengomunikasikan tujuan langkah-langkah pembelajaran, tujuan pembelajaran, materi, waktu, serta hasil akhir yang diharapkan dalam pembelajaran.

3) Guru melakukan apersepsi dengan bertanya macam-macam pekerjaan yang ada di lingkungan sekitar.

4) Memberikan motivasi agar siswa memperhatikan pelajaran dan dapat berpartisipasi dengan baik dalam kegiatan pembelajaran.


(53)

b. Kegiatan Inti

1) Guru mengomunikasikan kepada siswa bahwa mereka akan melakukan kegiatan untuk mengamati gambar berbagai profesi yang ada di sekitar lingkungan sekolah.

2) Guru menjelaskan sedikit materi sebagai pengantar pembelajaran. 3) Guru meminta siswa untuk mengamati, mengidentifikasi, dan

membuat daftar pertanyaan sesuai dengan pengamatan kemudian menukarkan daftar pertanyaan yang telah dibuat dengan seorang teman, untuk saling membaca pertanyaan-pertanyaan yang telah dibuat, menemukan dan memperbaikinya jika pertanyaan yang dibuat sulit dipahami.

4) Guru berkeliling untuk membimbing dan memastikan semua siswa memahami instruksi dan melakukan langkah percobaan dengan benar.

5) Guru membagi kelas menjadi lima kelompok, setiap kelompok terdiri dari 4 sampai 5 orang.

6) Guru memberikan beberapa kata kunci kepada setiap kelompok sesuai dengan pokok bahasan yang dibahasnya.

(dokter: obat, rumah sakit, pasien, sakit) (petani: padi, sawah, pengairan, nasi) (guru: siswa, mengajar, sekolah, pandai)

7) Guru menugasi siswa untuk membuat deskripsi tentang beberapa macam profesi atau pekerjaan yang ada di lingkungan sekitar dengan menggunakan beberapa kata kunci yang sudah disediakan.

8) Guru meminta masing-masing kelompok untuk mendiskusikan jawaban siswa.


(54)

9) Guru meminta setiap kelompok untuk mempersentasikan hasil diskusinya kemudian bersama-sama secara cermat membuktikan benar tidaknya hasil pengolahan antara pertanyaan dengan jawaban. 10) Guru meminta kelompok lain memperhatikan dan bersama dengan

guru menyimpulkan pertanyaan dan jawaban yang sama dengan memperhatikan hasil persentasi semua kelompok.

11) Guru memberikan komentar positif tentang penampilan siswa. 12) Guru menguatkan pendapat siswa dengan meluruskan

pendapat-pendapat yang dikemukakan dalam diskusi. c. Kegiatan Akhir

1) Dengan bimbingan guru, siswa membuat kesimpulan/rangkuman hasil belajar selama sehari.

2) Guru melakukan kegiatan tanya jawab tentang materi yang telah dipelajari untuk mengetahui hasil ketercapaian materi

3) Melakukan penilaian proses dan hasil belajar.

4) Mengajak siswa berdoa menurut agama masing-masing. 5) Pulang dengan tertib.

c. Pengamatan

Pelaksanaan observasi dilakukan secara bersamaan dengan pelaksanaan tindakan. Selama proses kegiatan pembelajaran berlangsung, peneliti sebagai observer.

a. Mengamati aktivitas siswa melalui lembar observasi yang telah disiapkan yaitu keaktifan dan keantusiasan siswa, termasuk saat siswa melakukan kegiatan diskusi, serta kinerja guru selama proses pembelajaran. dalam pembelajaran tematik.


(55)

b. Mengamati kinerja guru menggunakan lembar observasi yaitu untuk melihat kinerja guru dalam melaksanakan proses pembelajaran.

c. Mengidentifikasi kelemahan-kelemahan untuk memperbaiki proses pembelajaran pada siklus berikutnya.

d. Refleksi

a. Peneliti menganalisis hasil pengamatan terhadap aktivitas dan hasil belajar siswa. Analisis yang dilakukan adalah untuk mengetahui sejauh mana aktivitas siswa terhadap pembelajaran tematik dan peningkatan hasil belajar siswa terhadap materi yang telah diajarkan pada pembelajaran tematik dengan modelconcept sentence.

b. Merenungkan kembali secara intensif kejadian atau peristiwa yang menyebabkan munculnya sesuatu yang tidak diharapkan dan yang diharapkan.

c. Menganalisis keberhasilan dan kekurangan proses pembelajaran berlangsung.

d. Hasil analisis digunakan sebagai bahan perencanaan pada siklus II.

2. Siklus II

Siklus II ini dilakukan setelah merefleksi kegiatan Siklus I. Siklus II ini dilakukan sebagai usaha peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran tematik dengan model concept sentence. Hasil pembelajaran pada siklus II ini diharapkan lebih baik dari siklus I.

a. Perencanaan

Pada tahap ini, peneliti membuat perencanaan perbaikan pembelajaran berdasarkan hasil analisis pada siklus I. Pada tahap ini, peneliti membuat perencanaan penelitian yang matang untuk mencapai


(56)

pembelajaran yang diinginkan. Peneliti mempersiapkan proses pembelajaran tematik melalui penerapan model concept sentence. Langkah-langkah perencanaannya adalah sebagai berikut.

a,Menganalisis pemetaan kompetensi pada Tema 7 “Cita-citaku” Subtema 2“Hebatnya Cita-citaku”. Mata pelajaran yang dipadukan yaitu Bahasa Indonesia, IPA, IPS, dan Matematika.

b. Menyusun rencana pembelajaran secara kolaboratif antara peneliti dengan guru sesuai dengan pembelajaran yang akan diajarkan.

c. Menyiapkan perangkat pembelajaran yang akan digunakan selama proses pembelajaran.

d. Menyiapkan materi pembelajaran, Lembar Kerja Siswa (LKS) dan media yang sesuai dengan materi dan metode pembelajaran yang akan digunakan.

e. Menyiapkan instrumen penelitian yang terdiri dari lembar observasi untuk mengamati aktivitas siswa dan kinerja guru.

f. Menyusun alat evaluasi hasil belajar siswa berupa kata kunci dan pedoman penyekoran.

b. Pelaksanaan

Pada tahap ini merupakan implementasi atau penerapan dari perencanaan yang telah disusun, yaitu sebagai berikut.

a. Kegiatan Awal

1) Pengondisian kelas (menata tempat duduk untuk pembelajaran, menertibkan siswa, berdoa, dan mengecek kehadiran siswa).

2) Guru mengomunikasikan tujuan langka h-langkah pembelajaran, tujuan pembelajaran, materi, waktu, serta hasil akhir yang diharapkan dalam pembelajaran.


(57)

3) Guru melakukan apersepsi dengan bertanya hebatnya seorang petani dan nelayan.

4) Memberikan motivasi agar siswa memperhatikan pelajaran dan dapat berpartisipasi dengan baik dalam kegiatan pembelajaran.

b. Kegiatan Inti

1) Guru mengomunikasikan kepada siswa bahwa mereka akan melakukan kegiatan untuk mengamati gambar berbagai profesi yang ada di sekitar lingkungan sekolah.

2) Guru menjelaskan sedikit materi sebagai pengantar pembelajaran. 3) Guru meminta siswa untuk mengamati, mengidentifikasi, dan

membuat daftar pertanyaan sesuai dengan pengamatan kemudian menukarkan daftar pertanyaan yang telah dibuat dengan seorang teman, untuk saling membaca pertanyaan-pertanyaan yang telah dibuat, menemukan dan memperbaikinya jika pertanyaan yang dibuat sulit dipahami.

4) Guru berkeliling untuk membimbing dan memastikan semua siswa memahami instruksi dan melakukan langkah percobaan dengan benar.

5) Guru membagi kelas menjadi lima kelompok, setiap kelompok terdiri dari 4 sampai 5 orang.

6) Guru memberikan beberapa kata kunci kepada setiap kelompok. (dokter: mengobati, merawat, siap setiap wktu)

(guru: mencerdaskan, tanpa tanda jasa, tulus)

7) Guru menugasi siswa untuk menulis manfaat dan hebatnya beberapa pekerjaan.


(58)

8) Guru meminta masing-masing kelompok untuk mendiskusikan jawaban mereka.

9) Guru meminta setiap kelompok untuk memperesentasikan hasil diskusinya kemudian bersama-sama secara cermat membuktikan benar tidaknya hasil pengolahan antara pertanyaan dengan jawaban.

10) Guru meminta kelompok lain memperhatikan dan bersama dengan guru menyimpulkan pertanyaan dan jawaban yang sama dengan memperhatikan hasil presentasi semua kelompok.

11) Guru memberikan komentar positif tentang penampilan siswa. 12) Guru menguatkan pendapat siswa dengan meluruskan

pendapat-pendapat yang dikemukakan dalam diskusi. c. Kegiatan Akhir

1. Dengan bimbingan guru, siswa membuat kesimpulan/rangkuman hasil belajar selama sehari.

2. Guru melakukan kegiatan tanya jawab tentang materi yang telah dipelajari untuk mengetahui hasil ketercapaian materi

3. Melakukan penilaian proses dan hasil belajar.

4. Mengajak siswa berdoa menurut agama masing-masing. 5. Pulang dengan tertib.

c. Pengamatan

Pelaksanaan observasi dilakukan secara bersamaan dengan pelaksanaan tindakan. Selama proses kegiatan pembelajaran berlangsung, peneliti sebagai observer:


(59)

b. Mengamati kinerja guru menggunakan lembar observasi yaitu untuk melihat kinerja guru dalam melaksanakan proses pembelajaran.

c. Mengamati hasil belajar siswa melalui tes yang telah disiapkan yaitu untuk melihat peningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajaran tematik dengan modelconcept sentence.

d. Mengidentifikasi kelemahan-kelemahan untuk memperbaiki proses pembelajaran pada siklus berikutnya.

d. Refleksi

Berdasarkan hasil pengamatan, peneliti menganalisis keberhasilan dan kekurangan dalam proses pembelajaran yang menggunakan model concept sentence. Merefleksi kembali tentang berhasil atau tidaknya kegiatan penelitian yang dilakukan pada siklus I dan II.

3. Siklus III

Siklus III ini dilakukan setelah merefleksi kegiatan Siklus II. Siklus III ini dilakukan sebagai usaha peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran tematik dengan model concept sentence. Hasil pembelajaran pada siklus III ini diharapkan lebih baik dari siklus II.

a. Perencanaan

Pada tahap ini, peneliti membuat perencanaan perbaikan pembelajaran berdasarkan hasil analisis pada siklus II. Pada tahap ini, peneliti membuat perencanaan penelitian yang matang untuk mencapai pembelajaran yang diinginkan. Peneliti mempersiapkan proses pembelajaran tematik melalui penerapan model concept sentence. Langkah-langkah perencanaannya adalah sebagai berikut.


(60)

a. Menganalisis pemetaan kompetensi pada Tema 7 “Cita-citaku” Subtema 2 “Giat Berusaha Meraih Cita”. Mata pelajaran yang dipadukan yaitu Bahasa Indonesia, IPA, IPS, dan PPKn.

b. Menyusun rencana pembelajaran secara kolaboratif antara peneliti dengan guru sesuai dengan pembelajaran yang akan diajarkan.

c. Menyiapkan perangkat pembelajaran yang akan digunakan selama proses pembelajaran.

d. Menyiapkan materi pembelajaran, lembar kerja siswa (LKS) dan media yang sesuai dengan materi dan metode pembelajaran yang akan digunakan.

e. Menyiapkan instrumen penelitian yang terdiri dari lembar observasi untuk mengamati aktivitas siswa dan kinerja guru.

f. Menyusun alat evaluasi hasil belajar siswa berupa kata kunci dan pedoman penyekoran.

b. Pelaksanaan

Pada siklus III, tahapan atau langkah-langkah pelaksanaan yang dilakukan sama seperti yang dilakukan pada siklus II berdasarkan dengan hasil refleksi siklus II, dengan materi yang berbeda yaitu sub tema 3 “giat berusaha meraih cita-cita”.

a. Kegiatan Awal

1. Pengondisian kelas (menata tempat duduk untuk pembelajaran, menertibkan siswa, berdoa, dan mengecek kehadiran siswa).

2. Guru mengomunikasikan tujuan langkah-langkah pembelajaran, tujuan pembelajaran, materi, waktu, serta hasil akhir yang diharapkan dalam pembelajaran.


(61)

3. Guru melakukan apersepsi dengan bertanya apa saja yang harus dilakukan jika ingin menjadi seorang astronot.

4. Memberikan motivasi agar siswa memperhatikan pelajaran dan dapat berpartisipasi dengan baik dalam kegiatan pembelajaran.

b. Kegiatan Inti

1. Guru mengomunikasikan kepada siswa bahwa mereka akan melakukan kegiatan untuk mengamati gambar berbagai profesi yang ada di sekitar lingkungan sekolah.

2. Guru menjelaskan sedikit materi sebagai pengantar pembelajaran. 3. Siswa mengamati, mengidentifikasi, dan membuat daftar

pertanyaan sesuai dengan pengamatan kemudian menukarkan daftar pertanyaan yang telah dibuat dengan seorang teman, untuk saling membaca pertanyaan-pertanyaan yang telah dibuat, menemukan dan memperbaikinya jika pertanyaan yang dibuat sulit dipahami.

4. Guru berkeliling untuk membimbing dan memastikan semua siswa memahami instruksi dan melakukan langkah percobaan dengan benar.

5. Siswa dimbagi menjadi lima kelompok, setiap kelompok terdiri dari 4 sampai 5 orang siswa.

6. Guru memberikan beberapa kata kunci kepada setiap kelompok. (dokter: belajar, sopan, hati-hati, teliti)

(guru: belajar, tulus, rajin, )

7. Siswa ditugasi untuk menulis hal-hal yang harus dilakukan untuk meraih cita-cita.


(62)

9. Guru meminta setiap kelompok untuk memperesentasikan hasil diskusinya kemudian bersama-sama secara cermat membuktikan benar tidaknya hasil pengolahan antara pertanyaan dengan jawaban.

10. Kelompok lain memperhatikan dan bersama dengan guru menyimpulkan pertanyaan dan jawaban yang sama dengan memperhatikan hasil presentasi semua kelompok.

11. Guru memberikan komentar positif tentang penampilan siswa. 12. Guru menguatkan pendapat siswa dengan meluruskan

pendapat-pendapat yang dikemukakan dalam diskusi.

e. Kegiatan Akhir

1. Dengan bimbingan guru, siswa membuat kesimpulan/rangkuman hasil belajar selama sehari.

2. Guru melakukan kegiatan tanya jawab tentang materi yang telah dipelajari untuk mengetahui hasil ketercapaian materi

3. Melakukan penilaian proses dan hasil belajar.

4. Mengajak siswa berdoa menurut agama masing-masing. 5. Pulang dengan tertib.

c. Pengamatan

Pelaksanaan observasi dilakukan secara bersamaan dengan pelaksanaan tindakan. Selama proses kegiatan pembelajaran berlangsung, peneliti sebagai observer:

a. Mengamati aktivitas siswa melalui lembar observasi.

b. Mengamati kinerja guru menggunakan lembar observasi yaitu untuk melihat kinerja guru dalam melaksanakan proses pembelajaran.


(1)

47

c. Mengamati hasil belajar siswa melalui tes yang telah disiapkan yaitu untuk melihat peningkatan hasil belajar pada pembelajaran tematik dengan modelconcept sentence.

d. Refleksi

Berdasarkan hasil pengamatan, peneliti menganalisis keberhasilan dan kekurangan dalam proses pembelajaran yang menggunakan model concept sentence. Merefleksi kembali tentang berhasil atau tidaknya kegiatan penelitian yang dilakukan pada siklus I, II, dan III.

G. Indikator Keberhasilan

Mulyasa (2013: 131) menyatakan ahwa dari segi proses, pembelajaran dikatakan berhasil dan berkualitas apabila seluruhnya atau setidak-tidaknya sebagian besar (75%) peserta didik terlibat secara aktif, baik fisik, mental, maupun sosial. Sedangkan dari segi hasil, pembelajaran dikatakan berhasil apabila terjadi perubahan perilaku yang positif pada peserta didik sekurang-kurangnya atau setidak-tidaknya sebagian besar (75%).

Dengan demikian, indikator keberhasilan penelitian tindakan kelas ini yaitu: 1. Adanya peningkatan aktivitas belajar siswa kelas IVA SD Negeri 2 Tulung

Balak pada setiap siklusnya.

2. Adanya peningkatan hasil belajar pada setiap siklusnya dengan ketuntasan klasikal yaitu ≥75% dari jumlah siswa keseluruhan yang mencapai nilai (>66).


(2)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang dilakukan di kelas IV A SD Negeri 2 Tulung Balak dapat disimpulkan bahwa:

1. Penerapan model concept sentence pada pembelajaran tematik dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa. Pada siklus I nilai rata-rata aktivitas belajar siswa adalah 71,38% dengan kategori “Cukup”, kemudian meningkat menjadi 78,09% dengan kategori “Aktif” pada siklus II selanjutnya meningkat menjadi 82,73% dengan kategori “Aktif” pada siklus III.

2. Penerapan model concept sentence pada pembelajaran tematik dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hasil belajar siswa meliputi aspek afektif, aspek psikomotor dan aspek kognitif. Rincian hasil belajar siswa pada siklus I sampai siklus III adalah sebagai berikut.

a. Hasil Belajar Siswa pada Aspek Kognitif

Pada penelitian tindakan kelas ini terjadi peningkatan ketuntasan klasikal kognitif siswa. Pada siklus I ketuntasan klasikal aspek kognitif sebesar 57,89% dengan kategori “Sedang”, pada siklus II 68,42% dengan kategori “Tinggi”, dan 89,47% dengan kategori “Sangat Tinggi” pada siklus III. b. Hasil Belajar Siswa pada Aspek Afektif

Terjadi peningkatan ketuntasan klasikal sikap siswa pada setiap siklusnya. Pada siklus I ketuntasan kalsikal aspek afektif sebesar 47,36% dengan


(3)

100

kategori “Sedang”, pada siklus II sebesar 63,15% dengan kategori “Tinggi”, dan pada siklus III sebesar 78,94% dengan kategori “Tinggi”.

c. Hasil Belajar Siswa pada Aspek Psikomotor

Sama halnya dengan afektif siswa, ketuntasan klasikal hasil belajar siswa pada aspek psikomotor juga mengalami peningkatan. Pada siklus I ketuntasan klasikal psikomotor siswa adalah 52,63% dengan kategori “Sedang”, pada siklus II tercatat 73,68% dengan kategori “Tinggi” dan 84,21% dengan kategori “Sangat Tinggi” pada siklus III.

3. Pada penelitian ini kinerja guru juga mengalami peningkatan, yaitu dengan nilai rata-rata pada siklus I adalah 53,40 dengan kategori “Cukup”. Nilai rata- rata pada siklus II adalah 61,13 dengan kategori “Baik”, dan nilai rata-rata pada siklus III adalah 73,40 dengan kategori “Baik”.

B. Saran 1. Siswa

Diharapkan dapat selalu aktif serta memiliki antusias menunjukkan partisipasinya dalam mengikuti kegiatan pembelajaran sehingga dapat menghasilkan pengetahuan yang bersifat komprehensif baik kognitif, afektif, dan psikomotor.

2. Guru

Diharapkan guru lebih berani berinovasi untuk menerapkan dan menggunakan model serta media pembelajaran yang kreatif dan menarik serta bersifat menyenangkan sehingga menghasilkan minat siswa untuk belajar.

3. Sekolah

Penyediaan fasilitas penunjang yang mampu mendukung usaha pelaksanaan pembelajaran yang aktif, kreatif dan menyenangkan.


(4)

101 101

4. Peneliti

Penelitian ini dilakukan melalui penerapan model concept sentence pada mata pembelajaran tematik dengan materi yang berbeda pada setiap siklusnya. Diharapkan peneliti berikutnya dapat mengembangkan dan melaksanakan perbaikan pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran serupa pada materi lain yang bervariasi.


(5)

102

DAFTAR PUSTAKA

Andayani. 2009.Pemantapan Kemampuan Profesional. Universitas Terbuka. Jakarta. Aqib, Zainal, dkk. 2010.Penelitian Tindakan Kelas untuk Guru SD, SLB, & TK.Yrama

Widya. Bandung.

Arikunto, Suharsimi. dkk. 2006.Penelitian Tindakan Kelas. Bumi aksara. Jakarta. . 2007.Menejemen penelitian. Rineka cipta. Jakarta.

Hamalik, Oemar. 2005. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. Bumi Aksara. Jakarta.

Hanafiah, Nana, & Cucu Suhana. 2010. Konsep Strategi Pembelajaran. Refika Aditama. Bandung.

Hariyani, Titik. 2013. Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Two Stay Tow Stray untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar pada Mata Pelajaran PKn Kelas VB SD Negeri 1 Metro Barat Tahun Pelajaran 2012/2013. Universitas Lampung. Bandar Lampung.

http://library.um.ac.id/ptk/index.php?mod=detail&id=42697

Huda, Miftahul. 2013. Model-model Pengajaran dan Pembelajaran. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.

Husamah & Yanur Setyaningrum. 2013. Desain Pembelajaran Berbasis Pencapaian Kompetensi. Prestasi Pustaka. Jakarta.

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. 2013. Modul Materi Pelatihan Guru Implementasi Kurikulum 2013. Kemendikbud. Jakarta.

. 2013.Konsep Pendekatan Scientific. Kemendikbud. Jakarta.

. 2013. Modul Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah. Kememendikbud.Jakarta.

. 2013.Buku Guru Tema 7 Cita-citaku. Kemendikbud. Jakarta. _______. 2013.Panduan Penilaian di Sekolah Dasar.Kemendikbud. Jakarta.

Komalasari, Kokom. 2011. Pembelajaran Kontekstual Konsep dan Aplikasi. Refika Aditama. Bandung.


(6)

103

Kunandar. 2011. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas sebagai Pengembangan Profesi.Rajawali Pres. Jakarta.

. 2013. Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Berdasarkan Kurikulum 2013) Suatu Pendekatan Praktis Disertai dengan Contoh. Rajawali Pres. Jakarta.

Mulyasa. 2013.Pengembangan dan Implementasi Kurikulim 2013.Remaja Rosdakarya. Bandung.

Nashar. 2004.Peranan Motivasi dan Kemampuan Awal. Delia Press. Jakarta.

Nurgiyantoro, Burhan. 2011. Penilaian Otentik dalam Pembelajaran Bahasa. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

Prastowo, Andi. 2013.Pengembangan Bahan Ajar Tematik. DIVA Press. Jogjakarta. Poerwanti, Endang dkk. 2008. Assesmen Pembelajaran SD. Ditjen Dikti Depdiknas.

Jakarta.

Purwanto, Ngalim. 2008. Psikologi Pendidikan. Remaja Rosdakarya. Bandung.

Riduwan. 2010.Metode dan Teknik Menyusun Proposal Penelitian.Alfabeta. Bandung. Rusman. 2012. Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru.

Rajawali Pers. Jakarta.

Sani, Ridwan Abdullah. 2013.Inovasi Pembelajaran. Bumi Aksara. Jakarta.

Supinah & Titik Susanti. 2010. Pembelajaran Berbasis Masalah Matematika di SD. Ptk Matematika. Yogyakarta.

Suprijono, Agus. 2013. Cooperative Learning: Teori & Aplikasi PAIKEM. Pustaka Pelajar. Yogyakarta

Suryosubroto, B. 2009.Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Rineka Cipta. Jakarta. Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Kencana

Prenada Media Group. Jakarta.

Trianto. 2010. Mengembangkan Model Pembelajaran Tematik. Prestasi Pustakarya. Jakarta.

Wahyudin, Dinn, dkk. 2007.Pengantar Pendidikan. Universitas Terbuka. Jakarta. Winataputra, Udin, dkk. 2008.Strategi Belajar Mengajar. Universitas Terbuka. Jakarta.


Dokumen yang terkait

PENDEKATAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IVA SD NEGERI 11

0 11 46

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR TEMATIK MELALUI PENDEKATAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS III SD NEGERI 2 SUKARAME BANDARLAMPUNG

1 18 73

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AIR (AUDITORY INTELLECTUALLY REPETITION) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS IV A SD NEGERI 02 TULUNG BALAK TAHUN PELAJARAN 2013/2014

13 68 66

PENERAPAN MODEL DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA KELAS IVB SD NEGERI 02 TULUNG BALAK KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

5 36 82

PENERAPAN MODEL PAIKEM UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS 1 SD N 07 METRO TIMUR

1 13 86

PENERAPAN STRATEGI CONCEPT MAPPING UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PADA PEMBELAJARAN TEMATIK SISWA KELAS IVA SDN 05 METRO TIMUR TAHUN PELAJARAN 2013/2014

6 66 71

PENERAPAN METODE GUIDED DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS IVA SD NEGERI 1 NUNGGALREJO TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 6 75

PENERAPAN MODEL ARTIKULASI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA POWER POINT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS KELAS IVA SD NEGERI 08 METRO SELATAN

0 18 80

Model Pembelajaran Tematik Untuk Siswa SD Kelas Awal

0 0 28

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS IVA SD NEGERI 42 PEKANBARU

0 0 15