PENERAPAN MODEL PAIKEM UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS 1 SD N 07 METRO TIMUR

(1)

PENERAPAN MODEL PAIKEM UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM

PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS 1 SD N 07 METRO TIMUR

(Skripsi)

Oleh Indah Nur Akbar

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2014


(2)

ABSTRAK

PENERAPAN MODEL PAIKEM UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM

PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS 1 SD N 07 METRO TIMUR

Oleh:

INDAH NUR AKBAR

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya aktivitas dan hasil belajar siswa kelas 1 SD Negeri 07 Metro Timur pada pembelajaran tematik. Siswa yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) pada tema

keempat “Keluargaku” mencapai 28,57% dengan kategori “Sangat Rendah”. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa melalui penerapan model PAIKEM.

Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas yang dilaksanakan dalam 3 siklus dengan tahapan perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Pengumpulan data menggunakan lembar observasi untuk data aktivitas siswa dan lembar tes untuk data hasil belajar siswa. Data aktivitas siswa dianalisis dengan teknik kualitatif, sedangkan data hasil belajar siswa dianalisis dengan teknik kuantitatif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran PAIKEM dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata aktivitas siswa pada siklus I sebesar 51,16 dengan kategori “Cukup”, kemudian meningkat sebesar 11,11 pada siklus II menjadi 62,27 dengan kategori “Baik” dan meningkat kembali sebesar 9,56 pada siklus III menjadi 71,83 dengan kategori “Sangat Baik”. Rata-rata hasil belajar siswa pada siklus I sebesar 63,57 dengan kategori “Cukup”, kemudian meningkat sebesar 9,64 pada siklus II menjadi 73,21 dengan kategori “Baik”, dan selanjutnya mengalami peningkatan kembali sebesar 8,21 pada siklus III menjadi 81,42 dengan kategori “Sangat Baik”.


(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

RIWAYAT HIDUP

Peneliti bernama Indah Nur Akbar lahir di Metro pada tanggal 15 Desember 1991, sebagai anak kedua dari empat bersaudara pasangan Bapak Raden Nara Usman dan Ibu Listiana. Peneliti menempuh pendidikan formal di SD Negeri 01 Metro Pusat lulus pada tahun 2004, SMP Negeri 04 Metro lulus pada tahun 2007, SMK Negeri 01 Metro lulus pada tahun 2010, dan melanjutkan ke jenjang Perguruan Tinggi Negeri di Universitas Lampung Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Perjalanan menjadi seorang mahasiswa, dilalui dengan menempuh jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) pada tahun 2010. Peneliti pernah melakukan Kuliah Kerja Nyata Kependidikan Terpadu (KKN-KT) di SD Negeri 02 Tribudi Syukur, Kebon Tebu, Lampung Barat.


(8)

MOTO

“Apabila perjalanan menjadi sulit, orang yang ulet akan berjalan terus.”

(Knute Rockne)

“Bukan masalah-masalahmu yang mengganggumu, tetapi cara anda memandang masalah-masalah itu. Semua bergantung

pada cara anda memandang sesuatu.”


(9)

PERSEMBAHAN

Bismillahirohmanirohim

Saya persembahkah karya ini sebagai rasa syukur kepada Allah SWT

dan ucapan terima kasih serta rasa banggaku kepada:

Bapak Raden Nara Usman dan Ibu Listiana

Orang tua saya tercinta yang telah mendoakan, dan memberi dorongan

moral maupun material, memberi semangat, serta memberi motivasi

demi kelancaran menyelesaikan skripsi ini

Ade Akbar. V., Putri Akbar. R., dan Dilla Fadilla

Kakak dan adik-adik saya tercinta yang telah mendoakan dan

memberikan semangat demi kelancaran dalam menyelesaikan skripsi

ini.


(10)

SANWACANA

Puji dan syukur peneliti panjatkan atas ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan karunia rahmat, hidayah, dan inayah-Nya sehingga peneliti dapat

menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul “Penerapan Model PAIKEM

untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Kelas I SD Negeri 07

Metro Timur”, sebagai salah satu syarat meraih gelar sarjana pendidikan pada

Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Lampung. Semoga tulisan ini memenuhi syarat untuk disebut sebagai skripsi.

Penulis menyadari dengan sepenuh hati bahwa selesainya penulisan ini tak lepas dari bantuan, dorongan, dan semangat dari berbagai pihak. Oleh karena itu, peneliti menyampaikan ucapan terima kasih yang setulusnya dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada semua pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini, di antaranya: 1. Bapak Prof. Dr. Ir. Hi. Sugeng P. Hariyanto, M. S., selaku Rektor

Universitas Lampung, yang telah memberikan kesempatan kepada peneliti untuk menempuh ilmu di Universitas Lampung.

2. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M. Si., selaku Dekan FKIP Universitas Lampung, yang telah memberikan kesempatan kepada peneliti untuk mengikuti pendidikan hingga terselesaikan penyusunan skripsi ini.


(11)

yang telah memberikan semangat untuk memajukan prodi PGSD.

4. Bapak Dr. Hi. Darsono, M.Pd., selaku Ketua Program Studi PGSD, yang telah memberikan banyak ilmu kepada peneliti, memberikan dukungan, saran serta kontribusi dalam penyelesaian skripsi.

5. Ibu Dra. Asmaul Khair, M Pd., selaku Ketua SI PGSD UPP Metro, yang telah memberikan banyak ilmu kepada peneliti, memberikan dukungan, saran serta kontribusi dalam penyelesaian skripsi.

6. Bapak Drs. Muncarno, M.Pd., selaku Dosen Pembimbing I, yang dalam kesibukannya senantiasa meluangkan waktu untuk membimbing, memberi saran dan petunjuk dalam penyusunan skripsi ini hingga selesai.

7. Ibu Dra. Sulistiasih, M.Pd., selaku Dosen Pembimbing II dan Dosen Pembimbing Akademik, yang dalam kesibukannya senantiasa meluangkan waktu untuk membimbing, memberi semangat dan saran serta petunjuk dalam penyusunan skripsi ini hingga selesai.

8. Bapak Dr. Alben Ambarita, M.Pd., selaku Dosen dan Pembahas yang telah memberikan saran-saran dan dukungan serta bantuan selama proses penyusunan skripsi ini selesai.

9. Bapak dan ibu Dosen serta Staf PGSD UPP Metro yang telah membantu sampai skripsi ini selesai.

10. Kepala Sekolah serta para guru SD Negeri 07 Metro Timur atas bimbingan dan kerja samanya sehingga penelitian ini dapat berjalan dengan lancer.


(12)

12. Teman-teman seperjuangan, Program Studi SI PGSD Universitas Lampung angkatan 2010 yang telah memberikan sumbang saran dalam penyelesaian skripsi.

13. Terima kasih kepada semua pihak yang tidak dapat peneliti sebutkan satu per satu.

Semoga amal baik Bapak, Ibu dan Saudara-saudara mendapatkan balasan dari Allah SWT. Akhir kata, peneliti berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi dunia pendidikan yang selalu menghadapi tantangan seiring dengan perkembangan zaman, khususnya para guru sebagai acuan dalam pengembangan pembelajaran di kelas dalam usaha meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.

Metro, Oktober 2014 Peneliti


(13)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR GAMBAR ... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ... xviii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 4

C. Rumusan Masalah ... 5

D. Tujuan Penelitian... 5

E. Manfaat Penelitian ... 6

F. Ruang Lingkup ... 7

BAB II DESKRIPSI TEORI DAN HIPOTESIS A. Pengertian Model PAKEM ... 8

1. Model Pembelajaran ... 8

2. Model PAIKEM ... 9

3. Karakteristik PAIKEM ... 10

4. Hal-hal Penting yang Harus Diperhatikan dalam Implementasi Model PAIKEM ... 11

5. Penjabaran PAIKEM ... 16

6. Kriteria Keberadaan PAIKEM dalam Pembelajaran ... 19

B. Belajar ... 22

1. Pengertian Belajar ... 22

2. Aktivitas Belajar ... 23

3. Hasil Belajar ... 25

C. Kurikulum 2013 ... 27

D. Tematik ... 28

1. Pembelajaran Tematik ... 28

2. Keunggulan dan Kelemahan Pembelajaran Tematik ... 29

3. Pendekatan Ilmiah dalam Pembelajaran Tematik ... 29

4. Penilaian Autentik dalam Pembelajaran Tematik ... 31

E. Hasil Penelitian yang Relevan ... 33

F. Kerangka Pikir ... 35


(14)

B. Setting Penelitian ... 39

1. Subjek Penelitian ... 39

2. Tempat Penelitian ... 39

3. Waktu Penelitian ... 39

C. Teknik Pengumpulan Data ... 40

1. Teknik Nontes ... 40

2. Teknik Tes ... 40

D. Alat Pengumpulan Data ... 40

1. Lembar Panduan Observasi ... 40

a. Instrumen Kinerja Guru ... 41

b. Aktivitas Belajar Siswa ... 41

2. Tes Hasil Belajar ... 42

a. Ranah Kognitif ... 42

b. Ranah Afektif ... 42

c. Ranah Psikomotor ... 42

E. Teknik Analisis Data ... 43

1. Teknik Analisis Kualitatif ... 43

2. Tenik Analisis Kuantitatif ... 50

F. Urutan Peneltian Tindakan Kelas ... 52

G. Indikator Keberhasilan ... 62

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Profil Sekolah ... 63

B. Deskripsi Awal ... 64

C. Hasil Penelitian ... 65

1. Persiapan Pembelajaran... 65

2. Kegiatan Pembelajaran ... 66

a. Siklus I ... 66

b. Siklus II ... 77

c. Siklus III ... 86

D. Rekapitulasi Hasil Penelitian ... 96

1. Rekapitulasi Aktivitas Siswa Siklus I, II dan III ... 96

2. Rekapitulasi Belajar Aspek Afektif Siklus I, II, dan III ... 98

3. Rekapitulasi Belajar Aspek Psikomotor Siklus I, II dan III ... 99

4. Rekapitulasi Belajar Aspek Kognitif Siklus I, II dan III ... 100

5. Rekapitulasi kinerja Guru Siklus I, II dan III ... 101

C. Pembahasan ... 103

1. Aktivitas Belajar Siswa ... 103

2. Hasil Belajar Aspek Afektif ... 103

3. Hasil Belajar Aspek Psikomotor ... 104

4. Hasil Belajar Aspek Kognitif ... 105


(15)

B.Saran ... 108 DAFTAR PUSTAKA ... 109 LAMPIRAN


(16)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Kerangka pikir dalam PAIKEM... 37

3.1 Siklus penelitian tindakan kelas ... 39

4.1 Rekapitulasi aktivitas siswa siklus I, II, dan III ... 97

4.2 Rekapitulasi belajar siswa aspek afektif siklus I, II, dan III ... 98

4.3 Rekapitulasi belajar siswa aspek psikomotor siklus I, II, dan III ... 100

4.4 Rekapitulasi belajar siswa aspek kognitif siklus I, II, dan III ... 101


(17)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1 Sintaks model PAIKEM ... 16

2.2 Kriteria PAIKEM dalam pembelajaran ... 20

3.1 Lembar observasi aktivitas belajar siswa dalam kegiatan pembelajaran . 44

3.2 Kriteria penilaian aktivitas belajar siswa ... 44

3.3 Kriteria keaktifan kelas dalam satuan persen (%) ... 45

3.4 Tabel kinerja guru dalam kegiatan pembelajaran ... 45

3.5 Kriteria skor perolehan kinerja guru ... 47

3.6 Kategori kinerja guru ... 47

3.7 Lembar observasi afektif siswa dalam kegiatan pembelajaran ... 48

3.8 Kriteria observasi afektif siswa ... 48

3.9 Kategori penilaian afektif siswa ... 49

3.10 Lembar observasi psikomotor siswa dalam kegiatan pembelajaran ... 50

3.11 Keterangan skor aspek psikomotor ... 50

3.12 Kategori penilaian psikomotor siswa ... 50

3.13 Dta hasil belajar aspek kogitif siswa ... 51

3.14 Kriteria ketuntasan belajar siswa aspek kognitif dalam persen (%) ... 45

4.1 Data tenaga pendidik dan kependidikan SD Negeri 07 Metro Timur ... . 64

4.2 Hasil aktivitas belajar siswa siklus I ... 71

4.3 Hasil belajar siswa aspk afektif siklus I ... 72

4.4 Hasil belajar siswa aspk psikomotor siklus I ... 73

4.5 Hasil belajar siswa aspk kognitif siklus I ... 74

4.6 Hasil kinerja guru siklus I ... 75

4.7 Hasil aktivitas belajar siswa siklus II ... 81

4.8 Hasil belajar siswa aspk afektif siklus II ... 82

4.9 Hasil belajar siswa aspk psikomotor siklus II ... 83

4.10 Hasil belajar siswa aspk kognitif siklus II ... 84

4.11 Hasil kinerja guru siklus II ... 85

4.12 Hasil aktivitas belajar siswa siklus III ... 92

4.13 Hasil siswa aspk afektif siklus III ... 93

4.14 Hasil siswa aspk psikomotor siklus III ... 94

4.15 Hasil siswa aspk kognitif siklus III ... 95

4.16 Hasil kinerja guru siklus III ... 95

4.17 Rekapitulasi aktivitas siswa siklus I, II, dan III ... 97

4.18 Rekapitulasi hasil belajar siswa aspek afektif siklus I, II, dan III ... 98

4.19 Rekapitulasi hasil belajar siswa aspek psikomotor siklus I, II, dan III .... 99

4.20 Rekapitulasi hasil belajar siswa aspek kognitif siklus I, II, dan III ... 100


(18)

i

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

I. Surat-surat ... 112

II. Perangkat pembelajaran ... 118

III. Aktivitas siswa ... 142

IV. Hasil belajar afektif... 145

V. Hasil belajar psikomotor ... 148

VI. Hasil belajar kognitif ... 151

VII. Kinerja guru ... 154


(19)

i

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

I. Surat-surat ... 112

II. Perangkat pembelajaran ... 118

III. Aktivitas siswa ... 142

IV. Hasil belajar afektif... 145

V. Hasil belajar psikomotor ... 148

VI. Hasil belajar kognitif ... 151

VII. Kinerja guru ... 154


(20)

BAB I PEDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan adalah hal penting dari kunci keberhasilan suatu bangsa. Pendidikan juga menjadi tolak ukur suatu bangsa untuk dapat bersaing dalam dunia Internasional. Melalui pendidikan memberikan bekal ilmu pengetahuan bagi siswa, mengembangkan potensi siswa, dan sarana transfer nilai. Menurut Amri (2013: 1) pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang dinamis dan sarat perkembangan. Oleh karena itu, perubahan atau perkembangan pendidikan adalah hal yang memang seharusnya terjadi sejalan dengan perubahan budaya kehidupan. Perubahan dalam arti perbaikan pendidikan pada semua tingkat perlu terus menerus dilakukan sebagai antisipasi kepentingan masa depan dan tuntutan masyarakat modern.

Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 1 menjelaskan bahwa suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengembangan diri, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.


(21)

Sesuai dengan kurikulum yang baru, saat ini pembelajaran di SD mulai diarahkan pada kurikulum 2013, atau yang lebih sering disebut dengan pembelajaran tematik, yang di dalamnya menggabungkan beberapa bidang studi dalam satu tema yang masih memiliki saling keterkaitan antara mata pelajarannya. Kurikulum 2013 menerapkan pembelajaran tematik, menjadikan siswa dapat belajar dari pengalaman maupun lingkungan sekitar. Upaya untuk menunjang tercapainya pembelajaran tematik tersebut harus didukung dengan iklim pembelajaran yang kondusif dan mendukung. Iklim pembelajaran yang diciptakan guru di dalam kelas sangat mendukung akan keberhasilan tercapainya tujuan pembelajaran.

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan wali kelas I SD Negeri 07 Metro Timur yang dilakukan pada tanggal 7 sampai 9 Januari 2014 di mana kelas tersebut sudah menggunakan kurikulum 2013, diperoleh keterangan bahwa aktivitas dan hasil belajar tematik masih rendah. Rendahnya aktivitas belajar siswa terlihat pada saat proses pembelajaran yaitu siswa kurang memperhatikan penjelasan guru, kurang aktif mengungkapkan pendapat. Hal tersebut berdampak pada hasil belajar siswa yang dapat diketahui dari rendahnya nilai pada tema keempat “Keluargaku” yang belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM). Dari jumlah keseluruhan 28 siswa, hanya 8 atau 28,57% siswa yang mencapai KKM dan nilai rata-rata siswa yaitu 56,34 dengan nilai terendah 20 dan tertinggi 96. Sedangkan KKM yang ditentukan adalah (data nilai ulangan harian tahun pelajaran 2013/2014).


(22)

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran tematik kelas I SD Negeri 07 Metro Timur belum berlangsung seperti yang diharapkan. Oleh karena itu, perlu diadakan perbaikan dan perubahan dalam proses pembelajaran agar aktivitas dan hasil belajar siswa yang dapat dicapai KKM. Untuk mengatasi masalah tersebut, hendaknya guru dapat mengubah model pembelajaran sehingga memungkinkan siswa lebih aktif dalam pembelajaran dan mampu mencapai hasil belajar yang lebih baik.

Rendahnya aktivitas dan hasil belajar siswa di atas dapat diberikan solusi, salah satunya menggunakan Model Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan (PAIKEM) dalam pembelajaran di sekolah. Dengan model PAIKEM siswa mendapatkan pengalaman belajar dengan cara yang menyenangkan dan tidak ada unsur keterpaksaan di dalamnya.

Secara psikologis-paedagogis penerapan PAIKEM dalam pembelajaran diyakini dan telah terbukti memiliki dampak positif terhadap penguatan hasil belajar siswa, kesan mendalam, dan pengetahuan yang telah diterima memiliki daya tahan lama dalam memori siswa. Selain itu penerapan PAIKEM dengan sendirinya akan semakin memotivasi guru sebagai fasilitator, motivator, inspirator, transformator, dan model secara terus menerus mengambangkan diri meningkatkan profesionalismenya (Ismail, 2009: 47).

Menurut Ramadhan (2008: http://tarmizi.wordpress.com) secara garis besar, PAIKEM dapat dijelaskan sebagai berikut.


(23)

1. Siswa terlibat dalam berbagai kegiatan yang mengembangkan pemahaman dan kemampuan mereka dengan penekanan pada belajar melalui berbuat.

2. Guru menggunakan berbagai alat bantu dan berbagai cara dalam membangkitkan semangat, termasuk menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar untuk menjadikan pembelajaran yang menarik, menyenangkan, dan cocok bagi siswa.

3. Guru mengatur kelas dengan memajang buku-buku dan bahan

ajar yang lebih menarik dan menyediakan‟pojok baca‟.

4. Guru menerapkan cara mengajar yang lebih kooperatif dan interaktif, termasuk cara belajar kelompok.

5. Guru mendorong siswa untuk menemukan caranya sendiri dalam pemecahan suatu masalah, untuk mengungkapkan gagasannya, dan melibatkan siswa dalam menciptakan lingkungan sekolahnya. Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti merasa perlu untuk mengadakan perbaikan pembelajaran melalui Penelitian Tindakan Kelas

dengan judul “Penerapan Model PAIKEM untuk Meningkatkan Aktivitas

dan Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran Tematik Kelas I SD Negeri 07

Metro Timur”

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, dapat diidentifikasi permasalahan yang ada, yakni sebagai berikut.

1. Siswa kurang memperhatikan penjelasan guru. 2. Siswa kurang aktif mengungkapkan pendapat.

3. Rendahnya aktivitas siswa pada pembelajaran tematik kelas I SD Negeri 07 Metro Timur.

4. Rendahnya hasil belajar siswa pada tema keempat “Keluargaku” dibuktikan dengan adanya 71,43% siswa belum mencapai KKM yang ditetapkan yaitu


(24)

5. Pembelajaran tematik di kelas I belum menggunakan model PAIKEM dalam pembelajaran.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, maka dapat dirumuskan masalah yang muncul dalam penelitian ini yaitu:

1. Bagaimanakah meningkatkan aktivitas belajar siswa melalui penerapan model PAIKEM dalam pembelajaran tematik kelas I SD Negeri 07 Metro Timur?

2. Bagaimanakah meningkatkan hasil belajar siswa melalui penerapan model PAIKEM dalam pembelajaran tematik kelas I SD Negeri 07 Metro Timur?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Meningkatnya aktivitas belajar siswa melalui penerapan model PAIKEM dalam pembelajaran tematik kelas I SD Negeri 07 Metro Timur.

2. Meningkatnya hasil belajar siswa melalui penerapan model PAIKEM dalam pembelajaran tematik kelas I SD Negeri 07 Metro Timur.

E. Manfaat Penelitian

1. Bagi Siswa

a. Melaui model PAIKEM diharapkan siswa dapat aktif dalam pembelajaran tematik kelas I SD Negeri 07 Metro Timur.


(25)

b. Melalui model PAIKEM diharapkan siswa dapat melibatkan peran siswa kelas I SD Negeri 07 Metro Timur.

2. Bagi Guru

a. Memperluas wawasan guru tentang penerapan model PAIKEM dalam pembelajaran tematik.

b. Sebagai alternatif dan bahan kajian bagi guru untuk menyelenggarakan pembelajaran di kelas sesuai dengan kurikulum yang berlaku.

3. Bagi Sekolah

a. Dapat menjadi bahan masukan dan memberikan kontribusi yang berguna dalam upaya meningkatkan mutu pembelajaran di sekolah yang bersangkutan.

b. Diharapkan sekolah lebih terbuka dan terpacu terhadap perubahan dan pembaharuan dalam pembelajaran apalagi dalam pembelajaran tematik.

4. Bagi Peneliti

Meningkatkan pengetahuan dan penguasaan dalam menerapkan model PAIKEM pada pembelajaran tematik, sehingga akan tercipta guru yang profesional.

F. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup pada penelitian tindakan ini adalah sebagai berikut. 1. Model pembelajaran yang digunakan peneliti ini adalah model


(26)

2. Model PAIKEM yang dimaksudkan adalah untuk menciptakan suasana pembelajar yang lebih aktif, kreatif, inovatif, efektif dan menyenangkan terutama dalam hal meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.

3. Tema yang diteliti adalah tema 7 Benda, Hewan dan Tanaman di Sekitarku kelas I semester genap.

4. Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas I SD Negeri 07 Metro Timur.


(27)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Model PAIKEM

1. Model Pembelajaran

Istilah model pembelajaran amat dekat dengan pengertian strategi pembelajaran dan dibedakan dari istilah strategi, pendekatan dan metode pembelajaran. Istilah model pembelajaran mempunyai makna yang lebih luas daripada suatu strategi, metode, dan teknik.

Model pembelajaran adalah sebagai suatu desain yang menggambarkan proses rincian dan penciptaan situasi lingkungan yang memungkinkan siswa berinteraksi sehingga terjadi perubahan atau perkembangan pada diri siswa. Proses model pembelajaran lahir dan berkembang dari pakar psikologi dengan pendekatan dalam setting eksperimen yang dilakukan. Konsep model pembelajaran pertama kalinya dikembangkan oleh Bruce dan koleganya (Amri, 2013: 4).

Ismail dalam Amri (2013: 4) menyatakan istilah model pembelajaran mempunyai 4 ciri khusus yang tidak dipunyai oleh strategi atau metode tertentu yaitu:

a. Rasional teoritik yang logis disusun oleh perancangnya. b. Tujuan pembelajaran akan dicapai.

c. Tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut dapat dilaksanakan secara berhasil.

d. Lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran itu dapat tercapai.

Berdasarkan para ahli di atas, peneliti menyimpulkan bahwa model pembelajaran adalah sebagai suatu rancangan yang menggambarkan


(28)

proses pembelajaran yang memungkinkan siswa berinteraksi dan terjadi perubahan atau perkembangan pada diri siswa. Model pembelajaran berbeda dengan teknik, strategi, dan metode tetapi sangat erat hubungannya dengan teknik, strategi, maupun metode. Karena pengertian model dikembangkan dari teknik, strategi dan metode pembelajaran.

2. Model PAIKEM

PAIKEM merupakan singkatan dari Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan (Ismail, 2009: 46). Sebelum PAIKEM istilah yang sering digunakan adalah Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan (PAKEM). Selain metode pembelajaran dengan sebutan PAKEM, muncul pula sebutan PAIKEM GEMBROT yang mempunyai kepanjangan Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, Menyenangkan, Gembira, dan Berbobot di Jawa Tengah (Ambarjaya, 2008: 51). Namun demikian PAIKEM adalah istilah yang paling familiar dalam dunia pendidikan di Indonesia saat ini.

Menurut Syah dan Kariadinata (2009: 1) PAIKEM dapat digunakan bersama metode tertentu dan berbagai media pengajaran yang disertai penataan lingkungan sedemikian rupa agar proses pembelajaran menjadi aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan. Dengan demikian, para siswa merasa tertarik dan mudah menyerap pengetahuan dan keterampilan yang diajarkan. Selain itu, PAIKEM juga memungkinkan siswa melakukan kegiatan yang


(29)

beragam untuk mengembangkan sikap, pemahaman, dan keterampilannya sendiri dalam arti tidak semata-mata “disuapi” guru.

PAIKEM dikembangkan berdasarkan beberapa perubahan/ peralihan:

a. Peralihan dari belajar perorangan (individual learning) ke belajar bersama (cooperative learning).

b. Peralihan dari belajar dengan cara menghafal (rote learning) ke belajar untuk memahami (learning for understanding). c. Peralihan dari teori pemindahan pengetahuan

(knowledge-transmitted) ke bentuk interaktif, keterampilan proses dan pemecahan masalah.

d. Peralihan paradigma dari guru mengajar ke siswa belajar. e. Beralihnya bentuk evaluasi tradisional ke bentuk authentic

assessment seperti portofolio, proyek, laporan siswa, atau penampilan siswa (Shadiq dalam Syah dan Kariadinata, 2009: 2-3).

Pengertian model pembelajaran dan PAIKEM pada uraian di atas jika digabungkan, maka didapat pengertian bahwa model PAIKEM ialah pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran dari persiapan, pelaksanaan, hingga akhir kegiatan agar siswa aktif, kreatif, dan memiliki motivasi di dalam dirinya sebagai dampak dari situasi belajar yang menyenangkan untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan.

3. Karakteristik PAIKEM

Syah dan Kariadinata (2009: 3-4) PAIKEM memiliki karakteristik sebagai berikut.

a. Berpusat pada siswa (student-centered ). b. Belajar yang menyenangkan (joyfull learning).

c. Belajar yang berorientasi pada tercapainya kemampuan tertentu (competency-based learning).

d. Belajar secara tuntas (mastery learning).


(30)

f. Belajar sesuai dengan kekinian dan kedisinian (contextual learning).

Basir (2010: online) menyebutkan bahwa PAIKEM, memiliki 4 ciri yaitu mengalami, komunikasi, interaksi dan refleksi. Jadi berdasarkan pendapat ini dalam pelaksanaan PAIKEM keempat aktivitas tersebut harus muncul dan berjalan dengan baik. Pendapat tersebut dipertegas oleh Rusman (2010: 327), apabila dalam pembelajaran terdapat empat aspek yaitu komunikasi, interaksi, pengalaman, dan refleksi, maka kreteria PAIKEM terpenuhi.

4. Hal-hal Penting yang Harus Diperhatikan dalam Implementasi Model PAIKEM

Tim guru (2001: 13-14) dalam melaksanakan PAIKEM, guru perlu memperhatikan beberapa hal sebagai berikut.

a. Memahami sikap yang dimiliki siswa

Menurut Indrawati dan Setiawan (2009: 18) guru perlu memahami sikap yang dimiliki siswa, misalnya rasa ingin tahu yang besar, keinginan untuk belajar, dan daya imajinasi yang tinggi. Hal ini berguna agar guru mampu menyajikan pembelajaran yang lebih baik.

b. Memahami perkembangan kecerdasan siswa

Sumantri dan Syaodih (2008: 1.15) berpendapat bahwa menurut teori perkembangan Peaget selama menempuh pendidikan dasar dan menengah, siswa berada pada tahap operasional konkret (Concrete-operational) dan opersaional formal (Formal-(Concrete-operational). Pada masa ini permasalahan yang mereka hadapi adalah yang bersifat konkret.


(31)

Siswa akan menemui kesulitan jika diberikan tugas untuk mencari sesuatu yang tersembunyi.

Periode operasional konkret yang berlangsung hingga usia anak menjelang remaja, anak akan memperoleh tambahan kemampuan yang disebut system of operations (satuan langkah berpikir). Kemampuan satuan langkah berpikir ini berfaedah bagi anak untuk mengkoordinasikan pemikiran dan idenya dengan peristiwa tertentu ke dalam sistem pemikirannya sendiri (Syah dan Kariadinata, 2009: 7).

Lebih lanjut Syah dan Kariadinata (2009: 8) menjelaskan dalam perkembangan kognitif tahap Formal-operational seorang remaja telah memiliki kemampuan mengkoordinasikan baik secara serentak maupun berurutan. Dua ragam kemampuan kognitif, yakni: (1) kapasitas menggunakan hipotesis; (2) kapasitas menggunakan prinsip-prinsip abstrak.

c. Mengenal siswa secara perorangan

Berbekal pengetahuan tentang perbedaan kemampuan, harapan, pengalaman, dan sikap yang dimiliki siswa, guru dapat membantu siswa menyelesaikan masalah sehingga siswa belajar dengan optimal (Indrawati dan Setiawan, 2009: 18).

Perbedaan individual dalam PAIKEM perlu diperhatikan dan harus tecermin dalam kegiatan pembelajaran. Semua siswa dalam kelas tidak selalu mengerjakan kegiatan yang sama, melainkan berbeda sesuai dengan kecepatan belajarnya. Siswa yang memiliki


(32)

kemampuan lebih dapat dimanfaatkan untuk membantu temannya yang lemah misalnya dengan cara ”tutor sebaya” (Syah dan Kariadinata, 2009: 9).

d. Memanfaatkan perilaku siswa dalam pengorganisasian belajar

Berdasarkan pengalaman, siswa akan menyelesaikan tugas dengan baik apabila mereka duduk berkelompok. Duduk seperti ini memudahkan mereka untuk berinteraksi dan bertukar pikiran. Namun demikian, siswa perlu juga menyelesaikan tugas secara perorangan agar bakat individunya berkembang (Indrawati dan Setiawan, 2009: 19).

e. Mengembangkan kemampuan berpikir kritis, kreatif, dan kemampuan memecahkan masalah

Berpikir kritis dan kreatif berasal dari rasa ingin tahu dan imajinasi yang keduanya ada pada diri anak sejak lahir. Oleh karena itu, tugas guru adalah mengembangkannya, antara lain dengan sering memberikan tugas atau mengajukan pertanyaan terbuka dan memungkinkan siswa berpikir mencari alasan dan membuat analisis yang kritis. Pertanyaan dengan kata-kata ”Mengapa?”, ”Bagaimana

kalau...” dan “Apa yang terjadi jika…” lebih baik daripada pertanyaan

dengan kata-kata yang hanya berbunyi “Apa?”, ”Di mana?”.

f. Mengembangkan ruang kelas sebagai lingkungan belajar yang menarik

Ruang kelas yang menarik merupakan hal yang sangat disarankan dalam PAIKEM. Hasil pekerjaan siswa sebaiknya dipajangkan untuk memenuhi ruang kelas. Selain itu, hasil pekerjaan yang dipajang itu


(33)

diharapkan memotivasi siswa untuk bekerja lebih baik dan menimbulkan inspirasi bagi siswa lain. Ruang kelas yang penuh dengan pajangan hasil pekerjaan siswa dan ditata dengan baik dapat membantu guru dalam kegiatan pembelajaran karena dapat dijadikan rujukan ketika membahas sebuah masalah.

g. Memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar

Pemanfaatan lingkungan dapat mengembangkan sejumlah keterampilan seperti mengamati (dengan seluruh indera), mencatat, merumuskan pertanyaan, berhipotesis, mengklasifikasi, membuat tulisan, dan membuat gambar/diagram.

h. Memberikan umpan balik yang baik untuk meningkatkan kegiatan belajar

Umpan balik hendaknya lebih banyak mengungkapkan kekuatan daripada kelemahan siswa. Selain itu, cara memberikan umpan balik pun harus secara santun. Hal ini dimaksudkan agar siswa lebih percaya diri dalam menghadapi tugas-tugas belajar selanjutnya. Catatan guru berkaitan dengan pekerjaan siswa lebih bermakna bagi pengembangan diri siswa daripada hanya sekadar angka.

i. Membedakan antara aktif fisik dengan aktif mental

Aktif secara mental (mentally active) lebih berarti daripada aktif secara fisik (phisically active). Sering bertanya, mempertanyakan gagasan orang lain, dan mengungkapkan gagasan merupakan tanda-tanda aktif secara mental. Syarat berkembangnya aktif mental adalah tumbuhnya perasaan tidak takut, seperti: takut ditertawakan, takut disepelekan, dan takut dimarahi jika salah. Oleh karena itu, guru


(34)

hendaknya menghilangkan penyebab rasa takut tersebut, baik yang muncul dari temannya maupun dari guru itu sendiri. Berkembangnya rasa takut sangat bertentangan dengan prinsip PAIKEM.

5. Penerapan Model PAIKEM dalam Pembelajaran

Dalam penerapannya, model PAIKEM dalam proses pembelajaran harus dipraktikan dengan benar. Secara garis besar penerapan PAIKEM dapat dijelaskan sebagai berikut (Amri dan Ahmadi, 2010: 17):

1) Siswa terlibat dalam berbagai kegiatan yang mengembangkan pemahaman dan kemampuan mereka dengan penekanan pada belajar melalui berbuat.

2) Guru menggunakan berbagai alat bantu dan berbagai cara dalam membangkitkan semangat, termasuk menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar untuk menjadikan pembelajaran menarik, menyenangkan, dan cocok bagi siswa. 3) Guru mengatur kelas dengan memajang buku-buku dan bahan

belajar yang lebih menarik dan menyediakan „pojok baca‟.

4) Guru menerapkan cara mengajar yang lebih kooperatif dan intraktif, termasuk cara belajar kelompok.

5) Guru mendorong siswa untuk menemukan caranya sendiri dalam pemecahan suatu masalah, untuk mengungkapkan gagasannya, dan melibatkan siswa dalam menciptakan lingkungan sekolahnya.

Untuk menerapkan PAIKEM guru juga perlu merancang kegiatan sesuai sintaks. Sintak PAIKEM pada dasarnya direduksi dari berbagai model pembelajaran (Amri dan Ahmadi, 2011: 33). Berkaitan dengan itu, peneliti mengaju pada sintaks dalam setting pembelajaran langsung dan pembelajaran kooperatif.


(35)

Tabel 2. 1 Sintaks Model PAIKEM

Tahap Kegiatan pembelajaran

Tahap 1 Pendahuluan

1. Mengaitkan pembelajaran sekarang dengan

pembelajaran sbelumnya.

2. Memotivasi siswa

3. Memberikan pertanyaan kepada siswaa untuk

mengetahui konsep-konsep prasyarat yang sudah dikuasai oleh siswa.

4. Menjelaskan tujuan pembelajaran.

Tahap 2

Presentasi materi

1. Presentasi konsep-konsep yang harus dikuasai oleh siswa.

2. Presentasi alat dan bahan yang dibutuhkan. Tahap 3

Membimbing kelompok

belajar

1. Menempatkan siswa ke dalam kelompok belajar.

2. Memberi Lembar Kerja Siswa (LKS)

3. Menjelaskan langkah-langkah kegiatan yang akan

dilaksanakan.

4. Memberikan bimbingan pada kelompok yang

membutuhkan

5. Mengumpulkan hasil kerja kelompok

Tahap 4

Menelaah pemahaman dan memberikan umpan balik

1. Memberikan kesempatan pada kelompok untuk

mempresentasikan hasil kerjanya

2. Memberikan kesempatan pada kelompok lain untuk menanggapi hasil presentasi

3. Memberikan konfirmasi terhadap hasil kerja siswa

Tahap 5

Pengembangan dan penyerapan

1. Membimbing siswa menyimpulkan seluruh materi

pembelajaran yang telah diperajari

2. Memberikan tugas rumah

Tahap 6

Menganalisis dan mengevaluasi

1. Membantu siswa untuk melakukan refleksi

2. Melaksanakan penilaian pada akhir pembelajaran

dalam bentuk tes. (habibah Umi, 2012: 27)

6. Penjabaran PAIKEM a. Pembelajaran Aktif

Pembelajaran yang aktif berarti pembelajaran yang memerlukan keaktifan semua siswa dan guru secara fisik, mental, emosional, bahkan moral dan spiritual. Guru harus menciptakan suasana sedemikian rupa sehingga siswa aktif bertanya, membangun gagasan, dan melakukan kegiatan yang dapat memberikan pengalaman langsung, sehingga belajar merupakan proses aktif siswa dalam membangun pengetahuannya sendiri.


(36)

Dengan demikian, siswa didorong untuk bertanggung jawab terhadap proses belajarnya sendiri.

Menurut Taslimuharrom (dalam Syah dan Kariadinata, 2009: 14) sebuah proses belajar dikatakan aktif (active learning) apabila mengandung:

1) Keterlekatan pada tugas (Commitment)

Dalam hal ini, materi, metode, dan strategi pembelajaran hendaknya bermanfaat bagi siswa (meaningful), sesuai dengan kebutuhan siswa (relevant), dan bersifat/memiliki keterkaitan dengan kepentingan pribadi (personal).

2) Tanggung jawab (Responsibility)

Dalam hal ini, sebuah proses belajar perlu memberikan wewenang kepada siswa untuk berpikir kritis secara bertanggung jawab, sedangkan guru lebih banyak mendengar dan menghormati ide-ide siswa, serta memberikan pilihan dan peluang kepada siswa untuk mengambil keputusan sendiri.

3) Motivasi (Motivation).

Proses belajar hendaknya lebih mengembangkan motivasi intrinsic siswa. Motivasi intrinsik adalah hal dan keadaan yang berasal dari dalam diri siswa sendiri yang dapat mendorongnya melakukan tindakan belajar. Dalam perspektif psikologi kognitif, motivasi yang lebih signifikan bagi siswa adalah motivasi intrinsik (bukan ekstrinsik) karena lebih murni dan langgeng serta tidak bergantung pada dorongan atau pengaruh orang lain. Motivasi belajar siswa akan meningkat apabila ditunjang oleh pendekatan yang lebih berpusat pada siswa (student centered learning). Guru mendorong siswa untuk aktif mencari, menemukan dan memecahkan masalahnya sendiri.

Selain itu, guru perlu memberikan bermacam-macam situasi belajar yang memadai untuk materi yang disajikan, dan menyesuaikannya dengan kemampuan dan karakteristik serta gaya belajar siswa. Sebagai konsekuensi logisnya guru dituntut kaya metodologi mengajar sekaligus terampil menerapkannya, dan variatif dalam melaksanakan pembelajaran (Ismail, 2009: 52).


(37)

Kesimpulan dari uraian di atas adalah pembelajaran aktif dicirikan oleh kegiatan guru dalam memberikan umpan balik, mengajukan pertanyaan yang menantang, dan mendiskusikan gagasan siswa. Di sisi lain, siswa aktif antara lain dalam hal bertanya/meminta penjelasan, mengemukakan gagasan, dan mendiskusikan gagasan orang lain dan gagasannya sendiri.

b. Pembelajaran Inovatif

Kata inovasi berasal dari kata sifat bahasa Inggris Innovative. Kata ini berakar dari kata to innovate yang mempunyai arti menemukan (sesuatu yang baru). Oleh karena itu, pembelajaran inovatif dapat diartikan juga sebagai pembelajaran yang dirancang oleh guru, yang bersifat baru, tidak seperti yang biasa dilakukan, dan bertujuan untuk memfasilitasi siswa dalam membangun pengetahuan sendiri dalam rangka proses perubahan perilaku ke arah yang lebih baik sesuai dengan potensi dan perbedaan yang dimiliki siswa (Slameto, 2011: 2).

c. Pembelajaran Kreatif

Amir dan ahmadi (2010: 16) menyatakan bahwa pembelajaran kreatif dimaksudkan agar guru menciptakan kegiatan pembelajaran yang beragam sehingga memenuhi tingkat kemampuan siswa dan tipe serta gaya belajar siswa. Dengan demikian, ada kreativitas pengembangan kompetensi dan kreativitas dikelas dalam pelaksanaan pembelajaran termasuk pemanfaatan lingkungan sebagai sumber bahan dan sarana belajar. Pembelajaran kreatif juga


(38)

dimaksudkan agar guru menciptakan kegiatan belajar yang beragam sehingga memenuhi berbagai kemampuan siswa dan tipe serta berbagai gaya belajar siswa.

d. Pembelajaran Efektif

Indrawati dan Setiawan (2009: 15) menyatakan yang dimaksud pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang menghasilkan apa yang harus dikuasai oleh siswa setelah proses pembelajaran berlangsung seperti tercantum dalam tujuan pembelajaran.

e. Pembelajaran Menyenangkan

Dave Meier (dalam Indrawati dan Setiawan, 2009: 16) memberikan pengertian menyenangkan atau fun sebagai suasana belajar dalam keadaan gembira. Namun suasana gembira di sini haruslah keadaan yang positif dan kondusif untuk belajar.

Pembelajaran menyenangkan dalam PAIKEM harus dikontrol dengan keefektifan belajar. Sebab jika suasana menyenangkan saja tanpa adanya efektivitas pencapaian materi, maka kegiatan pembelajaran tersebut hanya berupa kegiatan bermain saja.

7. Kriteria Keberadaan PAIKEM dalam Pembelajaran

Kreteria ada tidaknya pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif dan menyenangkan dapat dilihat pada beberapa indikator berikut.

1. Pekerjaan siswa, diungkapkan dengan bahasa/kata-kata siswa sendiri.

2. Kegiatan siswa, siswa banyak diberikan kesempatan untuk melakukan atau mengalami sendiri.

3. Ruang kelas, penuh pajangan hasil karya siswa dan alat peraga sederhana buatan guru dan siswa.


(39)

4. Penataan meja kursi, meja kursi tempat siswa dapat diatur secara fleksibel.

5. Suasana bebas, siswa memiliki dukungan suasana bebas untuk menyampaikan atau mengungkapkan pendapat.

6. Umpan balik guru, guru memberi tugas yang bervariasi dan secara langsung memberi umpan balik agar siswa segera memperbaiki kesalahan.

7. Sudut baca, sudut kelas sangat baik bila diciptakan sudut baca untuk siswa.

8. Lingkungan sekitar, lingkungan sekitar dijadikan sebagai media pembelajaran (Ismail, 2009: 53-54).

Secara garis besar kreteria PAIKEM dapat dirangkum pada tabel berikut.

Tabel 2.2 Kreteria PAIKEM dalam Pembelajaran

Kreteria Aktif Kreteria Kreatif

Siswa melakukan sesuatu dengan memikirkan apa yang mereka lakukan seperti:

Menulis Berdiskusi Berdebat

Memecahkan masalah Mengajukan pertanyaan Menjawab pertanyaan Menjelaskan

Menganalisis

Berpikir kritis

Memecahkan masalah secara konstruktif

Ide/gagasan yang berbeda Berpikir konvergen (pemecahan

masalah yang “benar” atau “terbaik”) Berpikir divergen (beragam alternatif

pemecahan masalah)

Fleksibelitas dalam berpikir (melihat dari berbagai sudut pandang)

Berpikir terbuka

Kreteria Inovatif Kreteria Menyenangkan

Ketercapaian target hasil belajar, dapat berupa:

Siswa menguasai konsep Siswa mampu mengaplikasikan

konsep pada masalah sederhana Siswa menghasilkan produk

tertentu

Siswa termotivasi untuk belajar

Pembelajaran berlangsung secara: Interaktif

Dinamik Menarik

Menggembirakan Atraktif

Menimbulkan inspirasi

Sumber: Adopsi dari Indrawati dan Setiawan (2009: 18).

Dari penjelasan para ahli di atas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa PAIKEM yaitu pekerjaan siswa dituangkan dalam bahasa/kata-kata siswa sendiri, siswa melakukan sesuatu atas pemikirannya sendiri. Siswa hanya diberikan kesempatan untuk melakukan atau mengalami sendiri. Ruang kelas penuh dengan pajangan hasil karya siswa dan alat


(40)

peraga sederhana yang dibuat guru dan siswa. Ketercapaian target hasil belajar siswa, dan pembelajaran yang berlangsung secara interaktif, dinamik, menarik, menggembirakan, atraktif dan menimbulkan inspirasi menciptakan suasana kelas yang menyenangkan bagi siswa.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan indikator dalam PAIKEM yaitu sebagai berikut (a) dalam pembelajaran aktif, guru dapat menciptakan suasana sedemikian rupa sehingga siswa aktif bertanya, membangun gagasan, dan melakukan kegiatan yang dapat memberikan pengalaman langsung; (b) dalam pembelajaran inovatif, guru merancang pembelajaran, tidak seperti biasa yang dilakukan guru untuk memfasilitasi siswa membangun pengetahuannya; (c) pada pembelajaran kreatif, guru menciptakan kegiatan pembelajaran yang beragam sehingga memenuhi berbagai tingkat kemampuan siswa; (d) sedangkan pada pembelajaran efektif, guru membuat perencanaan pembelajaran, pemaparan pembelajaran kepada siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan berbagai strategi, melakukan evaluasi, dan menutup proses pembelajaran serta follow up/tindak lanjut; dan (e) pada pembelajaran menyenangkan, guru merancang pembelajaran dengan baik, memilih materi yang tepat, memilih dan mengembangkan strategi yang dapat melibatkan siswa secara optimal.


(41)

B. Belajar

1. Pengertian Belajar

Belajar merupakan proses perubahan tingkah laku seseorang secara menyeluruh sebagai hasil dari pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

Peaget (dalam Karwono, 2010: 85) menyatakan bahwa belajar merupakan pengelolaan informasi dalam rangka membangun sendiri pengetahuannya. Keberhasilan individu dalam mengolah informasi merujuk pada kesiapan dan kematangan dalam perkembangan kognitifnya. Berdasarkan pendapat tersebut, dalam proses belajar yang terpenting adalah bagaimana siswa mampu mengembangkan atau mengolah sendiri pengetahuan atau informasi yang diterimanya. Kemampuan yang diterimanya akan jauh lebih matang dan lebih berkembang terutama dalam aspek kognitif.

Menurut Gagne (dalam Suprijono, 2012: 2) bahwa belajar adalah perubahan disposisi atau kemampuan yang dicapai melalui aktivitas. Perubahan disposisi tersebut bukan diperoleh langsung dari proses pertumbuhan seseorang secara alami. Belajar menurutnya adalah sesuatu yang diperoleh individu melalui penalaran sendiri berdasarkan aktivitas yang dilakukan.

Walker (dalam Riyanto, 2009: 5) mengemukakan bahwa belajar adalah suatu perubahan dalam pelaksanaan tugas yang terjadi sebagai hasil dari pengalaman dan tidak ada sangkut pautnya dengan kematangan rohaniah, kelelahan, motivasi, perubahan dalam situasi


(42)

stimulus atau faktor-faktor samar-samar lainnya yang tidak berhubungan langsung dengan belajar.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa belajar adalah proses yang dialami oleh individu di mana setiap individu mampu membangun dan mengembangkan informasi dan pengalaman yang telah dialaminya.

2. Aktivitas Belajar

Aktivitas merupakan bagian dari belajar. Tanpa aktivitas, belajar tidak akan terlaksana. Karena aktivitas merupakan kegiatan atau suatu wujud pelaksanaan tindakan dari belajar. Aktivitas siswa adalah keterlibatan siswa dalam bentuk sikap, pikiran, perhatian, dan aktivitas dalam kegiatan pembelajaran guna menunjang proses belajar mengajar dan memperoleh manfaat dari kegiatan tersebut (Kunandar, 2010: 227). Sejalan dengna pernyataan tersebut, mengungkapkan bahwa aspek fisik dan psikis mempengaruhi aktivitas belajar siswa. Aktivitas fisik siswa adalah peserrta didik giat aktif dengan anggota tubuh, membuat sesuatu, bermain atau bekerja, ia tidak hanya duduk dan mendengarkan, melihat atau hanya pasif. Aktivitas psikis adalah jika daya jiwanya bekerja sebanyak-banyaknya atau banyak berfungsi dalam rangka pengajaran (Rohani, 2004: 6).

Aspek yang dinilai dalam aktivitas siswaa yakni: (1) mendengarkan penjelasan guru dengan seksama, (2) tertib terhadap intrusi yang diberikan oleh guru, (3) antusias/semangat mengikuti pembelajaran, (4) menampakan keceriaan dan kegembiraan dalam


(43)

pembeelajaran, (5) melakukan kerjasama dengan anggota kelompok, (6) menunjukkan sikap jujur, (7) merespon aktif pertanyaan lisan dari guru, (8) mengajukan pertanyaan, (9) mengerjakan tugas, (10) mengikuti semua tahapan pembelajaran dengan baik (Kunandar, 2011: 233).

Pada hakikatnya, pusat aktivitas belajar adalah siswa karena aktivitas siswa dalam pembelajaran akan menciptakan situasi belajar aktif. Hai ini sesuai dengan 4 pilar pendidikan, yang salah satunya adalah Learnign to do, bahwa pendidikan seharusnya memberdayakan siswa agar mau dan mampu beerbuat untuk memprkaya pengetahuan dan pengalaman belajarnya dengan meningkatkan interaksi dengan lingkungan fisik, social, maupun budaya sehingga mampu membangun pemahaman dan pengetahuan terhadap dunia sekitarnya (UNISCO dalam Asma, 2006: 36). Selain itu aktivitas belajar harus melibatkan seluruh aspek baik jasmani maupun rohani perserta didik, sehingga akselerasi perubahan perilakunya dapat terjadi secara cepat, tepat, mudah, dan benar. Baik yang berkaitan dengan aspek kognitif, afektif, maupun psikomotor (Nanang, dkk., 2010: 23).

Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa aktivitas belajar adalah suatu rangkaian kegiatan yang harus dilaksanakan siswa dalam belajar yang dipadukan dengan model PAIKEM. Adapun indikator dari aktivitas dalam penelitian ini adalah: (1) mendengarkan penjelasan guru, (2) tertib terhadap instruksi yang diberikan oleh guru, (3) antusias/semangat mengikuti pembelajaran, (4) melakukan kerjasama dengan anggota kelompok, (5) merespon aktif pertanyaan


(44)

lisan dari guru, (6) mengajukan pertanyaan, (7) mengerjakan tugas, dan (8) mengikuti semua tahapan pembelajaran dengan baik.

3. Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan tolak ukur dari proses belajar agar guru, siswa, dan orang tua siswa dapat mengetahui tingkat penguasaan materi yang diperoleh siswa dari proses pembelajaran yang dilakukan. Menurut Kunandar (2013: 62) bahwa hasil belajar adalah kompetensi atau kemampuan tertentu, baik kognitif, afektif maupun psikomotor yang dicapai atau dikuasai peserta didik setelah mengikuti proses belajar mengajar. Sedangkan Djamarah (2006: 119) menyatakan hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh siswa setelah melalui kegiatan belajar.

Kemendikbud (2013: 33) tentang Kompetensi Inti (KI) di SD mengemukan bahwa:

a. Ranah kognitif yaitu memahami faktual dengan cara mengamati dan bertanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpai di rumah, di sekolah dan tempat bermain.

b. Ranah afektif yaitu memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru dan tetangganya. 1) Jujur adalah perilaku untuk menjadikan seseorang dapat

dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan. 2) Disiplin adalah tindakan yang menunjukkan perilaku

tertib dan patuh terhadap peraturan.

3) Tanggung jawab adalah sikap seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajiban sebagai makhluk sosial, individu dan sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa.

4) Santun adalah sikap baik dalam pergaulan dari segi bahasa maupun perilaku.


(45)

5) Peduli adalah sikap seseorang dalam memberikan tanggapan terhadap perbedaan.

6) Percaya diri adalah kondisi mental seseorang yang memberikan keyakinan kuat untuk berbuat atau bertindak

c. Ranah psikomotor siswa menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia. Dalam hal ini, indikator dalam penelitiannya yaitu sangat terampil, terampil, cukup terampil, kurang terampil dan tidak terampil dalam pelaksanaan yang sesuai dengan tujuan pembelajaran.

Sudjana (2011: 32) menyatakan bahwa aspek psikomotor ditunjukkan melalui mencatat pelajaran dengan baik dan pendapat serta menyampaikan ide, mencari tahu dalam menemukan jawaban atas soal yang diberikan, dan melakukakan komunikasi antara siswa dan guru.

Dari beberapa pendapat para ahli di atas, peneliti menyimpulkan bahwa hasil belajar adalah perubahan kemampuan yang diperoleh siswa baik kognitif, afektif, dan psikomotor setelah melalui proses pembelajaran. Pengukuran hasil belajar pada ranah kognitif dengan indikator hasil belajar siswa dalam menjawab soal yang diberikan guru. Pengukuran pada ranah afektif dengan indikator disiplin, peduli dan percaya diri. Sedangkan ranah psikomotor dengan indikator menyampaikan pendapat atau ide, mencatat pelajaran dengan baik, mengangkat tangan dan bertanya kepada guru, mencari tahu dalam menemukan jawaban atas soal yang diberikan dan melakukan komunikasi antara siswa dan guru.


(46)

C. Kurikulum 2013

Mulai tahun pelajaran 2013/2014, kurikulum di Indonesia mengalami perubahan dan perkembangan yaitu Kurikulum 2013. Mulyasa (2013: 65) menyatakan bahwa kurikulum 2013 memungkinkan para guru menilai hasil belajar perserta didik dalam proses pencapaian sasaran belajar, yang mencerminkan penguasaan dan pemahaman terhadap apa yang dipelajari.

Selanjutnya menurut Mulyasa (2013: 163) implementasi kurikulum 2013 dapat menghasilkan insan yang produktif, kreatif dan inovatif. Hal ini dimungkinkan, karena kurikulum ini berbasis karakter dan kompotensi, yang secara konseptual yang memiliki beberapa keunggulan, yaitu:

Pertama, Kurikulum 2013 menggunakan pendekatan yang bersifat ilmiah (konseptual), karena berangkat, berfokus, dan bermuara pada hakikat perserta didik untuk mengembangkan berbagai kompetensi sesuai dengan potensinya masing-masing. Dalam hal ini perserta didik merupakan subjek belajar, dan proses belajar berlangsung secara alamiah dalam bentuk berkerja langsung secara alamiah dalam bentuk bekerja dan mengalami berdasarkan kompetensi tertentu, bukan transfer pengetahuan (transfer of knowledge).

Kedua, kurikulum 2013 yang berbasis karakter dan kompetensi boleh jadi mendasari pengembangan kemampuan-kemampuan lain. Penguasaan ilmu pengetahuan, dan keahlian tertentu dalam suatu pekerjaan, kemampuan memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari, serta pengembangan aspek-aspek kepribadian dapat dilakukan secara optimal berdasarkan standar kompetensi tertentu.

Ketiga, ada bidang-bidang studi atau mata pelajaran tertentu yang dalam pengembangannya lebih tepat menggunakan pendekatan kompetensi, terutama yang berkaitan dengan keterampilan.

Lebih lanjut Mulyasa (2013: 170) menyatakan perbedaan kurikulum 2013 dengan KTSP 2006 untuk Sekolah Dasar yaitu (1) pembelajaran berbasis tematik-intergratif dari kelas I sampai VI; (2) mata pelajaran dalam pembelajaran tematik-intergratif yang tadinya berjumlah 10 mata pelajaran dipadatkan menjadi 8 mata pelajaran; (3) pramuka sebagai ekstrakulikuler


(47)

wajib; (4) bahasa Inggris hanya eskul; (5) penambahan jam belajar untuk kelas I-III pada awalnya 26-28 jam per minggu menjadi 30-32 jam per minggu sedangkan untuk kelas IV-VI yang awalnya 32 jam perminggu bertambah menjadi 36 jam per minggu.

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa kurikulum 2013 adalah kurikulum yang berbasis kompetensi dan keterampilan yang menilai hasil belajar siswa tentang penguasaan dan pemahaman sikap, pengetahuan, dan keterampilan dalam rangka memecahkan masalah sehari-hari serta menggunakan pendekatan ilmiah dalam pembelajarannya. Dalam kurikulum 2013 juga terdapat beberapa perbedaan khususnya untuk SD yaitu perbedaan mengenai pendekatan pembelajaran, ekstrakulikuler, dan jumlah waktu belajar siswa.

D. Tematik

1. Pembelajaran Tematik

Pembelajaran tematik merupakan unsur gabungan dari beberapa bidang keilmuan mata pelajaran yang mengkaji tentang tema. Suryosubroto (2009: 133) mengemukakan bahwa pembelajaran tematik dapat diartikan suatu kegiatan pembelajaran dengan mengitegrasikan materi beberapa mata pembelajaran dalam satu tema/topik pembahasan. Sedangkan Sutirjo dan Istuti Marnik (dalam Suryosubroto, 2009: 133) menyatakan bahwa pembelajaran tematik merupakan suatu usaha untuk mengitegrasikan pengetahuan, keterampilan, nilai atau sikap pembelajaran, serta pemikiran yang kreatif dengan menggunakan tema.


(48)

Dari pendapat para ahli di atas, peneliti menyimpulkan bahwa pembelajaran tematik yaitu pembelajaran yang menggabungkan beberapa bidang studi dalam satu bahasan pokok/tema untuk memberikan pengalaman yang bermakna bagi siswa.

2. Keunggulan dan Kelemahan Pembelajaran Tematik

Menurut Suryosubroto (2009: 136-137) pelaksanaan tematitik memiliki beberapa keunggulan, yaitu:

a. Menyenangkan karena bertolak dari minat dan kebutuhan siswa. b. Pengalaman dan kegiatan belajar relevan dengan tingkat

perkembangan dan kebutuhan siswa.

c. Hasil belajar akan bertahan lebih lama karena lebih terkesan dan bermakna.

d. Menumbuhkan keterampilan sosial, seperti kerjasama, toleransi, komunikasi, dan tanggapan terhadap gagasan orang lain.

Sementara itu, Indrawati (dalam Trianto, 2009: 90) mengemukakan selain kelebihan atau keunggulan yang dimiliki, pembelajaran tematik juga memiliki keterbatasan, terutama dalam pelaksanaannya, yaitu pada perencanaan dan pelaksanaan evaluasi yang lebih banyak menuntut guru untuk melakukan evaluasi proses, dan tidak hanya evaluasi dampak pembelajaran langsung saja.

3. Pendekatan Ilmiah (Scientific Approach) dalam Pembelajaran Tematik

Kemendikbud (2013: 4) menyatakan bahwa kurikulum 2013 pada dimensi pedagogik modern dalam pembelajaran, yaitu menggunakan pendekatan ilmiah (scientific approach) dalam pembelajaran sebagaimana dimaksud meliputi mengamati, menanya, mencoba,


(49)

mengolah, menyajikan, menyimpulkan dan menciptakan untuk semua mata pelajaran. Untuk mata pelajaran, materi, atau situasi tertentu, sangat mungkin pendekatan ilmiah ini tidak selalu tepat diaplikasikan secara prosedural.

Permendikbud No. 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah telah mengisyaratkan tentang proses pembelajaran yang dipadukan dengan kaidah-kaidah pendekatan ilmiah (scientific approach). Upaya ini disebut-sebut sebagai ciri khas dari keberadaan kurikulum 2013. Di mana dalam pembelajarannya harus menyentuh tiga ranah, yaitu sikap (attitude), keterampilan (skill), dan pengetahuan (knowledge).

Hasil akhir yang diharapkan dari proses pembelajaran berbasis pendekatan ilmiah (scientific approach) adalah peningkatan dan keseimbangan antara kemampuan untuk menjadi manusia yang baik (soft skills) dan manusia yang memiliki kecakapan dan pengetahuan untuk hidup secara layak(hard skills).

Selanjutnya dijelaskan Komara (2013: online) bahwa pendekatan pembelajaran dapat dikatakan sebagai pendekatan ilmiah apabila memenuhui 7(tujuh) kriteria pembelajaran berikut.

a. Materi pembelajaran berbasis pada fakta atau fenomena yang dapat dijelaskan dengan logika atau penalaran tertentu, bukan sebatas kira-kira, khayalan, legenda, atau dongeng semata. b. Penjelasan guru, respon siswa, dan interaksi edukatif

guru/siswa terbatas dari prasangka yang serta merta, pemikiran subjektif, atau penalaran yang menyimpang arti alur berpikir logis.

c. Mendorong dan menginspirasi siswa berpikir secara kritis, analitis dan tepat dalam mengidektifikasi, memahami,


(50)

memecahkan masalah, dan mengaplikasikan materi pembelajaran.

d. Mendorong dan menginspirasi siswa mampu berpikir hipotetik dalam melihat perbedaan, kesamaan, dan tautan sama lain dari materi pembelajaran.

e. Mendorong dan menginspirasi siswa mampu memahami, menerapkan, dan mengembangkan pola berpikir yang rasional dan objektif dalam merespon materi pembelajaran. f. Berbasis pada konsep, teori, dan fakta empiris yang dapat

dipertanggungjawabkan.

g. Tujuan pembelajaran dirumuskan secara sederhana dan jelas, namun menarik sistem penyajiannya.

Dari beberapa pendapat di atas, peneliti menyimpulkan bahwa pendekatan ilmiah (scientific approach) adalah suatu pendekatan yang digunakan dalam proses pembelajaran untuk memperoleh pengetahuan yang berdasarkan struktur logis melalui tahapan mengamati, menanya, mencoba, mengolah, menyajikan, menyimpulkan dan mencipta untuk semua mata pelajaran. Dalam penelitian ini, indikator pendekatan ilmiah (scientific approach) yang digunakan oleh guru yaitu a) memberikan pertanyaan mengapa dan bagaimana; b) memancing siswa untuk bertanya; c) memfasilitasi peserta didik untuk mencoba; d) memfasilitasi peserta didik untuk mengamati; e) memfasilitasi peserta didik untuk menganalisis; f) memberikan pertanyaan peserta didik untuk menalar (proses berpikir yang logis dan sistematis); g) menyajikan kegiatan peserta didik untuk berkomunikasi.

4. Penilaian Autentik dalam Pembelajaran Tematik

Penilaian adalah hal yang tidak dapat dilupakan dalam pembelajaran. Depdiknas (dalam Trianto, 2009: 221) mengemukakan bahwa penilaian dalam pembelajaran tematik adalah suatu usaha


(51)

mendapatkan berbagai informasi secara berskala, kesimbungan, dan menyeluruh tentang proses dan hasil dari pertumbuhan dan perkembangan yang telah dicapai oleh anak didik melalui program kegiatan belajar.

Penilaian yang relevansi dalam pembelajaran tematik dan pendekatan ilmiah (scientific approach) dalam pembelajaran dan sekaligus sebagai penekanan pada kurikulum 2013 adalah penilaian autentik. Nurgiyantoro (2011: 23) menyatakan bahwa penilaian autentik merupakan penilaian terhadap tugas-tugas yang menyerupai kegiatan membaca dan menulis sebagaimana halnya di dunia nyata dan di sekolah. Selanjutnya Stiggins (dalam Nurgiyanto, 2011: 23) menjelaskan bahwa penilaian autentik merupakan penilaian kinerja (performansi) yang meminta pembelajaran untuk mendemostrasikan keterampilan dan kompetensi tertentu yang merupakan penerapan pengetahuan dikuasainya.

Menurut Kunandar (2013: 42) penilaian autentik adalah kegiatan menilai perserta didik yang menekankan pada apa yang seharusnya dinilai, baik proses maupun hasil dengan berbagai instrumen penilaian yang disesuaikan dengan tuntutan kompetensi yang ada di Standar Kompetensi (SK) atau Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD). Hal ini berarti guru bukan hanya menilai pada hasilnya saja, tetapi juga pada sikap, keterampilan, dan pengetahuannya.

Menurut Mueller (dalam Nurgiyantoro, 2011: 30) sejumlah langkah yang perlu ditempuh dalam pengembangan asesmen autentik,


(52)

yaitu (a) penentuan standar; (b) penentuan tugas autentik; (c) pembuatan kinerja; dan (d) pembuatan rubrik.

Selanjutnya Kunandar (2013: 42) menyatakan bahwa dalam melakukan penilaian autentik ada tiga hal yang harus diperhatikan guru, yakni:

a. Autentik dari instrumen yang digunakan. Artinya, dalam melakukan penilaian autentik guru menggunakan instrumen yang bervariasi (tidak hanya satu instrumen) yang disesuaikan dengan karakteristik atau tuntutan kompetensi yang ada di kurikulum.

b. Autentik dari aspek yang diukur. Artinya, dalam melakukan penilaian autentik guru perlu menilai aspek-aspek hasil belajar secara komprehensif yang meliputi kompetensi sikap, kompetensi pengetahuan dan kompetensi keterampilan.

c. Autentik dari aspek kondisi peserta didik. Artinya, dalam melakukan penilaian autentik guru perlu menilai input (kondisi awal) peserta didik, proses (kinerja dan aktivitas peserta didik dalam proses belajar mengajar), dan output (hasil pencapaian kompetensi, baik sikap, pengetahuan, maupun keterampilan yang dikuasai atau ditampilkan peserta didik setelah mengikuti proses belajar mengajar).

Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa penilaian autentik adalah kegiatan penilaian yang dilakukan oleh guru baik penilaian proses maupun hasil belajar siswa untuk mengetahui seberapa besar perkembangan siswa yang digambarkan dari sikap, keterampilan dan pengetahuannya untuk kemudian dilakukan tindak lanjut.

E. Hasil Penelitian yang Relevan

Upaya peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia telah banyak dilakukan. Namun masih banyak terdapat siswa yang hanya menghafal konsep dan kurang mampu menggunakan konsep tersebut jika menemui masalah dalam kehidupan nyata yang berhubungan dengan konsep yang


(53)

dimiliki. Pada dasarnya suatu penelitian tidak dapat berdiri sendiri tanpa ada acuan yang mendasari atau penelitian sejenis. Maka dari itu perlu dikemukakan penelitian yang terdahulu dan relevansinya.

Hasil penelitian Umi Habibah (2012) dengan judul “Penerapan Model PAIKEM untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Matematika Materi Pokok Bangun Datar pada Siswa Kelas V Madrasah Ibtidaiyah Nurul

Hikmah Krandon Kota Tegal” diperoleh kesimpulan bahwa penggunaan

model PAIKEM dapat meningkatkan aktivitas siswa dan hasil belajar siswa. Hal ini terbukti bahwa persentase rata-rata aktivitas siswa pada siklus I mencapai 73,65% dan meningkat pada siklus II menjadi 77,34%. Hasil belajar siswapun mengalami peningkatan pada setiap siklusny. Siklus I mendapatkan nilai rata-rata 66,65 dan meningkat pada siklus II sebesar 76,12. Penelitian lainnya yang dilakukan oleh Fungki Dwi Marianta (2013)

yang berjudul “Penerapan Model Pembelajaran PAIKEM untuk

Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Kelas IV Bidang Studi IPS pada Pokok Bahasan Jenis dan Persebaran Sumber Daya Alam (SDA) serta

Pemanfaatanya di SD Tempursari 01 Lumajang TA. 2012/2013” diperoleh

kesimpulan bahwa aktivitas dan hasil belajar siswa mengalami peningkatan. Hal ini terbukti bahwa pada siklus persentase klasikal sebesar 60,49% dan meningkat pada siklus II sebesar 71,76%. Pada hasil belajar siklus I persentase ketuntasan siswa mencapai 73,53% dan mengalami peningkatan pada siklus II sebesar 91,18%.

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Umi Habibah memiliki kesamaan dalam masalah yang dihadapi yaitu meningkatkan aktivitas dan


(54)

hasil belajar siswa serta menggunakan model pembelajaran yang sama yaitu PAIKEM. Sedangkan penelelitian yang dilakukan oleh Dwi Marianta hanya memiliki kesamaan dalam penelitian dengan peneliti yaitu meningkatkan hasil belajar siswa dengan model PAIKEM. Terdapat juga perbedaan antara penelitian yang dilakukan peneliti dengan penelitian yang relevan yaitu peneliti dilakukan di kelas rendah dan menggunakan kurikulum 2013. Sedangkan penelitian yang relevan menggunakan kurikulum KTSP dan dilakukan pada kelas tinggi.

F. Kerangka Pikir

Prestasi belajar ditentukan oleh pemilihan model pembelajaran guru. Model pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan materi pembelajaran sangat mendukung dari keberhasilan proses kegiatan pembelajaran.

Dalam Model PAIKEM siswa dituntut untuk lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran dan guru dituntut lebih kreatif dalam menciptakan alat bantu pembelajaran dan menciptakan suasana dalam pembelajaran agar pembelajaran lebih menyenangkan.

PAIKEM merupakan pengajaran yang efektif untuk pembelajaran tematik karena pembelajaran disajikan memberikan pemahaman terlebih dahulu kepada siswa mengenai materi pelajaran yang akan dipelajari secara mneyeluruh. Suatu pembelajaran yang dimulai dengan penyampaian tujuan dan menyiapkan siswa untuk memperoleh informasi dalam proses pembelajaran.

Secara penjabarannya, Model PAIKEM dapat dijelaskan sebagai berikut:


(55)

a. Pembelajaran aktif

Dalam pembelajaran aktif, guru dapat menciptakan suasana sedemikian rupa sehingga siswa aktif bertanya, membangun gagasan, dan melakukan kegiatan yang dapat memberikan pengalaman langsung.

b. Pembelajaran inovatif

Dalam pembelajaran inovatif, guru merancang pembelajaran, tidak seperti biasa yang dilakukan guru untuk memfasilitasi siswa membangun pengetahuannya.

c. Pembelajaran kreatif

Dalam pembelajaran kreatif, guru menciptakan kegiatan pembelajaran yang beragam sehingga memenuhi berbagai tingkat kemampuan siswa

d. Pembelajaran efektif

Pada pembelajaran efektif, guru membuat perencanaan pembelajaran, pemaparan pembelajaran kepada siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan berbagai strategi, melakukan evaluasi, dan menutup proses pembelajaran serta follow up/tindak lanjut.

e. Pembelajaran menyenangkan

Sedangkan dalam pembelajaran menyenangkan dijelaskan guru dapat merancang pembelajaran dengan baik, memilih materi yang tepat, memilih dan mengembangkan strategi yang dapat melibatkan siswa secara optimal.


(56)

Berdasarkan uraian di atas, dapat digambarkan dalam bagan kerangka pikir sebagai berikut:

Gambar 1. Kerangka pikir dalam PAIKEM

Pada gambar di atas dapat dijelaskan bahwa pada input: siswa kurang memperhatikan penjelasan guru dan kurang aktif dalam mengungkapkan pendapatnya, sehingga mempengaruhi aktivitas dan hasil belajar siswa. pada proses: peneliti menggunakan model PAIKEM untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Sedangkan Output: diharapkan melalui model PAIKEM dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa sebesar .

G. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kajian pustaka di atas, dirumuskan hipotesis tindakan

yaitu “Apabila dalam pembelajaran menerapkan model PAIKEM dengan memperhatikan langkah-langkah secara tepat, maka akan meningkatkan

aktivitas dan hasil belajar siswa kelas 1 SD N 07 Metro Timur”.

Input Siswa kurang memperhatikan penjelasan guru dan

kurang aktif dalam mengungkapkan pendapatnya.

Proses Pembelajaran menggunakan model PAIKEM

Melalui Penggunaan Model PAIKEM. 1. Aktivitas belajar siswa baik.

2. Hasil belajar siswa memenuhi KKM


(57)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang lazim dikenal dengan Classroom Action Research, yaitu suatu penelitian yang dilakukan dalam kelas (Wardhani, 2004: 3). Arikunto.S (2006: 58) mengemukakan penelitian tindakan kelas adalah penelitian tindakan yang dilakukan di kelas dengan tujuan memperbaiki/meningkatkan mutu praktik pembelajaran. Sedangkan menurut Wardhani (2004: 4) penelitian tindakan kelas adalah pendidikan yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa menjadi meningkat.

Prosedur penelitian yang digunakan berbentuk siklus, di mana siklus ini tidak hanya berlangsung satu kali, tetapi beberapa kali hingga tercapai tujuan yang diharapkan dalam pembelajaran di kelas. Daur ulang dalam penelitian tindakan kelas diawali dengan perencanaan (planning), tindakan (action), mengobservasi (observation), serta melakukan refleksi (reflecting), dan seterusnya sampai perbaikan atau peningkatan yang diharapkan tercapai (Hopkins dalam Arikunto.S, 2006: 105).


(58)

Gambar 1. Siklus penelitian tindakan kelas (Adaptasi dari Arikunto, S., 2006: 105)

B. Setting Penelitian 1. Subjek Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan secara kolaborasi partisipasi antara peneliti dengan guru kelas I SD Negeri 07 Metro Timur. Adapun subjek penelitiannya adalah guru dan siswa kelas I SD Negeri 07 Metro Timur yaitu satu orang guru serta siswa dengan jumlah 28 siswa, yang terdiri dari 13 siswa laki-laki dan 15 siswa perempuan.

2. Tempat Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas I SD Negeri 07 Metro Timur, yang terletak di jalan Mahakam No. 3 Yosorejo Kecamatan Metro Timur, Kota Metro.

3. Waktu Penelitian

Kegiatan penelitian dilaksanakan pada semester genap Tahun Pelajaran 2013/2014 dan dilaksanakan selama bulan, dimulai dari

Refleksi Siklus I Pelaksanaan

Pengamatan

Pengamatan Perencanaan

Pelaksanaan

Siklus II

Refleksi

Perencanaan

Siklus III Pelaksanaan

Refleksi

pengamatan dst.


(59)

bulan Februari sampai bulan Juni tahun 2014. Rentang waktu tersebut dari tahap persiapan hingga pengumpulan laporan hasil skripsi.

C. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah dengan menggunakan alat pengumpul data, antara lain teknik nontes dan tes.

1. Teknik Nontes

Teknik nontes yang digunakan yaitu observasi. Observasi digunakan untuk mengumpulkan data mengenai aktivitas siswa salama pembelajaran berlangsung melalui penerapan model PAIKEM.

2. Teknik Tes

Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok (Arikunto.S, 2006: 150). Teknik tes digunakan untuk mendapatkan data yang bersifat kuantitatif (angka). Melalui tes ini akan diketahui peningkatan hasil belajar siswa dengan menerapkan model PAIKEM.

D. Alat Pengumpulan Data

1. Lembar Panduann Observasi

Instrumen ini dirancang oleh peneliti yang berkolaborasi dengan guru kelas. Lembar obsevasi ini digunakan untuk mengumpulkan data mengenai aktivitas belajar siswa dan kinerja guru selama penelitian


(60)

tindakan kelas dalam pembelajaran dengan menggunakan model PAIKEM.

a. Instrumen Kinerja Guru

Intrumen ini digunakan untuk menjaring data yang berkaitan dengan proses dan situasi riil pembelajaran di kelas yang menyangkut aktivitas guru sesuai dengan pendekatan ilmiah dengan menggunakan langkah-langkah PAIKEM dalam pembelajaran tematik. Aspek yang dinilai dalam instrumen ini sebagai berikut: kegiatan apersepsi dan motivasi, penyampaian kompetensi dan rencana kegiatan, penguasaan materi, penerapan model PAIKEM yang mendidik, penerapan pendekatan scientific, penerapan pembelajaran tematik terpadu, pemanfaatan sumber belajar/media dalam pembelajaran, pelibatan peserta didik dalam pembelajaran, penggunaan bahasa yang benar dan tepat dalam pembelajaran, penutup pembelajaran.

b. Aktivitas Belajar Siswa

Lembar observasi aktivitas belajar siswa ini dikembangkan berdasarkan aspek aktivitas dalam penelitian. Berikut ini merupakan aspek aktivitas belajar siswa yang dinilai:

1) Menunjukkan kesiapan dalam menerima pembelajaran 2) Memperhatikan penjelasan guru dalam pembelajaran 3) Aktif mengajukan pertanyaan


(61)

5) Antusias dalam mengikuti semua tahapan pembelajaran yang menerapkan model PAIKEM

6) Kerja sama dalam kegiatan diskusi kelompok 7) Tidak mengganggu teman

8) Menanggapi pendapat teman pada pembelajaran

2. Tes Hasil Belajar

Tes hasil belajar berupa post-test. Instrumen ini digunakan untuk menjaring data siswa mengenai penguasaan terhadap materi pembelajaran tematik yang telah disampaikan melalui model PAIKEM sesuai dengan indikator yang meliputi ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotor.

a. Ranah Kognitif

Alat pengumpulan data pada hasil belajar ranah kognitif dalam penelitian ini menggunakan lembar tes formatif. Tes ini digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa berupa pengetahuan pada pembelajaran tematik dengan model PAIKEM.

b. Ranah Afektif

Penilaian dalam ranah afektif antara lain sebagai berikut: sikap percaya diri, disiplin, dan peduli.

c. Ranah Psikomotor

Aspek yang dinilai dalam ranah psikomotor antara lain adalah menyampaikan pendapat atau ide, berdiskusi, mengangkat tangan dan bertanya kepada guru, mencari tahu dalam menemukan jawaban


(62)

atas soal yang diberikan, dan melakukan komunikasi antara teman dan guru.

E. Teknik Analisis Data

1. Teknik Analisis Kualitatif

Analisis kualitatif digunakan untuk menganalisis data yang menunjukkan dinamika proses dengan memberikan pemaknaan secara kontekstual dan mendalami sesuai dengan permasalahan penelitian, yaitu data aktivitas belajar siswa, kinerja guru, hasil afektif dan psikomotor siswa.

a. Persentase aktivitas belajar setiap siswa digunakan rumus sebagai berikut.

Keterangan:

N : Nilai yang dicari

R : Skor mentah yang diperoleh siswa SM : Skor maksimum ideal

100 : Bilangan tetap

Diadopsi dari Purwanto (2008: 102)

Aspek aktivitas dalam kegiatan pembelajaran

A = Menunjukkan kesiapan dalam menerima pembelajaran B = Memperhatikan penjelasan guru dalam pembelajaran C = Aktif mengajukan pertanyaan

D = Tanggap dalam mengerjakan tugas yang diberikan guru E = Antusias dalam mengikuti semua tahapan pembelajaran yang

menerapkan model PAIKEM


(63)

G = Tidak mengganggu teman

H = Menanggapi pendapat teman pada pembelajaran (Adaptasi dari Kunandar, 2011: 233)

Tabel 3.1 Lembar observasi aktivitas belajar siswa dalam kegiatan pembelajaran

No Nama Siswa Nilai/skor tiap aspek Jmlh

Skor Nilai Ket. A B C D E F G H

1 2 3 4 Dst

Jumlah per aspek Skor maksimal Jumlah nilai Nilai rata-rata

Tabel 3.2 Kriteria penilaian aktivitas belajar siswa

Skor Keterangan Indikator

5 Sangat Aktif

Apabila dilaksanakan oleh siswa dengan sangat baik, siswa melakukannya dengan sempurna, dan siswa terlihat kurang aktif.

4 Aktif

Apabila dilaksanakan oleh siswa dengan baik, siswa melakukannya dengan tanpa kesalahan, dan siswa terlihat aktif

3 Cukup Aktif

Apabila dilaksanakan oleh siswa dengan cukup baik, siswa melakukannya dengan sedikit kesalahan, dan siswa terlihat cukup aktif

2 Kurang Aktif

Apabila dilaksanakan oleh siswa dengan kurang baik, siswa melakukannya dengan banyak kesalahan, dan siswa terlihat kurang aktif

1 Sangat Kurang

Apabila tidak dilaksanakan oleh siswa dan siswa kurang aktif

(modifikasi dari Poerwanti, 2008: 7.8)

Tabel 3.3 Kategori aktivitas belajar siswa

(Modifikasi dari Poerwanti, 2008: 7.8)

Sedangkan untuk menghitung presentase siswa aktif secara klasikal menggunakan rumus:

No. Rentan nilai Kategori

1s 0-20 Sangat kurang

2 21-40 Kurang

3 41-60 Cukup

4 61-80 Baik


(1)

siklusnya. Penelitian menargetkan penelitian ini dinyatakan berhasil jika 75% dari jumlah siswa telah mencapai (KKM) yaitu telah mendapatkan nilai ≥65. Arikunto (2007: 250) menyatakan para siswa diharapkan dapat menguasai materi sekurang-kurangnya 75%, atau dengan kata lain setiap siswa diharapkan dapat mencapai ketuntasan sekurang-kurangnya 75% dari intruksional yang ditentukan.


(2)

Bab V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilakukan di kelas I SD Negeri 07 Metro Timur dapat disimpulkan bahwa:

1. Pembelajaran tematik melalui penerapan model PAIKEM dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa. Pada siklus I nilai rata-rata aktivitas belajar siswa sebesar 51,16 dengan kategori “Cukup”. Kemudian pada siklus II nilai rata-rata aktivitas belajar siswa sebesar 62,27 dengan kategori “Baik”. Selanjutnya pada siklus III nilai rata-rata aktivitas belajar siswa sebesar 71,83 dengan kategori “Baik”. Peningkatan aktivitas belajar siswa siklus I ke II adalah 11,11, sedangkan peningkatan aktivitas belajar siswa siklus II ke III adalah sebesar 9,56. 2. Pembelajaran tematik melalui penerapan model PAIKEM dapat

meningkatkan hasil belajar. Hasil belajar ini terdiri dari tiga ranah, yakni hasil belajar afekti, psikomotor, dan kognitf.

a) Hasil belajar afektif siswa siklus I 45,48 “Kurang”, siklus II 63,38 “Cukup”, dan siklus III 76,48 “Baik”.

b) Hasil belajar psikomotor siswa siklus I 59,82 “Cukup”, siklus II 69,46 “Terampil”, dan siklus III 82,14 “Sangat Terampil”.


(3)

B. Saran 3. Siswa

Diharapkan dapat selalu aktif serta memiliki antusias menunjukkan partisipasinya dalam mengikuti kegiatan pembelajaran sehingga dapat menghasilkan pengetahuan yang bersifat konferhensif baik afektif, psikomotor maupun kognitif.

4. Guru

Diharapkan guru lebih berani berinovasi untuk menerapkan dan menggunakan model serta media pembelajaran yang kreatif dan menarik serta bersikap menyenangkan sehingga menghasilkan minat siswa untuk belajar.

5. Sekolah

Penyediaan fasilitas penunjang yang mampu mendukung usaha pelaksanaan pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif dan menyenangkan.

6. Peneliti

Penelitian ini dilakukan melalui penerapan model PAIKEM pada pembelajaran tematik dengan subtema yang berbeda-beda pada setiap siklusnya. Diharapkan peneliti berikutnya dapat mengembangkan dan melaksanakan perbaikan pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran serupa pada materi lain yang bervariasi.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu. 2007. Psikologi Sosial. Rineka Cipta. Jakarta.

Amri, Sofan. 2013. Pengembangan & Model Pembelajaran dalam Kurikulum 2013. Prestasi Pustakaraya. Jakarta

Aqib, Zainal. 2009. Penelitian Tindakan Kelas untuk Guru SD, SLB dan TK. Yrama Widya. Bandung.

Ambarjaya, Beni S. 2008. Model-model Pembelajaran Kreatif. Tinta Emas. Bandung.

Andayani, dkk. 2009. Pemantapan Kemampuan Profesi. Universitas Terbukan. Jakarta.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Rineka Cipta. Jakarta.

---. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Bumi Aksara. Jakarta.

Djamarah, Syaiful Bahari dan Aswan Zain. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Rineka Cipta. Jakarta.

Endang, Komara. 2013. Pendekatan Scientific dalam kurikulum 2013 Guru Besar. STKIP.

http://academia.edu/4807142/PENDEKATAN_SCIENTIFIC_DALAM_KU RIKULUM_2013_ENDANG _KOMARA_Guru_Besar

diakses pada tanggal 02 Februari 2014@15.30 WIB

Habibah, Umi. 2012. Penerapan Model PAIKE untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajat Matematika Materi Pokok Bangun Datar pada Siswa Kelas V Madrasah IBtidaiyah Nurul Hikmah Krandon Kota Tegal. lib.unnes.ac.id (14 Maret 2014)

Indrawati & Setiawan, Wawan. 2009. Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan. Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Ilmu Pengetahuan Alam (PPPPTK IPA) untuk Program PERMUTU. Jakarta


(5)

Sumber Belajar. Cerdas Jaya. Ciputat.

Kemendikbud. 2013. Kerangka Dasar Kurikulum 2013. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Tahun2013 Badan Standar Nasional Pendidikan. Jakarta.

Kunandar. 2010. Langkah Mudah PTK Sebagai Pengembangan Profesi Guru. Raja Grafindo. Jakarta.

---. 2013. Penilaian Autentik.Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Marianta, Fungki. D. 2013. Penerapan Model Pembelajaran PAIKEM untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Kelas IV Bidang Studi IPS pada Pokok Bahasan Jenis dan Persebaran Sumbur Daya Alam (SDA) serta Pemanfaatnya di SD Tempursari 01 Lumanjang TA. 2012/2013. http://hdl.handle.net. Diakses pada tanggal 14 Maret 2014 @ 14.30.

Mulyasa, E. 2013. Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013. Rosdakarya. Bandung.

Muncarno. 2009. Bahan Ajar Statistik Pendidikan. PGSD Unila. Metro.

Nurgiyantoro, Burhan. 2011. Penilaian Otentik: Dalam Pembelajaran Bahasa. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

Pemendikbud No. 18A Tahun 2013. Tentang Implementasi Kurikulum.

Poerwanti, Endang, dkk. 2008. Asesmen Pembelajaran SD. Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta.

Purwanto, Ngalim. 2008. Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. PT. Remaja Rosdakarya. Bandung.

Ramadhan, A. Tarmizi. 2008. Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan. http://tarmizi.wordpress.com/2008/11/11/pembelajaran-aktif-inovatif-kreatif-dan-menyenangkan. diakses tanggal 25-01-2011 pkl. 17.33 WIB.

Ridwan. 2010. Metode dan Teknik Menyusun Proposal Penelitian. Alfabeta. Bandung.


(6)

Riyanto, Yatim. 2009. Paradigma Baru Pembelajaran. Kencana Prenada Media Group. Jakarta.

Rohani, Ahmad. 2004. Pengelolaan Pengajaran. Rineka Cipta. Jakarta.

Rusman, dkk. 2010. Model-model Pembelajaran. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Sardiman. 2010. Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. Raja Grafindo. Jakarta. Sudjana, Nana. 2011. Penelitian Hasil Proses Belajar Mengajar. Rajawali Press.

Jakarta.

Sumantri, Mulyani & Syaodih, Nana. 2008. Perkembangan Peserta Didik.cetakan ke-17. Universitas Terbuka. Jakarta.

Suprijono, Agus. 2012. Cooperative Learning. Pustaka Pelajar.Yogyakarta.

Suryosubroto. 2009. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Rineka Cipta. Jakarta. Syah, Muhibin & Kariadinata, Rahayu. 2009. Pembelajaran Aktif, Inovatif,

Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan. Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG) Rayon Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Gunung Jati. Bandung.

Trianto. 2010. Pengembangan Model Pembelajaran Tematik. Prestasi Pustaka. Jakarta.

Undang-undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. http://luk.staff.ugm.ac.id/atur/UU20 2003Sisdiknas.pdf. Diakses 22 Maret 2014 @ 15.13 WIB

Universitas Lampung. 2012. Format Penulisan Karya Ilmiah. Universitas Lampung. Bandar Lampung.


Dokumen yang terkait

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TALKING STICK UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS IV SD NEGERI 4 METRO TIMUR TAHUN PELAJARAN 2013/2014

1 27 83

PENERAPAN MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS IV ZULKIFLI SD MUHAMMADIYAH METRO PUSAT KOTA METRO

2 27 71

PENERAPAN STRATEGI PAIKEM PADA PEMBELAJARAN TEMATIK UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV C SD NEGERI 1 METRO PUSAT TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 5 47

PENERAPAN METODE ROLE PLAYING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV DAUD PADA PEMBELAJARAN TEMATIK TERPADU SD MUHAMMADIYAH METRO PUSAT

1 11 74

PENERAPAN MAPPING DALAM MODEL PAIKEM PADA PEMBELAJARAN TEMATIK TERPADU KELAS IVA SD NEGERI 8 METRO TIMUR TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 6 79

PENERAPAN MODEL PAIKEM UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA KELAS VB SD NEGERI 6 METRO BARAT

4 56 83

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE PICTURE AND PICTURE UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS IVB SD N 8 METRO TIMUR TP. 2013/2014

1 16 238

Penerapan Model Learning Strategies Tipe PQ4R Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Tematik Terpadu Kelas IVC SD N 08 Metro Timur Tahun Pelajaran 2013/2014

0 4 67

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM GAME TOURNAMENT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VA SDN 10 METRO TIMUR

0 5 88

PENERAPAN TIPE COURSE REVIEW HORAY UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PKn SISWA KELAS V SD NEGERI 1 METRO TIMUR

1 21 79