Definisi Penagihan Pajak Rochmat Soemitro merumuskan pengertin Penagihan adalah sebagai berikut : Penagihan Utang Pajak

26

B. Definisi Penagihan Pajak

Penagihan dilaksanakan oleh fiksus sehubungan adanya kewajiban wajib pajak, baik sebagian maupun keseluruhan, yang masih terutang pada negara menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku. Proses penagihan yang optimal akan lebih meningkatkan realisasi penerimaan negara melalui pencairan tunggakan. Agar penagihan dapat maksimal, maka harus dilakukan dengan tertib dan taat asas. Menurut Moeljo Hadi, SH dalam bukunya Dasar-dasar Penagihan pajak Negara, pengertian Penagihan adalah : “Penagihan adalah serangkaian tindakan dari aparatur Direktorat Jenderal Pajak berhubung Wajib Pajak tidak melunasi baik sebagian atau seluruh kewajiban perpajakan yang terutang menurut Undang-Undang Perpajakan yang berlaku”. Penagihan yang dimaksud oleh Moeljo Hadi lebih kepada tindakan dari aparatur Direktorat Jenderal Pajak karena Wajib Pajak tidak melunasi sebagian atau seluruh dari kewajiban perpajakannya. Mirip dengan pengertian di atas, Prof. Dr.

H. Rochmat Soemitro merumuskan pengertin Penagihan adalah sebagai berikut :

“Penagihan ialah perbuatan yang dilakukan oleh Direktorat Jenderal Pajak karena Wajib Pajak tidak mematuhi Undang-undang Pajak, khususnya mengenai pembayaran pajak yang terutang”. Universitas Sumatera Utara 27

C. Penagihan Utang Pajak

Tindakan penagihan utang pajak secara teoritis dapat dilakukan dengan 2 langkah : 1. Penagihan Pasif Penagihan pajak pasif dilakukan dengan menggunakan Surat Tagihan Pajak STP, Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar SKPKB, Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan SKPKBT, Surat Keputusan Pembetulan yang menyebabkan pajak terutang menjadi lebih besar, Surat Keputusan Keberatan yang menyebabakan pajak terutang menjadi lebih besar. Jika jangka waktu 30 hari belum dilunasi, maka tujuh hari setelah jatuh tempo akan diikuti dengan penagihan pajak secara aktif yang dimulai dengan tindakan sita yang telah didahului adanya Surat Teguran, dan dilanjutkan dengan pelaksanaan lelang. Dalam hal ini Utang Pajak itu adalah Pajak yang masih harus dibayar termasuk sanksi administrasi berupa bunga, denda, atau kenaikan yang tercantum dalam Surat Ketetapan Pajak atau Surat sejenisnya berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan. 2. Penagihan Aktif Penagihan Pajak Aktif merupakan kelanjutan dari penagihan pajak pasif, dimana dalam upaya panagihan ini fiskus berperan aktif dalam arti tidak hanya mengirim Surat Tagihan atau Surat Ketetapan Pajak tetapi akan diikuti dengan tindakan sita yang didahului dengan Surat Teguran dan Surat Paksa dan dilanjutkan dengan pelaksanaan lelang. Surat Paksa sekurang- kurangnya memuat: Universitas Sumatera Utara 28 1. Nama Wajib Pajak, atau Penanggung Pajak 2. Besarnya utang pajak 3. Perintah untuk membayar dalam waktu 2x24 jam dua kali dua puluh empat jam sejak Surat Paksa disampaikan.

D. Dasar Hukum Penagihan Pajak