28
1. Nama Wajib Pajak, atau Penanggung Pajak 2. Besarnya utang pajak
3. Perintah untuk membayar dalam waktu 2x24 jam dua kali dua puluh empat jam sejak Surat Paksa disampaikan.
D. Dasar Hukum Penagihan Pajak
1. Undang-undang No. 19 Tahun 2000 tentang perubahan atas Undang-undang
No. 19 tahun 1997 tentang Penagihan Pajak dengan Surat Paksa UU. PPSP 2.
Undang-Undang No. 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan KUP
E. Tata Cara Penagihan 1. Surat Teguran
Pengertian surat teguran sesuai dengan peraturan menteri keuangan Nomor 24PMK.032008 sebagaimana telah mengalami perubahan Nomor
85PMK.032010 Tentang Tata Cara Pelaksanaan Penagihan Dengan Surat Paksa Dan Pelaksanaan Penagihan Seketika Dan Sekaligus adalah surat
yang diterbitkan oleh pejabat untuk menegur atau memperingatkan wajib pajak untuk melunasi utang pajak nya sampai dengan tanggal jatuh tempo
pembayaran PMK.Nomor.85PMK.032010.
Universitas Sumatera Utara
29
Penerbitan Surat Teguran 1.
Tindakan pelaksanaan penagihan pajak diawali dengan penerbitan surat teguran atau surat peringatan atau surat lain sejenis setelah tujuh hari
sejak tanggal jatuh tempo pembayaran 1 bulan sejak tanggal atau keputusan diterbitkan.
2. Penerbitan surat teguran dimaksudkan untuk memperingatkan atau
menegur wajib pajak untuk melunasi pajaknya. 3.
Surat teguran tidak diterbitkan kepada penanggung pajak yang telah disetujui untuk mengangsur atau pun menunda pembayaran pajaknya.
4. Penerbitan surat teguran merupakan tindakan awal dari pelaksanaan
penagihan dan harus dilakukan terlebih dahulu sebelum dilanjutkan dengan pengeluaran SP.
5. Pada dasarnya surat teguran hanya diterbitkan 1 kali saja.
6. Bila terhadap wajib pajak tidak pernah diiterbitkan surat teguran tapi
langsung diterbitkan SP, maka secara yuridis SP tersebut dianggap tidak ada, karena tidak didahului dengan pengeluaran ST.
a. Dasar Hukum Surat Teguran Pajak STP
1. Keputusan Menteri Keuangan Nomor KMK-561KMK.042000
sebagaimana telah mengalami perubahan Nomor 24PMK.032008 2.
Keputusan Direktorat Jenderal Pajak Nomor Kep-564KMK.042000 sebagaimana telah diubah dengan keputusan menteri keuangan nomor
Kep-474PJ.2002.
Universitas Sumatera Utara
30
3. Surat edaran Direktorat Jenderal Pajak Nomor : SE-13PJ.751998
sebagaimana telah diubah Nomor SE-19PJ2011.
F. Penagihan Pajak Dengan Surat Paksa PPSP
Sesuai dengan pasal 1 angka 12 Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2000, yang dimaksud dengan Surat Paksa adalah : Sura
t Perintah membayar utang pajak d
an biaya penagihan pajak. 1. Dasar Hukum Penerbitan dan Pemberitahuan Surat Paksa PPSP
a. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 564KMK.042000 sebagaimana
telah diubah dengan Nomor 24PMK.032008. b.
Keputusan Menteri Keuangan Nomor KMK-561KMK.042000 sebagaimana telah diubah dengan Nomor 24PMK.032008
c. Keputusan Direktorat Jenderal Pajak Nomor Kep-564KMK.042000
sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Menteri Keuangan Nomor Kep-474PJ.2002.
d. Surat edaran direktorat jenderal pajak nomor : SE-13PJ.751998
sebagaimana telah diubah dengan Nomor SE-19PJ2011.
2. Isi dan Karakteristik Dari Surat Paksa
Berbicara lebih lanjut tentang surat paksa, maka surat paksa dapat ditainjau dari 2 dua segi,yaitu segi isinya dan segi karakteristiknya.
a. Dari segi isinya: 1. Berkepala kata-kata “Atas Nama Keadilan’’ yang dengan Undang-
Undang Nomor 14 Tahun 1970 pasal 4 disesuiakan bunyinya menjadi’’ Demi Keadilan berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa’’.
Universitas Sumatera Utara
31
2. Nama wajib pajak penaggung pajak, keterangan cukup tentang alasan yang menjadi dasar penagihan,perintah membayar.
3. Dikeluarkan ditandatangani oleh pejabat berwenang yang ditunjuk oleh menteri keuangan Kepala Daerah.
b. Dari segi karakteristiknya : 1. Mempunyai kekuatan hukum yang sama dengan Grosse putusan hakim
dalam perkara perdata yang tidak dapat diminta banding lagi pada Hakim atasan.
2. Mempunyai kekuatan hukum yang pasti. 3. Mempunyai fungsi ganda yaitu menagih pajak dan menagih bukan pajak
biaya-biaya penagihan. 4. Dapat dilanjutkan dengan tindakan penyitaan atau penyanderaan
pencegahan. Surat Paksa, dalam bahasa hukum disebut sebagai parate eksekusi
eksekusi langsung, yang berarti bahwa penagihan pajak secara paksa dapat dilakukan tanpa melalui proses Pengadilan Negeri. Hal ini bisa dimengerti
karena surat paksa itu mempunyai kekuatan hukum yang pasti dimana fiskus dalam melaksanakan kewajiban mempunyai hak “parate Eksekusi’’.
3. Penerbitan Surat Paksa
Menurut pasal 8 Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2000 dinyatakan bahwa surat paksa diterbitkan apabila:
Universitas Sumatera Utara
32
1 Penanggung pajak tidak melunasi utang pajak sampai dengan tanggal jatuh tempo pembayaran dan kepadanya telah diterbitkan Surat teguran
atau Surat Peringatan atau surat lain yang sejenis. 2 Terhadap Penanggung Pajak telah dilaksanakan Penagihan Seketika dan
Sekaligus. 3 Penanggung Pajak tidak memenuhi ketentuan sebagaimana tercantum
dalam keputusan persetujuan angsuran atau penundaan pembayaran pajak.
Dalam hal tetentu, misalnya karena penanggung pajak mengalami kesulitan likuidasi, kepada penanggung pajak atas dasar permohonannya
dapat diberikan persetujuan untuk mengangsur atau menunda pembayaran pajak melalui keputusan pejabat. Oleh karena itu keputusan dimaksud
mengikat kedua belah pihak. Dengan demikian, apabila kemudian penanggung pajak, tidak memenuhi ketentuan sebagaimana tercantum
dalam keputusan persetujuan angsuran atau penundaan pembayaran pajak. Maka surat paksa dapat diterbitkan langsung tanpa surat teguran, surat
peringatan, atau surat lainnya yang sejenis.
4. Fungsi Surat Paksa
Adapun fungsi surat paksa adalah sebagai sarana atau alat pemabayaran kepada penanggung pajak untuk melunasi utang pajaknya
dalam jangka waktu 2x24 jam. Sebagai tindak lanjut untuk mencairkan
Universitas Sumatera Utara
33
tunggakan pajak atas tidak hiraukan nya penerbitan Surat Paksa maka aparatur pajak akan melaksanakan penyitaan.
5. Tata Cara Penagihan Surat Paksa
Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 561KMK.042000 Tentang Tata Cara Pelaksanaan Penagihan Seketika dan
Sekaligus dan Pelaksanaan Surat Paksa. a. Surat diberitahukan oleh Jurusita Pajak dengan pernyataan dan
penyerahaan Salinan Surat Paksa kepada Penanggung Pajak. b. Pemberitahuan Surat Paksa sebagaimana dimaksud dalam ayat 1
dituangkan dalam Berita Acara yang sekurang-kurangnya memuat hari dan tanggal pemberitahuan Surat Paksa, nama Jurusita Pajak, nama yang
menerima, dan tempat pemberitahuan Surat Paksa. Surat Paksa terhadap orang pribadi diberitahukan oleh Jurusita Pajak
kepada: a. Penanggung Pajak ditempat, tempat usaha atau ditempat lain yang
memungkinkan. b. Orang dewasa yang bertempat tinggal bersama ataupun yang bekerja
ditempat usaha penanggung Pajak, apabila Penanggung Pajak yang bersangkutan tidak dapat dijumpai.
Universitas Sumatera Utara
34
c. Salah seorang ahli waris atau pelaksana wasiat, yang mengurus harta penggilan, apabila Wajib Pajak telah meninggal dunia dan harta warisan
belum dibagi, atau d. Para ahli waris, apabila Wajib Pajak telah meningal dunia dan harta
warisan telah dibagi. Surat Paksa terhadap badan diberitahukan oleh Jurusita Pajak kepada:
a. Pengurus, kepala perwakilan, kepala cabang, penanggung jawab, pemilik modal, baik ditempat kedudukan badan yang bersangkutan, ditempat
tinggal mereka maupun ditempat lain yang memungkinkan; atau b. Pegawai tempat ditempat kedudukan atau tempat usaha badan yang
bersangkutan apabila Jurusita Pajak tidak dapat menjumpai salah seorang sebagaimana dalam huruf a.
G. Penagihan Seketika dan Sekaligus