Hasil Penelitian Deskripsi Lokasi Penelitian

69 E. Follow up Berdasarkan hasil analisis tersebut dapat diketahui kinerja pelayanan yang diberikan. Selanjutnya KKG tersebut dapat memperoleh balikanhasil guna menyusun program yang dapat diperlukan untuk meminimalkan kesenjangan tersebut.

4.2.2 Hasil Penelitian

Berdasarkan analisis kesenjangan yang telah dilaksanakan dari perencanaan dan implementasi program KKG Gugus Imam Bonjol tahun 20102011, 20112012, dan 20122013 diperoleh hasil berdasarkan standar, ternyata terdapat kesenjangan yang bervariasi yaitu: Tabel 4.3 Presentase Kesenjangan Presentase Kesenjangan Kriteria – 20 Rendah 21 – 40 Sedang 41 – 60 Tinggi 61 – 80 Menyimpang Uraian hasil penelitian sebagai berikut: A. Hasil analisis kesenjangan antara standar dengan perencanaan. KKG Gugus Imam Bonjol sudah menyusun program. Program-program KKG yang diteliti dari tahun 20102011, 20112012, dan 20122013. Berdasarkan standar dari Direktorat program yang sudah 70 direncanakan belum sepenuhnya sesuai. Hasil kuesioner dari kelompok KS dan UPT, pengurus dan anggota terdapat kesenjangan antara 21-40. Hal ini dapat dilihat dari grafik 4.1 dengan standar dari Direktorat 100 dikurangi implementasi dari masing- masing kelompok tersebut. Kesenjangan sebesar 21-40 tersebut termasuk dalam kriteria sedang. Grafik 4.1 Kesenjangan antara Standar dengan Perencanaan Kesenjangan antara standar dengan perencanaan dari kelompok responden kepala sekolah dan UPT sebesar 25,2, pengurus 29,87 dan anggota sebesar 33,55. Dari ketiga kelompok responden diperoleh data kesenjangan antara standar dengan perencanaan program menunjukkan kesenjangan dengan kriteria sedang yaitu antara 21 – 40. Kesenjangan ini terjadi karena dalam membuat perencanaan program di Gugus Imam Bonjol belum menggunakan standar yang berasal dari Direktorat. KKG 20 40 60 80 100 KS dan UPT Pengurus Anggota 100 100 100 74.8 70.13 66.45 25.2 29.87 33.55 Standar Perencanaan Kesenjangan 71 di Gugus tersebut membuat perencanaan sederhana yang digunakan sebagai pedoman dalam mengimplementasikan program. Dari hasil wawancara dengan anggota dan pengurus, diperoleh data bahwa perencanaan program di Gugus tersebut dilakukan oleh pengurus dan kepala sekolah segugus Imam Bonjol dengan berpedoman pada program Gugus tahun sebelumnya; juga berdasarkan kebutuhan seperti yang diungkapkan oleh ketua KKG sebagai berikut. “Program kerja KKG tahun 2012-2013 dibuat berdasarkan kebutuhan guru, sedang untuk kepengurusan sebelumnya mengacu pada program tahun lalu juga berdasarkan kalender pendidikan yang berlaku.” Dalam hal perencanaan program, terdapat kesenjangan antara standar yang ditetapkan direktorat dengan hasil perencanaan program yang dibuat pengurus. Hal ini terjadi karena dalam membuat perencanaan program, pengurus gugus mendasarkan pada program gugus sebelumnya, bukan pada standar dari direktorat, sehingga kelengkapan-kelengkapan dan tatacara yang ada seperti tergambar dalam standar dari direktorat belum dilakukan sepenuhnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa langkah yang sesuai dengan standar tentang analisis SWOT, serta pembuatan visi dan penjabaran misi dilakukan secara tersirat, yang berarti bahwa langkah tersebut direncanakan namun secara administrasi tidak tercatat, hanya dilakukan secara lisan saja. Hal ini diungkapkan salah satu pengurus saat dilakukan wawancara sebagai 72 berikut dalam FGD di SD Pulutan 02 tanggal 28 Maret 2013: “Ya semua sebenarnya sudah dilakukan pada saat penyusunan program namun, tidak tertulis saja.Ya saat musyawarah dalam penentuan program mana yang belum terleaksana apa peluang dan tantangan yang dihadapi, begitu bu” Ada dua hal yang sama sekali tidak dilakukan, yaitu sosialisasi standar program dari direktorat dan penyusunan ADART. Hal ini terjadi karena pengurus, Kepala Sekolah, dan UPT Disdikpora belum mengetahui adanya pedoman dari Direktorat. Namun demikian, pembuatan program, penentuan kalender, program sesuai kebutuhan guru, program mengacu dari program KKKS, program sesuai dengan skala prioritas, dan sosialisasi program sudah dilakukan. B. Hasil analisis kesenjangan antara standar dengan implementasi program rutin Hasil analisis kesenjangan antara standar dengan implementasi program rutin dapat dilihat seperti terdapat dalam gambar berikut: Gambar 4.2. Kesenjangan antara standar dengan implementasi program rutin 50 100 KS dan UPT Pengurus Anggota 100 100 100 73.81 69.48 71.48 26.19 30.52 28.52 Standar Implementasi program rutin Kesenjangan 73 Kesenjangan antara standar dengan kelompok responden untuk komponen implementasi program rutin yaitu kepala sekolah dan UPT sebesar 26.19, pengurus 30.52 dan anggota sebesar 28.52. Kriteria kesenjangan antara standar dengan implementasi program rutin menunjukkan kesenjangan yang sedang yaitu 21 – 40. Implementasi program rutin selalu ada dalam program pembuatan perangkat pembelajaran namun dalam implementasi program tidak sampai pada produk sehingga guru masih bekerja sendiri-sendiri. Seperti hasil wawancara dari anggota sebagai berikut: “Kegiatan KKG yang mengarah pada pembuatan perangkat pembelajaran belum sampai menghasilkan produk yang dapat digunakan bersama, guru masih membuat semua perangkat sendiri-sendiri. Kegiatan rutin berjalan dengan baik namun waktu habis untuk pembinaan dinas.” Dalam pertemuan FGD pada tanggal 28 Maret 2013 di SDN Pulutan 02 pada pukul 12.00 – 13.30 terjadi diskusi yang menarik tentang implementasi program rutin dengan realita di lapangan. Mereka berpendapat bahwa program rutin seharusnya tercantum dan diimplementasikan dalam kegiatan tiap bulannya dengan kegiatan KKG kelas, seperti berikut; Dari ketua KKG diungkapkan sebagai berikut: “KKG selama ini lebih banyak diisi oleh pengawas karena ketua gugus mewajibkan setiap pertemuan harus ada pembinaan dinas. Maka, yang terjadi 74 waktu habis diisi oleh pembinaan dinas sedang KKG kelas tidak dapat dilaksanakan”. Hal senada juga disampaikan oleh sekretaris dan ketua dua: “Kita tidak bisa lepas dari dinas karena secara birokrasi ketua gugus, pengawas dan ka UPT menandatangani undangan sedang ketika isian dinas tidak etis jika waktu dibatasi” Ketua KKG menimpali: “Bahwa tahun ini jelas kita tidak dapat melaksanakan tanpa pembinaan dinas, karena ketua gugus mewajibkan ada pembinaan dinas dalam setiap kegiatan. Tahun berikutnya kita buat pada pertemuan pertama ada pembinaan dinas, dan pada pertemuan kedua KKG kelas tanpa pembinaan dinas.” Dari hasil wawancara dan notula rapat bahwa tiap pertemuan selalu ada pembinaan dinas. Acara diisi dengan pembukaan, sambutan ketua KKG, sambutan Ketua Gugus, sambutan pengawas dilanjutkan isian. Pengawas memberi sambutan dilanjutkan dengan isian materi program sampai waktu habis. Hal ini membuat KKG Kelas tidak pernah ada. C. Hasil analisis kesenjangan antara standar dengan implementasi program pengembangan Hasil analisis kesenjangan antara standar dengan implementasi program pengembangan dapat dilihat seperti gambar berikut: 75 Gambar 4.3. Kesenjangan antara standar dengan implementasi program pengembangan Kesenjangan antara standar dengan kelompok responden untuk komponen implementasi program pengembangan yaitu berdasar kelompok kepala sekolah dan UPT sebesar 44,17, pengurus 52,5 dan anggota sebesar 48,57. Kesenjangan implementasi program pengembangan dengan standar menunjukkan kesenjangan tinggi yaitu antara 41 – 60 . Hal ini dapat dilihat dalam progam pengembangan pada tahun 20102011 dan 20112012 belum dicantumkan dan implementasi ada satu kegiatan sesuai program yang ada. Menurut standar dari direktorat program KKG paling tidak sekurang-kurangnya tiga dari 13 program pengembangan yang ada yaitu a penelitian, b PTK, c Seminar, lokakarya, koloqium paparan hasil penelitian, dan diskusi panel, d Pendidikan dan pelatihan berjenjang diklat berjenjang, e penerbitan jurnal KKG, f penyusunan website KKG, g forum KKG provinsi, h peer coaching kerjasama antar guru untuk memecahkan masalah pembelajaran, k professional learning community komunitas-belajar professional, l TIPD 50 100 KS dan UPT Pengurus Anggota 100 100 100 55.83 47.5 51.43 44.17 52.5 48.57 Standar Implementasi program pengembangan Kesenjangan 76 Teachers Internasional Professional Developmenty kerjasama KKG internasional, m global gateway kemitraan lintas Negara. Dari ketiga belas program di atas tak satupun ada dalam program di tahun 20102011 dan 20112012. Meskipun demikian dalam pelaksanaannya ada kegiatan program pengembangan yang dilaksanakan dalam KKG. Kegiatan peer coaching kerjasama antar guru untuk memecahkan masalah pembelajaran sering dilakukan walaupun tidak tercantum dalam program. Hasil FGD dengan pengurus dan anggota menyatakan bahwa program pengembangan belum memenuhi standar dari direktorat, baru ada 33 saja pada tahun 20122013 namun, implementasinya belum sampai pada produk yaitu pendampingan penulisan PTK maupun hasil PTK. D. Hasil analisis kesenjangan antara standar dengan program evaluasi Hasil analisis kesenjangan antara standar dengan program evaluasi seperti terlihat dalam gambar berikut: Gambar 4.4. Kesenjangan antara standar dengan evaluasi program KKG 20 40 60 80 100 KS dan UPT Pengurus Anggota 100 100 100 68.69 60.33 53.73 31.31 39.67 46.27 Standar Evaluasi Program KKG Kesenjangan 77 Kesenjangan dari kelompok responden untuk evaluasi program yaitu kepala sekolah dan UPT sebesar 31,31, pengurus 39,67 dan anggota sebesar 46,27. Kesenjangan antar standar dengan evaluasi program dengan kelompok kepala sekolah dan UPT serta pengurus menunjukkan kesenjangan sedang yaitu antara 21 – 40. Sedangkan untuk kelompok anggota menunjukkan kesenjangan yang tinggi yaitu antara 41 –60. Kesenjangan dari dua kelompok di atas menunjukkan bahwa evaluasi program pada implementasinya tidak berjalan sesuai ketentuan dalam standar dari direktorat. Dalam kegiatan FGD dengan pengurus dan anggota dinyatakan bahwa evaluasi program dilakukan pada akhir atau awal tahun pelajaran, walaupun diakhir semester dalam program selalu dicantumkan. Beda dengan pengurus tahun 2010- 2012 yang menyatakan bahwa: “ Ya secara jujur memang tidak ada evaluasi walaupun dalam program dicantumkan” Sementara itu untuk kepengurusan 2012-2013 mengatakan sebagai berikut; “Program evaluasi tiap semester ada. Dalam pelaksanaan karena kepengurusan belum ada satu tahun maka rencana pada akhir semester atau awal tahun pelajaran” Berbeda dengan pengurus, anggota sebagian menyatakan tidak tahu tentang pelaksanaan evaluasi program. “Saya tidak tahu apakah program dievaluasi atau tidak karena dalam kegiatan tersebut tidak melibatkan anggota”. 78 Dari uraian di atas menunjukkan bahwa program evaluasi tidak melibatkan anggota. Dalam masa kepengurusan 20102011 dan 20112012 tidak ada evaluasi program, sementara kepengurusan 20122013 evaluasi dilakukan diakhir tahun atau awal tahun oleh pengurus dan KKKS saja. Kedua masa kepengurusan tersebut sudah mencantumkan dalam program, namun implementasinya untuk kepengurusan lama tidak melakukan dan untuk kepengurusan baru sudah melakukan namun tidak sesuai dengan rencana program yang dibuat. E. Hasil analisis kesenjangan standar dengan pelaporan dan tindak lanjut Hasil analisis kesenjangan dalam pelaporan dan tindak lanjut sesuai dengan standar seperti terlihat dalam gambar berikut: Gambar 4.5. Kesenjangan standar dengan pelaporan dan tindak lanjut 20 40 60 80 100 KS dan UPT Pengurus Anggota 100 100 100 59.72 38.22 30.48 40.28 61.78 69.52 Standar Pelaporan dan Tindak Lanjut Kesenjangan 79 Kesenjangan dari kelompok responden untuk komponen pelaporan dan tindak lanjut dengan pedoman yaitu kepala sekolah dan UPT sebesar 40,28, pengurus 61,78 dan anggota sebesar 69,52. Pada kelompok kepala sekolah dan UPT kesenjangan pelaporan dan tindak lanjut dengan pedoman menunjukkan kesenjangan tinggi yaitu berada diantara 41 – 60 , sedang kelompok pengurus dan anggota berada dalam kriteria menyimpang yaitu antara 61 – 80 . Hal ini berdasarkan data bahwa pelaporan dan tindak lanjut ada dalam program namun implementasinya tidak sesuai. Program tindak lanjut dilakukan dalam tiap tahunnya yaitu dengan memprogramkan kembali untuk program-program yang belum berjalan. Sedang, untuk pelaporan tidak dilakukan secara lengkap tentang permasalahan yang dihadapi maupun alternatif-alternatif pemecahannya. Pengurus membuat laporan dengan mengeluarkan STTPL hasil kegiatan selama akhir tahun ajaran yang diberikan pada semua anggota.

4.2.3 Pembahasan

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Kinerja Mengajar Guru MI Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga T2 942013013 BAB I

0 1 9

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Kinerja Mengajar Guru MI Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga T2 942013013 BAB II

0 0 30

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Kinerja Mengajar Guru MI Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga T2 942013013 BAB IV

1 7 55

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Kinerja Mengajar Guru MI Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga T2 942013013 BAB V

0 1 3

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Program Pengembangan Profesionalisme Guru Melalui KKG di Gugus Imam Bonjol Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga

0 0 14

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Program Pengembangan Profesionalisme Guru Melalui KKG di Gugus Imam Bonjol Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga T2 942010038 BAB I

0 1 8

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Program Pengembangan Profesionalisme Guru Melalui KKG di Gugus Imam Bonjol Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga T2 942010038 BAB II

0 0 43

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Program Pengembangan Profesionalisme Guru Melalui KKG di Gugus Imam Bonjol Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga T2 942010038 BAB V

0 0 5

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Program Pengembangan Profesionalisme Guru Melalui KKG di Gugus Imam Bonjol Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga

0 0 43

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Program Pengembangan Profesionalisme Guru Melalui KKG di Gugus Imam Bonjol Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga

0 0 2