Metodologi Penelitian T1 212008068 Full text

11 permasalahan sangat komplek maka akan dilakukan konseling pada hari atau minggu berikutnya sesuai jadwal. Penerapan konseling di The Sunan Hotel Solo di evaluasi oleh pihak manajemen dan HRD setelah 1 tahun pelaksanaan koseling. Hasil evaluasi ternyata adopsi praktek konseling karyawan dapat meningkatkan kinerja karyawan berupa menurunnya tingkat absensi karyawan dan adanya peningkatan jumlah tamu yang berkunjung di The Sunan Hotel Solo. Berdasarkan uraian tentang proses adopsi praktek konseling karyawan di atas maka dapat peneliti gambarkan melalui bagan di bawah ini: Gambar 2 Proses Implementasi Konseling di The Sunan Hotel Solo Sumber:Rekonstruksi hasil wawancara 2013 Proses konseling di The Sunan Hotel Solo bersifat non directive karena proses konseling berpusat pada karyawan client-centered. Hal ini dapat dipahami karena problem-problem yang menjadi fokus konseling terkait dengan tugas-tugas karyawan. Selain itu, karena konselor HRD memiliki posisi atau kemampuan yang berpengaruh dalam organisasi, maka konselor dapat berkontribusi secara langsung terhadap pemecahan masalah yang dimiliki karyawan. Seperti menurut HRD Manager The Sunan Hotel bahwa: “Praktik kerja konseling ini dilaksanakan tidak jauh beda dengan praktik konseling yang dilakukan di kalangan pendidikan. Praktik kerja konseling di The Sunan Masalah Kinerja Karyawan Menurun HRD Berkonsultasi dengan Rekan Kerja Saran Berupa Adopsi Konseling Pencarian Informasi Pembelajaran Penerapan Konseling Evaluasi Hasil Adopsi Konseling Peningkatan Kinerja Penerapan Kembali Cara Penerapan Konseling di sekolah Proses Penerapan Konseling Karyawan 12 dilakukan baik kapan saja open door policy, maupun saat penilaian kinerja appriasal ”. Berdasarkan keterangan lebih lanjut dari Manajer HRD tersebut, bahwa konseling dilakukan kapan saja open door policy. Dilaksanakan secara spontan di antaranya, dengan cara 1 melakukan tegur sapa antara atasan dan bawahan, 2 tidak membatasi ruang komunikasi antara atasan dan bawahan, 3 makan siang satu meja antara atasan dan bawahan dan 4 konselor melakukan wawancara terhadap karyawan yang dianggap bermasalah. Sedangkan saat penilaian kinerja appriasal yaitu 1 melakukan pengecekan rutin pada absensi karyawan, 2 Pengecekan rutin pada kotak saran yang diisi oleh karyawan itu sendiri dan tamu yang berkunjung, 3 melakukan trainning yang dilakakukan oleh semua karyawan The Sunan, 4 para manajer untuk membandingkan secara langsung kinerja karyawan mereka terhadap satu sama lain, 5 menilai perilaku karyawan dibandingkan dengan karakteristik lainnya dalam mencapai kinerjanya, dan 6 penyusunan standar kerja karyawan. Proses konseling di The Sunan Hotel Solo dilakukan melalui 3 tahap kegiatan, yaitu correcting, coaching, dan consulting. Dalam kegiatan correcting, HRD akan mengoreksi karyawan yang memiliki kinerja buruk sehingga dapat diberikan konseling. Coaching dilakukan untuk memperbaiki kenerja karyawan atau kompetensi karyawan yang kurang sesuai. Kegiatan yang terakhir adalah consulting yaitu kegiatan untuk memecahkan masalah dari orang per orangkaryawan Konseling The Sunan Hotel berlangsung dalam suasana kerja di lingkungan hotel. Di The Sunan Hotel, konseling berlangsung di ruang kepala HRD di mana setiap karyawan diberikan kebebasan untuk berkonsultasi tentang berbagai permasalahan yang dihadapi. Hubungan antara karyawan dengan konselor HRD sangat formal antara bawahan dan atasan, sehingga konseling di The Sunan Hotel lebih dominan dengan pemberian informasi dan advices secara direktif. Namun demikian, hubungan juga dapat terjadi secara sangat informal karena antara atasan manager, trainer, supervisor dan bawahan karyawan sudah saling memahami dan telah terbiasa bekerja dalam suatu tim.

4.4 Dampak Konseling

Setelah dilakukannya kegiatan konseling karyawan sejak tahun 2009 hingga tahun 2010 memberikan dampak yang banyak pada karyawan dan perusahaan. Dampak- dampak tersebut adalah: