Gambaran Umum The Sunan Hotel Solo

12 dilakukan baik kapan saja open door policy, maupun saat penilaian kinerja appriasal ”. Berdasarkan keterangan lebih lanjut dari Manajer HRD tersebut, bahwa konseling dilakukan kapan saja open door policy. Dilaksanakan secara spontan di antaranya, dengan cara 1 melakukan tegur sapa antara atasan dan bawahan, 2 tidak membatasi ruang komunikasi antara atasan dan bawahan, 3 makan siang satu meja antara atasan dan bawahan dan 4 konselor melakukan wawancara terhadap karyawan yang dianggap bermasalah. Sedangkan saat penilaian kinerja appriasal yaitu 1 melakukan pengecekan rutin pada absensi karyawan, 2 Pengecekan rutin pada kotak saran yang diisi oleh karyawan itu sendiri dan tamu yang berkunjung, 3 melakukan trainning yang dilakakukan oleh semua karyawan The Sunan, 4 para manajer untuk membandingkan secara langsung kinerja karyawan mereka terhadap satu sama lain, 5 menilai perilaku karyawan dibandingkan dengan karakteristik lainnya dalam mencapai kinerjanya, dan 6 penyusunan standar kerja karyawan. Proses konseling di The Sunan Hotel Solo dilakukan melalui 3 tahap kegiatan, yaitu correcting, coaching, dan consulting. Dalam kegiatan correcting, HRD akan mengoreksi karyawan yang memiliki kinerja buruk sehingga dapat diberikan konseling. Coaching dilakukan untuk memperbaiki kenerja karyawan atau kompetensi karyawan yang kurang sesuai. Kegiatan yang terakhir adalah consulting yaitu kegiatan untuk memecahkan masalah dari orang per orangkaryawan Konseling The Sunan Hotel berlangsung dalam suasana kerja di lingkungan hotel. Di The Sunan Hotel, konseling berlangsung di ruang kepala HRD di mana setiap karyawan diberikan kebebasan untuk berkonsultasi tentang berbagai permasalahan yang dihadapi. Hubungan antara karyawan dengan konselor HRD sangat formal antara bawahan dan atasan, sehingga konseling di The Sunan Hotel lebih dominan dengan pemberian informasi dan advices secara direktif. Namun demikian, hubungan juga dapat terjadi secara sangat informal karena antara atasan manager, trainer, supervisor dan bawahan karyawan sudah saling memahami dan telah terbiasa bekerja dalam suatu tim.

4.4 Dampak Konseling

Setelah dilakukannya kegiatan konseling karyawan sejak tahun 2009 hingga tahun 2010 memberikan dampak yang banyak pada karyawan dan perusahaan. Dampak- dampak tersebut adalah: 13 1. Dampak konseling pada kinerja karyawan Dampak konseling pada kinerja dilihat baik dari atasan, bawahan maupun rekan kerja. Atasan dapat melihat bahwa setelah kegiatan konseling diterapkan semangat kerja karyawan dan absensi karyawan menurun sedangkan bawahan dapat merasakan dengan adanya kegiatan konseling dapat menyelesaikan berbagai macam permasalahan yang dihadapi baik yang berhubungan dengan pekerjaan maupun yang tidak berhubungan. Rekan kerja juga dapat merasakan dampak konseling karena adanya hubungan rekan kerja yang harmonis dan terselesainya konflikantar karyawan. Dampak diadopsinya konseling bagi karyawan secara umum adalah telah membantu karyawan dalam menyelesaikan permasalahannya. Hal tersebut terlihat dari hasil wawancara kepada 4 orang karyawan The Sunan Hotel. Berikut ini adalah kutipan wawancara tersebut: Menurut staff HRD bahwa: “Dampak konseling ini terhadap karyawan The Sunan, adalah karyawan dapat menyelesaikan permasalahan dengan baik, lebih termotivasi lagi dalam bekerja, mendapat sebuah inovasi atau gagasan baru, karyawan dapat lebih dewasa untuk dapat menyelesaikan masalahnya dan karyawan dapat lebih bertanggung jawab dalam pekerjaanya”. Sedangkan menurut karyawan bagian security bahwa: “Konseling karyawan sangat membantu saya dalam menyelesaikan sebuah permasalahan baik pribadi maupun didalam pekerjaan. Permasalahan yang saya alami dengan rekan kerja adalah masalah pribadi tentang hutang piutang. Akhirnya setelah ikut konseling dengan bagian HRD masalah hutang piutang saya dengan teman saya bisa teratasi dan hubungan kami jadi baik lagi” Menurut karyawan Bagian Pemasaran bahwa: “Praktik konseling ini sangat membantu seorang karyawan agar bisa mengatasi masalahnya dengan lebih dewasa agak kinerjanya tidak menurun. Sedangkan saya sendiri pernah konseling masalah pribadi dan masalah ditempat kerja” Menurut karyawan Bagian Public Relation di The Sunan Hotel bahwa: “Konseling diperlukan untuk membantu karyawan menyelesaikan masalah, agar karyawan lebih dapat termotivasi untuk meningkatkan kinerjanya. Saya sendiri pernah konseling karena sebelum masuk di Public Relation, saya dibidang Engineering Dept, sehingga tidak mempunyai skill dasar dibidang tersebut. Saya sering tidak hadir dalam pekerjaan, semenjak itu saya dipanggil oleh bapak Nurahman Arie untuk di konseling, dan akhirnya saya dapat belajar dengan cepat untuk dapat menjadi PR di The Sunan Hotel”. Berdasarkan keterangan di atas dapat diketahui bahwa sejak tahun 2009 hingga tahun 2012 The Sunan Hotel telah melakukan adopsi konseling karyawan