T1 212008068 Full text

(1)

ADOPSI, PENERAPAN KONSELING KARYAWAN,

DAN DAMPAKNYA PADA KINERJA PERUSAHAAN

(STUDI KASUS DI THE SUNAN HOTEL SOLO)

Oleh:

ADITYA HADI PUTRA

NIM : 212008068

KERTAS KERJA

Diajukan kepada Fakultas Ekonomika dan Bisnis Guna memenuhi sebagian dari

Persyaratan-persyaratan untuk mencapai Gelar Sarjana Ekonomi

FAKULTAS : EKONOMIKA DAN BISNIS

PROGRAM STUDI : MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA


(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

MOTTO

“Rasa takut hanya akan membuatmu lemah dan kehilangan kepercayaan diri, hadapilah rasa takut itu dan teruslah melangkah.” (Mario Teguh)

“Sukses adalah sebuah perjalanan, bukan tujuan akhir”

“Berpikirlah bahwa ilmu yang kau dapatkan di bangku kuliah akan bermanfaat meski engkau tak mendapatkan pekerjaan yang layak”


(7)

i

ABSTRACT

Counseling practices can help companies encourage employees to solve problems in the workplace. It will help employees to identify their weaknesses, strengths, and to find out work situation that allows them to more easily make adjustments to work. The practice of counseling in corporate setting is however rarely found. The purpose of the study is to understanding: 1) The reasons the Sunan Hotel adopted the practice of employees counseling, 2) the process of adopting and implementating employee counseling, 3) the impact of employee counseling practice the performance at the Sunan Hotel. This research was conducted using a qualitative approach and the result are the formats of presented in narrative, flow charts, diagrams, and tables to facilitate understanding.

This study concludes that the problems faced by employees that had led to the decrease of level of attendance and number of guests staying or visiting causes by The Sunan Hotel to adopt counseling practice. The Process of adoption consists of revenue suggestion from external company, search for information, learning and implementation of counseling practice the company. Counseling practice had impacts on both employee performance and the of the hotel.


(8)

ii SARIPATI

Praktik konseling dapat membantu perusahaan dalam mendorong karyawan untuk menyelesaikan permasalahan di tempat kerja, membantu karyawan dalam mengetahui kelemahan dan kelebihannya, serta dapat mengetahui keadaan dirinya untuk lebih mudah melakukan penyesuaian diri dengan pekerjaannya, namun praktik konseling di lingkungan perusahaan masih jarang dilakukan dan dijumpai. Tujuan dari penelitian adalah untuk memahami: 1) alasan manajemen The Sunan Hotel mengadopsi praktik konseling karyawan, 2) proses adopsi dan penerapan konseling karyawan di The Sunan Hotel dan 3) dampak konseling terhadap kinerja karyawan The Sunan Hotel. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kualitatif dan akan disajikan dalam narasi, diagram alir, diagram, dan tabel untuk memudahkan pemahaman.

Penelitian ini menyimpulkan bahwa adanya permasalahan yang dihadapi oleh karyawan sehingga berdampak pada menurunnya tingkat absensi dan jumlah tamu yang menginap atau berkunjung dijadikan oleh The Sunan Hotel untuk mengadopsi konseling karyawan. Proses adopsi konseling terdiri dari penerimaan saran dari ekternal perusahaan, pencarian informasi, pembelajaran dan adopsi penerapan konseling di perusahaan. Praktek konseling memberikan dua dampak yaitu terhadap kinerja karyawan dan terhadap kinerja hotel.


(9)

iii

KATA PENGANTAR

Praktik konseling adalah sebuah usaha atau upaya-upaya perusahaan untuk membantu para karyawan dalam mengatasi masalah-masalah yang terkait dengan pekerjaan sehari-hari maupun masalah diluar pekerjaan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memahami alasan pengadopsian konseling, proses adopsi konseing, dan dampaknya pada kinerja karyawan dan The Sunan Hotel. Secara garis besar alasan pengadopsian konseling karyawan adalah karena adanya penurunan kinerja karyawan, setelah dilakukan praktek konseling ternyata dapat meningkatkan kinerja karyawan dan hotel. Penulis menyadari masih terdapat kekurangan dan keterbatasan dalam penulisan kertas kerja ini. Akhirnya, penulis berharap penelitian ini dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang memerlukan, dan mohon maaf atas segala kekurangan yang ada.

Salatiga, Desember 2013


(10)

iv

UCAPAN TERIMA KASIH

Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan, bimbingan dan kerja sama yang baik dari berbagai pihak tidak akan bisa menyelesaikan laporan penelitian ini. Maka pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

 Terima kasih kepada Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah menyertai, memberkati, serta menguatkan penulis selama penyusunan laporan penelitian ini.

 Bapak Hari Sunarto, SE., MBA selaku Dekan Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana.

 Bapak Neil S Rupidara, SE, M.Sc, PhD selaku dosen pembimbing yang telah memberikan pengarahan bagi penulis selama proses menyelesaikan laporan penelitian ini.

 Bapak Eko Suseno H.R Matrutty selaku dosen wali studi yang telah membimbing penulis dalam studi di Fakultas Ekonomika dan Bisnis, UKSW.

 Seluruh staff pengajar yang telah mendidik, memberikan ilmu serta bimbingan, selama penulis menjalani studi di Fakultas Ekonomika dan Bisnis, UKSW.

 Ayah (Hadi Putratno, SE, MM), Ibu (Ny. Supriyati), dan Kakak (Setya Hati Martha) yang telah membimbing, mendorong dan mendoakan penulis selama proses menyelesaikan laporan penelitian ini.

 Keluarga besar yang selama ini mendoakan, memberikan semangat, kasih sayang kepada penulis.

 Pihak The Sunan Hotel Solo, Bapak H.Suwarno, SE, MM (Presiden Direktur), Bapak Kristriyanto (Human Resources Manager), Bapak Suhartono (Finacial Controller), serta pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah berkenan membimbing dan mengarahkan penulis selama penelitian berlangsung.

 Para sahabat (Euzhan, Uttungga, Itha, Cunda) dan teman-teman kampus (Naomi, Enril, Hendra, Modi, Fransisca Cika, Putut, Eka, Lucky, Lia), masih banyak lainnya yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang sudah menemani, membantu dan menghibur penulis dalam penulisan laporan penelitian ini. Terima kasih untuk kebersamaan kalian.


(11)

v

DAFTAR ISI

ABSTRACT... i

SARIPATI... ii

KATA PENGATAR... iii

UCAPAN TERIMAKASIH... iv

DAFTAR ISI... v

DAFTAR GAMBAR... vi

DAFTAR TABEL... vii

1.Pendahuluan... 1

2.Tinjauan Literatur... 3

2.1 Kinerja... 3

2.2 Konseling Karyawan... 3

2.3 Adopsi dan Penerapan Praktik Konseling Karyawan... 5

2.4 Dampak Praktek Konseling pada Kinerja... 6

3.Metodologi Penelitian... 7

4.Hasil Penelitian... 8

4.1 Gambaran Umum The Sunan Hotel Solo... 8

4.2 Alasan The Sunan Hotel Mengadopsi Konseling Karyawan... 8

4.3 Proses Adopsi dan Penerapan Konseling Karyawan... 9

4.4 Dampak Konseling... 15

5.Kesimpulan... 22

6.Implikasi dan Keterbatasan Penelitian... 23


(12)

vi

6.2 Impikasi Terapan... 23

6.3 Keterbatasan Penelitian dan Rekomendasi Penelitian Mendatang... 24

Referensi... 24


(13)

vii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Model Proses Pengambilan Keputusan Inovasi (Adopsi)... 5

Gambar 2 Proses Implementasi Praktek Konseling di The Sunan Hotel Solo... 10

Gambar 3 Jumlah Absensi Karyawan di The Sunan Hotel Tahun 2009-2012... 16


(14)

1 1.Pendahuluan

Beberapa tahun terakhir kinerja karyawan The Sunan Hotel Solo mengalami penurunan. Hal tersebut tercermin dari menurunnya semangat kerja dan motivasi karyawan untuk menyelesaikan tugas pekerjaan tepat pada waktunya (Wawancara

“Manajer HRD”, 28 Maret 2013). Pihak manajemen The Sunan Hotel Solo kemudian

melakukan evaluasi terhadap kondisi tersebut dan kinerja karyawan yang dilihat dari banyaknya jumlah karyawan yang absen. Manajemen The Sunan Hotel Solo mengevaluasi kinerja karyawannya dengan cara melihat tingkat absensi karyawan dan tingkat kunjungan tamu baikyang menginap maupun yang hanya sekedar makan dan minum. Absennya karyawan dapat menjadi dasar pengukuran motivasi, semakin banyak pegawai yang absen berarti tingkat motivasi mereka untuk menyelesaikan pekerjaannya semakin rendah dan berimbas pada kinerja karyawan.

Berdasarkan fenomena kinerja tersebut pada tahun 2009 The Sunan Hotel memutuskan mengadopsi praktik konseling. Praktik konseling dipilih oleh Manajer HRD dengan pertimbangan bahwa kegiatan tersebut dapat mengtasi berbagai macam permasalahan yang sedang dihadapi oleh karyawan The Sunan Hotel. Hal ini sesuai pendapat dari Handoko (2010: 193) bahwa program konseling merupakan kegiatan personalia yang mempunyai pengaruh langsung pada kepuasan kerja, motivasi dan reaksi terhadap stres. Hasil penelitian Napitupulu (2008: 49) bahwa kegiatan konseling yang dilaksanakan di PT. Indosat, Tbk. Medan pelaksanaannya efektif dan adanya kegiatan konseling tersebut membawa dampak yang positif bagi karyawan yang ikut serta dalam kegiatan konseling tersebut. Kemudian, Johanna (2013:4), dengan hasil penelitian bahwa Pihak Bandeng Juwana secara rutin mengadakan konseling kepada seluruh karyawannya sebagai langkah untuk mendisiplinkan karyawan terutama pada karyawan yang bermasalah dengan langsung dipanggil dan kemudian ditentukan punishment dan sanksi-sanksi lain. Konseling adalah pertemuan empat mata antara klien dan konselor yang berisi usaha yang lurus, unik dan humanis yang dilakukan dalam hubungan dengan masalah- masalah yang dihadapinya pada waktu yang akan datang (Sukardi, 2002: 20). Cara yang dapat dilakukan untuk konseling dengan karyawan adalah dengan berkomunikasi antara konselor/HRD dengan karyawan atas semua permasalahan yang sedang dihadapi sehingga dapat dicarikan jalan keluar atau penyelesaiannya. Praktik konseling tersebut dapat membantu perusahaan dalam mendorong karyawan untuk menyelesaikan permasalahan di tempat kerja, membantu karyawan dalam mengetahui kelemahan dan kelebihannya, serta


(15)

2

dapat mengetahui keadaan dirinya untuk lebih mudah melakukan penyesuaian diri dengan pekerjaannya.

Tindakan mengadopsi praktik konseling ini menjadikan The Sunan Hotel sebagai salah satu perusahaan jasa di Solo yang sudah mengadopsi konseling. Praktik konseling di lingkungan perusahaan masih jarang dilakukan dan dijumpai. Praktik konseling lazimnya diterapkan di lingkungan pendidikan yaitu di sekolah-sekolah. Namun, praktik konseling di The Sunan Hotel tidak jauh beda dengan praktik konseling di sekolah. Proses adopsi dan penerapan konseling karyawan di The Sunan Hotel inilah yang mendorong dilakukannya penelitian ini yaitu untuk memahami apa sebenarnya alasan The Sunan Hotel mengadopsi konseling dan tidak mengambil solusi lain seperti misalnya dengan memberikan reward and punishment. Untuk memahami hal ini secara lebih jelas dan detail, maka sebuah penelitian empiris perlu dilakukan. Meskipun secara teoritis pemberian konseling kepada karyawan dapat memberikan dorongan terhadap kinerja karyawan, pelaksanaan dan pengaruhnya di The Sunan Hotel belum diketahui secara pasti.

Di samping terdorong oleh maksud untuk memahami secara spesifik fenomena adopsi praktik konseling di The Sunan Hotel, penelitian ini dilakukan dengan pertimbangan bahwa adopsi praktik-praktik manajemen sumberdaya manusia khususnya melalui pemberian konseling masih jarang dilakukan oleh peneliti terdahulu. Studi seperti ini akan membantu untuk memahami proses masuknya praktik konseling ke dalam sebuah perusahaan, bagaimana menerapkan dan dampaknya bagi perusahaan. Berdasarkan paparan di atas maka sangat menarik untuk memberi gambaran lebih lanjut mengenai

“Adopsi, Penerapan Konseling Karyawan dan Dampaknya Pada Kinerja Perusahaan

(Studi di The Sunan Hotel Solo)”.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskanmasalah-masalah sebagai berikut:

1. Apa alasan manajemen The Sunan Hotel mengadopsi praktik konseling karyawan? 2. Bagaimana proses adopsi konseling karyawan di The Sunan Hotel?

3. Apakah dampak konseling terhadap kinerja The Sunan Hotel?

Tulisan ini terdiri dari 5 bagian. Bagian 1 yang menguraikan secara singkat latar belakang masalah dan rumusan masalah. Pada bagian 2 berisi tentang landasan teori, bagain ke 3 berisi tentang metodologi penelitian. Bagian 4 menguraikan hasil penelitian dan bagain 5 merupakan kesimpulan dari hasil penelitian.


(16)

3 2.Tinjauan Literatur

2.1Kinerja

Mangkunegara (2000:67) kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Hasibuan (2001:34) mengemukakan bahwa kinerja adalah suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman dan kesungguhan serta waktu.

Menurut Schermerhorn (1996:106), untuk mengetahui kinerja organisasi dan individu dapat dilihat dari 5 (lima) faktor yang mempengaruhi, yaitu pengetahuan, ketrampilan, kemampuan, sikap dan perilaku. Pendapat tersebut mengungkapkan kemampuan dan ketrampilan sebagai faktor individual masing-masing pegawai. Semakin kompeten kemampuan dan ketrampilan yang dimiliki masing masing pegawai, akan mempengaruhi pencapaian hasil kinerja.

Penilaian kinerja atau penilaian prestasi kerja tidak dapat dipisahkan dari keseluruhan poses kegiatan manajemen SDM. Penilaian kinerja dapat diartikan sebagai poses dimana organisasi menilai kineja individu pegawai. Penilaian ini dapat meliputi roduktivitas, sikap, disiplin, dan lain sebagainya. Untuk menemukan di level mana seorang pegawai melaksanakan pekerjaannya (Davis, 1996: 142). Bagi organisasi yang cukup maju hasil penilaian kinerja dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk promosi, demosi, diklat, kompensasi, pemutusan hubungan kerja dan sebagainya. Dengan digunakannya penilaian kinerja ini sebagai bahan pertimbangan hal-hal tesebut akan memotivasi pegawai untuk selalu meningkatkan kinerjanya, yang pada akhirnya akan mempengaruhi pula kinerja organisasi. Melihat betapa pentingnya hasil penilaian kinerja ini baik terhadap organisasi maupun pegawai, maka pelaksanaannya perlu diupayakan seobyektif mungkin, dengan menghindari faktor suka dan tidak suka dari penilai.

2.2Konseling Karyawan

Karyawan perusahaan adalah makhluk sosial yang menjadi bagian dari suatu kelompok kerja dan tim kerja tertentu. Jika seorang karyawan tidak sanggup bekerjasama dengan teman sejawatnya, betapapun tinggi kemampuan teknis dan kemampuan intelektualnya, mungkin dia tidak akan betah bekerja di tempat itu dan tidak mampu bekerja secara maksimal. Maka dalam keadaan seperti itu, mungkin seorang konselor diperlukan dalam dunia industri yakni untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi oleh


(17)

4

karyawan. Jadi konseling karyawan dapat diadopsi sebagai bentuk manajemen dalam perusahaan.

Baraja (2006: 11) mendefinisikan konseling sebagai “suatu proses yang mempunyai

orientasi pada belajar, dilakukan dalam lingkungan sosial oleh seseorang terhadap orang lain (konselor terhadap klien), dengan memberikan bantuan secara profesional (mempunyai pengetahuan dalam bidangnya), serta membantu klien dengan metode yang sesuai dengan masalah yang dihadapi klien agar dapat memahami dan menghayati tujuan yang ditetapkan bersama dalam proses konseling sehingga klien dapat menjadi anggota

masyarakat yang lebih produktif dan bahagia”.

Liana (2003) selanjutnya menjelaskan bahwa pemberian bantuan oleh konselor kepada karyawan itu dilakukan dengan menggunakan cara-cara yang sesuai dengan keadaan karyawan. Hal ini dimaksudkan agar karyawan dapat meningkatkan kemampuannya dalam memecahkan berbagai masalah yang dihadapinya. Namun bantuan dari konselor professional sangat diperlukan.

Dari uraian di atas dipahami bahwa konseling merupakan suatu hubungan timbal balik antara konselor dengan klien atau karyawan. Hubungan itu bersifat profesional baik secara individu maupun secara kelompok yang dirancang untuk membantu karyawan melakukan perubahan yang bermakna bagi kehidupan kerjanya. Konseling dipraktikan untuk membantu karyawan berkembang secara optimal sesuai potensinya. Konseling juga diharapkan dapat membantu karyawan untuk mengatasi masalah dan menyesuaikan diri di lingkungan kerjanya yang selalu berubah. Karyawan diharapkan dapat mengetahui kelemahan dan kelebihannya sehingga dapat memahami keadaan dirinya dan menyesuaikan diri dengan pekerjaannya.

Tujuan konseling yang diberikan kepada karyawan dapat dicapai melalui fungsi-fungsi konseling seperti menurut Bakkara (2013:1), yang meliputi:

1. Advice: memberi nasihat kepada karyawan dalam rangka membimbing agar

menampilkan perilaku yang diinginkan.

2. Reassurance: memberikan rasa percaya diri bahwa karyawan sebenarnya mampu

mengatasi masalahnya sendiri.

3. Communication: sebagai media komunikasi atasan bawahan, HRD membantu

meyampaikan perasaan karyawan kepada pimpinan atau sebaliknya konselor (HRD) bisa membantu menginterpretasikan masalah organisasi kepada pekerja.

4. Release emotional tension: pekerja menjadi lebih lega, bisa menghadapi masalah,


(18)

5 Perceived

Characteristics of the Innovation 1. Relative advantage 2. Compatibility 3. Complexity 4. Trialability 5. Observability Characteristics of the

Decision-Making Unit 1. Socioeconomic

characteristics 2. Personality variables 3. Communication

behavior

5. Clarified thinking : membantu karyawan melihat permasalahan secara lebih jernih dan

tidak terpengaruh emosi.

6. Reorientation: terjadi perubahan secara psikologis pada karyawan melalui perubahan

nilai dan tujuan, membantu karyawan mengenal dan menerima keterbatasan mereka. 2.3Adopsi dan Penerapan Praktik Konseling Karyawan

Konseling di dunia industri memiliki cakupan yang luas. Hal ini terkait mengenai sifat industri, siapa konselornya, karyawannya dan sistemnya. Konseling di dunia industri, karyawan sangat beragam misalnya dari segi usia maupun latar belakang karyawannya.

Menurut Handoko (2010: 193), “Program konseling merupakan kegiatan personalia yang

mempunyai pengaruh langsung pada kepuasan kerja, motivasi dan reaksi terhadap stres”.

Karena dapat berpengaruh langsung pada kinerja karyawan, maka konseling diadopsi dan dilakukan di perusahaan-perusahaan.

Untuk memahami proses adopsi praktek konseling karyawan digunakan model proses pengambilan keputusan inovasi menurut Rogers (2003) seperti pada gambar di bawah ini. Penelitian ini tidak menggunakan model tersebut secara keseluruhan tetapi sebagai sebuah wacana untuk memahami proses adopsi.

Gambar 1

Model Proses Pengambilan Keputusan Inovasi (Adopsi)

COMMUNICATION CHANNELS

Prior Conditions 1. Previous practice 2. Felt needs/problems 3. Innovativeness

4. Norms of the social systems Adopsi Continued Adopsi

Later Adopsi Discontinuance

Rejection Continued Rejection

Sumber: Diffusion of Innovations (Roger, 2003)

Knowledge Persuasion


(19)

6

Menurut Boharudin (2011) bahwa dalam praktik konseling di industri, tipe-tipe yang dipakai dalam mengatasi permasalahan yang dihadapi oleh karyawan terdapat beberapa tipe yaitu:

1) Directive Counseling

Directive Counseling adalah proses mendengarkan masalah emosional individu

membuat keputusan bersama tentang apa yang harus dia lakukan, dan memberitahu serta memotivasinya untuk melakukan hal tersebut. Directive Counseling sebagian besar menggunakan fungsi konseling advice (nasihat) juga reassurance,

communication, memberikan emotional release dan sedikit clarified thinking.

Reorientation jarang digunakan dalam directive counseling. Konselor directive

counseling harus menjadi pendengar yang baik jika ingin memahami masalah karyawan

sehingga karyawan mengalami emotional release. Setelah mengalami emotional

release disertai beberapa ide dari konselor, karyawan diharapkan dapat menjernihkan

pikirannya.

2) Non-directiveCounseling

Non-directive counseling adalah proses mendengarkan karyawan sepenuhnya dan

mendorongnya untuk menjelaskan masalah emosionalnya, memahami masalah tersebut dan menentukan tindakan-tindakan yang akan diberikan. Tipe konseling ini memfokuskan perhatian pada karyawan, konselor tidak bertindak sebagai penilai atau penasihat makanya disebut client-centered. Dalam tipe konseling ini konselor membangun suatu hubungan permisif yang mengarahkan klien untuk berbicara dengan bebas. Hal utama yang dilakukan oleh konselor non-directive adalah menetapkan hubungan konseling dengan menjelaskan bahwa konselor tidak memberikan penyelesaian masalah karyawan tetapi dapat membantu karyawan untuk menjelaskan perasaannya.

3) Cooperative Counseling

Cooperative counseling tidak seluruhnya client-centered counseling atau

counselor-centered, tetapi merupakan kerjasama saling menguntungkan antara konselor

dan karyawan untuk menerapkan perbedaan pandangan pengetahuan dan nilai terhadap masalah. Hal ini ditetapkan sebagai diskusi yang saling menguntungkan tentang masalah emosional karyawan dan usaha kerja sama untuk membangun kondisi yang akan memulihkan karyawan. Cooperative counseling dimulai dengan menggunakan tehnik mendengarkan non-directive counseling: tetapi ketika interview berkembang,


(20)

7

manager memainkan peran yang lebih positif daripada memainkan peran konselor non-directive.

2.4Dampak Praktek Konseling pada Kinerja

Konseling di dunia industri lebih difokuskan pada upaya-upaya perusahaan membantu klien (para karyawan) dalam mengatasi masalah-masalah yang terkait dengan pekerjaan sehari-hari. Meskipun demikian, masalah-masalah pribadi di luar pekerjaan juga

mendapat perhatian. Menurut Suwarjo (2009) bahwa “Tujuan penyelenggaraan layanan

konseling adalah untuk membangun dan mengembangkan sense of competence para karyawan, yang pada gilirannya akan meningkatkan dan menjaga produktivitas dan

performance kerja yang optimal”. Pengaruh lain antra antara pelaksanaan konseling dan

kinerja karyawan dalam sebuah perusahaan dapat dijelaskan seperti pada hasil penelitian-penelitian di bawah ini:

Hasil penelitian Widyasari (2009), bahwa konseling kelompok efektif untuk meningkatkan disiplin waktu karyawan bagian Produksi PT. Phapros, Tbk. Semarang. Hal ini berarti dengan adanya kegiatan konseling karyawan akan membantu karyawan meningkatkan kinerjanya terutama dalam hal disiplin waktu. Selanjutnya hasil penelitian Napitupulu (2008), bahwa kegiatan konseling yang dilaksanakan di PT. Indosat, Tbk. Medan pelaksanaannya efektif dan dengan adanya kegiatan konseling tersebut membawa dampak yang positif bagi karyawan yang ikut serta dalam kegiatan konseling tersebut.

Melihat teori dan hasil penelitian terdahulu bahwa koseling karyawan dapat memberikan dampak positif pada kinerja karyawan maka dalam penelitian ini juga diharapkan dengan mengadopsi konseling kinerja karyawan The Sunan Hotel juga akan meningkat.

3.Metodologi Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Menurut Bogdan dan Taylor sebagaimana dikutip oleh Moleong (2007: 4), penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang menggunakan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati. Dalam rangka melakukan analisis kualitatif, sejumlah data diperlukan dalam bentuk diagram alir dan grafis. Jenis penelitian ini adalah studi kasus yaitu penelitian untuk mempelajari secara intensif tentang latar belakang keadaan sekarang dan interaksi suatu sosial, individu, kelompok, lembaga dan masyarakat (Usman,2003: 5). Data yang diperoleh kemudian dianalisis dan diinterpretasikan sehingga memberikan informasi untuk menjawab persoalan penelitian.


(21)

8

Jenis dan sumber data yang dipakai dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer adalah informasi-informasi yang didapatkan peneliti dari tangan pertama, yakni objek penelitian (Sekaran, 2006: 61). Data primer dalam penelitian ini berupa hasil wawancara mendalam dengan Manajer HRD, Staf HRD, karyawan dan tamu The Sunan Hotel. Pegambilan data melalui wawancara dilakukan pada tanggal 28 Maret 2013 jam 10.00 WIB hingga 14.00 WIB dari Manajer HRD dan stafnya. Kemudian pada tanggal 5, 11, 20, 26 April 2013 antara jam 15.00 WIB hingga 19.00 WIB dilakukan wawancara kepada karyawan The Sunan Hotel dan tamu yang berkunjung atau menginap. Sedangkan data sekunder adalah informasi yang dikumpulkan oleh peneliti dari sumber data yang telah ada. Penelitian ini menggunakan data sekunder berupa dokumen tamu yang berkunjung maupun dokumen tamu yang menginap serta dokumen absensi karaywan yang diperoleh dari kepala bagian Financial Controller pada tanggal 28 Maret 2013 jam 11.30WIB.

4. Hasil Penelitian

Pada bagian ini disajikan hasil-hasil penelitian yang berkenaan dengan alasan-alasan The Sunan Hotel mengadopsi koseling sejak tahun 2009. Sebelum peneliti menyajikan hasil penelitian sementara, maka akan disampaikan gambaran umum The Sunan Hotel terlebih dahulu.

4.1Gambaran Umum The Sunan Hotel Solo

The Sunan Hotel Solo didirikan pada tahun 2007 oleh PT. Graha Mulya Wirastama. Perusahaan milik The Sunan Hotel Solo tidak hanya menawarkan jasa penginapan tetapi juga restoran, fitness center, coffee shop dan meting room. The Sunan Hotel Solo terletak hanya empat kilometer dari pari pusat kota di Jl. Ahmad Yani 40, Surakarta Jawa Tengah 57143. Hotel ini menawarkan akomodasi nyaman dengan harga terjangkau dengan lingkungan yang ramah keluarga. Bagi para wisatawan yang mecari tempat peristirahatan di kota-kota utama di Jawa, The Sunan Hotel Solo menjanjikan pengalaman bermalam yang sederhana dan tenang, di lokasi yang sedikit di luar dari pusat kota.

Pada tahun 2007, The Sunan Hotel dipilih oleh pejabat negara dalam kunjungannya di kota Solo sedangkan pada tahun 2011 menjadi tempat pertemuan Asian Parliamentary Assembly dan menjadi lokasi Munas X ASITA (Association of The Indonesia Tours and

Travel). Tahun 2012 pembangunan hotel dilakukan kembali dengan penambahan 84 unit

kamar dan 2 ruang pertemuan yang selesai pada bulan Februari 2013.

The Sunan Hotel mempunyai departement atau bagian yang memiliki tugas dan tanggung jawab sendiri-sendiri, yang semuanya bekerja untuk mencapai suatu tujuan yaitu


(22)

9

memberikan service atau pelayanan yang baik dan memuaskan para tamu. Departemen atau bagain tersebut adalah 1). Front Office Department, 2) House Keeping Department,

3) Food and Beverage Department, 4) Marketing Department dan 5) Loundry

Department.

4.2Alasan The Sunan Hotel Mengadopsi Konseling Karyawan

Salah satu tugas HRD yang paling penting untuk menangani karyawan adalah

Human Resource Maintenance (Pemeliharaan Sumber Daya Manusia secara tepat dan

berkelanjutan). Di The Sunan Hotel Solo pemeliharaan karyawan dilakukan dengan beberapa usaha dari HRD yang salah satunya adalah dengan mengadakan kegiatan konseling karyawan.

Manajer HRD dalam wawancara mengatakan bahwa:

“The Sunan Hotel memerlukan konseling karyawan karena melihat banyaknya

masalah-masalah yang dihadapi karyawan baik masalah di luar pekerjaan maupun masalah di dalam pekerjaan. Kami ingin meningkatkan kinerja karyawan dengan mengatasi berbagai permasalahan karyawan yang salah satu caranya adalah dengan

memberikan konseling”.

Di The Sunan Hotel Solo, kebutuhan akan konseling semakin meningkat akibat semakin beragamnya masalah yang dihadapi karyawan. Dengan adanya konseling bilamana masalah-masalah itu timbul maka para karyawan dapat mengambil manfaatnya.

The Sunan Hotel, mengadopsi konseling karyawan pada waktu teridentifikasinya masalah karyawan di Divisi Manajemen Sumber Daya Manusia/HRD. Kinerja karyawan tersebut terlihat mengalami penurunan seperti absensi/ketidakhadiran karyawan yang terus meningkat. Akumulasi masalah kinerja karyawan berulang kali menyebabkan jumlah tamu yang berkunjung menurun. Kotak saran yang diberikan, oleh para tamu menilai bahwa kinerja karyawan The Sunan Hotel tidak bagus.

Menyikapi dari kondisi itu, kepala Divisi Manejemen Sumber Daya Manusia/HRD, pada tahun 2009 memutuskan mengadopsi praktik kerja konseling karyawan. Keputusan untuk mengadopsi konseling karyawan dengan pertimbangan bahwa kegiatan tersebut adalah yang paling cocok diterapkan dari pada cara lain. Cara lain yang dapat diambil oleh manajer HRD adalah dengan memberikan reward and punishmen namun cara tersebut dinilai oleh manajer hanya dapat meningkatkan semangat kerja karyawan sedangkan berbagai permasalahan dan konflik yang terjadi antar karyawan tidakdapat diatasi. Oleh karena itu adopsi praktik konseling dipilih untuk diterapkan di The Sunan Hotel selain untuk meningkatkan kualitas dan semangat kerja karyawan, konseling juga dapat


(23)

10

membantu seorang karyawan untuk dapat menyelesaikan masalah yang berada di tempat kerja atau masalah di luat tempat kerja.

4.3Proses Adopsi dan Penerapan Konseling Karyawan

Sebagaimana dijelaskan di atas, adopsi konseling di The Sunan Hotel dimulai atau setelah adanya masalah kinerja karyawan yang menurun yaitu dilihat dari banyaknya absensi karyawan, semangat kerja karyawan yang kurang sehingga berdampak pada jumlah tamu yang berkunjung dan menginap. Manajer HRD kemudian berkonsultasi dengan rekan-rekan kerja di bidang lainnya untuk mengatasi masalah tersebut. Hasil dari konsultasi adalah adopsi konseling seperti yang diterapkan di sekolah-sekolah. Saran tersebut adalah agar secepatnya mencari informasi di sekolah menengah atas (SMA) tentang cara memberikan konseling, waktu yang efektif untuk konseling dan cara mengevaluasi kegiatan konseling. Setelah mendapatkan saran dari rekan kerja maka Manajer HRD memerintahkan staf HRD untuk mencari informasi tentang praktek konseling di sekolah sesuai saran dari rekan kerjanya tersebut. The Sunan Hotel melakukan proses pencarian informasi ke sekolah-sekolah tentang bagaimana menyelenggarakan konseling, langkah-langkah melakukan konseling, siapa yang harus menjadi konselor dan lain sebagainya. Setelah semua informasi yang dibutuhkan didapatkan, maka The Sunan Hotel mulai saat itu menerapkan konseling karyawan. Pencarian informasi tentang konseling di sekolah dilakukan dengan alasan bahwa penerapan konseling di sekolah jauh lebih komplek, lebih terencana dan terprogram oleh guru BK dibandingkan dengan di perusahaan.

Kegiatan konseling di The Sunan Hotel sebenarnya dilakukan kapan saja Manajer HRD ketika memiliki waktu kosong dan ketika karyawan membutuhkan konseling. Pelaksanaannya dilakukan di ruang manajer HRD, karyawan yang biasanya bermasalah seperti banyak absen, kinerja menurun akan dipanggil dan dikonseling. Manajer HRD juga memberikan kesempatan bagi karyawan yang memiliki masalah baik secara pribadi maupun masalah dalam pekerjaan untuk melakukan konseling di ruang Manajer HRD, namun dengan prosedur yang telah ditentukan. Prosedur tersebut adalah membuat janji dengan manajer HRD, biasanya konseling difokuskan atau dijadwalkan pada hari Sabtu antara jam 14.00 hingga 16.00 WIB. Setiap karyawan yang melakukan konseling diberikan waktu antara setengah hingga 1 jam atau sesuai kebutuhan karyawan dan manajer HRD. Proses konseling kepada karyawan dapat berlangsung hingga beberapa kali sesuai dengan permasalahan yang dihadapi karyawan, jika dengan sekali pertemuan permasalahan dapat teratasi maka tidak akan dilakukan konseling lagi namun jika


(24)

11

permasalahan sangat komplek maka akan dilakukan konseling pada hari atau minggu berikutnya sesuai jadwal. Penerapan konseling di The Sunan Hotel Solo di evaluasi oleh pihak manajemen dan HRD setelah 1 tahun pelaksanaan koseling. Hasil evaluasi ternyata adopsi praktek konseling karyawan dapat meningkatkan kinerja karyawan berupa menurunnya tingkat absensi karyawan dan adanya peningkatan jumlah tamu yang berkunjung di The Sunan Hotel Solo.

Berdasarkan uraian tentang proses adopsi praktek konseling karyawan di atas maka dapat peneliti gambarkan melalui bagan di bawah ini:

Gambar 2

Proses Implementasi Konseling di The Sunan Hotel Solo

Sumber:Rekonstruksi hasil wawancara (2013)

Proses konseling di The Sunan Hotel Solo bersifat non directive karena proses konseling berpusat pada karyawan (client-centered). Hal ini dapat dipahami karena problem-problem yang menjadi fokus konseling terkait dengan tugas-tugas karyawan. Selain itu, karena konselor (HRD) memiliki posisi atau kemampuan yang berpengaruh dalam organisasi, maka konselor dapat berkontribusi secara langsung terhadap pemecahan masalah yang dimiliki karyawan.

Seperti menurut HRD Manager The Sunan Hotel bahwa:

“Praktik kerja konseling ini dilaksanakan tidak jauh beda dengan praktik konseling

yang dilakukan di kalangan pendidikan. Praktik kerja konseling di The Sunan Masalah Kinerja Karyawan

Menurun

HRD Berkonsultasi dengan Rekan Kerja

Saran Berupa Adopsi Konseling Pencarian Informasi &

Pembelajaran

Penerapan Konseling

Evaluasi Hasil Adopsi Konseling (Peningkatan Kinerja)

Penerapan Kembali Cara Penerapan


(25)

12

dilakukan baik kapan saja (open door policy), maupun saat penilaian kinerja (appriasal)”.

Berdasarkan keterangan lebih lanjut dari Manajer HRD tersebut, bahwa konseling dilakukan kapan saja (open door policy). Dilaksanakan secara spontan di antaranya, dengan cara 1) melakukan tegur sapa antara atasan dan bawahan, 2) tidak membatasi ruang komunikasi antara atasan dan bawahan, 3) makan siang satu meja antara atasan dan bawahan dan 4) konselor melakukan wawancara terhadap karyawan yang dianggap bermasalah. Sedangkan saat penilaian kinerja (appriasal) yaitu 1) melakukan pengecekan rutin pada absensi karyawan, 2) Pengecekan rutin pada kotak saran yang diisi oleh karyawan itu sendiri dan tamu yang berkunjung, 3) melakukan trainning yang dilakakukan oleh semua karyawan The Sunan, 4) para manajer untuk membandingkan secara langsung kinerja karyawan mereka terhadap satu sama lain, 5) menilai perilaku karyawan dibandingkan dengan karakteristik lainnya dalam mencapai kinerjanya, dan 6) penyusunan standar kerja karyawan.

Proses konseling di The Sunan Hotel Solo dilakukan melalui 3 tahap kegiatan, yaitu correcting, coaching, dan consulting. Dalam kegiatan correcting, HRD akan mengoreksi karyawan yang memiliki kinerja buruk sehingga dapat diberikan konseling.

Coaching dilakukan untuk memperbaiki kenerja karyawan atau kompetensi karyawan

yang kurang sesuai. Kegiatan yang terakhir adalah consulting yaitu kegiatan untuk memecahkan masalah dari orang per orang/karyawan

Konseling The Sunan Hotel berlangsung dalam suasana kerja di lingkungan hotel. Di The Sunan Hotel, konseling berlangsung di ruang kepala HRD di mana setiap karyawan diberikan kebebasan untuk berkonsultasi tentang berbagai permasalahan yang dihadapi. Hubungan antara karyawan dengan konselor (HRD) sangat formal antara bawahan dan atasan, sehingga konseling di The Sunan Hotel lebih dominan dengan pemberian informasi dan advices secara direktif. Namun demikian, hubungan juga dapat terjadi secara sangat informal karena antara atasan (manager, trainer, supervisor) dan bawahan (karyawan) sudah saling memahami dan telah terbiasa bekerja dalam suatu tim.

4.4Dampak Konseling

Setelah dilakukannya kegiatan konseling karyawan sejak tahun 2009 hingga tahun 2010 memberikan dampak yang banyak pada karyawan dan perusahaan. Dampak-dampak tersebut adalah:


(26)

13 1. Dampak konseling pada kinerja karyawan

Dampak konseling pada kinerja dilihat baik dari atasan, bawahan maupun rekan kerja. Atasan dapat melihat bahwa setelah kegiatan konseling diterapkan semangat kerja karyawan dan absensi karyawan menurun sedangkan bawahan dapat merasakan dengan adanya kegiatan konseling dapat menyelesaikan berbagai macam permasalahan yang dihadapi baik yang berhubungan dengan pekerjaan maupun yang tidak berhubungan. Rekan kerja juga dapat merasakan dampak konseling karena adanya hubungan rekan kerja yang harmonis dan terselesainya konflikantar karyawan. Dampak diadopsinya konseling bagi karyawan secara umum adalah telah membantu karyawan dalam menyelesaikan permasalahannya. Hal tersebut terlihat dari hasil wawancara kepada 4 orang karyawan The Sunan Hotel. Berikut ini adalah kutipan wawancara tersebut:

Menurut staff HRD bahwa:

“Dampak konseling ini terhadap karyawan The Sunan, adalah karyawan dapat

menyelesaikan permasalahan dengan baik, lebih termotivasi lagi dalam bekerja, mendapat sebuah inovasi atau gagasan baru, karyawan dapat lebih dewasa untuk dapat menyelesaikan masalahnya dan karyawan dapat lebih bertanggung jawab

dalam pekerjaanya”.

Sedangkan menurut karyawan bagian security bahwa:

“Konseling karyawan sangat membantu saya dalam menyelesaikan sebuah permasalahan baik pribadi maupun didalam pekerjaan. Permasalahan yang saya alami dengan rekan kerja adalah masalah pribadi tentang hutang piutang. Akhirnya setelah ikut konseling dengan bagian HRD masalah hutang piutang

saya dengan teman saya bisa teratasi dan hubungan kami jadi baik lagi”

Menurut karyawan Bagian Pemasaran bahwa:

“Praktik konseling ini sangat membantu seorang karyawan agar bisa mengatasi

masalahnya dengan lebih dewasa agak kinerjanya tidak menurun. Sedangkan

saya sendiri pernah konseling masalah pribadi dan masalah ditempat kerja”

Menurut karyawan Bagian Public Relation di The Sunan Hotel bahwa:

“Konseling diperlukan untuk membantu karyawan menyelesaikan masalah, agar

karyawan lebih dapat termotivasi untuk meningkatkan kinerjanya. Saya sendiri pernah konseling karena sebelum masuk di Public Relation, saya dibidang

Engineering Dept, sehingga tidak mempunyai skill dasar dibidang tersebut.

Saya sering tidak hadir dalam pekerjaan, semenjak itu saya dipanggil oleh bapak Nurahman Arie untuk di konseling, dan akhirnya saya dapat belajar dengan

cepat untuk dapat menjadi PR di The Sunan Hotel”.

Berdasarkan keterangan di atas dapat diketahui bahwa sejak tahun 2009 hingga tahun 2012 The Sunan Hotel telah melakukan adopsi konseling karyawan


(27)

14

sebagai langkah untuk meningkatkan kinerja karyawan. Kinerja karyawan yang meningkat salah satunya dapat dilihat dari tingkat absensi karyawan dari tahun 2009-2012 seperti dibawah ini:

Gambar 3

Jumlah Absensi Karyawan di The Sunan Hotel Tahun 2009-2012

Sumber: Data Sekunder The Sunan Hotel yang Diolah (2013)

Berdasarkan grafik di atas, dapat dilihat bahwa sejak tahun 2009 hingga tahun 2012 jumlah karyawan The Sunan Hotel yang absen semakin menurun. Tahun 2009 jumlah karyawan yang absen adalah 126 orang dimana pada bulan Februari adalah adalah yang terbanyak karyawan absen yaitu 19 orang, tahun 2010 absensi tertinggi berada pada bulan Januari dan Agustus yaitu sebanyak 13 orang. Selain itu dibulan yang sama yaitu bulan Januari dan Agustus Tahun 2011 dan 2012 juga memiliki jumlah absensi tertingi yaitu 12 orang.

Berdasarkan hasil penelitian dari hasil wawancara baik dengan pihak konselor (HRD) maupun karyawan the Sunan Hotel maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa praktik konseling karyawan di The Sunan Hotel sangat berpengaruh terhadap kinerja karyawan secara lebih spesifik yaitu membantu permasalahan karyawan. Kinerja karyawan tersebut dapat dilihat dari dampak yang dirasakan langsung oleh pihak HRD maupun karyawannya sendiri. Dampak tersebut adalah:

a) Menghilangkan stress karyawan

Masalah Stres kerja di dalam organisasi perusahaan menjadi gejala yang penting diamati sejak mulai timbulnya tuntutan untuk efisien di dalam pekerjaan.

126

112 108

84

0 20 40 60 80 100 120 140


(28)

15

Akibat adanya stres kerja tersebut yaitu orang menjadi nervous, merasakan kecemasan yang kronis, peningkatan ketegangan pada emosi, proses beriikir dan kondisi fisik individu. Selain itu, sebagai hasil dari adanya stres kerja karyawan mengalami beberapa gejala stres yang dapat mengancam dan mengganggu pelaksanaan kerja mereka, seperti : mudah marah dan agresi, tidak dapat relaks, emosi yang tidak stabil, sikap tidak mau bekerja sama, perasaan tidak mampu terlibat, dan kesulitan dalam masalah tidur.

Masalah stess seperti di atas juga dialami oleh karyawan The Sunan Hotel sehingga mengganggu kinerja karyawan. Manajemen perusahaan The Sunan Hotel Solo banyak memberikan perhatian pada dampak stres terhadap karyawan. Konseling yang profesional dari HRD dapat membantu karyawan untuk memahami sifat dan pengaruh stres terhadap aktivitas pekerjaan atau kinerja karyawan di The Sunan Hotel. Berdasarkan hasil penelitian pada karyawan The Sunan Hotel, faktor-faktor yang menjadi sumber stres dalam dunia kerja terbagi menjadi (2) dua, yaitu :

(1) Faktor yang berkaitan dengan pekerjaan meliputi ketidakjelasan peran individu dalam perusahaan, konflik peran, beban kerja yang berlebihan, adanya tekanan untuk mengejar target dalam waktu tertentu, sistem pengawasan, umpan balik tentang tampilan kerja yang kurang tepat, perubahan tipe pekerjaan, ketidaksesuaian dalam pencapaian tujuan karier, kesulitan interpersonal atau kelompok, adanya clique di tempat kerja, risiko kerja, tanggung jawab terhadap orang lain atau pekerjaan.

(2) Faktor-faktor yang tidak berkaitan dengan pekerjaan meliputi pemutusan hubungan kerja (PHK), masalah perkawinan, masalah anak, kesulitan fisik, keuangan, pindah tempat tinggal, ketidakstabilan politik dan ekonomi.

Untuk mengatasi stres yang ditimbulkan oleh faktor-faktor tersebut The Sunan Hotel melaksanakan program konseling. Tujuan konseling secara umum adalah memberikan bantuan dan dukungan terhadap karyawan yang berkaitan dengan masalah yang dihadapinya sehingga mereka dapat mengembangkan kesadaran diri (self-awareness), pemahaman terhadap lingkungan, pengendalian diri (self-control), dan mengembangkan kemampuan bekerja secara produktif dalam organisasi.


(29)

16 b) Meningkatkan motivasi karyawan

Memotivasi karyawan The Sunan Hotel tidak semudah yang di duga. Kenyataannya walaupun ketentuan pengajian telah ditetapkan dan dilaksanakan sesuai dengan keputusan pemerintah, belum menjadi jaminan bahwa para karyawan The Sunan Hotel otomatis akan bekerja dengan sungguh-sungguh.

Meskipun karyawan mengisi daftar hadir, namun bukanlah jaminan bahwa karyawan bekerja dengan bersungguh-sungguh, karena pada saat pengawas tidak berada di Hotel para karyawan justru memanfaatkan waktu tersebut untuk bersantai-santai. Suasana yang kurang kondusif, kurang perhatian atasan, tidak adanya penghargaan prestasi kerja, atau tidak adanya komunikasi yang baik dapat memberikan pengaruh yang buruk terhadap motivasi kerja karyawan. Jadi tercapainya tingkat kinerja karyawan yang tinggi tidak semata-mata disebabkan oleh gaji yang tinggi, akan tetapi dapat pula oleh hal-hal lain yang bisa menambah semangat atau gairah kerja karyawan seperti melalui pengembangan sumber daya manusia yang dilakukan oleh The Sunan Hotel dengan mengadakan praktik konseling karyawan.

Pihak The Sunan Hotel selalu mengharapkan kinerja karyawan yang tinggi. Hal ini perlu juga diimbangi dengan adanya motivasi dan seorang pimpinan yang memiliki disiplin mengatur organisasinya dengan bijak. Motivasi yang paling berhasil adalah apabila motivasi itu bersumber dari dalam diri pribadi karyawan tersebut, sehingga karyawan akan memberikan yang terbaik dari dirinya demi kemajuan The Sunan Hotel.

c) Meningkatkan disiplin kerja karyawan

Disiplin sangat penting untuk pertumbuhan The Sunan Hotel, digunakan terutama untuk memotivasi karyawan agar dapat mendisiplinkan diri dalam melaksanakan pekerjaan baik secara perorangan maupun kelompok. Disamping itu disipin bermanfaat mendidik karyawan untuk mematuhi peraturan, prosedur maupun kebijakan yang ada, sehingga dapat menghasilkan kinerja dengan baik.

Maksud pendisiplinan adalah untuk memperbaiki kegiatan di waktu yang akan datang bukan menghukum kegiatan dimasa lalu. Sedangkan sasaran-sasaran tindakan pendisiplinan hendaknya positif, bersifat mendidik dan mengoreksi, bukan tindakan negatif yang menjatuhkan karyawan yang berbuat salah. Tindakan negatif ini biasanya mempunyai berbagai pengaruh sampingan yang


(30)

17

merugikan seperti hubungan emosional terganggu, absensi meningkat, apati atau kelesuan dan ketakutan pada personalia/HRD.

Kedisiplinan karyawan yang dapat dilihat di The Sunan Hotel adalah (1) Ketaatan pada waktu yang terdiri dari: a). Disiplin pada jam kehadiran di kantor. (b). Disiplin saat jam kerja. (c). Disiplin pada jam pulang kantor. (d). Tingkat Penyelesaian pekerjaan. Dan 2) Kepatuhan terhadap peraturanyang terdiri dari: (a). Ketaatan pada peraturan kerja, (b). Ketaatan pada pakaian dinas dan atribut. 2. Dampak konseling pada kinerja organisasi

Praktik konseling karyawan yang dilaksanakan oleh pihak HRD memiliki dampak yang baik terhadap The Sunan Hotel seperti menurut staff HRD dalam wawancara dibawah ini:

“Dampak diadopsinya konseling karyawan di The Sunan ini sangat baik,

apalagi sebelum konseling ini dipraktikan sebelum tahun 2009 kinerja karyawan The Sunan menurun, tingkat absensi/ketidakhadiran karyawan meningkat serta kunjungan tamu baik yang hanya makan & minum dan yang menginap menurun, akan tetapi setelah di praktikanya konseling tahun 2009-sekarang kinerja karyawan meningkatkan tajam serta berkurangnya tingkat

absensi/ketidakhadiran karyawan”.

Sedangkan menurut Manajer HRD bahwa:

“Dari tahun 2009 hingga sekarang 2013 The Sunan Hotel mengadopsi praktik

kerja konseling karyawan memberi dampak yang baik diantaranya: (1) kinerja karyawan dilihat dari individu maupun kelompok sangat berkembang dengan baik, (2) Seorang karyawan yang tadinya mempunyai masalah di pekerjaanya kini dapat diselesaikan, (3) Absensi/ketidakhadiran karyawan sudah menurun, (4) Berkurangnya dikotak saran tamu yang berisi ketidakpuasan pelayanan dari karyawan ke tamu yang datang maupun yang bermalam, (5) Karyawan dapat lebih dewasa untuk dapat menyelesaikan masalahnya, (6) Menigkatnya kinerja

karyawan The Sunan Hotel dan (7) Tamu yang berkunjung juga meningkat”

Praktik konseling yang diterapkan di The Sunan Hotel memberikan dampak yang bagi terhadap perkembangan organisasi. Dampak positif terhadap organisasi tersebut dapat dilihat dari antusias atau banyaknya jumlah tamu yang menginap dan berkunjung. Konseling yang diberikan kepada karyawan hotel dirasakan oleh para tamu yang menginap di The Sunan Hotel seperti terlihat dalam wawancara di bawah ini:

“Di sini pelayananya sangat bagus, karyawan The Sunan saya lihat juga sudah

sangat profesional, pastilah The Sunan mempunyai standart kinerja sendiri


(31)

18

Sedangkan menurut seorang tamu lain yang menginap di The Sunan Hotel menyatakan bahwa:

“Ya menurut saya The Sunan Hotel adalah hotel terbaik makanya saya pilih

menginap di sini. Ketika saya di bandara, saya langsung dijemput dan di antar kekamar yang saya pesan. Di sini juga pelayannya ramah-ramah, ketika saya

butuh apapun selalu sigap memenuhi keperluan saya”.

Secara umum dipahami bahwa tamu merasa puas dengan pelayanan karyawan The Sunan. Karyawan memiliki profesionalitas untuk mendukung kegiatan kerja sehingga para tamu akan selalu berkunjung kembali ke The Sunan meskipun hanya untuk makan dan minum.

Persepsi dari tamu yang berkunjung ataupun dari tamu yang menginap merupakan hal penting yang harus dijaga oleh The Sunan Hotel. Konseling karyawan yang diadopsi terbukti mampu meningkatkan kinerja karyawan sehingga dapat memberikan pelayanan yang memuaskan kepada para tamu. Peningkatan jumlah tamu yang berkunjung dan tamu yang menginap sejak tahun 2009-2012 atau sejak diadopsinya praktik konseling karyawan dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Gambar 4

Jumlah Tamu The Sunan Hotel dari tahun 2009-2012

Sumber: Data Sekunder The Sunan Hotel yang Diolah (2013)

182,903 187,751

251,953 264,558

43,134 46,638 56,577

62,206

0 50,000 100,000 150,000 200,000 250,000 300,000

2009 2010 2011 2012

No. Of Cover F&B No. Of Gues Front Office


(32)

19

Berdasarkan data tamu di atas baik tamu yang hanya makan dan minum ataupun tamu yang menginap di The Sunan Hotel maka dapat disimpulkan oleh peneliti bahwa ada peningkatan kinerja karyawan setelah adanya praktik konseling karyawan dari HRD The Sunan Hotel. Pada Tahun 2009 jumlah tamu mencapi 226. 037 yang terdiri dari 182.903 tamu yang hanya makan dan minum sedangkan 43.134 adalah tamu yang menginap. Tahun 2010 ada peningkatan tamu menjadi 234. 389 yang terdiri dari 187.751 tamu yang hanya makan dan minum sedangkan 46.638 adalah tamu yang menginap. Tahun 2011 jumlah tamu adalah 308.530 yang terdiri dari 251.953 tamu yang makan dan minum sedangkan 56.577 adalah tamu yang menginap. Tahun 2012 jumlah tamu adalah 326.764 dari 264.558 tamu yang makan dan minum serta 62.206 tamu yang menginap. Dari tahun 2009 ke tahun 2010 terjadi peningkatan jumlah tamu sebanyak 8.325 tamu, sedangkan tahun 2010ke tahun 2011 terjadi peningkatan sebanyak 74.141 tamu. Tahun 2011 ke tahun 2012 terjadi peningkatan 18.234 tamu.

Pembahasan

Penelitian di The Sunan Hotel ini menunjukkan bahwa bersumber dari masalah yang dihadapi karyawan, manajemen The Sunan Hotel kemudian mengadopsi dan menyelenggarakan praktik konseling karyawan. Adopsi konseling sebagai reaksi terhadap masalah (psikologis) karyawan telah diindikasikan dalam penelitian Tania (2013). Penelitian Tania menyimpulkan terjadinya kondisi penurunan dan kelalaian tanggung jawab karyawan, antara lain sering datang terlambat padahal sebelumnya tidak, membolos kerja tanpa ada ijin, dan tidak membawa kartu tanda karyawan (kartu tanda karyawan adalah kartu yang wajib dibawa setiap karyawan pada saat jam kerja). Dengan kondisi seperti itu perusahaan melakukan proses konseling. Hasil penelitian ini juga serupa dengan hasil penelitian Yolanda (2012) yang menunjukkan bahwa kegiatan konseling diadakan oleh PT. Pelita Wira Sejahtera karena adanya faktor stres yang dihadapi karyawan dalam bekerja.

Proses adopsi konseling di The Sunan Hotel sesuai dengan proses pengambilan keputusan inovasi menurut Rogers (2003) yang terdiri dari lima tahap yaitu tahap: 1) pengetahuan (Knowledge), adanya masalah kinerja karyawan menurun, 2) Persuasi, adanya ajakan atau saran dari rekan kerja untuk mengadopsi konseling, 3) Keputusan, adanya tindakan mencari informasi dan pembelajaran penerapan konseling di sekolah, 4)


(33)

20

Implementasi, mulai menerapkan konseling di The Sunan hotel, 5) Konfirmasi, melakukan evaluasi hasil adopsi konseling (peningkatan kinerja).

Dampak adopsi dan penerapan konseling di The Sunan Hotel merupakan dampak yang bersifat positif baik terhadap kinerja karyawan maupun terhadap kinerja hotel. Dampak bagi karyawan berupa 1) menghilangkan stress karyawan, 2) meningkatkan motivasi kerja dan 3) meningkatkan disiplin kerja. Hasil penelitian ini serupa dengan hasil penelitian dari Selly Renata Napitupulu (2008) bahwa kegiatan konseling tersebut membawa dampak positif bagi motivasi kerja karyawan dan juga membawa dampak yang positif pula bagi perkembangan PT. Indosat, Tbk. Medan.

Dampak konseling berupa adanya kedisiplinan karyawan sangat membantu The Sunan Hotel dalam mengelola sumberdaya manusia, hal ini juga serupa dengan hasil penelitian dari Tannia (2013) bahwa untuk mendisiplinkan karyawan yang lalai (datang terlambat tanpa ijin, tidak membawa kartu identitas karyawan, dan sebagainya), perusahaan memberi surat peringatan sampai tiga kali dan juga secara rutin mengadakan konseling kepada seluruh karyawannya terutama pada karyawan yang bermasalah akan langsung dipanggil dan kemudian dilakukan konseling untuk menentukan punishment dan sanksi-sanksi lain yang akan diberikan.

5. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian seperti yang disajikan di atas, maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa: Adanya permasalahan yang dihadapi oleh karyawan sehingga berdampak pada menurunnya tingkat absensi dan jumlah tamu yang menginap atau berkunjung dijadikan oleh The Sunan Hotel untuk mengadopsi konseling karyawan.

Proses adopsi konseling karyawan berawal dari saran seorang rekan kerja Manajer HRD untuk menerapkan konseling seperti di sekolah-sekolah. Proses berlanjut dengan mencari informasi ke sekolah-sekolah tentang cara menerapkan konseling, kemudian mulai mengadopsi dan menerapkan konseling kepada karyawan di The Sunan Hotel. Penerapan konseling sendiri dilakukan oleh bagian HRD pada setiap saat dibutuhkan dan pada saat penilain kinerja. Kegiatan konseling dilakukan melalui kegiatan perbaikan kinerja karyawan, pelatihan dan pemberian layanan konsutasi berkelanjutan. The Sunan Hotel menggunakan pendekatan langsung (consulting directiv).

Kegiatan konseling karyawan di The Sunan Hotel memberikan dampak-dampak yang positif. Dampak tersebut adalah 1) Dampak terhadap kinerja karyawan yaitu


(34)

21

menghilangkan stress karyawan, meningkatkan motivasi kerja karyawan dan meningkatkan disiplin kerja karyawan. 2) Dampak terhadap kinerja organisasi yaitu adanya peningkatan jumlah tamu yang berkunjung, tamu yang menginap selama tahun 2009-2012 (tahun 2009 - 2010 ada peningkatan 8.325 tamu, tahun 2010 - 2011 sebanyak 74.141 tamu dan tahun 2011 - 2012 sebanyak 18.234 tamu. Selain itu konseling karyawan bagi The Sunan Hotel juga dapat menurunkan tingkat absensi karyawan. 6. Implikasi dan Keterbatasan Penelitian

6.1Implikasi Teori

Berbagai permasalahan yang terjadi dalam perusahaan terutama yang berhubungan dengan masalah kinerja karyawan dapat diatasi salah satunya dengan adopsi praktik konseling. Implementasi konseling karyawan dapat dilakukan dengan tipe non directive counseling yaitu konseling yang berpusat pada karyawan (

client-centered) sehingga konseling ini memfokuskan perhatian pada karyawan, konselor

tidak bertindak sebagai penilai atau penasihat namun sebagai pendengar. 6.2Impikasi Terapan

Bagian ini diharapkan dapat menjadi saran yang mungkin dapat bermanfaat bagi manajer-manajer pada umumnya dan khususnya manajer di The Sunan Hotel. Penulis menyarankan agar Manajer HRD mencatat dan mendata karyawan-karyawan yang melakukan konseling berserta hasil konseling guna menilai dan mereview perubahan pada diri karyawan setelah kegiatan konseling berlangsung.

6.3Keterbatasan Penelitian dan Rekomendasi Penelitian Mendatang

Penulis menyadari bahwa terdapat beberapa keterbatasan dalam penelitian ini. Keterbatasan ini hendaknya ditindak lanjuti sehingga penelitian selanjutnya dapat menjadi lebih baik dan lebih mendalam. Salah satu keterbatasan penelitian ini adalah peneliti tidak mendapatkan laporan tertulis tentang jumlah karyawan yang melakukan konseling dalam jangka waktu tahun 2009 hingga tahun 2012. Berdasarkan keterbatasan tersebut maka penelitian ini membuka peluang bagi penelitian selanjutnya dengan mengkaji lebih mendalam mengenai penerapan konseling karyawan dan dampaknya pada kinerja karyawan.


(35)

22 Referensi

Arikunto, Suharsimi. 2002. Evaluasi Program Bimbingan. Jakarta: Rineka Cipta Asnawi, Sahlan, 2002. Teori Motivasi. Jakarta: Studia Press

Bahri, Syaiful Djamarah. 2002. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta

Bakkara, Ramses. 2013. Manajemen. Http:ramsesbakkara.blogspot.com/p/manajemen.html, yang diakses tanggal 5 Juni 2013 Jam 23.00 WIB

Baraja, Abu Bakar. 2006. Psikologi Konseling dan Teknik Konseling. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Boharudin. 2011. Desain Praktek Konseling Industri. http:boharudin.blogspot.com/2011 Davis, Keith, dan Newstorm. 1996. Perilaku Dalam Organisasi. Edisi Tujuh. Jakarta:

Erlangga

Dessler, Gary. 2000. Manajemen Sumber Daya Manusia Jilid 2. New Jersey: Prentice-Hall, inc

Hamalik, Oemar. 1993. Psikologi Mananjemen. Penuntun Bagi Manajemen. Bandung: Trigenda Karya

Handoko, Hani. 2010. Manajemen Personalia & Sumberdaya Manusia. Yogyakarta: BPFE UGM Yogyakarta

Ilyas, Yaslis. 2001. Kinerja : Teori, Penilaian dan Penelitian. Jakarta: FKM UI

Liana. 2003. Konseling Kerja. Http://evevacarol.blogspot.com/2003/01/konseling-kerja.html Mangkunegara, Anwar Prabu. 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: PT.

Remaja Rsodakarya.

Malayu, Hasibuan. 1994. Manajemen Sumber Daya Manusia dasar dan Kunci keberhasilan. Jakarta: Penerbit Haji Masagung

---. 2001. Manajemen: Dasar, Pengertian, dan Masalah. Jakarta: PT Bumi Aksara

Moleong, Lexy J. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Penerbit PT Remaja Rosdakarya.

Napitupulu, Selly Renata. 2008. Konseling Dan Motivasi Kerja ( Studi Korelasional Tentang Pengaruh Kegiatan Konseling Terhadap Motivasi Kerja Karyawan Di PT Indosat Tbk.

Medan). Skripsi. Fakultas Ilmu Sosial Universitas Sumatera Utara Medan

Robbins, Stephen. 2001. Perilaku Organisasi. edisi kesembilan. New Jersey: Prentice Hall Rogers, Everett. 2003. Diffusion of Innovations. Ed ke-5. New York : Free Press

Schermerhorn, Jr, John R, 2003. Manajemen Edisi Bahasa Indonesia. Yogyakarta: Andi Sekaran, Uma. 2006. Metodologi penelitian untuk bisnis edisi 4/buku 2. Jakarta: Penerbit


(36)

23

Sukardi, Dewa Ketut. 2002. Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling di

Sekolah. Bandung: Alfabeta

Sumardjono. 2004. Pengantar ke Dalam Psikologi Konseling. Salatiga: Widyasari Press Supramono dan Utami, Intyas. 2003. Desain Proposal Penelitian, Studi Akuntansi dan

Keuangan. Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Satya Wacana

Suwarjo. 2009. Pengembangan Sdm Melalui Konseling Di Dunia Industri Dan Tantangan

Globalisasi. Http://Staff.Uny.Ac.Id/Sites/Default/Files/Penelitian

Tannia, Johanna Tan. 2013. Manajemen dan Pengelolaan Sumber Daya Manusia Pada PT. Bandeng Juwana di Semarang. Jurnal AGORA Vol. 1, No. 1.

Umar, Husein. 2001. Sumber Daya Manusia Dalam Organisasi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama http://isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/221019_2085-028X.pdf

Widyasari, Fauzia Ratna. 2009. Efektivitas Konseling Kelompok Pendekatan Humanistik

Dalam Meningkatkan Disiplin Waktu Karyawan Departemen Produksi. Masters thesis,

Unika Soegijapranata.

Yulanda,Yosa. 2012. Faktor-Faktor Penyebab Stres Kerja Karyawan Di PT. Pelita Wira


(37)

(38)

(39)

(40)

Jumlah Karyawan The Sunan Hotel Solo Tahun 2009-2012

No Devisi Tahun

2009 2010 2011 2012

1 Accounting 2 2 5 4

2 Laundry 5 3 3 6

3 Enginering 9 10 12 12

4 Security 11 8 7 7

5 Public Relation 1 1 2

6 Front Office 19 17 17 20

7 Haousekeeping 24 21 21 26

8 F & B Product 9 16 11 15

9 F & B Service 15 16 23 13

10 Executive Office 1 3 2 1

11 Casual Worker 44 33 33 41

12 Trainee 64 58 79 65

Jumlah 204 187 214 212

*Jumlah Karyawan Per Januari

Jumlah Absensi karyawan The Sunan Hotel Solo Tahun 2009-2012

Bulan

Tahun

2009 2010 2011 2012

Januari 15 13 11 12

Februari 19 1 3 5

Maret 12 11 11 8

April 12 12 10 3

Mei 6 7 6 5

Juni 6 7 6 5

Juli 9 11 8 7

Agustus 14 13 12 12

September 12 12 11 11

Oktober 4 6 7 2

November 8 9 12 6

Desember 9 10 11 8


(41)

Jumlah Tamu di The Sunan Hotel Solo Tahun 2009-2012

Tahun 2009 2010 2011 2012

Bulan

No. Of Cover F & B

No. Of Guest Front Office No. Of Cover F & B

No. Of Guest Front Office No. Of Cover F & B

No. Of Guest Front Office No. Of Cover F & B

No. Of Guest Front Office Jan 13.738 2.652 13.635 2.339 35.023 2.882

17.935 4.075 Feb 7.606 4.448 11.427 2.960 15.568 3.593

27.830 4.554 Mar 11.720 3.110 16.339 3.620 15.562 4.144

23.816 4.854 Apr 13.014 3.250 15.350 4.378 27.286 5.025

19.407 5.354 Mei 17.738 3.160 19.139 4.297 18.036 4.685

19.511 4.935 Jun 20.807 4.140 17.994 4.043 15.794 4.954

30.924 5.843 Jul 16.702 4.050 24.784 5.401 27.235 6.158

19.597 5.277 Aug 13.947 3.002 10.888 3.286 8.078 4.088

9.817 4.342 Sept 8.205 3.236 9.331 3.592 20.708 4.583

22.240 4.771 Oct 20.204 4.196 18.939 4.216 31.526 5.484

25.135 6.621 Nov 19.470 3.856 15.737 4.226 20.557 5.183

26.688 5.325 Dec 19.752 4.034 14.188 4.280 16.580 5.798

21.658 6.255 Jumlah 182.903 43.134 187.751 46.638 251.953 56.577


(42)

REKAPITULASI HASIL WAWANCARA

1. Apakah yang menjadi alasan dari The Sunan Hotel mengadopsi konseling karyawan? Manajer HRD

“The Sunan Hotel memerlukan konseling karyawan karena melihat banyaknya

masalah-masalah yang dihadapi karyawan baik masalah di luar pekerjaan maupun masalah di dalam pekerjaan. Kami ingin meningkatkan kinerja karyawan dengan mengatasi berbagai permasalahan karyawan yang salah satu caranya adalah dengan

memberikan konseling”.

2. Bagaimanakah pelaksanaan praktik konseling karaywan di The Sunan Hotel? Manajer HRD

“Praktik kerja konseling ini dilaksanakan tidak jauh beda dengan praktik konseling

yang dilakukan di kalangan pendidikan. Praktik kerja konseling di The Sunan dilakukan baik kapan saja (open door policy), maupun saat penilaian kinerja (appriasal)”.

3. Bagaimanakah dampak penerapan konseling terhdapa karyawan? Staff HRD

“Dampak konseling ini terhadap karyawan The Sunan, adalah karyawan dapat

menyelesaikan permasalahan dengan baik, lebih termotivasi lagi dalam bekerja, mendapat sebuah inovasi atau gagasan baru, karyawan dapat lebih dewasa untuk dapat menyelesaikan masalahnya dan karyawan dapat lebih bertanggung jawab

dalam pekerjaanya”.

Karyawan Security

“Konseling karyawan sangat membantu saya dalam menyelesaikan sebuah

permasalahan baik pribadi maupun didalam pekerjaan. Permasalahan yang saya alami dengan rekan kerja adalah masalah pribadi tentang hutang piutang. Akhirnya setelah ikut konseling dengan bagian HRD masalah hutang piutang saya dengan teman saya bisa teratasi dan hubungan kami jadi baik lagi”

Karyawan Bagian Pemasaran

“Praktik konseling ini sangat membantu seorang karyawan agar bisa mengatasi

masalahnya dengan lebih dewasa agak kinerjanya tidak menurun. Sedangkan saya

sendiri pernah konseling masalah pribadi dan masalah ditempat kerja”

Karyawan Bagian Public Relation

“Konseling diperlukan untuk membantu karyawan menyelesaikan masalah, agar

karyawan lebih dapat termotivasi untuk meningkatkan kinerjanya. Saya sendiri pernah konseling karena sebelum masuk di Public Relation, saya dibidang

Engineering Dept, sehingga tidak mempunyai skill dasar dibidang tersebut. Saya


(43)

Nurahman Arie untuk di konseling, dan akhirnya saya dapat belajar dengan cepat untuk dapat menjadi PR di The Sunan Hotel”.

4. Bagaimanakah dampak penerapan konseling terhdapa kinerja organisasi? Staff HRD

“Dampak diadopsinya konseling karyawan di The Sunan ini sangat baik, apalagi

sebelum konseling ini dipraktikan sebelum tahun 2009 kinerja karyawan The Sunan menurun, tingkat absensi/ketidakhadiran karyawan meningkat serta kunjungan tamu baik yang hanya makan & minum dan yang menginap menurun, akan tetapi setelah di praktikanya konseling tahun 2009-sekarang kinerja karyawan meningkatkan tajam serta berkurangnya tingkat absensi/ketidakhadiran karyawan”.

Manajer HRD

“Dari tahun 2009 hingga sekarang 2013 The Sunan Hotel mengadopsi praktik kerja

konseling karyawan memberi dampak yang baik diantaranya: (1) kinerja karyawan dilihat dari individu maupun kelompok sangat berkembang dengan baik, (2) Seorang karyawan yang tadinya mempunyai masalah di pekerjaanya kini dapat diselesaikan, (3) Absensi/ketidakhadiran karyawan sudah menurun, (4) Berkurangnya dikotak saran tamu yang berisi ketidakpuasan pelayanan dari karyawan ke tamu yang datang maupun yang bermalam, (5) Karyawan dapat lebih dewasa untuk dapat menyelesaikan masalahnya, (6) Menigkatnya kinerja karyawan The Sunan Hotel dan

(7) Tamu yang berkunjung juga meningkat”

Tamu 1

“Di sini pelayananya sangat bagus, karyawan The Sunan saya lihat juga sudah

sangat profesional, pastilah The Sunan mempunyai standart kinerja sendiri untuk

memajukan dan meningkatkan kualitas kinerja karyawanya”.

Tamu 2

“Ya menurut saya The Sunan Hotel adalah hotel terbaik makanya saya pilih

menginap di sini. Ketika saya di bandara, saya langsung dijemput dan di antar kekamar yang saya pesan. Di sini juga pelayannya ramah-ramah, ketika saya butuh


(44)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Aditya Hadi Putra Jenis kelamin : Laki-Laki

Status Perkawinan : Belum Menikah Agama : Islam

Tempat/Tanggal Lahir : Semarang, 27 Oktober 1989 Tinggi, berat : 185cm, 75kg

Alamat : Jalan Asri raya no.39 Perumahan Pondok Gedang Asri Ungaran Telp : 082134755775

Email : adityahadiputra@ymail.com

Riwayat Pendidikan : TK PGRI Semarang 1996 SD Sidomulyo 03 Ungaran 2002 SMP N 1 Ungaran Ungaran 2005 SMA Institut Indonesia Semarang 2008 Fakultas Ekonomika dan Bisnis UKSW Salatiga 2014 Riwayat Organisasi:

1. Wakil Ketua OSIS SMA Institut Indonesia Semarang periode 2007/2008

2. Ketua Remaja RW 10 Perumahan Pondok Gedang Asri Ungaran periode 2009/2010 3. Ketua Remaja Masjid desa Gedang Anak Ungaran periode 2011/2012

4. Wakil Ketua Toyota Soluna Vios Club Semarang periode 2013/2014

5. “ie Doku e tasi kegiata “e i ar Nasio al da Ta le Ma er periode

6. “ie Ako odasi da Tra sportasi “e i ar Nasio al da Ta le Ma er periode

7. Ketua Pa itia e e t Oto otif Drag Ra e Bupati Cup periode Riwayat Seminar :

1. Tahu Peserta Kegiata “e i ar Nasio al Ke irausahaa Great Ma Ha e

Great Mi d

2. Tahun 2011 Panitia dan Peserta Kegiatan Seminar Nasional dan Table Manner di Sheraton Hotel Yogyakarta


(45)

4. Tahun 2011 Peserta Kegiatan Kunjungan ke Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan BAPEPAM-LK Jakarta

5. Tahun 2011 Peserta Kegiatan Kunjungan ke Kantor Akuntan Publik Deloitte Jakarta Riwayat Pelatihan :

1. Latihan Kepemimpinan Pra Dasar Mahasiswa 2008/2009 pada 15 September 2008 2. Latihan Leadership Outbound Trainning 3-4 Maret 2012

Pengalaman Kerja :

1. Operator War et Capi g U gara pada

2. Freela e Waroe g “teak “e ara g pada

Keahlian :

1. MS. Office (MS. Word, MS. Excel, MS. PowerPoint) 2. Corel Draw


(1)

Jumlah Karyawan The Sunan Hotel Solo Tahun 2009-2012

No Devisi Tahun

2009 2010 2011 2012

1 Accounting 2 2 5 4

2 Laundry 5 3 3 6

3 Enginering 9 10 12 12

4 Security 11 8 7 7

5 Public Relation 1 1 2

6 Front Office 19 17 17 20

7 Haousekeeping 24 21 21 26

8 F & B Product 9 16 11 15

9 F & B Service 15 16 23 13

10 Executive Office 1 3 2 1

11 Casual Worker 44 33 33 41

12 Trainee 64 58 79 65

Jumlah 204 187 214 212

*Jumlah Karyawan Per Januari

Jumlah Absensi karyawan The Sunan Hotel Solo Tahun 2009-2012

Bulan

Tahun

2009 2010 2011 2012

Januari 15 13 11 12

Februari 19 1 3 5

Maret 12 11 11 8

April 12 12 10 3

Mei 6 7 6 5

Juni 6 7 6 5

Juli 9 11 8 7

Agustus 14 13 12 12

September 12 12 11 11

Oktober 4 6 7 2

November 8 9 12 6

Desember 9 10 11 8


(2)

Jumlah Tamu di The Sunan Hotel Solo Tahun 2009-2012

Tahun 2009 2010 2011 2012

Bulan

No. Of Cover F & B

No. Of Guest Front Office No. Of Cover F & B

No. Of Guest Front Office No. Of Cover F & B

No. Of Guest Front Office No. Of Cover F & B

No. Of Guest Front Office Jan 13.738 2.652 13.635 2.339 35.023 2.882

17.935 4.075 Feb 7.606 4.448 11.427 2.960 15.568 3.593

27.830 4.554 Mar 11.720 3.110 16.339 3.620 15.562 4.144

23.816 4.854 Apr 13.014 3.250 15.350 4.378 27.286 5.025

19.407 5.354 Mei 17.738 3.160 19.139 4.297 18.036 4.685

19.511 4.935 Jun 20.807 4.140 17.994 4.043 15.794 4.954

30.924 5.843 Jul 16.702 4.050 24.784 5.401 27.235 6.158

19.597 5.277 Aug 13.947 3.002 10.888 3.286 8.078 4.088

9.817 4.342 Sept 8.205 3.236 9.331 3.592 20.708 4.583

22.240 4.771 Oct 20.204 4.196 18.939 4.216 31.526 5.484

25.135 6.621 Nov 19.470 3.856 15.737 4.226 20.557 5.183

26.688 5.325 Dec 19.752 4.034 14.188 4.280 16.580 5.798

21.658 6.255 Jumlah 182.903 43.134 187.751 46.638 251.953 56.577


(3)

REKAPITULASI HASIL WAWANCARA

1. Apakah yang menjadi alasan dari The Sunan Hotel mengadopsi konseling karyawan? Manajer HRD

“The Sunan Hotel memerlukan konseling karyawan karena melihat banyaknya masalah-masalah yang dihadapi karyawan baik masalah di luar pekerjaan maupun masalah di dalam pekerjaan. Kami ingin meningkatkan kinerja karyawan dengan mengatasi berbagai permasalahan karyawan yang salah satu caranya adalah dengan memberikan konseling”.

2. Bagaimanakah pelaksanaan praktik konseling karaywan di The Sunan Hotel? Manajer HRD

“Praktik kerja konseling ini dilaksanakan tidak jauh beda dengan praktik konseling yang dilakukan di kalangan pendidikan. Praktik kerja konseling di The Sunan dilakukan baik kapan saja (open door policy), maupun saat penilaian kinerja (appriasal)”.

3. Bagaimanakah dampak penerapan konseling terhdapa karyawan? Staff HRD

“Dampak konseling ini terhadap karyawan The Sunan, adalah karyawan dapat menyelesaikan permasalahan dengan baik, lebih termotivasi lagi dalam bekerja, mendapat sebuah inovasi atau gagasan baru, karyawan dapat lebih dewasa untuk dapat menyelesaikan masalahnya dan karyawan dapat lebih bertanggung jawab dalam pekerjaanya”.

Karyawan Security

“Konseling karyawan sangat membantu saya dalam menyelesaikan sebuah permasalahan baik pribadi maupun didalam pekerjaan. Permasalahan yang saya alami dengan rekan kerja adalah masalah pribadi tentang hutang piutang. Akhirnya setelah ikut konseling dengan bagian HRD masalah hutang piutang saya dengan teman saya bisa teratasi dan hubungan kami jadi baik lagi”

Karyawan Bagian Pemasaran

“Praktik konseling ini sangat membantu seorang karyawan agar bisa mengatasi masalahnya dengan lebih dewasa agak kinerjanya tidak menurun. Sedangkan saya sendiri pernah konseling masalah pribadi dan masalah ditempat kerja”

Karyawan Bagian Public Relation

“Konseling diperlukan untuk membantu karyawan menyelesaikan masalah, agar karyawan lebih dapat termotivasi untuk meningkatkan kinerjanya. Saya sendiri pernah konseling karena sebelum masuk di Public Relation, saya dibidang

Engineering Dept, sehingga tidak mempunyai skill dasar dibidang tersebut. Saya


(4)

Nurahman Arie untuk di konseling, dan akhirnya saya dapat belajar dengan cepat untuk dapat menjadi PR di The Sunan Hotel”.

4. Bagaimanakah dampak penerapan konseling terhdapa kinerja organisasi? Staff HRD

“Dampak diadopsinya konseling karyawan di The Sunan ini sangat baik, apalagi sebelum konseling ini dipraktikan sebelum tahun 2009 kinerja karyawan The Sunan menurun, tingkat absensi/ketidakhadiran karyawan meningkat serta kunjungan tamu baik yang hanya makan & minum dan yang menginap menurun, akan tetapi setelah di praktikanya konseling tahun 2009-sekarang kinerja karyawan meningkatkan tajam serta berkurangnya tingkat absensi/ketidakhadiran karyawan”.

Manajer HRD

“Dari tahun 2009 hingga sekarang 2013 The Sunan Hotel mengadopsi praktik kerja konseling karyawan memberi dampak yang baik diantaranya: (1) kinerja karyawan dilihat dari individu maupun kelompok sangat berkembang dengan baik, (2) Seorang karyawan yang tadinya mempunyai masalah di pekerjaanya kini dapat diselesaikan, (3) Absensi/ketidakhadiran karyawan sudah menurun, (4) Berkurangnya dikotak saran tamu yang berisi ketidakpuasan pelayanan dari karyawan ke tamu yang datang maupun yang bermalam, (5) Karyawan dapat lebih dewasa untuk dapat menyelesaikan masalahnya, (6) Menigkatnya kinerja karyawan The Sunan Hotel dan (7) Tamu yang berkunjung juga meningkat”

Tamu 1

“Di sini pelayananya sangat bagus, karyawan The Sunan saya lihat juga sudah sangat profesional, pastilah The Sunan mempunyai standart kinerja sendiri untuk memajukan dan meningkatkan kualitas kinerja karyawanya”.

Tamu 2

“Ya menurut saya The Sunan Hotel adalah hotel terbaik makanya saya pilih menginap di sini. Ketika saya di bandara, saya langsung dijemput dan di antar kekamar yang saya pesan. Di sini juga pelayannya ramah-ramah, ketika saya butuh apapun selalu sigap memenuhi keperluan saya”.


(5)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Aditya Hadi Putra Jenis kelamin : Laki-Laki

Status Perkawinan : Belum Menikah Agama : Islam

Tempat/Tanggal Lahir : Semarang, 27 Oktober 1989 Tinggi, berat : 185cm, 75kg

Alamat : Jalan Asri raya no.39 Perumahan Pondok Gedang Asri Ungaran Telp : 082134755775

Email : adityahadiputra@ymail.com

Riwayat Pendidikan : TK PGRI Semarang 1996 SD Sidomulyo 03 Ungaran 2002 SMP N 1 Ungaran Ungaran 2005 SMA Institut Indonesia Semarang 2008 Fakultas Ekonomika dan Bisnis UKSW Salatiga 2014 Riwayat Organisasi:

1. Wakil Ketua OSIS SMA Institut Indonesia Semarang periode 2007/2008

2. Ketua Remaja RW 10 Perumahan Pondok Gedang Asri Ungaran periode 2009/2010 3. Ketua Remaja Masjid desa Gedang Anak Ungaran periode 2011/2012

4. Wakil Ketua Toyota Soluna Vios Club Semarang periode 2013/2014

5. “ie Doku e tasi kegiata “e i ar Nasio al da Ta le Ma er periode

6. “ie Ako odasi da Tra sportasi “e i ar Nasio al da Ta le Ma er periode

7. Ketua Pa itia e e t Oto otif Drag Ra e Bupati Cup periode

Riwayat Seminar :

1. Tahu Peserta Kegiata “e i ar Nasio al Ke irausahaa Great Ma Ha e

Great Mi d

2. Tahun 2011 Panitia dan Peserta Kegiatan Seminar Nasional dan Table Manner di Sheraton Hotel Yogyakarta


(6)

4. Tahun 2011 Peserta Kegiatan Kunjungan ke Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan BAPEPAM-LK Jakarta

5. Tahun 2011 Peserta Kegiatan Kunjungan ke Kantor Akuntan Publik Deloitte Jakarta Riwayat Pelatihan :

1. Latihan Kepemimpinan Pra Dasar Mahasiswa 2008/2009 pada 15 September 2008 2. Latihan Leadership Outbound Trainning 3-4 Maret 2012

Pengalaman Kerja :

1. Operator War et Capi g U gara pada

2. Freela e Waroe g “teak “e ara g pada

Keahlian :

1. MS. Office (MS. Word, MS. Excel, MS. PowerPoint) 2. Corel Draw