5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Air
Air merupakan senyawa kimia yang sangat penting bagi kehidupan umat manusia dan makhluk hidup lainnya dan fungsinya bagi kehidupan tersebut tidak
akan dapat digantikan oleh senyawa lainnya. Dalam jaringan hidup, air merupakan medium untuk berbagai reaksi dan proses ekskresi. Air merupakan
komponen utama baik dalam tanaman maupun hewan termasuk manusia. Tubuh manusia terdiri dari 60-70 air. Sebagian besar keperluan air sehari-hari berasal
dari sumber air tanah dan sungai, air yang berasal dari PAM air ledeng juga bahan bakunya berasal dari sungai, oleh karena itu kuantitas dan kualitas sungai
sebagai sumber air harus dipelihara Achmad, 2004. Air merupakan suatu sarana utama untuk meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat, karena air merupakan salah satu media dari berbagai macam penularan, terutama penyakit perut. Peningkatan kualitas air minum dengan jalan
mengadakan pengelolaan terhadap air yang akan diperlukan sebagai air minum dengan mutlak diperlukan terutama apabila air tersebut berasal dari air permukaan
Sutrisno dan Eni, 2002. Saat ini, masalah utama yang dihadapi oleh sumber daya air meliputi kuantitas
air yang sudah tidak mampu memenuhi kebutuhan yang terus meningkat dan kualitas air untuk keperluan domestik yang semakin menurun. Kegiatan industri,
domestik, dan kegiatan lain berdampak negatif terhadap sumber daya air, antara
Universitas Sumatera Utara
6
lain menyebabkan penurunan kualitas air. Kondisi ini dapat menimbulkan gangguan, kerusakan, dan bahaya bagi semua makhluk hidup yang bergantung
pada sumber daya air Effendi, 2003.
2.2 Sumber-Sumber Air Menurut Sutrisno dan Eni 2002, berdasarkan sumber-sumbernya, air terbagi
atas air laut, air atmosfer, air meteriologik air hujan, air permukaan dan air tanah.
2.2.1 Air laut
Air laut mempunyai sifat asin, karena air laut mengandung garam NaCl. Kadar garam NaCl dalam air laut sekitar 3, maka air laut tidak memenuhi syarat
untuk air minum.
2.2.2 Air atmosfir, Air meteriologik Air hujan
Dalam keadaan murni, sangat bersih, namun dengan adanya pengotoran udara yang disebabkan oleh kotoran-kotoran, industridebu menyebabkan air hujan
tercemar. Apabila air hujan akan dijadikan sebagai sumber air minum hendaknya pada waktu menampung air hujan jangan dimulai pada saat hujan mulai turun,
karena masih mengandung banyak kotoran. Air hujan mempunyai sifat agresif terutama terhadap pipa-pipa penyalur maupun bak-bak reservoir, sehingga hal ini
akan mempercepat terjadinya korosi karatan. Air hujan ini mempunyai sifat lunak, sehingga akan boros terhadap pemakaian sabun.
2.2.3 Air permukaan
Air permukaan adalah air hujan yang mengalir di permukaan bumi. Pada umumnya air permukaan ini akan mendapat pengotoran selama pengalirannya,
Universitas Sumatera Utara
7
misalnya oleh lumpur, batang-batang kayu, daun-daun, kotoran industri kota dan sebagainya. Sumber-sumber air permukaan adalah air sungai dan air danau.
a. Air sungai
Air sungai dalam penggunaanya sebagai air minum haruslah mengalami suatu pengolahan yang sempurna yaitu pengolahan air dari cara yang
sederhana sampai pengolahan yang lengkap complete treatment process. Air sungai ini pada umumnya mempunyai derajat pengotoran yang tinggi
sekali. Debit yang tersedia untuk memenuhi kebutuhan akan air minum pada umumnya dapat mencukupi.
b. Air rawadanau
Kebanyakan air rawa ini berwarna yang disebabkan oleh adanya zat-zat organis yang telah membusuk, misalnya asam humus yang larut dalam air
yang menyebabkan warna kuning coklat. Dengan adanya pembusukan kadar zat organis tinggi, maka umumnya kadar Fe dan Mn akan tinggi pula
dan dalam keadaan kelarutan O
2
kurang sekali anaerob, maka unsur- unsur Fe dan Mn ini akan larut. Pada permukaan air akan tumbuh algae
lumut karena adanya sinar matahari dan O
2.
2.2.4 Air tanah
a. Air tanah dangkal
Air tanah dangkal terjadi karena daya proses peresapan air dari permukaan tanah. Air tanah dangkal ini dapat pada kedalaman 15,00 m. Air tanah
dangkal ini ditinjau dari segi kualitasnya agak baik bila digunakan sebagai
Universitas Sumatera Utara
8
sumur air minum. Kuantitas air tanah dangkal ini kurang baik dan tergantung pada musim.
b. Air tanah dalam
Air tanah dalam biasanya terdapat di kedalaman antara 100-300 m, umumnya tergolong bersih, karena sewaktu proses pengalirannya
mengalami penyaringan alamiah dan kebanyakan mikroba sudah tidak ada lagi terdapat di dalamnya. Air tanah dalam kualitasnya lebih baik dari air
dangkal, karena penyaringannya lebih sempurna dan bebas dari bakteri. Perubahan musim juga hanya sedikit mempengaruhi air tanah dalam.
c. Mata Air
Mata air adalah air tanah yang ke luar dengan sendirinya ke permukaan tanah. Mata air yang berasal dari tanah dalam, hampir tidak terpengaruh
oleh musim dan kualitaskuantitasnya sama dengan keadaan air tanah dalam.
2.3 Air Baku
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 16 tahun 2005, bahwa yang dimaksud dengan air baku untuk air minum rumah tangga, yang
selanjutnya disebut air baku adalah air yang dapat berasal dari sumber air permukaan, cekungan air tanah danatau air hujan yang memenuhi baku mutu
tertentu sebagai air baku untuk air minum. Untuk keperluan perencanaan sistem penyediaan air minum, terlebih dahulu perlu diketahui pasokan sumber air
Universitas Sumatera Utara
9
bakunya berasal dari sumber: air hujan; air tanah terdiri dari mata air, air tanah dangkal, dan air tanah dalam; serta air permukaan Joko, 2010.
Menurut Juju 2012, persyaratan air baku air minum pada dasarnya ada 2 sisi yang harus dipenuhi oleh suatu air baku sistem pengolahan air minum yaitu:
a. Segi Kualitas
Air yang dipergunakan harus memenuhi syarat-syarat kualitas fisik, kimia, dan biologi yang menjamin bahwa air tersebut akan aman dikonsumsi oleh
masyarakat tanpa khawatir akan terkena penyakit bawaan air. Dalam hal ini, air harus memenuhi baku mutu sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 82
Tahun 2001. b.
Segi Kuantitas Air yang akan dipergunakan harus tersedia dalam jumlah yang cukup
sehingga dapat dipergunakan selama dibutuhkan. Untuk menjaga kehidupan akuatik di dalam sumber air maka terdapat persyaratan pengambilan debit
maksimum yang diizinkan yaitu sekitar 20-40 dari kapasitas sumber. Menurut Effendi 2003, berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 20 Tahun
1990 mengelompokkan kualitas air menjadi beberapa golongan menurut peruntukannya. Adapun penggolongan air menurut peruntukannya adalah sebagai
berikut: 1.
Golongan A Yaitu air yang dapat digunakan sebagai air minum secara langsung, tanpa
pengolahan terlebih dahulu.
Universitas Sumatera Utara
10
2. Golongan B
Yaitu air yang dapat digunakan sebagai air baku air minum. 3.
Golongan C Yaitu air yang dapat digunakan untuk keperluan perikanan dan peternakan.
4. Golongan D
Yaitu air yang dapat digunakan untuk keperluan pertanian, usaha di perkotaan, industri, dan Pembangkit Listrik Tenaga Air.
2.4 Unit – Unit Pengolahan Air