Penguatan Sistem Pembuktian Terbalik Tindak Pidana Pencucian Uang Dengan Perkara Pokok Tindak Pidana Korupsi Dalam Upaya Pengembalian Kerugian Keuangan Negara

PENGUATAN SISTEM PEMBUKTIAN TERBALIK TINDAK
PIDANA PENCUCIAN UANG DENGAN PERKARA POKOK
TINDAK PIDANA KORUPSI DALAM UPAYA PENGEMBALIAN
KERUGIAN KEUANGAN NEGARA

DISERTASI
Diajukan untuk Memenuhi Syarat
Memperoleh Gelar Doktor Ilmu Hukum

OLEH
NAMA
NIM

: WAGIMAN
: T 311202013

PROGRAM DOKTOR ILMU HUKUM
PROGRAM PASCASARJANA
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA

2016
i

ii

iii

LEMBAR PERNYATAAN

Nama

: WAGIMAN

NIM

: T311202013

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa disertasi yang berjudul :
PENGUATAN


SISTEM

PEMBUKTIAN

TERBALIK

TINDAK

PIDANA

PENCUCIAN UANG DENGAN PERKARA POKOK TINDAK PIDANA
KORUPSI DALAM UPAYA PENGEMBALIAN KERUGIAN KEUANGAN
NEGARA adalah benar-benar karya saya sendiri. Hal yang bukan karya saya, dalam
disertasi tersebut diberi tanda citasi dan ditunjukkan dalam daftar pustaka.
Apabila dikemudian hari terbukti pernyataan saya tidak benar, maka saya
bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan penulisan hukum (disertasi)
dan gelar yang saya peroleh dari penulisan hukum (disertasi) ini. Selanjutnya, untuk
menunjukkan keasliannya, saya mengajukan tesis ini di-upload dalam website Program
Pascasarjana Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta.


Jakarta,

Oktober 2016

Yang Menyatakan,

Wagiman
NIM. T311202013

iv

MOTTO

“Orang yang bermanfaat adalah
yang berguna bagi orang lain”

Orang

“Ilmu adalah pelita, yang menerangi
kehidupan untuk menvapai kebaikan dunia

dan akhirat.”

“Ilmu
yang
bermanfaat
yang
kekal
mendampingi, walau roh telah berpisah dari
jasad”

v

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmannirrohim.

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, dengan hidayah
dan pertolongan-Nya telah banyak memberikan berbagai kemudahan dalam penulisan
disertasi ini. Teriring shalawat serta salam kepada junjungan umat, manusia pilihan,
Nabi Besar Muhammad SAW, yang telah membawa kita ke jalan yang benar dengan

cara yang benar pula, serta kepada keluarga dan sahabat-sahabatnya.
Disertasi yang berjudul : Penguatan Sistem Pembuktian Terbalik Tindak
Pidana Pencucian Uang Dengan Perkara Pokok Tindak Pidana Korupsi Dalam
Upaya Pengembalian Kerugian Keuangan Negara, pada Program Pascasarjana
Doktor Ilmu Hukum, Universitas Sebelas Maret, Surakarta, diharapkan dapat
memberikan kontribusi pengembangan praktis dalam penegakan hukum, selain
kegunaan teoretis bagi keilmuan hukum. Penelitian disertasi yang terbilang cukup berat
ini, Alhamdulillah dapat penulis selesaikan sesuai dengan harapan. Tentu menjadi
kebahagian tersendiri bagi penulis yang sulit diungkapkan dengan kata-kata.
Terselesaikannya penulisan disertasi ini tidak lepas dari arahan dan masukan para pihak
yang sangat membantu penulis. Pada kesempatan ini, ijinkanlah penulis untuk
menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada
pihak-pihak yang terhormat yakni, sebagai berikut :
1.

Prof. Dr. H. Ravik Karsidi, M.S., selaku Rektor Universitas Sebelas Maret
Surakarta yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melanjutkan
pendidikan Pascasarjana Doktor Ilmu Hukum;

2.


Prof. Drs. Sutarno, M.Sc, Ph.D., Wakil Rektor I Universitas Sebelas Maret
Surakarta

yang

telah

memberikan

bantuannya

dalam

kepentingan

penyelenggaraan Ujian Terbuka Promosi Doktor;
3.

Prof. Dr. Mohammad Furqon Hidayatullah, M.Pd, selaku Direktur Pascasajana

Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah membantu dalam proses
penyelenggaraan Sidang Tertutup Disertasi dan Ujian Terbuka Promosi Doktor;

vi

4.

Prof. Dr. Agr. Sc. Ir. Vita Ratri Cahyani, MP, selaku Wakil Direktur Pascasajana
Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah membantu dalam proses
penyelenggaraan Sidang Tertutup Disertasi dan Ujian Terbuka Promosi Doktor;

5.

Prof. Dr. H. Setiono, S.H., M.S., yang telah banyak memberikan arahan serta
masukan dalam rangka peningkatan kualitas disertasi ini. Melalui beliau, penulis
dapat mengikuti pendidikan Pascasarjana Doktor Ilmu Hukum pada Universitas
Sebelas Maret ini;

6.


Prof. Dr. Hartiwiningsih, S.H., M.Hum., selaku Promotor yang penuh perhatian
memberikan saran dan masukan yang sangat bermanfaat bagi penulis. Beliau
begitu memotivasi penulis agar segera menyelesaikan penulisan disertasi ini.
Melalui beliau, penulis dapat meningkatkan kemampuan pemahaman tentang
aspek-aspek penting materi penelitian yang disajikan;

7.

Prof. Dr. H. Jamal Wiwoho, S.H., M.Hum, selaku Co Promotor. Beliau telah
memberikan dukungan dan memotivasi penulis untuk segera menyelesaikan
penulisan disertasi ini. Ditengah kesibukannya, beliau menyempatkan diri untuk
berdiskusi dengan penulis dan banyak memberikan masukan dan saran;

8.

Prof. Dr. H. Adi Sulistiyono, S.H., M.H., yang sangat antusias dan memberikan
arahan yang sangat tepat dan berguna dalam pengembangan disertasi ini;

9.


Prof. Dr. Supanto, S.H., M.Hum, selaku Dekan Fakultas Hukum, melalui beliau
penulis mendapatkan pencerahan dan pemahaman yang sangat berarti dalam
pengembangan disertasi ini;

10. Dr. Yenti Garnasih, S.H., M.H., selaku Dosen Penunjang yang selalu setia
mendampingi dan memotivasi penulis. Melalui beliaulah, penulis diawal
penelitian mengetahui apa yang selama ini penulis tidak ketahui. Banyak sekali
referensi yang beliau berikan guna kepentingan penelitian disertasi. Semua itu
sungguh sangat membantu bagi keilmiahan penelitian yang penulis lakukan;
11. Dr. Widodo Tresno Novianto S.H., M.Hum., selaku salah satu penguji yang telah
banyak memberikan masukan bermanfaat untuk kemajuan penulisan disertasi ini;
12. Para Narasumber yang telah memberikan jawaban atas pertanyaan baik dengan
kuisioner maupun tanya jawab langsung guna kepentingan penelitian disertasi;
13. Lembaga Kajian Strategis Lisan Hal yang telah banyak memberikan referensi
terkait dengan penelitian disertasi;

vii

14. Para Dosen Program Doktor Ilmu Hukum yang telah banyak memberikan materi
keilmuan dalam kesempatan pertemuan perkuliahan yang interaktif dan

bersemangat;
15. Rekan-rekan seangkatan penulis, yang juga mendorong dan memotivasi penulis
untuk segera menyelesaikan penulisan disertasi ini. Secara khusus, kepada rekan
sejawat AKBP Dr. H. Endang Usman, S.S., S.H., MA., dan Dr. H. Abdul Chair
Ramadhan, S.H., M.H., M.M., selaku koordinator yang

tangguh, selalu

memotivasi dan menginspirasi dengan caranya masing-masing, hingga penulis
mampu menyelesaikan penulisan disertasi ini;
16. Segenap staff administrasi Program Pascasarjana Doktor Ilmu Hukum UNS yang
telah memberikan bantuannya, khususnya Mbak Diah dan Mas Reno, dari
semenjak masa perkuliahan hingga Sidang Terbuka Promisi Doktor;
17. Segenap pimpinan pada Bareskrim Mabes Polri yang telah memberikan ijin guna
kepentingan mengikuti perkuliahan, dari awal hingga Sidang Terbuka Promosi
Doktor;
18. Orang tua penulis, ayahanda dan ibunda yang telah membesarkan penulis dengan
penuh rasa perhatian dan kasih-sayangnya yang tiada tara. Semoga Allah SWT
selalu mengasihi dan menyayangi mereka, sebagaimana mereka telah mengasihi
dan menyayangi kami para anak-anaknya.

19. Istri terkasih dan anak-anak tersayang, yang telah memberikan dukungan dan
semangat kepada penulis. Dengan caranya masing-masing telah banyak
membantu keperluan penulis; dan
20. Pihak-pihak lainnya yang telah memberikan bantuannya baik langsung maupun
tidak langsung, yang tidak dapat penulis sebutkan namanya satu-persatu, namun
tidaklah mengurangi rasa hormat penulis.
Penulis menyadari, tentulah masih ada saja beberapa kekurangan dalam naskah
disertasi ini. Hal tersebut terjadi, mengingat keterbatasan waktu dan kemampuan
penulis, tepatlah apa kata pepatah “tak ada gading yang tak retak”. Untuk itu, saran
dan kritik yang membangun selalu penulis nantikan dalam rangka penyempurnaan
seperlunya. Karya ini diharapkan bukan sebagai akhir dari episode menuntut ilmu,
namun menjadi penggerak untuk selalu melakukan pengembangan ke arah yang lebih
baik lagi.

viii

Demikianlah kata pengantar ini disampaikan, semoga dapat bermanfaat bagi diri
penulis, keluarga, agama, bangsa dan negara Republik Indonesia yang tercinta,
menggelora selalu dalam sanubari.

Jakarta, 18 Agustus 2016
Penulis

Wagiman

ix

DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN ................................................................................ i
LEMBAR PERNYATAAN................................................................................. ii
MOTTO ............................................................................................................... iii
KATA PENGANTAR ......................................................................................... iv
DAFTAR ISI ....................................................................................................... x
DAFTAR BAGAN .............................................................................................. xiv
DAFTAR TABEL ............................................................................................... xv
ABSTRAK ........................................................................................................... xvi
ABSTRACT ........................................................................................................ xvii
BAB I

PENDAHULUAN ................................................................................ 1

A.

Latar Belakang ............................................................................................ 1

B.

Perumusan Masalah .................................................................................... 14

C.

Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................................... 14
1. Tujuan Penelitian ................................................................................. 14
2. Manfaat Penelitian ............................................................................... 15
a. Manfaat Teoretis ............................................................................. 15
b. Manfaat Praktis ............................................................................... 15

BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA KONSEPTUAL DAN
KERANGKA PEMIKIRAN ................................................................. 16
A.

Landasan Teori ........................................................................................... 16
1. Teori Penegakan Hukum ...................................................................... 16
2. Teori Sistem Hukum ............................................................................. 20
3. Teori Bekerjanya (Implementasi) Hukum ............................................ 22

B.

Kerangka Konseptual.................................................................................. 25
1. Tindak Pidana Pencucian Uang ............................................................ 25
2. Sistem Pembuktian ............................................................................... 30
3. Pembuktian Terbalik ............................................................................. 35
4. Kedudukan Asas Pembuktian Terbalik Dalam KUHAP ...................... 44

x

5. Penerimaan Pembuktian Terbalik Pada Tindak Pidana Korupsi
Dalam Hukum Positif .......................................................................... 46
6. Pengaturan Pembuktian Terbalik di Indonesia .................................... 50
a. Undang-Undang Tindak Pidana Korupsi ....................................... 50
b. Undang-Undang Tindak Pidana Pencucian Uang ......................... 72
7. Hubungan Korupsi Dengan Pencucian Uang ....................................... 87
8. Sistem Peradilan Pidana Dalam Penanggulangan Kejahatan ............... 104
C.

Kerangka Pemikiran ................................................................................... 107

D.

Penelitian Terdahulu dan Kebaharuan Penelitian ....................................... 113
1. Penelitian Terdahulu ............................................................................. 113
2. Kebaharuan Penelitian .......................................................................... 117

BAB III

METODE PENELITIAN .................................................................. 118

A.

Jenis Penelitian ........................................................................................... 118

B.

Bentuk Penelitian ........................................................................................ 119

C.

Pendekatan Penelitian ................................................................................. 119

D.

Lokasi Penelitian ........................................................................................ 120

E.

Pemilihan Responden ................................................................................. 121

F.

Sumber dan Jenis Data Penelitian............................................................... 122

G.

Teknik Pengumpulan Data ......................................................................... 125

H.

Teknik Analisis Data .................................................................................. 126

BAB IV

KENDALA IMPLEMENTASI PEMBUKTIAN TERBALIK DALAM
TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG DENGAN PERKARA
POKOK TINDAK PIDANA KORUPSI ........................................... 128

A.

Faktor Substansi Peraturan Perundang-Undangan ..................................... 128

B.

Faktor Struktur (Kelembagaan Aparat Penegak Hukum) ........................... 153

C.

Faktor Budaya Hukum ................................................................................ 163

D.

Analisis Penerapan Pembuktian Terbalik Pada TPPU Dengan
Perkara Pokok Tindak Pidana Korupsi ...................................................... 167
1.

Gayus Halomoan Partahanan Tambunan........................................... 167

2.

Bahasyim Assifie ............................................................................... 173
xi

3.

Luthfi Hasan Ishaaq ........................................................................... 177

4.

Djoko Susilo ..................................................................................... 180

BAB V

MEMBANGUN SISTEM PEMBUKTIAN TERBALIK YANG
OPTIMAL TERHADAP TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG
DENGAN PERKARA POKOK TINDAK PIDANA KORUPSI ..... 184

A.

Studi Komparasi Penerapan Pembuktian Terbalik dan Pencucian
Uang di Beberapa Negara ........................................................................... 184

B.

1.

Malaysia ............................................................................................. 184

2.

Singapura ........................................................................................... 190

3.

Hongkong .......................................................................................... 193

4.

India ................................................................................................... 195

Aspek Substansi (Penyempurnaan Substansi Peraturan Perundang Undangan)................................................................................................... 198
1.

Pendekatan In Rem Dalam Sistem Pembuktian Terbalik .................. 198

2.

Pembuktian Terbalik Terhadap Peningkatan Harta Kekayaan
Penyelenggara Negara yang Tidak Wajar ......................................... 213

C.

D.

Aspek Struktur (Penguatan Kelembagaan Penegakan Hukum) ................. 223
1.

Membangun Sistem Follow the Money yang Adaptif ....................... 224

2.

Daya Dukung Peranan Audit Investigatif .......................................... 236

3.

Optimalisasi Sinergitas Kelembagaan Penegak Hukum.................... 242

4.

Peranan Hakim Dalam Memutus Perkara Pencucian Uang .............. 249

5.

Pembentukan Lembaga Ad-Hoc ........................................................ 251

Aspek Budaya Hukum (Penguatan Budaya Hukum Masyarakat dan
Aparat Penegak Hukum)............................................................................. 253

BAB VI

PENUTUP ......................................................................................... 262

A.

Kesimpulan ................................................................................................. 262

B.

Implikasi .................................................................................................... 264

C.

1.

Implikasi Teoretis .............................................................................. 264

2.

Implikasi Praktis ................................................................................ 266

Saran .......................................................................................................... 267

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 269

xii

DAFTAR BAGAN

Bagan 1. Unsur Pasal 3 TPPU .......................................................................... 97
Bagan 2. Unsur Pasal 4 TPPU .......................................................................... 98
Bagan 3. Unsur Pasal 5 TPPU .......................................................................... 99
Bagan 4. Unsur-Unsur Pokok Pencucian Uang ................................................ 100
Bagan 5. Posisi Pembuktian Terbalik Dalam UU TPPU .................................. 103
Bagan 6. Pembuktian Harta Kekayaan Dalam UU TPPU ................................ 112
Bagan 7. Siklus Penelitian ................................................................................ 127
Bagan 8. Interpretasi Skor................................................................................. 209
Bagan 9. Model Penerapan Illicit Enrichment & Pembuktian Terbalik
Pada TPPU (Predicate Crime Korupsi) ............................................. 217
Bagan 10. Interpretasi Skor................................................................................. 222
Bagan 11. Model Keterpaduan Penelusuran Aset Dengan Pembuktian ............. 244

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 1.

Perbandingan Hasil Penelitian ........................................................... 116

Tabel 2.

Perbedaan Model In Personam dengan In Rem ................................. 208

Tabel 3.

Penilaian Responden Terhadap Konsep In Rem Dalam
Mendukung Penerapan Pembuktian Terbalik .................................... 208

Tabel 4.

Hasil Penskoran Skala Likert............................................................. 209

Tabel 5.

Konsekuensi Pembuktian Terbalik TPPU
(Predicate Crime Korupsi) ................................................................. 220

Tabel 6.

Penilaian Responden Terhadap Penerapan Pembuktian
Terbalik Murni ................................................................................... 221

Tabel 7.

Hasil Penskoran Skala Likert............................................................. 222

xiv

ABSTRAK
Wagiman, NIM : T311202013. Penguatan Sistem Pembuktian Terbalik Tindak Pidana
Pencucian Uang Dengan Perkara Pokok Tindak Pidana Korupsi Dalam Upaya
Pengembalian Kerugian Keuangan Negara. Pascasarjana Doktor Ilmu Hukum,
Universitas Sebelas Maret, Surakarta, tahun 2016.
Penelitian disertasi ini bertujuan untuk mengetahui, mengkaji dan menganalisis faktorfaktor penyebab belum menguatnya sistem pembuktian terbalik dalam pemberantasan
tindak pidana pencucian uang (TPPU) dengan perkara pokok tindak pidana korupsi,
ditinjau dari aspek sistem hukum. Penelitian ini juga bersifat preskriptif, untuk
menyusun bentuk-bentuk penguatan sistem pembuktian terbalik TPPU yang ideal dan
optimal. Penyusunan ini diharapkan menjadi terobosan hukum dalam rangka
memaksimalkan pengembalian kerugian keuangan negara. Penelitian ini merupakan
penelitian hukum non doktrinal. Pendekatan penelitian adalah pendekatan undangundang, pendekatan komparatif, dan pendekatan kasus. Data penelitian yang
digunakan adalah data primer dan data sekunder. Hasil penelitian menunjukkan sistem
dan mekanisme pembuktian terbalik terhadap TPPU masih belum optimal dilakukan
oleh aparat penegak hukum. Berbagai kendala ditemui dalam bekerjanya sistem
pembuktian terbalik. Ketidakjelasan pengaturan sistem pembuktian terbalik,
ketidaktaatan asas serta ketiadaan hukum acara dalam UU TPPU, menyebabkan
penerapannya belum efektif, bias dan menimbulkan kontradiksi. Di sisi lain, struktur
kelembagaan aparat penegak hukum belum berlaku sinergis, khususnya dalam kegiatan
mengungkap kejahatan asal serta lemahnya penelusuran aset (asset tracing) yang
berdampak minimnya pengembalian kerugian negara. Praktik peradilan selama ini,
tidak mengutamakan pidana asalnya, dakwaan pencucian uang lepas dari tindak pidana
asalnya. Penelusuran aset juga belum memaksimalkan pengumpulan alat bukti terkait
dengan tindak pidana asal. Faktor budaya hukum juga belum mendukung bekerjanya
sistem penegakan hukum, disebabkan masih rendahnya kesadaran dan kejujuran
masyarakat, termasuk aparat penegak hukum. Terkait dengan berbagai kendala yang
ditemui, disampaikan rekomendasi, antara lain; perlu dirumuskan pendekatan in rem
dan illicit enrichment dalam UU TPPU dan UU PTK. Hal ini sangat bermanfaat dalam
proses pembuktian terbalik. Harus ada hukum acara yang mengatur tentang prosedur,
mekanisme serta konsekuensi hukum penerapan sistem pembuktian terbalik, baik bagi
terdakwa maupun penuntut umum. Pada aspek kelembagaan penegakan hukum, harus
diberdayakan fungsi asset tracing dengan daya dukung audit investigatif. Keberadaan
standar baku yang jelas dalam fungsi koordinasi dan supervisi yang dilakukan oleh
KPK dalam membentuk keseragaman pemberantasan TPPU dan korupsi juga mutlak
ada. Dalam hal penguatan budaya hukum terhadap aparat penegak hukum dilakukan
dengan menerapkan fungsi reward dan punishment. Adapun untuk masyarakat luas
dilakukan upaya sosialisasi dan edukasi yang kontinyu dan berdayaguna dengan
melibatkan semua elemen yang terkait.
Kata kunci : penguatan sistem, pembuktian terbalik, tindak pidana pencucian uang,
pengembalian kerugian keuangan negara.

xv

ABSTRACT
Wagiman, NIM: T311202013. Reversed Systems Strengthening Evidence of Money
Laundering Case Highlights With Corruption In Recovery Efforts State Financial
Losses. Doctor of Law Science Graduate Program, State University of March,
Surakarta, 2016.
This dissertation research aims to determine, assess and analyze the factors that cause
the strengthening of the system has not been reversed evidence in combating money
laundering (AML) with the subject matter of corruption, from the aspect of the legal
system. The study also prescriptive, to prepare forms of proof AML systems
strengthening ideal and optimal. This arrangement is expected to be groundbreaking
law in order to maximize returns on the country's financial losses. This study is a nondoctrinal law. The research approach is the approach of legislation, a comparative
approach, and the approach to the case. The research data used are primary data and
secondary data. The results showed the system and mechanism of proof against money
laundering is still not optimally carried out by law enforcement officials. Problems
were encountered in the operation of the system of proof. The vagueness of proof
system settings, disobedience and lack of principles of procedural law in AML Law,
causing the application has not been effective, bias and lead to contradictions. On the
other hand, the institutional structure of law enforcement officers do not apply
synergistic, particularly in activities exposing the evil of origin as well as weak asset
tracking (asset tracing) that impact the lack of indemnification of the country. Judicial
practice so far, do not give priority to the criminal origin, the charges of money
laundering separated from the underlying predicate offenses. Asset tracking is also not
maximize the collection of evidence related to the predicate offense. Factors legal
culture also does not yet support the operation of the law enforcement system, due to
the low awareness and honesty of society, including law enforcement officers. Related
to the constraints encountered, submitted recommendations, among others; approach
needs to be formulated in rem and illicit enrichment in the AML Law and the Law
PTK. This is very helpful in the process of proof. There should be a procedural law
governing the procedures, mechanisms and legal consequences of the application of
inverted authentication system, both for the defendant and the public prosecutor. On the
institutional aspects of law enforcement, asset tracing function should be empowered
with the carrying capacity of an investigative audit. The existence of clear standards in
the coordination and supervision functions carried out by the Commission in
establishing uniformity of combating money laundering and corruption is also
absolutely no. In terms of strengthening the legal culture against law enforcement
officers carried out by applying the function of reward and punishment. As for the
wider community socialization and education efforts are continuous and efficient by
involving all the relevant elements.

Keywords: strengthening the system, reverse authentication, money laundering,
indemnification of state finances.

xvi

xvii