Distribusi Zingiberaceae Kegunaan Zingiberaceae

Gambar 2.1 Beberapa bunga Zingiberaceae. A. Hedychium, dengan staminoida yang panjang dan bebas dari lip. 1. Kepala sari, 2. Tangkai benang sari, 3. Staminoida, 4. Petal, 5. Lip, 6. Kelopak, 7. Bakal buah. B. Alpinia, dengan staminoida yang kecil atau kadang tidak ada dan lip yang besar. 1. Kepala putik, 2. Kepala sari, 3. Petal, 4. Lip, 5. Kelopak , 6.bakal buah. C. Zingiber, dengan staminoida yang kecil dan menyatu dengan lip. 1. Kepala putik , 2. Petal, 3. Stamenoida, 4. Tabung mahkota, 5. Kepala sari, 6. Lip, 7. Kelopak, 8.Bakal buah Henderson, 1954. Menurut Tjitrosoepomo 2002, buah berkendaga 3 atau berdaging tidak membuka, dengan bakal buah tenggelam. Warna buah bervariasi, permukaan licin, berair, berambut atau berduri. Bentuk biji bulat atau berusuk, mempunyai satu biji berwarna putih, orange atau mera cerah yang dapat menarik hewan pemencar bijinya. Bakal biji banyak, biji bulat atau berusuk, mempunyai salut biji dan endosperm banyak.

2.2 Distribusi Zingiberaceae

Jahe - jahean Zingiberaceae umumnya tersebar di daerah tropis dan sub tropis. Pusat penyebaran terbesarnya terdapat di Asia Tenggara dan daerah terkaya akan jenis dari famili Zingiberaceae ini adalah kawasan Malesiana yaitu Malaysia, Indonesia, Brunei, Singapura, Philipina dan Papua Poulsen, 2006, Sirirugsa, 1999 dalam Nurainas Yunaidi, 2006. Menurut Lawrence, 1964, tumbuhan Zingiberaceae diperkirakan mencapai 50 genera dan sekitar 1400 jenis, yang tersebar mulai dari Universitas Sumatera Utara daerah tropis hingga subtropis. Persebaran yang paling besar terdapat di Asia Tenggara, khususnya wilayah Malesia termasuk Indonesia. Tempat tumbuh yang disenangi tumbuhan ini umumnya tempat-tempat lembab. Beberapa jenis juga ditemukan pada hutan sekunder, hutan yang terbuka, pinggir sungai, rawa-rawa dan kadang dapat tumbuh pada daerah terbuka dengan cahaya matahari penuh. Beberapa jenis Etlingera tumbuh pada hutan sekunder atau lokasi hutan yang baru terbuka yang mana bisa tumbuh dengan cepat sepert gulma. Bahkan beberapa diantaranya dapat dijadikan indikator kerusakan habitat Larsen, et al,.1999. Zingiberaceae di daerah Pantropikal merupakan famili terbanyak dalam ordo Zingiberales dengan 53 genus dan lebih dari 1200 jenis Kress, 2002. Menurut Pandey 2003, sekitar 50 persen dari total genus famili Zingiberaceae dapat hidup dari dataran rendah sampai pada ketinggian lebih dari 2000 mdpl, terutama di daerah- daerah dengan curah hujan yang tinggi.

2.3 Kegunaan Zingiberaceae

Secara umum tumbuhan ini banyak dimanfaatkan oleh masyarakat sejak dulu hingga sekarang karena mempunyai potensi ekonomi yang penting yaitu antara lain; sebagai obat tradisional seperti jamu, bahan ramuan herbal medicine, rempah-rempah, bumbu masak, bahan tonik rambut, bahan minuman, sayuran segar, dan penyedap makanan. Kepentingan ekonomi dari famili ini adalah akarnya yang dapat digunakan sebagai ekstrak rasa dan sebagai bumbu, untuk minyak wangi yang digunakan dalam parfum, dan untuk ornamental atau tanaman hias Dalimartha, 2003, Lawrence 1964. Zingiber merupakan tanaman obat yang memiliki cukup banyak komponen senyawa penyusun minyak atsiri Marsusi, et, al., 2001. Senyawa ini tersimpan dalam sel-sel parenkim yang termodifikasi, di semua jaringan terutama rimpang, minyak ini memiliki aroma khas, memiliki rasa pedas, pahit dan hangat karena adanya resin Universitas Sumatera Utara Setyawan, 1996. Zingiberaceae ini juga banyak diminati sebagai tanaman hias disebabkan oleh warna bunganya yang sangat menarik, sehingga tidak mengherankan kalau akhir-akhir ini terjadi peningkatan penanaman Zingiberaceae sebagai tanaman hias di taman-taman kota, rumah kaca dan juga sebagai rumah potong. Beberapa jenis diantaranya memegang peranan penting secara ekologi sebagai tumbuhan penutup di dalam hutan, khususnya setelah adanya penebangan liar, fragmentasi lahan ataupun kebakaran hutan. Di Indonesia, famili Zingiberaceae umumnya banyak digunakan sebagai tanaman hias termasuk Alpinia, Hedychium, Elettaria, dan Etlingera Poulsen, 2006, Tjitrosoepomo, 2005. Menurut Syukur 2001, Zingiber officinale merupakan genus yang paling dikenal dari genus Zingiber karena memiliki manfaat yang sangat banyak. Jahe yang mengandung gingerol dapat dimanfaatkan sebagai obat anti inflamasi, obat nyeri sendi dan otot karena rematik, tonikum, serta obat batuk. Selain kedua penggunaan jahe di atas, jahe kering juga digunakan untuk memberikan aroma dan rasa pada makanan seperti permen, biskuit, kue dan minuman. Minyak jahe atau oleoresin yang dihasilkan dari destilasi jahe kering yang banyak digunakan dalam industri parfum dan minuman. Sampai saat ini, ekspor jahe dilakukan dalam bentuk jahe segar, jahe kering, jahe asinan Isalted ginger, dan minyak atsiri. Jahe mengandung komponen minyak menguap volatile oil, minyak tidak menguap non volatile oil dan pati Paimin Murhananto, 1999. Alpinia galanga lengkuas merupakan jenis yang terkenal dari genus ini. Tumbuhan ini merupakan herba berumur panjang yang tingginya dapat mencapai 1- 1,5 m, batang tertutup oleh pelepah-pelepah dari daun yang tersusun berseling bangun lanset, rimpang dengan sisik-sisik yang berwarna putih atau kemerah-merahan, keras, mengkilap, rasanya pedas. Rhizome Alpinia galangal mengandung minyak atsiri berwarna kuning terutama terdiri dari sineol, eugenol, dan seskuiterpen. Resin Alpinia galanga disebut galangol. Kandungan kimia yang terdapat pada Alpinia galanga tersebut digunakan sebagai stimulan, karminatif dan sebagai bumbu Tjitrosoepomo, 1994. Universitas Sumatera Utara BAB 3 BAHAN DAN METODE

3.1 Waktu dan Tempat