MPO VII. Pemantauan Farmasi

92 menyesuaikan perubahan-perubahan yang terjadi sehingga tidak berdampak pada kualitas pelayanan pada pasien. Dari hasil telusur alat bukti dokumen implementasi tentang MPO, didapatkan bahwa formularium dan daftar stok obat rumah sakit belum ditemukan secara merata di semua bangsal perawatan dalam bentuk edisi yang terbaru. Formulir edukasi pasien yang tidak ditemukan dalam penelitian. Tempat penyimpanan produk obat juga belum terstandarisasi dengan baik. Jika pelatihan dalam penulisan pemesanan dan pencatatan obat telah dilakukan secara maksimal, tentunya besar harapan hal ini akan meminimalkan kejadian salah pembacaan resep. Tentunya juga diharapkan adanya uji kompetensi petugas penelaah resep. Kebijakan yang menetapkan kriteria informasi spesifik pasien apa yang dibutuhkan untuk penelaahan resep yang efektif dan kriteria telaah resep atau pemesanan yang belum lengkap. SPO pembacaan resep tidak ditemukan dalam penelitian. Kelengkapan isi label obat juga perlu perhatian dimana tidak terdapat tanggal kadaluarsa. Perlu adanya pembuatan kebijakanpedoman mengenai siapa saja yang berhakberwenang dalam memberikan obat. Kebijakan penulisan resepFPO memuat sembilan elemen dan kebijakan batasan penulisan resep dan resep khusus belum dilakukan secara baik. Kebijakan pelayanan farmasi belum memuat batasan pemberian obat oleh petugas sesuai kewenangannya dengan lengkap. Diharapkan juga ketelitian dan kelengkapan dalam laporan medication error dan KNC yang tepat waktu, sesuai prosedur, dan siapa yang bertanggung jawab. 93 Formulir rekonsiliasi obat dalam rekam medis tidak ditemukan dalam penelitian termasuk SPO telaah rekonsiliasi obat. Dari hasil telusur alat bukti SPO tentang MPO didapatkan bahwa pemantauan obat tidak dilaksanakan sebagaimana mestinya dimana dalam pelaksanaannya dilakukan oleh perawat bangsal. Demikian pula dengan monitoring efek obat juga tidak dilakukan oleh petugas farmasi. Tidak ditemukan SPO tentang keadaan bila farmasi tutup atau persediaan obat terkunci. SPO penyimpanan produk nutrisi tidak lengkap, sedangkan SPO mengenai obat radioaktif dan obat sampeldonasi tidak ditemukan karena produk tersebut memang tidak tersedia di RSU PKU Muhammadiyah Bantul. SPO mengenai penyertaan formulir pencatatan obat dalam status pasien saat pasien dipindahkandipulangkan memang tidak ditemukan namun dalam pelaksanaannya sudah dilaksanakan dengan baik. Tidak ditemukan SPO tentang proses penarikan obat. Penyiapan produk secara steril tidak dilakukan sebagaimana mestinya. SPO penyaluran obat belum dilaksanakan secara akurat. Dari hasil telusur alat bukti pedoman regulasi tentang MPO ditemukan belum adanya pedoman pelayanan yang memuat evaluasi obat di rumah sakit. Tidak ditemukan pula panduan tentang interaksi obat. Di dalam panduan keselamatan pasien, pasien belum dilakukan asesmen ulang untuk menentukan respon mereka terhadap pengobatan. Panduan keselamatan pasien yang belum lengkap yakni yang memuat ketentuan IKPKTD dicatat dalam status pasien dan dilaporkan, yang memuat waktu pelaporan, dan yang memuat IKP yang dipantau. 94 Dari hasil telusur alat bukti kebijakanSK tentang MPO didapatkan ketidaklengkapan kebijakan pengawasan penggunaan obat dan pengamanan obat di unit. Kebijakan pemberian label untuk obat yang dikeluarkan dari wadah asli belum lengkap. Tabel 14 dibawah ini menjelaskan hasil Wawancara, SPO, dan Pedoman Regulasi yang masuk dalam kategori TDD. Totalnya terdapat 8 standar dan elemen penilaian MPO yang masuk dalam kategori tersebut, diharapkan kedepannya RSU PKU Muhammadiyah Bantul dapat melengkapi dan menyempurnakan standar-standar tersebut guna penilaian akreditasi selanjutnya. Tabel 14 Penilaian Tidak Dapat Diterapkan TDD 95 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa: 1. Perkembangan pencapaian standar pelayanan farmasi di RSU PKU Muhammadiyah Bantul sejak terakreditasi sebanyak 27,5 , artinya rumah sakit belum memberikan progres yang berarti sejak di tetapkan statusnya pada 2014 lalu. 2. Implementasi 7 sasaran Manajemen dan Penggunaan Obat di RSU PKU Muhammadiyah Bantul mendapatkan rata-rata skor 77,66 dari standar ≥ 80. Dari ketujuh sasaran Manajemen dan Penggunaan Obat dijelaskan sebagai berikut: a. Sasaran Manajemen dan Penggunaan Obat pada organisasi dan manajemen farmasi 79,63. b. Sasaran Manajemen dan Penggunaan Obat pada seleksi dan pengadaan farmasi 92,86. c. Sasaran Manajemen dan Penggunaan Obat pada penyimpanan farmasi 73,61. d. Sasaran Manajemen dan Penggunaan Obat pada pemesanan dan pencatatan farmasi 79,41. e. Sasaran Manajemen dan Penggunaan Obat pada persiapan dan penyaluran farmasi 66,67. 96 f. Sasaran Manajemen dan Penggunaan Obat pada pemberian farmasi 75. g. Sasaran Manajemen dan Penggunaan Obat pada pemantauan farmasi 76,47. 3. Kesiapan pelayanan farmasi RSU PKU Muhammadiyah Bantul dalam penilaian akreditasi selanjutnya cukup berat, selain perlu menyelesaikan pembangunan infrastruktur yang masih sedang berjalan, juga perlu mempertimbangkan untuk melaksanakan kembali kebijakanperaturan yang telah ada dan telah dilakukan penyesuaian dengan kondisi yang ada serta melaksanakan rekomendasi PPS KARS MPO . 4. Hambatan dalam implementasi Manajemen dan Penggunaan Obat agar sesuai dengan standar KARS 2012 adalah sumber daya manusia, fasilitas sarana dan prasarana dan sosialisasi dari pihak manajemen. Adanya beberapa kebijakan yang belum dapat diterapkan juga berpengaruh besar dalam pencapaian skor akhir. Perkembangan pelayanan farmasi dinilai stagnan dalam hal ini karena beberapa masukanrekomendasi dari surveyor KARS sebelumnya masih ada yang belum terlaksana. Penerapan MPO pun dirasa belum maksimal terkait dengan kendala tersebut. Hal-hal yang belum tercapai itulah yang seharusnya dapat dipersiapkan oleh IFRS PKU Muhammadiyah Bantul dalam rangka peningkatan mutu layanan.

Dokumen yang terkait

EVALUASI SISTEM AKUNTANSI PEMBELIAN OBAT PADA RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH KARANGANYAR

0 2 20

Evaluasi Citra Rumah Sakit di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Bantul

0 3 2

EVALUASI SISTEM AKUNTANSI PEMBELIAN OBAT PADA RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA

12 121 70

PENERAPAN MANAJEMEN MUTU PELAYANAN DI UNIT REKAM MEDIS RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA Penerapan Manajemen Mutu Pelayanan di Unit Rekam Medis Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta.

9 115 23

EVALUASI KINERJA SISTEM INFORMASI MANAJEMEN RUMAH SAKIT DITINJAU DARI PERSEPSI PENGGUNA DI RSU PKU Evaluasi Kinerja Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit Ditinjau Dari Persepsi Pengguna Di Rsu Pku Muhammadiyah Bantul.

0 1 16

PENDAHULUAN Evaluasi Kinerja Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit Ditinjau Dari Persepsi Pengguna Di Rsu Pku Muhammadiyah Bantul.

2 13 4

EVALUASI KINERJA SISTEM INFORMASI MANAJEMEN RUMAH SAKIT DITINJAU DARI PERSEPSI PENGGUNA DI RSU PKU Evaluasi Kinerja Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit Ditinjau Dari Persepsi Pengguna Di Rsu Pku Muhammadiyah Bantul.

0 4 16

EVALUASI CITRA RUMAH SAKIT DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH BANTUL | Albana | JMMR (Jurnal Medicoeticolegal dan Manajemen Rumah Sakit) 1110 3182 1 PB

0 0 27

EVALUASI PELAKSANAAN SASARAN KESETAN PASIEN SESUAI AKREDITASI RUMAH SAKIT VERSI 2012 DI RUMAH SAKIT KHUSUS IBU DAN ANAK PKU MUHAMMADIYAH KOTAGEDE YOGYAKARTA | Sundoro | JMMR (Jurnal Medicoeticolegal dan Manajemen Rumah Sakit) 2673 7320 1 PB

0 0 9

HUBUNGAN BUDAYA ORGANISASI RUMAH SAKIT DENGAN KEPUASAN KERJA PERAWAT KONTRAK DI RSU PKU MUHAMMADIYAH BANTUL NASKAH PUBLIKASI - Hubungan Budaya Organisasi Rumah Sakit dengan Kepuasan Kerja Perawat Kontrak di RSU PKU Muhammadiyah Bantul - DIGILIB UNISAYOGYA

0 0 12