3
BAB II PENGELOLAAN KASUS
A. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Fokus pada Konsep Oksigenasi Keperawatan
Oksigenasi merupakan kebutuhan dasar manusia yang paling mendasar yang digunakan untuk kelangsungan metabolisme sel tubuh, mempertahankan
hidup dan aktivitas berbagai organ sel tubuh Tarwoto Wartonah, 2010.
1. Pengkajian
a. Riwayat kesehatan
Riwayat kesehatan yang dikaji meliputi data saat ini dan yang telah ada lalu perawat juga mengkaji keadaan pasien dan keluarganya. Kajian tersebut
berfokus kepada manifestasi klinik utama, kejadian yang membuat kondisi saat ini, riwayat kesehatan masa lalu, riwayat kesehatan keluarga dan riwayat
psikososial.
b. Riwayat kesehatan masa lalu
Perawat menanyakan tentang riwayat penyakit pernafasan pasien. Secara umum perawat perlu menanyakan mengenai hal seperti riwayat merokok,
pengobatan saat ini dan masa lalu, alergi dan tempat tinggal.
c. Riwayat kesehatan keluarga
Tujuan menanyakan riwayat keluarga dan sosial pasien penyakit paru-paru sekurangnya ada 3 hal, yaitu penyakit infeksi tertentu khususnya tuberculosis
ditularkan melalui satu orang ke orang lainnya, kelainan alergi seperti asma bronchial dan pasien bronchitis mungkin bermukim di daerah yang tingkat polusi
udaranya tinggi. Namun polusi udara tidak menimbukan bronchitis melainkan hanya memperburuk penyakit tersebut.
Universitas Sumatera Utara
4 d.
Kajian sistem head to toe a.
Inspeksi Prosedur inspeksi yang dilakukan oleh perawat adalah pemeriksaan dada
dimulai dari dada posterior dan pasien harus dalam keadaan duduk dan inspeksi dada posterior terhadap warna kulit dan kondisinya lesi dan masa, catat jumlah,
irama, kedalaman pernafasan dan kesimetrisan pergerakan dada, observasi tipe pernafasan diafragram serta penggunaan otot bantu pernafasan dan kesimetrisan
pergerakan dada, observasi tipe pernafasan seperti pernafasan hidung atau pernafasan diafragma serta penggunaan otot bantu pernafasan, catat durasi dari
fase inspirasi dan eksprasi kemudian observasi kesimetrisan pergerakan dada Irman Soemantri, 2008.
Rasio pada fase ini normalnya adalah 1:2 bandingkan diameter anteroposterior AP dengan diameter lateraltransversal T. Rasio normal
berkisar antara 1:2 sampai 5:7 tergantung dari kondisi cairan tubuh pasien.
Kelainan pada bentuk dada: 1.
Barrel chest Timbul akibat terjadinya overinflation paru-paru. Terdapat peningkatan
diameter AP:T 1:1 sering terjadi pada pasien emfisema. 2.
Funnel chest Timbul jika terjadi depresi pada bagian bawah dari sternum. Kondisi ini
terjadi pada ricketsia atau akibat kecelakan kerja. 3.
Pigeon chest Terjadi pada paien dengan kifoskoliosis berat.
4. Kiposkoliosis
Terlihat dengan adanya elevasi scapula yang akan mengganggu pergerakan paru-paru. Kelainan ini dapat timbul pada pasien dengan
osteoporosis dan kelanian musculoskeletal lain yang memperngaruhi thoraks.
Universitas Sumatera Utara
5 b.
Palpasi Palpasi dilakukan untuk mengkaji kesimetrisan pergerakan dada dan
mengobservasi abnormalitas, mengidentifikasi keadaan kulit dan mengetahui fremitus taktil vibrasi. Palpasi berguna untuk mengetahui abnormalitas yang
terkaji saat inspeksi seperti massa, lesi dan bengkak. Perhatikan adanya getaran dada yang dihasilkan ketika berbicara. Normalnya fremitus taktil akan terasa pada
individu yang sehat dan akan meningkat pada kondisi konsolidasi Irman soemantri, 2008
c. Perkusi
Perawat melakukan perkusi untuk mengkaji resonansi pulmoner, organ yang ada di sekitarnya dan pengembangan diafragma dan mengkaji adanya
abnormalitas, cairan atau udara di dalam paru. Perkusi dilakukan dengan jari tengah tangan non-dominan pemeriksa mendatar di atas dada pasien. Kemudian
jari tersebut diketuk dengan menggunakan ujung jari tengah atau jari telunjuk tangan sebelahnya. Jenis suara prekusi ada dua jenis yaitu suara perkusi normal
dan abnormal. Suara perkusi normal meliputi resonan sonor yaitu dihasilkan pada jaringan paru normal umumnya bergabung dan bernada rendah, dullness
yaitu dihasilkan di atas bagian atas jantung atau paru-paru dan tympani yaitu dihasilkan di atas perut yang berisi udara umunya bersifat musical.
Sedangkan suara perkusi abnormal meliputi hiperresonan yaitu bergabung lebih rendah dibandingkan dengan resonan dan timbul pada bagian paru-paru
yang abnormal berisi udara dan flatness yaitu nadanya lebih tinggi dari dullness dan di dengar pada perkusi daerah paha, dimana seluruh areanya berisi jaringan
Irman soemantri, 2008
d. Auskultasi
Auskultasi merupakan pengkajian yang sangat bermakna mencakup mendengarkan suara nafas intensitas durasi atau kualitasnya dan suara tambahan
dengan menggunakan stetoskop. Untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat, auskultasi sebaiknya dilakukan lebih dari satu kali. Pada pemeriksaan paru,
auskultasi dilakukan untuk mendengar bunyi nafas normal dan abnormal. Adapun
Universitas Sumatera Utara
6 bunyi nafas normal adalah bronchial, bronkovesikuler dan vesikuler. Sedangkan
bunyi nafas abnormal yaitu wheezing, ronchi, pleural friction rub dan crakles Soemantri, 2008.
2. Analisa Data