Universitas Sumatera Utara Pada tabel 5.5. terlihat bahwa responden yang memiliki tingkat stres ringan
berjumlah 3 orang, dimana 2 orang 66.7 dengan jenis kelamin perempuan dan 1 orang 33.3 dengan jenis kelamin laki-laki. Pada responden yang memiliki
tingkat stres sedang berjumlah 24 orang, dimana 8 orang 33.3 dengan jenis kelamin laki-laki dan 16 orang 66.7 dengan jenis kelamin perempuan.
Sedangkan pada responden yang memiliki tingkat stres berat berjumlah 24 orang, dimana 9 orang 37.5 dengan jenis kelamin laki-laki dan 15 orang 62.5
dengan jenis kelamin perempuan.
5.2. Pembahasan
Hasil penelitian terhadap persentase nyeri kepala primer pada tabel 5.2. menunjukkan bahwa sebagian besar responden merupakan penderita nyeri kepala
primer tipe TTH, yaitu 34 orang atau sebesar 66.7. Hal ini sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Young-Il Rho dkk di Korea Selatan, dimana
hasil yang didapat menunjukkan persentase TTH lebih besar dibandingkan dengan migren.
26
Berdasarkan tabel 5.3., terlihat bahwa baik penderita nyeri kepala primer tipe TTH maupun migren, terdapat peningkatan jumlah penderita antara tingkat
stres ringan 3 orang dengan tingkat stres sedang maupun berat masing-masing 24 orang. Hal ini sesuai dengan penelitian Yokohama dkk di Jepang, dimana mereka
mendapatkan hasil bahwa semakin berat tingkat stres maka jumlah penderita nyeri kepala primer semakin banyak.
27
Ini dikarenakan apabila seseorang mengalami stres, maka timbul respon tubuh secara biologis dan psikologis yang mengaktivasi
hypothalamaic-pituitary-adrenal axis HPA dan sistem saraf simpatis berupa sekresi corticotrophin-releasing hormone CRH, adrenocorticotropic hormone
ACTH dan beta endorphin. Sekresi ACTH akan mengaktivasi adrenal gland untuk mensekresi kortisol. Respon tubuh terhadap sekresi kortisol dianggap
memiliki peranan utama terhadap tercetusnya nyeri kepala.
28
Hasil penelitian terhadap persentase nyeri kepala primer berdasarkan jenis kelamin pada tabel 5.4. terlihat bahwa penderita nyeri kepala primer baik TTH
Universitas Sumatera Utara maupun migren lebih tinggi pada perempuan dibanding laki-laki, dimana tipe TTH
diderita 22 orang 64.7 dan migren diderita 11 orang 66.7. Ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Astrid Milde-Busch dkk di Jerman, dimana mereka
mendapatkan hasil dimana persentase perempuan lebih tinggi dari laki-laki.
29
Dari berbagai hipotesa yang berkembang, dinyatakan bahwa perempuan lebih banyak
menderita nyeri kepala primer akibat adanya perubahan hormonal didalam tubuh wanita sehubungan dengan adanya siklus menstruasi, kehamilan, penggunaan
kontrasepsi, menopause dan penggunaan hormonal replacement therapy HRT.
30
Pada penelitian kali ini sesuai tabel 5.5. didapatkan bahwa responden yang memiliki tingkat stres berdasarkan jenis kelamin lebih tinggi pada responden
perempuan, mulai dari stres ringan 66.7, sedang 66.7 maupun berat 62.5, dibandingkan dengan laki-laki. Hal ini sesuai dengan penelitian yang
dilakukan oleh Mark W. Durm dan Patricia Glaze di Universitas Athens State, dimana hasil penelitian mereka menunjukan bahwa perempuan memiliki tingkat
stres yang lebih tinggi dibanding laki-laki.
31
Pada perempuan, dijumpai aktivitasi hypothalamaic-pituitary-adrenal axis HPA yang lebih besar dibanding laki-laki
sehingga disimpulkan bahwa perempuan akan memiliki tingkat stres lebih tinggi yang berujung ke depresi.
32
Universitas Sumatera Utara
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan