Gambaran Stres pada mahasiwa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara dengan Nyeri Kepala Primer

(1)

LAMPIRAN 1

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. Data Pribadi

Nama : Eric Jansen

Tempat/Tanggal Lahir : Medan, 20 April 1995 Jenis Kelamin : Laki-laki

Agama : Buddha

Alamat : Jl. Timor Baru 1 No.60/56A , Medan

Telepon : 081973125399

II. Riwayat Pendidikan

1. Tahun 1998-2001 : PG/TK Sutomo 1 Medan 2. Tahun 2001-2007 : SD Sutomo 1 Medan 3. Tahun 2007-2010 : SMP Sutomo 1 Medan 4. Tahun 2010-2013 : SMA Sutomo 1 Medan

III. Riwayat Kepanitiaan

1. Anggota Acara dalam Panitia Manajemen Mahasiswa Baru (MMB) FK USU tahun 2014.

2. Wakil Ketua dalam Acara Perayaan Asadha 2559 B.E FK USU tahun 2015. 3. Koordinator Acara pada Perayaan Kathina 2559 B.E FK USU tahun 2015. 4. Anggota Acara dalam Panitia Pengenalan Kehidupan Kampus Bagi


(2)

LAMPIRAN 2

LEMBAR PENJELASAN

Dengan hormat,

Saya, Eric Jansen, adalah mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara stambuk 2013. Saat ini saya sedang mengadakan penelitian dengan judul “Gambaran Stres pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara dengan Nyeri Kepala Primer”. Penelitian ini dilakukan sebagai salah satu kegiatan dalam menyelesaikan proses belajar mengajar pada blok Community Research Programme.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran stres pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara dengan nyeri kepala primer. Untuk keperluan tersebut, saya memohon kesediaan Adik untuk menjadi responden dalam penelitian ini. Selanjutnya, saya memohon kesediaan Adik untuk mengisi kuesioner dengan jujur dan apa adanya. Jika Adik bersedia, silahkan menandatangani persetujuan ini sebagai bukti kesukarelawan Adik.

Identitas pribadi Adik sebagai responden akan dirahasiakan dan semua informasi yang diberikan hanya akan digunakan untuk penelitian ini. Bila terdapat hal yang kurang dimengerti, Adik dapat bertanya langsung kepada peneliti. Atas perhatian dan kesediaan Adik menjadi responden dalam penelitian ini, saya mengucapkan terima kasih.

Medan, 20 Oktober 2016 Peneliti,


(3)

LAMPIRAN 3

LEMBAR PERSETUJUAN RESPONDEN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

nama :

umur :

alamat : no.Telp./ HP :

Setelah mempelajari dan mendapatkan penjelasan yang sejelas-jelasnya mengenai penelitian yang berjudul “Gambaran Stres pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara dengan Nyeri Kepala Primer”, dengan ini saya menyatakan bahwa saya BERSEDIA dengan sukarela menjadi subjek penelitian tersebut dan patuh akan ketentuan-ketentuan yang dibuat peneliti. Demikian persetujuan ini saya sampaikan dengan sukarela dan tanpa ada paksaan dari pihak manapun.

Medan, 20 Oktober 2016 Hormat saya,

( ___________________________ )


(4)

LAMPIRAN 4

LEMBAR DATA RESPONDEN

1. Nama : ... 2. Jenis Kelamin :

a. Laki-laki b. Perempuan

3. Umur : ... tahun

4. Suku Bangsa : ... 5. Alamat : ... 6. Bertempat Tinggal :

a. Bersama orang tua b. Kost

c. Asrama

d. Lain-lain, sebutkan : ... 7. Apakah Anda Merokok?

a. Ya b. Tidak

8. Apakah Anda Mengonsumsi Alkohol ? a. Ya

b. Tidak

9. Riwayat Penyakit yang diderita : a. Ulkus Peptikum

b. Asma

c. Lain-lain, sebutkan : ... 10.Riwayat Trauma Kepala :

a. Ya b. Tidak


(5)

11.Riwayat penggunaan obat-obat saat ini selama 6 bulan terakhir : a. Tidak Ada

b. Ada, sebutkan : ... 12.Indeks Prestasi Terakhir : ...


(6)

LAMPIRAN 5

LEMBAR KUESIONER

Kuesioner Nyeri Kepala

Bacalah setiap pernyataan dibawah ini yang sesuai dengan kondisi Anda dan beri tanda (X) pada pilihan yang tersedia.

1. Apakah anda pernah menderita sakit kepala : a. Ya b. Tidak 2. Apakah anda menderita sakit kepala hari ini :

a. Ya b. Tidak

3. Pertama kali timbul pada umur berapa : ... tahun

4. Sejak itu (pertama kali timbul sakit kepala) sudah berapa kali mengalami sakit kepala

a. 1 – 4 kali b. 5 – 9 kali c. > 10 kali 5. Berapa hari sakit kepala timbul selama satu tahun lalu : ... hari/ tahun

a. < 180 hari ( <14 hari/ bulan) b. 180 hari (> 15 hari/ bulan) 6. Berapa lama nyeri kepala timbul :

a. Beberapa detik c. 30 menit - 24 jam e. > 72jam b. <30 menit d. 24 jam - 72 iam

7. Dimana lokasi nyeri kepala :

a. Leher dan tengkuk (occipital) d. Sebelah kepala

b. Bitemporal e. Seluruh kepala / puncak kepala c. Bifrontal

8. Bagaimana sifat nyeri :

a. Berdenyut c. Diikat / berat b. Tajam / tikam / tusuk jarum

9. Selama serangan nyeri kepala apakah anda mengalami :

a. Mual c. Phonofobia e. Tidak Ada b. Muntah d. Photofobia


(7)

10.Yang sering menimbulkan nyeri kepala .

Emosi a. Ya b. Tidak

Keletihan fisik a. Ya b. Tidak

Kurang tidur a. Ya b. Tidak

Perubahan lingkungan (cahaya, temperatur, bau, debu) a. Ya b. Tidak

Prementruasi / menstruasi (haid) a. Ya b. Tidak

Penyakit a. Ya b. Tidak

Makanan / minuman terentu a. Ya b. Tidak

Dan lain-lain a. Ya b. Tidak

Sebutkan : ... 11.Apakah nyeri bertambah berat bila :

Aktifitas fisik a. Ya b. Tidak

Menaiki tangga a. Ya b. Tidak

12.Bagaimana derajat nyeri kepala :

a. Ringan : Nyeri kepala tidak mengganggu aktifitas sehari-hari

b. Sedang : Nyeri kepala mengganggu aktifitas sehari-hari (masih bekerja tapi terganggu)

c. Berat: Nyeri kepala dan perlu istirahat (tidak dapat bekerja)

13.Pada saat nyeri kepala timbul apakah ada tanda muncul serangan sesaat berupa: Kilatan cahaya / bintik buta / garis berwarna pada penglihatan a. Ya b. Tidak Vertigo (rasa berputar) dan / atau pandangan ganda a. Ya b. Tidak Kelemahan / kebas sebelah badan atau muka a. Ya b. Tidak

Dan lain-lain a. Ya b. Tidak


(8)

Kuesioner Stres

Bacalah setiap pernyataan dibawah ini yang sesuai dengan perasaan atau kondisi Anda dan beri tanda () pada kolom sebelah kanan yang sudah disediakan.

No Pernyataan Ya Tidak

1 Saya sering mengerjakan tugas kuliah di rumah pada malam hari

2 Rasanya 24 jam dalam sehari tidak cukup untuk

mengerjakan segala hal yang seharusnya saya kerjakan 3 Saya mengingkari atau mengabaikan masalah yang dapat

dilalui

4 Saya mengerjakan pekerjaan sendiri untuk memastikan tugas terselesaikan dengan baik

5 Saya meremehkan seberapa lama waktu yang dibutuhkan dalam melakukan segala hal

6 Saya merasa bahwa ada terlalu banyak deadline dalam pekerjaan dan kehidupan yang sulit untuk diselesaikan 7 Rasa percaya diri atau penghargaan diri saya lebih rendah

dari yang saya inginkan

8 Saya sering merasa bersalah jika saya bersantai dan tidak melakukan apapun

9 Saya dapat berpikir tentang suatu masalah, bahkan ketika saya berharap untuk bersantai

10 Saya merasa letih dan lelah ketika saya bangun dari tidur yang adekuat

11 Saya sering menyetujui atau menyelesaikan kalimat orang lain ketika orang tersebut berbicara dengan pelan

12 Saya memiliki kecenderungan untuk makan, berbicara, berjalan, dan menyetir dengan cepat

13 Nafsu makan saya berubah, hilang, atau saya memilih tidak makan


(9)

14 Saya merasa terganggu atau marah jika mobil atau kendaraan di depan saya terlihat bergerak dengan pelan atau saya menjadi sangat frustasi dalam menunggu antrian 15 Jika sesuatu atau seseorang benar-banar mengganggu saya,

saya akan memendam perasaan saya

16 Ketika saya memainkan olahraga atau pertandingan, saya sangat berusaha untuk memenangkannya

17 Saya mengalami mood yang gampang terbuai, sulit membuat keputusan, dan lemah konsentrasi dan memori 18 Saya lebih suka mencari kesalahan dan mengkritik

daripada memuji orang lain

19 Saya terkesan mendengarkan meskipun saya sedang asyik dengan pikiran saya sendiri

20 Saya merasa kurang bergairah 21 Saya suka mengertak gigi saya

22 Saya menderita sakit otot dan nyeri, terutama di leher, kepala, punggung bawah, dan bahu

23 Saya tidak dapat melakukan tugas saya sebaik dulu, keputusan saya buruk

24 Saya memiliki ketergantungan yang tinggi terhadap alkohol, kafein, nikotin, atau obat-obatan

25 Saya tidak memiliki waktu untuk mengembangkan minat atau hobi diluar kegiatan kuliah


(10)

LAMPIRAN 6

DATA INDUK PENELITIAN

No Nama Jenis Kelamin Umur Nyeri Kepala Stres

1 heppy Perempuan 20 Migren Berat

2 shamira Perempuan 23 TTH Ringan

3 reza Laki-laki 20 Migren Sedang

4 yenny Perempuan 20 Migren Berat

5 ananda Perempuan 20 TTH Sedang

6 nisrina Perempuan 20 Migren Sedang

7 zsizsi Perempuan 19 Migren Berat

8 derissa Perempuan 20 Migren Berat

9 dirga Laki-laki 20 Migren Sedang

10 putri Perempuan 20 Migren Sedang

11 asdar Laki-laki 20 Migren Berat

12 thenusha Perempuan 22 TTH Sedang

13 cindy Perempuan 19 TTH Sedang

14 cindy Perempuan 19 TTH Sedang

15 ranaga Laki-laki 19 TTH Berat

16 imanuel Laki-laki 21 TTH Berat

17 puva Perempuan 22 TTH Sedang

18 nadiah Perempuan 20 TTH Sedang

19 vina Perempuan 20 TTH Sedang

20 gilbert Laki-laki 19 TTH Berat

21 aulia Laki-laki 20 TTH Berat

22 namira Perempuan 20 TTH Berat

23 bindi Perempuan 26 TTH Sedang

24 muthia Perempuan 19 TTH Berat


(11)

26 dewi Perempuan 19 TTH Sedang

27 bella Perempuan 19 TTH Berat

28 hanifa Perempuan 20 TTH Sedang

29 singgih Laki-laki 20 TTH Berat

30 dalminder Laki-laki 21 TTH Sedang

31 dendy Laki-laki 20 TTH Sedang

32 sarah Perempuan 20 TTH Berat

33 renaldo Laki-laki 21 Migren Berat

34 amelin Perempuan 23 Migren Ringan

35 malik Laki-laki 19 TTH Berat

36 vincent Laki-laki 20 TTH Sedang

37 jennifer Perempuan 20 TTH Berat

38 yosephine Perempuan 19 Migren Sedang

39 yohanna Perempuan 20 TTH Sedang

40 sarah Perempuan 21 TTH Berat

41 andra Perempuan 20 Migren Sedang

42 ovice Perempuan 20 TTH Sedang

43 salvilia Laki-laki 19 TTH Berat

44 denny Perempuan 20 TTH Ringan

45 ralfi Perempuan 21 Migren Sedang

46 sautiya Perempuan 21 Migren Berat

47 ananga Perempuan 22 Migren Sedang

48 imam Perempuan 20 TTH Sedang

49 satria Laki-laki 20 TTH Berat

50 fathurrahm Perempuan 20 TTH Berat


(12)

LAMPIRAN 7

HASIL PENGOLAHAN DATA STATISTIK

1. Distribusi Frekuensi Nyeri Kepala Primer

Nyeri Kepala

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid TTH 34 66.7 66.7 66.7

Migren 17 33.3 33.3 100.0

Total 51 100.0 100.0

2. Distribusi Frekuensi Tingkat Stres berdasarkan Nyeri Kepala Primer

Nyeri Kepala * Tingkat Stres Crosstabulation Tingkat Stres

Total Ringan Sedang Berat

Nyeri Kepala TTH Count 2 16 16 34

% within

Tingkat Stres 66.7% 66.7% 66.7% 66.7%

Migren Count 1 8 8 17

% within

Tingkat Stres 33.3% 33.3% 33.3% 33.3%

Total Count 3 24 24 51

% within


(13)

3. Distribusi Frekuensi Nyeri Kepala Primer berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin * Nyeri Kepala Crosstabulation Nyeri Kepala

Total

TTH Migren

Jenis Kelamin Laki-laki Count 12 6 18

% within

Nyeri Kepala 35.3% 35.3% 35.3%

Perempuan Count 22 11 33

% within

Nyeri Kepala 64.7% 64.7% 64.7%

Total Count 34 17 51

% within

Nyeri Kepala 100.0% 100.0% 100.0%

4. Distribusi Frekuensi Tingkat Stres berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin * Tingkat Stres Crosstabulation Tingkat Stres

Total Ringan Sedang Berat

Jenis Kelamin Laki-laki Count 1 8 9 18

% within

Tingkat Stres 33.3% 33.3% 37.5% 35.3%

Perempuan Count 2 16 15 33

% within

Tingkat Stres 66.7% 66.7% 62.5% 64.7%

Total Count 3 24 24 51

% within


(14)

LAMPIRAN 8


(15)

LAMPIRAN 9


(16)

DAFTAR PUSTAKA

1. Acevedo Ekkekakis P. Psychobiology of physical activity. 1st ed. Champaign, IL: Human Kinetics; 2006..

2. Selye H. A Syndrome Produced by Diverse Nocuous Agents. The Journal of Neuropsychiatry and Clinical Neurosciences. 1998;10(2):230a-231 3. World Health Organization. Guidelines for the management of condition

specifically related to stress. Geneva: WHO, 2013. Available from:

http://apps.who.int/iris/bitstream/10665/85119/1/9789241505406_eng.pdf

4. Zwart JA, Dyb G, Holmen TL, Stovner LJ, Sand T. The prevalence of migraine and Tension-Type Headaches Among Adolescents in Norway. The Nord-Trondelag Health Study (Head-HUNT-Youth), a large

population-based epidemiological study. Cephalalgia. 2004;24(5):373–379. 5. Mazzone L, Vitiello B, Incorpora G, Mazzone D. Behavioural and

temperamental characteristics of children and adolescents suffering from primary headache. Cephalalgia. 2006;26(2):194–201.

6. Wang SJ, Fuh JL, Juang KD, Lu SR. Migraine and suicidal ideation in adolescents aged13 to 15 years. Neurology. 2009;72(13):1146–1152. 7. Martin PR, MacLeod C. Behavioral management of headache triggers:

avoidance of triggers is an inadequate strategy. Clin Psychol Rev. 2009;29:483–495

8. Kelman L. The triggers or precipitants of the acute migraine attack. Cephalalgia. 2007;27:394–402.

9. Wöber C, Brannath W, Schmidt K, Kapitan M, Rudel E, Wessely P, Wöber-Bingol C, the PAMINA Study Group. Prospective analysis of factors related to migraine attacks: the PAMINA study. Cephalalgia. 2007;27:304–314.

10.Ashina M, Bendtsen L, Jensen R, Schifter S, Olesen J. Evidence for increased plasma levels of calcitonin gene-related peptide in migraine outside of attacks. Pain. 2000;86:133–138.

11.Lassen LH, Haderslev PA, Jacobsen VB, Iversen HK, Sperling B, Olesen J. CGRP may play a causative role in migraine. Cephalalgia. 2002;22:54–61. 12.Nasir A, Muhith A. Dasar-Dasar Keperawatan Jiwa Pengantar dan Teori.

Jakarta: Salemba Medika; 2011.

13.Sundberg ND, Winebarger AA, Taplin J.R. Psikologi Klinis: Perkembangan Teori, Praktik & Penelitian. Jakarta: EGC; 2007. 14.Sriati AAT. Tinjauan Tentang Stres. 2012 Nov [cited 2012 Nov 20].

Didapat dari:


(17)

15.Taylor SE. Health Psychology. 6th ed: McGraw-Hill International; 2009. p. 147-184.

16.Berry LM. Psychology at Work: An Introduction to Organization Psychology. 2nd ed. New York: McGraw-Hill; 1998.

17.Sunaryo, Payap TA, Maruhawa J, Yenny, Sumijantun. Psikologi Untuk Keperawatan. Jakarta: EGC; 2004.

18.Taylor S. Health Psychology. 9th ed. New York :McGraw-Hill; 2015. 19.Headache Classification Subcommittee of the International Headache

Society(IHS). The International Classification of Headache Disorders. Cephalalgia. 2013: 33(9) 629-808.

20.Sjahrir H. Patofisiologi nyeri kepala. Dalam: Nyeri kepala dan vertigo. Yogyakarta: Pustaka Cendekia Press; 2008. p. 1,2,16,50-72.

21.Messlinger K, Dostrovsky JO, Strassman AM. Anatomy and Physiology of Head Pain. In: Olesen J, Goadsby PJ, Ramadan NM, Tfelt-Hansen P, Welch KMA, editors. The headache. 3rd ed. Philadelphia: Lippincott Williams and Wilkins; 2006. p. 95-105.

22.Burstein R, Levy D, Jakubowski M, Woolf CJ. Peripheral and Central Sensitiation Related to Headache. In: Olesen J, Goadsby PJ, Ramadan NM, Tfelt-Hansen P, Welch KMA, editors. The headache. 3rd ed. Philadelphia: Lippincott Williams and Wilkins; 2006. p. 121-7.

23.Katzung BG. Farmakologi Dasar dan Klinik. 2nd vol 12th ed. Jakarta: EGC; 2014.

24.Syarif A, Ascobat P, Estuningtyas A, Setiabudy R, Setiawati A, Muchtar A, et al. Farmakologi dan Terapi. 5th ed. Jakarta: Gaya Baru; 2007.

25. International Stress Management Association UK. ISMA Stress Questionnaire, 2013. Available from: http://isma.org.uk/wp-content/uploads/2013/08/Stress-Questionnaire.pdf

26.Rho Y, Chung H, Lee K, Eun B, Eun S, Nam S et al. Prevalence and Clinical Characteristics of Primary Headaches Among School Children in South Korea: A Nationwide Survey. Headache: The Journal of Head and Face Pain. 2011;52(4):592-599.

27.Yokohama M, Yokohama T, Funazu K, Yamashita T, Kondo S, Hosoai H et al. Associations between headache and stress, alcohol drinking, exercise, sleep, and comorbid health conditions in a Japanese population. The Journal of Headache and Pain. 2009;10(3):177-185

28.Nash JM, Thebarge RW. Understanding psychological stress, its biological processes, and impact on primary headache. Headache. 2006;46: 1377– 1386


(18)

29.Milde-Busch A, Blaschek A, Heinen F, Borggrafe I, Koerte I, Straube A et al. Associations between stress and migraine and tension-type headache: Results from a school-based study in adolescents from grammar schools in Germany. Cephalalgia. 2011;31(7):774-785.

30.SD S. Sex hormones and headache. Rev Neurol (Paris). 2000; 156 Suppl 4:4S30-41.

31.Durm W.M, Glaze P. Sex, Perception of Immediate Stress, and Response to Coping Resources Inventory, Emotional Domain. Psychological Reports. 2002;90(1):270-272.

32.Young E, Korszun A. Sex, trauma, stress hormones and depression. Molecular Psychiatry. 2009;15(1):23-28.


(19)

BAB III

KERANGKA TEORI DAN KERANGKA KONSEP

3.1. Kerangka Teori

Gambar 3.1.Kerangka Teori

Stres Nyeri Kepala

Penyebab

Sensitisasi Sentral

Inflamasi Termoreseptor Tekanan Vaskular Mekanoreseptor Intrakranial

Respon 1. Aspek Fisiologis 2. Aspek Psikologis

Gejala

1. Reaksi Fisiologis 2. Reaksi Kognitif 3. Reaksi Emosi 4. Reaksi Tingkah Laku 1 Internal


(20)

3.2. Kerangka Konsep

Kerangka konsep dari penelitian yang berjudul “Gambaran Stres pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara dengan Nyeri Kepala Primer” adalah sebagai berikut:

Gambar 3.2. Kerangka Konsep

Stres Nyeri Kepala


(21)

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

4.1. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif dengan desain penelitian belah lintang (cross sectional).

4.2. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan selama 2 bulan (September – Oktober 2016) terhadap mahasiswa FK USU.

4.3. Populasi dan Sampel 4.3.1. Populasi

Populasi umum penelitian ini adalah seluruh mahasiswa FK USU angkatan 2014 yang terdiri atas 250 mahasiswa.

Populasi terjangkau penelitian ini adalah seluruh mahasiswa FK USU angkatan 2014 dengan nyeri kepala primer.

4.3.2. Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah subjek yang diambil dari populasi terjangkau yaitu seluruh mahasiswa FK USU angkatan 2014 dengan nyeri kepala primer. Selain itu, sampel harus memenuhi kriteria inklusi serta tidak termasuk dalam kriteria eksklusi selama penelitian berlangsung.

Adapun kriteria inklusi dan eksklusi dalam pemilihan sampel penelitian ini adalah :

1. Kriteria Inklusi :

a. Mahasiswa yang masih aktif kuliah di FK USU.


(22)

c. Mahasiswa yang memberikan persetujuan dalam pengisian lembar kuesioner.

d. Semua pertanyaan dalam lembar kuesioner terjawab. 2. Kriteria Eksklusi :

a. Mahasiswa dengan riwayat penyakit kronik. b. Mahasiswa dengan riwayat trauma kepala.

Teknik sampling yang digunakan pada penelitian ini adalah total sampling dimana subjek penelitian merupakan seluruh mahasiswa FK USU angkatan 2014 dengan nyeri kepala primer.

4.4. Teknik Pengumpulan Data 4.4.1. Data Primer

Data primer dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh langsung dari sumber data. Pengumpulan data dilakukan dengan pembagian kuesioner kepada subjek penelitian.

4.4.2. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan untuk penelitian ini adalah kuesioner dan informed consent.

4.5. Pengolahan dan Analisis Data 4.5.1. Pengolahan Data

Pengolahan data dilakukan dengan langkah – langkah sebagai berikut: 1. Editing, dilakukan untuk memeriksa ketepatan dan kelengkapan data.

2. Coding, data yang telah terkumpul dikoreksi, kemudian diberi kode oleh peneliti secara manual sebelum diolah dengan komputer.


(23)

4. Cleaning data, pemeriksaan semua data yang telah dimasukkan ke dalam komputer guna menghindari terjadinya kesalahan dalam pemasukan data

5. Saving, penyimpanan data untuk siap dianalisis 6. Analisis data.

4.5.2. Analasis Data

Data kemudian diolah dengan menggunakan perangkat lunak statistik komputer dan disajikan dalam bentuk tabel dengan tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui gambaran stres pada mahasiswa FK USU dengan nyeri kepala primer.

Analisa data yang dimaksud adalah analisa univariat, yang disajikan dalam bentuk tabel yaitu :

1. Gambaran persentase nyeri kepala primer pada mahasiswa FK USU.

2. Gambaran tingkat stres pada mahasiswa FK USU dengan nyeri kepala primer. 3. Gambaran nyeri kepala primer pada mahasiswa FK USU berdasarkan jenis

kelamin.

4. Gambaran tingkat stres pada mahasiswa FK USU berdasarkan jenis kelamin.

4.6. Definisi Operasional

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah tingkat stres dan nyeri kepala primer.

4.6.1. Tingkat Stres 4.6.1.1. Definisi

Adalah suatu tingkatan pengalaman emosional negatif terhadap stresor yang mempengaruhi emosi, proses berpikir, serta kondisi fisiologis dan psikologis seseorang.


(24)

4.6.1.2. Cara Ukur

Dengan mencatat jawaban dari kuesioner yang diberikan kepada responden. 4.6.1.3. Alat Ukur

Dengan kuisioner stres yang bersumber dari International Stress Management Association (ISMA).

4.6.1.4. Hasil Ukur

Skor untuk tiap pertanyaan adalah 1 jika jawaban ya, dan 0 jika jawaban tidak, dengan jumlah skor akan bermakna :

 < 4 : Ringan  5-13 : Sedang  >14 : Berat

4.6.1.5.Skala Ukur

Skala Ukur : Ordinal

4.6.2. Nyeri Kepala Primer 4.6.2.1.Definisi

Nyeri kepala tanpa disertai adanya penyebab struktural organik. 4.6.2.2.Cara Ukur

Dengan mencatat jawaban dari kuesioner yang diberikan kepada responden. 4.6.2.3.Alat Ukur


(25)

4.6.2.4.Hasil Ukur

1. Nyeri Kepala Tipe Tegang 2. Nyeri Kepala Tipe Migren

4.6.2.5.Skala Ukur


(26)

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. Hasil Penelitian

5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara yang berlokasi di jalan dr.Mansyur No.5 Medan, Sumatera Utara, Indonesia. Fakultas Kedokteran USU dibuka pada tanggal 20 Agustus 1952 oleh Yayasan Universitas Sumatera Utara yang berlokasi di Kelurahan Padang Bulan, Kecamatan Medan Baru.

5.1.2. Deskripsi Karakteristik Responden

Pada penelitian ini dipilih 51 subjek dari 250 mahasiswa yang diambil dari populasi terjangkau dan memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi.

Tabel 5.1. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Pada tabel 5.1. terlihat bahwa dari segi jenis kelamin, terdapat 18 orang laki-laki (35.3%) dan perempuan sebanyak 33 orang (64.7%).

Jenis Kelamin n %

Laki-laki 18 35.3

Perempuan 33 64.7


(27)

5.1.3. Hasil Analisa Deskriptif

5.1.3.1. Distribusi Frekuensi Nyeri Kepala Primer

Tabel 5.2. Distribusi Frekuensi Nyeri Kepala Primer

Nyeri Kepala Primer n %

TTH 34 66.7

Migren 17 33.3

Total 51 100.0

Pada tabel 5.2. terlihat bahwa responden yang mengalami TTH berjumlah 34 orang (66.7%) sedangkan pada responden yang mengalami Migren berjumlah 17 orang (33.3%).

5.1.3.2. Distribusi Frekuensi Tingkat Stres berdasarkan Nyeri Kepala Primer Tabel 5.3. Distribusi Frekuensi Tingkat Stres

berdasarkan Nyeri Kepala Primer

Nyeri Kepala Primer

Tingkat Stres Jumlah

Responden

Ringan Sedang Berat

n % n % N % n

TTH 2 66.7 16 66.7 16 66.7 34

Migren 1 33.3 8 33.3 8 33.3 17

Total 3 100.0 24 100.0 24 100.0 51

Pada tabel 5.3. terlihat bahwa responden yang memiliki tingkat stres ringan berjumlah 3 orang, dimana 2 orang (66.7%) merupakan penderita nyeri kepala primer tipe TTH dan 1 orang (33.3%) merupakan penderita nyeri kepala primer tipe migren. Responden yang memiliki tingkat stres sedang berjumlah 24 orang, dimana 16 orang (66.7%) merupakan penderita nyeri kepala primer tipe TTH dan 8 orang (33.3%) merupakan penderita nyeri kepala primer tipe migren. Sedangkan


(28)

(66.7%) merupakan penderita nyeri kepala primer tipe TTH dan 8 orang (33.3%) merupakan penderita nyeri kepala primer tipe migren.

5.1.3.3.Distribusi Frekuensi Nyeri Kepala Primer berdasarkan Jenis Kelamin Tabel 5.4. Distribusi Frekuensi Nyeri Kepala Primer

berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin

Nyeri Kepala Primer Jumlah

Responden

TTH Migren

n % n % n

Laki-laki 12 35.3 6 35.3 18

Perempuan 22 64.7 11 64.7 33

Total 34 100.0 17 100.0 51

Pada tabel 5.4. terlihat bahwa responden yang mengalami TTH berjumlah 34 orang, dimana 12 orang (35.3%) dengan jenis kelamin laki-laki dan 22 orang (64.7%) dengan jenis kelamin perempuan. Sedangkan pada responden yang mengalami Migren berjumlah 18 orang dengan 6 orang (35.3%) berjenis kelamin laki-laki dan 11 orang (64.7%) berjenis kelamin perempuan.

5.1.3.4. Distribusi Frekuensi Tingkat Stres berdasarkan Jenis Kelamin Tabel 5.5. Distribusi Frekuensi Tingkat Stres

berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin

Tingkat Stres Jumlah

Responden

Ringan Sedang Berat

n % n % N % n

Laki-laki 1 33.3 8 33.3 9 37.5 18

Perempuan 2 66.7 16 66.7 15 62.5 33


(29)

Pada tabel 5.5. terlihat bahwa responden yang memiliki tingkat stres ringan berjumlah 3 orang, dimana 2 orang (66.7%) dengan jenis kelamin perempuan dan 1 orang (33.3%) dengan jenis kelamin laki-laki. Pada responden yang memiliki tingkat stres sedang berjumlah 24 orang, dimana 8 orang (33.3%) dengan jenis kelamin laki-laki dan 16 orang (66.7%) dengan jenis kelamin perempuan. Sedangkan pada responden yang memiliki tingkat stres berat berjumlah 24 orang, dimana 9 orang (37.5%) dengan jenis kelamin laki-laki dan 15 orang (62.5%) dengan jenis kelamin perempuan.

5.2. Pembahasan

Hasil penelitian terhadap persentase nyeri kepala primer pada tabel 5.2. menunjukkan bahwa sebagian besar responden merupakan penderita nyeri kepala primer tipe TTH, yaitu 34 orang atau sebesar 66.7%. Hal ini sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Young-Il Rho dkk di Korea Selatan, dimana hasil yang didapat menunjukkan persentase TTH lebih besar dibandingkan dengan migren.26

Berdasarkan tabel 5.3., terlihat bahwa baik penderita nyeri kepala primer tipe TTH maupun migren, terdapat peningkatan jumlah penderita antara tingkat stres ringan (3 orang) dengan tingkat stres sedang maupun berat (masing-masing 24 orang). Hal ini sesuai dengan penelitian Yokohama dkk di Jepang, dimana mereka mendapatkan hasil bahwa semakin berat tingkat stres maka jumlah penderita nyeri kepala primer semakin banyak.27 Ini dikarenakan apabila seseorang mengalami stres, maka timbul respon tubuh secara biologis dan psikologis yang mengaktivasi hypothalamaic-pituitary-adrenal axis (HPA) dan sistem saraf simpatis berupa sekresi corticotrophin-releasing hormone (CRH), adrenocorticotropic hormone (ACTH) dan beta endorphin. Sekresi ACTH akan mengaktivasi adrenal gland untuk mensekresi kortisol. Respon tubuh terhadap sekresi kortisol dianggap memiliki peranan utama terhadap tercetusnya nyeri kepala.28


(30)

maupun migren lebih tinggi pada perempuan dibanding laki-laki, dimana tipe TTH diderita 22 orang (64.7%) dan migren diderita 11 orang (66.7%). Ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Astrid Milde-Busch dkk di Jerman, dimana mereka mendapatkan hasil dimana persentase perempuan lebih tinggi dari laki-laki.29 Dari berbagai hipotesa yang berkembang, dinyatakan bahwa perempuan lebih banyak menderita nyeri kepala primer akibat adanya perubahan hormonal didalam tubuh wanita sehubungan dengan adanya siklus menstruasi, kehamilan, penggunaan kontrasepsi, menopause dan penggunaan hormonal replacement therapy (HRT).30

Pada penelitian kali ini sesuai tabel 5.5. didapatkan bahwa responden yang memiliki tingkat stres berdasarkan jenis kelamin lebih tinggi pada responden perempuan, mulai dari stres ringan (66.7%), sedang (66.7%) maupun berat (62.5%), dibandingkan dengan laki-laki. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Mark W. Durm dan Patricia Glaze di Universitas Athens State, dimana hasil penelitian mereka menunjukan bahwa perempuan memiliki tingkat stres yang lebih tinggi dibanding laki-laki.31 Pada perempuan, dijumpai aktivitasi hypothalamaic-pituitary-adrenal axis (HPA) yang lebih besar dibanding laki-laki sehingga disimpulkan bahwa perempuan akan memiliki tingkat stres lebih tinggi yang berujung ke depresi.32


(31)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Berdasarkan tujuan dan hasil penelitian, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Nyeri kepala primer pada mahasiswa FK USU yang paling banyak adalah tipe TTH.

2. Beratnya tingkat stres berbanding lurus dengan banyaknya jumlah penderita nyeri kepala primer, baik TTH maupun migren.

3. Penderita nyeri kepala primer baik tipe TTH maupun migren kebanyakan dijumpai pada perempuan.

4. Perempuan lebih banyak yang mengalami stres dibanding laki-laki, baik stres ringan, sedang, maupun berat.

6.2. Saran

Adapun saran yang diberikan peneliti berkaitan dengan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk pihak Fakultas, hendaknya menyediakan program kesehatan mental seperti konseling agar mahasiswa dapat memahami tentang permasalahannya dan beradaptasi terhadap berbagai stresor yang ada.

2. Untuk peneliti berikutnya, diharapkan dapat mencari hubungan antara nyeri kepala primer dengan stres.

3. Untuk penelitian berikutnya, diharapkan dapat dijadikan pedoman dalam melakukan penelitian selanjutnya dengan memperluas variabel-variabel lainnya.


(32)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Stres 2.1.1. Definisi

Stres dapat diartikan sebagai suatu kondisi yang menekan diri individu yang disebabkan oleh ketidakseimbangan antara kemampuan yang dimiliki dengan tuntutan yang ada.12 Dimana tuntutan akibat stres dapat menyebabkan ketegangan, kecemasan, kebutuhan energi, usaha fisiologis dan psikologis.13

Stres merupakan respon fisiologis, psikologis dan perilaku dimana individu berusaha untuk beradaptasi dan mengatur tekanan internal maupun eksternal.14

Stres adalah suatu pengalaman emosional negatif yang disertai perubahan biokimia, fisiologi, dan perilaku yang dapat disertai suatu usaha untuk mengubah kejadian stres tersebut.15

2.1.2. Klasifikasi

Stres terbagi menjadi dua golongan, didasarkan atas persepsi individu terhadap stres yang dialaminya.12

2.1.2.1. Distress (stres negatif)

Distress merupakan stres yang merusak atau bersifat tidak menyenangkan. Stres dirasakan sebagai suatu keadaan dimana individu mengalami rasa cemas, ketakutan, khawatir, atau gelisah. Sehingga individu mengalami keadaaan psikologis yang negatif, menyakitkan, dan timbul keinginan untuk menghindarinya. 2.1.2.2. Eustress (stres positif)

Eustress bersifat menyenangkan dan merupakan pengalaman yang memuaskan. Fase joy of stress untuk mengungkapkan hal-hal yang bersifat positif


(33)

yang timbul dari adanya stres. Eustress dapat meningkatkan kesiagaan mental, kewaspadaan, kognisi, dan performansi individu. Eustress juga dapat meningkatkan motivasi individu untuk menciptakan sesuatu, misalnya seperti karya seni.

2.1.3. Stresor

Kondisi fisik, lingkungan dan sosial yang merupakan penyebab dari kondisi stres.12 Istilah stresor diperkenalkan pertama kali oleh Hans Selye. Situasi, kejadian, atau objek apapun yang menimbulkan tuntutan dalam tubuh dan penyebab reaksi psikologis ini disebut stresor.16 Stresor dapat berwujud atau berbentuk fisik, seperti polusi udara dan dapat juga berkaitan dengan lingkungan sosial, seperti interaksi sosial. Pikiran ataupun perasaan individu sendiri yang dianggap sebagai suatu ancaman baik yang nyata maupun imajinasi dapat juga menjadi stressor.

Lazarus & Cohen16 mengklasifikasikan stresor ke dalam tiga kategori, yaitu: 1. Cataclysmic events

Fenomena besar atau tiba-tiba terjadi, kejadian-kejadian penting yang mempengaruhi banyak orang, seperti bencana alam.

2. Personal stressors

Kejadian-kejadian penting yang mempengaruhi sedikit orang atau sejumlah orang tertentu, seperti krisis keluarga.

3. Background stressors

Pertikaian atau permasalahan yang biasa terjadi setiap hari, seperti masalah dalam pekerjaan dan rutinitas pekerjaan.


(34)

Ada beberapa jenis-jenis stresor psikologis 17 yaitu : 1. Tekanan (Pressure)

Tekanan terjadi karena adanya suatu tuntutan untuk mencapai sasaran atau tujuan tertentu maupun tuntutan tingkah laku tertentu. Secara umum, tekanan mendorong individu untuk meningkatkan peforma, mengintensifkan usaha atau mengubah sasaran tingkah laku. Tekanan sering ditemui dalam kehidupan sehari-hari dan memiliki bentuk yang berbeda-beda pada setiap individu. Tekanan dalam beberapa kasus tertentu dapat menghabiskan sumber-sumber daya yang dimiliki dalam proses pencapaian sasarannya, bahkan bila berlebihan dapat mengarah pada perilaku maladaptive. Tekanan dapat berasal dari sumber internal atau eksternal atau kombinasi dari keduanya. Tekanan internal misalnya adalah sistem nilai, self esteem, konsep diri dan komitmen personal. Tekanan eksternal misalnya berupa tekanan waktu atau peran yang harus dijalani seseorang, atau juga dapat berupa kompetisi dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat antara lain dalam pekerjaan, sekolah dan mendapatkan pasangan hidup.

2. Frustrasi

Frustrasi dapat terjadi apabila usaha individu untuk mencapai sasaran tertentu mendapat hambatan atau hilangnya kesempatan dalam mendapatkan hasil yang diinginkan. Frustrasi juga dapat diartikan sebagai efek psikologis terhadap situasi yang mengancam, seperti misalnya timbul reaksi marah, penolakan maupun depresi.

3. Konflik

Konflik terjadi ketika individu berada dalam tekanan dan merespon langsung terhadap dua atau lebih dorongan, juga munculnya dua kebutuhan maupun motif yang berbeda dalam waktu bersamaan. Ada 3 jenis konflik yaitu 17 : a. Approach-approach conflict, terjadi apabila individu harus memilih satu


(35)

yang sulit menentukan keputusan diantara dua plihan karir yang sama-sama diinginkan. Stres muncul akibat hilangnya kesempatan untuk menikmati alternatif yang tidak diambil. Jenis konflik ini biasanya sangat mudah dan cepat diselesaikan.

b. Avoidance-avoidance conflict, terjadi bila individu dihadapkan pada dua pilihan yang sama-sama tidak disenangi, misalnya wanita muda yang hamil diluar nikah, di satu sisi ia tidak ingin aborsi tapi disisi lain ia belum mampu secara mental dan finansial untuk membesarkan anaknya nanti. Konflik jenis ini lebih sulit diputuskan dan memerlukan lebih banyak tenaga dan waktu untuk menyelesaikannya karena masing-masing alternatif memiliki konsekuensi yang tidak menyenangkan.

c. Approach-avoidance conflict, adalah situasi di mana individu merasa tertarik sekaligus tidak menyukai atau ingin menghindar dari seseorang atau suatu objek yang sama, misalnya seseorang yang berniat berhenti merokok, karena khawatir merusak kesehatannya tetapi ia tidak dapat membayangkan sisa hidupnya kelak tanpa rokok.

2.1.4. Manifestasi Klinis

Stres dapat menghasilkan berbagai respon. Berbagai peneliti telah membuktikan bahwa respon-respon tersebut dapat berguna sebagai indikator terjadinya stres pada individu, dan mengukur tingkat stres yang dialami individu. Respon stres dapat terlihat dalam berbagai aspek yaitu 17:

a. Respon fisiologis, dapat ditandai dengan meningkatnya tekanan darah, detak jantung, detak nadi, dan sistem pernapasan.

b. Respon kognitif, dapat terlihat dari terganggunya proses kognitif individu, seperti pikiran menjadi kacau, menurunnya daya konsentrasi, pikiran berulang, dan pikiran tidak wajar.


(36)

d. Respon tingkah laku, dapat dibedakan menjadi fight, yaitu melawan situasi yang menekan, dan flight, yaitu menghindari situasi yang menekan.

Gejala–gejala lain yang dapat dilihat dari orang yang sedang mengalami stres antara lain:

a. Cemas b. Depresi

c. Makan berlebihan d. Berpikiran Negatif e. Tidur Berlebihan f. Diare

g. Konstipasi atau sembelit h. Kelelahan yang terus menerus i. Sakit kepala

j. Kehilangan Nafsu Makan k. Marah

l. Tegang

m. Mudah Tersinggung n. Gatal-gatal

o. Alergi p. Merokok

q. Nyeri persendian r. Berdebar-debar s. Sesak napas

Apabila seseorang mengalami satu atau lebih dari gejala-gejala di atas, maka kemungkinan orang tersebut mengalami stres. Stres juga dapat dilihat dari perubahan-perubahan yang terjadi pada anggota tubuh, diantaranya17:

a. Rambut

Warna rambut yang semula hitam pekat, lambat laun mengalami perubahan warna menjadi kecoklat-coklatan serta kusam. Ubanan (rambut memutih) terjadi sebelum waktunya, demikian pula dengan kerontokan rambut.


(37)

b. Mata

Ketajaman mata seringkali terganggu misalnya kalau membaca tidak jelas karena kabur. Hal ini disebabkan karena otot-otot bola mata mengalami kekenduran atau sebaliknya sehingga mempengaruhi fokus lensa mata.

c. Telinga

Pendengaran seringkali terganggu dengan suara berdenging (tinitus). d. Daya pikir

Kemampuan bepikir dan mengingat serta konsentrasi menurun. Orang menjadi pelupa dan seringkali mengeluh sakit kepala dan pusing.

e. Ekspresi wajah

Wajah seseorang yang stres nampak tegang, dahi berkerut, mimik nampak serius, tidak santai, bicara berat, sukar untuk senyum atau tertawa dan kulit muka kedutan (tic facialis).

f. Mulut dan bibir terasa kering

Selain daripada itu pada tenggorokan seolah-olah ada ganjalan sehingga ia sukar menelan, hal ini disebabkan karena otot-otot lingkar di tenggorokan mengalami spasme (muscle cramps) sehingga terasa seperti tercekik.

g. Kulit

Pada orang yang mengalami stres reaksi kulit bermacam-macam, pada kulit dari sebahagian tubuh terasa panas atau dingin atau keringat berlebihan. Reaksi lain kelembaban kulit yang berubah, kulit menjadi lebih kering. Selain daripada itu perubahan kulit lainnya adalah merupakan penyakit kulit, seperti munculnya eksim, urtikaria, gatal-gatal dan pada kulit muka seringkali timbul jerawat (acne) berlebihan; juga sering dijumpai kedua belah tapak tangan dan kaki berkeringat.


(38)

h. Sistem Pernafasan

Pernafasan seseorang yang sedang mengalami stres dapat terganggu misalnya nafas terasa berat dan sesak disebabkan terjadi penyempitan pada saluran pernafasan mulai dari hidung, tenggorokan dan otot-otot rongga dada. Nafas terasa sesak dan berat dikarenakan otot-otot rongga dada (otot-otot antar tulang iga) mengalami spasme dan tidak atau kurang elastis sebagaimana biasanya. Sehingga ia harus mengeluarkan tenaga ekstra untuk menarik nafas. Stres juga dapat memicu timbulnya penyakit asma (asthma bronchiale) disebabkan karena otot-otot pada saluran nafas paruparu juga mengalami spasme.

i. Sistem Kardiovaskular

Sistem jantung dan pembuluh darah atau kardiovaskuler dapat terganggu faalnya karena stres. Misalnya, jantung berdebar-debar, pembuluh darah melebar (dilatation) atau menyempit (constriction) sehingga yang bersangkutan nampak mukanya merah atau pucat. Pembuluh darah tepi (perifer) terutama di bagian ujung jari-jari tangan atau kaki juga menyempit sehingga terasa dingin dan kesemutan. Selain daripada itu sebahagian atau seluruh tubuh terasa panas (subfebril) atau sebaliknya terasa dingin.

j. Sistem Pencernaan

Orang yang mengalami stres seringkali mengalami gangguan pada sistem pencernaannya. Misalnya, pada lambung terasa kembung, mual dan pedih; hal ini disebabkan karena asam lambung yang berlebihan (hiperacidity). Dalam istilah kedokteran disebut gastritis atau dalam istilah awam dikenal dengan sebutan penyakit maag. Selain gangguan pada lambung tadi, gangguan juga dapat terjadi pada usus, sehingga yang bersangkutan merasakan perutnya mulas, sukar buang air besar atau sebaliknya sering diare.

k. Sistem Perkemihan.

Orang yang sedang menderita stres faal perkemihan (air seni) dapat juga terganggu. Yang sering dikeluhkan orang adalah frekuensi untuk buang air kecil lebih sering dari biasanya, meskipun ia bukan penderita diabetes mellitus.


(39)

l. Sistem Otot dan tulang

Stres dapat pula menjelma dalam bentuk keluhan-keluhan pada otot dan tulang (musculoskeletal). Yang bersangkutan sering mengeluh otot terasa sakit seperti ditusuk-tusuk, pegal dan tegang. Selain daripada itu keluhan-keluhan pada tulang persendian sering pula dialami, misalnya rasa ngilu atau rasa kaku bila menggerakan anggota tubuhnya. Masyarakat awam sering mengenal gejala ini

sebagai keluhan “pegal-linu”.

m. Sistem Endokrin

Gangguan pada sistem endokrin (hormonal) pada mereka yang mengalami stres adalah kadar gula yang meninggi, dan bila hal ini berkepanjangan bisa mengakibatkan yang bersangkutan menderita diabetes melitus; gangguan hormonal lain misalnya pada wanita adalah gangguan menstruasi yang tidak teratur disertai rasa sakit (dysmenorrhea).

2.1.5. Respon terhadap Stres 2.1.5.1. Aspek Fisiologis

Walter Canon memberikan deskripsi mengenai bagaimana reaksi tubuh terhadap suatu peristiwa yang mengancam. Ia menyebut reaksi tersebut sebagai fight-or-flight response karena respon fisiologis mempersiapkan individu untuk menghadapi atau menghindari situasi yang mengancam tersebut. Fight-or-flight response menyebabkan individu dapat berespon dengan cepat terhadap situasi yang mengancam. Akan tetapi bila arousal yang tinggi terus menerus muncul dapat membahayakan kesehatan individu.18

Selye mempelajari akibat yang diperoleh bila stresor terus - menerus muncul yang dikenal dengan istilah General Adaptation Syndrome (GAS) yang terdiri dari rangkaian reaksi fisiologis terhadap stresor :


(40)

1. Alarm Reaction

Tahapan pertama ini mirip dengan fight-or-flight response. Pada tahapan ini arousal yang terjadi pada tubuh organisme berada di bawah normal yang untuk selanjutnya meningkat diatas normal. Pada akhir tahapan ini, tubuh melindungi organisme terhadap stresor. Tapi tubuh tidak dapat mempertahankan intesitas arousal dari alarm reaction dalam waktu yang sangat lama.

2. Stage of Resistance

Arousal masih tinggi, tubuh masih terus bertahan untuk melawan dan beradaptasi dengan stresor. Respon fisiologis menurun, tetapi masih tetap lebih tinggi dibandingkan dengan kondisi normal.

3. Stage of Exhaustion

Respon fisiologis masih terus berlangsung. Hal ini dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh dan menguras energi tubuh. Sehingga terjadi kelelahan pada tubuh. Stresor yang terus terjadi akan mengakibatkan penyakit dan kerusakan fisiologis dan dapat menyebabkan kematian.

2.1.5.2. Aspek Psikologis

Reaksi psikologis terhadap stres dapat meliputi18 : 1. Kognisi

Stres dapat melemahkan ingatan dan perhatian dalam aktivitas kognitif. Stresor berupa kebisingan dapat menyebabkan defisit kognitif pada anak-anak. Kognisi juga dapat berpengaruh dalam stres. Baum mengatakan bahwa individu yang terus menerus memikirkan stresor dapat menimbulkan stres yang lebih parah terhadap stresor.

2. Emosi

Emosi cenderung terkait dengan stres. Individu sering menggunakan keadaan emosionalnya untuk mengevaluasi stres. Proses penilaian kognitif dapat


(41)

mempengaruhi stres dan pengalaman emosi. Reaksi emosional terhadap stres yaitu rasa takut, phobia, kecemasan, depresi, perasaan sedih, dan marah. 3. Perilaku Sosial

Stres dapat mengubah perilaku individu terhadap orang lain. Individu dapat berperilaku menjadi positif maupun negatif. Bencana alam dapat membuat individu berperilaku lebih kooperatif, dalam situasi lain, individu dapat mengembangkan sikap bermusuhan. Stres yang diikuti dengan marah menyebabkan perilaku sosial negatif cenderung meningkat sehingga dapat menimbulkan perilaku agresif. Stres juga dapat mempengaruhi perilaku membantu pada individu.

2.2. Nyeri Kepala Primer 2.2.1. Definisi

Nyeri kepala atau headache adalah rasa nyeri pada seluruh daerah kepala dengan batas bawah dari dagu sampai ke daerah belakang kepala (area oksipital dan sebagian daerah tengkuk). Nyeri kepala primer adalah nyeri kepala yang tidak jelas atau tidak terdapat adanya kelainan anatomi atau kelainan struktur. Nyeri kepala primer yang utama berdasarkan The International Classification of Headache Disorders edisi 3 tahun 2013 (ICHD-3) terdiri atas 19:

 Nyeri Kepala Tipe Migren

Merupakan nyeri kepala akibat gangguan pembuluh darah yang biasanya bersifat unilateral dan berdenyut. Seringkali disertai dengan keluhan mual, muntah, fotofobia dan fonofobia.

 Nyeri Kepala Tipe Tegang

Didefinisikan sebagai nyeri kepala berulang dengan jenis nyeri berupa rasa tertekan atau diikat, dirasakan diseluruh kepala yang tidak dipicu oleh aktivitas fisik dan gejala penyerta nya tidak menonjol.


(42)

2.2.2. Patofisiologi

Nyeri kepala dapat ditimbulkan oleh karena : 20,21,22

1. Inflamasi pada struktur bangunan peka nyeri intrakranial maupun ekstrakranial, ditandai dengan pelepasan kaskade zat substansi dari berbagai neuron di sekitar daerah injury, dimana makrofag melepaskan sitokin yaitu interleukin IL-1, IL-6, tumor necrosis factor/TNF-g, dan nerve growth factor/NGF, neuron yang rusak melepaskan adenosin trifosfat/ATP dan proton, sel mast melepaskan histamin, prostaglandin, serotonin, dan asam arakidonat yang memiliki kemampuan melakukan sensitisasi terminal neuron. Terjadi pula proses upregulasi beberapa reseptor yaitu VR-1, sensory specific sodium/SNS-1, SNS-2, dan peptida yaitu calcitonine gene related protein/CGRP dan substansi P. Nyeri akibat inflamasi disebabkan oleh sensitisasi sentral dan peningkatan input noxious perifer. Sebagai penambah pencetus sensitisasi dari aferen primer, proses inflamasi menghasilkan sinyal kimiawi yang memasuki darah dan menembus susunan saraf pusat untuk menghasilkan IL-1a dan ekspresi cyclooxigenase/ COX di susunan saraf pusat. Aktivitas COX merangsang produksi prostaglandin (PGE2) di daerah injury dan setelah diinduksi di susunan saraf pusat. Hal ini berkontribusi terhadap perkembangan nyeri inflamasi.

2. Inflamasi neurogenik steril selanjutnya akan mengakibatkan proses vasodilatasi dan ekstravasasi plasma protein yang mengikuti pelepasan peptida vasoaktif CGRP, substansi P, dan neurokinin/NKA dari nerve ending.

3. Aktivasi mekanoreseptor pada ujung terminal saraf sensoris vaskuler untuk melepaskan L-glutamat dan aktivasi termoreseptor.

4. Distensi atau dilatasi pembuluh darah intrakranial dan ekstrakranial.

5. Traksi pada arteri sirkulus Willisii, sinus venosus dan vena-vena yang mensuplai sinus tersebut, dan arteri meningea media.

6. Pergeseran bangunan peka nyeri karena suatu desakan (massa, kista, oedema perifokal, dan sebagainya).


(43)

7. Peningkatan TIK yang terjadi melalui dua mekanisme dasar yaitu bertambahnya volume otak dan adanya obstruksi CSS dan sistem vena. 8. Kontraksi kronik otot-otot kepala dan leher.

9. Tekanan langsung pada saraf-saraf yang mengandung serabut-serabut untuk rasa nyeri di daerah kepala.

Semua penyebab nyeri kepala ini menyebabkan terjadinya sensitisasi sentral di nosiseptor meningeal dan neuron ganglion trigeminale, sehingga muncul persepsi nyeri kepala.21

Pemberian rangsang pada struktur peka nyeri yang terletak di tentorium serebelli maupun di atasnya, akan timbul rasa nyeri menjalar pada daerah di depan batas garis vertikal yang ditarik dari kedua telinga kiri dan kanan melewati puncak kepala (frontotemporal dan parietal anterior). Rasa nyeri ini ditransmisi oleh nervus trigeminus. Sedangkan rangsangan terhadap struktur peka nyeri di bawah tentorium serebeli, yaitu pada fossa kranii posterior, radiks servikalis bagian atas dengan cabang-cabang saraf perifernya akan menimbulkan nyeri di daerah belakang garis tersebut di atas (oksipital, sub oksipital, servikal bagian atas). Nyeri ini ditransmisi oleh nervus IX, X, dan saraf spinal C1, C2, C3. Kadang- kadang radiks servikalis bagian atas dapat menjalarkan nyeri ke frontal dan mata ipsilateral melalui refleks Trigeminoservikal. Refleks ini dapat dibuktikan dengan cara pemberian stimulasi pada nervus supraorbital dan direkam dengan pemasangan elektrode pada otot sternokleidomastoideus. Input eksteroseptif dan nosiseptif refleks Trigeminoservikal ditransmisikan melalui rute polisinaptik, termasuk nukleus spinal trigeminal lalu mencapai motorneuron servikal. Hal ini menunjukkan adanya hubungan erat antara inti-inti trigeminus dengan radiks dorsalis segmen servikal atas sehingga menunjukkan bahwa nyeri di daerah leher dapat dirasakan atau diteruskan ke arah kepala atau sebaliknya. Refleks ini juga menunjukkan adanya keterlibatan batang otak yaitu dengan munculnya rasa nyeri kepala, nausea dan muntah. 21


(44)

2.2.3. Diagnosa

2.2.3.1.Nyeri Kepala Tipe Migren

Untuk mendiagnosa migren, maka digunakan kriteria International Headache Society yaitu jika seseorang mengalami 5 atau lebih serangan sakit kepala tanpa aura (atau serangan dengan aura) yang sembuh dalam 4 sampai 72 jam tanpa pengobatan dan diikuti dengan gejala mual, muntah, atau sensitif terhadap sinar dan suara.19

Kriteria diagnosis bagi migren tanpa aura dikemukakan oleh IHS sekurang-kurangnya terdapat 5 serangan, diantaranya :

a. Nyeri kepala berlangsung 4-72 jam (bila tidak diobati atau pengobatan gagal) b. Nyeri kepala sekurang-kurangnya memenuhi 2 kriteria:

 Lokasi unilateral  Sifat berdenyut

 Intensitas nyeri sedang atau berat

 Agravasi (bertambah berat) atau mengganggu aktivitas.

c. Sewaktu nyeri nyeri kepala terdapat sekurang-kurangnya satu gejala :  Nausea dan/atau muntah

 Fotofobia dan fonofobia d. Tidak disebabkan gejala lain

Kriteria diagnosis bagi migren dengan aura dikemukakan oleh IHS sekurangnya terdapat 2 serangan, diantaranya:

a. Aura terdiri dari satu gejala berikut (tanpa kelemahan motorik) :

 Gejala visual: cahaya berkunang-kunang, bercak atau garis, atau penglihatan hilang

 Gejala sensoris: kebas atau rasa baal  Gejala gangguan bicara

b. Sekurangnya ada 2 gejala berikut:


(45)

 Sekurangnya 1 gejala aura yang muncul gradual ≥ 5 menit dan/atau berbagai gejala aura muncul berurutan selama ≥ 5 menit

 Tiap gejala berlangsung ≥ 5 menit, namun ≤ 60 menit

c. Nyeri kepala mulai sewaktu aura atau mengikuti aura dalam waktu 60 menit d. Tidak disebabkan oleh gangguan lain

2.2.3.2.Nyeri Kepala Tipe Tegang

Nyeri Kepala Tipe Tegang harus memenuhi syarat yaitu sekurang-kurangnya dua dari berikut ini :

a. Adanya sensasi tertekan/terjepit b. Intensitas ringan ± sedang, c. Lokasi bilateral

d. Tidak diperburuk aktivitas. e. Tidak dijumpai mual muntah

f. Tidak ada salah satu dari fotofobia dan fonofobia.

Gejala klinis dapat berupa nyeri ringan - sedang, tumpul seperti ditekan atau diikat, tidak berdenyut, menyeluruh, nyeri lebih hebat pada daerah kulit kepala, oksipital, dan belakang leher, terjadi spontan, memburuk oleh stress, insomnia, kelelahan kronis, iritabilitas, gangguan konsentrasi, kadang vertigo, dan rasa tidak nyaman pada bagian leher, rahang serta daerah temporomandibular.

2.2.4. Tatalaksana

Untuk migren, pasien akan merasa lebih nyaman berbaring di ruangan gelap dan tidur. Analgesik sederhana seperti parasetamol atau aspirin diberikan dengan kombinasi antiemetic. Episode yang tidak responsive dengan terapi di atas dapat diberikan ergotamin, suatu vasokonstriktor poten atau sumatriptan, agonis reseptor selektif 5-HT yang dapat diberikan subkutan, intranasal atau oral. Kedua obat tersebut memiliki kelemahan. Alkaloid ergot dapat menimbulkan keracunan akut


(46)

Terapi untuk nyeri kepala tipe tegang biasanya tidak memuaskan. Beberapa pasien mungkin merasa lebih baik jika diyakinkan tidak ada penyakit dasar, tetapi hal ini kurang membantu jika pola pikir atau pola perilaku pasien tidak kooperatif. Jika kemungkinan besar didasari oleh keadaan psikogenik, maka terapi trisiklik atau komponen lain selama 3-6 bulan dapat membantu.24

2.3. Kuisioner

2.3.1. ISMA (International Stress Management Association)

Kuisioner ini terdiri atas 25 butir pertanyaan dengan jawaban “Ya” dan

“Tidak”. Skor untuk masing-masing pertanyaan adalah 1 jika jawaban “Ya” dan 0

jika jawaban “Tidak”. Interpretasi dari hasil jumlah skor dari tiap pertanyaan adalah 26 :

 < 4 : Kecil kemungkinan subjek untuk menderita penyakit yang berhubungan dengan stres

 5 – 13 : Besar kemungkinan subjek untuk mengalami stres yang berhubungan dengan penyakit baik secara mental, fisik atau keduanya.

 > 14 : Sangat rentan terhadap stres dimana subjek menunjukkan banyak sekali ciri atau karakteristik perilaku yang tidak sehat. Ini berarti bahwa subjek lebih berpeluang untuk mengalami stres & penyakit terkait stres.

2.3.2. IHS Classification

Kuisioner ini diadaptasi dari HO K-H dan Ong BK-C dimana terdapat 13 pertanyaan. Interpretasi dari tiap jawaban adalah 25 :

Nyeri Kepala Tipe Tegang (Tension-Type Headache)

Subjek yang mengalami sepuluh atau lebih serangan dalam seumur hidup, yang berlangsung dari 30 menit sampai 7 hari tiap serangan dan disertai oleh setidaknya dua dari empat karakteristik nyeri : lokasi bilateral, tidak berdenyut, intensitas ringan sampai sedang, dan tidak terganggunya aktivitas rutin. Gejala


(47)

mual dan muntah tidak terkait, tapi bisa mencakup baik fotofobia atau fotofobia , tapi tidak keduanya.

 Nyeri Kepala Tipe Migren

Sekurang-kurangnya terdapat lima atau lebih serangan dalam seumur hidup , dengan masing-masing serangan berlangsung 4-72 jam dan disertai oleh dua dari empat karakteristik nyeri : lokasi unilateral , kualitas berdenyut , intensitas sedang sampai berat , dan gangguan terhadap aktivitas rutin. Selain itu, serangan harus disertai dengan setidaknya salah satu dari keluhan : mual atau muntah, atau keduanya fotofobia dan fonofobia.


(48)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Setiap orang pasti pernah mengalami stres dalam kehidupan sehari-hari nya, sebab stres merupakan hal yang tidak dapat dihindari dari kehidupan kita sebagai manusia. Cara individu dalam menyikapi kondisi stres pun berbeda-beda antara yang satu dengan lainnya. Hal itu tergantung dari pengalaman, kepribadian, serta kondisi lingkungan hidup individu tersebut. Stres dapat disebabkan oleh faktor dalam diri (internal) seperti kepribadian, kondisi mental-psikologis individu, serta pengalaman masa lalunya. Ataupun faktor lingkungan (eksternal) seperti kondisi dan situasi tempat tinggal.1

Istilah stres pertama kali diciptakan oleh seorang endokrinologi Hans Selye lebih dari 70 tahun yang lalu untuk menjelaskan tentang respon fisiologis adaptif terhadap ancaman emosional atau fisik (stresor) yang dialami oleh organisme (manusia) , baik yang nyata ataupun yang dirasakan. Ketika manusia mengalami suatu situasi yang mengancam, tubuh secara fisiologis akan mencetuskan fight or flight response yang didorong oleh aktivasi simpatik yang mengarah ke detak jantung dan pernafasan yang cepat, meningkatkan gairah , kewaspadaan , dan penghambatan sementara menghambat fungsi parasimpatik yang berhubungan dengan makan, pencernaan, pertumbuhan dan reproduksi.2

Stres akibat peristiwa traumatis ataupun akibat permasalahan merupakan hal yang sangat umum dalam kehidupan masyarakat. Dalam sebuah penelitian WHO di 21 negara, lebih dari 10 % responden melaporkan bahwa mereka menyaksikan kekerasan (21,8 %) atau mengalami kekerasan interpersonal (18,8 %) , kecelakaan (17,7 %) , paparan perang (16,2 %) atau trauma pada orang yang dicintai (12,5 %). Sebuah studi meta-analisis pasca - konflik menggunakan sampel representatif dan penilaian diagnostik penuh menemukan bahwa 15,4 % orang


(49)

dilaporkan mengalami gangguan pasca trauma stres (PTSD) dan 17,3 % dilaporkan mengalami depresi.3

Nyeri kepala berulang merupakan salah satu keluhan medis yang paling umum pada masa remaja, dengan prevalensi diperkirakan sekitar 10% untuk migren dan 15-20% untuk nyeri kepala tipe tegang (TTH) dalam studi berbasis populasi.4 Berdasarkan hasil studi cross-sectional berbasis populasi pada anak-anak dan remaja yang dilakukan oleh Mazzone dan rekan-rekan pada tahun 2006, didapati bahwa nyeri kepala berulang berhubungan dengan kecemasan dan depresi, serta dengan perhatian dan dalam menghadapi kesulitan.5 Nyeri kepala berulang dapat mempengaruhi semua aspek fungsional pada remaja termasuk keadaan afektif yang mengarah ke arah negatif serta meningkatkan masalah psikososial. Bahkan menurut laporan, kejadian bunuh diri lebih tinggi pada kalangan remaja dengan migrain dibandingkan dengan subjek yang non-migrain.6

Stres berat dan kurang tidur merupakan dua faktor pemicu paling umum yang menyebabkan nyeri kepala dalam studi retrospektif yang dilakukan oleh Martin PR dan rekan pada tahun 2009.7 Sekitar 80 % dari pasien migrain mengidentifikasi stres sebagai penyebab nyeri kepala yang akut.8 Dalam sebuah penelitian prospektif yang ambisius terkait pemicu nyeri kepala yang dilakukan oleh Wober dan rekan-rekan pada tahun 2007, didapati bahwa stres merupakan faktor pencetus yang signifikan dari nyeri kepala.9 Sejumlah kecil studi telah berusaha untuk menggunakan penanda stres yang fisiologis untuk memprediksi episode nyeri kepala berikutnya.10,11

Mengingat bahwa stres dan nyeri kepala merupakan kondisi yang sangat sering dikeluhkan oleh masyarakat umum, maka perlu dikaji seberapa berat keluhan stres akibat nyeri kepala. Berdasarkan kondisi permasalahan tersebut, peneliti tertarik untuk mengkajinya melalui penelitian tentang gambaran stres pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara (FK USU) dengan nyeri kepala primer.


(50)

1.2. Rumusan Masalah

Dengan mempertimbangkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan sebelumnya, peneliti merumuskan masalah yang akan diteliti, yaitu sebagai berikut:

“Bagaimana gambaran stres pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara dengan nyeri kepala primer?”.

1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui gambaran stres pada mahasiswa FK USU dengan nyeri kepala primer.

1.3.2. Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui persentase tipe nyeri kepala primer pada mahasiswa FK USU.

2. Untuk mengetahui tingkatan stres pada mahasiswa FK USU dengan nyeri kepala primer.

3. Untuk mengetahui perbandingan jenis kelamin pada mahasiswa FK USU dengan nyeri kepala primer.

4. Untuk mengetahui perbandingan jenis kelamin pada mahasiswa FK USU dengan tingkatan stres.

1.4. Manfaat Penelitian 1.4.1. Bagi Penelitian

Melalui penelitian ini, diharapkan hasil penelitian yang disajikan peneliti dapat digunakan sebagai bahan referensi selanjutnya bagi para peneliti lainnya di kemudian hari mengenai gambaran stres pada penderita nyeri kepala primer. 1.4.2. Bagi Pendidikan

Menambah pengetahuan dasar ilmiah mengenai gambaran stres pada penderita nyeri kepala primer, terutama mahasiswa.


(51)

1.4.3. Bagi Mahasiswa

Memberikan pengetahuan pada mahasiswa untuk memahami masalah tentang stres dan mengetahui cara pencegahan stress serta penanganan terhadap nyeri kepala primer.

1.4.4. Bagi Peneliti

Dapat memberikan kontribusi ilmiah, memberikan pengalaman meneliti, mengembangkan kemampuan di bidang penelitian, dan menambah kemampuan menganalisis suatu penelitian.


(52)

ABSTRAK

Pendahuluan: Nyeri kepala merupakan salah satu kondisi yang paling sering dikeluhkan oleh masyarakat saat ini. Gejala yang ditimbulkan dapat bersifat ringan sampai berat. Salah satu faktor tersering yang menyebabkan nyeri kepala adalah stres. Sebagai mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara dengan tuntutan prestasi akademik yang baik, jadwal yang padat serta pola tidur yang tidak teratur tentunya dapat menyebabkan mereka rentan mengalami stres..

Metode: Desain penelitian yang digunakan bersifat deskriptif cross-sectional. Responden penelitian merupakan seluruh mahasiswa FK USU stambuk 2014 yang terdiri atas 250 orang. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan total sampling, dimana sample dipilih sesuai dengan kriteria inklusi dan ekskulsi. Responden yang telah memenuhi syarat dan bersedia menjadi partisipan, selanjutnya akan menandatangani informed consent dan menjawab sesuai dengan pertanyaan yang ada di kuesioner. Data kemudian diolah dengan menggunakan perangkat lunak statistik komputer.

Hasil: Dari 250 mahasiswa, didapatkan 51 mahasiswa yang sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi. Hasil penelitian menunjukkan dari 51 mahasiswa dengan nyeri kepala primer, paling banyak merupakan perempuan yaitu dengan jumlah 33 orang (64.7%). Dari 51 mahasiswa tersebut, 34(66.7%) diantaranya merupakan penderita TTH dan sisanya merupakan penderita migren. Berdasarkan tingkat stres, mahasiswa dengan stres ringan berjumlah 3 orang (6%). Mahasiwa dengan stres sedang berjumlah 24 orang (47%). Sedangkan mahasiwa dengan stres berat berjumlah 24 orang (47%).

Kesimpulan: Nyeri kepala primer paling banyak dijumpai pada perempuan dan tipe yang paling sering adalah Tension-type headache (TTH). Peningkatan tingkat stres sebanding dengan peningkatan jumlah penderita nyeri kepala primer baik TTH maupun migren.


(53)

ABSTRACT

Introduction: Headache is one of the most complained conditions by the society nowadays. The symptoms may be mild to severe. One of the most common factors that can cause headache is stress. As a medical student in University of North Sumatera with high demands of academic achievement, hectic schedule and irregular sleep pattern, they surely will make them vurnerable to stress.

Methods: This study was a descriptive study with cross-sectional design. The subjects of this study were all of the 2014’s medical students which consist of 250 students. The sampling technique used in this study was the total sampling, in which subjects were based on the inclusion and exclusion criteria. Subjects who were qualified and willing to be a participant should sign the informed consent and answer according to the question in the questionnaire. Then, the data was analyzed using statistical software.

Results: Fifty one students out of 250 were found fulfilled the inclusion and exclusion criteria. The result showed 33(64.7%) out of 51 students who complained primary headache were female. From 51 students, 34(66.7%) of them suffered TTH and the rest suffered migraine. Based on the stress level, students with less stress were 3 people (6%), students with average level were 24 people (47%) and students with more stress were 24 people (47%).

Conclusion: Primary headache is mostly found in women and the most common type is Tension-Type Headache (TTH). Increased stress levels are proportional to an increasing number of patients with primary headache both TTH and migraine.


(54)

SKRIPSI

GAMBARAN STRES PADA MAHASISWA FAKULTAS

KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA DENGAN

NYERI KEPALA PRIMER

Oleh :

ERIC JANSEN

130100401

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2017


(55)

GAMBARAN STRES PADA MAHASISWA FAKULTAS

KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA DENGAN

NYERI KEPALA PRIMER

SKRIPSI

“Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh

kelulusan Sarjana Kedokteran”

Oleh :

ERIC JANSEN

130100401

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2017


(56)

(57)

ABSTRAK

Pendahuluan: Nyeri kepala merupakan salah satu kondisi yang paling sering dikeluhkan oleh masyarakat saat ini. Gejala yang ditimbulkan dapat bersifat ringan sampai berat. Salah satu faktor tersering yang menyebabkan nyeri kepala adalah stres. Sebagai mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara dengan tuntutan prestasi akademik yang baik, jadwal yang padat serta pola tidur yang tidak teratur tentunya dapat menyebabkan mereka rentan mengalami stres..

Metode: Desain penelitian yang digunakan bersifat deskriptif cross-sectional. Responden penelitian merupakan seluruh mahasiswa FK USU stambuk 2014 yang terdiri atas 250 orang. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan total sampling, dimana sample dipilih sesuai dengan kriteria inklusi dan ekskulsi. Responden yang telah memenuhi syarat dan bersedia menjadi partisipan, selanjutnya akan menandatangani informed consent dan menjawab sesuai dengan pertanyaan yang ada di kuesioner. Data kemudian diolah dengan menggunakan perangkat lunak statistik komputer.

Hasil: Dari 250 mahasiswa, didapatkan 51 mahasiswa yang sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi. Hasil penelitian menunjukkan dari 51 mahasiswa dengan nyeri kepala primer, paling banyak merupakan perempuan yaitu dengan jumlah 33 orang (64.7%). Dari 51 mahasiswa tersebut, 34(66.7%) diantaranya merupakan penderita TTH dan sisanya merupakan penderita migren. Berdasarkan tingkat stres, mahasiswa dengan stres ringan berjumlah 3 orang (6%). Mahasiwa dengan stres sedang berjumlah 24 orang (47%). Sedangkan mahasiwa dengan stres berat berjumlah 24 orang (47%).

Kesimpulan: Nyeri kepala primer paling banyak dijumpai pada perempuan dan tipe yang paling sering adalah Tension-type headache (TTH). Peningkatan tingkat stres sebanding dengan peningkatan jumlah penderita nyeri kepala primer baik TTH maupun migren.


(58)

ABSTRACT

Introduction: Headache is one of the most complained conditions by the society nowadays. The symptoms may be mild to severe. One of the most common factors that can cause headache is stress. As a medical student in University of North Sumatera with high demands of academic achievement, hectic schedule and irregular sleep pattern, they surely will make them vurnerable to stress.

Methods: This study was a descriptive study with cross-sectional design. The subjects of this study were all of the 2014’s medical students which consist of 250 students. The sampling technique used in this study was the total sampling, in which subjects were based on the inclusion and exclusion criteria. Subjects who were qualified and willing to be a participant should sign the informed consent and answer according to the question in the questionnaire. Then, the data was analyzed using statistical software.

Results: Fifty one students out of 250 were found fulfilled the inclusion and exclusion criteria. The result showed 33(64.7%) out of 51 students who complained primary headache were female. From 51 students, 34(66.7%) of them suffered TTH and the rest suffered migraine. Based on the stress level, students with less stress were 3 people (6%), students with average level were 24 people (47%) and students with more stress were 24 people (47%).

Conclusion: Primary headache is mostly found in women and the most common type is Tension-Type Headache (TTH). Increased stress levels are proportional to an increasing number of patients with primary headache both TTH and migraine.


(59)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang senantiasa memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini tepat pada waktunya, sebagai salah satu syarat untuk mencapai kelulusan sarjana kedokteran Program Studi Pendidikan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

Adapun tujuan penulisan skripsi ini adalah untuk memaparkan landasan pemikiran dan segala konsep menyangkut penelitian yang akan dilaksanakan. Penelitian yang dilaksanakan ini berjudul “Gambaran Stres pada mahasiwa Fakultas Kedokteran Sumatera Utara dengan Nyeri Kepala Primer”.

Penulis menyadari bahwa sangatlah sulit untuk menyelesaikan skripsi ini tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu, dengan segala rasa hormat, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Runtung Sitepu, S.H., M.Hum, selaku rektor Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Dr. dr. Aldy Safruddin Rambe, Sp.S (K), selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak dr. Rusli Dhanu, Sp.S(K), selaku Dosen Pembimbing I yang telah memberikan banyak arahan dan masukan bagi penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.

4. Ibu dr. Irina Kemala Nasution, M.Ked(Neu), Sp.S, selaku Dosen Pembimbing II yang telah memberikan banyak arahan dan masukan bagi penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.

5. Ibu dr. T Siti Harilza Zubaidah, M.Ked(Oph), Sp.M, selaku Ketua Penguji yang telah memberikan petunjuk-petunjuk serta nasihat-nasihat dalam penyempurnaan skripsi ini.


(60)

7. Ibu dr. Ramona Dumasari Lubis, Sp.KK, selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah membimbing selama menempuh pendidikan.

8. Seluruh staf pengajar dan civitas akademika Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara atas bimbingan selama perkuliahan hingga penyelesaian studi dan juga penulisan skripsi ini.

9. Seluruh responden yang telah sukarela meluangkan waktunya mengisi kuesioner yang telah disediakan sehingga penelitian ini dapat berjalan dengan lancar.

10.Orang tua penulis yang telah membesarkan penuh dengan kasih sayang dan tiada bosan-bosannya mendoakan serta memberikan semangat kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi dan pendidikan.

11.Rekan satu tim bimbingan penelitian Hendri Yudistira Yanis yang telah meluangkan waktu, tenaga, pikiran, saran, kritik, dukungan materi dan moril dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.

12.Semua pihak yang telah membantu baik dalam bentuk moril maupun materil yang namanya tidak dapat disebutkan oleh penulis satu per satu. Penulis memahami sepenuhnya bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, baik dari segi materi yang disampaikan maupun tata cara penulisannya. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati, segala saran dan kritik yang membangun dari pembaca sangatlah diharapkan guna menyempurnakan hasil penelitian skripsi ini.

Medan, 7 Desember 2016


(61)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN PERSETUJUAN ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR SINGKATAN ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 3

1.3. Tujuan Penelitian ... 3

1.3.1. Tujuan Umum ... 3

1.3.2. Tujuan Khusus ... 3

1.4. Manfaat Penelitian ... 3

1.4.1. Bagi Penelitian ... 3

1.4.2. Bagi Pendidikan ... 4

1.4.3. Bagi Mahasiswa ... 4

1.4.4. Bagi Peneliti ... 4

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... 5

2.1. Stres ... 5

2.1.1. Definisi ... 5

2.1.2. Klasifikasi ... 5

2.1.2.1.Distress ... 5

2.1.2.2. Eustress ... 6

2.1.3. Stresor ... 6

2.1.4. Manifestasi Klinis ... 8

2.1.5. Respon terhadap Stres ... 13

2.1.5.1. Aspek Fisiologis ... 13

2.1.5.2. Aspek Psikologis ... 14

2.2. Nyeri Kepala Primer ... 15


(62)

2.2.3. Diagnosa ... 17

2.2.3.1. Nyeri Kepala Tipe Migren ... 17

2.2.3.2. Nyeri Kepala Tipe Tegang ... 19

2.2.4. Tatalaksana ... 19

2.3. Kuesioner ... 20

2.3.1. ISMA (International Stress Management Association) .. 20

2.3.2. IHS Classification ... 20

BAB 3 KERANGKA TEORI DAN KERANGKS KONSEP ... 22

3.1. Kerangka Teori ... 22

3.2. Kerangka Konsep ... 23

BAB 4 METODE PENELITIAN ... 24

4.1. Jenis Penelitian ... 24

4.2. Waktu dan Tempat Penelitian ... 24

4.3. Populasi dan Sampel Penelitian ... 24

4.3.1. Populasi ... 24

4.3.2. Sampel ... 24

4.4. Teknik Pengumpulan Data ... 25

4.4.1. Data Primer ... 25

4.4.2. Instrumen Penelitian ... 25

4.5. Pengolahan dan Analisa Data ... 25

4.5.1. Pengolahan Data ... 25

4.5.2. Analisa Data ... 26

4.6. Definisi Operasional ... 27

4.6.1. Tingkat Stres ... 27

4.6.1.1. Definisi ... 27

4.6.1.2. Cara Ukur ... 27

4.6.1.3. Alat Ukur ... 27

4.6.1.4. Hasil Ukur ... 27

4.6.1.5. Skala Ukur ... 27

4.6.2. Nyeri Kepala Primer ... 28

4.6.2.1. Definisi ... 28

4.6.2.2. Cara Ukur ... 28

4.6.2.3. Alat Ukur ... 28

4.6.2.4. Hasil Ukur ... 28

4.6.2.5. Skala Ukur ... 28

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN ... 29


(63)

5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian ... 29

5.1.2.Deskripsi Karakteristik Responden ... 29

5.1.3. Hasil Analisa Deskriptif... 30

5.1.3.1. Distribusi Frekuensi Nyeri Kepala Primer ... 30

5.1.3.2 Distribusi Frekuensi Tingkat Stres berdasarkan Nyeri Kepala Primer ... 31

5.1.3.2 Distribusi Frekuensi Nyeri Kepala Primer berdasarkan Jenis Kelamin... 32

5.1.3.2 Distribusi Frekuensi Tingkat Stres berdasarkan Jenis Kelamin ... 32

5.2. Pembahasan ... 33

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN ... 35

6.1. Kesimpulan ... 35

6.2. Saran ... 35

DAFTAR PUSTAKA ... 36


(64)

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 5.1. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis

Kelamin ... 30 Tabel 5.2. Distribusi Frekuensi Nyeri Kepala Primer ... 30 Tabel 5.3. Distribusi Frekuensi Tingkat Stres berdasarkan Nyeri Kepala Primer .. 31 Tabel 5.4. Distribusi Frekuensi Nyeri Kepala Primer berdasarkan Jenis Kelamin . 32 Tabel 5.5. Distribusi Frekuensi Tingkat Stres berdasarkan Jenis Kelamin ... 32


(65)

DAFTAR SINGKATAN

ACTH Adrenocorticotropic Hormone ATP Adenosine Triphosphate

CGRP Calcitonine Gene Related Protein

COX Cyclooxygenase

CRH Corticotrophin-Releasing Hormone

FK USU Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara GAS General Adaptation Syndrome

HPA Hypothalamaic-Pituitary-Adrenal HRT Hormonal Replacement Therapy

ICHD The International Classification of Headache Disorders

IL Interleukin

ISMA International Stress Management Association NGF Nerve Growth Factor

NK Neurokinin

PGE Prostaglandin E

PTSD Post Traumatic Stress Disorder TIK Tekanan Intra Kranial

TNF Tumor Necrosis Factor TTH Tension-Type Headache WHO Worlh Health Organization


(66)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup Lampiran 2 Lembar Penjelasan

Lampiran 3 Lembar Persetujuan Setelah Penjelasan (Informed Consent) Lampiran 4 Lembar Data Responden

Lampiran 5 Lembar Kuesioner Lampiran 6 Data Induk Penelitian

Lampiran 7 Hasil Pengolahan Data Statistik Lampiran 8 Ethical Clearence


(1)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN PERSETUJUAN ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR SINGKATAN ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 3

1.3. Tujuan Penelitian ... 3

1.3.1. Tujuan Umum ... 3

1.3.2. Tujuan Khusus ... 3

1.4. Manfaat Penelitian ... 3

1.4.1. Bagi Penelitian ... 3

1.4.2. Bagi Pendidikan ... 4

1.4.3. Bagi Mahasiswa ... 4

1.4.4. Bagi Peneliti ... 4

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... 5

2.1. Stres ... 5

2.1.1. Definisi ... 5

2.1.2. Klasifikasi ... 5

2.1.2.1.Distress ... 5

2.1.2.2. Eustress ... 6

2.1.3. Stresor ... 6

2.1.4. Manifestasi Klinis ... 8

2.1.5. Respon terhadap Stres ... 13

2.1.5.1. Aspek Fisiologis ... 13

2.1.5.2. Aspek Psikologis ... 14

2.2. Nyeri Kepala Primer ... 15

2.2.1. Definisi ... 15


(2)

2.2.3. Diagnosa ... 17

2.2.3.1. Nyeri Kepala Tipe Migren ... 17

2.2.3.2. Nyeri Kepala Tipe Tegang ... 19

2.2.4. Tatalaksana ... 19

2.3. Kuesioner ... 20

2.3.1. ISMA (International Stress Management Association) .. 20

2.3.2. IHS Classification ... 20

BAB 3 KERANGKA TEORI DAN KERANGKS KONSEP ... 22

3.1. Kerangka Teori ... 22

3.2. Kerangka Konsep ... 23

BAB 4 METODE PENELITIAN ... 24

4.1. Jenis Penelitian ... 24

4.2. Waktu dan Tempat Penelitian ... 24

4.3. Populasi dan Sampel Penelitian ... 24

4.3.1. Populasi ... 24

4.3.2. Sampel ... 24

4.4. Teknik Pengumpulan Data ... 25

4.4.1. Data Primer ... 25

4.4.2. Instrumen Penelitian ... 25

4.5. Pengolahan dan Analisa Data ... 25

4.5.1. Pengolahan Data ... 25

4.5.2. Analisa Data ... 26

4.6. Definisi Operasional ... 27

4.6.1. Tingkat Stres ... 27

4.6.1.1. Definisi ... 27

4.6.1.2. Cara Ukur ... 27

4.6.1.3. Alat Ukur ... 27

4.6.1.4. Hasil Ukur ... 27

4.6.1.5. Skala Ukur ... 27

4.6.2. Nyeri Kepala Primer ... 28

4.6.2.1. Definisi ... 28

4.6.2.2. Cara Ukur ... 28

4.6.2.3. Alat Ukur ... 28

4.6.2.4. Hasil Ukur ... 28

4.6.2.5. Skala Ukur ... 28

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN ... 29


(3)

5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian ... 29

5.1.2.Deskripsi Karakteristik Responden ... 29

5.1.3. Hasil Analisa Deskriptif... 30

5.1.3.1. Distribusi Frekuensi Nyeri Kepala Primer ... 30

5.1.3.2 Distribusi Frekuensi Tingkat Stres berdasarkan Nyeri Kepala Primer ... 31

5.1.3.2 Distribusi Frekuensi Nyeri Kepala Primer berdasarkan Jenis Kelamin... 32

5.1.3.2 Distribusi Frekuensi Tingkat Stres berdasarkan Jenis Kelamin ... 32

5.2. Pembahasan ... 33

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN ... 35

6.1. Kesimpulan ... 35

6.2. Saran ... 35

DAFTAR PUSTAKA ... 36


(4)

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 5.1. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis

Kelamin ... 30 Tabel 5.2. Distribusi Frekuensi Nyeri Kepala Primer ... 30 Tabel 5.3. Distribusi Frekuensi Tingkat Stres berdasarkan Nyeri Kepala Primer .. 31 Tabel 5.4. Distribusi Frekuensi Nyeri Kepala Primer berdasarkan Jenis Kelamin . 32 Tabel 5.5. Distribusi Frekuensi Tingkat Stres berdasarkan Jenis Kelamin ... 32


(5)

DAFTAR SINGKATAN

ACTH Adrenocorticotropic Hormone

ATP Adenosine Triphosphate

CGRP Calcitonine Gene Related Protein

COX Cyclooxygenase

CRH Corticotrophin-Releasing Hormone

FK USU Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

GAS General Adaptation Syndrome

HPA Hypothalamaic-Pituitary-Adrenal

HRT Hormonal Replacement Therapy

ICHD The International Classification of Headache Disorders

IL Interleukin

ISMA International Stress Management Association

NGF Nerve Growth Factor

NK Neurokinin

PGE Prostaglandin E

PTSD Post Traumatic Stress Disorder

TIK Tekanan Intra Kranial

TNF Tumor Necrosis Factor

TTH Tension-Type Headache


(6)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup

Lampiran 2 Lembar Penjelasan

Lampiran 3 Lembar Persetujuan Setelah Penjelasan (Informed Consent)

Lampiran 4 Lembar Data Responden

Lampiran 5 Lembar Kuesioner

Lampiran 6 Data Induk Penelitian

Lampiran 7 Hasil Pengolahan Data Statistik

Lampiran 8 Ethical Clearence