Tinjauan Umum tentang Keadilan

commit to user 30 Kepala desa memberi ijin pemutusan perjanjian bagi hasil dengan mempertimbangkan kepentingan masing-masing pihak, bila usahanya untuk mendamaikan mereka memenuhi jalan buntu, terhadap keputusan kepala desa ada kemungkinan banding pada instansi yang lebih tinggi, yaitu camat. Hal ini ditempuh apabila pihak penggarap dan pihak pemilik tanah tidak puas dengan keputusan yang diberikan oleh kepala desa. Dalam memberikan keputusannya Camat akan dibantu oleh suatu badan pertimbangan, yang akan memberikan pertimbanganya kepada Camat, baik atas permintaan camat maupun inisiatif sendiri. Pemberian keputusan oleh dua instansi setempat tersebut kiranya yang sebaik-baiknya bagi kepentingan kedua belah pihak. Karena itu tidak perlu lagi campur tangan badan-badan pengadilan. Keputusan Camat ini wajib disampaikan kepada Bupati agar dapat diselenggarakan pengawasan yang sebaik- baiknya. Namun seandainya penggarap melaksanakan kewajiban- kewajibannya dengan baik, maka perjanjian bagi hasil itu akan berakhir setelah jangka waktu yang ditetapkan habis. Bisa juga perjanjian bagi hasil hapus karena tanah yang diusahakan itu musnah dimana dengan sendirinya hak usaha bagi hasil juga ikut hapus.

3. Tinjauan Umum tentang Keadilan

a. Pengertian Keadilan. Semua kaidah hukum yang dilakukan mempunyai tujuan utama untuk mencapai keadilan. Akan tetapi, tidak jaminan sama sekali bahwa dengan penerapan kaidah hukum tersebut keadilan benar-benar akan tercapai. Hal ini disebabkan, pertama, kaidah hukum itu sendiri mempunyai sifat yang terbatas dan tidak luput dari kelemahannya karena kaidah hukum itu sendiri merupakan ciptaan manusia. Kedua, karena di sepanjang proses penegakan dan penerapan hukum banyak kemungkinan terjadinya distrosi. commit to user 31 Namun, hukum yang bagus adalah hukum yang setidak-tidaknya dapat meminimalisir sekecil mungkin bahaya dari adanya ketidakadilan. Misalnya, ketentuan hukum pembuktian mengenai saksi yang tidak mendengarmelihat sendiri, tidak dapat didengar sebagai saksi. Ketentuan seperti itu tidak menjamin bahwa saksi yang mendengar sendiri akan menjadi bukti yang baik dan benar. Namun, jika tidak dilarang penggunaan saksi yang tidak mendengar sendiri, kemungkinan akan munculnya kesaksian yang salah adalah lebih besar. Menurut Henry Cambell Black yang dikutip dalam buku Munir Fuady, mengemukakan bahwa : “Kata “justice” dalam ilmu hukum diartikan sebagai pembagian yang konstan dan terus menerus untuk memberikan hak setiap orang the constant and perpetual disposition to render every man his due Munir Fuady, 2010:90. Kata “justice” dalam beberapa hal berbeda dengan kata “equity” tetapi dalam banyak hal di antara ke duanya berarti sama, yaitu keadilan. Untuk kata “equity” tersebut dalam beberapa bahasa disebut sebagai berikut. 1 Aequitas, dalam bahasa Latin. 2 Equiter, dalam bahasa Prancis. 3 Equidad, dalam bahasa Spanyol. 4 Bliligkeitsrecht, dalam bahasa Jerman Munir Fuady, 2010:90-91. Menurut Noah Webster yang dikutip dalam buku Munir Fuady, mengemukakan bahwa : Justice tersebut merupakan bagian dari sebuah nilai value, karena itu bersifat abstrak sehingga memiliki banyak arti konotasi. Dalam hubungannya dengan konsep keadilan, kata justice antara lain diartikan sebagai berikut. 1 Kualitas untuk menjadi pantas righteous; jujur honesty. commit to user 32 2 Tidak memihak impartiality; representasi yang layak fair atas fakta-fakta. 3 Kualitas untuk menjadi benar correct, right. 4 Retribusi sebagai balas dendam vindictive; hadiah reward atau hukuman punishment sesuai prestasi atau kesalahan. 5 Alasan yang logis sound reason; kebenaran rightfulness; validitas. 6 Penggunaan kekuasaan untuk mempertahankan apa yang benar right, adil just, atau sesuai hukum lawful. Sedangkan kata just antara lain diartikan sebagai berikut. 1 Tulus upright; jujur honest; memiliki pinsip …. rectitude; layak righteous. 2 Adil equitable; tidak memihak impartial; pantas fair. 3 Benar correct, true. 4 Patut memperoleh deserve; sesuai prestasi merited. 5 Benar secara hukum legally right; sesuai hukum lawful; kebenaran rightful. 6 Benar right; patut proper. Kemudian kata equity antara lain diartikan sebagai berikut. 1 Keadilan justice, tidak memihak impartial, memberikan setiap orang haknya his due. 2 Segala sesuatu yang layak fair atau adil equitable. 3 Prinsip umum tentang kelayakan fairness dan keadilan justice dalam hal hukum yang berlaku dalam keadaan tidak pantas inadequate Munir Fuady, 2010:91. Persoalan keadilan dapat timbul dalam hubungan dan interaksi antara : 1 Individu dengan individu lainnya; commit to user 33 2 Individu dengan masyarakatkelompok masyarakat; 3 Individu dengan otoritas kekuasaanNegara; dan 4 Individu dengan alam semesta Munir Fuady, 2010:91. Menurut Hans Kelsen dalam bukunya yang diterjemahkan oleh Siwi Purwandari, mengemukanakan bahwa : “Hukum sebagai kategori moral serupa dengan keadilan, peryataan yang ditujukan pengelompokan sosial tersebut sepenuhnya benar, yang sepenuhnya mencapai tujuannya yang memuaskan semua. Rindu akan keadilan, yang dianggap secara psikologis, adalah kerinduaan abadi manusia akan kebahagiaan, yang tidak bisa ditemukan sebagai seorang individu dan karenanya mencari dalam masyarakat. Kebahagiaan sosial dinamakan ‘keadilan’ Hans Kelsen, 2009 : 48”. Ketidakadilan agraria bersifat struktural, yakni didasarkan pada produk hukum yang tidak adil, pelakunya adalah negara dan pelaksanaannya menggunakan mekanisme kekerasan. Hal ini sudah berlangsung lama dan mendatangkan korban di kalangan petani berupa meluasnya kemiskinan, keterbelakangan dan penderitaan fisik ditangkap dan dipenjara bahkan meninggal dan psikologis merasa tidak bebas, tertekan, dan tiadanya harapan. Dengan demikian, perjuangan reforma agrarian harus dilakukan dengan pendekatan struktural, yakni mendelegitimasi kewenangan mutlak negara, mendorong partisipasi petani dan mengajukan alternatif kebijakan agraria yang bersendikan keadilan, partisipatif dan demokratis. Pencapaian tujuan tersebut ditentukan oleh terkonsolidasinya gerakan petani sebagai kekuatan penyeimbang dan pengontrol kekuasaan negara. Penguatan organisasi petani amat diperlukan dalam mendorong terciptanya land reform by leverage sebagai suatu terobosan terhadap kebuntuan reforma agraria yang didasarkan pada inisiatif negara land reform by grace Roman, 2002 : 10. commit to user 34 b. Ukuran-ukuran tentang Keadilan. 1 Ukuran Hukum Alam atau Positivisme Ukuran hukum alam terhadap suatu keadilan akan berlawanan dengan ukuran keadilan dari paham positivisme. Paham keadilan yang berdasarkan kepada hukum alam ini mengajarkan bahwa suatu keadilan harus dilihat dari pandangan yang lebih tinggi transcendent dari pikiran manuasia, tetapi juga dengan masih memandang keadilan manusiawi berdasarkan atas akal sehat reason. Sedangkan, keadilan menurut paham positivisme adalah menjalankan aturan yang berlaku secara baik dan benar. Hukum positif tidak berusaha dipisahkan dengan jelas dari keadilan, dan semakin baik usaha pembuat undang-undang agar hukum tersebut dianggap adil bagaimanapun juga, semakin banyak dukungan terhadap bias ideologis yang merupakan karakteristik hukum alam klasik, konservatif Hans Kelsen, 2009 : 50-51. 2 Ukuran Absolut atau Relatif Ukuran lain bagi keadilan ialah apakah keadilan harus ditempatkan pada tataran yang absolute, yang berarti keadilan yang sama berlaku di mana saja dan kapan saja, sebagaimana yang diajarkan baik oleh kebanyakan penganut teori hukum alam maupun yang dianut olehh ajaran-ajaran Immanuel Kant, Kohler, atau Stammler. Atau sebaliknya, bahwa keadilan harus ditempatkan atas dasar yang relative yang berarti keadilan akan berbeda-beda sesuai perbedaan tempat atau waktu, sebagaimana yang diianut oleh keum Relativist, seperti Roscoe Pound, Gustav Radbrugh, Jhering, dan lain-lain . commit to user 35 3 Ukuran Umum atau Konkret Selanjutnya, menjadi pertanyaan juga apakah keadilan harus diartikan sebagai hal yang umum universal yang berlaku di mana saja dan kapan saja, sebagaimana yang dikemukakan oleh Immanuel Kant atau Stammler atau apakah keadilan adalah tertentu tergantung keunikan setiap kasus, sebagaimana yang dikemukakan oleh Jeremy Bentham, Roscoe Pound, dan lain-laiin. 4 Ukuran Metafisik atau Empiris Ukuran metafisik a priori, pure dari keadilan mengajarkan bahwa keadilan tertib bukan dari fakta di dalam masyarakat, tetapi terbit manakala dilaksanakan hak dan kewajiban yang berdasarkan kepada ratio manusia pure idea yang dikembangkan secara deduktif. Sedangkan keadilan yang berlawanan dengan ukuran keadilan yang matafisis ialah keadaan yang empiris, yang hanya berdasarkan pada fakta sosial dalam kenyataannya. 5 Ukuran internal atau Eksternal Ukuran eksternal adalah keadilan sebagai suatu cita yang tinggi highest idea dan dari mana keadilan berasal atau dibentuk, apapun keadilan dalam fakta-fakta sosial. Dalam hal ini, suatu keadilan dipahami dari sudut pandang hukum alam natural law, utilitas, kepentingan, kehendak bebas free will, dan sebagainya. Sedangkan, pendekatan keadilan secara internal akan menelaah keadilan dalam batas-batas ruang gerak dari keadilan itu sendiri. 6 Ukuran Pengetahuan dan Intuisi Dapat juga dipakai ukuran pengetahuan dan ukuran intuisi dalam menentukan adanya keadialan. Dengan ukuran pengetahuan, suatu keadilan diukur dari berbagai teori dalam ilmu pengetahuan, termasuk teori keadilan distributive, kumutatif, dan korektif dari Aristoteles. commit to user 36 Akan tetapi, suatu keadilan dapat juga diukur dengan jalan menggunakan intuisi, berhubungan adanya “perasaan keadilan” sense of justice dan “perasaan keadilan” sense of injustice baik pada penerap hukum, pada pihak yang berperkara, atau pada masyarakat secara keseluruhan. Karena itu, ukuran keadilan secara intuitif umumnya bersifat non metodologis. Sedangkan, ukuran keadilan berdasarkan pengetahuan umumnya bersifat non intuitif Munir Fuady, 2010:102-103. c. Macam-macam Keadilan. Salah satu cara pembagian keadilan oleh filsof Aristoteles adalah seperti yang terdapaat dalam bukunya Etika, dimana Aristoteles membagi keadilan ke dalam dua golongan sebagai berikut. 1 Keadilan distributif, yakni keadilan dalam hal pendistribusian kekayaan atau kepemilikan lainnya pada masing-masing anggota masyarakat. Dengan keadilan distributive ini, yang dimaksud oleh Aristoteles adalah keseimbangan antara apa yang didapati he gets oleh seseorang dengan apa yang patut didapatkan he deserves. 2 Keadilan korelatif, yakni keadilan yang bertujuan untuk mengoreksi kejadian yang tidak adil. Dalam hal ini keadilan dalam hubungan antara satu orrang dengan orang lainnya yang merupakan keseimbangan equality antara apa yang diberikan what is given dengan apa yang diterimanya what is received. Untuk keadilan korelatif menurut Aristoteles ini, sering juga disebut dengan istilah-istilah : 1 keadilan keseimbangan equalizing; 2 keadilan pembentulan rectificatoty; 3 keadilan bertukar prestasi dalam kontrak synallagmatic; dan 4 keadilan bilateral. commit to user 37 Sebagaimana diketahui bahwa di sepanjang sejarah pemikiran hukum, keadilan diartikan sebagai : 1 kebijakan natural individual virtue; 2 sebagai moral, sebagaimana diajarkan oleh teori hukum alam; dan 3 sebagai suatu rezim terhadap kontrol sosial, seperti dalam istilah admisistrasi keadilan administrstion of justice. Di samping itu, suatu keadilan dapat juga dibagi ke dalam : 1 keadilan natural natural justice; dan 2 keadilan hukum legal justice. Kemudian, keadilan juga dapat dibagi ke dalam tiga kategori, yaitu : 1 keadilan kumutatif; 2 keadilan distributif; dan 3 keadilan hukum Munir Fuady, 2010:109-111. d. Teori Keadilan tentang Hukum. Dalam hal ini, unsur-unsur yang harus dipenuhi untuk mencapai keadilan formal, berlaku juga bagi suatu keadilan hukum. Unsur-unsur tersebut adalah sebagai berikut. 1 Harus ada ketentuan yang mengatur bagaimana memberlakukan manusia dalam kasus-kasus tertentu yang dihadapinya. 2 Ketentuan hukum tersebut harus jelas sasaran pemberlakuannya. Dalam hal ini, mesti ada ketentuan yang menentukan apakah aturan hukum tersebut berlaku untuk orang dalam semua kategori, atau hanya berlaku untuk kategori orang tertentu saja. 3 Aturan hukum tersebut haruslah diterapkan secara tidak memihak dan tanpa diskriminasi kepada setiap orang yang memenuhi kualifikasi pengaturannya. commit to user 38 Di samping itu, perlu dibedakan antara pengertian-pengertian keadilan hukum legal justice, justice according to law, rule of law, legalitas, dan due process. Due process berarti bahwa suatu aturan hukum secara substantif maupun secara procedural mengandung unsur fairness. Sementara, dengan rule of law berarti adanya keadilan jika suatu perbuatan dilakukan sesuai hukum positif yang berlaku, tetapi hukum positif itu sendiri secara prosedural maupun substantif juga mengandung unsur-unsur due process. Selanjutnya, dengan pengertian legalitas berarti semata-mata mengikuti hukum positif yang berlaku secara sah, terlepas substansi hukum positif tersebut mengandung unsur- unsur keadilan ataupun tidak. Kemudian, seperti telah disebutkan bahwa dengan keadilan hukum berarti keadilan yang telah dirumuskan dalam hukum dalam bentuk hak dan kewajiban, di mana pelanggaran terhadap keadilan ini akan ditegakkan lewat proses hukum, umumnya oleh pengadilan. Jadi, keadilan menurut hukum adalah keadilan yang dilaksanakan mengikuti aturan hukum yang berlaku dan sesuai dengan prosedur hukum yang berlaku pula. Keadilan menurut hukum dapat dibagi ke dalam tiga kategori, yaitu: 1 Keadilan di pengadilan judicial justice; 2 Keadilan di parlemen legislative justice; 3 Keadialn administratif administrative justice.

B. Kerangka Pemikiran

Dokumen yang terkait

Pelaksanaan Perjanjian Bagi Hasil Atas Tanah Pertanian (Studi Di Kecamatan Sipoholon, Kabupaten...

1 40 5

PELAKSANAAN PERJANJIAN BAGI HASIL TANAH PERTANIAN Pelaksanaan Perjanjian Bagi Hasil Tanah Pertanian Antara Pemilik Tanah dengan Penggarap Tanah (Studi Kasus di Desa Kebonagung, Kecamatan Sidoharjo, Kabupaten Wonogiri).

0 2 15

PELAKSANAAN PERJANJIAN BAGI HASIL TANAH PERTANIAN DI DESA SUSUKAN KECAMATAN SUSUKAN KABUPATEN SEMARANG PELAKSANAAN PERJANJIAN BAGI HASIL TANAH PERTANIAN DI DESA SUSUKAN KECAMATAN SUSUKAN KABUPATEN SEMARANG KAITANNYA DENGAN UU NO.2 TAHUN 1960 TENTANG PER

0 1 15

PENDAHULUAN PELAKSANAAN PERJANJIAN BAGI HASIL TANAH PERTANIAN DI DESA SUSUKAN KECAMATAN SUSUKAN KABUPATEN SEMARANG KAITANNYA DENGAN UU NO.2 TAHUN 1960 TENTANG PERJANJIAN BAGI HASIL (TANAH PERTANIAN).

0 1 7

PELAKSANAAN BAGI HASIL TANAH PERTANIAN Pelaksanaan Bagi Hasil Tanah Pertanian (Studi Komparatif Undang-Undang No.2 Tahun 1960 Tentang Perjanjian Bagi Hasil Tanah Pertanian dengan Pelaksanaan Bagi Hasil di Desa Blagungan Kecamatan Kalijambe Kabupaten Sra

0 2 15

PELAKSANAAN BAGI HASIL TANAH PERTANIAN Pelaksanaan Bagi Hasil Tanah Pertanian (Studi Komparatif Undang-Undang No.2 Tahun 1960 Tentang Perjanjian Bagi Hasil Tanah Pertanian dengan Pelaksanaan Bagi Hasil di Desa Blagungan Kecamatan Kalijambe Kabupaten Sra

0 0 17

PERJANJIAN BAGI HASIL TANAH PERTANIAN (Study Kasus Di Desa Kalisoro, Kecamatan Tawangmangu, Kabupaten Perjanjian Bagi Hasil Tanah Pertanian (Study Kasus Di Desa Kalisoro, Kecamatan Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar).

0 2 15

PENDAHULUAN Perjanjian Bagi Hasil Tanah Pertanian (Study Kasus Di Desa Kalisoro, Kecamatan Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar).

0 0 7

PERJANJIAN BAGI HASIL TANAH PERTANIAN (Study Kasus Di Desa Kalisoro, Kecamatan Tawangmangu, Kabupaten Perjanjian Bagi Hasil Tanah Pertanian (Study Kasus Di Desa Kalisoro, Kecamatan Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar).

0 1 16

PELAKSANAAN SEWA SENDE DAN PERJANJIAN BAGI HASIL TANAH PERTANIAN Pelaksanaan Sewa Sende Dan Perjanjian Bagi Hasil Tanah Pertanian (Studi Kasus Di Desa Kauman, Kecamatan Kemusu, Kabupaten Boyolali).

0 1 18