permasalahan drainase yang pada akhirnya diperoleh suatu solusi perbaikan, dari hasil studi dapat dimanfaatkan oleh Pemerintah khususnya Pemerintah Kota
Palembang, dalam rangka perbaikan jalan drainase. Hasil pengamatan dan hasil studi bahwa hampir semua drainase yang sudah tersumbat akibat sampah dan
sedimen. Drainase dibawah trotoar yang tidak memiliki inlet sehingga air menggenang pada badan jalan. Penelitian tersebut menghasilkan kesimpulan
sebagai berikut : 1. Drainase saluran samping jalan yang ada dijalan Demang Lebar
Daun merupakan drainase yang bermasalah lebih kurang 80 saluran drainase tidak berfungsi sebagaimana mestinya.
2. Permasalahan yang ada pada lokasi jalan Demang Lebar Daun, adalah :
a. Dimensi saluran yang tidak seragam, kontruksi bangunan tidak jelas.
b. Kemiringan saluran drainas sudah tidak sesuai lagi karena terdapat banyak sedimen.
c. Saluran drainase sebagian besar sudah tersumbat akibat sampah dan sedimen.
d. Saluran drainase dibawah trotoaryang tidak memiliki inlet sehingga air menggenang pada badan jalan.
e. Gorong-gorong yang sudah dipenuhi sampah dan sedimen. f. Saluran drainase dibuat asal jadi.
g. Warga yang berjualan diatas saluran drainase membuang sampah kedalam saluran drainase sehinga mengganggu
aliran pada saluran. h. Tanah longsor yang menutup saluran.
i. Tidak adanya koordinasi antar instansi terkait. j. Kurangnya perhatian dari pemerintah dari pemerintah Kota
Palembang, khusus Dinas PU Bina Marga dalam hal pemeliharaan bangunan drainase.
3. Sesuai dengan tujuan semoga studi kasus ini bermanfaat untuk perbaikan sistem drainase dikota palembang khususnya dilokasi
jalan Demang Lebar Daun.
C. Intensitas Hujan
Menurut Khakimurrahman 2016, Untuk menentukan besarnya intensitas
hujan perlu dilakukan simulasi hujan, untuk menunjang didapatnya data-data yang diperlukan. Hujan yang disimulasikan bertujuan untuk mempelajari parameter
hidrologi seperti intensitas hujan, infiltrasi dan runoff di bawah pemakaian hujan yang terkontrol. Pada Tugas Akhir ini dilakukan 16 kali pengujian dengan variasi
jarak nozzle terhadap cawan, jumlah nozzle 1, 3, dan 5 buah, perbedaan tekanan 10 Psi, 15 Psi dan 20 Psi. Dalam penelitian tersebut menghasilkan kesimpulan
sebagai berikut: 1. Nilai variasi intensitas yang dihasilkan dari simulator hujan yaitu:
Pada jarak nozzle terhadap cawan 2,75 m nilai intensitasnya cenderung lebih besar dari pada jarak nozzle terhadap cawan 4 m.
Semakin besar tekanan air nilai intensitasnya cenderung semakin kecil. Sedangkan semakin banyak jumlah nozzle yang digunakan
nilai intensitasnya juga bertambah besar nilai intensitas 5 nozzle 3 nozzle 1 nozzle. Dari intensitas hujan yang terjadi masuk
kedalam kriteria hujan sangat lebat. 2. Dari hasil intensitas hujan dilakukan evaluasi terhadap kinerja
simulator hujan menggunakan koefisien keseragaman CU. Dari hasil nilai CU semua pengujian didapat nilai CU tertinggi 79,79
kondisi jarak nozzle 4 m, 1 nozzle, 33,5 Psi, dengan kriteria cukup dan nilai CU terendah 43,59 kondisi jarak nozzle 2,75 m, 1
nozzle, 21,5 Psi, dengan kriteria tidak layak.
8
BAB III LANDASAN TEORI
A. Hidrologi
Menurut Triatmodjo 2008, Hidrologi adalah ilmu yang berkaitan dengan air di bumi, baik mengenai terjadinya, peredaran dan penyebarannya, sifat-
sifatnya dan hubungan dengan lingkungannya terutama dengan mahluk hidup. Penerapan ilmu hidrologi dapat dijumpai dalam beberapa kegiatan seperti
perencanaan dan operasi bangunan air, penyediaan air untuk berbagai keperluan air bersih, irigasi, perikanan, peternakan, pembangkit listrik tenaga air,
pengendalian banjir, pengendalian erosi dan sedimentasi, transportasi air, drainasi, pengendali polusi air limbah, dan sebagainya. Ilmu hidrologi lebih
banyak didasarkan pada pengetahuan empiris daripada teoritis. Hal ini karena banyknya parameter yang berpengaruh pada kondisi hidrologi di suatu daerah,
seperti kondisi klimatologi angin, suhu udara, kelembaban udara penyinaran matahari, kondisi lahan, kemiringan lahan, dan lainnya. Banyaknya parameter
tersebut mengakibatkan analisis hidrologi sulit diselesaikan secara analitis. Di samping itu kondisi hidrologi juga sangat dinamis yang tergantung pada
perubahankegiatan yang dilakukan oleh manusia, seperti perubahan tata guna lahan penggundulan hutan, penghijauan, perubahan lahan sawah menjadi daerah
pemukiman atau industry, perubahan hutan menjadi sawah atau fungsi lainnya, perubahan penutup permukaan tanah dari tanah, rumput, atau pepohonan menjadi
permukaan asapal atau beton, dan lain sebagainya. Daur atau siklus hidrologi adalah gerakan air laut ke udara, kemudian jatuh
ke permukaan tanah, dan akhirnya mengalir ke laut kembali Soemarto,1995. Siklus air tersebut dapat digambarkan secara skema pada Gambar 3.1