Pelapisan Sosial Masyarakat Kondisi Sosial Masyarakat Gondang

xlvi yang diajarkan di sekolah-sekolah, seperti TK, SD, SLTP, SLTA dan perguruan tinggi, sedangkan pendidikan non formal adalah pendidikan yang didapat dari luar sekolah misalnya kursus-kursus ketrampilan yang hanya mendapatkan sertifikat keahlian. Dalam hal ini Penduduk yang mempunyai latar belakang pendidikan rendah hanya mampu mengolah tanah pertanian di daerahnya. Sedang bagi penduduk yang bermodal pendidikan minimal mempunyai ijasah sekolah lanjutan tingkat pertama, mereka bekerja sebagai buruh pabrik. Bagi penduduk yang mempunyai dukup modal, mereka membuka usaha sendiri dengan berdagang. Dengan adanya berbagai perbedaan tingkat pendidikan ini tidak menyebabkan adanya perbedaan status sosial, tetapi hal ini malah menambah keanekaragaman tersendiri bagi masyarakat Gondang.

B. Kondisi Sosial Masyarakat Gondang

1. Pelapisan Sosial Masyarakat

Manusia merupakan makhluk sosial yang pada dasarnya tidak dapat hidup sendiri tanpa bantuan dari orang lain. Antara manusia yang satu dengan yan lain saling membutuhkan dalam hidup bermasyarakat. Sebagai anggota masyarakat, dalam kehidupannya manusi itu mempunai struktur sosial yang beraneka ragam, baik yang sederhana maupun yang kompleks, seperti adanya pelapisan sosial atau stratifiasi sosial. Pelapisan sosial terjadi karena adanya perbedaan-perbedaan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas secara bertingkat, sehingga mewujudkan adanya kelas-kelas atas dan kelas-kelas di bawahnya. Hal mendasar xlvii yang menyebabkan terjadinya pelapisan sosial itu karena terdapat sesuatu yang dihargai dalam kehidupan masyarakat, sebab mempunyai nilai yang tinggi. Sesuatu yang dianggap bernilai tinggi dapat berupa benda-benda yang mempunyai nilai ekonomis, ilmu pengetahuan, kekuasaan, keturunan dari keluarga terhormat, keshalehan dalam agama, dan sebagainya. 21 Pelapisan sosial dalam masyarakat Gondang sebenarnya tidak lepas dari dari kriteria di atas. Gambaran pelapisan sosial yang terjadi di desa Gondang didasarkan pada pengusaan ilmu pengetahuan, keshalehan beragama, juga pemilikan benda-benda yang bernilai ekonomis, meskipun dalam kehidupan nyata hal tersebut sudah tidak begitu jelas terlihat. Tingkat kehidupan yang sosial yang beragam tersebut menjadikan cara hidup dan pola pikir yang berbeda pula. Namun bila dilihat dari sifat masyarakat Gondang yang terbuka, maka perbedaan tersebut tidak menjadi masalah. Dalam kehidupan sehari-hari, kesenjangan sosial yang ada tidak begitu tampak, hal ini terlihat pada sikap masyarakatnya yang terbuka dan komunikatif pada siapa saja. Pada saat seperti itu, masyarakat Gondang tidak memandang perbedaan tingkat kehidupan sosial masyarakat. Perbedaan inilah yang pada dasarnya menjadi alat untuk mempererat tali persaudaraan dan silahturahmi serta untuk melestarikan budaya yang sudah diwariskan nenek moyang. Pada saat pelaksanaan upacara tradisi Bersih Desa, sudah barang tentu melibatkan berbagai komponen masyarakat di berbagai bidang. Dalam hal ini terlihat jelas 21 Soerjono Soekamto, Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta : Rajawali Pres, 1989, hlm., 203. xlviii kebersamaan dan kegotong royongan masyarakat Gondang yang dapat mempertahankan tradisi dan budaya yang ada.

2. Kondisi Warga Masyarakat