3. Batako dengan mutu B1, adalah batako yang digunakan untuk konstruksi yang memikul
beban, tetapi penggunaannya hanya untuk konstruksi yang terlindungi dari cuaca luar untuk konsruksi di bawah atap.
4. Batako dengan mutu B2, adalah batako untuk konstruksi yang memikul beban
dan dapat digunakan untuk konstruksi yang tidak terlindungi. Darmono, 2009
2.3 Beton
Beton adalah bahan bangunan yang diperoleh dengan mencampurkan agregat halus pasir, agregat kasar kerikil, air dan semen Portland. Beton polos didapat dengan mencampurkan
semen, agregat halus, agregat kasar, air, dan kadang-kadang campuran lain. Kekuatan beton tergantung dari banyak faktor, proporsi dari campuran dan kondisi temperatur dan
kelembaban dari tempat di mana campuran diletakkan dan mengeras. Sifat beton dapat berubah karena sifat semen, agregat, dan air, maupun perbandingan
campurannya.Untuk mendapatkan beton optimum pada pengunaan yang khas perlu dipilih bahan yang khas yang sesuai dan dicampur secara tepat.Bahannya berupa semen dan agregat.
Surdia, Tata. 2005
2.3.1 Beton Serat Fiber Reinforced Concrete
Beton serat adalah beton yang cara pembuatannya ditambah serat. Tujuan penambahan serat tersebut adalah untuk meningkatkan kekuatan tarik beton, sehingga beton tahan terhadap
gaya tarik akibat, cuaca, iklim dan temperatur yang biasanya terjadi pada beton dengan permukaannya yang luas. Jenis serat yang dapat digunakan dalam beton serat dapat berupa
serat alam atau serat buatan. Walaupun serat dalam campuran tidak terlalu banyak meningkatkan kekuatan beton terhadap gaya tarik, prilaku struktur beton tetap semakin baik
misalnya meningkatkan regangan yang dicapai sebelum runtuh, meningkatkan ketahanan beton terhadap benturan dan menambah kerasnya beton.
2.3.2 Beton Ringan Lighweight Concrete
Pembuatan beton ringan pada prinsipnya membutuhkan rongga didalam beton. Ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk membuat beton lebih ringan adalah sebagai berikut :
1. Dengan membuat gelembung – gelembung gas udara dalam adukan semen sehingga
terjadi banyak pori - pori udara di dalam betonnya. Salah satu cara yang dapat dilakukan dengan menambah bubuk aluminium ke dalam campuran adukan beton.
Universitas Sumatera Utara
2. Dengan menggunakan agregat ringan, misalnya tanah liat bakar, batu apung atau agregat
buatan sehingga beton yang dihasilkan akan lebih ringan dari pada beton biasa. 3.
Dengan cara membuat beton tanpa menggunakan butir – butir agregat halus atau pasir yang disebut beton non pasir.
Keuntungan lain dari beton ringan antara lain : memiliki nilai tahan panas yang baik, memiliki tahanan suara peredam yang baik, tahan api. Sedangkan kelemahan beton ringan
adalah nilai kuat tekannya lebih kecil dibandingkan dengan beton normal sehingga tidak dianjurkan penggunaanya untuk struktural.
Secara garis besar pembagian penggunaan beton ringan dapat dibagi menjadi tiga yaitu Tjokrodimuljo,1996 :
1. Untuk non struktur dengan nilai densitas antara 240 – 800 kgm
3
dan kuat tekan dengan nilai 0,35
– 7 MPa digunakan untuk dinding pemisah atau dinding isolasi. 2.
Untuk struktur ringan dengan nilai densitas antara 800 – 1400 kgm
3
dan kuat tekan dengan nilai 7
– 17 MPa digunakan dengan dinding memikul beban. 3.
Untuk struktur dengan nilai densitas antara 1400 – 1800 kgm
3
dan kuat tekan 17MPa digunakan sebagai beton normal.
Pembagian beton ringan menurut penggunaan dan persyaratannya dibagi atas Wisnu Wijanarko.2008 :
1. Beton dengan berat jenis rendah Low Density Concrete dengan nilai densitas240 – 800
kgm3 dan nilai kuat tekan 0,35 – 6,9 MPa.
2. Beton dengan menengah Moderate Trenght Lighweight Concrete dengan nilaidensitas 800
– 1440 kgm3 dan nilai kuat tekan 6,9 – 17,3 MPa. 3. Beton ringan struktur Structural Lighweight Concrete dengan nilai densitas 1440
– 1900 kgm3 dan nilai kuat tekan 17,3 MPa.
2.3.3 Perancangan campuran beton