Hubungan Tingkat Kebugaran Perokok dan Bukan Perokok Pembahasan

5.1.3. Hasil Analisis Statistik a. V02max pada mahasiswa Perokok dan Bukan Perokok

Dalam penelitian ini sampel perokok dan bukan perokok diminta untuk melakukan Harvard Step Test selama 3 menit kemudian dihitung heart rate selama 15 detik setelah sampel melakukan Harvard Step Test. Vo2max dihitung dengan menggunakan rumus : 111,33 - 0,42 x HR. Data yang telah didapat kemudian di uji distribusinya dengan menggunakan uji Kolgomorov-Smirnov melalui SPSS dan didapati p 0.005 data tidak berdistribusi normal. Selanjutnya data dianalisis melalui uji Mann- Whitney U. Tabel 5.5. Uji Mann-Whitney U : Rata-rata VO2max Sampel VO2max Mean Sig. Perokok 32.10 0.299 Bukan perokok 36.90 Setelah dilakukan uji Mann-Whitney U didapatkan hasil 496.500 dan p value 0.299. Interpretasi dari hasil analisa data adalah tidak ada perbedaan VO2max antara perokok dan bukan perokok.

b.Hubungan Tingkat Kebugaran Perokok dan Bukan Perokok

Dari hasil dibawah, sebanyak 4 5,9 sampel yang merokok mempunyai tingkat kebugaran sangat kurang, 1 1,5 sampel yang merokok mempunyai tingkat kebugaran kurang, 16 23.5 sampel yang merokok mempunyai tingkat kebugaran cukup, 2 2,9 sampel yang merokok mempunyai tingkat kebugaran bagus, 7 10.3 bagus sekali dan 4 5.9 sampel bagus sekali. Sebanyak 3 4.4 sampel yang tidak perokok mempunyai tingkat kebugaran sangat kurang, 1 1.5 sampel yang tidak perokok mempunyai tingkat kebugaran kurang, 11 16.2 sampel yang tidak perokok mempunyai tingkat kebugaran cukup, 8 11.8 sampel yang tidak perokok mempunyai tingkat kebugaran bagus, 4 5.9 sampel yang tidak perokok mempunyai tingkat kebugaran sangat bagus, 7 10.3 sampel yang tidak perokok mempunyai tingkat kebugaran bagus sekali. Universitas Sumatera Utara

5.2. Pembahasan

Rokok sangat berpengaruh terhadap fungsi pernafasan atau proses pengambilan oksigen. Ada beberapa faktor penyebab yaitu, pertama, nikotin menyebabkan konstriksi bronkiolus terminal paru-paru, yang meningkatkan resistensi aliran udara ke dalam dan ke luar paru-paru. Kedua, efek iritasi asap rokok itu sendiri menyebabkan peningkatan sekresi cairan ke dalam cabang-cabang bronkus, juga pembengkakakan lapisan epitel. Ketiga, nikotin melumpuhkan silia pada permukaan sel epitel pernapasan yang normalnya terus bergerak untuk memindahkan kelebihan cairan dan partikel asing dari saluran pernapasan . bahkan perokok ringan sekalipun sering merasakan adanya tahanan pernapasan selama latihan maksimum dan tingkat kinerjanya dapat berkurang Guyton Hall, 2008. Pengertian VO2max adalah kapasitas pengambilan oksigen yang diambil atau diukur pada saat melakukan latihan. VO2max dapat dinyatakan dalam banyak cara dari liter oksigen per menit atau lebih dinormalisasi mililiter oksigen per kilogram berat badan per menit Hargreaves, 2003. Penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan pada tingkat kebugaran jasmani antara mahasiswa perokok dan bukan perokok dengan pengambilan oksigen maksimal VO2 max dalam waktu latihan 3 menit tabel 5.4. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh karena sebagian besar sampel perokok adalah perokok ringan tabel 5.2 dan usia sampel relatif muda , 18 – 22 tahun tabel 5.1. Hal ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Andresa Thier De Borba dkk , bahwa Vo2max pada perokok lebih tinggi dibandingkan dengan bukan perokok. Hal ini dikarenakan sampel pada penelitian sudah aktif merokok selama 10 tahun dan dilakukan pada sampel yang berusia 30 tahun keatas Borba et al, 2014. Sekitar separuh dari para perokok akan meninggal akibat kebiasaan merokoknya, dan separuh kematian ini akan terjadi pada usia pertengahan, pada saat dimana mereka sedang dalam puncak produktivitasnya. Secara umum mereka yang meninggal akibat kebiasaan merokok akan kehilangan 20 sampai 25 tahun kehidupannya akibat kebiasaan merokok. Semakin awal seseorang merokok dan semakin banyak jumlah rokok yang dihisap akan semakin sulit umtuk berhenti merokok, sehingga efek rokok yang ditimbulkan pun semakin besar, oleh karena rokok mempunyai dose- respone effect. Apabila perilaku merokok dimulai sejak usia remaja, resiko terjadinya atherosclerosis juga semakin besar Bustan, 2010. Universitas Sumatera Utara

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan Dari uraian-uraian yang telah dipaparkan sebelumnya, maka dalam penelitian ini

dapat diambil kesimpulan, yaitu : 1. Hasil penelitian menunjukkan tidak adanya hubungan bermakna antara kebiasaan merokok dengan tingkat kebugaran, dimana mahasiswa yang mempunyai kebiasaan merokok dan tidak perokok tidak ada perbedaan tingkat kebugaran yang signifikan.

6.2. Saran

Perlu penelitian lebih lanjut mengenai pengambilan oksigen maksimal untuk menentukan tingkat kebugaran, yaitu dengan menambah waktu latihan agar mencapai target yang maksimal. Universitas Sumatera Utara