4.3. Hasil Uji Hipotesis
51 4.3.1. Hasil Uji Hipotesis Hasil Belajar Siswa
52 4.3.2. Hasil Uji Hipotesis Aktivitas Siswa
52 4.4.
Pembahasan 53
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
59
5.1. Kesimpulan
59 5.2.
Saran 59
DAFTAR PUSTAKA 60
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1. Anatomi Sistem Reproduksi Pria 18
Gambar 2.2. Anatomi Sistem Reproduksi Wanita 19
Gambar 2.3. Spermatogenesis yang Terjadi pada Tubulus Seminiferus 20
Gambar 2.4. Tahapan Oogenesis 21
Gambar 2.5. Siklus Menstruasi pada Wanita 24
Gambar 4.1. Diagram Rata-Rata Aktivitas Belajar Siswa 48
Gambar 4.2. Diagram Hasil Belajar Siswa 49
Gambar 4.3. Daerah penerimaan Ha-Ho data Aktivitas Siswa 51
Gambar 4.4. Daerah penerimaan Ha-Ho data Hasil Belajar Siswa 52
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1. Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif 11
Tabel 2.2. Konversi Skor Perkembangan Individu 13
Tabel 2.3. Konversi Skor Perkembangan Kelompok 13
Tabel 2.4. Langkah-langkahPembelajaran Kooperatif Snowball Throwing
15 Tabel 3.1. RancanganPenelitian
33 Tabel 3.2. Deskripsi dan Skala penelitian Lembar Observasi Aktivitas
Siswa 36
Tabel 3.3. Lembar Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa 37
Tabel 3.4. Kisi-kisi Tes Hasil Belajar Biologi Materi Reproduksi Manusia
38 Tabel 4.1. Aktivitas Siswa Secara Klasikal
48 Tabel 4.2. Pengujian Normalitas Data AktivitasSiswa
49 Tabel 4.3. Pengujian Normalitas Data Pretes-Postes Siswa
49 Tabel 4.3. Pengujian Homogenitas Data Aktivitas Siswa
49 Tabel 4.4. Pengujian Homogenitas Data Pretes-Postes Siswa
50
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman Lampiran 1. Silabus
61 Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
62 Lampiran 3. Instrumen Penelitian
81 Lampiran 4. Kunci Jawaban
90 Lampiran 5. Lembar Kerja Siswa
92 Lampiran 6. Perhitungan Validitas
107 Lampiran 7. Tabel Validitas Soal
109 Lampiran 8. Perhitungan Reliabilitas Tes
110 Lampiran 9. Perhitungan Tingkat Kesukaran Soal
111 Lampiran 10. Tabel Taraf Kesukaran Soal
113 Lampiran 11. Perhitungan Daya Beda Soal
114 Lampiran 12. Pedoman Penskoran
Observasi Aktivitas Belajar Siswa
116 Lampiran 13. Tabulasi Observasi Aktivitas Belajar Siswa
117 Lampiran 14. Rekap Skor Aktivitas Belajar Siswa
123 Lampiran 15. Data Tes Hasil Belajar Siswa
125 Lampiran 16. Perhitungan Rata-rata, Standar Deviasi, dan Varians
127 Lampiran 17. Uji Normalitas
131 Lampiran 18. Uji Homogenitas
136 Lampiran 19. Uji Hipotesis
139 Lampiran 20. Dokumentasi Penelitian
143 Lampiran 21. Tabel Harga Kritik dari r Product Moment
146 Lampiran 22. Daftar Nilai Kritik L Untuk Uji Lilliefors
147 Lampiran 23. Daftar Nilai Persentil Untuk Distribusi t
148 Lampiran 24. Daftar Nilai Persentil Untuk Distribusi F
149 Lampiran 25. Tabel Wilayah Luas di
Bawah Kurva Normal 0 ke Z
151
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Proses pembelajaran dewasa ini masih memberikan dominasi guru dan tidak memberikan akses bagi anak didik untuk berkembang secara mandiri
melalui penemuan dalam proses berpikirnya. Pembelajaran yang diharapkan khususnya pembelajaran Biologi adalah adanya partisipasi aktif dari siswa baik
interaksi antar siswa maupun siswa dengan guru guna membangun pengetahuan melalui aktivitas atau pengalaman langsung. Dengan begitu kesempatan siswa
untuk mencapai hasil belajar yang optimal akan lebih besar Trianto, 2009. Namun realitanya di sekolah - sekolah, masih banyak pembelajaran yang
belum sesuai dengan harapan karena pembelajaran yang selama ini berlangsung masih berpusat pada guru. Kondisi yang sama dijumpai peneliti saat melakukan
observasi di SMA Negeri 15 Medan. Penyampaian setiap materi telah diusahakan dengan baik, akan tetapi kurang maksimal karena penyampaiannya belum
melibatkan siswa secara aktif keseluruhan dan rendahnya peranan siswa dalam mengikuti pembelajaran. Pembelajaran di kelas membuat siswa menjadi jenuh dan
membatasi keaktifan siswa. Sebagai dampak buruk keadaan ini adalah penguasaan materi pembelajaran biologi dan ketuntasan belajar siswa masih rendah.
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru biologi di SMA Negeri 15 Medan, masih 50 siswa yang nilai Biologinya dibawah KKM. Salah satunya
pada materi Sistem Reproduksi Manusia. Hal ini disebabkan guru mengalami kendala dalam mengorganisir materi yang akan disampaikan karena materi
tersebut memang termasuk salah satu materi yang cukup banyak dan sarat akan konsep-konsep Çimer, 2012. Hal ini didukung oleh pendapat Wijayanti dalam
Tapilow 2008 yang menyatakan bahwa sistem reproduksi merupakan materi biologi yang banyak mengandung konsep abstrak yang sulit dipahami siswa, serta
penyajian materi ini menuntut kemampuan guru untuk mengorganisir isi materi. Selain itu, berdasarkan pengalaman guru sebagian siswa masih menganggap
materi sistem reproduksi manusia sebagai materi yang tabu, sehingga
menyebabkan siswa enggan bertanya langsung dan dominan duduk dan diam mendengarkan penjelasan guru sumber: guru.
Berdasarkan masalah dimuka, perlu solusi yang tepat untuk memperbaiki proses pembelajaran biologi sehingga hasil belajar biologi siswa meningkat dan
membuat siswa menjadi aktif dalam pembelajaran. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah di muka yaitu dengan menerapkan
pembelajaran yang aktif, variatif dan inovatif. Menurut Slavin 2005 model pembelajaran kooperatif efektif dalam memecahkan masalah yang dihadapi dalam
upaya mengaktifkan dan meningkatkan interaksi antar siswa maupun siswa dengan guru dalam pembelajaran. Selain itu menurut Vigotsky dan Piaget dalam
Hamalik 2001 dalam belajar siswa lebih mudah menemukan dan memahami konsep-konsep yang sulit jika mereka saling bekerjasama mendiskusikan masalah
tersebut dengan temannya. Terdapat kurang lebih 58 model pembelajaran kooperatif, namun pada
penelitian ini model kooperatif yang digunakan adalah model kooperatif tipe STAD Students Team Achievement Divisions dan Snowball Throwing. Kedua
model kooperatif ini merupakan model yang sederhana dan mudah diterapkan didalam kelas karena hanya memanfaatkan kemampuan yang sangat sederhana
dan hampir dapat dilakukan oleh semua siswa. Sehingga diharapkan melalui berdiskusi, bertanya, saling berbagi dan berinteraksi dengan teman sebayanya,
keaktifan siswa untuk bertanya, berbicara, menyampaikan pendapat lebih luwes dan maksimal Shoimin, 2014.
Model pembelajaran tipe STAD ini dipilih karena termasuk salah satu model pembelajaran kooperatif 4-5 orang yang menitikberatkan pada pengelom-
pokan siswa secara heterogen sehingga melibatkan aktivitas seluruh siswa tanpa harus ada perbedaan status, mengarahkan siswa untuk aktif, baik dalam diskusi,
tanya jawab, mencari jawaban, saling berkontribusi, saling bekerjasama, berdiskusi, membelajarkan teman sekelompok, menyampaikan ide, dan
menghargai pendapat teman Ibrahim, 2000. Nantinya hasil belajar maupun aktivitas siswa di kelas yang diterapkan model pembelajaran STAD akan dilihat
perbedaannya dengan hasil belajar dan aktivitas siswa di kelas yang diterapkan Snowball Throwing.