PENDAHULUAN 1 METODE PENELITIAN 32 PERBEDAAN HASIL BELAJAR DAN AKTIVITAS SISWA YANG DIAJAR MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) DENGAN MODEL KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING DI KELAS XI IPA SMA NEGERI 15

4.3. Hasil Uji Hipotesis 51 4.3.1. Hasil Uji Hipotesis Hasil Belajar Siswa 52 4.3.2. Hasil Uji Hipotesis Aktivitas Siswa 52 4.4. Pembahasan 53

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

59

5.1. Kesimpulan

59 5.2. Saran 59 DAFTAR PUSTAKA 60 DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 2.1. Anatomi Sistem Reproduksi Pria 18 Gambar 2.2. Anatomi Sistem Reproduksi Wanita 19 Gambar 2.3. Spermatogenesis yang Terjadi pada Tubulus Seminiferus 20 Gambar 2.4. Tahapan Oogenesis 21 Gambar 2.5. Siklus Menstruasi pada Wanita 24 Gambar 4.1. Diagram Rata-Rata Aktivitas Belajar Siswa 48 Gambar 4.2. Diagram Hasil Belajar Siswa 49 Gambar 4.3. Daerah penerimaan Ha-Ho data Aktivitas Siswa 51 Gambar 4.4. Daerah penerimaan Ha-Ho data Hasil Belajar Siswa 52 DAFTAR TABEL Halaman Tabel 2.1. Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif 11 Tabel 2.2. Konversi Skor Perkembangan Individu 13 Tabel 2.3. Konversi Skor Perkembangan Kelompok 13 Tabel 2.4. Langkah-langkahPembelajaran Kooperatif Snowball Throwing 15 Tabel 3.1. RancanganPenelitian 33 Tabel 3.2. Deskripsi dan Skala penelitian Lembar Observasi Aktivitas Siswa 36 Tabel 3.3. Lembar Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa 37 Tabel 3.4. Kisi-kisi Tes Hasil Belajar Biologi Materi Reproduksi Manusia 38 Tabel 4.1. Aktivitas Siswa Secara Klasikal 48 Tabel 4.2. Pengujian Normalitas Data AktivitasSiswa 49 Tabel 4.3. Pengujian Normalitas Data Pretes-Postes Siswa 49 Tabel 4.3. Pengujian Homogenitas Data Aktivitas Siswa 49 Tabel 4.4. Pengujian Homogenitas Data Pretes-Postes Siswa 50 DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1. Silabus 61 Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 62 Lampiran 3. Instrumen Penelitian 81 Lampiran 4. Kunci Jawaban 90 Lampiran 5. Lembar Kerja Siswa 92 Lampiran 6. Perhitungan Validitas 107 Lampiran 7. Tabel Validitas Soal 109 Lampiran 8. Perhitungan Reliabilitas Tes 110 Lampiran 9. Perhitungan Tingkat Kesukaran Soal 111 Lampiran 10. Tabel Taraf Kesukaran Soal 113 Lampiran 11. Perhitungan Daya Beda Soal 114 Lampiran 12. Pedoman Penskoran Observasi Aktivitas Belajar Siswa 116 Lampiran 13. Tabulasi Observasi Aktivitas Belajar Siswa 117 Lampiran 14. Rekap Skor Aktivitas Belajar Siswa 123 Lampiran 15. Data Tes Hasil Belajar Siswa 125 Lampiran 16. Perhitungan Rata-rata, Standar Deviasi, dan Varians 127 Lampiran 17. Uji Normalitas 131 Lampiran 18. Uji Homogenitas 136 Lampiran 19. Uji Hipotesis 139 Lampiran 20. Dokumentasi Penelitian 143 Lampiran 21. Tabel Harga Kritik dari r Product Moment 146 Lampiran 22. Daftar Nilai Kritik L Untuk Uji Lilliefors 147 Lampiran 23. Daftar Nilai Persentil Untuk Distribusi t 148 Lampiran 24. Daftar Nilai Persentil Untuk Distribusi F 149 Lampiran 25. Tabel Wilayah Luas di Bawah Kurva Normal 0 ke Z 151 1

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Proses pembelajaran dewasa ini masih memberikan dominasi guru dan tidak memberikan akses bagi anak didik untuk berkembang secara mandiri melalui penemuan dalam proses berpikirnya. Pembelajaran yang diharapkan khususnya pembelajaran Biologi adalah adanya partisipasi aktif dari siswa baik interaksi antar siswa maupun siswa dengan guru guna membangun pengetahuan melalui aktivitas atau pengalaman langsung. Dengan begitu kesempatan siswa untuk mencapai hasil belajar yang optimal akan lebih besar Trianto, 2009. Namun realitanya di sekolah - sekolah, masih banyak pembelajaran yang belum sesuai dengan harapan karena pembelajaran yang selama ini berlangsung masih berpusat pada guru. Kondisi yang sama dijumpai peneliti saat melakukan observasi di SMA Negeri 15 Medan. Penyampaian setiap materi telah diusahakan dengan baik, akan tetapi kurang maksimal karena penyampaiannya belum melibatkan siswa secara aktif keseluruhan dan rendahnya peranan siswa dalam mengikuti pembelajaran. Pembelajaran di kelas membuat siswa menjadi jenuh dan membatasi keaktifan siswa. Sebagai dampak buruk keadaan ini adalah penguasaan materi pembelajaran biologi dan ketuntasan belajar siswa masih rendah. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru biologi di SMA Negeri 15 Medan, masih 50 siswa yang nilai Biologinya dibawah KKM. Salah satunya pada materi Sistem Reproduksi Manusia. Hal ini disebabkan guru mengalami kendala dalam mengorganisir materi yang akan disampaikan karena materi tersebut memang termasuk salah satu materi yang cukup banyak dan sarat akan konsep-konsep Çimer, 2012. Hal ini didukung oleh pendapat Wijayanti dalam Tapilow 2008 yang menyatakan bahwa sistem reproduksi merupakan materi biologi yang banyak mengandung konsep abstrak yang sulit dipahami siswa, serta penyajian materi ini menuntut kemampuan guru untuk mengorganisir isi materi. Selain itu, berdasarkan pengalaman guru sebagian siswa masih menganggap materi sistem reproduksi manusia sebagai materi yang tabu, sehingga menyebabkan siswa enggan bertanya langsung dan dominan duduk dan diam mendengarkan penjelasan guru sumber: guru. Berdasarkan masalah dimuka, perlu solusi yang tepat untuk memperbaiki proses pembelajaran biologi sehingga hasil belajar biologi siswa meningkat dan membuat siswa menjadi aktif dalam pembelajaran. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah di muka yaitu dengan menerapkan pembelajaran yang aktif, variatif dan inovatif. Menurut Slavin 2005 model pembelajaran kooperatif efektif dalam memecahkan masalah yang dihadapi dalam upaya mengaktifkan dan meningkatkan interaksi antar siswa maupun siswa dengan guru dalam pembelajaran. Selain itu menurut Vigotsky dan Piaget dalam Hamalik 2001 dalam belajar siswa lebih mudah menemukan dan memahami konsep-konsep yang sulit jika mereka saling bekerjasama mendiskusikan masalah tersebut dengan temannya. Terdapat kurang lebih 58 model pembelajaran kooperatif, namun pada penelitian ini model kooperatif yang digunakan adalah model kooperatif tipe STAD Students Team Achievement Divisions dan Snowball Throwing. Kedua model kooperatif ini merupakan model yang sederhana dan mudah diterapkan didalam kelas karena hanya memanfaatkan kemampuan yang sangat sederhana dan hampir dapat dilakukan oleh semua siswa. Sehingga diharapkan melalui berdiskusi, bertanya, saling berbagi dan berinteraksi dengan teman sebayanya, keaktifan siswa untuk bertanya, berbicara, menyampaikan pendapat lebih luwes dan maksimal Shoimin, 2014. Model pembelajaran tipe STAD ini dipilih karena termasuk salah satu model pembelajaran kooperatif 4-5 orang yang menitikberatkan pada pengelom- pokan siswa secara heterogen sehingga melibatkan aktivitas seluruh siswa tanpa harus ada perbedaan status, mengarahkan siswa untuk aktif, baik dalam diskusi, tanya jawab, mencari jawaban, saling berkontribusi, saling bekerjasama, berdiskusi, membelajarkan teman sekelompok, menyampaikan ide, dan menghargai pendapat teman Ibrahim, 2000. Nantinya hasil belajar maupun aktivitas siswa di kelas yang diterapkan model pembelajaran STAD akan dilihat perbedaannya dengan hasil belajar dan aktivitas siswa di kelas yang diterapkan Snowball Throwing.

Dokumen yang terkait

PERBANDINGAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA ANTARA MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) DENGAN NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT)

0 7 83

STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR EKONOMI YANG MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVMENT DIVISION DAN TIPE TALKING STICK PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 TERBANGGI BESAR TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 11 73

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) PADA SISWA KELAS 1V SD NEGERI 2 MATARAM KABUPATEN PRINGSEWU

0 6 38

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) PADA SISWA KELAS 1V SD NEGERI 2 MATARAM KABUPATEN PRINGSEWU

0 5 40

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) PADA PEMBELAJARAN PKn DI KELAS VA SD NEGERI 8 METRO TIMUR TAHUN PELAJARAN 2011/2012

1 11 79

PERBEDAAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBER HEADS TOGETHER (NHT) DAN STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) KELAS XI IPS SMAN 4 METRO TAHUN PELAJARAN 2012-2013

0 33 110

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) PADA SISWA KELAS IV B SDN 1 KALIAWI TANJUNGKARANG PUSAT BANDAR LAMPUNG TP. 2013/2014

0 6 47

PERBANDINGAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA ANTARA MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) DENGAN NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT)

0 0 12

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS XI IPA SMAN 1 TALAMAU Listia Ariska

0 1 9

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MENGGUNAKAN MODEL KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION

0 0 10