HASIL DAN PEMBAHASAN 50 SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN 65

vii DAFTAR TABEL Halaman Tabel 2.1. Keterampilan Proses dan Sub Keterampilan Proses 11 Tabel 2.2. Sintaks Tahapan Untuk Pembelajaran Berbasis Masalah 18 Tabel 3.1. Pretest-Posttest Control Group Design 32 Tabel 3.2. Kisi-kisi Tes Keterampilan Proses Sains 36 Tabel 3.3. Asfek-asfek yang menjadi Dimensi dari Sikap Ilmiah 37 Tabel 3.4. Kisi-kisi Tes Hasil Belajar Siswa 38 Tabel 3.5. Kriteria Validitas Instrumen Tes 42 Tabel 3.6. Ringkasan Perhitungan Validitas Tes 43 Tabel 3.7. Interpretasi Derajad Reliabilitas Instrumen 44 Tabel 3.8. Ringkasan Perhitungan Reliabilitas Tes 45 viii DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 3.1. Bagan alur Perlakuan Penelitian 40 Gambar 3.2. Pengaruh Model Pembelajaran terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas X MAN Kabanjahe 54 Gambar 3.3. Pengaruh Model Pembelajaran terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa Kelas X MAN Kabanjahe 56 Gambar 3.4. Pengaruh Model Pembelajaran terhadap Sikap Ilmiah Siswa Kelas X MAN Kabanjahe 58 ix DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1. Silabus 73 Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas PBL 80 Lampiran 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas GI 103 Lampiran 4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Konvensional 123 Lampiran 5. Tes Hasil Belajar 135 Lampiran 6. Tes Keterampilan Proses Sains 137 Lampiran 7. Lembar Kerja Siswa 140 Lampiran 8. Lembar Observasi Keterampilan Proses Sains 172 Lampiran 9. Tes Sikap Ilmiah 176 Lampiran 10. Uji Coba Validitas Instrumen Penelitian Kognitif 180 Lampiran 11. Tabel Uji Reliabilitas Kognitif 182 Lampiran 12. Tabel Tingkat Kesukaran Soal Kognitif 183 Lampiran 13. Tabel Daya Beda Soal Kognitif 185 Lampiran 14. Data Hasil Penelitian Kognitif 187 Lampiran 15. Tabel Uji Validitas Instrumen Penelitian KPS 188 Lampiran 16. Tabel Uji Reliabilitas KPS 191 Lampiran 17. Tabel Uji Tingkat Kesukaran Soal KPS 193 Lampiran 18. Tabel Daya Beda Soal KPS 195 Lampiran 19. Data Hasil Penelitian Keterampilan Proses Sains 197 Lampiran 20. Data Hasil Penelitian Sikap Ilmiah 198 Lampiran 21. Statistik Deskriptif dan |Uji Prasyarat Hasil Penelitian 199 Lampiran 22. Hasil Uji ANAKOVA Hasil Belajar 202 Lampiran 23. Hasil Uji ANAKOVA Keterampilan Proses 205 Lampiran 24. Hasil Uji ANAKOVA Sikap Ilmiah 208 vii DAFTAR TABEL Halaman Tabel 2.1. Keterampilan Proses dan Sub Keterampilan Proses 11 Tabel 2.2. Sintaks Tahapan Untuk Pembelajaran Berbasis Masalah 18 Tabel 3.1. Pretest-Posttest Control Group Design 32 Tabel 3.2. Kisi-kisi Tes Keterampilan Proses Sains 36 Tabel 3.3. Asfek-asfek yang menjadi Dimensi dari Sikap Ilmiah 37 Tabel 3.4. Kisi-kisi Tes Hasil Belajar Siswa 38 Tabel 3.5. Kriteria Validitas Instrumen Tes 42 Tabel 3.6. Ringkasan Perhitungan Validitas Tes 43 Tabel 3.7. Interpretasi Derajad Reliabilitas Instrumen 44 Tabel 3.8. Ringkasan Perhitungan Reliabilitas Tes 45 viii DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 3.1. Bagan alur Perlakuan Penelitian 40 Gambar 3.2. Pengaruh Model Pembelajaran terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas X MAN Kabanjahe 54 Gambar 3.3. Pengaruh Model Pembelajaran terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa Kelas X MAN Kabanjahe 56 Gambar 3.4. Pengaruh Model Pembelajaran terhadap Sikap Ilmiah Siswa Kelas X MAN Kabanjahe 58

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Materi Ekologi merupakan materi yang mempelajari hubungan timbal balik antara makhluk hidup dan kondisi alam sekitarnya lingkungannya KBBI, 1997. Ekologi dipandang sebagai materi yang sangat penting karena materi ini berhubungan langsung dengan kehidupan sehari-hari, sehingga ketika mempelajarinya akan lebih berkesan dan bermakna di benak peserta didik karena dapat secara langsung ke alam nyata. Selain itu kerusakan Ekologi dirasakan oleh hampir seluruh manusia. Segala upaya dipandang mutlak dilakukan demi mencegah agar kerusakan Ekologi tidak semakin parah, terutama oleh dunia pendidikan. Berdasarkan data yang di dapat diketahui bahwa rasa keingintahuan peserta didik terhadap materi-materi Biologi terutama materi Ekologi masih rendah. Hal ini terlihat ketika proses belajar mengajar berlangsung, peserta didik terlihat tidak bersemangat, ketika di beri tugas untuk mengerjakan soal dan tugas lainnya. Frekuensi bertanya peserta didik juga masih sangat rendah, terlihat ketika di beri kesempatan untuk bertanya hanya satu atau dua orang atau bahkan tidak ada sama sekali. Pembelajaran juga terkesan membosankan, hal ini terbukti dengan kegelisahan yang dirasakan peserta didik untuk dapat keluar ruangan walaupun waktu belum habis atau keinginan peserta didik agar guru yang mengajar cepat keluar ruangan. Bahkan peserta didik akan lebih senang jika jadwal guru yang masuk berhalangan. Proses pembelajaran berlangsung secara kaku sehingga kurang mendukung pengembangan pengetahuan dan penguasaan konsep, sikap, dan keterampilan proses siswa. Bahkan, dari hasil wawancara tidak terstruktur kepada wakil bidang kurikulum di sekolah tersebut didapatkan informasi bahwa pembelajaran Biologi disekolah tersebut jarang sekali mengadakan praktikum, hal ini dikarenakan sekolah tersebut belum memilki laboratorium Biologi. Kalaupun ada praktikum hanya satu atau dua kali dalam satu semesternya, hal ini dilakukan jika ada tuntutan ujian semester yang mengharuskan adanya penilaian praktikum atau laporan guru tentang kegiatan pembelajaran kepada kepala sekolah. Berikut ini merupakan nilai praktikum Biologi pada materi Ekologi pada tiga tahun terakhir yaitu dengan rata-rata nilai pada tahun ajaran 20122013 adalah 74 dan pada tahun ajaran 20132014 nilainya menurun menjadi 73 serta tahun ajaran 20142015 adalah 76 Beberapa hasil temuan diatas mengindikasikan bahwa peserta didik di MAN Kabanjahe memilki kemampuan keterampilan proses yang rendah dalam pembelajaran Biologi khususnya materi Ekologi. Senada dengan temuan diatas, hasil belajar Biologi pada materi Ekologi peserta didik di MAN Kabanjahe juga masih kurang memuaskan. Hal ini terlihat rata-rata nilai ujian akhir semester Biologi kelas X masih dibawah nilai KKM yang ditetapkan oleh sekolah, yaitu: 1 Pada tahun ajaran 20122013 KKM yang ditetapkan adalah 80 nilai rata-rata yang didapatkan adalah 70. 2 Tahun ajaran 20132014 KKM yang ditetapkan 80, nilainya rata-rata 72 serta, 3 Tahun ajaran 20142015 KKM 81 nilai rata-rata adalah 74 Data hasil penilaian langsung dari guru mata pelajaran Biologi.

Dokumen yang terkait

PENGARUH PENERAPAN PEMBELAJARAN PBL (Problem Based Learning) TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN PRESTASI BELAJAR SISWA SMPN 13 MALANG

0 3 1

Perbededaan Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi antara Siswa yang Menggunakan Model Problem Based Learning (PBL) dan Group Investigation (GI)

0 3 435

Perbandingan hasil belajar biologi dengan menggunakan metode pembelajaran cooperative learning tipe group investigation (GI) dan think pair share (TPS)

1 5 152

Pengaruh model Problem Based Learning (PBL) terhadap Keterampilan Proses Sains (KPS) siswa pada materi laju reaksi : kuasi eksperimen di MAN Mauk Kabupaten Tangerang

1 12 0

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA ANTARA MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING(PBL) DAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI)

6 62 67

Perbedaan Sikap Ilmiah Siswa antara yang Menggunakan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing dengan Group Investigation (GI) pada Konsep Fungi

0 18 288

DAMPAK STRATEGI PEMBELAJARAN PBL DAN GI TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA Eksperimen Pembelajaran Dengan Strategi Problem Based Learning Dan Group Investigation Terhadap Hasil Belajar Matematika Ditinjau Dari Motivasi Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Suraka

0 1 19

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS, SIKAP ILMIAH DAN HASIL BELAJAR SISWA TENTANG EKOLOGI DI SMK NEGERI PENANGGALAN KOTA SUBULUSSALAM.

0 3 29

Pengaruh Model Problem Based Learning (PBL) dan Group Investigation (GI) dalam Pembelajaran Sejarah Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Ditinjau dari Motivasi Belajar.

0 0 1

model pembelajaran kooperatif Group Inve

0 0 13