BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAAN
A. Determinasi Bahan Awal
Hasil determinasi sampel tanaman yang dilakukan oleh Laboratorium Taksonomi Tumbuhan Fakultas Biologi Universitas Gajah Mada menyatakan
bahwa sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah benar
P iper crocatum
Ruiz Pav atau sirih merah Lampiran 1.
B. Persiapan Sampel
Daun sirih merah yang telah dibersihkan dan dicuci kemudian dikeringkan selama ± 3 hari pada suhu kamar dan tidak boleh terkena matahari langsung.
Tujuan dari pengeringan ini untuk mengurangi kadar air dalam daun sirih merah sehingga tidak ada jamur yang tumbuh selama penyimpanan daun sirih merah dan
tidak boleh terkena sinar matahari langsung karena akan menyebabkan kehilangan minyak atsiri. Apabila bahan harus disimpan sebelum destilasi maka penyimpanan
dilakukan pada udara kering yang bersuhu rendah dan udara tidak disirkulasikan sehingga dapat mengurangi penguapan minyak dari bahan Ketaren, 1987.
C. Isolasi Minyak Atsiri
Daun sirih merah sebelum didestilasi perlu diperlakukan dengan cara perajangan. Perajangan bertujuan agar kelenjar minyak dapat terbuka sebanyak
mungkin, sehingga
memudahkan penguapan
minyak atsiri
saat destilasi
berlangsung, karena minyak atsiri dikelilingi oleh kelenjar minyak, pembuluh- pembuluh, dan kantung minyak. Menurut Yuliani 2006 perajangan dimaksudkan
untuk memecahkan sel minyak dan memperluas permukaan bahan, sehingga mempercepat proses difusi dan minyak mudah terekstraksi oleh uap air.
Perajangan daun sirih merah ini dilakukan sesaat sebelum didestilasi atau setelah pengeringan untuk menghindari agar selama pengeringan minyak atsiri yang
menguap tidak banyak.
40
Isolasi minyak atsiri pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan alat destilasi Stahl. Prinsip kerja destilasi stahl sama dengan destilasi dengan air
hidrodestilasi. Namun destilasi stahl memiliki beberapa kelebihan. Kelebihan penggunaan destilasi stahl antara lain: minyak atsiri yang dihasilkan tidak
berhubungan langsung dengan udara luar sehingga tidak mudah menguap dan volume minyak atsiri yang dihasilkan dapat langsung diketahui jumlahnya karena
alatnya dilengkapi dengan skala. Minyak atsiri yang diperoleh dari destilasi stahl berupa cairan berwarna
kuning jernih dan berbau khas sirih merah dengan kadar 0,727 vb perhitungan terlampir pada lampiran 2. Hasil ini berbeda jauh dengan hasil
penelitian sebelumnya dimana kadar minyak atsiri daun sirih merah yang berasal dari Karanganyar sebesar 0,27 Setyowati,2009. Kandungan minyak atsiri
dalam suatu bahan tergantung dari umur tanaman dan kandungan mineral tempat hidupnya. Faktor fisika dan kimia juga dapat berpengaruh. Faktor fisika
disebabkan oleh
proses pengeringan
dan penyimpanan.
Selama proses
pengeringan, minyak atsiri yang menguap lebih besar dibanding pada saat penyimpanan. Karena pada saat pengeringan daun masih mengandung sebagian
besar air di dalam sel dan dengan proses difusi akan membawa minyak ke permukaan kemudian menguap karena sinar matahari. Menurut Gusmalini dalam
Sembiring 2003 kadar dan mutu minyak dipengaruhi oleh kesuburan tanah, umur panen daun muda dan daun tua, bibit tanaman apakah bagus atau tidak,
penanganan bahan sebelum disuling, cara penyulingan, pemisahan minyak dengan air destilatnya serta penyimpanan minyak. Ukuran rajangan juga berpengaruh
terhadap rendemen minyak sirih. Semakin kecil ukuran rajangan maka rendemennya cenderung semakin meningkat Novalny, 2006
Menurut Ketaren 1987 lingkungan juga bisa mempengaruhi kadar dan kualitas minyak yang dihasilkan. Penyimpanan pada tempat yang terbuka
menyebabkan sejumlah minyak akan menguap disertai pula oleh proses oksidasi sehingga
menyebabkan penurunan
mutu minyak
tersebut. Faktor
kimia disebabkan oleh komponen dalam minyak atsiri sebagian terdiri dari senyawa
yang mengandung heteroatom oksigen seperti alkohol, aldehid, dan oksida,
beberapa minyak atsiri bahkan mengandung senyawa-senyawa tersebut dalam jumlah besar. Adanya heteroatom oksigen menyebabkan senyawa-senyawa
tersebut mudah terurai Ketaren, 1987.
D. Identifikasi Komponen Minyak Atsiri Daun Sirih Merah