6. Antibiotika yang aktif terhadap neoplasma antikanker, contoh :
aktinomisin, bleomisin, daunorubisin, mitomisin dan mitramisin Berdasarkan
struktur kimianya
antibiotika dibagi
menjadi sebelas
kelompok yaitu : antibiotika – laktam turunan penisilin, sefalosporin dan –
laktam nonklasik,
turunan amfenikol,
turunan tetrasiklin,
turunan aminoglikosida, turunan makrolida, turunan polipeptida, turunan linkosamida,
turunan polien, turunan ansaminin, turunan antrasiklin dan fosfomisin Amoksisilin adalah antibiotik dengan spektrum luas, digunakan untuk
pengobatan infeksi pada saluran napas, saluran empedu, dan saluran seni, gonorhu, gastroenteritis, meningitis dan infeksi karena
Salmonella sp.,
seperti demam tipoid. Amoksisilin adalah turunan penisilin yang tahan terhadap asam
tetapi tidak tahan terhadap penisilinase. Beberapa keuntungan dibanding ampisilin adalah absorpsi obat dalam saluran cerna lebih sempurna, sehingga kadar darah
dalam plasma dan saluran seni lebih tinggi, absorpsi obat. Efek terhadap
Bacillus dysentery
lebih rendah dibanding ampisilin karena lebih banyak obat yang diabsorpsi oleh saluran cerna. Kadar darah maksimalnya dicapai dalam 1 jam
setelah pemberian oral, dengan paro waktu ± 1 jam. Dosis oral : 250 -500 mg 3 dd Siswandono, Bambang Soekardjo. 2000.
N NH
2
N O
S
COOH H
O
Gambar 11. Struktur Amoksisilin Siswandono, Bambang Soekardjo. 2000
9. Metode Pengujian Aktivitas Antibakteri
Aktivitas antibakteri ditentukan oleh spektrum kerja spektrum luas, spektrum sempit, cara kerja bakterisidal atau bakteriostatik dan Konsentrasi
Hambat Minimum KHM serta potensi pada KHM. Suatu antibakteri dikatakan mempunyai aktivitas yang tinggi apabila KHM terjadi pada kadar antibiotik yang
rendah tetapi mempunyai daya bunuh atau daya hambat yang besar. Metode yang umum digunakan untuk menguji daya antibakteri diantaranya:
1. Metode difusi a.
Metode lubang perforasi Bakteri uji yang umurnya 18-24 jam disuspensikan ke dalam media agar
pada suhu sekitar 45
o
C. Suspensi bakteri dituangkan ke dalam cawan petri steril. Setelah agar memadat, dibuat lubang-lubang dengan diameter 6-8 mm.
Kedalam lubang tersebut dimasukkan larutan zat yang akan diuji aktivitasnya sebanyak 20µL, kemudian diinkubasikan pada suhu 37
o
C selama 18-24 jam. Aktivitas antibakteri dapat dilihat dari daerah bening yang mengelilingi lubang
perforasi. b.
Metode cakram kertas Zat yang akan diuji diserapkan ke dalam cakram kertas dengan cara
meneteskan pada cakram kertas kosong larutan antibakteri sejumlah tertentu dengan kadar tertentu pula. Cakram kertas diletakkan diatas permukaan agar
padat yang telah diolesi bakteri, diinkubasi selama 18-24 jam pada suhu 37
o
C. Aktivitas antibakteri dapat dilihat dari daerah hambat di sekeliling cakram
kertas. 2. Metode Dilusi
a. Metode pengenceran tabung
Antibakteri disuspensikan dalam agar
Triptic Soy Broth
TSB dengan pH 7,2-7,4 kemudian dilakukan pengenceran dengan menggunakan beberapa
tabung reaksi. Selanjutnya dilakukan inokulasi bakteri uji yang telah disuspensikan dengan NaCl fisiologis steril atau dengan TSB, yang tiap
mililiternya mengandung kurang lebih 10
5
-10
6
bakteri. Setelah diinkubasikan pada suhu 37
o
C selama 18-24 jam, tabung yang keruh menunjukkan adanya pertumbuhan bakteri, sedangkan tabung yang bening menunjukkan zat
antibakteri yang bekerja. b.
Metode pengenceran agar Zat antibakteri dicampur sampai homogen pada agar steril yang masih
cair dengan suhu terendah mungkin ±45
o
C dengan menggunakan berbagai
konsentrasi aktif, larutan tersebut dituangkan ke dalam cawan petri steril kemudian setelah memadat dioleskan bakteri uji pada permukaannya. Yuliani,
2001.
B. Kerangka Pemikiran
Tanaman sirih merah merupakan tanaman obat yang berkhasiat untuk pengobatan tradisional. Daun sirih merah mengandung golongan senyawa
flavonoid, alkohol, senyawa polifenolat, tanin dan minyak atsiri. Minyak atsiri yang terkandung dalam suatu bahan tergantung dari umur tanaman dan kandungan
mineral tempat hidupnya. Dari penelitian Setyowati 2009 telah berhasil diisolasi minyak atsiri daun sirih merah dari Karanganyar. Pada penelitian ini minyak atsiri
yang diisolasi dari daun sirih merah berasal dari Magelang. Karanganyar ±320m dpl dan Magelang ±500m dpl merupakan daerah yang berbeda ketinggian
sehingga dimungkinkan adanya perbedaan komposisi dari minyak atsiri daun sirih merah.
Sirih merah
P iper crocatum
Ruiz Pav terutama daun memiliki kemampuan sebagai obat bagi beberapa penyakit termasuk juga sebagai
antibakteri. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antibakteri dari minyak atsiri daun sirih merah. Terutama aktivitas antibakteri
terhadap bakteri patogen gram positif :
Staphylococcus aureus, Bacillus cereus
dan bakteri gram negatif :
Escherichia coli
,
P seudomonas aerogenesis.
Tahapan yang
dilakukan mengisolasi,
mengidentifikasi kemudian
dilanjutkan dengan uji aktivitas antibakteri minyak atsiri daun sirih merah. Metode isolasi yang digunakan adalah metode destilasi Stahl. Dalam tahap ini
terjadi difusi minyak atsiri dan air melalui membran tanaman, hidrolisis terhadap komponen minyak atsiri yang sudah dibebaskan oleh jaringan tanaman terbawa
uap air. Untuk mengidentifikasikan komponen minyak atsiri digunakan analisa data GC
– MS. Dari data GC – MS akan diperoleh informasi jumlah komponen dan struktur senyawa yang terdeteksi dalam minyak atsiri daun sirih merah.
Uji aktivitas antibakteri dilakukan dengan metode difusi agar sehingga diperoleh diameter zona hambat. Hasil uji difusi yang menunjukan adanya suatu