BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Indonesia terletak di daerah khatulistiwa sehingga menyebabkan Indonesia beriklim tropis. Salah satu manfaat dari iklim tropis ini menyebabkan
keanekaragaman hayati yang terdapat di hutan tropika Indonesia karena tanaman bisa tumbuh dan berkembang dengan baik. Keanekaragaman hayati ini merupakan
sumber produksi dan sumber tumbuhan yang berkhasiat obat yang potensinya perlu digali sehingga dapat digunakan untuk kepentingan masyarakat. Salah satu
tanaman yang berpotensi sebagai obat adalah famili Piperaceae. Sirih merah bersifat antiseptik seperti sirih hijau, misalnya dapat digunakan untuk obat kumur,
pembersih kewanitaan, obat untuk radang mata. Daun sirih merah dapat juga digunakan untuk mengobati diabetes, kanker, peradangan, hipertensi, hepatitis,
dan ambeien. Jika dibuat teh herbal bisa mengobati asam urat, darah tinggi, kencing manis, maag, atau kelelahan Sudewo, 2005.
Khasiat sirih merah itu disebabkan oleh adanya sejumlah senyawa aktif yang dikandungnya, antara lain flavonoid, alkaloid, polevenolad, tanin, dan
minyak asiri.
Senyawa flavonoid
dan polevenolad
bersifat antioksidan,
antidiabetik, antikanker,
antiseptik, dan antiinflamasi. Sedangkan senyawa
alkoloid mempunyai
sifat antineoplastik
yang juga
ampuh menghambat
pertumbuhan sel-sel kanker Sudewo, 2005. Minyak atsiri merupakan senyawa yang pada umumnya berwujud cairan,
yang diperoleh dari bagian tanaman, akar, kulit, batang, daun, buah, biji maupun dari bunga dengan cara penyulingan. Disamping itu juga, untuk memperoleh
minyak atsiri dapat dilakukan dengan menggunakan cara lain seperti ekstraksi menggunakan pelarut organik atau dengan cara dipres Sastrohamidjojo,2004.
Aktivitas antibakteri minyak atsiri disebabkan karena minyak atsiri mengandung senyawa yang dapat menghambat atau membunuh pertumbuhan bakteri Kan,
et al.
, 2006. 1
Sekarang ini banyak terdapat penyakit yang disebabkan oleh bakteri. Bakteri tersebut bersifat patogen sehingga berbahaya bagi sel inangnya.
Staphylococcus aureus
dapat menyebabkan bermacam – macam infeksi seperti
seperti jerawat, bisul, meningitis, osteomielitis, pneumonia dan mastitis pada manusia Supardi, 1999.
Bacillus cereus
merupakan penyebab keracunan makanan, diare, infeksi mata, dan meningitis Jawetz
et al.,
2005.
Escherichia coli
dapat menyebabkan penyakit seperti diare, infeksi saluran kemih, pneumonia, meningitis pada bayi yang baru lahir dan infeksi luka Karsinah, dkk, 1994.
P seudomonas aeruginosa
menginfeksi darah, kulit, telinga, mata, saluran kemih, pada
luka bakar
akan menyerang
darahnya menghasilkan
nanah http:www.pseudomonas.com.Uji aktivitas antibakteri minyak atsiri daun sirih
merah terhadap bakteri patogen
Staphylococcus aureus, Bacillus cereus, Escherichia coli,
dan
P seudomonas aeruginosa
belum pernah dilakukan. Aktivitas antibakteri dari tumbuhan disebabkan oleh adanya senyawa
metabolisme sekunder yaitu senyawa fenolik dengan molekul rendah. Uji aktivitas antibakteri famili Piperaceae telah banyak dilakukan. Berdasarkan penelitian
Lakshmi Arambewela 2005 minyak atsiri daun sirih
P iper betel
dari Srilanka mempunyai nilai KHM yaitu sebesar 5,00 x 10
3
μgml terhadap bakteri
Staphylococus aureus
, 1,00 x 10
4
μgml terhadap bakteri
Staphylococus epidermidis
, 1,00 x 10
4
μgml terhadap bakteri
P seudomonas aeruginosa,
3,12 x 10
2
μgml terhadap bakteri
Escherichia coli,
2,50 x 10
3
μgml terhadap
Streptococcus pyogenes
. Minyak atsiri daun sirih pada konsentrasi 50, 25, 12,5 dapat menghambat pertumbuhan bakteri
Staphylococcus epidermidis
dan
Streptococcus agalactiae
, tetapi hanya dapat menghambat bakteri
Staphylococcus aureus
pada konsentrasi 25 dan 50 Poeloengan, Masniari dkk, 2006. Ekstrak etanol sirih merah mempunyai kemampuan antibakteri terhadap
bakteri gram positif dan bakteri gram negatif khususnya terhadap
Staphylococcus aureus
dengan KHM 25 dan
Escherichia coli
dengan KHM 6,25 Juliantina, 2009. Selain famili piperaceae juga banyak dilakukan penelitian tentang uji
antibakteri dari minyak atsiri yaitu minyak atsiri daun kayu manis mempunyai nilai KHM sebesar 1,67 terhadap bakteri
Escherichia coli,
3,33 terhadap
Staphylicoccus aureus,
3,33 terhadap
Bacillus subtilis,
3,33 terhadap
P seudomonas aeruginosa
Sukandar, dkk, 1999. Solichah 2009 juga telah melakukan uji antibakteri dari minyak atsiri daun secang
Caesalpinia sappan
L terhadap terhadap bakteri
S. aureus
dan
E. coli
, dengan nilai diameter hambatanya masing-masing adalah 12,42 mm KHM = 5000 ppm dan 13,40 mm KHM =
1000 ppm
.
Akhir – akhir ini, banyak mikroorganisme penyebabkan penyakit pada
manusia menunjukkan resistensi obat karena penggunaan antibiotik yang tidak tepat Sartoratto,
et al
., 2004. Hal tersebut menyebabkan bahan antibiotik sintesis menjadi tidak efektif lagi dan bahkan terkadang memberikan efek samping
Nwinyi
et al.
, 2009. Karena itu, diperlukan penelitian untuk mengembangkan antibiotik dari bahan alam, khususnya tanaman.
Penelitian tentang aktivitas antibakteri pada minyak atsiri daun sirih merah
P iper crocatum Ruiz P av.
belum banyak dilakukan. Oleh karena itu, penelitian
ini dilakukan
untuk mengidentifikasi
dan mengetahui
aktivitas antibakteri minyak atsiri daun sirih merah dan juga untuk mengetahui
bagaimanakah potensi minyak atsiri daun sirih merah dibandingkan dengan antibiotik sintesis yaitu amoksisilin erhadap bakteri gram positif :
Staphylococcus aureus, Bacillus cereus,
dan gram negatif :
Escherichia coli, P seudomonas eruginosa
.
B. Perumusan Masalah