Prevalensi diabetes mellitus tipe 2 pada obesitas sentral di kelurahan tajur ciledug tahun 2009

(1)

CILEDUG TAHUN 2009

Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA KEDOKTERAN

OLEH :

Ika Handayani Siswanto

NIM: 105103003413

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA


(2)

CILEDUG TAHUN 2009

Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA KEDOKTERAN

OLEH :

Ika Handayani Siswanto NIM: 105103003413

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA 1430 H/ 2009 M


(3)

Dengan ini saya menyatakan bahwa :

1. Laporan penelitian ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata I di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 30 Oktober 2009

Ika Handayani Siswanto


(4)

iii

PREVALENSI DIABETES MELLITUS TIPE 2 PADA OBESITAS SENTRAL DI KELURAHAN TAJUR

CILEDUG TAHUN 2009

Laporan Penelitian

Diajukan kepada Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana

Kedokteran (S.Ked)

Oleh :

Ika Handayani Siswanto

NIM: 105103003413

Pembimbing

dr. Femmy Nurul Akbar,SpPD

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA 1430 H/ 2009 M


(5)

iv

Laporan Penelitian berjudul PREVALENSI DIABETES MELLITUS TIPE 2 PADA OBESITAS SENTRAL DI KELURAHAN TAJUR CILEDUG

TAHUN 2009 yang diajukan oleh Ika Handayani Siswanto

(NIM:105103003413), telah diujikan dalam sidang di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan pada 11 November 2009. Laporan penelitian ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Kedokteran (S. Ked) pada Program Studi Pendidikan Dokter.

Jakarta, 11 November 2009

DEWAN PENGUJI

Ketua Sidang Pembimbing Penguji

dr. Nurul Hiedayati,PhD dr. Femmy Nurul Akbar,SpPD Ratna Pelawati,M.Biomed

PIMPINAN FAKULTAS

Dekan FKIK UIN Kaprodi PSPD FKIK UIN


(6)

vii

Nama : Ika Handayani Siswanto

Program Studi : Pendidikan Dokter

Judul : PREVALENSI DIABETES MELLITUS TIPE 2 PADA

OBESITAS SENTRAL DI KELURAHAN TAJUR CILEDUG TAHUN 2009

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan hasil berupa data deskriptif angka prevalensi DM tipe 2 pada obesitas sentral di Kelurahan Tajur Ciledug tahun 2009. Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober 2009. Sampel penelitian adalah subjek dengan obesitas sentral dengan kriteria lingkar pinggang ≥ 90 cm untuk laki-laki atau ≥ 80 cm untuk perempuan, di Kelurahan Tajur Ciledug. Dalam penelitian ini dibutuhkan subjek minimal sebanyak 106 orang, diambil secara simple random sampling. Dikumpulkan data primer dengan kuesioner dan pengukuran antropometri seluruh subjek setelah menandatangani surat persetujuan. Menggunakan desain deskriptif potong lintang, kemudian dilakukan analisis univariat. Hasil penelitian didapatkan besarnya prevalensi DM tipe 2 pada obesitas sentral di Kelurahan Tajur Ciledug Tahun 2009 yaitu sebesar 11,2 %. Kata kunci: DM tipe 2, obesitas sentral,

ABSTRACT

Name :Ika Handayani Siswanto

Study Program : Medical Education

Title : PREVALENCE OF DIABETES MELLITUS TYPE 2

AT CENTRAL OBESITY IN TAJUR CILEDUG YEAR 2009

This research has objective to get descriptive prevalence data of DM type 2 in Tajur Ciledug year 2009. A cross-sectional population-based survey was conducted in Tajur Ciledug during October 2009. Sample are people with central obesity who have waist circumference ≥ 90 cm for men or ≥ 80 cm for women. This research required minimum subject 106 people who were randomly chosen with simple random sampling method. We collect primary data from questioner and anthropometric measurement of all subject after they sign in informed consent form. The results prevalence of DM type 2 at central obesity in Tajur Ciledug is 11,2 %.


(7)

ا ﻪﺗﺎآﺮﺑوﷲاﺔﻤﺣروﻢﻜﻴ ﻋمﻼﺴ

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kehidupan dengan segala limpahan kasih sayang, kenikmatan, dan kemudahan. Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Besar Muhammad SAW, dengan kasih sayang dan pengorbanan demi menyampaikan rahmat bagi semesta alam. Atas nikmat dan karunia dari Allah SWT Yang Maha Kuasa sehingga peneliti dapat menyelesaikan penelitian yang berjudul prevalensi diabetes mellitus tipe 2 pada obesitas sentral di Kelurahan Tajur Ciledug tahun 2009.

Keberhasilan seseorang tidak terlepas dari budi baik dan bimbingan orang lain. Dalam kesempatan ini peneliti ingin menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya pada semua pihak yang telah membantu dalam memberikan bimbingan, dukungan moril dan bantuan penyusunan laporan penelitian ini. Hingga akhirnya penulisan laporan penelitian ini telah selesai tepat pada waktunya. Ucapan terima kasih dan penghargaan, peneliti sampaikan kepada :

1. Kedua orang tua tercinta yaitu Ayahanda Capt. H. Siswanto Wignyo Karsono, Master of Marine dan Ibunda Hj. Djuliyarsih Soependji M.Pd, yang selalu memberikan dukungan moral dan finansial, serta doa yang selalu dipanjatkan untuk saya, terima kasih atas semuanya.

2. Adik-adik tersayang Dewi Tirtasari Siswanto, Nikmah Hidayati Siswanto (alm), Fauzan Rahmat Shiddiq Siswanto, Arif Budiman Siswanto. Atas segala bantuan, dukungan, kasih sayang dan pengertian yang diberikan. Saya bangga memiliki kalian.

3. Prof. Dr (hc). dr. M.K. Tadjudin, Sp.And, Drs. H. Achmad Gholib, MA, Ibu Farida Hamid, selaku Dekan, Pembantu Dekan I dan Pembantu Dekan III Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Dr. dr. Syarif Hasan Luthfie Sp.RM, kepala Program Studi Pendidikan Dokter UIN Syarif Hidayatullah Jakarta beserta staf yang telah membantu dan segenap


(8)

vi

5. dr. Femmy Nurul Akbar Sp.PD. Pembimbing penelitian, yang telah senantiasa memberi bimbingan dan petunjuk.

6. Dr. Nurul Hiedayati Ph.D, Dr. Yanti Susianti Sp.A dan Dr. Dwi Tyastuti MPH, dosen PSPD FKIK UIN Jakarta, yang telah banyak membantu, memberi bimbingan dan arahan selama masa belajar dan pembuatan penelitian ini.

7. Ratna Pelawati, M.Biomed selaku penguji pada sidang penelitian

8. Bapak Lurah Tajur Ciledug yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian di Kelurahan Tajur Ciledug.

9. Warga Kelurahan Tajur Ciledug atas partisipasinya dalam rangka membantu menyelesaikan peneitian ini.

10. Best of The Best Friends I ever had...Kartika Rusli SKM yang sangat membantu saya dalam hal statistik, Intania Imron S.Ked yang selalu membawa kegembiraan, Rika Nuraisyah S.KG my soul friend.

11.Keluarga besar Soependji Wongso Prawiro dan Wignyo Karsono, terima kasih atas doa dan dukungannya.

Akhir kata, peneliti mengharapkan kritik dan saran yang membangun sehingga peneliti dapat memperbaiki penelitian ini. Dan semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang mempergunakannya terutama untuk proses kemajuan pendidikan selanjutnya.

ﻪﺗﺎآﺮﺑوﷲاﺔﻤﺣروﻢﻜﻴ ﻋمﻼﺴ او

Jakarta, Oktober 2009


(9)

Halaman Lembar Sampul

Lembar Judul ... i

Halaman Pernyataan Keaslian Karya... ii

Lembar Persetujuan Pembimbing ... iii

Lembar Pengesahan Panitia Ujian ... iv

Kata Pengatar ...v

Abstrak/ Abstract... vii

Daftar Isi ... viii

Daftar Tabel ...x

Daftar Gambar ... xi

Daftar Singkatan ... xii

Daftar Lampiran... xiii

BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ...1

1.2 Rumusan Masalah...2

1.3 Tujuan Penelitian ... 1.3.1 Tujuan Umum ...2

1.3.2 Tujuan Khusus ...3

1.4 Manfaat Penelitian ...3

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Definisi Obesitas Sentral...4

2.1.2 Kriteria Obesitas Sentral ...4

2.1.3 Pemeriksaan Obesitas Sentral ...4

2.1.4 Epidemiologi Obesitas Sentral...6

2.1.5 Perbedaan Obesitas Sentral dengan Obesitas General...6

2.1.6 Hubungan Obesitas Sentral dengan DM Tipe 2 ...7

2.1.7 Definisi DM Tipe 2...7

2.1.8 Epidemiologi DM Tipe 2 ...7

2.1.9 Etiologi dan Patogenesis DM Tipe 2 ...8

2.1.10 Faktor Risiko DM Tipe 2...9

2.1.11 Gambaran Klinis dan Patofisiologi DM Tipe 2 ...10

2.1.12 Diagnosis DM Tipe 2 ...11

2.1.13 Komplikasi DM Tipe 2 ...13


(10)

BAB 3. METODE PENELITIAN

3.1Desain Penelitian ...18

3.2Tempat dan Waktu Penelitian...18

3.2.1 Tempat penelitian...18

3.2.2 Waktu penelitian ...18

3.3Populasi dan Sample...18

3.3.1 Populasi dan sample yang diteliti ...18

3.3.2 Jumlah sample...18

3.3.3 Cara pengambilan sample...19

3.3.4 Kriteria sample...19

3.3.4.1Kriteria inkusi ...19

3.3.4.2Kriteria eksklusi ...20

3.4Cara Kerja Penelitian ...20

3.5Managemen Data ...21

3.5.1 Pengumpulan data...21

3.5.2 Pengolahan, analisis dan penyajian data...21

BAB 4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1Hal-Hal Yang Ditemukan Saat Pengambilan Data...22

4.2Analisis Univariat ...23

4.2.1 Karakteristik subjek penelitian ...23

4.2.2 Prevalensi Diabetes Mellitus Tipe 2 Pada Obesitas Sentral ...25

4.2.3 Sebaran DM Tipe 2 Pada Obesitas Sentral ...26

4.3Pembahasan...29

4.3.1 Gambaran Umum Penelitian...29

4.3.2 Keterbatasan Penelitian...29

4.3.3 Karakteristik Responden Dengan Obesitas Sentral Di Kelurahan Tajur Ciledug Tahun 2009 ...29

4.3.4 Prevalensi Diabetes Mellitus Tipe 2 (DM tipe 2) Pada Obesitas Sentral Di Kelurahan Tajur Ciledug Tahun 2009 ...31

4.3.5 Sebaran DM Tipe 2 Pada Obesitas Sentral Berdasarkan Jenis Kelamin, Usia, Faktor Risiko Hipertensi, Riwayat Keluarga, Merokok, Konsumsi Alkohol, Konsumsi Fast Food dan Kurang Olah Raga...31

BAB 5. PENUTUP 5.1Kesimpulan ...33

5.2Saran ...33

Daftar Pustaka...34

Lampiran ...37

Daftar Riwayat Hidup...57


(11)

Tabel 2-1. Gejala DM Tipe 2 ...10

Tabel 2-2. Kriteria Diagnosis DM Tipe 2 Untuk Dewasa Tidak Hamil ...12

Tabel 4-1. Sebaran subjek penelitian berdasarkan jenis kelamin, usia, pekerjaan, pendidikan dan status pernikahan ...23

Tabel 4-2. Sebaran Subjek Penelitian Berdasarkan Tekanan Darah (JNC VII)...25

Tabel 4-3. Sebaran Subjek Penelitian Berdasarkan BMI ...25

Tabel 4-4. Prevalensi Diabetes Mellitus Tipe 2 Pada Obesitas Sentral ...25

Tabel 4-5. Sebaran DM tipe 2 Berdasarkan Jenis Kelamin ...26

Tabel 4-6. Sebaran DM tipe 2 Berdasarkan Usia...26

Tabel 4-7. Sebaran DM tipe 2 Berdasarkan Faktor Risiko Hipertensi...27

Tabel 4-8. Sebaran DM tipe 2 Berdasarkan Faktor Risiko Riwayat Keluarga DM....27

Tabel 4-9. Sebaran DM tipe 2 Berdasarkan Faktor Risiko Merokok...27

Tabel 4-10. SebaranDM tipe 2 Berdasarkan Faktor Risiko Konsumsi Alkohol...28

Tabel 4-11. Prevalensi DM tipe 2 Berdasarkan Faktor Risiko Konsumsi Fast Food.28 Tabel 4-12. Prevalensi DM tipe 2 Berdasarkan Faktor Risiko Kurang Olah Raga ....28


(12)

Gambar 2-1. Posisi Pengukuran Dan Penempatan Satu Jari Antara Pita Pengukur Dan Tubuh Subjek ...5

Gambar 2-2. Distribusi lemak pada abdomen ...6

Gambar 2-3. Bagan Langkah-Langkah Diagnostik DM dan Gangguan ...13

Gambar 2-4. Kerangka Konsep Penelitian Prevalensi DM tipe 2 Pada Obesitas Sentral ...15

Gambar 3-1. Alur Penelitian Prevalensi DM tipe 2 Pada Obesitas Sentral Di Kelurahan Tajur Ciledug Tahun 2009 ...20

Gambar 4-1. DiagramSebaran Subjek Penelitian Berdasarkan RW ...23

Gambar 4-2. DiagramPrevalensi Diabetes Mellitus Tipe 2 Pada Obesitas Sentral...26


(13)

DM Diabetes Mellitus WHO World Health Organization

CT Computed Tomography

MRI Magnetic Resonance Imaging

WHR Waist-Hip Ratio

LP Lingkar Pinggang

NHLBI National Heart, Lung, Blood Institute

NIH National Insitute of Health

BMI Body Mass Index

LDL Low Density Lipoprotein

NIDDM Non-Insulin Dependent Diabetes Mellitus

IDDM Insulin Dependent Diabetes Mellitus

TGT Toleransi Glukosa Terganggu GDPT Glukosa Darah Puasa Terganggu GDP Glukosa Darah Puasa

GDS Glukosa Darah Sewaktu TTGO Tes Toleransi Glukosa Oral JNC Joint National Committee

RW Rukun Warga RT Rukun Tetangga


(14)

xiii

Kuesioner ...37

Surat Persetujuan ...41

Nilai Rujukan ...42


(15)

1

1. 1. Latar Belakang

Berbagai penelitian epidemiologi menunjukkan adanya kecenderungan peningkatan angka insiden dan prevalensi Diabetes Mellitus (DM) tipe 2 di seluruh dunia. WHO memprediksi adanya peningkatan jumlah pasien diabetes yang cukup besar untuk tahun-tahun mendatang. Prevalensi DM tipe 2 meningkat secara dramatis, sebagian besar karena perubahan gaya hidup, peningkatan prevalensi obesitas, dan proses degeneratif.

Menurut survey yang dilakukan oleh organisasi kesehatan dunia WHO, Indonesia menempati urutan ke-4 terbesar dalam jumlah penderita Diabetes Melitus dengan prevalensi 8,6% dari total penduduk, sedangkan urutan diatasnya India, China dan Amerika Serikat. Temuan tersebut semakin membuktikan bahwa Penyakit Diabetes Mellitus merupakan masalah kesehatan masyarakat yang sangat serius ( Depkes RI, 2008). Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Indonesia tahun 2003 diperkirakan pasien diabetes di Indonesia berjumlah 13,7 juta jiwa. Suatu jumlah yang sangat besar dan merupakan beban yang sangat berat untuk dapat ditangani sendiri oleh dokter spesialis atau subspesialis bahkan oleh semua tenaga kesehatan yang ada (Perkeni, 2006).

Obesitas khususnya obesitas abdominal atau obesitas sentral berasosiasi dengan sejumlah gangguan metabolisme dan penyakit dengan morbiditas dan mortalitas yang tinggi, antara lain: resistensi insulin dan diabetes mellitus, hipertensi, hiperlipidemia, aterosklerosis, penyakit hati dan kandung empedu, bahkan beberapa jenis kanker (Despres, 2001). Pentingnya obesitas sentral atau abdominal terhadap kejadian beberapa penyakit pertama kali dideskripsikan oleh Vague tahun 1956 (Leone, 2009).

Obesitas sentral atau abdominal cukup tinggi prevalensinya, dari suatu penelitian di Swiss didapatkan hasil bahwa angka kejadian obesitas sentral pada wanita lebih banyak dibandingkan pada pria yaitu 30,6% dan 23,9% (Vidal, 2008). Sebuah penelitian di Bali yang dilakukan selama bulan Oktober 2004


(16)

sampai dengan Mei 2005, dengan jumlah subjek penelitian 45 orang didapatkan hasil prevalensi obesitas sentral sebanyak 51,1% (23 orang) (Suastika, 2004).

Untuk menilai timbunan lemak di perut, dapat menggunakan CT scan atau MRI yang merupakan metode terbaik untuk memperkirakan jaringan lemak abdomen. Namun jarang dilakukan untuk studi epidemiologi, karena rumit dan mahal. Alternatif lainnya adalah dengan menggunakan Waist-Hip Ratio (WHR) atau mengukur lingkar pinggang (LP) (Lawrence, 2003).

Obesitas sentral mempunyai rasio risiko relatif terhadap DM tipe 2 sebesar 3,04. Obesitas sentral memberi risiko DM tipe 2 dan terhadap TGT. Intervensi terhadap obesitas sentral memberikan kontribusi paling besar untuk mencegah terjadinya DM tipe 2 pada populasi yang diteliti dengan nilai

PopulationAttributableRisk (PAR) 42,61% (Rahajeng, 2007).

Berdasarkan hal tersebut maka dilakukan penelitian untuk mendapatkan hasil berupa data deskriptif angka prevalensi DM tipe 2 pada obesitas sentral. Belum ada penelitian serupa yang dilakukan di daerah Jabotabek, oleh karena itu diambil satu kelurahan sebagai sample yaitu kelurahan Tajur yang terletak di Kecamatan Ciledug Kodya Tangerang. Tajur merupakan kelurahan yang paling mudah dijangkau peneliti dan belum diketahui besarnya kontribusi obesitas sentral terhadap kejadian DM tipe 2 di kelurahan tersebut.

1. 2. Rumusan Masalah

Angka kejadian DM tipe 2 di Indonesia semakin meningkat, hal ini juga disertai peningkatan angka kejadian obesitas sentral sebagai faktor risiko dari DM tipe 2. Diketahui bahwa obesitas sentral mempunyai rasio risiko relatif terhadap DM tipe 2 cukup besar.

1. 3. Tujuan

1.3.1 Tujuan Umum:

•Mengetahui prevalensi diabetes mellitus tipe 2 (DM tipe 2) pada subjek dengan obesitas sentral yang tinggal di Kelurahan Tajur Ciledug tahun 2009.


(17)

1.3.2 Tujuan Khusus:

• Diketahuinya karakteristik responden dengan obesitas sentral di Kelurahan Tajur Ciledug tahun 2009.

• Diketahuinya distribusi (sebaran) DM tipe 2 pada obesitas sentral berdasarkan jenis kelamin, kelompok usia, faktor risiko seperti hipertensi, riwayat keluarga, merokok, konsumsi alkohol, konsumsi fast food dan kurang olah raga.

1.4 Manfaat Penelitian

Bagi peneliti:

• Memenuhi tugas akhir penelitian sebagai syarat kelulusan sarjana kedokteran.

• Sebagai penelitian awal yang dapat dilanjutkan dikemudian hari.

• Mendapatkan pengalaman belajar dan pengetahuan dalam melakukan penelitian klinis.

• Mengetahui cara membuat penelitian yang baik dengan menggunakan ilmu metodologi penelitian yang diperoleh selama perkuliahan.

• Melatih kemampuan berkomunikasi.

Bagi institusi:

• Menambah referensi penelitian di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah.

Bagi masyarakat:

• Mengetahui bahaya obesitas sentral terutama sebagai faktor risiko DM tipe 2.


(18)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Definisi Obesitas Sentral

Yang dimaksud dengan obesitas sentral atau obesitas abdominal adalah suatu keadaan dimana lingkar pinggang (LP) seseorang melebihi angka normal. Terdapat lemak di bawah kulit dinding perut dan di rongga perut sehingga gemuk di perut. Karena lemak banyak berkumpul dirongga perut disebut juga obesitas sentral (Onat, 2007).

2.1.2 Kriteria Obesitas Sentral

Tidak ada konsensus yang menentukan cut-off point (titik potong) LP untuk obesitas sentral. Ada dua referensi yang paling sering digunakan untuk cut-off point LP yang dikemukakan oleh Lean et al dan Lemieux et al. kesamaan pendapat keduanya adalah batas bawah yang digunakan sample untuk mengambil cut-off point dari populasi kulit putih (Okosun, 1999).

Para ahli dari US National Heart, Lung, Blood Institute/ National Institute of Health (NHLBI/NIH) mengindentifikasi, evaluasi dan memberi perlakuan pada overweight dan obesitas pada dewasa mengemukakan bahwa titik potong LP adalah 102 cm atau lebih pada pria dan 88 cm atau lebih pada wanita. Ini merupakan titik potong yang direkomendasikan dalam mengidentifikasi peningkatan risiko relatif untuk perkembangan obesitas yang berhubungan dengan faktor risiko pada kebanyakan orang dewasa dengan Body Mass Index (BMI) 25-34,9 kg/m2 (Okosun, 1999).

Sumber lain menyatakan bahwa obesitas sentral dinyatakan dengan besar lingkar pinggang pada pria ≥ 90 cm sedangkan pada wanita ≥ 80 cm, atau dengan rasio lingkar pinggang terhadap lingkar panggul (Waist Hip Ratio /WHR). WHR pada pria ≥ 0,90 sedangkan pada wanita ≥ 0,80 (Suastika, 2004).

2.1.3 Pemeriksaan Obesitas Sentral

Computed tomography (CT) dan magnetic resonance imaging (MRI) adalah metode terbaik untuk menentukan jaringan lemak abdomen, namun tidak


(19)

dipraktikkan pada studi epidemiologi skala besar karena rumit dan mahal. Karena itu, sebagai alternatif sering digunakan antropometri pada studi epidemiologi untuk menentukan obesitas sentral. Jenis pengukuran yang paling sering digunakan adalah Waist Hip Ratio (WHR) (Lawrence, 2003).

Lingkar pinggang (LP) belakangan mulai digunakan dan diketahui sebagai alternatif antropometri terbaik dibandingkan dengan WHR, CT dan MRI. Lingkar pinggang mengukur jaringan lemak subkutan dan intra-abdominal. LP lebih mudah interpretasinya dan memiliki kolerasi yang lebih baik dengan massa lemak visceral. Jaringan lemak visceral erat korelasinya dengan sejumlah komplikasi metabolik seperti sindrom resistensi insulin, termasuk hiperinsulinemia, hiperkolesterolemia, hiperglikemia, hipertrigliseridemia dan tingginya kadar low density lipoprotein (LDL). Dibandingkan dengan dengan WHR, LP lebih kuat korelasinya dengan total jaringan lemak tubuh yang dinilai dengan BMI (Okosun, 1999).

Pengukuran lingkar pinggang dilakukan dengan mengukur keliling perut melalui pertengahan krista iliaka dengan tulang iga terbawah secara horizontal (Suastika, 2004).

Gambar 2-1. Posisi pengukuran dan penempatan satu jari antara pita pengukur dan tubuh subjek


(20)

2.1.4 Epidemiologi Obesitas Sentral

Prevalensi obesitas sentral di Amerika Serikat tahun 1999 adalah 27,1 % pada pria kulit putih, 20,2 % pada pria kulit hitam, 21,4 % pada pria Hispanic. Sedangkan prevalensi obesitas sentral pada wanita sebesar 43,2 % pada kulit putih, 56,0 % pada kulit hitam dan 55,4 % pada Hispanic. (Okosun, 1999)

Prevalensi obesitas sentral dengan kriteria lingkar pinggang ≥ 90 cm pada pria dewasa dan ≥ 85 cm pada wanita dewasa di Korea tahun 2001 adalah 23,4 % dan 23,1 % (NHLBI, 2007). Sedangkan dari sebuah penelitian di Bali yang dilakukan oleh Suastika dkk. Didapatkan hasil prevalensi obesitas sentral (kriteria lingkar pinggang ≥ 90 cm untuk laki-laki dan ≥ 80 cm untuk perempuan) sebesar 51,1% dengan jumlah total subjek penelitian sebanyak 45 orang (Suastika, 2004). 2.1.5 Perbedaan Obesitas Sentral dengan Obesitas General

Obesitas general didefinisikan dengan nilai BMI yaitu jika BMI ≥ 30 kg/m2 (kriteria WHO untuk Eropa dan Amerika) atau jika BMI ≥ 25 kg/m2 (kriteria untuk Asia Pasifik), sedangkan obesitas sentral tidak mengacu pada BMI namun lebih memperhitungkan besarnya lingkar pinggang atau WHR. Pada obesitas general lemak terdistribusi secara merata sedangkan pada obesitas sentral lemak berkumpul pada regio abdomen (NHLBI, 2007).

Lemak pada regio abdomen mempunyai hubungan erat terhadap risiko kesehatan dibandingkan pada regio perifer misalnya daerah gluteal-femoral. Lemak abdominal digambarkan memiliki 3 kompartemen yaitu visceral, retroperitoneal, dan subcutaneous (NHLBI,2007).

Gambar 2-2. Distribusi Lemak pada abdomen Dikutip dari www.nhlbi.nih.gov


(21)

2.1.6 Hubungan Obesitas Sentral dengan DM Tipe 2

Kelebihan lemak di abdomen yang melebihi proporsi lemak total tubuh merupakan faktor risiko mayor yang independen dan morbiditas. Kelebihan ukuran lingkar pinggang erat hubungannya dengan kenaikan risiko DM tipe 2, dislipidemia, hipertensi dan penyakit kardiovaskular pada pasien dengan BMI antara 25 hingga 34,9 kg/m2 (NHLBI, 2007).

Beberapa penelitian memperkirakan bahwa lemak visceral adalah komponen dari lemak abdominal yang paling berpengaruh sebagai faktor risiko kesehatan. Sedangkan penelitian lain menyatakan bahwa lemak subcutaneous paling erat hubungannya dengan kejadian resistensi insulin (NHLBI, 2007). 2.1.7 Definisi DM Tipe 2

NIDDM (Non-Insulin Dependent Diabetes Mellitus) atau diabetes mellitus tipe 2 adalah salah satu tipe diabetes yang angka kejadiannya paling tinggi. Diabetes mellitus merupakan salah satu dari kelompok penyakit metabolisme yang ditandai oleh tingginya kadar gula darah, akibat defek sekresi insulin, atau aksinya, atau keduanya. Diabetes mellitus dikenal juga dengan nama kencing manis. Peningkatan kadar glukosa darah (hiperglikemia) menyebabkan pengeluaran glukosa melalui urin, sehingga urin menjadi manis (Funnel, 2004). Normalnya, kadar glukosa darah secara ketat dikontrol oleh hormon insulin, hormon yang diproduksi di pankreas. Insulin akan menurunkan kadar glukosa darah. Ketika kadar glukosa meningkat, insulin akan dilepaskan dari pankreas untuk menormalkan kadar glukosa. Pada pasien diabetes mellitus, ketiadaan atau insufisiensi produksi insulin menyebabkan hiperglikemia. Diabetes merupakan penyakit kronik, meskipun dapat dikontrol namun sulit untuk disembuhkan (Mathur R, 2007)

2.1.8 Epidemiologi DM Tipe 2

Pada umumnya DM tipe 2 dapat terjadi pada usia dewasa diatas 30 tahun. DM tipe 2 merupakan tipe yang paling sering terjadi dibanding IDDM (Insulin Dependent Diabetes Mellitus) atau diabetes mellitus tipe 1 (Funnel, 2004).

Meskipun sebelumnya DM tipe 2 umumnya didiagnosis pada usia paruh baya (middle age), sekarang onset terjadi pada usia yang lebih muda di Japan terlihat empat kali peningkatan insiden DM tipe 2 pada usia 6 hingga 15 tahun.


(22)

Data dari Amerika Serikat mengindikasikan adanya 8-45 % kasus DM tipe 2 didiagnosis pada usia muda (Cheng, 2005).

Statistik global mengindikasikan beban diabetes mellitus tipe 2 di negara berkembang menjadi masalah besar. Misalnya India dengan penduduk 38 juta dengan diabetes sedangkan di Cina terdapat 23 juta penderita diabetes. Tahun 2025, jumlah ini diperkirakan bertambah menjadi dua kali lipat (Cheng, 2005).

Prevalensi DM tipe 2 meningkat secara dramatis, sebagian besar karena perubahan gaya hidup, peningkatan prevalensi obesitas, dan proses degeneratif. Untuk Indonesia WHO memperkirakan kenaikan jumlah pasien dari 8,4 juta pada tahun 2000 menjadi sekitar 21,3 juta pada tahun 2030. Laporan hasil penelitian di berbagai daerah di Indonesia yang dilakukan pada dekade 1980 menunjukkan sebaran prevalensi DM tipe 2 antara 0,8 % di Tanah Toraja, sampai 6,1 % yang di dapatkan di Manado. Hasil penelitian pada era 2000 menunjukkan peningkatan prevalensi yang sangat tajam. Sebagai contoh penelitian di Jakarta (daerah urban) dari prevalensi DM tipe 2 1,7 % pada tahun 1982 menjadi 5,7 % pada tahun 1993 dan kemudian menjadi 12,8 % pada tahun 2001 di daerah sub-urban Jakarta (Rahajeng, 2007).

2.1.9 Etiologi dan Patogenesis DM Tipe 2 Penyebab DM tipe 2 adalah:

a. Insufisiensi produksi insulin b. Defek produksi insulin

c. Ketidakmampuan sel untuk menggunakan insulin dengan tepat dan efisien (Nathan, Cagliero, 2001).

Kondisi ini akan mempengaruhi hampir seluruh sel otot dan jaringan lemak dan mengakibatkan keadaan resistensi insulin. Ini merupakan masalah utama pada DM tipe 2 (Nathan, Cagliero, 2001).

Insulin adalah hormon yang diproduksi oleh sel beta pankreas. Insulin bekerja membantu pemasukan glukosa dari aliran darah ke dalam sel. Agar dapat digunakan untuk menghasilkan energi. Secara tidak langsung, insulin akan menurunkan kadar glukosa di dalam darah. Ketika jumlah insulin sedikit atau ada masalah kerja insulin, sel tidak dapat memasukkan cukup glukosa dari darah dan


(23)

kadar glukosa darah menjadi tinggi sehingga menyebabkan diabetes (Funnel, 2004).

Teori yang paling diterima di seluruh dunia mengenai patogenesis DM tipe 2 adalah kombinasi antara resistensi insulin dengan defisiensi sekresi insulin. Resistensi insulin digambarkan sebagai berkurangnya sensitivitas terhadap efek dari insulin, keadaan ini dapat diturunkan maupun dapatan (acquired) akibat dari obesitas, proses penuaan, pengobatan, endokrinopati spesifik seperti akromegali atau Cushing’s syndrome (Nathan, Cagliero, 2001).

2.1.10 Faktor Risiko DM Tipe 2

Ada 2 kelompok faktor risiko DM tipe 2, yaitu yang tidak bisa dimodifikasi dan yang bisa dimodifikasi. Faktor risiko yang tidak bisa dimodifikasi yaitu :

a. Ras dan etnik

b. Riwayat keluarga dengan diabetes

c. Usia. Berdasarkan data statistik usia > 45 tahun terjadi peningkatan risiko untuk menderita intoleransi glukosa dan lebih rentan terhadap DM tipe 2. d. Riwayat melahirkan bayi dengan berat badan (BB) bayi lahir > 4000 gram

atau riwayat pernah menderita DM gestasional.

e. Riwayat lahir dengan BB rendah, kurang dari 2,5 kg. Bayi yang lahir dengan BB rendah mempunyai risiko yang lebih tinggi dibanding dengan bayi dengan BB normal (Perkeni, 2006).

Faktor risiko yang bisa dimodifikasi yaitu a. Berat badan lebih (BMI > 23kg/m2).

b. Gaya hidup. Kurangnya aktivitas fisik dan kurang berolah raga.

c. Pola makan. Kebiasaan mengonsumsi makanan cepat saji, makanan kolesterol tinggi, mengonsumsi alkohol.

d. Hipertensi (> 140/90 mmHg).

e. Merokok. Merokok meningkatkan risiko DM tipe 2. Pada sebuah penelitian selama 6 tahun yang melibatkan 40,000 orang laki-laki berusia 40 hingga 75 tahun didapatkan hasil bahwa merokok sebanyak 1 bungkus atau lebih setiap hari akan melipatgandakan risiko terjadinya DM tipe 2. Selain itu juga, pasien DM yang merokok akan meningkatkan risiko komplikasi. Tujuh puluh lima


(24)

persen pasien DM meninggal akibat masalah kardiovaskular seperti serangan jantung dan stroke akibat rokok, karena rokok membuat kerja jantung lebih berat dengan vasokonstriksi, peningkatan denyut jantung dan peningkatan tekanan darah.

f. Obesitas khususnya sentral (Nathan, Cagliero, 2001). Faktor lain yang terkait dengan risiko diabetes :

a. Penderita Polycystic Ovary Syndrome (PCOS) atau keadaan klinis lain yang terkait dengan resistensi insulin.

b. Penderita sindrom metabolik. Memiliki riwayat toleransi glukosa terganggu (TGT) atau glukosa darah puasa terganggu (GDPT) sebelumnya. Memiliki riwayat penyakit kardiovaskular, seperti stroke, PJK( Penyakit Jantung Koroner), PAD (Peripheral Arterial Diseases) (Perkeni, 2006).

2.1.11 Gambaran Klinis dan Patofisiologi DM Tipe 2 Tabel 2-1. Gejala DM tipe 2

Gejala yang pada umumnya terjadi pada DM tipe 2 adalah:

• 3P (Poliuria, Polidipsia, Polifagia)

• Poluria adalah peningkatan frekuensi berkemih

• Polidipsia adalah peningkatan rasa haus sehingga minum banyak air

• Polifagia adalah peningkatan nafsu makan

• Turunnya berat badan

• Visus menurun

• Infeksi kulit

• Fatigue

• Luka sulit sembuh

Rasa terbakar, tertusuk atau gatal pada kulit biasanya pada ekstremitas. Dikutip dan telah diolah kembali dari Funnel, M. 2004. Michigan Diabetes Research and Training Center. Diakses dari http://www.med.umich.edu/1libr/guides/noninsul.htm

Gejala awal dari diabetes berhubungan dengan peningkatan kadar gula darah dan jumlah glukosa yang dikeluarkan melalui urin. Tingginya jumlah glukosa dalam urin akan meningkatkan output urin (poliuria) sehingga dapat menyebabkan dehidrasi. Kemudian dehidrasi menyebabkan rasa haus dan peningkatan konsumsi air (polidipsia) (Nathan, Cagliero, 2001).


(25)

Ketidakmampuan insulin untuk bekerja secara normal akan mempengaruhi metabolisme karbohidrat, protein dan lemak. Insulin merupakan hormon anabolik yang dapat membantu penyimpanan lemak dan protein. Defisiensi insulin yang relatif maupun absolut akan menyebabkan kehilangan berat badan meskipun nafsu makan meningkat (polifagia). Beberapa pasien diabetes juga mengeluh lelah, mual dan muntah. Pasien diabetes mudah mengalami infeksi kandung kemih, kulit dan daerah sekitar organ reproduksi eksterna. Fluktuasi kadar gula darah akan menyebabkan kaburnya penglihatan. Peningkatan ekstrim dapat menyebabkan ketidaksadaran dan koma (Nathan, Cagliero, 2001).

2.1.12 Diagnosis DM Tipe 2

Diagnosis DM tipe 2 ditegakkan atas dasar pemeriksaan kadar glukosa darah. Diagnosis tidak dapat ditegakkan atas dasar adanya glukosuria. Guna penentuan diagnosis DM tipe 2, pemeriksaan glukosa darah yang dianjurkan adalah pemeriksaan glukosa secara enzimatik dengan bahan darah plasma vena. Penggunaan bahan darah utuh, vena ataupun kapiler tetap dapat digunakan dengan memperhatikan angka-angka kriteria diagnostik yang berbeda sesuai pembakuan oleh WHO. Sedangkan untuk tujuan pemantauan hasil pengobatan dapat menggunakan pemeriksaan glukosa darah kapiler (Alberti, 1998).

Berbagai keluhan dapat ditemukan pada diabetes. Kecurigaan adanya DM tipe 2 perlu dipikirkan apabila terdapat keluhan klasik seperti:

a. Poliuria, polidipsia, polifagia dan penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan sebabnya.

b. Keluhan lain berupa : badan lemah, kesemutan, gatal, mata kabur, dan disfungsi ereksi pada pria, serta pruritus vulvae pada wanita (Alberti, 1998). Diagnosis DM tipe 2 dapat ditegakkan melalui tiga cara. Yaitu:

a. Jika keluhan klasik ditemukan dan pemeriksaan glukosa darah sewaktu ≥ 200 mg/dL.

b. Dengan TTGO (Tes Toleransi Glukosa Oral). Meskipun TTGO dengan beban 75 g glukosa lebih sensitif dan spesifik dibanding dengan pemeriksaan glukosa darah puasa, namun TTGO sulit untuk dilakukan berulang-ulang dan dalam praktek sangat jarang dilakukan.


(26)

Tabel 2-2. Kriteria diagnosis DM tipe 2

Kriteria diagnosis DM tipe 2 untuk dewasa tidak hamil

• Gejala klasik DM + glukosa darah sewaktu ≥ 200 mg/dL (11,1 mmol/L), atau

• Gejala klasik DM + kadar glukosa darah puasa ≥ 126 mg/dL (7,0 mmol/L), atau

• Kadar glukosa darah 2 jam pada TTGO ≥ 200 mg/dL (11,1 mmol/L) Dikutip dan telah diolah kembali dari Alberti, KG. 1998. Definition, diagnosis and classification of diabetes mellitus and its complications. Part 1: diagnosis and classification of diabetes mellitus provisional report of a WHO consultation. Diabet Med (7) : 539-53. Diakses dari

http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/9686691

Apabila hasil pemeriksaan tidak memenuhi kriteria normal atau DM tipe 2, maka dapat digolongkan ke dalam kelompok TGT (Toleransi Glukosa Terganggu) atau GDPT (Glukosa Darah Puasa Terganggu) tergantung dari hasil yang diperoleh.

a. TGT = glukosa darah plasma 2 jam setelah beban antara 140-199 mg/dL (7,8-11,0mmol/L).

b. GDPT = glukosa darah puasa antara 100-125 mg/dL (5,6-6,9 mmol/L) (Alberti, 1988)


(27)

Gambar 2-3. Bagan langkah-langkah diagnostik DM dan gangguan Dikutip dari Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2

di Indonesia 2006 2.1.13 Komplikasi DM Tipe 2

Komplikasi yang ditimbulkan diabetes secara umum merupakan akibat dari gangguan vaskuler, baik makrovaskuler maupun mikrovaskuler. Organ yang sering terkena dampaknya adalah mata (katarak diabetik, retinopati diabetik dll), ginjal (nefropati diabetik) dan saraf (neuropati) (UKPDS, 1998).

Dalam perjalanan penyakit DM, dapat terjadi penyulit akut dan menahun : a. Penyulit akut

1) Ketoasidosis diabetik 2) Hiperosmolar non ketotik


(28)

3) Hipoglikemia b. Penyulit menahun

1) Makroangiopati :

a) Pembuluh darah jantung

b) Pembuluh darah tepi (perifer). Penyakit arteri perifer sering terjadi pada penyandang diabetes. Terkadang ulkus iskemik kaki merupakan kelainan yang pertama muncul.

c) Pembuluh darah otak 2) Mikroangiopati:

a) Retinopati diabetik. Pengendalian kadar glukosa dan tekanan darah yang baik akan mengurangi risiko dan memberatnya retinopati.

b) Nefropati diabetik.

c) Neuropati. Yang tersering dan paling penting adalah neuropati perifer, berupa hilangnya sensasi distal. Berisiko tinggi untuk terjadinya ulkus kaki dan amputasi. Gejala yang sering dirasakan kaki terasa terbakar dan bergetar sendiri, dan lebih terasa sakit saat malam hari (Nathan, Cagliero, 2001)


(29)

2.2 Kerangka Konsep

Gambar 2-4. Kerangka Konsep Penelitian Prevalensi DM Tipe 2 Pada Obesitas Sentral

2.3 Definisi Operasional

No Variable Definisi Operasional Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur Skala

1 Konsumsi

fast food

Frekuensi responden mengonsumsi makanan cepat saji yang

kandungan gizinya kurang baik. Sering = 1 kali dalam seminggu atau lebih, jarang = 1 kali dalam sebulan atau kurang, tidak pernah = tidak pernah sama sekali.

Kuesioner Wawancara 2 = sering 1 = jarang 0 = tidak pernah

Ordinal

2 Olah Raga Frekuensi responden berolah raga per

minggu. Sering = 1 kali dalam seminggu atau lebih, jarang = 1 kali dalam sebulan atau kurang, tidak pernah = tidak pernah olah raga dalam 1 tahun terakhir

Kuesioner Wawancara 2 = tidak pernah 1 = jarang 0 = sering

Ordinal

3 Merokok Faktor risiko merokok pada diri responden

Kuesioner Wawancara 2 = ya, masih 1 = sudah berhenti 0 = tidak pernah

Ordinal


(30)

alkohol alkohol pada diri responden

1 = sudah berhenti 0 = tidak pernah 5 Riwayat

Penyakit Keluarga

Riwayat keluarga yang satu garis keturunan dengan responden memiliki penyakit DM tipe 2

Kuesioner Wawancara 1 = ada 0 = tidak ada

Nominal

6 Obesitas Sentral

Suatu keadaan dimana lingkar pinggang ≥ 80 cm untuk perempuan dan ≥ 90 cm untuk laki-laki Pita Pengukur (measuring tape) Telaah data lingkar pinggang 1 = kriteria (+) 0 = kriteria (-) Nominal 7 Diabetes Mellitus tipe 2 Penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau kedua-duanya Kuesioner dan glukometer Telaah data kuesioner serta hasil GDS dan/atau GDP

0 = negatif DM tipe 2

1 = positif DM tipe 2

Nominal

8 Jenis Kelamin

Keadaan tubuh yang membedakan manusia secara fisik

berdasarkan fungsinya

Kuesioner Wawancara 1 = laki-laki 2 = perempuan

Nominal

9 Umur Lamanya hidup dihitung berdasarkan ulang tahun terakhir

Kuesioner Wawancara 1 = ≤ 20 tahun 2 = 21-30 tahun 3 = 31-40 tahun 4 = 41-50 tahun 5 = 51-60 tahun 6 = > 60 tahun

Ordinal

10 BMI Body Mass Index atau Indeks Massa Tubuh. Perbandingan antara berat badan (dalam kilogram) dengan kuadrat tinggi badan (dalam meter)

Timbangan berat badan standar

(bathroom scale) dan sadiometer

Telaah data berat badan dan tinggi badan

1 =

underweight

2 = normal 3 = overweight

4 = obesitas derajat 1 5 = obesitas derajat 2

Ordinal

11 Hipertensi Faktor risiko tekanan darah tinggi pada diri responden Sphygmoma-nometer Telaah data tekanan sistolik atau diastolik

1 = normal 2 = pra hipertensi 3 = hipertensi derajat 1 4 = hipertensi derajat 2

Ordinal

12 Gejala Klinis Gejala-gejala klinis DM tipe 2 yang terdapat pada diri responden

Kuesioner Wawancara 1 = gejala (+) 0 = gejala (-)

Nominal

13 GDP Kadar gula darah responden dengan mengambil darah vena atau kapiler setelah puasa minimal selama 8 jam

Glukometer Pengambilan

sample darah untuk tes kadar gula darah

1 = kriteria DM tipe 2 (+) 0 = kriteria DM tipe 2 (-)

Nominal


(31)

responden dengan mengambil darah vena atau kapiler yang diperiksakan tanpa memperhatikan jam makan terakhir

sample darah untuk tes kadar gula darah

tipe 2 (+) 0 = kriteria DM tipe 2 (-)


(32)

18

3. 1. Desain Penelitian

Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji potong lintang atau cross sectional untuk mendapatkan angka prevalensi DM tipe 2 pada obesitas sentral.

3. 2. Tempat dan Waktu Penelitian

3.2.1 Tempat penelitian

Kelurahan Tajur Kecamatan Ciledug Kodya Tangerang Provinsi Banten

3.2.2 Waktu penelitian

Penelitian dilakukan pada bulan Oktober 2009

3.3 Populasi dan Sample

3. 3. 1. Populasi dan sample yang diteliti

• Populasi adalah subjek yang tinggal di Kelurahan Tajur Kecamatan Ciledug Kodya Tangerang target

Sample adalah subjek dengan obesitas sentral yang mempuyai kriteria lingkar pinggang ≥ 90 cm untuk laki-laki dan ≥ 80 cm untuk perempuan, di Kelurahan Tajur Ciledug.

3. 3. 2. Jumlah sample

Rumus jumlah sample yang dibutuhkan untuk mengetahui prevalensi

n1 = Zα2 (PQ)

d2

α= 0,05 Æ = 1.96 (tabel kurva normal)

d = akurasi 10%, = presisi = tingkat ketelitian yaitu kesalahan maksimal yang dapat ditolerir, pada umumnya diambil 5% atau 10%

P = prevalensi atau proporsi orang yang mempunyai LP ≥ 90cm untuk laki-laki dan ≥ 80 cm untuk perempuan. Persentase taksiran hal / variable


(33)

yang diteliti, diambil dari referensi, bila tidak diketahui adalah 50%, dengan catatan tidak akan kekurangan jumlah sample.

Q = 1 – P

n2 = n1 + 10% n1

n2 = besar sample ditambah substitusi 10 % (substitusi adalah persen responden

yang mungkin drop out).

α= 0,05 Æ = 1.96 (tabel kurva normal) • d = diambil oleh peneliti 10%

P = 51,1 % dari hasil penelitian di Bali. • Q = 1 – 0,511 = 0.489

Untuk menjaga kemungkinan adanya sample penelitian yang drop out, jumlah sample ditambah menjadi:

n2 = 95,993 + 10 % (95,993) = 105,5923 ~ 106

Jadi, dalam penelitian ini dibutuhkan subjek minimal sebanyak 106 orang.

3. 3. 3. Cara pengambilan sample

Pengambilan sample dengan menggunakan Simple random sampling.

3. 3. 4. Kriteria sample

3. 3. 4. 1. Kriteria inklusi

a. Laki-laki dengan lingkar pinggang ≥ 90 cm atau perempuan dengan lingkar pinggang ≥ 80 cm.

b. Warga yang tinggal dan menetap di Kelurahan Tajur Ciledug. c. Bersedia dijadikan subjek penelitian.

d. Usia ≥ 20 tahun.

e. Ada pada saat pengambilan sample


(34)

3. 3. 4. 2. Kriteria eksklusi

a. Wanita hamil b. Ascites

c. Subjek yang tidak dapat bekerja sama

3.4 Cara Kerja Penelitian

Kriteria Inklusi (+)

Subjek penelitian

Identitas subjek penelitian

Kriteria Eksklusi (-)

Mengumpulkan informasi

Analisis data Pengolahan data Data penduduk di

Kelurahan Tajur Ciledug

Penulisan laporan penelitian

Gambar 3-1. Alur penelitian prevalensi DM tipe 2 pada obesitas sentral di Kelurahan Tajur Ciledug tahun 2009


(35)

3.5 Managemen Data

3.5.1 Pengumpulan data

Data yang digunakan merupakan data kuantitatif yang pengumpulannya dilakukan langsung oleh peneliti terhadap subjek penelitian (data primer). Adapun proses dalam pengumpulan data yaitu :

a. Menjelaskan kepada subjek penelitian tujuan dan cara kerja.

b. Meminta persetujuan (informed consent) subjek untuk dijadikan sample dalam penelitian penelitian.

c. Mengukur antropometri berupa :

• Berat badan yang diukur dengan menggunakan bathroom scale (timbangan berat badan standar) dalam posisi berdiri tegap.

• Tinggi badan yang diukur dengan menggunakan stadiometer dalam posisi tegap.

• Lingkar pinggang subjek penelitian untuk memastikan bahwa sesuai dengan kriteria inklusi, dengan mengukur keliling perut melalui pertengahan Krista iliaka dengan tulang iga terbawah secara horizontal, menggunakan pita pengukur (measuring tape).

• Menentukan BMI. Diukur dengan menggunakan rumus berat badan dalam satuan kilogram dibagi dengan kuadrat tinggi badan dalam satuan meter. d. Meminta subjek penelitian untuk mengisi kuesioner.

e. Memandu subjek penelitian dalam mengisi kuesioner.

f. Mengukur tekanan darah subjek dengan menggunakan sphygmomanometer. g. Mengukur kadar gula darah sewaktu (GDS) atau gula darah puasa (GDP)

subjek penelitian dengan menggunakan glukometer.

3.5.2 Pengolahan, analisis dan penyajian data

Data yang telah dikumpulkan selanjutnya diolah dan dianalisis dengan komputer program microsoft excel dan SPSS 10.0 for windows. Data yang didapat disajikan dalam bentuk tekstuler dan tabuler. Data dianalisis dengan cara analisis univariat untuk mendapatkan frekuensi dan persentase dari masing-masing variable, baik independen maupun variable dependen.


(36)

BAB 4

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1Hal-Hal Yang Ditemukan Saat Pengambilan Data

Dari laporan kependudukan terakhir bulan Agustus 2009 yang diterima kelurahan dari setiap rukun warga (RW) yang berjumlah 9 RW didapatkan data. Jumlah penduduk di RW 01 sebanyak 12.941 orang, di RW 02 sebanyak 12.941 orang, di RW 03 sebanyak 12.955 orang, di RW 04 sebanyak 12.959 orang, di RW 05 sebanyak 12.962 orang, di RW 06 sebanyak 12.970 orang, di RW 07 sebanyak 12.970 orang, di RW 08 sebanyak 12.970 orang dan di RW 09 sebanyak 12.970 orang.

Dari keseluruhan penduduk yang tinggal di kelurahan Tajur, terdapat 2 jenis pemukiman yang pertama yaitu pemukiman kompleks (Puri Kartika dan Wisma Tajur) dengan karakteristik alamat ada nama jalan, blok, nomor rumah, RT (Rukun Tetangga) dan RW, sedangkan yang kedua yaitu pemukiman perkampungan dengan karakteristik alamat nama kampung, nomor rumah, RT dan RW.

Setelah mendapat persetujuan dari Lurah Tajur, peneliti melakukan pengumpulan data primer dengan cara mengirim undangan pada alamat tertentu yang didapat secara simple random sampling agar datang ke rumah ketua RT atau ketua RW atau posyandu di RW setempat untuk melakukan pemeriksaan kesehatan. Kemudian responden yang datang diberi penjelasan dan diminta persetujuannya untuk diikut sertakan dalam penelitian ini.

Setelah menandatangani surat persetujuan, peneliti memeriksa responden untuk menilai kriteria inklusi. Dari 130 responden yang datang terdapat sebanyak 107 responden yang memenuhi kriteria inklusi yang selanjutnya dapat disebut sebagai subjek penelitian. Semua subjek penelitian diminta untuk mengisi kuesioner dibawah bimbingan peneliti dan selanjutnya dilakukan pemeriksaan tekanan darah, antropometri, dan kadar gula darah sewaktu (GDS) atau gula darah puasa (GDP) tergantung dari kondisi subjek penelitian saat datang.


(37)

4.2Analisis Univariat

4.2.1 Karakteristik subjek penelitian

RW 09 06 05 04 03 02 01 P er s ent a s e 50 40 30 20 10 0

Gambar 4-1. Diagram Sebaran Subjek Penelitian Berdasarkan RW

Dari diagram diatas dapat diketahui bahwa subjek penelitian berasal dari RW 01, 02, 03, 04, 05, 06 dan 09. Dengan masing-masing perbandingan persentase RW 01 : RW 02 : RW 03 : RW 04 : RW 04 : RW 05 : RW 06 : RW 09 yaitu 5,6 % : 22,4 % : 6,5 % : 6,5 % : 4,7 % : 14 % : 40,2 %. Dan subjek penelitian terbanyak berasal dari RW 09 yaitu 40,2% dan paling sedikit dari RW 05 yaitu 4,7%.

Tabel 4-1. Sebaran subjek penelitian berdasarkan jenis kelamin, usia, pekerjaan, pendidikan dan status pernikahan

Variable Jumlah (n) Persentase (%) Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan 32 75 29,9 70,1 Usia (tahun) 21-30 31-40 41-50 15 30 39 14,0 28,0 36,4

51-60 17 15,9

> 60 6 5,6

Pekerjaan

Tidak bekerja 11 10,3

Mahasiswa 3 2,8

Ibu rumah tangga 44 41,1

Buruh 2 1,9

Pegawai Negeri Sipil (PNS) 9 8,4

Karyawan swasta 17 15,9

Wirausaha 18 16,8


(38)

Tabel 4-1 (Sambungan)

Variable Jumlah (n) Persentase (%)

Pekerjaan

Pensiunan 3 2,8

Pendidikan Terakhir

Tidak sekolah 2 1,9

Tidak tamat SD atau sederajat 3 2,8

Tamat SD atau sederajat 11 10,3

Tamat SMP atau sederajat 16 15,0

Tamat SMA atau sederajat 50 46,7

Perguruan tinggi 25 23,4

Status Pernikahan

Belum menikah 6 5,6

Menikah 97 90,7

Janda/duda 4 3,7

Sebaran subjek penelitian berdasarkan jenis kelamin didapatkan bahwa jumlah perempuan lebih banyak dari jumlah laki-laki yaitu 75 orang (29,9 %) dan 32 orang (70,1 %).

Untuk sebaran berdasarkan usia didapatkan kelompok usia 21-30 tahun sebanyak 15 orang (14,0%), kelompok usia 31-40 tahun sebanyak 30 orang (28,0 %), kelompok usia 41-50 tahun sebayak 39 orang (36,4 %), kelompok usia 51-60 tahun sebanyak 17 orang (15,9 %) dan kelompok usia diatas 60 tahun sebanyak 6 orang (5,6 %).

Sebaran berdasarkan pekerjaan dapat diketahui bahwa jumlah subjek penelitian yang tidak bekerja sebanyak 11 orang (10,3 %), mahasiswa sebanyak 3 orang (2,8 %), ibu rumah tangga sebanyak 44 orang (41,1 %), buruh sebanyak 2 orang (1,9 %), Pegawai Negeri Sipil (PNS) sebanyak 9 orang (8,4 %), karyawan swasta sebanyak 17 orang (15,9 %), wirausaha sebanyak 18 orang (16,8 %) dan pensiunan sebanyak 3 orang (2,8 %).

Sebaran subjek penelitian berdasarkan pendidikan dapat dilihat pada tabel diatas bahwa jumlah yang tidak sekolah sebanyak 2 orang (1,9 %), tidak tamat SD sebanyak 3 orang (2,8 %), tamat SD atau sederajat sebanyak 11 orang (10,3 %), tamat SMP atau sederajat sebanyak 16 orang (15 %), tamat SMA atau sederajat sebanyak 50 orang (46,7 %) dan perguruan tinggi sebanyak 25 orang (23,4 %).

Sebaran subjek penelitian berdasarkan status pernikahan didapatkan sebanyak 6 orang (5,6 %) belum menikah, 97 orang (90,7 %) menikah dan 4 orang (3,7 %) janda atau duda.


(39)

Tabel 4-2. Sebaran Subjek Penelitian Berdasarkan Tekanan Darah (JNC VII)

Tekanan Darah Pengelompokkan

Tekanan Darah Jumlah (n) Persentase (%)

Normal 39 36,4

Pra-hipertensi 17 15,9

Hipertensi derajat 1 35 32,7 Hipertensi derajat 2 16 15,0

TOTAL 107 100,0

Dari tabel diatas dapat diketahui sebaran subjek penelitian berdasarkan tekanan darah (JNC VII) sebanyak 39 orang (36,4 %) dengan tekanan darah normal, 17 orang (15,9 %) dengan pra-hipertensi, 35 orang (32,7 %) dengan hipertensi derajat 1 dan 16 orang (15 %) dengan hipertensi derajat 2.

Tabel 4-3. Sebaran Subjek Penelitian Berdasarkan Pengelompokkan BMI

Kategori BMI Jumlah (n) Persentase (%)

Underweight 2 1,9

Normal 32 29,9

Overweight 20 18,7

Obesitas 1 41 38,3 Obesitas 2 12 11,2

TOTAL 107 100,0

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa dari seluruh subjek penelitian dengan obesitas sentral terdapat 2 orang (1,9 %) termasuk kategori underweight, 32 orang (29,9 %) normal, 20 orang (18,7 %) overweight, 41 orang (38,3 %) obesitas 1 dan 12 orang (11,2 %) obesitas 2.

4.2.2 Prevalensi Diabetes Mellitus Tipe 2 Pada Obesitas Sentral Tabel 4-4. Prevalensi Diabetes Mellitus Tipe 2 Pada Obesitas Sentral

Diagnosis Jumlah (n) Persentase (%)

DM 12 11,2

Non-DM 95 88,8

TOTAL 107 100,0


(40)

Diagnosis DM tipe 2

POSITIF DM tipe 2 NEGATIF DM tipe 2

Jumlah

100

80

60

40

20

0

Gambar 4-2. Diagram Prevalensi Diabetes Mellitus Tipe 2 Pada Obesitas Sentral Tabel dan diagram di atas menunjukkan bahwa dari 107 orang subjek penelitian dengan obesitas sentral terdapat 12 orang yang dapat didiagnosis DM tipe 2 atau dapat dikatakan bahwa prevalensi DM tipe 2 pada obesitas sentral sebesar 11,2 %.

4.2.3 Sebaran DM Tipe 2 Pada Obesitas Sentral a. Berdasarkan jenis kelamin

Tabel 4-5. Sebaran DM Tipe 2 Pada Obesitas Sentral Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Jumlah DM Tipe 2

Laki-laki 4 Perempuan 8

TOTAL 12

Dari tabel 4-5 dapat diketahui jumlah perempuan dengan DM tipe 2 dua kali lebih banyak dari laki-laki, yaitu 8 orang (66,66 %) dan 4 orang (33,33 %).

b. Berdasarkan usia

Tabel 4-6. Sebaran DM Tipe 2 Pada Obesitas Sentral Berdasarkan Usia

Usia (tahun) Jumlah DM Tipe 2

21-30 0 31-40 3 41-50 6 51-60 2 Lebih dari 60 1

TOTAL 12


(41)

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa kejadian DM tipe 2 pada obesitas sentral terbanyak pada kelompok usia 41-50 tahun yaitu sebanyak 6 orang (50 %), sisanya sebanyak 3 orang (25 %) berusia 31-40 tahun, 2 orang (16,66 %) berusia 51-60 tahun dan 1 orang (8,33 %) berusia lebih dari 60 tahun.

c. Berdasarkan faktor risiko hipertensi

Tabel 4-7. Sebaran DM Tipe 2 Pada Obesitas Sentral Berdasarkan Faktor Risiko Hipertensi

Pengelompokkan Tekanan Darah Jumlah DM Tipe 2

Normal 0 Pra-Hipertensi 4 Hipertensi derajat 1 4

Hipertensi derajat 2 4

TOTAL 12

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa jumlah DM tipe 2 dengan kategori pra-hipertensi, hipertensi derajat 1 dan hipertensi derajat 2 sama masing-masing sebanyak 4 orang (33,33 %). Jumlah hipertensi sebanyak 8 orang (jumlah hipertensi derajat 1 + jumlah hipertensi derajat 2) dalam persentase dinyatakan sebesar 66,66 %.

d. Berdasarkan faktor risiko riwayat keluarga DM

Tabel 4-8. Sebaran DM Tipe 2 Pada Obesitas Sentral Berdasarkan Faktor Risiko Riwayat Keluarga DM

Riwayat Keluarga Jumlah DM Tipe 2

Tidak ada / tidak tahu 5

Ada 7 TOTAL 12

Dari tabel diatas diketahui bahwa terdapat 5 penderita DM tipe 2 (41,66 %) tanpa riwayat keluarga dan sisanya 7 orang (58,33 %) mempunyai riwayat keluarga menderita DM tipe 2.

e. Berdasarkan Faktor Risiko Merokok

Tabel 4-9. Sebaran DM Tipe 2 Pada Obesitas Sentral Pada Obesitas Sentral Berdasarkan Faktor Risiko Merokok

Merokok Jumlah DM Tipe 2

Tidak 7

Ya, sudah berhenti 3

Ya 2

TOTAL 12


(42)

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa sebanyak 7 penderita DM tipe 2 (58,33 %) tidak merokok, 3 orang lainnya (25 %) adalah perokok namun sudah berhenti dan sisanya 2 orang (16,66 %) masih perokok aktif.

f. Berdasarkan Faktor Risiko Konsumsi Alkohol

Tabel 4-10. Sebaran DM Tipe 2 Pada Obesitas Sentral Berdasarkan Faktor Risiko Konsumsi Alkohol

Konsumsi Alkohol Jumlah DM Tipe 2

Tidak 11 ya,sudah berhenti 1

Ya 0 TOTAL 12

Dari tabel diatas diketahui bahwa hanya ada 1 penderita DM tipe 2 (8,33 %) yang pernah konsumsi alkohol sisanya 11 orang (91,66 %) tidak pernah konsumsi alkohol.

g. Berdasarkan Faktor Risiko Konsumsi Fast Food

Tabel 4-11. Sebaran DM Tipe 2 Pada Obesitas Sentral Berdasarkan Faktor Risiko Konsumsi Fast Food

Konsumsi Fasfood Jumlah DM Tipe 2

Tidak pernah 2

Jarang 6

Sering 4

TOTAL 12

Dari tabel diatas diketahui bahwa terdapat 2 penderita DM tipe 2 (16,66 %) tidak pernah konsumsi fast food, 6 penderita DM tipe 2 (50 %) jarang konsumsi fast food dan 4 orang lainnya (33,33 %) sering konsumsi fast food.

h. Berdasarkan Faktor Risiko Kurang Olah Raga

Tabel 4-12. Sebaran DM Tipe 2 Pada Obesitas Sentral Berdasarkan Faktor Risiko Kurang Olah Raga

Olah Raga Jumlah DM Tipe 2

Sering 1

Jarang 5

Tidak pernah 6

TOTAL 12

Dari tabel diatas diketahui bahwa terdapat 1 penderita DM tipe 2 (8,33 %) sering olah raga, 5 penderita DM tipe 2 (41,66 %) jarang olah raga dan 6 orang sisanya (50 %) tidak pernah olah raga.


(43)

4.3Pembahasan

4.3.1 Gambaran Umum Penelitian

Penelitian ini menilai angka prevalensi DM tipe 2 pada obesitas sentral di Kelurahan Tajur Tahun 2009. Metodologi yang digunakan adalah cross sectional yang merupakan studi deskriptif. Analisis dalam penelitian ini hanya dilakukan secara univariat, karena peneliti hanya ingin mengetahui gambaran masing-masing variable tanpa menganalisis hubungan antar variable. Pada analisis univariat akan terlihat sebaran jumlah dan persentase dari setiap variable.

4.3.2 Keterbatasan Penelitian

a. Terbatasnya waktu saat pengambilan sample karena harus menyelesaikan penelitian dalam kurun waktu sebulan.

b. Cukup banyak subjek penelitian yang berpendidikan rendah (15 %) yang kurang mengerti dan butuh bimbingan untuk menjawab pertanyaan yang terdapat di kuesioner.

c. Tingginya angka subjektivitas dalam menjawab pertanyaan yang terdapat dalam kuesioner karena menanyakan mengenai gejala DM tipe 2 yang mungkin dialami oleh subjek penelitian.

d. Pada pemeriksaan kadar gula darah diambil sample dari darah kapiler sehingga hasilnya tidak sebaik nilai kadar gula darah dari vena.

4.3.3 Karakteristik Responden Dengan Obesitas Sentral Di Kelurahan Tajur Ciledug Tahun 2009

Sample diambil dari 7 RW dari 9 RW yang terdapat di Kelurahan Tajur, yaitu RW 01, 02, 03, 04, 05, 06, dan 09. Para responden yang menerima undangan datang ke rumah ketua RT atau ketua RW atau posyandu di RW setempat untuk dilakukan pemeriksaan kesehatan. Didapatkan total keseluruhan responden yang datang sebanyak 130 orang, namun hanya 107 orang yang memenuhi kriteria inklusi.

Dari 107 orang subjek penelitian, sebanyak 75 orang (70,1 %) diantaranya adalah perempuan sedangkan 32 orang (29,9 %) sisanya adalah laki-laki. Sementara pada penelitian yang dilakukan di Korea prevalensi obesitas sentral lebih besar pada laki-laki dibanding perempuan yaitu 23,4 % dan23,1 %. Hal ini terjadi karena beberapa hal yang pertama karena berdasarkan data kependudukan


(44)

Kelurahan Tajur Bulan Agustus 2009 diketahui bahwa jumlah perempuan di Kelurahan Tajur lebih banyak dari jumlah laki-laki dengan persentase jumlah perempuan dan jumlah laki-laki masing-masing 54,04 % dan 45,96 %. Hal kedua yaitu saat pengumpulan data terlihat bahwa perempuan lebih perhatian pada kesehatan dibanding laki-laki.

Sebaran berdasarkan usia dapat dilihat bahwa subjek penelitian dengan obesitas sentral banyak berasal dari kelompok usia 41-50 tahun. Hal ini terjadi karena pada usia di atas 40 tahun risiko obesitas sentral meningkat akibat pola makan, gaya hidup yang kurang baik dan umumnya aktivitas fisik mulai berkurang. Sebaran berdasarkan pendidikan terakhir didominasi oleh tamat SMA atau sederajat. Jika pendidikan terakhir dikelompokkan menjadi tidak sekolah, tidak tamat SD dan tamat SD atau sederajat termasuk kelompok pendidikan rendah, tamat SMP atau sederajat dan tamat SMA atau sederajat termasuk kelompok pendidikan menengah, sedangkan perguruan tinggi termasuk pendidikan tinggi, maka dapat disimpulkan bahwa mayoritas subjek penelitian berpendidikan menengah. Pendidikan sangat mempengaruhi pola hidup dan prilaku kesehatan misalnya kesadaran akan pentingnya olah raga dan asupan gizi seimbang harian.

Sebaran responden berdasarkan status pernikahan, sebagian besar menikah (90,7 %) namun tidak ditemukan secara langsung hubungan antara status pernikahan dengan obesitas sentral yang berkenaan sebagai faktor risiko risiko DM tipe2.

Pada tabel sebaran responden berdasarkan tekanan darah menurut kriteria JNC VII diketahui bahwa persentase hipertensi (derajat 1+ derajat 2) pada obesitas sentral sebesar 47,7 %. Persentase yang cukup besar ini dapat terjadi karena obesitas sentral selain sebagai faktor risiko terhadap gangguan metabolik juga sebagai faktor risiko penyakit kardiovaskular salah satunya hipertensi.

Pada tabel yang menyatakan sebaran subjek penelitian berdasarkan kelompok BMI didapatkan 1,9 % orang dengan obesitas sentral justru termasuk kategori underweight jika dilihat dari BMI-nya, 29,9 % termasuk kategori normal, 18,7 % kategori overweight, 38,3 % kategori obesitas 1 dan 11,2 % kategori obesitas 2. Dapat disimpulkan bahwa 31,8 % obesitas sentral memiliki kategori


(45)

BMI underweight hingga normal dan prevalensi obesitas pada obesitas sentral sebesar 49,5 %. Dengan ditetapkannya obesitas sentral sebagai faktor risiko yang lebih berbahaya terhadap kejadian penyakit gangguan metabolik dan kardiovaskular maka semakin rendah batas aman dari ukuran tubuh seseorang. 4.3.4 Prevalensi Diabetes Mellitus Tipe 2 (DM tipe 2) Pada Obesitas Sentral

Di Kelurahan Tajur Ciledug Tahun 2009

Dapat diketahui besarnya prevalensi DM tipe 2 pada obesitas sentral di Kelurahan Tajur Ciledug Tahun 2009 yaitu sebesar 11,2 %. Angka ini didapatkan dari 107 subjek penelitian terdapat 12 orang yang positif dapat didiagnosis DM tipe 2 berdasarkan kriteria adanya gejala klinis berupa 3P (poliuria, polidipsia dan polifagia), penurunan berat badan tanpa sebab yang jelas, keluhan sering kesemutan dan badan lemah ditambah dengan nilai gula darah sewaktu (GDS) yang ≥ 200 mg/dl atau nilai gula arah puasa (GDP) ≥ 126 mg/dl.Belum dapat ditemukan angka prevalensi diabetes mellitus tipe 2 pada obesitas sentral di penelitian sebelumnya, beberapa penelitian yang pernah dilakukan kebanyakan menggambarkan prevalensi obesitas sentral atau diabetes tipe 2 pada populasi tertentu secara terpisah. Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Rahajeng dkk didapatkan obesitas sentral mempunyai rasio risiko relatif terhadap DM tipe 2 sebesar 3,04.

4.3.5 Sebaran DM Tipe 2 Berdasarkan Jenis Kelamin, Usia, Hipertensi, Riwayat Keluarga, Merokok, Konsumsi Alkohol, Konsumsi Fast Food

dan Kurang Olah Raga

Jenis kelamin bukan merupakan faktor risiko dari DM tipe 2 namun secara epidemiologi jumlah penderita DM tipe 2 lebih banyak laki-laki. Pada penelitian ini didapatkan bahwa angka kejadian DM tipe 2 berdasarkan jenis kelamin laki-laki dibanding perempuan adalah 1:2. Hal ini dapat terjadi karena subjek pnelitian mayoritas adalah perempuan dan perempuan juga dipengaruhi faktor hormonal.

Usia merupakan faktor risiko DM tipe 2, angka kejadian DM tipe 2 meningkat pada usia > 45 tahun. Sesuai dengan kepustakaan yang didapat, pada penelitian ini didapatkan bahwa angka kejadian DM tipe 2 terbesar pada rentan usia 41-50 tahun yaitu sebesar 50 %.


(46)

22

Banyaknya penderita DM tipe 2 sama untuk subjek penelitian dengan kategori pra hipertensi, hipertensi derajat 1 dan hipertensi derajat 2, yaitu 4 orang. Tekanan darah ≥ 140/90 mmHg (hipertensi derajat 1 atau derajat 2) merupakan faktor risiko terjadinya DM tipe 2. sesuai dengan kepustakaan bahwa subjek dengan DM tipe 2 lebih banyak yang memiliki tekanan darah tinggi lebih.

Sebaran DM tipe 2 berdasarkan riwayat keluarga didapatkan cukup besar penderita dengan riwayat keluarga positif yaitu 58,33 %. Hal ini sesuai dengan kepustakaan bahwa penderita DM tipe 2 sebagian besar memiliki riwayat keluarga DM.

Sebaran DM tipe 2 berdasarkan faktor risiko merokok didapatkan 58,33 % penderita DM tipe 2 tidak merokok, merupakan persentase yang lebih besar dari penderita yang perokok. Hal ini dapat terjadi karena mayoritas subjek penelitian adalah perempuan.

Sebaran DM tipe 2 berdasarkan faktor risiko konsumsi alkohol juga tidak sesuai kepustakaan, pada penelitian ini jumlah penderita DM tipe 2 yang tidak mengonsumsi alkohol lebih banyak. Ini juga terjadi karena mayoritas subjek penelitian adalah perempuan dan muslim.

Sebaran DM tipe 2 berdasarkan faktor risiko konsumsi fast food didapatkan kejadian terbesar DM tipe 2 pada kelompok yang jarang mengonsumsi fast food jika dibandingkan dengan yang tidak pernah. Pada kepustakaan seharusnya kelompok yang sering jumlahnya lebih besar, namun hal ini tidak sesuai dengan hasil penelitian ini dimungkinkan karena meskipun frekuensinya termasuk jarang peneliti tidak mengetahui banyaknya fast food yang dimakan tiap kali.

Sebaran DM tipe 2 berdasarkan faktor risiko kurang olah raga pada penelitian ini sesuai dengan kepustakaan yaitu kelompok subjek yang tidak pernah olah raga merupakan kelompok yang terbesar angka kejadiannya.


(47)

BAB 5 PENUTUP

5.1Kesimpulan

a.Prevalensi DM tipe 2 pada obesitas sentral di Kelurahan Tajur Ciledug Tahun 2009 yaitu sebesar 11,2 %.

b.Karakteristik subjek penelitian berdasarkan jenis kelamin didominasi oleh perempuan (70,1 %) dan laki-laki (29,9 %). Berdasarkan usia terbanyak yaitu 41-50 tahun (36,4 %). Berdasarkan pekerjaan terbanyak yaitu ibu rumah tangga (41,12 %). Berdasarkan pendidikan terbanyak yaitu tamat SMA atau sederajat (46,72 %). Berdasarkan status pernikahan terbanyak yaitu menikah (90,65 %). Berdasarkan tekanan darah sebesar 47,7 % subjek penelitian dengan hipertensi. Berdasarkan kriteria obesitas sebesar 49,5 % subjek penelitian dengan obesitas.

c.Sebaran DM tipe 2 pada obesitas sentral berdasarkan jenis kelamin terbanyak pada perempuan, berdasarkan usia terbanyak kelompok usia 41-50, berdasarkan faktor risiko hipertensi jumlahnya sama antara pra hipertensi, hipertensi derajat 1 dan derajat 2. Sebaran berdasarkan riwayat penyakit keluarga mayoritas memiliki riwayat keluarga DM tipe 2, berdasarkan faktor risiko merokok mayoritas adalah tidak merokok, berdasarkan faktor risiko konsumsi alkohol mayoritas tidak mengonsumsi alkohol, berdasarkan faktor risiko konsumsi fast food mayoritas jarang, berdasarkan faktor risiko kurang olah raga mayoritas tidak pernah olah raga.

5.2Saran

a.Meningkatkan kepedulian masyarakat untuk menjaga kesehatan dengan pola hidup sehat dan melakukan pemeriksaan kesehatan rutin terutama pada orang dengan faktor risiko.

b.Meningkatkan kesadaran penderita DM tipe 2 untuk selalu mengontrol kadar gula darah dan tekanan darah serta agar patuh berobat.

c.Meningkatkan pelayanan puskesmas kelurahan atau kecamatan setempat dalam rangka pengendalian penyakit tidak menular seperti DM tipe 2.


(48)

DAFTAR PUSTAKA

Alberti, KG. 1998. Definition, diagnosis and classification of diabetes mellitus and its complications. Part 1: diagnosis and classification of diabetes mellitus provisional report of a WHO consultation. Diabet Med (7) : 539-53. Diakses [2 Agustus 2008] dari http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/9686691

Cheng, D. 2005. Prevalence, predisposition and prevention of type II diabetes. London : Nutr Metab (2) : 29.Diakses [2 Agustus 2008] dari

http://www.pubmedcentral.nih.gov/tocrender.fcgi?iid=18048

Depkes RI. 2008. Diabetes Mellitus di Indonesia. Diakses [2 Agustus 2008] dari www.depkes.go.id

Despres JP, Lemieux I, Prudhomme D. 2001. Treatment of obesity: need to focus on high risk abdominally obese patients. BMJ (322): 716-720.

Funnel, M. 2004. Michigan Diabetes Research and Training Center. Diakses [4 September 2008] dari http://www.med.umich.edu/1libr/guides/noninsul.htm

Lawrence JE, Dluhy RG. 2003. Endocrine Hypertension. Dalam : Hall JE, Nieman LK Handbook of Diagnosis Endocrinology. Chapter 5. New Jersey: Humana Press. Halaman 80-84.

Leone N, et al. 2009. Lung function impairment and metabolic syndrome: the critical role of abdominal obesity. Am J Respir Crit Care Med (179) : 509-516. Diakses [13 Juli 2009] dari

http://ajrccm.atsjournals.org/cgi/content/short/179/6/509

Mathur, R. 2007. Diabetes Mellitus type 2. Diakses [15 november 2007] dari http://www.medicinenet.com/diabetes_mellitus/article.htm


(49)

Nathan DM, Cagliero E. 2001. Diabetes Mellitus. Dalam: Felig P, Frohman LA. Endocrinology and Metabolism. 4th Ed. New York: McGraw-Hill. Halaman 895-6.

NHLBI. 2007. Determination of Degree of Abdominal Obesity, Gudelines on Overweight and Obesity. Diakses [15 Desember 2007] dari

www.nhlbi.nih.gov/guideline/abdominal

Okosun, IS, Prewitt, TE, Cooper, RS. 1999. Abdominal obesity in the United States: prevalence and attributable risk of hypertension. Jurnal of Human Hypertension.(13) : 425-430

Park, HS, Park, CY, Oh, W. Yoo HJ. 2007. Prevalence of obesity and metabolic syndrome in Korean adults. Obesity reviews (9) : 104-107

Perkeni (Perkumpulan Endokrinologi Indonesia). 2006. Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Mellitus Tipe 2 Di Indonesia. Jakarta : Perkeni.

Rahajeng, E. 2007. Risiko obesitas pada kasus toleransi glukosa terganggu terhadap kejadian diabetes mellitus tipe 2 dan faktor “non-genetik” lain yang berpengaruh. Diakses [2 Agustus 2008]] dari www.bmf.litbang.depkes.go.id

Sastroasmoro, S. Ismael, S. 2002. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis. Edisi 2. Jakarta : CV Sagung Seto.

Suastika K, Aryana IGPS, Saraswati MR, Gotera W, Budiartha AAG, Sutanegara IND, et al. 2004. A Epidemiology study of metabolic syndrome in rural population Bali. International Journal of Obesity (28) : 55


(50)

UKPDS (UK Prospective Diabetes Study ) 33. 1998. Intensive blood-glucose control with sulphonylureas or insulin compared with conventional treatment and risk of complications in patients with type 2 diabetes Lancet (352) : 837-853.

Vidal, PM. 2008. Prevalence of obesity and abdominal obesity in the Lausanne population. Biomed Central (8) : 330. Diakses [13 Juli 2009] dari

http://www.biomedcentral.com/1471-2458/8/330


(51)

LAMPIRAN 1 KUESIONER

A. IDENTITAS RESPONDEN

1. (a1) Nomor responden : ... 2. (a2) Nama : ... 3. (a3) Jenis kelamin : ...

1. Laki-laki 2. Perempuan

4. (a4) Usia : ... 1. ≤ 20 tahun

2. 21-30 tahun 3. 31-40 tahun

4. 41-50 tahun 5. 51-60 tahun 6. > 60 tahun

5. (a5) Pekerjaan : ... 1. Tidak bekerja

2. Pelajar 3. Mahasiswa 4. Ibu rumah tangga 5. PNS

6. Polri / TNI 7. Pegawai Swasta 8. Wirausaha 9. Pensiunan

6. (a6) Pendidikan terakhir : ... 1. Tidak sekolah

2. Tidak tamat SD 3. SD atau sederajat

4. SMP atau sederajat 5. SMA atau sederajat 6. Perguruan tinggi 7. (a7) Status pernikahan : ...

1. Belum menikah 2. Menikah 3. Janda / Duda

8. (a8) Jumlah anak : ... 9. (a9) Alamat : ...

(a9_1) RT : (a9_2) RW :

(a9_3) KEL :


(52)

(Lanjutan)

B. PENGUKURAN TEKANAN DARAH DAN ANTROPOMETRI 1. TD*

(b1) Sistolik 1 : (b2) Diastolik 1 :

(b3) Sistolik 2 : (b4) Diastolik 2 : 2. (b5) Posisi saat di tensi

1.duduk 2. berbaring

3. (b6) LP* : ...cm 4. (b7) BB* : ...kg 5. (b8) TB* : ...cm 6. (b9) BMI* : ...kg/m2

7. (b10) GDS* : ...mg/dL 8. (b11) GDP* : ...mg/dL C. FAKTOR RISIKO

1. (c1) Apakah anda pernah didiagnosis diabetes/kencing manis/sakit gula ? a. Pernah

b. Tidak pernah

(skor : a=1, b=0)

2. (c2) Adakah keluarga anda yang menderita diabetes/kencing manis/sakit gula ?

a. Ada. Ayah / Ibu / Kakak / Adik / Lainnya (Kakek / Nenek / Paman / Bibi)

b. Tidak ada / tidak tahu

(skor : a=1, b=0)

3. (c3) Apakah anda merokok ? a. Ya

b. Ya, sudah berhenti c. Tidak

(skor : a=2, b=1, c=0)


(53)

(Lanjutan)

4. (c4) Apakah anda mengonsumsi alkohol ? a. Ya

b. Ya, sudah berhenti c. Tidak

(skor : a=2, b=1, c=0)

5. (c5) Apakah anda sering mengonsumsi makanan cepat saji ? a. Ya, sering

b. Jarang c. Tidak pernah

(skor : a=2, b=1, c=0)

6. (c6) Apakah anda rutin berolah raga ? a. Ya. Rutin

b. Jarang c. Tidak pernah

(skor : a=0, b=1, c=2)

D. GAMBARAN KLINIS

1. (d1) Pernahkah anda merasa sering kesemutan ? a. Pernah. Letaknya di....

b. Tidak pernah c. Tidak tahu

(skor : jawaban (+) = 1, jawaban (-) = 0)

2. (d2) Apakah mengalami penurunan berat badan tanpa sebab yang jelas ? a. Ya

b. Tidak c. Tidak tahu

(skor : jawaban (+) = 1, jawaban (-) = 0)

3. (d3) Apakah anda merasa sering buang air kecil dalam sehari ? a. Ya

b. Tidak

(skor : jawaban (+) = 1, jawaban (-) = 0) : jawaban (+) = 1, jawaban (-) = 0)


(54)

(Lanjutan)

4. (d3_1) Berapa kali dalam sehari ?

a. ≤ 3 b. 2-4 c. 5-6 d. ≥ 7

(skor : jawaban ≥ 5 = 1, jawaban ≤ 4 = 0)

5. (d3_2) Apakah anda sering terbangun dari tidur malam karena ingin buang air kecil ?

a. Ya b. Tidak c. Tidak tahu

(skor : jawaban (+) = 1, jawaban (-) = 0)

6. (d4) Apakah anda sering merasa haus ? a. Ya

b. Tidak

(skor : jawaban (+) = 1, jawaban (-) = 0)

7. (d4_1) Berapa gelas (belimbing) anda minum dalam sehari ? a. ≤ 3 b. 2-4 c. 5-6 d. ≥ 7

(skor : jawaban ≥ 7 = 1, jawaban ≤ 6 = 0)

8. (d5) Apakah anda sering merasa lapar ? a. Ya

b. Tidak

(skor : jawaban (+) = 1, jawaban (-) = 0)

9. (d5_1) Berapa kali anda makan dalam sehari ?

a. ≤ 3 b. 2-4 c. 5-6 d. ≥ 7

(skor : jawaban ≥ 5 = 1, jawaban ≤ 4 = 0)

10. (d6) Apakah anda sering merasa cepat lelah belakangan ini ? a. Ya

SKOR GEJALA:

≤ 5 Æ Klinis (-)

≥ 6 Æ Klinis (+) b. Tidak

c. Tidak tahu

(skor : jawaban (+) = 1, jawaban (-) = 0)

TERIMA KASIH ATAS PARTISIPASI ANDA DALAM PENELITIAN INI

*Diisi oleh pewawancara


(55)

LAMPIRAN 2

FORMULIR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN (INFORMED CONSENT)

Program Studi Pendidikan Dokter UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

SURAT PERSETUJUAN

Yang bertanda tangan dibawah ini : Nama :

Umur :

Setelah mendapatkan keterangan secukupnya serta menyadari manfaat dari penelitian tersebut dibawah ini yang berjudul :

PREVALENSI DIABETES MELLITUS TIPE 2 PADA OBESITAS SENTRAL DI KELURAHAN TAJUR

CILEDUG TAHUN 2009

Dengan sukarela menyetujui diikutsertakan dalam penelitian diatas dengan catatan bila suatu waktu merasa dirugikan dalam bentuk apapun, berhak membatalkan persetujuan ini serta berhak untuk mengundurkan diri.

Jakarta, 2009

Menyetujui Peserta

( )

Mengetahui

Penanggung jawab penelitian

( )


(56)

LAMPIRAN 3 NILAI RUJUKAN

KRITERIA HIPERTENSI (JNC VII)

Kategori Sistolik Diastolik

Normal < 120 mmHg Dan < 80 mmHg

Pra-Hipertensi 120-139 mmHg Atau 80-89 mmHg

Hipertensi derajat 1 149-159 mmHg Atau 90-99 mmHg Hipertensi derajat 2 ≥ 160 mmHg Atau ≥ 100 mmHg

KRITERIA OBESITAS (ASIA PASIFIK)

Kategori Nilai BMI

Underweight ≤ 18,4 kg/m2

Normal 18,5-22,9 kg/m2

Overweight 23,0-24,9 kg/m2

Obesitas 1 25,0-29,0 kg/m2

Obesitas 2 ≥ 30 kg/m2


(57)

LAMPIRAN 4 DATA STATISTIK

TABEL FREKUENSI

Jenis Kelamin

32 29,9 29,9 29,9

75 70,1 70,1 100,0

107 100,0 100,0

laki-laki perempuan Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Usia (tahun)

15 14,0 14,0 14,0

30 28,0 28,0 42,1

39 36,4 36,4 78,5

17 15,9 15,9 94,4

6 5,6 5,6 100,0

107 100,0 100,0

21-30 31-40 41-50 51-60 lebih dari 60 Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Pekerjaan

11 10,3 10,3 10,3

3 2,8 2,8 13,1

44 41,1 41,1 54,2

2 1,9 1,9 56,1

9 8,4 8,4 64,5

17 15,9 15,9 80,4

18 16,8 16,8 97,2

3 2,8 2,8 100,0

107 100,0 100,0

tidak bekerja mahasiswa ibu rumah tangga buruh PNS Karyawan swasta wirausaha pensiunan Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent


(58)

(Lanjutan)

Pendidikan Terakhir

2 1,9 1,9 1,9

3 2,8 2,8 4,7

11 10,3 10,3 15,0

16 15,0 15,0 29,9

50 46,7 46,7 76,6

25 23,4 23,4 100,0

107 100,0 100,0

tidak sekolah tidak tamat SD atau sederajat

tamat SD atau sederajat tamat SMP atau sederajat tamat SMA atau sederajat Perguruan tinggi

Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Status Pernikahan

6 5,6 5,6 5,6

97 90,7 90,7 96,3

4 3,7 3,7 100,0

107 100,0 100,0

belum menikah menikah janda/duda Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

RW

6 5,6 5,6 5,6

24 22,4 22,4 28,0

7 6,5 6,5 34,6

7 6,5 6,5 41,1

5 4,7 4,7 45,8

15 14,0 14,0 59,8

43 40,2 40,2 100,0

107 100,0 100,0

01 02 03 04 05 06 09 Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Lingkar Pinggang (cm)

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 80 7 6,5 6,5 6,5

81 4 3,7 3,7 10,3

82 5 4,7 4,7 15,0

83 4 3,7 3,7 18,7

84 3 2,8 2,8 21,5

85 2 1,9 1,9 23,4

86 5 4,7 4,7 28,0

87 1 ,9 ,9 29,0

88 5 4,7 4,7 33,6

89 4 3,7 3,7 37,4

90 8 7,5 7,5 44,9


(59)

(Lanjutan)

91 5 4,7 4,7 49,5

92 9 8,4 8,4 57,9

93 3 2,8 2,8 60,7

94 2 1,9 1,9 62,6

95 2 1,9 1,9 64,5

96 3 2,8 2,8 67,3

97 7 6,5 6,5 73,8

98 5 4,7 4,7 78,5

99 4 3,7 3,7 82,2

100 2 1,9 1,9 84,1

101 3 2,8 2,8 86,9

102 4 3,7 3,7 90,7

104 3 2,8 2,8 93,5

105 1 ,9 ,9 94,4

106 2 1,9 1,9 96,3

108 2 1,9 1,9 98,1

109 1 ,9 ,9 99,1

110 1 ,9 ,9 100,0

Total 107 100,0 100,0

Berat Badan (kg)

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 41 1 ,9 ,9 ,9

43 1 ,9 ,9 1,9

44 1 ,9 ,9 2,8

45 2 1,9 1,9 4,7

46 3 2,8 2,8 7,5

47 1 ,9 ,9 8,4

48 2 1,9 1,9 10,3

50 3 2,8 2,8 13,1

51 4 3,7 3,7 16,8

52 2 1,9 1,9 18,7

54 5 4,7 4,7 23,4

55 5 4,7 4,7 28,0

56 3 2,8 2,8 30,8

57 2 1,9 1,9 32,7

58 1 ,9 ,9 33,6

59 5 4,7 4,7 38,3

60 2 1,9 1,9 40,2

61 5 4,7 4,7 44,9

62 1 ,9 ,9 45,8

63 2 1,9 1,9 47,7

64 2 1,9 1,9 49,5

65 8 7,5 7,5 57,0

66 2 1,9 1,9 58,9

67 2 1,9 1,9 60,7

68 5 4,7 4,7 65,4

69 3 2,8 2,8 68,2

70 4 3,7 3,7 72,0

71 3 2,8 2,8 74,8

72 3 2,8 2,8 77,6

73 1 ,9 ,9 78,5

74 1 ,9 ,9 79,4


(60)

(Lanjutan)

75 1 ,9 ,9 80,4

76 2 1,9 1,9 82,2

77 2 1,9 1,9 84,1

78 1 ,9 ,9 85,0

79 4 3,7 3,7 88,8

80 4 3,7 3,7 92,5

82 1 ,9 ,9 93,5

84 1 ,9 ,9 94,4

86 2 1,9 1,9 96,3

87 1 ,9 ,9 97,2

88 2 1,9 1,9 99,1

95 1 ,9 ,9 100,0

Total 107 100,0 100,0

Tinggi Badan (cm)

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 104 1 ,9 ,9 ,9

140 2 1,9 1,9 2,8

141 1 ,9 ,9 3,7

142 1 ,9 ,9 4,7

144 1 ,9 ,9 5,6

145 1 ,9 ,9 6,5

146 1 ,9 ,9 7,5

147 3 2,8 2,8 10,3

148 5 4,7 4,7 15,0

149 1 ,9 ,9 15,9

150 2 1,9 1,9 17,8

151 4 3,7 3,7 21,5

152 2 1,9 1,9 23,4

153 4 3,7 3,7 27,1

154 2 1,9 1,9 29,0

155 11 10,3 10,3 39,3

157 6 5,6 5,6 44,9

158 7 6,5 6,5 51,4

159 4 3,7 3,7 55,1

160 6 5,6 5,6 60,7

161 2 1,9 1,9 62,6

162 8 7,5 7,5 70,1

163 4 3,7 3,7 73,8

164 1 ,9 ,9 74,8

165 7 6,5 6,5 81,3

166 1 ,9 ,9 82,2

167 1 ,9 ,9 83,2

168 6 5,6 5,6 88,8

169 1 ,9 ,9 89,7

170 3 2,8 2,8 92,5

171 2 1,9 1,9 94,4

172 3 2,8 2,8 97,2

175 2 1,9 1,9 99,1

181 1 ,9 ,9 100,0

Total 107 100,0 100,0


(61)

(Lanjutan)

Body Mass Index

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 16,77 1 ,9 ,9 ,9

18,37 1 ,9 ,9 1,9

18,97 1 ,9 ,9 2,8

19,15 1 ,9 ,9 3,7

19,61 1 ,9 ,9 4,7

20,17 2 1,9 1,9 6,5

20,43 2 1,9 1,9 8,4

20,61 1 ,9 ,9 9,3

20,81 1 ,9 ,9 10,3

20,82 1 ,9 ,9 11,2

20,83 1 ,9 ,9 12,1

21,10 1 ,9 ,9 13,1

21,22 1 ,9 ,9 14,0

21,36 1 ,9 ,9 15,0

21,48 1 ,9 ,9 15,9

21,91 1 ,9 ,9 16,8

22,21 1 ,9 ,9 17,8

22,27 1 ,9 ,9 18,7

22,31 2 1,9 1,9 20,6

22,32 1 ,9 ,9 21,5

22,37 1 ,9 ,9 22,4

22,41 1 ,9 ,9 23,4

22,48 2 1,9 1,9 25,2

22,58 1 ,9 ,9 26,2

22,63 1 ,9 ,9 27,1

22,76 1 ,9 ,9 28,0

22,83 1 ,9 ,9 29,0

22,86 1 ,9 ,9 29,9

22,89 1 ,9 ,9 30,8

22,99 1 ,9 ,9 31,8

23,31 2 1,9 1,9 33,6

23,46 1 ,9 ,9 34,6

23,62 1 ,9 ,9 35,5

23,74 1 ,9 ,9 36,4

23,83 1 ,9 ,9 37,4

23,88 1 ,9 ,9 38,3

23,88 1 ,9 ,9 39,3

23,94 1 ,9 ,9 40,2

24,09 1 ,9 ,9 41,1

24,44 2 1,9 1,9 43,0

24,65 1 ,9 ,9 43,9

24,77 2 1,9 1,9 45,8

24,78 1 ,9 ,9 46,7

24,80 1 ,9 ,9 47,7

24,84 1 ,9 ,9 48,6

24,97 1 ,9 ,9 49,5

24,98 1 ,9 ,9 50,5

25,24 1 ,9 ,9 51,4

25,32 1 ,9 ,9 52,3

25,54 1 ,9 ,9 53,3

25,71 1 ,9 ,9 54,2


(1)

Usia (tahun) * diagnosis dm tipe 2

Crosstab

Count

15 15

27 3 30

33 6 39

15 2 17

5 1 6

95 12 107

21-30 31-40 41-50 51-60 lebih dari 60 Usia

(tahun)

Total

NEGATIF DM tipe 2

POSITIF DM tipe 2 diagnosis dm tipe 2

Total

Chi-Square Tests

2,804a 4 ,591

4,397 4 ,355

1,634 1 ,201

107 Pearson Chi-Square

Likelihood Ratio Linear-by-Linear Association N of Valid Cases

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

5 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is ,67.

a.

Regrouping tekanan darah * diagnosis dm tipe 2

Crosstab

Count

39 39

13 4 17

31 4 35

12 4 16

95 12 107

normal pra hipertensi hipertensi derajat 1 hipertensi derajat 2 regrouping

tekanan darah

Total

NEGATIF DM tipe 2

POSITIF DM tipe 2 diagnosis dm tipe 2


(2)

Chi-Square Tests

10,570a 3 ,014

13,689 3 ,003

5,977 1 ,014

107 Pearson Chi-Square

Likelihood Ratio Linear-by-Linear Association N of Valid Cases

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

4 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1,79.

a.

Case Processing Summary

107 100,0% 0 ,0% 107 100,0%

107 100,0% 0 ,0% 107 100,0%

107 100,0% 0 ,0% 107 100,0%

107 100,0% 0 ,0% 107 100,0%

107 100,0% 0 ,0% 107 100,0%

Riwayat DM Keluarga * diagnosis dm tipe 2 Merokok * diagnosis dm tipe 2

Konsumsi Alkohol * diagnosis dm tipe 2 Konsumsi Fasfood * diagnosis dm tipe 2 Olah Raga * diagnosis dm tipe 2

N Percent N Percent N Percent

Valid Missing Total

Cases

Riwayat DM Keluarga * diagnosis dm tipe 2

Crosstab

Count

60 5 65

35 7 42

95 12 107

tidak ada / tidak tahu ada

Riwayat DM Keluarga Total

NEGATIF DM tipe 2

POSITIF DM tipe 2 diagnosis dm tipe 2


(3)

Chi-Square Tests

2,064b 1 ,151

1,261 1 ,261

2,009 1 ,156

,210 ,131

2,044 1 ,153

107 Pearson Chi-Square

Continuity Correctiona Likelihood Ratio Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association N of Valid Cases

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Computed only for a 2x2 table a.

1 cells (25,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 4,71.

b.

Merokok * diagnosis dm tipe 2

Crosstab

Count

74 7 81

6 3 9

15 2 17

95 12 107

tidak

ya,sudah berhenti ya

Merokok

Total

NEGATIF DM tipe 2

POSITIF DM tipe 2 diagnosis dm tipe 2

Total

Chi-Square Tests

4,966a 2 ,084

3,682 2 ,159

,790 1 ,374

107 Pearson Chi-Square

Likelihood Ratio Linear-by-Linear Association N of Valid Cases

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

2 cells (33,3%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1,01.


(4)

Konsumsi Alkohol * diagnosis dm tipe 2

Crosstab

Count

87 11 98

7 1 8

1 1

95 12 107

tidak

ya,sudah berhenti ya

Konsumsi Alkohol

Total

NEGATIF DM tipe 2

POSITIF DM tipe 2 diagnosis dm tipe 2

Total

Chi-Square Tests

,140a 2 ,933

,251 2 ,882

,013 1 ,908

107 Pearson Chi-Square

Likelihood Ratio Linear-by-Linear Association N of Valid Cases

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

3 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is ,11.

a.

Konsumsi Fasfood * diagnosis dm tipe 2

Crosstab

Count

26 2 28

57 6 63

12 4 16

95 12 107

tidak pernah jarang sering Konsumsi

Fasfood

Total

NEGATIF DM tipe 2

POSITIF DM tipe 2 diagnosis dm tipe 2

Total


(5)

Olah Raga * diagnosis DM tipe 2

Crosstab

Count

17 1 18

56 5 61

22 6 28

95 12 107

sering jarang tidak pernah Olah

Raga

Total

NEGATIF DM tipe 2

POSITIF DM tipe 2 diagnosis dm tipe 2

Total

Chi-Square Tests

4,071a 2 ,131

3,698 2 ,157

3,321 1 ,068

107 Pearson Chi-Square

Likelihood Ratio Linear-by-Linear Association N of Valid Cases

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

2 cells (33,3%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2,02.

a.

Chi-Square Tests

,076b 1 ,783

,000 1 1,000

,074 1 ,785

,749 ,509

,075 1 ,784

107 Pearson Chi-Square

Continuity Correctiona Likelihood Ratio Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association N of Valid Cases

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Computed only for a 2x2 table a.

1 cells (25,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 3,59.


(6)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama

: Ika Handayani Siswanto

Tempat, Tgl Lahir

: Jakarta, 17 September 1988

Jenis Kelamin

: Perempuan

Agama

:

Islam

Status

:

Belum

Menikah

Alamat : Puri Kartika Blok H4 No.2 Ciledug Tangerang

Tlp/ Hp

: (021) 7307640

Email

:

[email protected]

[email protected]

Riwayat Pendidikan :

1.

SDI

Al-Mubarak

(1993-1998)

2. SD Negeri Sudimara 14 Ciledug

(1998-1999)

3. SMP Negeri 3 Tangerang

(1999-2002)

4.

SMA

Negeri

3

Jakarta

(2002-2005)