sumbangan kepada kelompok dalam usaha untuk mencapai tujuan serta bertanggungjawab terhadap usaha yang dilakukan”.
Partisipasi menurut Mubiyarto yang dikutip oleh Taliziduhu Ndraha, 1990:102 berpendapat bahwa “Partisipasi adalah kesediaan untuk berhasilnya setiap
program sesuai kemampuan setiap orang tanpa harus mengorbankan kepentingan sendiri”. Sedangkan menurut pendapat dari Totok Mardikanto 1988:101 “Partisipasi
adalah keikut sertaan seseorang atau sekelompok anggota masyarakat dalam suatu kegiatan”.
Dari beberapa pendapat diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa partisipasi merupakan keikut sertaan seseorang atau sekelompok orang dalam suatu kegiatan
bersama memberikan dukungan dan bertanggung jawab terhadap usaha dan hasil aktifitas tersebut yang berpusat kepada kepentingan dan juga ikut memikul tanggung
jawab sesuai dengan tingkat kematangan atau tingkat kewajibannya.
b. Macam-macam Partisipasi
Berdasarkan derajat kesukarelaan partisipan, menurut Dusseldrorp yang dikutip oleh Totok Mardikanto, 1998:105-107 menjelaskan ada beberapa macam
partisipasi yaitu: 1 Partisipasi bebas
Yaitu partisipasi yang dilandasi oleh rasa kesuka-relaan yang bersangkutan untuk mengambil bagian dalam suatu kegiatan.
2 Partisipasi spontan Yaitu partisipasi yang tumbuh secara spontan dari keyakinan atau pemahaman
sendiri tanpa adanya pengaruh yang diterimanya dari penyuluhan, bujukan, sosialisasi maupun ajakan dari pihak lain.
3 Partisipasi Terinduksi Yaitu partisipasi yang tumbuh bukan karena kemauan atau keyakinan dari diri
sendiri tetapi karena adanya bujukan agar ia secara sukarela berpartisipasi dalam kegiatan tertentu yang dilaksanakan oleh masyarakat.
4 Partisipasi Paksaan atau Partisipasi Tertekan Partisipasi ini dibedakan menjadi 2 macam, yaitu :
a Partisipasi tertekan karena keadaan sosial-ekonomi
Yaitu partisipasi seolah-olah disamakan dengan partisipasi bebas, hanya jika ia tidak berpartisipasi dalam kegiatan tertentu maka ia akan menghadapi
tekanan, ancaman atau bahkan bahaya yang akan menekan kehidupan sendiri dan keluarganya.
b Partisipasi karena kebiasaan Yaitu partisipasi yang dilakukan karena kebiasaan setempat.
c. Syarat tumbuhnya Partisipasi
Menurut pendapat Margono Slamet seperti yang dikutip oleh Totok Mardikanto 1998:101-111 menjelaskan bahwa “Untuk tumbuhnya partisipasi itu
sendiri sebagai suatu kegiatan nyata diperlukan, 1 adanya kesempatan, 2 kemampuan, 3 kemauan warga masyarakat untuk berpartisipasi”.
Dalam kenyataannya banyak program kegiatan yang kurang memperoleh partisipasi dari masyarakat karena kurangnya kesempatan yang diberikan kepada
masyarakat untuk berpartisipasi. Dilain pihak kurangnya informasi yang diberikan kepada masyarakat tentang kapan, dan dalam bentuk apa mereka dapat ikut
berpartisipasi. 1 Kemampuan untuk berpartisipasi;
2 Kemauan warga masyarakat untuk berpartisipasi; 3 Mengembangkan kesadaran berpartisipasi.
Untuk mengembangkan kesadaran berpartisipasi dari masyarakat terhadap suatu kegiatan maka hal yang perlu dilakukan adalah:
1 Jangan membiarkan warga terus menerus dalam ikatan tradisi yang menghambat kemajuan.
2 Mengembangkan partisipasi warga masyarakat desa dalam arti formil dan materiil.
3 Penggalangan dana masyarakat secara gotong royong.
2. Tinjauan tentang Warga Negara