90
BAB V
ANALISIS DIMENSI DAN KESERUPAAN
A. PENDAHULUAN
Materi pembelajaran pada bab ini menguraikan tentang Analisa Dimensi dan Keserupaan. Materi ini menjelaskan azas keserbasamaan dimensi, persamaan-ipersamaan
dasar tak berdimensi, teorema Pi, pembangunan model dan hal-hal yang perlu diperhatikan. Penguasaan materi ini akan membantu mahasiswa dalam menyelesaikan masalah pada
matakuliah lanjutan seperti Disain kapal I, pembuatan model kapal, Tahanan dan Propulsi kapal sehingga dituntut kemampuan menyelesaikan masalah-masalah Mekanika fluida .
Untuk mencapai kemampuan mahasiswa yang efektifefisien akan dirancang proses pembelajaran yang inovatif bernuansa learning.
Sasaran pembelajaran pada bab ini , mahasiswa mampu menghitung dan menganalisa dimensi prototype dan mampu memaparkan kesamaan model dan prototype secara selektif.
Bentuk pembelajaran dalam bentuk kuliah dibarengi dengan pemberian tugas mandiri dan dipresentasikan, di mana sebagai pendahuluan mahasiswa perlu dijelaskan materi
pembelajaran agar sasaran pembelajaran secara keseluruhan tercapai setelah mempelajari matakuliah ini.
B. MATERI PEMBELAJARAN
I. ANALISIS DIMENSI
Pada dasarnya analisis dimensi ialah suatu metode untuk mengurangi jumlah kerumitan variabel eksperimental yang mempengaruhi gejala fisika tertentu, dengan menggunakan
semacam teknik peringkasan. Kalau suatu gejala tergantung pada n variabel berdimensi, analisis dimensi akan menyederhanakan soal itu sehingga hanya tergantung pada k variabel
tak berdimensi, sedang pengurangannya n – k = 1,2,3 atau 5 tergantung pada kesulitan
soalnya. Pada umumnya n – k sama dengan jumlah dimensi yang berbeda kadang-kadang
disebut dimensi pokok, atau utama, atau dasar yang menguasai soal tersebut. Dalam
91
mekanika fluida, keempat dimensi dasar itu ialah massa M, panjang L, waktu T, dan suhu
atau singkatannya suatu sistem MLT
. Kadang-kadang dipakai sistem FLT
, dengan gaya F sebagai pengganti massa.
Meskipun maksudnya untuk mengurangi variable dan mengelompokkan dalam bentuk tak berdimensi, namun analisis dimensi mempunyai beberapa keuntungan sampingan. Yang
pertama ialah penghematan waktu dan biaya yang amat banyak. Misalkan kita mengetahui bahwa gaya F pada benda tertentu yang terbenam di dalam aliran fluida hanya akan
tergantung pada panjang L benda itu, kecepatan aliran U, rapat fluida dan kekentalan
………………………. η.1 Pada umumnya diperlukan sekitar 10 titik eksperimental untuk menentukan sebuah kurva.
Untuk menentukan pengaruh panjang benda L kita harus melakukan percobaan itu dengan 10 macam panjang. Untuk masing-imasing panjang itu kita akan memerlukan 10 nilai untuk V,
10 nilai untuk dan 10 nilai untuk , sehingga total 10.000 percobaan. Kalau biaya Rp.5000
per percobaan nah anda tahu permasalahannya. Tetapi dengan analisis dimensi kita dapat segera menyederhanakan persm. 5-1 menjadi bentuk yang setara.
Atau, ……………………………. η-2
Artinya, koefisien gaya tak berdimensi F v
2
L
2
hanya merupakan fungsi bilangan Reynolds tak berdimensi
VL. Keuntungan sampingan yang kedua dari analisis dimensi ialah cara ini membantu
mengarahkan pemikiran dan perencanaan kita, baik mengenai percobaan maupun secara teoritis. Cara ini menunjukkan jalan tak berdimensi untuk menuliskan persamaannya.
Analisis dimensi menunjukkan variable-variabel mana yang disingkirkan. Kadang-kadang analisis dimensi akan langsung menolak variabel-variabel itu tidak penting. Akhirnya analisis
. .
.
U
L f
F
VL g
L V
F
2 2
Re g
C
r
92
dimensi sering memberikan pandangan mengenai bentuk hubungan fisika yang sedang kita pelajari.
Keuntungan yang ketiga ialah bahwa analisis dimensi memberikan hukum penyekalaan yang dapat mengalihkan data dari model kecil yang murah ke informasi rancang bangun
untuk membuat prototype yang besar dan mahal. Kita tidak membangun pesawat udara seharga satu milyard rupiah untuk melihat apakah pesawat itu memiliki gaya bubung yang
cukup. Kita mengukur gaya bubung itu pada model yang kecil dengan menggunakan hukum penyekalaan untuk meramalkan gaya bubung pada pesawat udara prototype dengan ukuran
sebenarnya. Ada kaidah-kaidah yang akan kita terangkan untuk mencari hukum penyekalaan. Bila hukum penyekalaan itu berlaku, kita katakan ada keserupaan antar model dan prototipe.
Dalam kasus persamaan. 5-2 keserupaan tercapai kalau bilangan Reynolds untuk model dan prototipe itu , sebab fungsi g akan membuat koefisien gayanya sama pula.
Kalau Re
m
= Rc
p
, maka C
fm
= C
fp
……………. 5-3 Disini indeks m dan p berturut berarti model dan prototipe. Dari defenisi koefisien gaya, ini
berarti bahwa ………………………………… 5-4
Bentuk data yang diambil, dengan p Vp Lpp = mVmLmm. Persamaan 5-5 adalah
hukum penyekalaan. Kalau gaya model diukur pada bilangan Reynolds model, maka ada bilangan Reynolds yang sama gaya prorotipe besarnya sama dengan gaya model dari nisbah
rapat kali kuadrat nisbah kecepatan kali kuadrat panjang.
II .
ASAS KESEBERSAMAAN DIMENSI THE PRINCIPLE OF DIMENSIONAL
HOMOGENEITY
Jika sebuah persamaan sungguh-isungguh menyatakan hubungan yang benar antara variable-variabel dalam suatu proses fisika, persamaan itu dimensinya serbasama artinya
setiap suku adiktifnya akan mempunyai dimensi yang sama.
2 2
m p
m p
m p
m p
L L
V V
F F
93
Semua persamaan yang diturunkan dari teori mekanika mempunyai bentuk seperti ini. Misalnya, tinjaulah hubungan yang menyatakan pergeseran benda yang jatuh
………………………….. 5-5 Setiap suku dalam persamaan ini berupa pergeseran, atau panjang, dan dimensinya [L].
Persamaan itu secara dimensi serbasama. Perhatikan juga bahwa sebarang perangkat satuan yang konsisten dapat dipakai untuk menghitung suatu hasil.
Tinjaulah persamaan Bernoulli untuk aliran tak mampu-mampat ……………………….. 5.6
Setiap suku, termasuk tetapannya, mempunyai dimensi kecepatan kuadrat, atau L
2
T
-2
. Persamaan itu dimensinya serbasama dan memberikan hasil yang betul untuk sebarang
perangkat satuan yang konsisten Persamaan 5.5 dan 5.6 juga melukiskan beberapa faktor lain yang sering muncul dalam
analisis kedimensian, yakni variable-variabel berdimensi, tetapan-tetapan berdimensi, dan analisis dimensi
Tetapan berdimensi ialah besaran yang benar-benar berubah selama proses itu berlangsung dan akan digrafikkan terhadap satu sama lain untuk menampilkan data. Dalam persamaan.
5.5, variable-variabel itu ialah S, dan T, dalam persamaan 5.6 ialah
, V dan
z
. Semuanya mempunyai dimensi dan semuanya dapat di takdimensikan dalam bentuk teknik analisis
dimensi Tetapan berdimensi dapat berubah dari suatu kasus ke kasus lainnya, tetapi nilainya
dipertahankan tetap selama proses tertentu. Dalam persamaan. 5.5 tetapan berdimensi itu adalah
So, Vo,
dan
g
, sedang dalam persm. 5.6
, g,
dan C. Tetapan-tetapan itu semua mempunyai dimensi dan pada dasarnya bisa di takdimensikan, tetapi biasanya mereka
dipergunakan untuk membantu mentak-ikan variable-variabel dalam soal itu. Tetapan murni tidak pernah berdimensi, tetapan-tetapan ini muncul dari penggarapan
matematis. Dalam Persm.5-5 dan 5.6 tetapan-tetapan murni itu ialah ½ dan pangkat 2,
94
keduanya timbul dari pengintegralan : . Tetapan tak berdimensi
yang lazim lainnya ialah
dan
e.
Perhatikan bahwa pengintegralan dan pendiferensialan suatu persamaan dapat mengubah dimensi, tetapi keserbasamaan persamaan itu tidak berubah. Misalnya, integralkan atau
diferensialkan persm. 5.5. t
…………………….. 5-7a ……………………………… 5-7b
Dalam bentuk yang diintergralkan 5.7a setiap sukunya mempunyai dimensi [LT], sedang bentuk turunannya 5-7b mempunyai suku-suku berdimensi [LT
-i2
] Akhirnya, ada beberapa variable fisika yang secara wajar memang tak berdimensi
berdasarkan defenisinya. Beberapa contohnya misalnya regangan perubahan panjang per satuan panjang, nisbah Poisson nisbah antara regangan lintang dan regangan bujur, dan
berat jenis nisbah antara rapat dan rapat air dalam keadaan standar. Semua sudut adalah tak berdimensi nisbah antara panjang busur dan jari-jari dan karena alasan ini sebaiknya
dinyatakan dalam radian. Motif dibalik analisis dimensi ialah bahwa setiap persamaan yang dimensinya serbasama
dapat ditulis dalam bentuk tak berdimensi yang setara, yang lebih kompak. Urainnya secara rinci dijelaskan di bagian teorema pi. Misalnya persamaan 5-5 ditangani dengan
mendefinisikan variable-variabel tak berdimensi …………….. 5-8a
…………….. 5-8b
Ada dua pantangan dalam operasi seperti persm 5-8. Pertama, jangan mentakdimensikan variable secara terbalik:
95
………………….. 5-9
Kedua, jangan ….. sekali lagi: jangan ….. mencampurkan variable-variabel S,t anda dalam
satu definisi :
=
……………………………. 5-10 Ini memang baik dan menarik, tetapi anda akan menghadapi masalah matematika dan
masalah penyajian yang menjengkelkan pula. Cara ini kadang-kadang bisa digunakan dalam teknik yang disebut keserupaan tetapi sebaiknya jangan dipakai dalam analisis dimensi.
Nah coba definisikan 5-8 dan persamaan. 5-5 +
…………………. 5-11a
+ ………….. 5-11b
Ini masih mempunyai dimensi panjang, tetapi kalau kita membagi kedua ruas persamaan diatas dan menyendirikan variable takber-i, misalnya S atau S,AKD menjamin bahwa
semua suku akan menjadi tak berdimensi. Maka bagilah 5-11a dengan So dan 5-11b dengan
.
……………………… 5-12a
= …………………………. 5-12b
Persamaan ini keduanya setara dengan satu sama lain dan segala hal setara dengan persamaan 5-5 yang asli. Grafik persamaan-persamaan itu ditunjukkan dalam gambar 5.1.
Bentuk yang mana yang anda rasa lebih baik dan lebih efektif ?. Anda diminta menjelaskan pilihan anda dalam soal 5-1
96
Gambar 5.1 : Dua bentuk persamaan benda jatuh 5-5 yang setara dan takberdimensi a persamaan 5-12a dan b persamaan 5-12b. Bentuk manakah yang lebih
sesuai. Sementara persamaan 5-5 berbentuk
………………………. 5-13 Dan mengandung lima besaran berdimensi, persamaan. 5-12 masing-masing berbentuk
= g ∝ =
……………………… 5-14
Dan hanya mengandung tiga besaran takberdimensi. Parameter biasanya muncul dalam
proses-proses yang mempengaruhi gravitasi dan merupakan suatu bentuk bilangan froude lihat tabel 5-2
Contoh ini sesuai dengan penyataan kita sebelumnya mengenai teknik analisis kedimensian. Fungsi asli yang variabelnya lima disederhanakan menjadi fungsi takberdimensi dengan tiga
variabel. Penguranganya, 5 – 3 = 2, harus sama dengan jumlah dimensi MLT yang ada
dalam soal.periksalah variable-variabelnya …….. 5-15
Seperti yang diharapkan, hanya ada dua dimensi dalam soal ini, yakni {L} dan {T}. Gagasan ini mencapai puncaknya dalam teorema pi.
97
METODE DARAB-PANGKAT
Untuk yang terkhir kalinya tinjaulah lagi contoh tadi. Misalkan kita tidak mengetahui apa- iapa tentang dinamika dan harus mengerjakan suatu percobaan untuk menemukan hubungan
fungsional persamaan 5-14. Karena S adalah panjang, menurut AKD f harus berupa suatu panjang : maka t, So, Vo, dan g harus digabungkan sedemikan rupa sehingga waktunya
tersingkir dan yang tinggal hanyalah dimensi panjang.seperti yang ditunjukkan oleh Buckingham, satu-satunya cara untuk mewujudkan hal ini adalah dengan menggabungkan
setiap suku dalam j sebagai darab besaran-besaran berpangkat: …………………………. 5-16
Dengan tetapan kesebandingan yang takberdimensi dan a, b, c, dan d ialah pangkat tetap yang masih harus ditentukan. Ditinjau dari dimensinya, persamaan. 5-16 harus berupa
panjang L
b
LT
-i1 c
LT
-i2 d
………………………… 5-17 Kalau pangkat panjang dan waktunya kita samakan, kita peroleh dua hubungan aljabar
Panjang 1 = b + c + d
………………… 5-18a Waktu
0 = a – c – 2d
………………… 5-18b Karena hanya ada dua persamaan dengan empat anu, sebarang dua di antara a, b, c dan d
dapat dinyatakan dalam dua lainnya. Misalnya marilah kita nyatakan c dan d dalam a dan b C = 2
– a – 2b d = a + b
– 1 ………………………… 5-19
Persamaan 5-16 menjadi …………………………… 5-20
98
Tabel 5-1 : Dimensi besaran mekanika fluida
Dimensi
Besaran lambang
{ML T Ɵ}
{PL T Ɵ}
Panjang L
L L
Luas A
L2 L
2
Volume ʋ
L3 L
3
Kecepatan V
LT-1
LT
-1
Kelajuan bunyi a
LT
-1
LT
-1
Debit Q
L
3
T
-1
L
3
T
-1
Fluks massa M
MT
-1
FTL
-2
Tekanan, tegangan
P,ɚ ML
-1
T
-1
L
2
T
-1
Laju regangan ɟ
T
-1
FL
-1
Sudut F
Kecepatan sudut ῶ
T
-1
FL Kekentalan
ῠ ML
-1
T
-1
FLT
-1
Kekentalan kinematik
v L
2
T
-1
L
2
T
-1
Tegangan muka Ϯ
MT
-2
FL
-1
gaya F
MLT
-2
F Momen gaya
M ML
2
T
-2
FL DayA
P ML
2
T
-3
FLT
-1
rapat ῤ
ML
-3
FT
3
L
-5
Suhu T
Ɵ Ɵ
Jenis bahan C ῤ
L2T
-2
Ɵ
-1
L
2
T
-3
Ɵ
-1
Tahanan termal k
MLT
- 3
Ɵ
-1
FT
-i-2
Ɵ
-1
Koefisien muai Ɵ
-1
Ɵ
-1
99
III. TAK BERDIMENSIAN PERSAMAAN – PERSAMAAN DASAR NON-