I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sistem pencernaan merupakan bagian penting dari metabolisme tubuh yang menunjang kesehatan seseorang. Di dalam saluran pencernaan, pangan
dicerna, diserap dan dimanfaatkan tubuh. Tingginya kasus penyakit saluran pencernaan seperti konstipasi, diare, hemoroid, Inflammatory Bowel Disease,
hingga kanker kolon saat ini mendorong kesadaran masyarakat untuk lebih memperhatikan kesehatan saluran pencernaan melalui pangan yang
dikonsumsinya. Akhir-akhir ini, kasus kanker kolon mengalami peningkatan dan menjadi 3 tiga besar jenis kanker penyebab kematian tertinggi di dunia
Theodoratou, 2007. Salah satu upaya pencegahan penyakit kanker kolon adalah dengan
menerapkan gaya hidup sehat antara lain dengan mengkonsumsi pangan fungsional. Beberapa hasil penelitian membuktikan pati resistan sebagai salah
satu komponen karbohidrat pangan yang dapat mendukung kesehatan pencernaan Croghan, 1992. Hal ini dikarenakan sifat pati resistan yang tidak
dapat dicerna oleh enzim pencernaan sehingga secara fungsional dapat bersifat seperti serat pangan dan berperan sebagai prebiotik di dalam saluran
pencernaan. Komponen pati resistan akan sampai ke usus besar dan difermentasi oleh
mikroflora usus sebagai sumber karbon untuk pertumbuhannya. Fermentasi tersebut menghasilkan produk berupa karbon dioksida, hidrogen, metana dan
asam lemak rantai pendek. Asam lemak rantai pendek SCFA terbukti berdampak baik bagi kesehatan Nugent, 2005.
Proporsi dan profil SCFA yang dihasilkan bakteri dipengaruhi oleh kualitas, jumlah, struktur serta komposisi pati resistan sebagai substrat
fermentasi. Brouns et al. 2002 dan Wang et al. 1999 membuktikan bahwa fermentasi pati resistan di kolon menghasilkan rasio butirat paling tinggi
dibandingkan dengan fermentasi serat pangan lain seperti pektin, oat brans, non polisakarida dan gandum.
Pertumbuhan bakteri secara umum dipengaruhi oleh struktur, ukuran, dan komposisi biokimia substrat serta ketahanannya terhadap serum
bakterisidal Casciato et al., 1974. Sementara itu, Tovar et al. 1992
mengindikasikan perbedaan fraksi RS memiliki perbedaan kemampuannya untuk difermentasi. Beras dan sagu merupakan bahan pangan sumber
karbohidrat yang banyak dikonsumsi masyarakat Indonesia dan memiliki perbedaan sifat baik secara fisik maupun kimia. Salah satu sifat kimiawi
substrat yang berpengaruh terhadap fermentasi kolon dan pertumbuhan bakteri kolon adalah rasio amilosa : amilopektin pati. Oleh karena itu, penelitian
mengenai pertumbuhan salah satu bakteri kolon yakni Clostridium butyricum terhadap pati resistan perlu dilakukan. Bakteri ini menghasilkan metabolit
dominan berupa asam butirat dibandingkan dengan bakteri kolon lainnya. Penelitian ini dilakukan secara in vitro dengan memanfaatkan substrat berupa
pati resistan beras Cisokan dan sagu asal Sukabumi. Profil SCFA yang dihasilkan dianalisis dengan kromatografi gas.
B. Tujuan Penelitian