Instrument Pelaksanaan
Dalam pelaksanaan
kegiatan ini
terdapat beberapa
instrumen yang
dibutuhkan seperti Vacuum frying, sealer, baskom, timbangan, pisau stenlees steel, kain serbet, Container, Centong, dan instrument lainnya.
Rancangan dan Realisasi Biaya
Dana yang telah diusulkan sebesar Rp 10.000.000,- dan dana yang dikeluarkan oleh DIKTI sebesar Rp 3.860.000,-. Walaupun jauh lebih kecil dari
dana yang diusulkan dengan melakukan penghematan dan efisiensi penggunaan dana usaha ini dapat dijalankan dengan baik. Rincian penggunaan dana secara
lengkap dilampirkan dalam lampiran.
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
Kegiatan ini
telah mampu
mencapai target
yang telah
ditentukan sebelumnya, yaitu usaha yang dijalankan telah mampu menghasilkan Chips
sayuran dengan rasa unik dan harga yang dapat dijangkau oleh konsumen. LALAB’S tampil menjadi kudapan sehat, bergizi, praktis, dan menjadi alternatif
solusi bagi konsumen yang tidak menyukai sayur sehingga dapat meningkatkan konsumsi sayuran.
LALAB’S dihasilkan pada awalnya terdiri dari 1 formula yaitu oyong, pare, dan terong. Pada tahap promosi dan pemasaran, kami meminta komentar dan
kritik dari
konsumen sehingga
di setiap
produksi kami
selalu melakukan
perbaikan-perbaikan, inovasi,
dan evaluasi agar
menghasilkan produk yang
berkualitas dan sesuai dengan permintaan pasar. LALAB’S terdiri dari 2 formula. Formula 1 untuk konsumen penggemar pare yang berisi oyong, terong, dan pare.
Sedangkan formula 2 bagi konsumen bukan penggemar pare yang berisi oyong, terong, kecipir, labu siam, dan baby corn.
Atas dasar pertimbangan efisiensi penggunaan alat dan proses produksi, pada produksi ke empat ditetapkanlah formula yang ke 3 yaitu berisi oyong dan
terong dengan perbandingan 2:1. Banyaknya jenis bahan yang digunakan sangat berpegaruh pada biaya bahan baku, lamanya proses produksi, rendemen hasil, dan
lama penggunaan vacuum frying. Jenis bahan yang lebih banyak pada formula 1 dan 2 membuat biaya bahan baku lebih besar, proses clening dan pemotongan
lebih lama, serta penggorengan harus dilakukan sampai 4 kali. Namun, hasil yang diperoleh lebih sedikit dari hasil formula 3. Hal ini berkaitan erat dengan
kandungan air setiap bahan yang berpengaruh terhadap rendemen hasil. Akhirnya, formula 3 menjadi formula tetap untuk produk LALAB’S mulai produksi keempat
sampai produksi terakhir. Penentuan formula 3 sebagai formula terpilih juga didasari hasil uji orgaoleptik yang telah dilakukan. Hsil uji lengkap terdapat peda
lampiran. Produksi yang telah kami lakukan adalah sebagai berikut:
1. Produksi I 24 Maret 2010 menghasilkan 23 kemasan.
2. Produksi II 26 Maret 2010 menghasilkan 25 kemasan.
3. Produksi III 31 Maret 2010 menghasilkan 33 kemasan.
4. Produksi IV 15 april 2010 menghasilkan 40 kemasan.
5. Produksi V 27 April 2010 menghasilkan 33 kemasan.
6. Produksi Vl 29 April 2010
menghasilkan 40 kemasan kecil 20 gram dan 12 kemasan sedang 50 gram.
7. Produksi VII 11 Mei 2010 menghasilkan 23 kemasan
8. Produksi VIII 12 Mei 2010 menghasilkan 44 kemasan
9. Produksi IX 17 Mei 2010 menghasilkan 50 kemasan
10. Produksi X 20 Mei 2010 menghasilkan 43 kemasan 11. Produksi XI 25 Mei 2010 menghasilkan 40 kemasan
12. Produksi XII 1 Juni 2010 menghasilkan 42 kemasan 13. Produksi XIII 2 Juni 2010 menghasilkan 40 kemasan
Pada produksi I-III hasil yang diperoleh selalu dibawah 40 kemasan, hal ini berkaitan dengan formula yang digunakan yakni formula 1 dan 2. Sementara pada
produksi IV sampai XIII rata-rata produk yang dihasilkan diatas 40 kemasan per produksi. Pada periode ini telah digunakan formula terpilih yaitu formula 3 yang
berisi oyong dan terung. Namun pada produksi VII hanya dihasilkan 23 kemasan hal ini dikarenakan ada kendala pada vacuum frying yang digunakan sehingga
hasil yang diperoleh tidak maksimal. Proses
produksi saat ini telah melebihi target produksi pada
usulan sebelumnya yang hanya 10 kali produksi. Produksi yang telah dilakukan sebanyak
13 kali, dan kedepannya sampai akhir bulan juni akan dilakukan 5 kali produksi lagi. Hal ini dikarenakan jaringan pemasaran LALAB’S sudah mulai terbentuk.
Sehingga ada pesanan yang harus dipenuhi semisal untuk agen dan konsumen akhir.
Sampai saat ini proses pemasaran LALAB’S berjalan dengan lancar. Produk yang telah diproduksi berhasil terjual semua baik melalui direct selling
maupun agen distribusi yang sudah terbentuk. Produk dipasarkan ke kosan mahasiswa, kelas-kelas, bazaar produk, AGRIMART, oleh-oleh pulang kampung,
dan pemesanan dari pelanggan. Untuk kedepannya masih ada beberapa pesanan dari agen distribusi yang bersedia untuk bekerjasama dan dipasok ke kantin-kantin
sekolah. Secara keseluruhan program ini telah berjalan 100 begitu juga dengan
target pencapaian. Produksi telah dilakukan sebanyak 13 kali dari 10 kali produksi yang direncanakan di proposal. Produk terjual sebanyak 448 kemasan sedang dan
40 kemasan kecil. Hasil penjualan ini telah melebihi BEP yaitu sebesar 311 kemasan sedang. Omset per bulan disajikan melalui gambar berikut.
Keterangan: minggu pertama bulan Juni
Dari grafik tersebut dapat diketahui bahwa setiap bulan omset penjualan LALAB’S bertambah setiap bulannya. Diperkirakan pada akhir periode yaitu
bulan Juni
akan diperoleh
omset sebesar
Rp 1.600.000,-.
Hal ini
besar kemungkinan tercapai karena sudah ada order tetap dari agen-egen distribusi.
Sampai awal juni masih terdapat sisa dana dari DIKTI yaitu sebesar Rp 820.000,-. Sisa dana ini akan digunakan untuk produksi selanjutnya yang sesuai rencana
akan dilakukan 5 kali produksi lagi. Modal dan keuntungan yang telah diperoleh akan digunakan untuk pengembangan usaha selanjutnya. Salah satu rencana
pengembangan usaha
ini yaitu
menarik investor
yang berminat
terhadap LALAB’S untuk membeli vacuum frying sendiri. Dengan harapan, kepemilikan
vacuum frying akan menjadikan usaha kami berkembang lebih baik dan lebih banyak memberikan manfaat.
Dalam pelaksanaan program ini ada beberapa kendala, Seperti telah
disebutkan sebelumnya. Dana yang diperoleh dari DIKTI jauh lebih kecil dari dana yang diusulkan. Namun, dana yang diperoleh benar-benar kami manfaatkan
untuk menjalankan usaha ini. Dengan melakukan penghematan dan efisiensi penggunaan dana usaha ini dapat dijalankan dengan baik. Namun, akan lebih baik
jika vacuum frying dapat dimiliki oleh kami secara pribadi tanpa harus menyewa. Dalam hal ini diperlukan dana yang lebih besar daripada yang diperoleh saat ini.
Hal ini akan teratasi karena sudah ada beberapa investor yang ingin bekerjasama.
VI. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan