Analisis Hubungan antara Rasio Profitabilitas dengan Nilai Tambah Ekonomis dalam Mengukur Kinerja Keuangan Perusahaan Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

(1)

SKRIPSI

ANALISIS HUBUNGAN ANTARA RASIO PROFITABILITAS

DENGAN NILAI TAMBAH EKONOMIS DALAM

MENGUKUR KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN

MAKANAN DAN MINUMAN YANG TERDAFTAR

DI BURSA EFEK INDONESIA

Oleh

MAWAR L BANJAR NAHOR 070503072

PROGRAM STUDI STRATA I AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

PERNYATAAN

Dengan ini, saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Analisis Hubungan antara Rasio Profitabilitas dengan Nilai Tambah Ekonomis dalam Mengukur Kinerja Keuangan Perusahaan Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia” adalah benar hasil karya sendiri dan judul yang dimaksud belum pernah dimuat, dipublikasikan atau diteliti oleh mahasiswa lain dalam konteks penulisan skripsi Program Reguler S-1 Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Semua sumber data dan informasi yang diperoleh telah dinyatakan dengan jelas, benar adanya. Apabila di kemudian hari pernyataan ini tidak benar, saya bersedia menerima sanksi yang ditetapkan oleh Universitas Sumatera Utara.

Medan, Juni 2011

Yang membuat pernyataan,

Mawar L.Banjar Nahor NIM : 070503072


(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa atas kasih dan karuniaNya yang begitu besar sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Skripsi ini berjudul Analisis Hubungan antara Rasio Profitabilitas dengan Nilai Tambah Ekonomis dalam Mengukur Kinerja Keuangan Perusahaan Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia, disusun dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar kesarjanaan pada Fakultas Ekonomi Departemen Akuntansi Universitas Sumatera Utara.

Selama proses penyusunan skripsi ini, Penulis banyak memperoleh bimbingan, dorongan semangat, nasehat, dan bantuan lain baik secara moril maupun materiil dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini Penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si, Ak selaku Ketua Program Studi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara dan Ibu Dra. Mutia Ismail, MM, Ak, selaku Sekretaris Program Studi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Bpk DRS. Zainal A. T Silangit, Ak selaku dosen pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu dalam memberikan petunjuk, pengarahan, bimbingan dan bantuan dari awal hingga selesainya skripsi ini.


(4)

4. Ibu Dra. Salbiah,M.Si, Ak, selaku Dosen Penguji I dan Bapak Drs Syahelmi, M.Si, Ak, selaku Dosen Penguji II, atas segala saran dan masukan yang telah diberikan.

5. Orang tua penulis, Ayahanda Alm. Mulia Banjarnahor dan Ibunda Rauli br. Anturi, serta semua keluarga yang telah memberikan doa dan dukungan yang tulus baik moril maupun materiil selama perkuliahan hingga penyelesaian skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Akhir kata semoga skripsi ini berguna bagi pembaca dan dapat dipergunakan untuk menambah pengetahuan dan bahan masukan bagi penelitian selanjutnya. Semoga Tuhan yang Maha Esa menyertai kita semua.Amin.

Medan, Juni 2011 Penulis,

Mawar L Banjar Nahor NIM :070503072


(5)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis apakah terdapat hubungan antara rasio profitabilitas yaitu Return on Asset (ROA) dan Return on Equity (ROE) dengan Nilai Tambah Ekonomis dalam pengukuran kinerja keuangan. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain asiosiatif korelasi.

Populasi dalam penelitian ini berjumlah 21 perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di BEI pada tahun 2005-2009 dan yang menjadi sampel penelitian berjumlah 10 perusahaan. Metode purposive sampling digunakan dalam pemilihan sampel. Jenis data dalam penelitian ini adalah data sekunder. Metode analisis data yang digunakan dengan menggunakan korelasi pearson product

moment dan uji t.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai korelasi Product Moment selama tahun Penelitian 2005-2009 antara Return on Asset (ROA) dan Return on Equity

(ROE) dengan Nilai Tambah Ekonomis dalam pengukuran kinerja keuangan

menunjukkan nilai lebih besar dari nol. Hasil perhitungan uji t antara Return on Asset (ROA) dan Return on Equity (ROE) dengan Nilai Tambah Ekonomis menunjukkan nilai t hitung <t tabel. Hal ini menunjukkan adanya hubungan negatif dan tidak signifikan antara return on asset dan Return on Equity (ROE) dengan nilai Tambah Ekonomis dalam pengukuran kinerja keuangan perusahaan.

Kata kunci : Return on Assets, Return on Equity, Nilai Tambah Ekonomis, kinerja keuangan perusahaan


(6)

ABSTRACT

This Research aims to analize the relation between Return on Assets and Return on Equity with Economic Value Added in measurement financial performance.The design used in this research is correlative associative.

Population of this research are 21 food and beverage companies list in Indonesia Stock Exchange during the period of 2005-2009 and the sample consists of 10 companies. Purposive sampling method is used for the sample selection. Data used in this research is secondary data. The methods of data analyzing are using the product moment correlation and t test.

This research shows that the value of the product moment in period 2005-2009 between return on asset and return on Equity with economic value added in measurement financial performance are > 0,. The t test between return on asset and return on Equity with economic value added shows that the value of t < t table. It shows that there is a negatif correlate and not significant between Return on Asset and return on Equity with economic value added in measurement financial performance.

Keyword: return on asset, return on equity, economic value added, financial perfomance of company


(7)

DAFTAR ISI SKRIPSI

PERNYATAAN... i

KATA PENGANTAR... ii

ABSTRAK... iv

ABSTRACT... v

DAFTAR ISI... vi

DAFTAR TABEL... ix

DAFTAR GAMBAR... x

DAFTAR LAMPIRAN... xi

BAB I PENDAHULUAN... 1

A.Latar Belakang Masalah... 1

B.Perumusan Masalah... 6

C.Tujuan Penelitian... 6

D.Manfaat Penelitian... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA... 8

A. Tinjauan Teoretis... 8

1.Rasio Profitabilitas...8

a. Return On Assets (ROA)... 9

b. Return on Equity (ROE)...10

2.Nilai Tambah Ekonomis...10

B.Tinjauan Penelitian Terdahulu... 21

C.Kerangka Konseptual... 22


(8)

BAB III METODE PENELITIAN... 25

A.Disain Penelitian... 25

B.Jenis dan Sumber Data... 25

C.Teknik Pengumpulan data...25

D.Teknik Pengolahan Data... 26

E.Populasi dan Sampel Penelitian... 26

F. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel... 28

G.Metode Analisis Data... 31

H.Jadwal Penelitian... 34

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN... 34

A.Hasil Penelitian... 35

B.Analisis Hasil Penelitian... 46

C.Pembahasan Hasil Penelitian...51

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN... 54

A.Kesimpulan... 54

B.Keterbatasan Penelitian...55

C.Saran... 55

DAFTAR PUSTAKA... 57


(9)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

Tabel 2.1 Tolak ukur nilai Tambah Ekonomis... 15

Tabel 2.2 Tinjauan Peneliti Terdahulu... 21

Tabel 3.1 Daftar Populasi dan Sampel Penelitian... 26

Tabel 3.2 Variabel Penelitian... 28

Tabel 3.3 Koefisien Korelasi... 31

Tabel 3.4 Jadwal Penelitian... 33

Tabel 4.1 Daftar Return on Asset... 36

Tabel 4.2 Daftar Return on Equity... 39

Tabel 4.3 Data Nilai Tambah Ekonomis... 42

Tabel 4.4 Hubungan ROA dengan Nilai Tambah Ekonomis.... 46

Tabel 4.5 Hubungan ROE dengan Nilai Tambah Ekonomis... 47


(10)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual... 15


(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Judul

Lampiran i Daftar Sampel Perusahaan Makanan dan minuman. 57

Halaman

Lampiran ii Data Penelitian 2005-2009... 58 Lampiran iii Output SPSS... 68


(12)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis apakah terdapat hubungan antara rasio profitabilitas yaitu Return on Asset (ROA) dan Return on Equity (ROE) dengan Nilai Tambah Ekonomis dalam pengukuran kinerja keuangan. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain asiosiatif korelasi.

Populasi dalam penelitian ini berjumlah 21 perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di BEI pada tahun 2005-2009 dan yang menjadi sampel penelitian berjumlah 10 perusahaan. Metode purposive sampling digunakan dalam pemilihan sampel. Jenis data dalam penelitian ini adalah data sekunder. Metode analisis data yang digunakan dengan menggunakan korelasi pearson product

moment dan uji t.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai korelasi Product Moment selama tahun Penelitian 2005-2009 antara Return on Asset (ROA) dan Return on Equity

(ROE) dengan Nilai Tambah Ekonomis dalam pengukuran kinerja keuangan

menunjukkan nilai lebih besar dari nol. Hasil perhitungan uji t antara Return on Asset (ROA) dan Return on Equity (ROE) dengan Nilai Tambah Ekonomis menunjukkan nilai t hitung <t tabel. Hal ini menunjukkan adanya hubungan negatif dan tidak signifikan antara return on asset dan Return on Equity (ROE) dengan nilai Tambah Ekonomis dalam pengukuran kinerja keuangan perusahaan.

Kata kunci : Return on Assets, Return on Equity, Nilai Tambah Ekonomis, kinerja keuangan perusahaan


(13)

ABSTRACT

This Research aims to analize the relation between Return on Assets and Return on Equity with Economic Value Added in measurement financial performance.The design used in this research is correlative associative.

Population of this research are 21 food and beverage companies list in Indonesia Stock Exchange during the period of 2005-2009 and the sample consists of 10 companies. Purposive sampling method is used for the sample selection. Data used in this research is secondary data. The methods of data analyzing are using the product moment correlation and t test.

This research shows that the value of the product moment in period 2005-2009 between return on asset and return on Equity with economic value added in measurement financial performance are > 0,. The t test between return on asset and return on Equity with economic value added shows that the value of t < t table. It shows that there is a negatif correlate and not significant between Return on Asset and return on Equity with economic value added in measurement financial performance.

Keyword: return on asset, return on equity, economic value added, financial perfomance of company


(14)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan perekonomian semakin cepat dan kompleks dari waktu ke waktu. Hal ini dapat dilihat dari semakin banyaknya perdagangan hampir di semua komoditi. Perkembangan teknologi yang digunakan untuk memperkuat daya saing ekonomi dan arus informasi yang semakin cepat menjadikan suatu perusahaan terus bersaing untuk mempertahankan eksistensinya Dengan kondisi tersebut menuntut perusahaan-perusahaan untuk melakukan pembenahan di segala bidang. Salah satunya adalah bidang manajemen keuangan. Karena, dalam lingkungan bisnis yang kompetitif seperti saat sekarang ini, perusahaan tidak hanya diharapkan sebagai wealth-creating institution, namun jauh lebih dari itu diharapkan dapat melipatgandakan kekayaannya. Dan untuk mengetahui bahwa suatu perusahaan sudah mampu melipatgandakan kekayaannya atau tidak, maka diperlukan suatu alat pengukur kinerja keuangan perusahaaan tersebut.

Keadaan perekonomian dunia yang mengalami ketidakstabilan pada periode 2008-2009 menjadi sebuah fenomena yang sangat signifikan sehingga berdampak terjadinya krisis global yang pada akhirnya menjadi ancaman bagi perusahaan dan tidak terlepas terhadap perusahaan makanan dan minuman. Hal ini mengakibatkan para investor dan kreditor berhati-hati dalam melakukan penanaman modal pada suatu perusahaan demi mengantisipasi risiko yang terjadi. Ditambah dengan tingginya persaingan pada industri ini tentunya akan menambah tantangan bagi manajemen untuk mendapatkan modal tambahan. Kinerja perusahaan yang baik


(15)

diperlukan untuk menarik minat investor untuk berinvestasi di perusahaan. Dan pengukuran kinerja ini dapat diterapkan melalui analisis profitabilitas dan Nilai Tambah Ekonomis.

Alat ukur utama untuk mengevaluasi kinerja keuangan perusahaan dalam kegiatan investasi yang umum digunakan oleh para investor adalah rasio profitabilitas. Daya tarik utama bagi pemegang saham terletak pada rasio profitabilitas, yang menunjukkan hasil pengelolaan manajemen perusahaan atas dana yang diinvestasikan. Rasio profitabilitas atau rasio keuntungan berkaitan erat dengan perusahaan dan efektivitas operasi perusahaan dalam menghasilkan keuntungan.

Berdasarkan sudut penilaian, rasio profitabilitas dibagi menjadi tiga, yaitu berdasarkan tingkat pengembalian atas investasi, kinerja operasi dan pemanfaatan aktiva. Sesuai dengan latar penelitian ini yang mendasar pada kinerja perusahaan untuk menarik minat investor, maka rasio profitabilitas yang dihitung sebagai variabel penelitian adalah rasio yang berkaitan dengan rasio profitabilitas investasi yakni Return On Asset (ROA) dan Return on Equity (ROE). ROA adalah kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan dari setiap rupiah aset yang digunakan oleh perusahaan ( Darsono dan Ashari,2005). Return on Asset

(ROA) biasanya dinyatakan dengan skala rasio, sama halnya dengan Return on Equity (ROE). Return on Equity (ROE) adalah untuk mengukur kemampuan

perusahaan untuk memperoleh keuntungan yang tersedia bagi pemegang saham. Ukuran kinerja keuangan perusahaan yang mendasar pada laba akuntansi (accounting profit), seperti return on assets, return on equity,net profit margin


(16)

dan rasio lainnya, dianggap tidak lagi memadai untuk mengevaluasi efektivitas dan efisiensi perusahaan karena tidak memperhatikan resiko yang dihadapi perusahaan dengan mengabaikan adanya biaya modal. Oleh karena itu, berkembang metode pengukuran keuangan yang lebih menekankan pada nilai yang disebut Value Based Management (VBM). Konsep VBM mendorong manajemen untuk fokus pada penciptaan arus kas bagi pemegang saham, salah satu konsep VBM adalah Nilai Tambah Ekonomis yang sering dikenal dengan istilah Economic Value Added (EVA).

Konsep Nilai Tambah Ekonomis mencoba mengukur nilai tambah yang dihasilkan oleh suatu perusahaan dengan cara mengurangi laba operasi setelah pajak dengan beban biaya modal (cost of capital), di mana beban biaya modal mencerminkan tingkat resiko perusahaan. Dengan demikian, dalam penelitian ini, peneliti menggabungkan variabel fundamental rasio profitabilitas dengan nilai tambah ekonomis dalam pengukuran kinerja keuangan perusahaan.

Sektor industri makanan dan minuman merupakan salah satu sasaran investasi yang paling diminati para investor saat ini. Menurut Ketua Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (GAPMMI), Ir.Adhi Siswaja Lukman mengatakan realisasi investasi tahun lalu yang mencapai sekitar Rp25 triliun menggambarkan tingkat pertumbuhan industri makanan dan minuman yang cukup tinggi, bahkan telah menembus di atas 10% atau lebih tinggi dari angka yang disajikan Badan Pusat Statistik yang hanya sekitar 6,64% hingga kuartal III/2010. Ia memprediksikan, tahun ini akan lebih banyak investor asing yang akan menanamkan investasinya di sektor makanan dan minuman karena


(17)

didorong oleh besarnya populasi yang merepresentasikan tingkat konsumsi makanan dan minuman di tanah air. Selain itu, konsumen Indonesia lebih mudah dan terbuka untuk mencoba produk-produk baru. Dan hal ini memicu peningkatan investasi asing di industri makanan yang diyakini bisa mencapai lebih dari 100%(Sumber :Bisnis.com, 23 Januari 2011).

Secara umum Nilai Tambah Ekonomis, Return on Assets (ROA), dan Return

on Equity (ROE) dianggap sebagai pengukur terbaik dari kinerja suatu

perusahaan. Nilai Tambah Ekonomis digunakan untuk menilai kinerja operasional, karena secara fair juga mempertimbangkan required rate of return yang dituntut oleh para investor dan kreditor. Berkaitan dengan Nilai Tambah Ekonomis sebagai alat ukur kinerja yang juga mempertimbangkan harapan para investor terhadap investasi yang dilakukan, maka Nilai Tambah Ekonomis mengidentifikasikan seberapa jauh perusahaan telah menciptakan nilai bagi pemilik perusahaan.

Dalam perhitungannya, Return on Asset (ROA) dan Return on Equity (ROE) hanya menggunakan laba bersih setelah pajak, sedangkan Nilai Tambah Ekonomis meliputi semua elemen atau unsur-unsur yang terdapat dalam neraca dan Laporan Laba Rugi Perusahaan memberikan penilaian yang lebih wajar dengan kondisi perusahaan. Karena itu, Nilai Tambah Ekonomis adalah cara penilaian kinerja yang lebih tepat walaupun perhitungannya lebih rumit.

Penelitian Mustika Avera Limbong (2010) yang berjudul “Hubungan

Economic Value Added dan Rasio Profitabilitas dengan Harga Saham Perusahaan


(18)

tersebut dilakukan untuk periode tahun 2002 sampai dengan tahun 2004, yang berjumlah 14 perusahaan. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa variabel EVA mempunyai hubungan yang positif tapi tidak signifikan terhadap harga saham perusahaan, variabel Return on Assets (ROA), Return on Equity (ROE) dan

Earning Per Share (EPS) mempunyai hubungan signifikan dan berpengaruh

positif terhadap harga saham.

Demikian halnya dengan penelitian yang dilakukan oleh Dina Winda Lumban Gaol (2010) tentang Analisa Hubungan antara Rasio Profitabilitas dengan Economic Value Added dalam Pengukuran Kinerja Keuangan Perusahaan Manufaktur yang go public menyimpulkan bahwa untuk tahun 2006 dan tahun 2008 menandakan adanya hubungan yang positif dan signifikan antara rasio profitabilitas yaitu Return on Asset dengan Economic Value Added dalam pengukuran kinerja keuangan perusahaan, sedangkan tahun 2007 menandakan tidak adanya hubungan antara rasio profitabilitas yaitu return on asset dengan

Economic Value Added dalam pengukuran kinerja keuangan perusahaan.

Penelitian ini juga memberikan hasil seberapa kuat tingkat hubungan rasio profitabilitas dengan Economic Value Added dalam pengukuran kinerja keuangan perusahaan. Pada tahun 2006 menunjukkan tingkat hubungan yang rendah, tahun 2007 tidak ada hubungan sama sekali, dan tahun 2008 menunjukkan tingkat hubungan yang sedang.

Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian sebelumnya yang dilakukan Dina Winda Lumban Gaol. Hal yang berbeda dalam penelitian ini adalah data yang digunakan sebagai sampel dalam penelitian, tahun penelitian,


(19)

dan variabel yang digunakan. Dalam hal ini, Peneliti mengambil sampel perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2005 sampai tahun 2009, dan menambah variabel ROE sehingga diharapkan penelitian ini dapat memperbaharui penelitian sebelumnya.

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka Peneliti melakukan penelitian terhadap masalah tersebut dengan mengambil judul “Analisis Hubungan Antara Rasio Profitabilitas dengan Nilai Tambah Ekonomis Nilai Tambah Ekonomis dalam mengukur Kinerja Keuangan Perusahaan Makanan dan Minuman yang terdaftar di BEI”.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dikemukakan sebelumnya, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1.Apakah terdapat hubungan yang signifikan antara Return On Asset dengan Nilai Tambah Ekonomis?

2.Apakah terdapat hubungan yang signifikan antara Return on Equity dengan Nilai Tambah Ekonomis?

C.Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Sehubungan dengan perumusan masalah yang telah dikemukakan sebelumnya maka penelitian ini bertujuan :


(20)

1. untuk mengetahui apakah terdapat hubungan Return On Asset (ROA) dengan Nilai Tambah Ekonomis

2. untuk mengetahui apakah terdapat hubungan Return on Equity (ROE) dengan Nilai Tambah Ekonomis

2. Manfaat Penelitian

Yang menjadi manfaat penelitian ini adalah :

1. Bagi peneliti, sebagai pengaplikasian ilmu yang telah peneliti peroleh di bangku kuliah dan menambah wawasan penulis dalam bidang keuangan. 2. Bagi perusahaan, memberikan masukan mengenai gambaran hubungan

ROA, ROE, dan Nilai Tambah Ekonomis dalam alat pengukuran kinerja suatu perusahaan.

3. Bagi investor yaitu sebagai dasar pertimbangan untuk melakukan keputusan investasi pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

4. Bagi peneliti selanjutnya yaitu dijadikan sebagai bahan referensi untuk penelitian-penelitian tentang analisis hubungan ROA dan ROE dengan Nilai Tambah Ekonomis


(21)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A.Tinjauan Teoretis 1. Rasio Profitabilitas

Tujuan dari kebanyakan perusahaan adalah untuk memaksimumkan laba atau keuntungan. Akan tetapi, ada juga perusahaan yang tujuannya bukan untuk memaksimalkan laba atau sering disebut perusahaan nirlaba. Tujuan dari perusahaan nirlaba tersebut adalah untuk menghasilkan kemashalatan bagi masyarakat, seperti penelitian medis dan cagar alam. Dalam penelitian ini, Penulis menggunakan perusahaan penghasil laba, karena semua variabel yang digunakan dalam penelitian ini, yang mencakup Return on Assets, Return on Equity, Nilai Tambah Ekonomis merupakan alat ukur kinerja keuangan yang diperoleh dengan memperhitungkan laba (profit) yang dihasilkan oleh setiap perusahaan sampel yang digunakan.

Pada perusahaan penghasil laba, rasio profitabilitas memberikan ukuran tingkat efektifitas manajemen seperti ditunjukkan oleh laba yang dihasilkan dari penjualan dan dari pendapatan investasi. Bagi para pekerja (karyawan dan buruh) merupakan gambaran besarnya kompensasi (gaji-upah) yang akan diterima. Sedangkan pihak pemegang saham berkepentingan guna mengetahui bagian laba yang menjadikan hak pemegang saham. Dengan demikian pemilik perusahaan selalu berusaha meningkatkan laba perusahaan karena didasari sangat pentingnya laba yang ingin dicapai demi kelangsungan atau masa depan perusahaan. Tanpa


(22)

adanya keuntungan (profit), maka akan sulit bagi perusahaan untuk menarik modal dari luar.

Penggunaan rasio profitabilitas dapat dilakukan dengan menggunakan perbandingan antara berbagai komponen yang ada di dalam laporan keuangan, terutama laporan keuangan neraca dan laporan laba rugi. Pengukuran dapat dilakukan untuk beberapa periode operasi. Tujuannya adalah agar terlihat perkembangan perusahaan dalam rentang waktu tertentu, baik penurunan atau kenaikan, sekaligus mencari penyebab perubahan tersebut.

Dalam pengukuran kinerja dengan menggunakan rasio profitabilitas, hasil pengukuran dapat dijadikan sebagai alat evaluasi kinerja manajemen selama ini, apakah mereka telah bekerja secara efektif atau tidak. Kegagalan atau keberhasilan dapat dijadikan sebagai bahan acuan untuk perencanaan laba ke depan, sekaligus kemungkinan untuk menggantikan manajemen yang baru terutama setelah manajemen lama mengalami kegagalan. Oleh karena itu, rasio profitabilitas ini sering disebut sebagai salah satu alat ukur kinerja manajemen. Dalam penelitian ini yang dipakai hanya yang terkait dengan investasi yaitu

Return On Asset (ROA) dan Return On Equity (ROE) a. Pengertian Return On Asset (ROA)

Return On Asset merefleksikan seberapa banyak perusahaan telah

memperoleh hasil atas sumber daya keuangan yang ditanamkan oleh perusahaan (Munawir, 2002).

Rasio Return on Asset (ROA) ini sering dipakai manajemen untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan dan menilai kinerja operasional dalam


(23)

memanfaatkan sumber daya yang dimiliki perusahaan, di samping perlu mempertimbangkan masalah pembiayaan terhadap aktiva tersebut. Nilai ROA yang semakin mendekati 1 (satu), berarti semakin baik profitabilitas perusahaan karena setiap aktiva yang ada dapat menghasilkan laba. Dengan kata lain semakin tinggi nilai ROA maka semakin baik kinerja keuangan perusahaan tersebut.

Pengukuran kinerja keuangan perusahaan dengan ROA menunjukkan kemampuan atas modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva yang dimiliki untuk menghasilkan laba. ROA (Return On Asset) adalah rasio keuntungan bersih setelah pajak untuk menilai seberapa besar tingkat pengembalian dari asset yang dimiliki oleh perusahaan.

b. Pengertian Return on Equity (ROE)

Return on Equity (ROE) mengukur kemampuan perusahaan memperoleh

laba yang tersedia bagi pemegang saham perusahaan. Rasio ini juga dipengaruhi oleh besar kecilnya hutang perusahaan, apabila proporsi hutang makin besar maka rasio ini juga akan semakin besar. Suatu angka ROE yang bagus akan membawa keberhasilan bagi perusahaan yang mengakibatkan tingginya harga saham dan membuat perusahaan dapat dengan mudah menarik dana. Hal ini juga akan memungkinkan perusahaan untuk berkembang, menciptakan kondisi pasar yang sesuai dan pada gilirannya akan memberikan laba yang lebih besar.

2. Nilai Tambah Ekonomis

a. Pengertian Nilai Tambah Ekonomis

Nilai Tambah Ekonomis pertama kali dikembangkan oleh Stern & Co, suatu perusahaan konsultan manajemen keuangan. Sejak itu, banyak perusahaan besar


(24)

menerapkan Nilai Tambah Ekonomis sebagai alat ukur keberhasilan manajemen dan penciptaan nilai perusahaan. Nilai Tambah Ekonomis adalah suatu estimasi dari laba ekonomis yang sebenarnya dari bisnis untuk tahun yang bersangkutan, dan sangat jauh berbeda dari laba akuntansi. Nilai Tambah Ekonomis mencerminkan laba residu setelah biaya dari seluruh modal, termasuk modal ekuitas, telah dikurangkan sedangkan laba akuntansi ditentukan tanpa mengenakan beban untuk modal ekuitas.

Nilai Tambah Ekonomis merupakan pengukuran yang didasarkan pada gagasan keuntungan ekonomis (residual income), dimana kekayaan hanya bisa diciptakan ketika sebuah perusahaan meliputi biaya operasi dan biaya modal. Nilai Tambah Ekonomis memiliki kaitan dengan penciptaan nilai perusahaan, dan nilai perusahaan sekarang mencerminkan total penciptaan nilai selama umur perusahaan tersebut.

Nilai Tambah Ekonomis dapat diartikan sebagai suatu estimasi terhadap keuntungan ekonomis perusahaan selama periode tertentu dan secara substansial berbeda dengan laba akuntansi, hal ini disebabkan oleh adanya elemen biaya modal yang diperhitungkan dalam Nilai Tambah Ekonomis yang tidak diperhitungkan dalam laba akuntansi tradisional dan faktor-faktor lainnya yang berkaitan dengan adjustments, seperti adjustments, inventory valuations.

Menurut Siddharta, sedikitnya ada 4 (empat) manfaat yang dapat diperoleh dari penerapan Nilai Tambah Ekonomis untuk menilai kinerja keuangan perusahaan yaitu:


(25)

1. Penerapan model Nilai Tambah Ekonomis sangat bermanfaat untuk digunakan sebagai pengukur kinerja perusahaan dimana fokus penilaian adalah penciptaan nilai (value creation).

2. Penilaian kinerja keuangan dengan menggunakan pendekatan Nilai Tambah Ekonomis menyebabkan perhatian manajemen sesuai dengan kepentingan pemegang saham. Dengan Nilai Tambah Ekonomis, manajer akan berpikir dan bertindak seperti halnya pemegang saham yaitu memilih investasi memaksimumkan tingkat pengembalian dan meminimumkan tingkat biaya sehingga nilai perusahaan dapat dimaksimalkan.

3. Nilai Tambah Ekonomis mendorong perusahaan untuk lebih memperhatikan kebijaksanaan struktur modalnya.

4. Nilai Tambah Ekonomis dapat digunakan untuk mengidentifikasikan proyek atau kegiatan yang memberikan pengembalian yang lebih tinggi daripada biaya modalnya. Kegiatan atau proyek yang memberikan nilai sekarang dari total Nilai Tambah Ekonomis yang positif menunjukkan adanya penciptaan nilai dari proyek tersebut dan dengan demikian sebaiknya diambil, demikian pula sebaliknya.

Dari penjelasan sebelumnya, maka dapat bahwa diperoleh pengertian yang lebih dalam mengenai Nilai Tambah Ekonomis yaitu merupakan suatu alat ukur atas keuntungan sebenarnya dari hasil operasi perusahaan dengan memperhitungkan tingkat return yang dikehendaki dan biaya-biaya modal baik dari pinjaman maupun ekuitas pemegang saham yang dihitung secara tertimbang. Selain itu, Nilai Tambah Ekonomis juga merupakan alat komunikasi yang efektif


(26)

bagi penciptaan nilai perusahaan dan pengukur kinerja perusahaan yang berkaitan dengan pengimplementasian nilai investasi di pasar modal.

b. Elemen Nilai Tambah Ekonomis

Elemen-elemen Nilai Tambah Ekonomis adalah sebagai berikut :

1. NOPAT (Net Operating After Tax)

Net Operating After Tax ( NOPAT) merupakan laba yang diperoleh dari

operasi perusahaan setelah dikurangi pajak penghasilan (Sartono, 2001).

NOPAT = Laba (Rugi) Usaha – Pajak

Laba usaha adalah laba operasi perusahaan dari suatu current operating yang merupakan laba sebelum bunga. Pajak yang digunakan dalam perhitungan Nilai Tambah Ekonomis adalah pengorbanan yang dikeluarkan oleh perusahaan dalam penciptaan nilai tersebut.

2. Invested Capital

Invested capital merupakan hasil reorganisasi neraca untuk melihat besarnya capital yang diinvestasikan dalam perusahaan oleh kreditor dan pemodal

(Sartono, 2001). Dilihat dari segi investasi, jumlah modal yang ditanamkan mengindikasikan besarnya nilai yang ditanam oleh investor di dalam perusahaan melalui pembelian surat berharga yang diterbitkan oleh perusahaan emiten. Semakin besar jumlah yang diinvestasikan maka semakin besar pula tingkat pengembalian yang diharapkan oleh investor.

Invested Capital = Total Hutang dan Ekuitas − Pinjaman Jangka pendek tanpa bunga.


(27)

3. WACC ( Weighted Average Cost of Capital)

Biaya modal tertimbang merupakan biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan sebagai akibat dari penggunaan dana untuk pembelian barang modal kerja. WACC ini dijadikan sebagai dasar untuk menghitung pengembalian yang diharapkan oleh pemegang saham atas dana yang telah diinvestasikan pada tingkat risiko tertentu.

Tujuan pokok menghitung biaya modal rata-rata tertimbang adalah untuk digunakan dalam mengambil keputusan tentang investasi modal baru yang dinilai berdasarkan standar pengembalian yang cukup memadai untuk mengkompensasikan semua penyedia modal.

WACC adalah tingkat return minimum berdasarkan porsi masing-masing instrument pembiayaan dalam struktur modal perusahaan yang harus dihasilkan oleh perusahaan untuk memenuhi ekspektasi dari kreditur dan pemegang saham selaku penyedia modal. Pembobotan dilakukan berdasarkan jenis pembiayaan dalam perusaahaan karena setiap pembiayaan memiliki resiko yang berbeda beda bagian setiap investor. Umumnya pembiayaan perusahaan terdiri dari dua kelompok yaitu, hutang dan ekuitas.

WACC = [( D × rd) ( 1 − Tax) + ( E × re)]

Keterangan :

Tingkat Modal (D) =

Cost of Debt (rd) =


(28)

Cost of equity (re) =

Tingkat Pajak (Tax) =

4. Capital Charge

Capital charge adalah biaya modal yang memperhitungkan biaya kewajiban

yang harus dibayarkan kepada para kreditor, serta biaya ekuitas yang seharusnya dibayarkan kepada para pemegang saham. Selama ini dalam akuntansi konvensional, biaya ekuitas ini tidak tercermin dalam perhitungannya. Jika capital

charge lebih kecil dari NOPAT maka terdapat nilai tambah ekonomis Nilai

Tambah Ekonomis. Perhitungannya dapat dirumuskan sebagai berikut:

Capital Charge = WACC x Invested Capital c. Tolak Ukur Nilai Tambah Ekonomis

TABEL 2.1

Tolak Ukur Nilai Tambah Ekonomis

Nilai Tambah Ekonomis Pengertian Laba Perusahaan Nilai Tambah Ekonomis

lebih besar dari nol

Ada nilai ekonomis lebih,

setelah perusahaan membayarkan semua kewajiban pada para penyandang dana atau

kreditur sesuai ekspektasinya

Positif

Nilai Tambah Ekonomis sama dengan nol

Tidak ada nilai ekonomis lebih, tetapi perusahaan mampu membayarkan semua kewajibannya pada para penyandang dana atau kreditur sesuai ekspektasinya.

Positif

Nilai Tambah Ekonomis lebih kecil dari nol

Perusahaan tidak mampu membayarkan kewajiban pada para penyandang dana atau kreditur

Tidak dapat ditentukan, namun jika pun ada laba, tidak sesuai dengan yang diharapkan


(29)

diharapkan ekspektasi rate of return tidak dapat tercapai.

Sumber : Rudianto (2006)

d. Keunggulan dan Kelemahan Nilai Tambah Ekonomis 1. Keunggulan Nilai Tambah Ekonomis

Salah satu keunggulan Nilai Tambah Ekonomis adalah dapat digunakan sebagai penciptaan nilai ( Value Creation). Keunggulan Nilai Tambah Ekonomis yang lain adalah :

1. Nilai Tambah Ekonomis memfokuskan penilaian pada nilai tambah dengan memperhitungkan beban sebagai konsekuensi investasi.

2. Pengaplikasian Nilai Tambah Ekonomis mudah menunjukkan bahwa konsep tersebut merupakan ukuran praktis, mudah dihitung dan mudah digunakan sehingga merupakan salah satu bahan pertimbangan dalam mempercepat pengambilan keputusan bisnis.

2. Kelemahan Nilai Tambah Ekonomis

Di samping beberapa keunggulan yang dimiliki, Nilai Tambah Ekonomis juga memiliki beberapa kelemahan yaitu :

1. Secara konseptual, Nilai Tambah Ekonomis memang lebih unggul daripada pengukur tradisional akuntansi, namun secara praktis belum tentu dapat diterapkan dengan mudah. Penentuan biaya modal saham cukup rumit sehingga diperlukan analisis yang lebih mendalam tentang teknik-teknik menaksir biaya modal saham.


(30)

2. Nilai Tambah Ekonomis adalah alat ukur semata dan tidak bisa berfungsi sebagai cara untuk mencapai sasaran perusahaan sehingga diperlukan suatu cara bisnis tertentu untuk mencapai sasaran perusahaan.

3. Nilai Tambah Ekonomis mengandung unsur keberuntungan (tinggi rendahnya Nilai Tambah Ekonomis dipengaruhi oleh gejolak di pasar modal.

4. Nilai Tambah Ekonomis hanya menggambarkan penciptaan nilai pada tahun tertentu.

5. Nilai Tambah Ekonomis mendorong pengalokasian dana perusahaan untuk investasi dengan biaya modal yang rendah. Investasi yang demikian umumnya memiliki risiko yang kecil sehingga secara tidak langsung Nilai Tambah Ekonomis mendorong perusahaan untuk menghindari risiko, padahal sebagian besar inovasi-inovasi dalam bisnis memiliki risiko yang sangat tinggi terutama dalam era pasar bebas yang penuh dengan ketidakpastian.

C. Pengukuran Kinerja Keuangan Perusahaan 1. Pengertian Kinerja

Istilah kinerja atau performance seringkali dikaitkan dengan kondisi keuangan perusahaan. Kinerja merupakan hal penting yang harus dicapai oleh setiap perusahaan dimanapun, karena kinerja merupakan cerminan dari kemampuan perusahaan dalam mengelola dan mengalokasikan sumber dayanya. Tujuan pokok penilaian kinerja adalah untuk memotivasi para karyawan dalam mencapai sasaran organisasi dan dalam mematuhi standar perilaku yang telah


(31)

diharapkan.Informasi kinerja perusahaan, terutama profitabilitas, diperlukan untuk menilai perubahan potensial sumber daya ekonomi yang mungkin dikendalikan dimasa depan. Informasi kinerja bermanfaat untuk memprediksi kapasitas perusahaan dalam menghasilkan arus kas dari sumber daya yang ada dan juga berguna dalam perumusan perimbangan tentang efektifitas perusahaan dalam memanfaatkan sumber daya. (IAI, 2001).

Kinerja perusahaan dibagi dalam tiga kategori yaitu, antara lain :

a. earning Measure, yang mendasarkan pada Accounting Profit, seperti Earning

Per Share (EPS), Return On Investment (ROI), Return On Net Asset (RONA), Return On Capital On Capital Employed (ROCE), dan Return On Equity,

b. cash Flow Measures, yang mendasarkan pada kinerja arus kas operasi, seperti

Free Cash Flow, Cash Flow Return On Investment (CFROI),

c. value Measures, yang mendasarkan kinerja berdasarkan nilai (Value Based

Management), seperti Economic Value Added (EVA) dan Market Value Added

(MVA).

2. Pengertian Pengukuran Kinerja

Pengukuran kinerja perusahaan meliputi proses perencanaan, pengendalian, dan proses transaksional bagi kalangan perusahaan sekuritas, fund manager, eksekutif perusahaan, pemilik, pelaku bursa, kreditur serta stakeholder lainnya. Pengukuran kinerja merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi perusahaan, karena pengukuran tersebut digunakan sebagai dasar untuk menyusun sistem imbalan dalam perusahaan, yang dapat mempengaruhi perilaku


(32)

3. Tujuan Pengukuran Kinerja Keuangan

Tujuan dari pengukuran kinerja keuangan perusahaan adalah :

a) mengetahui tingkat likuiditas, menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan yang harus segera diselesaikan pada saat ditagih. Perusahaan yang mampu memenuhi kewajibannya pada saat ditagih berarti perusahaan tersebut berada dalam likuid. Sebaliknya apabila perusahaan tidak dapat memenuhi kewajibannya pada saat ditagih berarti perusahaan tersebut dikatakan dalam keadaan unlikuid. Perusahaan dikatakan dapat memenuhi kewajiban keuangan tepat pada waktunya apabila perusahaan mempunyai aktiva lancar lebih besar daripada hutang lancarnya.

b) mengetahui tingkat solvabilitas, menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya apabila perusahaan tersebut dilikuidasi, baik keuangan jangka pendek maupun jangka panjang.

c) mengetahui tingkat rentabilitas, atau sering disebut dengan profitabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu. Rentabilitas suatu perusahaan dapat diukur dengan kesuksesan perusahaan dan kemampuan perusahaan dalam menggunakan aktivanya secara produktif.

d) Mengetahui tingkat stabilitas, menunjukkan kemampuan perusahaan untuk melakukan usahanya dengan stabil, yang diukur dengan mempertimbangkan kemampuan perusahaan untuk membayar utang-hutangnya serta membayar beban bunga atas hutang-utang-hutangnya tepat pada waktunya. (Munawir, 2002)

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pengukuran kinerja keuangan memberikan penilaian atas pengelolaan asset perusahaan oleh manajemen dan manajemen perusahaan dituntut untuk melakukan evaluasi dan tindakan perbaikan atas kinerja perusahaan yang tidak sehat.

4. Laporan Keuangan Sebagai Informasi Dalam Menilai Kinerja Perusahaan

Laporan keuangan adalah suatu alat yang digunakan untuk mengkomunikasikan informasi keuangan dari suatu perusahaan dan kegiatan-kegiatannya kepada mereka yang berkepentingan dengan perusahan tersebut. Pengertian laporan keuangan :


(33)

Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dengan berbagai cara misalnya sebagai arus kas, atau laporan arus dana), catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan. Di samping, itu juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut, misalnya informasi keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan harga. (IAI,2007)

Dari laporan keuangan tersebut manajemen memperoleh informasi-informasi yang digunakan untuk merumuskan, melaksanakan dan mengadakan penelitian terhadap kebijaksanaan-kebijaksanaan yang dianggap perlu, mengorganisasikan dan mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan atau aktivitas dalam perusahaan, merencanakan dan mengendalikan aktifitas sehari-hari dalam perusahaan, mempelajari aspek tahap-tahap kegiatan tertentu dalam perusahaan dan menilai keadaan atau posisi keuangan dan hasil operasi perusahaan. Adapun tujuan laporan keuangan seperti yang tertulis dalam Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang disusun oleh Ikatan Akuntan Indonesia adalah (SAK, 2007) :

Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi. Penilaian kinerja dimanfaatkan oleh manajemen untuk:

a. Mengelola organisasi secara efektif dan efisien melalui memotivasi karyawan secara maksimal.

b. Membantu pengambilan keputusan yang berhubungan dengan karyawan seperti promosi, transfer, dan pemberhentian


(34)

c. Mengidentifikasi kebutuhan pelatihan dan pengembangan karyawan serta untuk menyediakan kriteria seleksi dan evaluasi program pelatihan karyawan,

d. Menyediakan umpan balik bagi karyawan bagaimana atasan menilai kinerja mereka,

e. Menyediakan suatu dasar bagi distribusi penghargaan.

B. Tinjauan Penelitian Terdahulu

Beberapa Peneliti terdahulu yang dapat ditelaah adalah dijelaskan dalam tabel berikut.

Tabel 2.2

Tinjauan Peneliti Terdahulu

No Peneliti/Tahun Penelitian Judul penelitian Variabel Penelitian Hasil Penelitian 1 Ferawaty

(2010) Pengaruh Economic Value Added dan Rasio Profitabilitas terhadap Return saham Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia Economic Value Added (EVA),

Return on Assets (ROA), Return on Equity (ROE), dan Earning per Share (EPS).

Secara simultan EVA, ROA, ROE dan EPS memiliki pengaruh yang signifikan terhadap return saham. Secara parsial, Variabel ROE mempunyai pengaruh yang signifikan dibandingkan dengan variabel lainnya.

2 Dina Winda

Lumban Gaol (2010) Analisis Hubungan antara Rasio Profitabilitas dengan Economic Value Added dalam Pengukuran Kinerja Economic Value Added (EVA), Return on Assets (ROA)

Tahun 2006 dan 2008 menunjukkan adanya hubungan yang positif antara ROA dengan

Economic value added

(EVA) dalam

pengukuran kinerja keuangan perusahaan, sedangkan tahun 2007 tidak ada hubungan


(35)

Keuangan Perusahaan manufaktur yang go public di BEI

antara ROA dengan EVA dalam pengukuran kinerja. Sedangkan tingkat hubungan kedua variabel ini untuk tahun 2006 menunjukkan tingkat hubungan yang sangat rendah, tahun 2007 tidak ada hubungan, dan tahun

2008 tingkat hubungannya sedang.

3 Mustika Avera Limbong (2010) Hubungan Economic Value Added dan Rasio Profitabilitas dengan harga saham perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di BEI EVA, ROA, ROE, EPS, BEP

EVA mempunyai hubungan yang positif tapi tidak signifikan. Variabel ROA, ROE, dan EPS mempunyai hubungan yang positif dan signifikan terhadap harga saham, sedangkan

BEP mempunyai hubungan yang negatif

dan tidak sinifikan terhadap harga saham.

Sumber : Penulis (2011)

C . Kerangka Konseptual

Berdasarkan latar belakang masalah, tinjauan pustaka dan tinjauan Peneliti Terdahulu, maka Peneliti menggambarkan kerangka konseptual sebagai berikut :

1 2

Gambar 2.1 Kerangka konseptual Return On Asets

(ROA) Nilai Tambah

Ekonomis Return on Equity


(36)

Berdasarkan kerangka konseptual di atas, digambarkan model yang menerangkan bagaimana hubungan antara rasio profitabilitas (ROA dan ROE) dengan Nilai Tambah Ekonomis. Adapun data yang diperlukan penulis dalam perhitungan setiap variabel tersebut (Return on Asset, Return on Equity dan Nilai Tambah Ekonomis ) diunggah dari situs laporan keuangan yang telah diaudit oleh auditor independen. Dan perusahaan yang digunakan Peneliti sebagai sampel adalah perusahaan makanan dan minuman atau lebih dikenal dengan istilah Food and Beverage. Jadi Penelitian ini akan menggambarkan bagaimana hubungan antara variabel-variabel tersebut dalam mengukur kinerja perusahaan. Hubungan tersebut biasanya dibuat dalam skala interval 0 sampai 1 untuk menentukan kekuatan hubungan, sedangkan arah hubungan dinyatakan dalam tanda positif dan negatif yang terdapat dalam skala hasil pengujian.

D . Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian oleh karena jawaban yang diberikan masih berdasar pada teori yang relevan belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data (Sugiono, 2003). Dari tinjauan teoretis dan kerangka konseptual yang telah diuraikan sebelumnya, maka peneliti memperoleh hipotesis sebagai berikut :

1. Terdapat hubungan yang signifikan antara kinerja keuangan yang diukur dengan rasio Return On Asset (ROA) dengan Nilai Tambah Ekonomis dalam


(37)

2. Terdapat hubungan yang signifikan antara kinerja keuangan yang diukur dengan rasio Return On Equity (ROE) dengan Nilai Tambah Ekonomis dalam pengukuran kinerja keuangan perusahaan.


(38)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan oleh penulis adalah penelitian asosiatif. Penelitian asosiatif adalah penelitian yang berusaha untuk menentukan apakah terdapat hubungan antara dua variabel atau lebih serta seberapa jauh korelasi yang ada diantara variabel yang diteliti.

Dalam penelitian ini, Peneliti akan menguji hubungan Rasio Profitabilitas yaitu Return On Asset (ROA), Return on Equity (ROE) dengan Nilai Tambah Ekonomis dalam pengukuran kinerja keuangan perusahaan.

B. Jenis dan Sumber Data

Di dalam penelitian ini peneliti hanya menggunakan data sekunder. Data sekunder adalah data primer yang telah diolah lebih lanjut dan disajikan baik oleh pihak pengumpul data primer atau data oleh pihak lain ( Umar,2001). Data sekunder yang dikumpulkan peneliti adalah berupa laporan keuangan dari tahun 2005-2009. Data dikumpulkan dari Indonesia Capital Market Directory (ICMD) dan dari situs

C. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah teknik dokumentasi, yakni peneliti melakukan pengumpulan data sekunder atau data yang diperoleh secara tidak langsung melalui media perantara yaitu internet dari Bursa Efek


(39)

Indonesia melalui laporan keuangan yang diterbitkan setiap tahunnya baik dalam media cetak maupun data yang di-download dari internet melalui situs www.idx.co.id dan Indonesia Capital Market Directory (ICMD).

D. Teknik Pengolahan Data

Pengolahan data dalam penelitian ini dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1) Mengumpulkan data yang diperlukan dalam penelitian ini.

2) Menghitung nilai Return on Asset (ROA), Return on Equity (ROE) dan Nilai Tambah Ekonomis.

3) Menganalisis data serta melakukan pengujian hipotesis dan statistik. 4) Menarik kesimpulan berdasarkan hasil yang diperoleh.

E. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi Penelitian

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2004). Populasi pada penelitian ini adalah seluruh perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

2. Sampel Penelitian

Sampel adalah bagian dari populasi yang digunakan untuk memperkirakan karakteristik populasi (Erlina, 2007). Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah purposive sampling yang merupakan teknik penentuan


(40)

sampel anggota populasi dengan pertimbangan atau kriteria tertentu. Kriteria penentuan sampel dalam Penelitian ini adalah :

1) Perusahaan indutri makanan dan minuman yang terdaftar di BEI pada tahun 2005-2009.

2) Perusahaan industri makanan dan minuman tersebut menerbitkan dan mempublikasikan laporan keuangan yang telah diaudit oleh auditor independen selama periode pengamatan.

3) Laporan keuangan 2005-2009 perusahaan tersebut berlaba positif.

Tabel 3.1

Daftar Populasi dan Sampel Penelitian

NO Kode Nama perusahaan Kriteria perusahaan Sampel

1 2 3

1 ADES Ades Water

Indonesia Tbk

√ √ ×

2 AQUA Aqua Golden

Missisippi Tbk

√ √ √ 1

3 CEKA CahayaKalbar Tbk √ √ ×

4 DAVO Davomas Abadi

Tbk

√ √ ×

5 DLTA Delta Djakarta Tbk

√ √ √ 2

6 INDF Indofood Sukses Makmur Tbk

√ √ √ 3

7 FAST Fast Food

Indonesia Tbk

√ √ √ 4

8 MYOR Mayora Indah Tbk √ √ √ 5

9 MLBI Multi Bintang

Indonesia Tbk

√ √ √ 6

10 PTSP Pioneerindo Gourment Indonesia Tbk

√ √ ×

11 PSDN Prasidha Aneka Niaga Tbk

√ √ ×


(41)

13 SKBM Sekar Bumi Tbk √ × ×

14 SKBL Sekar Laut Tbk √ × ×

15 STTP Siantar Top Tbk √ √ √ 7

16 SIPD Sierad Produce Tbk

√ √ ×

17 SMAR SMART Tbk √ √ √ 8

18 SUBA Suba Indah Tbk √ × √

19 AISA Tiga Pilar

Sejahtera Tbk

√ √ √ 9

20 TBLA Tunas Baru

Lampung Tbk

√ × ×

21 ULTJ Ultra Jaya Milk Tbk

√ √ √ 10

Sumber : Hasil olahan penulis (2011)

Perusahaan- perusahaan manufaktur sektor industri makanan dan minuman yang memenuhi ketiga kriteria tersebut sebanyak 10 perusahaan selama 5 tahun penelitian. Dengan demikian, jumlah sampel yang diambil dalam penelitian ini sebanyak 10 sampel.

F. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini diklasifikasikan ke dalam hipotesis hubungan/relasional yang bersifat korelasional. Hipotesis korelasi merupakan hipotesis yang mengatakan dua variabel terjadi secara bersamaan tanpa diketahui mana yang mempengaruhi yang lainnya (Erlina, 2008).

Ada 2 asumsi dasar korelasi yaitu :

1.Kedua variabel bersifat independen satu dengan lainnya, artinya masing-masing variabel berdiri sendiri dan tidak tergantung satu dengan lainnya. Tidak ada istilah variabel bebas dan variabel tergantung. Jika digunakan istilah variabel X dan Y, itu hanya untuk mempermudah dalam perhitungan melalui rumus yang ada.

2.Data untuk kedua variabel berdistribusi normal. Data yang mempunyai distribusi normal artinya data yang distribusinya simetris sempurna. (Sarwono, 2008 )


(42)

Jadi dalam penelitian ini, variabel-variabel yang terdiri dari ROA,ROE dan Nilai Tambah Ekonomis tidak bisa diketahui variabel yang mana mempengaruhi variabel lainnya.

Return On Asset adalah rasio keuntungan bersih setelah pajak untuk menilai

seberapa besar tingkat pengembalian dari asset yang dimiliki oleh perusahaan.

ROA = x 100 %

Return on Equity adalah rasio antara keuntungan bersih setelah pajak dengan total ekuitas.

ROE = x 100%

Nilai tambah Ekonomis adalah pengemasan ulang dari teori keuangan yang telah ada dengan memperhitungkan pengembalian atas modal dan biaya modal perusahaan. Untuk menjadi alat pengukuran kinerja, Nilai Tambah Ekonomis dihitung sebagai berikut :

Nilai Tambah Ekonomis = Laba bersih setelah pajak-WACC x (modal yang diinvestasikan)

Tabel 3.2 Variabel Penelitian

NO Nama variabel Sub variabel Definisi Skala pengukuran

1 Return on Asset Rasio keuntungan

bersih setelah pajak

untuk menilai seberapa besar tingkat pengembalian


(43)

dari asset yang dimiliki perusahaan

2 Return on Equity Rasio untuk

mengukur kemampuan

perusahaan dalam menghasilkan laba yang tersedia bagi pemegang saham dengan menggunakan tingkat ekuitas yang dimiliki

Rasio

3 Nilai Tambah

Ekonomis Nilai Tambah Ekonomis =NOPAT-Biaya Modal Konsep penilaian kinerja perusahaan dengan mengurangi laba operasi setelah pajak dengan biaya modal Rasio NOPAT (Net Operating Income after Tax)=Laba usaha- pajak Konsep penilaian kinerja perusahaan dengan mengurangi laba usaha dengan pajak

Invested Capital

= Total utang dan ekuitas pinjaman

jangka pendek tanpa bunga

Total utang dan ekuitas menunjukkan beberapa bagian dari setiap rupiah modal

sendiri yang dijadikan jaminan utang

WACC (Weight

Average Cost of Capital=[(Dx

rd) (1-Tax) + (E x re)]

Biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan sebagai

akibat dari penggunaan dana untuk pembelian barang modal kerja

Capital charges

= WACC x

Invested Capital

Aliran kas yang dibutuhkan untuk mengganti dana para investor atas resiko dari modal yang ditanamkannya


(44)

G. Metode Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis statistik parametrik inferensi. Metode statistik inferensi parametrik merupakan prosedur matematik untuk pengujian hipotesis statistik yang mengasumsikan bahwa distribusi variabel-variabel tersebut sedang dinilai sesuai dengan kelompok parameter yang berdistribusi normal. Data dianalisis dengan menggunakan SPSS 17.

1. Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis dilakukan menggunakan metode korelasional model

Pearson Product Moment untuk menentukan ada atau tidaknya korelasi antara

rasio data yang satu dengan yang lainnya. Dengan menggunakan metode ini, maka dapat ditentukan ada atau tidaknya hubungan atau korelasi antara ROA dan ROE dengan EVA dalam pengukuran kinerja keuangan perusahaan. Adapun rumus dari model korelasi Pearson Product Moment adalah :

rxy= Dimana :

= koefisien korelasi Pearson Product Moment kemudian diuji dengan t, dengan menggunakan rumus :

t =

dimana :


(45)

1 = bilangan konstan 2 = bilangan konstan

= jumlah korelasi pearson product moment n = jumlah pasangan pengamatan

Uji t merupakan suatu pengujian yang bertujuan untuk mengetahui apakah koefisien korelasi signifikan atau tidak. Sebelum nilai t diuji, diharuskan menetapkan besarnya derajat kebebasan (df) yang dipakai. Dalam penelitian ini, derajat kebebasan n-2. Lalu membandingkan nilai uji t hitung dengan nilai table t dengan menggunakan derajat kebebasan, yaitu n-2.

Langkah selanjutnya menarik kesimpulan statistik mengenai hipotesis nol (Ho):

1. Ho diterima apabila t ≤ nilai t tabel

2. Ho ditolak dan akan menerima Ha , apabila t ≥ nilai t tabel.

Tabel 3.3 Koefisien Korelasi

Pedoman untuk memberikan interpretasi koefisien korelasi Interval Koefisien Tingkat hubungan

0,00 – 0,199 Sangat Rendah 0,20 – 0,399 Rendah 0,40 – 0.599 Sedang 0.60 – 0,799 Kuat 0,80 – 0,999 Sangat kuat

1 Korelasi sempurna

Sumber : Sugiyono (2004)


(46)

1. bila r = 0 atau mendekati 0, maka hubungan antara variabel X dengan variabel Y sangat lemah atau tidak terdapat hubungan sama sekali,

2. bila r = 1 atau mendekati 1, maka terdapat hubungan yang sangat kuat antara variabel X dengan variabel Y atau dapat dinyatakan mempunyai hubungan yang positif,

3. bila r = -1 atau mendekati -1, maka hubungan antara variabel X dengan variabel Y kuat tetapi mempunyai hubungan yang negatif.

Hipotesis statistik

Ho : ρ = 0 (tidak ada hubungan) Ha : ρ ≠ 0 (ada hubungan)

Adapun kriteria dalam pengujian hipotesis adalah : Ho diterima jika t hitung < t tabel (α = 5%)


(47)

I.Jadwal penelitian

Adapun jadwal penelitian adalah sebagai berikut : Tabel 3.4 Jadwal Penelitian Tahapan

Penelitian

November 2010

Januari 2011

Februar i 2011

Maret 2011

April 2011

Mei 2011 Pengajuan

proposal

Bimbingan

dan perbaikan proposal

Seminar proposal

Penulisan

dan

bimbingan Skripsi

Penyelesaia n dan ujian Skripsi


(48)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A.Hasil Penelitian

Setelah dilakukan penelitian terhadap setiap data yang diperoleh, maka didapat hasil sebagai berikut :

a. Data Penelitian

Dalam Penelitian ini, perhitungan setiap variable-variabel penelitian diselesaikan dengan analisis statistik parametrik yang pertama sekali nilainya dihitung dengan program Microsoft Excel untuk periode 2005-2009 terhadap 10 perusahaan sebagai objek analisis penelitian.

Data kuantitatif yang disajikan untuk perhitungan dan nilai masing-masing variabel diperoleh dari laporan keuangan perusahaan yang telah diaudit dan dipublikasikan serta berlaba positif. Adapun alasan Penulis menggunakan perusahaan makanan dan minuman yang berlaba positif adalah karena penelitian ini bertujuan untuk menilai umpan balik (feed-back) yang bisa diberikan oleh perusahaan terhadap aset-aset yang ditanamkan, modal yang diinvestasikan oleh para investor/ pemegang saham maupun pinjaman yang diberikan oleh para kreditor. Sementara apabila perusahaan itu berlaba negatif, kemungkinan tidak bisa memberikan umpan balik yang diharapkan.

Nilai Return on Assets (ROA), Return on Equity (ROE), dan Nilai Tambah Ekonomis dalam penelitian ini diperoleh dari dari pengolahan data laporan


(49)

keuangan pada tahun 2005-2009. Setelah melakukan perhitungan nilai dari masing-masing variabel, maka akan dilakukan analisis statistik.

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis statistik yang menggunakan korelasi Product Moment. Metode ini digunakan untuk mengukur kekuatan hubungan antara dua variabel yang berskala interval (parametrik) atau dalam SPSS disebut dengan scale.

Adapun analisis data ini dimulai dengan mengolah data dengan menggunakan Microsoft Excel, selanjutnya dilakukan pengujian statistik dan pengujian hipotesis dengan uji t. Pengujian dilakukan dengan menggunakan

software SPSS versi 17. Prosedurnya yaitu dengan terlebih dahulu memasukkan

variabel-variabel penelitian yang merupakan hasil perhitungan Microsoft Excel ke program SPSS tersebut dan akan menghasilkan output-output sesuai metode analisis data yang telah ditentukan.

1. Data Return on Assets(ROA)

Return on Assets (ROA) merupakan rasio yang dipergunakan untuk

mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan penggunaan keseluruhan aktiva yang dimiliki perusahaan. Return on Assets (ROA) dapat diperoleh dengan membagi laba bersih setelah bunga dan pajak dengan total aktiva. Pada tahun 2005 dapat dilihat bahwa Aqua Golden Missisipi Tbk memiliki laba bersih sebesar Rp. 64.349.873.753, sementara total aktiva Rp. 732.354.162.144. Dari data ini, maka ROA dapat dihitung :


(50)

ROA= x 100%

=8,79%

Maka nilai ROA dari PT. Aqua Golden Missisipi Tbk pada tahun 2005 adalah 9%. Begitu juga perlakuan yang sama dalam menentukan ROA untuk semua perusahaan dari tahun 2005-2009. Di bawah ini adalah hasil perhitungan dari ROA

Tabel 4.1

Data Return on Assets (ROA)

NO

Kode Perusahaaan

RETURN ON ASSETS (ROA) (%)

2005 2006 2007 2008 2009

Rata-rata

1 AQUA 8,79 6,14 7,39 8,21 8,36 7,78

2 AISA 0,01 0,04 3,06 2,82 2,81 8,74

3 DLTA 10,49 7,50 7,99 11,99 16,64 10,92

4 FAST 10,93 14,25 16,29 15,96 17,48 14,98

5 INDF 0,84 4,10 3,32 2,61 5,04 3,18

6 MYOR 3,13 6,02 3,32 6,71 11,46 6,13

7 MLBI 15,12 12,05 13,57 23,61 34,27 19,72

8 STTP 2,23 3,09 3,01 0,77 7,49 3,32

9 SMART 6,62 11,82 12,26 10,44 7,33 9,69

10 ULTJ 0,36 1,18 2,22 17,67 3,53 4,99


(51)

Pada table 4.1 dapat dilihat bahwa setiap tahun, perusahaan menghasilkan ROA yang berubah-ubah. Pada tahun 2005, PT. Multi Bintang Indonesia Tbk (MLBI), memiliki ROA yang paling tinggi yaitu sebesar 15,12%, sedangkan ROA yang terendah diperoleh oleh perusahaan PT. Tiga Pilar Sejahtera (AISA), dengan nilai sebesar 0,01%. Pada tahun 2006, ROA tertinggi diraih oleh PT.Fast Food (FAST) 14,25%, namun posisi terendah tetap dialami oleh PT.Tiga Pilar Sejahtera (AISA) 0,04%. Tahun 2007, ROA tertinggi tetap diraih oleh PT. Fast Food (16,29%), terendah oleh PT.Ultrajaya Milk Industry (ULTJ) yaitu sebesar 1,18%. Tahun 2008, ROA tertinggi diperoleh oleh PT. Multi bintang (23,61%), dan terendah oleh PT. Siantar Top Tbk ( 0,77%). Demikian juga tahun 2009, ROA tertinggi masih tetap diraih PT. Multi Bintang (34,27%), sementara terendah diraih oleh PT. Tiga Pilar Sejahtera.

Dari hasil perhitungan ROA untuk setiap perusahaan makanan dan minuman di atas selama jangka waktu penelitian yaitu 5 tahun, dapat dilihat, bahwa perolehan nilai ROA rata-rata yang paling tinggi diperoleh oleh PT. Multi Bintang Indonesia Tbk, dengan rata-rata ROA sebesar 19,72%, sementara rata-rata terendah diperoleh oleh PT. Indofood Tbk (INDF) yaitu sebesar 3,18%.

Berdasarkan pengamatan di atas, maka dapat dilihat bahwa nilai ROA perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di BEI, setiap tahunnya mengalami fluktuasi dan ini menandakan bahwa pertumbuhan ROA pada perusahaan tersebut tidak stabil serta menunjukkan bahwa keuntungan atau laba bersih yang diperoleh perusahaan tersebut berfluktuasi juga.


(52)

2. Return on Equity (ROE)

Return on Equity (ROE) merupakan rasio yang mengukur kemampuan

perusahaan dalam menghasilkan laba yang tersedia bagi pemegang saham dengan menggunakan tingkat ekuitas yang dimiliki. ROE dapat diperoleh dengan membagi laba bersih setelah bunga dan pajak dengan modal sendiri. Rasio ini dipergunakan oleh investor untuk mengetahui sejauh mana tingkat profitabilitas suatu perusahaan. Semakin besar nilai ROE, maka semakin tinggi pula kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba. Return on Equity (ROE) dapat diperoleh dengan membagi laba bersih setelah bunga dan pajak dengan total aktiva. Pada tahun 2005 dapat dilihat bahwa Aqua Golden Missisipi Tbk memiliki laba bersih sebesar Rp. 64.349.873.753, sementara total aktiva Rp. 405.323.830.253

Dari data ini, maka ROE dapat dihitung :

ROE = x100%

ROE= x 100%

= 15,88%

Maka nilai ROE dari PT. Aqua Golden Missisipi Tbk pada tahun 2005 adalah 9%. Begitu juga perlakuan yang sama dalam menentukan ROE untuk semua perusahaan dari tahun 2005-2009. Di bawah ini adalah hasil perhitungan dari ROE


(53)

Tabel 4.2

Daftar Return on Equity (ROE)

NO

Kode Perusahaaan

RETURN ON EQUITY (ROE) (%)

2005 2006 2007 2008 2009

Rata-rata

1 AQUA 15,88 10,92 12,99 14,16 14,60 13,17

2 AISA 0,04 0,14 14,21 7,34 8,82 6,11

3 DLTA 13,89 9,88 10,32 16,11 21,43 14,33

4 FAST 18,09 23,92 27,17 25,96 28,48 23,52

5 INDF 2,88 13,41 13,76 12,07 20,03 12,43

6 MYOR 5,11 9,65 13,09 15,76 23,53 13,43

7 MLBI 38,18 37,08 42,68 64,59 323,60 101,23

8 STTP 3,24 4,21 4,35 1,33 10,15 4,66

9 SMART 15,77 24,37 28,03 22,67 15,61 20,49

10 ULTJ 0,56 1,81 3,65 26,75 5,13 7,58

Sumber : Olahan Penulis (2011)

Pada tabel 4.2 dapat dilihat bahwa setiap tahun, perusahaan juga menghasilkan ROE yang berubah-ubah. Pada tahun 2005, PT. Multi Bintang Indonesia Tbk (MLBI), memiliki ROA yang paling tinggi yaitu sebesar 38,18%, sedangkan ROE yang terendah diperoleh oleh perusahaan PT. Tiga Pilar Sejahtera (AISA), dengan nilai sebesar 0,04%. Demikian juga untuk tahun 2006,2007,2008 dan 2009, PT. Multi Bintang Tbk, tetap menduduki sebagai posisi teratas dalam


(54)

hal ROE tertinggi. Bahkan dari tahun 2008 ke tahun 2009, peningkatan ROE pada perusahaan ini cukup drastis yaitu dari 64,59 % menjadi 323,60 %. Keadaan ini tentunya diharapkan oleh banyak perusahaan untuk mampu menarik minat para investor agar mau berinvestasi pada perusahaan tersebut. Namun, dalam pengamatan ini, kenaikan ROE yang drastis pada MLBI ini dilihat sebagai kenaikan yang tidak begitu menguntungkan, karena kenaikan ini terjadi bukan karena peningkatan laba perusahaan yang drastis, melainkan karena turunnya jumlah ekuitas pemegang saham dalam perusahaan tersebut. Sementara, untuk ROE terendah, tahun 2006, masih tetap diperoleh oleh PT.Tiga Pilar Sejahtera Tbk (0,14%). Namun tahun 2007, PT.Tiga Pilar Sejahtera mengalami kenaikan ROE yang tinggi juga yaitu menjadi 14,21%. Hal ini merupakan keadaan yang sangat menguntungkan perusahaan karena kenaikan ini disebabkan oleh kenaikan laba yang drastis dari tahun 2006 ke tahun 2007 yaitu dari Rp.129.865.719 menjadi Rp.15.759.724.560. Tahun 2007, ROE terendah diperoleh oleh PT. Ultrajaya Milk.Tbk (3,65%). Sama seperti PT. Tiga Pilar Sejahtera,PT.Ultrajaya Milk juga mengalami peningkatan nilai ROE yang drastis untuk tahun berikutnya (tahun 2008) yaitu menjadi 26,75%. Hal ini merupakan keadaan yang menguntungkan karena kenaikan ini disebabkan oleh kenaikan laba yang drastis dari tahun 2007 ke 2008 yaitu Rp.30.316.644.576 menjadi Rp.303.711.501.204. Untuk tahun 2008, ROE terendah diperoleh oleh PT. Siantar Top Tbk yaitu sebesar 1.33% , dan meningkat di tahun 2009 menjadi 10,15% sebagai akibat dari kenaikan laba dari Rp. 4.816.495.973 menjadi Rp. 41.072.367.353. Sementara


(55)

tahun 2009 ROE terendah adalah PT. Ultrajaya Milk Tbk dengan rasio sebesar 5,13%.

Dari hasil perhitungan ROE untuk setiap perusahaan makanan dan minuman di atas selama jangka waktu penelitian yaitu 5 tahun, dapat dilihat, bahwa perolehan nilai ROA rata-rata yang paling tinggi diperoleh oleh PT. Multi Bintang Indonesia Tbk, dengan rata-rata ROE sebesar 101,23%, sementara rata-rata terendah diperoleh oleh PT. Indofood Tbk (INDF) yaitu sebesar 4,66%.

Berdasarkan pengamatan di atas, maka dapat dilihat bahwa nilai ROE perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di BEI, setiap tahunnya mengalami fluktuasi dan ini menandakan bahwa pertumbuhan ROE pada perusahaan tersebut tidak stabil serta menunjukkan bahwa keuntungan atau laba bersih yang diperoleh perusahaan tersebut berfluktuasi juga.

3. Data Nilai Tambah Ekonomis

Nilai Tambah Ekonomis adalah nilai tambah ekonomi yang diciptakan perusahaan dari kegiatannya selama periode tertentu, yang dihitung dari selisih antara Net Operating Profit After Tax (NOPAT) atau laba operasi bersih setelah pajak dengan biaya modal. Jika Nilai Tambah Ekonomis positif, berarti perusahan telah mampu menciptakan nilai tambah bagi pemegang saham (menambah kekayaan) sebaliknya jika Nilai Tambah Ekonomis negatif, berarti perusahaan belum mampu menciptakan nilai tambah bagi pemegang saham (mengurangi kekayaan), jika nilai Nilai Tambah Ekonomis sama dengan nol,


(56)

berarti perusahaan berada pada titik impas dan tidak menciptakan tambahan nilai bagi perusahaan dan pemegang saham.

Pada tahun 2005, dapat dilihat bahwa PT. Aqua Golden Missisipi Tbk, memiliki NOPAT sebesar Rp. 50.752.280.611 (Lampiran i) dan juga memperoleh capital charges sebesar Rp. 64.349.873.753 (Lampiran i). Maka nilai Nilai Tambah Ekonomis pada PT. AQUA Golden Missisipi adalah Rp. -13.597.593.143. Begitu juga perlakuan yang sama dalam menentukan Nilai Tambah Ekonomis untuk semua perusahaan yang menjadi sampel penelitian dari tahun 2005-2009. Di bawah ini adalah hasil perhitungan dari Nilai Tambah Ekonomis perusahaan yang menjadi sampel penelitian yaitu sebanyak 10 perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Tabel 4.3

Data Nilai Tambah Ekonomis N

O Kode

Perusahaa an

NILAI TAMBAH EKONOMIS (Rp)

2005 2006 2007 2008 2009

1 AQUA

-13.597.593.1 43 -1.559.705.95 8 -3.575.064.88 2

-15.392.870.926 -4.318.200.000

2 AISA

9.284.175.91 0

5.991.551.69 2

2.518.867.44

2 20.609.771.604

-15.676.228.082

3 DLTA

-5.000.820.60 0 -7.107.047.10 0 -4.902.382.70 0 -13.727.209.900 -10.851.373.520


(57)

4 FAST -4.464.380.53 5 -6088745048 -8.961.610.61 0 -26.864.144.896 -20.045.431.190

5 INDF 482.528.584.

000 355.807.631. 000 700.482.482. 000 1.349.389.782. 000 578.550.227.20 0

6 MYOR

-5.576.410.67

9

680.328.467 14.240.202.4

97

-25.071.459.148

9.026.308.159

7 MLBI

1.757.200.00 0 18.194.600.0 00 8.822.100.00 0

-21.906.800.000 29.178.480.000

8 STTP

3.942.157.49 3 -4.069.722.77 2 3.408.362.67 3 15.602.041.998 -12.484.286.881

9 SMART

-40.402.508.6 57 -240.882.308. 634 154.063.069. 084 424.700.648.91 5 7.150.597.972. 394

10 ULTJ

22.280.801.8 02 25.132.764.9 57 -1.721.358.06 2 -268.329.022.13 4 18.341.527.027

Sumber : Olahan Penulis(2011)

Pada table 4.3 dapat dilihat bahwa nilai Nilai Tambah Ekonomis dalam perusahaan makanan dan minuman selama tahun pengamatan (2005-2009) juga mengalami fluktuasi yang tidak teratur, sama halnya dengan nilai ROA dan ROE. Misalnya, pada tahun 2005 dapat dilihat bahwa PT. Indofood Tbk, memperoleh nilai Nilai Tambah Ekonomis tertinggi yaitu sebesar Rp. 482.528.584.000. Daari hasil pengamatan ini dapat disimpulkan bahwa pada tahun 2005, perusahaan PT.


(58)

Indofood mampu menciptakan nilai bagi perusahaannya, karena nilai Nilai Tambah Ekonomis-nya positif dan cukup tinggi dibanding perusahaan makanan dan minuman lainnya yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Sementara itu, pada tahun yang sama, Nilai Tambah Ekonomis terendah diperoleh oleh PT.Sinar Mas Agro Resourches yaitu sebesar Rp. -40.402.508.657 . Nilai Tambah Ekonomis pada perusahaan ini bernilai negatif menggambarkan perusahaan tidak mampu menciptakan nilai. Keadaan ini masih tetap berlanjut di tahun 2006, dimana PT. Indofood memperoleh Nilai Tambah Ekonomis Rp. 355.807.631.000, dan PT. Sinar Mas Agro Resourches mempunyai Nilai Tambah Ekonomis sebesar Rp. -240.882.308.634. Sementara tahun 2007, Nilai Tambah Ekonomis tertinggi diperoleh oleh PT.Indofood Tbk, dan terendah diperoleh oleh PT.Fast Food yaitu sebesar Rp.-8.961.610.610,- Pada tahun 2008, Nilai Tambah Ekonomis tertinggi diperoleh oleh PT. Indofood Tbk, yaitu sebesar Rp. 1,349,389,782,000, dan terendah diperoleh oleh PT . Ultrajaya Milk Tbk sebesar Rp.-268.329.022.134. Dan tahun 2009, Nilai Tambah Ekonomis tertinggi diperoleh oleh PT. Sinar Mas Agro Resourches Tbk yaitu sebesar Rp. 7.150.597.972.394. Dan terendah diperoleh oleh PT. Fastfood Tbk, yaitu sebesar RP.20.045.431.190. Apabila dihitung nilai rata-rata Nilai Tambah Ekonomis perusahaan makanan dan minuman selama 5 tahun penelitian, maka Nilai Tambah Ekonomis tertinggi diperoleh oleh oleh PT. Sinar Mas Agro Resourches yaitu sebesar Rp.1.489.615.374.620. Padahal, selama tahun penelitian, perusahaan ini mengalami Nilai Tambah Ekonomis negatif. Hal ini terjadi karena pada tahun 2009, perusahaan mengalami peningkatan laba operasi bersih yang drastis yaitu


(59)

sebesar Rp. 7,999,348,023,820, sementara tahun sebelumnya laba operasi bersih perusahaan ini hanya sebesar Rp. 1.498.357.747.394. Sementara rata-rata Nilai Tambah Ekonomis terendah diperoleh oleh perusahaan PT. Ultrajaya Milk Tbk yaitu sebesar Rp.-40,859,057,282.

Berdasarkan pengamatan di atas maka rata-rata Nilai Tambah Ekonomis perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indoesia bernilai negatif maka perusahaan belum mampu menciptakan nilai tambah (mengurangi kekayaan) bagi pemegang saham.

B.Analisis Hasil Penelitian

Dalam penelitian ini, digunakan data sekunder yang berupa informasi- informasi keuangan berupa laporan keuangan selama 5 tahun dari setiap perusahaan yang menjadi sampel penelitian. Informasi ROA dan ROE diperoleh dari neraca dan laporan laba rugi. Dimana total aktiva dan ekuitas diperoleh dari neraca sedangkan laba bersih diperoleh dari laporan laba rugi. Informasi perhitungan NITAMI juga diperoleh dari neraca dan laporan laba rugi.

Dalam analisis ini, dilakukan pengujian apakah terdapat hubungan dan signifikan antara Return on Assets (ROA) dan Return on Equity (ROE) dengan Nilai Tambah Ekonomis. Analisis ini menggunakan korelasi Pearson Product

Moment. Setelah diperoleh hasilnya, kemudian hipotesis diuji dengan uji t untuk


(60)

hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara Return on Assets (ROA) dan Return on Equity (ROE) dengan Nilai Tambah Ekonomis.

Adapun kriteria dalam pengujian hipotesis adalah : Ho diterima jika t hitung < t tabel (α = 5%)

Ha diterima jika t hitung > tabel (α = 5%) Analisisnya adalah :

1. Hubungan antara Return on Assets (ROA)dengan Nilai Tambah Ekonomis

Tabel 4.4

Hubungan antara ROA dengan Nilai Tambah Ekonomis Correlations

Return on asset Nilai Tambah Ekonomis Return on

asset

Pearson Correlation

1 -.083(**)

Sig. (2-tailed) .568

N 50 50

Nilai Tambah Ekonomis

Pearson Correlation

-.083(**) 1

Sig. (2-tailed) .568

N 50 50

**Correlation is significant at the 0,05 level (2-tailed). Sumber : Olahan Penulis

Pada tabel 4.4 di atas diperoleh koefisien korelasi Return on Assets (ROA) dengan Nilai Tambah Ekonomis adalah sebesar -0,083. Tingkat hubungan yang


(61)

terjadi sangat rendah yaitu berada pada area 0,00 ≤ r ≤0,199 (lihat tabel 3.3) dan arah hubungannya berbanding terbalik. Nilai negatif pada koefisien korelasi menjelaskan apabila ROA naik, maka Nilai Tambah Ekonomis akan turun. Untuk membuktikan apakah koefisien korelasi rxy sebesar -0,083 signifikan atau tidak, maka perlu diuji dengan uji t.

t =

=

=0,577

t tabel (α=0.05) = 1,684

Karena nilai t hitung < t tabel (0,577 < 1,684) maka dapat disimpulkan bahwa Ho diterima dan Ha tidak diterima yang artinya terdapat hubungan yang negatif antara Return on Asset (ROA) dengan Nilai Tambah Ekonomis yang tidak signifikan dalam mengukur kinerja keuangan perusahaan makanan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.


(62)

2. Hubungan antara Return on Equity (ROE) dengan Nilai Tambah Ekonomis

Tabel 4.5

Hubungan antara ROE dengan Nilai Tambah Ekonomis Correlations

Return on Equity Nilai Tambah Ekonomis Return on

Equity

Pearson Correlation 1 -.031

Sig. (2-tailed) .829

N 50 50

Nilai Tambah Ekonomis

Pearson Correlation -.031 1

Sig. (2-tailed) .829

N 50 50

Sumber : Olahan Penulis (2011)

Pada tabel 4.5 di atas dapat dilihat hasil analisis korelasi antara Return on

Equity (ROE) dengan Nilai Tambah Ekonomis. Adapun nilai koefisien korelasi

yang diperoleh adalah -0,031. Tingkat hubungan yang terjadi juga sangat rendah yaitu 0,00 ≤ r ≤ 0, 199. Sementara tanda negatif dalam koefisien ini menunjukkan bahwa hubungan kedua variabel ini saling berlawanan, yaitu apabila nilai ROA semakin meningkat maka nilai Nilai Tambah Ekonomis akan semakin menurun. Sementara, untuk menentukan apakah korelasi rxy sebesar -0,031 signifikan atau tidak, maka perlu diuji dengan uji t.

t =

=


(63)

t tabel (α=0.05) = 1,684

Karena nilai t hitung < t tabel (0,215 < 1,684) maka dapat disimpulkan bahwa Ho diterima dan Ha tidak diterima yang artinya terdapat hubungan yang negatif antara Return on Equity (ROE) dengan Nilai Tambah Ekonomis yang tidak signifikan dalam mengukur kinerja keuangan perusahaan makanan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Berdasarkan analisis, perhitungan dan pembahasan sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa nilai koefisien korelasi pearson product moment antara ROA dengan Nilai Tambah Ekonomis selama tahun penelitian yakni 2005 sampai 2009 mempunyai nilai r > 0 dan mempunyai arah negatif. Dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang negatif antara ROA dengan Nilai Tambah Ekonomis dalam pengukuran kinerja keuangan perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Dan tingkat hubungan tersebut tidak signifikan. Demikian pula dengan koefisian korelasi Pearson Product Moment antara ROE dengan Nilai Tambah Ekonomis selama tahun penelitian 2005 sampai 2009 mempunya nilai r > 0 dan arahnya juga negatif. Dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang negatif dan tidak signifikan antara Return on Equity dengan Nilai Tambah Ekonomis dalam pengukuran kinerja keuangan perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Dengan demikian dari analisis di atas, maka dibuat ringkasan kesimpulan dalam tabel 4.6 berikut ini :


(64)

Tabel 4.6 Kesimpulan Korelasi

Korelasi Tahun penelitian

t- hitung (t) t-tabel Kesimpulan

ROA dengan Nilai Tambah Ekonomis

2005 s/d2009 0,577 1,684 Ha tidak diterima dan Ho diterima

ROE dengan Nilai Tambah Ekonomis

2005 s/d 2009 0,215 1,684 Ha tidak diterima dan Ho diterima

Sumber : Olahan Penulis (2011).

Tabel di atas menggambarkan hasil rangkuman pengolahan dan perhitungan data sebelumnya. Pada tabel disimpulkan bahwa korelasi Return on Asset (ROA) dengan Nilai Tambah Ekonomis tidak signifikan, demikian pula korelasi antar

Return on Equity (ROE) dengan Nilai Tambah Ekonomis.

C. Pembahasan hasil penelitian

Hasil analisis statistik menunjukkan, bahwa pada tahun 2005 – 2009 koefisien korelasi Return on Assets (ROA) dengan Nilai Tambah Ekonomis adalah -0,083. Hasil koefisien korelasi Product Moment (rxy) antara Return on

Assets (ROA) dengan Nilai Tambah Ekonomis dalam pengukuran kinerja


(65)

Indonesia pada tahun 2005 sampai 2009 menunjukkan bahwa hubungan antara

Return on Asset (ROA) dengan Nilai Tambah Ekonomis adalah hubungan yang

negatif dan merupakan hubungan yang tidak signifikan dalam pengukuran kinerja keuangan perusahaan.

Sementara hasil analisis statistik terhadap hubungan antara Return on Equity (ROE) dengan Nilai Tambah Ekonomis menunjukkan koefisien korelasi sebesar -0.031. Hasil koefisien korelasi yang dilakukan terhadap perusahaan makanan dan minuman dengan rentang waktu tahun 2005 sampai 2009 menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang berlawanan dengan tingkat hubungan yang sangat rendah antar Return on Equity (ROE) dengan Nilai Tambah Ekonomis dalam mengukur kinerja keuangan perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Sementara, dalam penelitian hubungan ini tidak signifikan.

Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian sebelumnya. Penelitian yang dilakukan oleh Ferawaty (2010), merupakan penelitian yang bertujuan mencari pengaruh dan bukan melihat hubungan. Hasil penelitiannya yaitu bahwa ROA dan ROE mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap return saham. Tapi karena penelitian ini adalah mencari pengaruh, maka tidak dijelaskan dalam penelitiannya, apakah pengaruhnya negatif atau positif. Tapi Penulis memperkirakan bahwa hasil penelitian Ferawaty ini jika dianalisis dalam bentuk korelasi, akan menghasilkan korelasi yang positif. Karena, return saham juga bisa menggambarkan bagaimana kinerja keuangan perusahaan. Perusahaan berkinerja baik tentunya juga akan memiliki return saham yang tinggi. Sehingga penelitian


(66)

Demikian juga halnya dengan penelitian yang dilakukan oleh Dina Winda Lumban Gaol (2010). Hasil penelitiannya berbeda juga dengan penelitian ini. Dalam penelitiannya disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara Return on Assets (ROA) dengan Nilai Tambah Ekonomis dalam mengukur kinerja keuangan perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. Dalam penelitiannya, Dina (2010), hanya menggunakan rasio profitabilitas ROA. Maka agar penelitian lebih akurat, maka Peneliti tertarik menambah rasio ROE, karena rasio ini juga bertujuan sebagai alat penilaian bagi investor dan kreditor dalam memberikan modalnya dalam perusahaan.

Hasil penelitian Mustika Avera Limbong (2010), juga berbeda dengan penelitian ini. Penelitiannya menyimpulkan bahwa terdapat hubungan yang positif antara Economic Value Added (EVA) , Return on Assets (ROA) dan Return on

Equity ( ROE) dengan harga saham. Hubungan EVA dengan Harga saham tidak


(67)

BAB V

KESIMPULAN,KETERBATASAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Setelah menganalisis dan melakukan pembahasan dalam penelitian ini, maka penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Penelitian ini memberikan hasil bahwa terdapat hubungan yang negatif dan tidak signifikan antara Return on Assets (ROA) dengan Nilai Tambah Ekonomis dalam mengukur kinerja keuangan perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di BEI.

2. Penelitian ini juga memberikan hasil seberapa kuat tingkat hubungan antara Rasio Profitabilitas yaitu Return on Assets (ROA) dan Return on Equity

(ROE) dengan Nilai Tambah Ekonomis dalam mengukur kinerja keuangan

perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di BEI. Adapun tingkat hubungan antara Return on Assets (ROA) dengan Nilai Tambah Ekonomis, menunjukkan hubungan dengan tingkat yang sangat rendah. Demikian juga dengan tingkat hubungan antara Rasio Return on Equity (ROE) dengan Nilai Tambah Ekonomis juga merupakan tingkat hubungan yang sangat rendah dalam mengukur kinerja keuangan perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).


(68)

B. Keterbatasan Penelitian

Adapun keterbatasan dalam penelitian ini yaitu mencakup :

1. Rentang waktu dalam penelitian ini hanya 5 tahun yaitu tahun 2005 sampai 2009.

2. Pada penelitian ini, yang menjadi sampel penelitian yang diteliti hanya terbatas pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

3. Penelitian ini hanya meneliti hubungan antara tiga variabel yaitu Return on

Asset (ROA), Return on Equity (ROE), dan Nilai Tambah Ekonomis. Hal

tersebut masih kurang, mengingat rasio profitabiitas masih terdiri dari banyak rasio seperti Gross Profit Margin (GPM), Net Profit Margin (NPM) dan lain-lain.

C. Saran

Saran yang dikemukakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Sebaiknya penelitian dilakukan dengan menambah variabelnya. Karena dalam penelitian ini rasio profitabilitas yang digunakan hanya Return on

Asset (ROA) dan Return on Equity (ROE). Sarannya adalah dengan

menambah rasio lain seperti Gross Profit margin (GPM), Operated Profit

Margin (OPM), Net Profit Margin (NPM) dan masih banyak rasio


(1)

3. Capital Charges

Perhitungan Capital Charges (dalam rupiah)

KODE

Tahun 2005 Tahun 2006 Tahun 2007 Tahun 2008 Tahun 2009

AQUA 64349873753

48853686588 65912835099 82336933380 95913000000

AISA 9718042934

13111015719 31549094775 58473625078 91613590159

DLTA 56405259000

43284214000 47330712000 83754358000 126504000000

FAST 41338980535

68998821648 102574000000 125353000000 182141000000

INDF 681219000000

1027190000000 1313030000000 1689640000000 3024480000000

MYOR 71051247043

118953000000 152859000000 266866000000 432469000000

MLBI 87014000000

73581000000 84385000000 222307000000 340458000000

STTP 10636507502

14426010016 15594767180 4816495973 41072367353

SMART 337881000000

672842000000 1010210000000 1073660000000 848750000000

ULTJ 20511409121

21121032203 53340448176 315237000000 73062071694

Sumber : Olahan Penulis (2011)


(2)

4.WACC (Weight Average Cost of Capital)

Daftar perhitungan WACC (dalam %)

KODE

Tahun 2005

Tahun 2006

Tahun 2007

Tahun 2008 Tahun 2009

AQUA

0.158762 0.109237 0.129937 0.141575 0.146005

AISA

0.055082 0.066147 0.129497 0.091227 0.095189

DLTA

0.138911 0.098803 0.103245 0.161138 0.214331

FAST

0.180832 0.238918 0.271569 0.259366 0.284436

INDF

0.075768 0.333996 0.121776 0.107128 0.145875

MYOR

0.060558 0.096834 0.127724 0.13393 0.189696

MLBI

0.381788 0.370758 0.426784 0.645907 3.235954

STTP

0.032369 0.042055 0.043485 0.013253 0.101536

SMART

0.145045 0.21628 0.263624 0.212688 0.142498

ULTJ

0.020716 0.023865 0.048261 0.246568 0.054958 Sumber : Olahan Penulis (2011)


(3)

4. Perhitungan Nilai Tambah Ekonomis (NITAMI) Tabel Nilai Tambah Ekonomis (NITAMI)

(dalam Rp.)

N

O Kode

Perusahaa an

NILAI TAMBAH EKONOMIS (Rp)

2005 2006 2007 2008 2009

1 AQUA

-13.597.593.1 43 -1.559.705.95 8 -3.575.064.882

-15.392.870.926

-4.318.200.00 0

2 AISA

9.284.175.91 0

5.991.551.69 2

2.518.867.442 20.609.771.604

-15.676.228.0

82

3 DLTA

-5.000.820.60 0 -7.107.047.10 0 -4.902.382.700

-13.727.209.900

-10.851.373.5 20

4 FAST

-4.464.380.53

5

-6088745048

-8.961.610.610 -26.864.144.896

-20.045.431.1 90

5 INDF 482.528.584.

000 355.807.631. 000 700.482.482.0 00 1.349.389.782.0 00 578.550.227. 200

6 MYOR

-5.576.410.67

9

680.328.467 14.240.202.49 7

-25.071.459.148

9.026.308.15 9

7 MLBI

1.757.200.00 0

18.194.600.0

00 8.822.100.000

-21.906.800.000 29.178.480.0 00

8 STTP

3.942.157.49 3 -4.069.722.77 3.408.362.673 15.602.041.998 -12.484.286.8


(4)

2 81

9 SMART

-40.402.508.6

57

-240.882.308.

634

154.063.069.0 84

424.700.648.91 5

7.150.597.97 2.394

10 ULTJ

22.280.801.8 02

25.132.764.9 57

-1.721.358.062

-268.329.022.13

4

18.341.527.0 27


(5)

Lampiran iii Output SPSS

Tabel hubungan antara Return on Asset (ROA) dengan Nilai Tambah Ekonomis (NITAMI)

Correlations

Return on Asset Nilai Tambah Ekonomis Return on

Asset

Pearson Correlation 1 -.083(**)

Sig. (2-tailed) .568

N 50 50

Nilai Tambah Ekonomis

Pearson Correlation -.083(**) 1

Sig. (2-tailed) .568

N 50 50

**Correlation is significant at the 0,05 level (2-tailed). Sumber : Hasil Penelitian, 2011 (Data diolah)


(6)

Hubungan antara Return on Equity (ROE) dengan Nilai Tambah Ekonomis

Hubungan antara ROE dengan Nilai Tambah Ekonomis Correlations

Return on Equity

Nilai Tambah Ekonomis Return

on Equity

Pearson Correlation 1 -.031 (**)

Sig. (2-tailed) .829

N 50 50

Nilai Tambah Ekono mis

Pearson Correlation -.031(**) 1

Sig. (2-tailed) .829

N 50 50